Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENGOLAHAN LIMBAH CABE

DOSEN PENGAMPU: Dr. Mohammad Wijaya, M.Si


DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1. Mirnawati

2. Nur Mukhlisa

3. Nur Rahma Yusuf

4. Nurul Fahmi Zulkarnain

5. Putri Ramadhani

6. Syarifah Fatimah

7. Wirayuda

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alla SWT. berkat rahmat dan

hidayah-Nya lah penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini

dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengelolaann limbah.

Penulis mengucapkan terimasih kepada pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian makalah ini.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, 25 September 2022

Kelompok 1
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah Cabe

B. Penanganan Limbah Cabe

C. Pemanfaatan Limbah Cabe

D. Cara Pengolahan Limbah Cabe

E. Jenis-Jenis Pengolahan Limbah Cabe

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman cabai (Capsium sp.) merupakan salah satu komoditas

holikultura yang digemari masyarakat. Salah satu spesies cabei yang

banyak dibudayakan adalah cabai merah (Capsium annuum var. Longum).

Selain dapat dikonsumsi segar, cabai dapat dikonsumsi kering sebagai

bumbu masakandan juga sebagai bahan baku industri. Rubatzky (1997)

menyatakan bahwa cabai juga digunakan dalam industry pangan, pakan

unggas, dan farmasi. Bosland (2000) melaporkan bahwa cabai

mengandung zat-zat gizi antara lain protein,lemak, karbohidrat, kalsium,

fosfor, besi, vitamin (A, C, dan B1), dan senyawa alkaloid seperti

capsaicin, flavonoid, dan minyak esensial.

Cabai merah (Capsicum annuum var. Longum) merupakan salah

satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di

Indonesia, karena buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak

juga mempunyai kapasitasmenaikkan pendapatan petani, sebagai bahan

baku industri, memiliki peluangekspor, membuka kesempatan bekerja,

serta mengandung vitamin C. Cabaidigunakan untuk keperluan rumah

tangga dan bahan baku industri obat-obatan.Kandungan vitamin C pada

buah cabai cukup tinggi. Hal ini merupakan suatuindikator bahwa cabai

dapat dikategorikan sebagai komoditas komersial dan potensial untuk

dikembangkan.
Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi

kesehatanmanusia. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung

antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal

bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai

juga mengandung Lasparaginasedan Capsaicin yang berperan sebagai zat

anti kanker (Kilham 2006; Bano &Sivaramakrishnan 1980). Tanaman

cabai banyak mengandungvitamin Adanvitamin Cserta mengandung

minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan

kehangatan (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran

yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memilikiharga

jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah

satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan

penyakitkanker.

Manajemen produksi adalah perencanaan dan pelaksanaan sistem

produksi barang secara terjadwal, menyesuaikan dengan irama kebutuhan

konsumen.Penerapan manajemen produksi cabai berarti menginventarisasi

kebutuhan pasar cabai di kota-kota besar seluruh Indonesia, untuk

disesuaikan (matching up)dengan jadwal dan luas tanam cabai di sentra

produksi. Kebutuhan cabai nasionaldalam satu tahun, sudah kita ketahui

sekitar 800.000 kg. Dari kebutuhan setahundibagi 12 memperoleh 66.000

ton, menjadi kebutuhan cabai sebulan secara nasional.

Kebutuhan cabai sebulan tersebut dirinci manjadi kebutuhan setiap

wilayahkota besar utama yang berpenduduk di atas satu juta orang, atau
disebut sebagaiwilayah konsumen. Angka yang diperoleh adalah

kebutuhan cabai setiap wilayah konsumen per bulan yang perlu dipasok

dari sentra produksi cabai terdekat. Sentra produksi cabai di seluruh

Indonesia sudah kita ketahui, berarti luas tanam dan produksi cabai yang

diperlukan per bulan dapat kita hitung.

Tanaman cabai dapat dipanen pada bulan ke tiga dan bulan ke

empat, produktivitasnya mencapai 4-8 ton/ha, atau rata-rata 6 ton/ha. Dari

jumlahkebutuhan cabai satu wilayah konsumen, berapa ton sebulan, dibagi

dengan 6,memperoleh luasan tanaman cabai yang diperlukan di wilayah

produsen pemasok pada periode satu bulan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan limbah cabe?

2. Bagaimana cara penanganan limbah cabe?

3. Bagaimana cara pemanfaatan limbah?

4. Bagaimana cara pengolahan limbah cabe?

5. Apa saja jenis-jenis pengelolaan limbah cabe?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan limbah cabe

2. Untuk mengetahui bagaimana cara penanganan limbah cabe

3. Untuk mengetahui bagaiamana cara pengolahan limbah cabe

4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis pengelolaan limbah cabe


BAB II

PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai