Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KETELADANAN NABI DALAM BERBISNIS

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pengantar Bisnis
Islam

Dosen Pengampu : Siti Alfiyah, S.E.I,M.E

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Ainun Nurul Uzamah (224105010028)


2. Intan Ainur Rohmah (224105010006)
3. M. Alfan Ikhwanus S. (224105010040)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ

2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah Swt. Karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul
“Keteladanan Nabi Dalam Berbisnis” ini dengan baik meskipun kekurangan didalamnya.

Shalawat serta salam tidak selalu kita haturkan kepada junjungan nabi besar kita, Nabi
Muhammad SAW. Yang telah menyampaikan pertunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pertunjuk yang paling benar yakni Syariah Agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Alfiyah, S.E.I,M.E selaku dosen
bidang studi Pengantar Bisnis Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Selanjutnya dengan rendah hati kami menerima kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat lebih baik. Karena kami sangat menyadari, bahwa
makalah yang telah kami buat ini masih ada beberapa kekurangan.

Jember, 22 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 5

2.1 Perjalanan Nabi Dalam Mengikuti Kafilah Bisnis.................................................. 5


2.2 Bagaimana Kegiatan Bisnis Dalam ........................................................................ 6
2.3 Seperti Apa Konsep Bisnis Nabi ............................................................................ 7

BAB III PENUTUP............................................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 9
3.2 Saran........................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bekerja merupakan ibadah, dan pekerjaan yang baik adalah dengan tangan sendiri
yang baik dan halal. Kebanyakan para nabi, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
adalah dengan cara bekerja sebagai petani, pedagang dan tukang. Makalah ini
membahas keteladanan Nabi Muhammad dalam berbisnis. Nabi Muhammad akan
menjadi contoh yang baik apabila umatnya selalu memohon rahmat dari Allah, yakin
akan datangnya hari akhir dan banyak berzikir, jika ketiga hal ini tidak dapat dijangkau,
maka keteladanan Nabi Muhammad tersebut hanya dengan pengetahuan saja tidak
dapat dicontoh dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, sifat-sifat Nabi Muhammad
yang diketahui adalah sifatnya yang jujur, amanah, fathonah dan tabligh. Dalam
melakukan bisnis, beberapa prinsip yang harus dijalankan, seperti mencari bisnis yang
halal dan toyyiba, saling ridha, tidak merusak, menjaga kelestarian, adil dan membayar
zakat dan memberika shodaqoh. Dalam mencapai kesuksesan bisnis atau usaha atau
bekerja, Nabi Muhammad walaupun tanpa modal memulainya dari tahap belajar,
menjadi buruh, menjadi bawahan, menjadi manajer dan menjadi komisaris. produk
Nabi Muhammad dalam menjalanka perdagangan, karena Nabi Muhammad membuat
suatu strategi yang berbeda dengan para pedagang lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Perjalanan Nabi Dalam Mengikuti Kafilah Bisnis?
2. Bagaimana Kegiatan Bisnis Di Zaman Nabi?
3. Seperti Apa Konsep Bisnis Nabi?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui Perjalanan Nabi Mengikuti Kafilah Bisnis
2. Mengetahui Kegiatan Bisnis Dizaman Nabi
3. Memahami Konsep Dalam Bisnis Nabi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perjalanan Nabi Dalam Mengikuti Kafilah Bisnis

Nabi Muhammad SAW memulai karir perdagangannya pada usia 12 tahun dan
mendirikan perusahaan sendiri pada usia 17 tahun. Pekerjaannya sebagai pedagang
berlanjut hingga ia mendapat wahyu (sekitar 37 tahun). Fakta ini menegaskan bahwa
Nabi Muhammad menjalankan bisnis selama sekitar 25 tahun lebih lama dari periode
kerasulannya yang berlangsung sekitar 23 tahun.1 Ketika berusia 12 tahun, Nabi
Muhammad melihat pamannya berbisnis di Syam. Awalnya, Abu Thalib tidak berniat
membawanya, karena padang pasir yang luas membuat sangat sulit untuk melintasi
medan tersebut. Namun, Nabi Kecil Muhammad sangat ingin berpartisipasi sehingga dia
terpaksa menuruti permintaan tersebut. Keinginan kuat Nabi Muhammad untuk
berpartisipasi dalam ekspedisi perdagangan menunjukkan bahwa ia ingin mengubah
nasibnya, memperbaiki situasinya, dan membuat pamannya tidak kesulitan.

