Anthony Marsen Yogi Malau - Sosiologi Pembangunan - R8C
Anthony Marsen Yogi Malau - Sosiologi Pembangunan - R8C
(UNINDRA)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GENAP
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Selamat Mengerjakan
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
Jl. Nangka No. 58 C, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Telp. 021-7818718
Jln. Raya Tengah, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Telp. 021-87797409
Webiste: http///www.unindra.ac.id
Petunjuk:
1. Peserta Ujian mengerjakan pada template lembar jawaban yang sudah disediakan. Tidak
diperkenankan mengubah template yang sudah ada!
2. Nama file dibuat dengan format: NPM_Nama_MataKuliah_Kelas. Contoh:
20201551234_Johan Juliansyah_Perkembangan Peserta Didik_R4A
3. Kirimkan file jawaban dalam bentuk pdf tersebut ke: email dosen atau media lain yg disepakati
dosen dengan mahasiswa ybs.
NO.HP/WA : 081283362858
1. Sejarah banyak memberikan kita pengetahuan serta pengalaman. Salah satunya adalah sejarah
bagaimana perkembangan teori modernisasi. Teori modernisasi berkembang dalam tiga fase, yaitu;
2. Menurut Alex Inkeles, terdapat 9 ciri atau karakter manusia Modern sebagai berikut;
Memiliki sikap hidup untuk menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk perubahan
Memiliki keberanian untuk menyatakan pendapat atau opinimengenai lingkungannya sendiri atau
kejadian yang terjadi jauh diluar lingkungannya, serta dapat bersikap demokratis
Menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan daripada masa lalu
Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
Percaya diri
Perhitungan
Menghargai harkat hidup manusia lain
Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi
Menjunjung tinggi sikap dimana imbalan yang diterima seseorang harus sesuai dengan prestasinya
dalam masyarakat
3. Perkembangan Pendidikan Indonesia dapat dilihat baik dalam permasalahan Pendidikan di Indonesia,
sebagai berikut;
Keterbatasan Jumlah Guru Terampil
Entah disadari atau tidak, masalah pendidikan di Indonesia adanya keterbatasan jumlah guru yang
terampil. Umumnya, guru-guru terampil dan berkualitas tersebar di kawasan kota atau daerah yang
notabenenya mudah di akses. Sedangkan daerah-daerah terpinggir dan terpencil, sulit sekali mendapatkan
guru.
Memang ada banyak faktor hal ini terjadi. Dari banyak alasan, salah satunya masalah minat dari guru itu
sendiri. lebih banyak guru yang memilih lokasi yang mudah diakses dari segi transformasi dan akses untuk
mendapatkan kebutuhan pokok mudah didapatkan.
Sedangkan daerah terpencil, lagi-lagi tidak dilirik sama sekali. Mungkin ada saja guru yang terpanggil hati
untuk bertugas di daerah pelosok yang minim akses, sayangnya hanya 1:10 saja. Jumlahnya pun sangat kecil
sekali. Sehingga wajar saja jika terjadi kesenjagan tenaga guru terampil di pelosok dan di kota.
Sehingga terdapat pula kesenjangan kualitas lulusan peserta didik. Tidak heran jika regenerasi yang
tinggal di pelosok, nyari tidak terekspose atau muncul ke permukaan. Itu sebabnya, ini menjadi PR bagi
pemerintah dalam upaya pemerataan tenaga pendidik terampil di pelosok, agar terjadi pemerataan.
Namun, seburuk-buruknya sarana dan prasaran yang ada di pinggiran kota dan desa, masih ada masalah
pendidikan di Indonesia yang lebih parah. Kita tahu bahwa Indonesia Negara kepaulauan yang memiliki banyak
sekali pulau. Banyak daerah bagian yang tidak terakses seperti halnya di tempat kita tinggal saat ini.
Banyak generasi penerus yang tinggal di kepualauan, mereka tidak hanya terbatas pada sarana dan
prasarana saja, tetapi terbatas dari banyak hal. Misalnya, harus melintasi pulau seberang setiap hari agar bisa
masuk sekolah.
Hidup dengan keterbatasan koleksi buku karena tidak terakses dan tidak terjamah. Belum lagi masalah
tidak ada jaringan listrik. Sehingga mereka harus menggunakan penerang tradisional. Padahal, sekarang sudah
era globalisasi, bahkan dunia teknologi yang serba terhubung dengan dunia luar, tetapi masih ada daerah yang
belum terjamah di tanah Air kita.
Sebenarnya dari masalah sarana dan prasarana tidak memadai ini saya ceritakan sebagai pembanding
bagi pembaca. Sejelek-jeleknya prasarana yang sebagian putra-putri rasakan, selama masih ada akses listrik dan
melek bahkan bisa mengangses internet dengan bebas, itu sudah lebih baik.
Memang ada kekurangan dari pihak pemerintah dalam melaksanakan peran pendidikan, tetapi apakah
kita selamannya akan menyalahkan dan menuding? Alangkah baiknya tetap berjalan dan belajar dengan giat
meski mengalami keterbatasan. Karena keterbatasan sebenarnya bukan sebagai alasan.
4. Target dan tujuan SDGs secara eksplisit dimaksudkan untuk mencapai hasil-hasil pembangunan yang
menggambarkan adanya kemajuan dalam hal pemberantasan kemiskinan dan kelaparan, mengurangi
ketimpangan dalam dan antar negara, memperbaiki manajemen air dan energy, dan mengambil langkah urgen
untuk mengatasi perubahan iklim. Hal ini tergambar dalam 4 (empat) pilar SDGs yaitu pilar ekonomi, pilar sosial,
pilar hukum, pilar lingkungan. Secara umum, pilar, target dan tujuan SDGs juga relevan dengan tujuan
pembangunan nasional dan juga tujuan pembangunan di daerah.
Agenda Pembangunan Nasional yang dikenal dengan Nawa Cita atau 9 (sembilan) agenda prioritas
nasional memiliki kesamaan prioritas dan target pembangunan, yaitu kelompok beresiko dan menghadirkan
pambangunan bagi semua (pembangunan yang inklusif).
5. Levinson dalam Syani (1994: 54) menguraikan peran ke dalam tiga cakupan. Salah satunya dengan
mengklasifikasikan peran sebagai suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi. Dalam persfektif ini, desa dapat dilihat sebagai organisasi dimana semua elemen
memiliki peran sesuai porsi masing-masing. Artinya, dari elemen terkecil desa yakni masyarakat hingga elemen
struktural yakni pemerintah desa memiliki perannya masing-masing dalam membangun desa sebagai organisasi.
Seperti halnya tahapan yang ada dalam kebijakan publik, dalam pembangunan sendiri juga terdapat 3 (tiga)
tahapan utama yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Maka dalam penganalisisan data ini, peran
pemerintah-masyarakat akan dijelasklan ke dalam tiga bagian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembangunan.