PEMBULUH DARAH
STUDI KASUS 1
Oleh
Kelompok 3
2A
Rahtri Sephia Jayanti P17111201015
Nofa Yuliar Anjharistanti P17111201016
Lis Setya Tri Wahyuninnisa P17111201017
Anak Agung Istri O.D P17111201018
Della Amanda Merlyana P17111201019
Aliyah Nabilah Setya F P17111201070
Novi Ramadhanif Abdul H P17111201021
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik adalah kelainan struktur dan fungsi
jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di sekat
jantung sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan, kelainan salah satu katup jantung dan
penyempitan alur keluar ventrikel atau pembuluh darah besar tanpa adanya lubang di sekat
jantung. Masing-masing mempunyai spektrum presentasi klinis yang bervariasi dari ringan
sampai berat tergantung pada jenis dan beratnya kelainan serta tahanan vaskuler paru. Ada 2
kelompok besar PJB non sianotik; yaitu (1) PJB non sianotik dengan lesi atau lubang di
jantung sehingga terdapat aliran pirau dari kiri ke kanan, misalnya ventricular septal defect
(VSD), atrial septal defect (ASD) dan patent ductus arteriosus (PDA), dan (2) PJB non
sianotik dengan lesi obstruktif di jantung bagian kiri atau kanan tanpa aliran pirau melalui
sekat di jantung, misalnya aortic stenosis (AS), coarctatio aorta (CoA) dan pulmonary
stenosis (PS). (Roebiono, 2000)
Patofisiologi abses otak yang pertama yaitu terjadinya aliran darah pirau kanan ke kiri
sehingga bakteri yang berkolonisasi di jalan nafas dapat melewati jalur bypass komponen
fagositik alami dari sirkulasi paru kemudian memasuki sirkulasi serebral tanpa filter. Kedua,
penurunan oksigenasi arteri dapat menyebabkan polisitemia kompensasi yang menyebabkan
hipoksia jaringan dan iskemia yang bersamaan dengan peningkatan viskositas darah dapat
mempermudah pertumbuhan bakteri.1,3,4 Persentase klinis yang paling umum adalah demam
(90%), sakit kepala (85%) dan muntah (80%), kejang (30%) lebih jarang. Trias abses otak
yaitu sakit kepala, demam dan gejala neurologis hanya terjadi 15% dari kasus yang
dilaporkan.
Gejala penyakit jantung dapat muncul pertama kali karena perubahan hemodinamik
selama kehamilan, sebaliknya gejala pusing, sesak napas, edema perifer, bahkan sinkop
sering terjadi pada kehamilan normal. Oleh sebab itu, diperlukan pengetahuan komprehensif
mengenai PJB serta perubahan hemodinamik karena kehamilan (Elsevier Inc, 2012).
Kesadaran remaja tentang faktor risiko penyakit jantung juga rendah. Menurut teori
pada tahun 2018 faktor risiko penyakit jantung antara lain disebabkan karena merokok, diet,
sedikit melakukan aktivitas fisik, kolesterol tinggi, obesitas dan hipertensi (J Herb Med,
2020). Yang mengkhawatirkan, 20% - 40% wanita berusia 18 - 39 tahun menderita
hipertensi, hiperkolesterolemia dan diabetes tidak menyadari kondisinya. Hanya 10% dari
wanita muda ini yang mengidentifikasi penyakit jantung sebagai penyebab utama kematian
pada wanita dan hampir setengah (40,8%) percaya bahwa penyebab utama kematian adalah
kanker (J Pediatr Nurs, 2020)
BAB II
PEMBAHASAN
STUDI KASUS 1
Ny.S, 60 tahun, dengan LLA 28 cm, ULNA 24 cm merupakan seorang petani dengan
pendidikan terakhir SD. Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan tangan dan kaki kiri tidak
bisa digerakkan serta badan terasa lemas. Diagnosa medis yaitu CVA Hemiparesis Sinistra +
Hipertensi. Hasil pemeriksaan laboratorium (01/03/2021) menunjukkan nilai Hb = 16,5
g/dL, Leukosit = 13,51 103/µL, Trombosit = 487 103/µL , Hematokrit = 48,2%, Eritrosit =
5,76 106/µL, SGOT = 11 U/L, SGPT = 14 U/L, BUN = 14 mg/dL, Creatinin = 1,08 mg/dL,
Na darah = 138 mmol/L, K darah = 4,22 mol/L, Sedangkan pemeriksaan fisik klinis
menunjukkan Tekanan Darah = 148/88 mmHg: nadi 84x/menit; RR = 20x/menit, suhu 36oC,
tangan dan kaki kiri tidak bisa digerakkan dan badan terasa lemas. Kebiasaan makan pasien
sebagai berikut; frekuensi makan 3x makan utama/hari, makanan pokok yang sering
dikonsumsi adalah nasi 3x sehari, mengonsumi lauk hewani, tahu dan tempe, suka
mengonsumsi sayur dan buah serta suka mengonsumsi jeroan. Cara pengolahan makanan
dengan digoreng, direbus, ditumis dan dikukus. Pasien tidak memiliki alergi makanan. Hasil
recall 24 jam pasien adalah Energi 1569,6 kkal (93,2%), Protein = 56,9 gram (106,16%),
Lemak = 35,3 gram (94,39%), dan Karbohidrat = 258,8 gram (91,38%). Pasien biasa jalan
kaki setiap pagi dan belum pernah mendapat edukasi gizi sebelumnya. Buatlah asuhan gizi
terstandar untuk Pasien tersebut. Lengkapi dengan leaflet dan perencanaan menu jika pasien
sudah diperbolehkan pulang.