Dalam perjalanannya dari Mekkah ke Syiria, ia belajar banyak tentang dunia


perdagangan. Dengan penuh minat ia membuat pusat-pusat perdagangan penting, jam
kemacetan di berbagai tempat, kafilah dan suku yang memenuhi pasar, harga beli
komoditi dan komoditi penting di masing-masing pusat perdagangan, dan harga jual di
pusat-pusat perdagangan lainnya. . Selain itu, ia mempelajari berbagai bentuk transaksi
perdagangan, bagaimana memasarkan dan mengirimkan produk, dan bagaimana
membangun hubungan yang sukses dengan pelanggan.

Pada usia 17 tahun, ia menemani saudara laki-laki Abi Thalib, Zubair, dalam
perjalanan dagang ke Yaman dan memulai bisnisnya sendiri. Dia melanjutkan bisnisnya
sampai dia menerima wahyu (sekitar usia 37). Nabi Muhammad (SAW) membeli
barang-barang di pasar dan menjualnya kepada orang-orang. Saat itu dia sudah menjadi
ekonom. Dalam perkembangan selanjutnya, ketika pemilik ibu kota Mekkah
mempercayakan pengelolaan transaksi kepada Muhammad, ia menjadi manajer investasi.

1
Muhammad Syafi‘i Antonio, Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager (Jakarta: proLM Center dan
Tazkia Publishing, 2010), 10-12.

5
Ketika Nabi Muhammad menikahi Khadijah pada usia 25 tahun, Nabi
Muhammad melanjutkan bisnisnya sebagai mitra bisnis Khadijah. Oleh karena itu, ia
termasuk sebagai pengusaha. Afzalurrahman menyatakan bahwa Nabi Muhammad
melanjutkan bisnisnya setelah menikah. Pada saat itu, ia bertindak sebagai mitra dalam
bisnis istrinya. Nabi Muhammad (saw) melakukan perjalanan ke berbagai pusat
komersial di negaranya dan negara tetangga. Ada beberapa catatan sejarah perjalanan
bisnis atau bisnis yang dilakukan Nabi Muhammad setelah menikah. Namun, lanjut
Afzalurrahman, ada catatan hubungan bisnisnya dengan berbagai individu. Ini adalah
bukti bahwa mereka aktif di bidang komersial bahkan setelah menikah. 2Sebelum
menikah, Nabi Muhammad adalah manajer proyek Khadijah. Setelah menikah, ia
menjadi pemilik bersama dan kepala agen komersial di Khadijah.33

2.2 Bagaimana Kegiatan Bisnis Di Zaman Nabi

Muhadith Abdul Razak dan lain-lain melaporkan reputasi Nabi Muhammad di


dunia bisnis. Saat beranjak dewasa ia memilih berdagang sebagai
pedagang/wirausahawan. Ketika dia tidak punya modal, dia menjadi manajer
perdagangan untuk seorang investor (Shohibur Maru) berdasarkan bagi hasil. Khadijah,
seorang investor besar Mekah, telah menunjuknya sebagai manajer pusat perdagangan
Habshah di Yaman. Keterampilan kewirausahaannya telah menghasilkan keuntungan
besar bagi ia dan investornya, dan tidak ada perusahaan tempat ia berdagang kehilangan
uang. Ia juga memimpin empat ekspedisi perdagangan untuk Khadijah ke Suriah, Jorash
dan Bahrain di Semenanjung Arab timur.

Menurut sumber sejarah, ketika Nabi masih muda ia sering disebut sebagai al-Amin atau
Ash Siddiq, dan ketika berusia 12 tahun, ia mengikuti pamannya beraksi di Suriah.

Nabi Muhammad bergerak di bidang kewirausahaan (perdagangan) selama lebih dari 20


tahun dan dikenal di kota-kota perdagangan Yaman, Suriah, Basra, Irak, Yordania dan
Jazirah Arab. Namun, deskripsi rinci tentang pengalaman dan keterampilan tradingnya
sejauh ini hanya mendapat sedikit perhatian.

Sebelum menjadi Mudarib (manajer dana) untuk aset Khadijah, ia sering


bepergian untuk bisnis, termasuk ke Suriah dan kota Busra di Yaman. Sirah Halabyah

2
Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang alih bahasa Dewi Nur Juliati, Isnan dkk (Jakarta:
Yayasan swarna bhumy, 1997), 27
3
Muhammad Syafi‘i Antonio, Muhammad SAW: The Super . . . , 21.

6
melaporkan bahwa ia sempat melakukan empat perjalanan bisnis ke Khadijah, dua ke
Abyssinia, dua ke Jorasy dan dua ke Yaman dengan Maisarah. Saya juga mengunjungi
Bahrain dan Abyssinia beberapa kali. Pelayaran dagang ke Suriah adalah yang keenam
bagi Khadijah atas namanya, termasuk satu dengan pamannya ketika dia berusia dua
belas tahun.

Di usia pertengahan tiga puluhan, seperti kebanyakan pedagang, dia sangat


terlibat dalam perdagangan. Yang pertama adalah pelayaran dagang ke Yaman, yang
kedua ke Najd dan yang ketiga ke Najran. Selain perjalanan ini, Nabi juga dilaporkan
terlibat dalam operasi perdagangan penting selama musim haji, di festival perdagangan
Uqaz dan Dul Majaz. Di musim-musim lainnya, Nabi sibuk mengurus perdagangan
grosir di pasar kota Mekkah, tetap untung dan tidak pernah rugi.4

2.3 Konsep Bisnis Nabi

Jauh sebelum Frederick W. Taylor (1856-1915) dan Henry Fayol menetapkan


prinsip-prinsip yang mengatur sebagai disiplin ilmu, Nabi Muhammad. Ia telah
menerapkan nilai-nilai bisnis dalam kehidupan dan praktik bisnisnya. Dia mengelola
proses, transaksi dan hubungan bisnis dengan semua elemen bisnis dan pihak yang
terlibat dengan sangat baik. Apa foto dia menjalankan bisnis, profesor. Seperti yang
dikatakan Afzalul Rahman dalam bukunya Muhammad A Trader:

"Muhammad bertindak dengan integritas dan keadilan dan tidak pernah memberi
alasan kepada pelanggannya untuk mengeluh. Dia selalu menepati janjinya dan
memberikan tepat waktu dengan kualitas yang disepakati di antara para pihak. Saya telah
menunjukkan tanggung jawab dan integritas yang besar dalam berurusan dengan orang-
orang dari seluruh dunia. .”

"Reputasinya sebagai pedagang yang jujur dan jujur sudah mapan sejak masa mudanya."

Berdasarkan tulisan Afzal Rahman di atas, kita tahu bahwa Nabi Muhammad
adalah seorang pedagang yang jujur dan adil dalam urusan bisnis. Dia tidak pernah
membiarkan pelanggan mengeluh. Dia sering menepati janjinya dan mengantarkan
barang pesanan tepat waktu. Dia selalu menunjukkan tanggung jawab dan kejujuran
kepada semua orang. Reputasinya sebagai trader yang jujur dan sejati sudah dikenal luas
sejak usia dini.
4
http://pengusahamuslim.com/manajemen-bisnis-rasulullah

7
Dasar-dasar etika dan tata kelola perusahaan dibenarkan secara agama setelah ia
ditahbiskan sebagai nabi. Prinsip-prinsip etika bisnis yang diwariskan semakin
dibenarkan secara ilmiah di akhir abad ke-20 atau awal abad ke-21. Prinsip-prinsip bisnis
modern seperti tujuan pelanggan dan kepuasan pelanggan, keunggulan layanan,
kompetensi, efisiensi, transparansi, dan persaingan yang sehat dan kompetitif
mencerminkan citra pribadi dan etika bisnis Muhammad Soh di masa mudanya. .