FORM NUTRITIONAL CARE PROCESS
Nama Pasien : Ny. S Diagnosis Medis : CVA Hemiparesis Sinistra +
Hipertensi
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
ASSESMENT Monitoring dan
Diagnosis Gizi Intervensi Gizi
Data Dasar Identifikasi Masalah Evaluasi
1. Antropometri (AD) 1. Antropometri (AD)
- LLA 28 cm = 54,8 kg Pemantauan dan
Rumus estimasi BB pengukuran TB,BB
menurut LLA serta evaluasi status gizi
(Formula Gibson, agar tetap
2005) mempertahankan status
- ULNA 24 cm = 148 gizi normal.
cm Metode : Pengukuran
(Anupriya A & antropometri.
Kalpana R, 2016) Waktu : Sebelum KRS
- IMT = 25 (Normal)
2. Biokimia (BD) - BD-1.10.1 NC-2.2 Perubahan nilai-nilai RC- 1 Kolaborasi dengan 2. Biokimia (BD)
- Hemoglobin = 16,5 Hemoglobin tidak laboratorium terkait gizi dokter serta tenaga Pemantauan secara
g/dL (N = 11,4 -15,1 normal / tinggi berkaitan dengan kondisi kesehatan lainnya dalam berkala hasil
g/dL) - BD-1.10.2 Hematokri medis pasien yang mengalami memantau pemberian obat- pemeriksaan
- Leukosit = 13,51 tidak normal / tinggi CVA Hemiparesis Sinistra + obatan serta terapi medis laboratorium terkait
103/µL (N = 4000 - - BD-1.10.4 Folat sel Hipertensi yang ditandai lainnya terkait penyakit nilai-nilai biokimia.
11000/cmm) darah merah tidak dengan hasil pemeriksaan CVA Hemiparesis Sinistra Metode: Pemeriksaan
- Trombosit = 487 normal / tinggi laboratorium berupa Hb ↑, + Hipertensi serta laboratorium sesuai
103/µL (N = 150000 – - BD-1.11.50 Hematokrit ↑, Eritrosit ↑, memantau perkembangan ketentuan rumah sakit
450000/cmm) Creatinine kinase tidak Creatinine kinase ↓ serta terkait perubahan keluhan setempat oleh tenaga
- Hematokrit = 48,2% normal / rendah pemeriksaan fisik klinis dari segi fisik klinis dan ahli.
(N = 38-46%) berupa tekanan darah ↑, tetap merujuk pada asuhan Waktu: Secara berkala
- Eritrosit = 5,76 106/µL pergerakan kaki dan gizi terstandar. sebelum KRS.
(N = 3000000 – pergelangan tangan mulai
6000000/cmm) menurun.
- SGOT = 11 U/L (N =
5-40 U/L)
- SGPT = 14 U/L (N =
7-56 U/L)
- BUN = 14 mg/dL (N =
6-21 mg/dL)
- Creatinin = 1,08
mg/dL (N = 1,2
mg/dL )
- Na darah = 138
mmol/L (N = 136-145
mmol/L)
- K darah = 4,22 mol/L
(N = 3,5-5,1 mmol/L)
3. Fisik Klinis (PD) - PD-1.1.21 Tanda- 3. Fisik Klinis (PD)
- Tekanan Darah = tanda vital berupa Pemantauan dan
148/88 mmHg (N = tensi darah yang tinggi pemeriksaan ada dan
120/80 mmHg) - PD-1.1.7.16 Kisaran tidak adanya keluhan
- Nadi 84x/menit (N = gerakan kaki menurun berkaitan dengan
60 – 100 x/menit) - PD-1.1.7.18 tampilan fisik serta
- RR = 20x/menit (N = Penurunan pergerakan tanda-tanda vital atau
12 – 20x/menit) pergelangan tangan klinis lainnya
- Suhu 36oC (N = 36,5 Metode: Observasi,
pengukuran dan
– 37,5oC)
wawancara
- Tangan dan kaki kiri Waktu: Setiap hari
tidak bisa digerakkan
dan badan terasa
lemas.