Saat itu, ia merintis perdagangan berdasarkan prinsip kejujuran, transaksi yang


adil dan kesehatan. Ia tak segan-segan mensosialisasikan dalam bentuk edukasi langsung
dan pernyataan tegas kepada para pedagang. Saat menjadi kepala negara, penegakan
hukum benar-benar ditegakkan terhadap oknum pelaku ekonomi. Dia memperkenalkan
prinsip "Facta Sur Servanda" yang kita kenal sebagai prinsip utama hukum perdata dan
kontrak. Para pihak memiliki otoritas tertinggi untuk melakukan transaksi yang
disepakati bersama. “Sesungguhnya transaksi jual beli (wajib) berdasarkan kesepakatan
bersama (ridla)…” "Tidak ada yang menimbun barang-barang ini kecuali dia pasti jahat
(dosa) !!!"

BAB III

8
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nabi Muhammad SAW memulai karir perdagangannya pada usia 12 tahun dan
mendirikan perusahaan sendiri pada usia 17 tahun. Dengan penuh minat ia membuat
pusat-pusat perdagangan penting, jam kemacetan di berbagai tempat, kafilah dan suku
yang memenuhi pasar, harga beli komoditi dan komoditi penting di masing-masing
pusat perdagangan, dan harga jual di pusat-pusat perdagangan lainnya. Selain itu, ia
mempelajari berbagai bentuk transaksi perdagangan, bagaimana memasarkan dan
mengirimkan produk, dan bagaimana membangun hubungan yang sukses dengan
pelanggan. Ketika Nabi Muhammad menikahi Khadijah pada usia 25 tahun, Nabi
Muhammad melanjutkan bisnisnya sebagai mitra bisnis Khadijah. Muhadith Abdul
Razak dan lain-lain melaporkan reputasi Nabi Muhammad di dunia bisnis. Menurut
sumber sejarah, ketika Nabi masih muda ia sering disebut sebagai al-Amin atau Ash
Siddiq, dan ketika berusia 12 tahun, ia mengikuti pamannya beraksi di Suriah. Nabi
Muhammad bergerak di bidang kewirausahaan (perdagangan) selama lebih dari 20
tahun dan dikenal di kota-kota perdagangan Yaman, Suriah, Basra, Irak, Yordania dan
Jazirah Arab. Sebelum menjadi Mudarib (manajer dana) untuk aset Khadijah, ia
sering bepergian untuk bisnis, termasuk ke Suriah dan kota Busra di Yaman. Sirah
Halabyah melaporkan bahwa ia sempat melakukan empat perjalanan bisnis ke
Khadijah, dua ke Abyssinia, dua ke Jorasy dan dua ke Yaman dengan Maisarah. Dia
mengelola proses, transaksi dan hubungan bisnis dengan semua elemen bisnis dan
pihak yang terlibat dengan sangat baik. Seperti yang dikatakan Afzalul Rahman dalam
bukunya Muhammad A Trader: "Muhammad bertindak dengan integritas dan
keadilan dan tidak pernah memberi alasan kepada pelanggannya untuk mengeluh.
Berdasarkan tulisan Afzal Rahman di atas, kita tahu bahwa Nabi Muhammad adalah
seorang pedagang yang jujur dan adil dalam urusan bisnis. Prinsip-prinsip bisnis
modern seperti tujuan pelanggan dan kepuasan pelanggan, keunggulan layanan,
kompetensi, efisiensi, transparansi, dan persaingan yang sehat dan kompetitif
mencerminkan citra pribadi dan etika bisnis Muhammad Soh di masa mudanya.

3.2 Saran

9
Demikianlah uraian yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini. Sebagai manusia
biasa, tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari para pembaca sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah dimasa
yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami pada khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Syafi‘i Antonio, Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager
(Jakarta: proLM Center dan Tazkia Publishing, 2010), 10-12.

Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang alih bahasa Dewi Nur Juliati,
Isnan dkk (Jakarta: Yayasan swarna bhumy, 1997), 27.

Muhammad Syafi‘i Antonio, Muhammad SAW: The Super . . . , 21.

http://pengusahamuslim.com/manajemen-bisnis-rasulullah

11

Anda mungkin juga menyukai