- Pasien biasa jalan kaki
setiap pagi.
4. Riwayat Gizi (FH) - FH-1.5.2 Suka NI-5.5.3 Pemilihan jenis-jenis ND-1 Modifikasi diet 4. Asupan Makanan
- frekuensi makan 3x mengonsumsi lemak yang tidak sesuai stroke II C serta diet rendah (FH)
makan utama/hari, makanan tinggi dengan kebutuhan berkaitan Na dengan memberikan Pemantauan asupan
makanan pokok yang kolesterol yaitu jeroan dengan belum pernah makanan utama dan makan agar mencapai
sering dikonsumsi dengan cara mendapatkan edukasi gizi makanan selingan sebanyak min, 80% dari
adalah nasi 3x sehari, pengolahan makanan ditandai dengan pasien suka 3 kali MU dan 2 kali MS kebutuhan
mengonsumi lauk dengan digoreng dan mengonsumsi makanan tinggi diberikan secara oral serta Metode : Comstock dan
hewani, tahu dan ditumis kolesterol yaitu jeroan dengan dalam bentuk makanan recall 24 jam.
tempe, suka cara pengolahan makanan biasa dengan Waktu : Setiap hari
mengonsumsi sayur dengan digoreng dan ditumis. memperhatkan kebutuhan
dan buah serta suka energi, karbohidrat, lemak,
mengonsumsi jeroan. NB-1.1 Kurangnya protein agar
Cara pengolahan pengetahuan terkait makanan mempertahankan status gizi
makanan dengan dan zat gizi berkaitan dengan normal. Pembatasan Na
digoreng, direbus, pasien belum pernah serta memenuhi asupan zat
ditumis dan dikukus. mendapatkan edukasi gizi gizi pendukung lainnya
- Tidak ada alergi ditandai dengan pasien suka seperti kalium, kalsium,
makanan mengonsumsi makanan tinggi dan magnesium untuk
- Hasil recall 24 jam kolesterol. menurunkan tekanan darah.
pasien adalah Energi
1569,6 kkal (93,2%),
Protein = 56,9 gram
(106,16%), Lemak =
35,3 gram (94,39%),
dan Karbohidrat =
258,8 gram (91,38%).
5. Riwayat Personal (CH) - Pasein belum pernah E-1 Pemberian terapi 5. Edukasi
- Pasien adalah seorang mendapatkan edukasi edukasi berkaitan dengan Peningkatan
petani dengan gizi tujuan serta prinsip dan pengetahuan serta
pendidikan terakhir syarat diet yang dijalankan motivasi pasien
upaya pemenuhan zat gizi mengenai diet yang
dan mendapat informasi tepat
SD.
mengenai pemilihan bahan Metode: Cheking
- Pasein belum pernah
makanan yang baik untuk question (min.
mendapatkan edukasi
dikonsumsi serta cara menjawab benar 80%)
gizi
pengolahan yang sesuai. Waktu: Setelah
Edukasi
Preskripsi Diet
Tujuan Diet :
1. Mempertahankan status gizi pasien tetap normal.
2. Mempertahankan asupan energi dan zat gizi lain pasein agar tetap normal.
3. Menurunkan tekanan darah dengan memperhatikan asupan Na.
Syarat dan Prinsip diet:
1. Energi diberikan sesuai kebutuhan.
2. Protein diberikan sebesar 0,8-1,5 g/kg/BBI/hr
3. Lemak diberikan 20-35% dari kebutuhan energi total.
4. Karbohidrat diberikan 60-70% dari kebutuhan energi total.
5. Kebutuhan serat sekitar 25-30 g/hr
6. Kebutuhan cairan 1500-2000 ml/hr
7. Kebutuhan Na dibatasi <2300 mg/hr
8. Menghindari makanan tinggi kolesterol (Kolesterol < 200 mg/hr)
9. Memenuhi asupan kalium, kalsium, dan magnesium.
10. Hindari pemberian makanan yang asin atau tinggi garam Na.
11. Makanan diberikan dengan porsi makan 3 kali makan utama dan 2 kali makan
selingan.
12. Makanan diberikan dalam bentuk makanan biasa.
13. Pemberian makan secara oral.
14. Diberikan Diet Stroke IIC dan diet rendah Na
Perhitungan Kebutuhan
Data Antropometri :
Nama : Ny.S
Ulna : 24 cm
LLA : 28