Anda di halaman 1dari 22

RINGKASAN CARA PENGISIAN FORMULIR PPh

MATA KULIAH PERPAJAKAN 2

KELAS B4

Oleh Kelompok 04 :

1. Ni Luh Gede Putri Wulandari (2107531010) (02)


2. Ni Putu Mayra Pradnya Dewi (2107531015) (03)
3. Ni Ni Putu Lilis Febriyanti (2107531244) (31)

Dosen Pengampu : Dr. Gerianta Wirawan Yasa, S.E., M.Si.

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2022
1. Cara mengisi formular SPT PPh Pasal 21
Bagian Header Formulir
 Masa Pajak [mm-yyyy]
mm diisi dengan bulan dan yyyy diisi dengan tahun kalender. Misalnya Masa Pajak Januari
2014, maka ditulis 01 - 2014.
 SPT Normal atau SPT Pembetulan ke ...
Isikan tanda silang (X) pada kotak yang sesuai. Selanjutnya, jika merupakan SPT Pembetulan
maka tuliskan urutan pembetulan dengan angka.
 Jumlah lembar SPT termasuk lampiran
Diisi oleh petugas.
A. Identitas Pemotong
Angka 1. Diisi dengan NPWP Pemotong.
Angka 2. Diisi dengan nama Pemotong.
Angka 3. Diisi dengan alamat Pemotong.
Angka 4. Diisi dengan nomor telepon Pemotong.
Angka 5. Diisi dengan alamat email Pemotong.
B. Objek Pajak
 Angka 1 – Angka 11
Kolom (4) : Diisi dengan jumlah penerima penghasilan.
Kolom (5) : Diisi dengan jumlah penghasilan bruto.
Kolom (6) : Diisi dengan jumlah PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang dipotong.
 Angka 4 Kolom (2): Bukan Pegawai
Bukan Pegawai adalah sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 huruf c Peraturan Dirjen Pajak
Nomor PER-31/PJ/2012 tetang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan
dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi, antara lain meliputi:
1. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan,
arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris.
2. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron,
bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama,
penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya.
3. Olahragawan.
4. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.
5. Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
6. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan system aplikasinya,
telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa kepada
suatu kepanitiaan.
7. Agen iklan.
8. Pengawas atau pengelola proyek.
9. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara.
10. Petugas penjaja barang dagangan.
11. Petugas dinas luar asuransi.
12. Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis
lainnya.
 Angka 4e Kolom (2):
Imbalan kepada bukan pegawai yang bersifat berkesinambungan adalah imbalan kepada
bukan pegawai yang dibayar atau terutang lebih dari satu kali dalam satu tahun kalender
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.
Penghitungan PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor
 Angka 12
Diisi dengan jumlah pokok PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 terutang yang terdapat dalam STP
PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26.
 Angka 13
Masa pajak : Disi tanda silang (X) pada kotak masa pajak yang sesuai.
Tahun kalender : Diisi tahun kalender dengan format penulisan yyyy.
Kolom (5) : Diisi jumlah kelebihan penyetoran PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26.
 Angka 14 : cukup jelas
 Angka 15 : cukup jelas
 Angka 16 : cukup jelas
 Angka 17 : cukup jelas
 Angka 18 : cukup jelas
mm : diisi dengan bulan
yyyy : diisi dengan tahun kalender.

2. Cara mengisi formular SPT PPh Pasal 22


Petunjuk Umum:
SPT Masa PPh Pasal 22 menggunakan format yang dapat dibaca dengan mesin scanner ,
oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
- Jika Wajib Pajak membuat sendiri formulir SPT ini, berilah tanda ■ (segi empat
hitam) di keempat sudut kertas sebagai pembatas agar dokumen dapat di-
scan.
- Kertas berukuran F4/Folio (8.5 x 13 inchi) dengan berat minimal 70 gram.
- Kertas tidak boleh dilipat atau kusut.
- Kolom Identitas:
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan komputer atau tulis tangan, semua
isian identitas harus ditulis di dalam kotak-kotak yang disediakan. Bagi Wajib
Pajak yang mengisi menggunakan mesin ketik, NPWP harus ditulis di dalam
kotak-kotak sedangkan nama dan alamat Wajib Pajak dapat ditulis dengan
mengabaikan kotak-kotak namun tidak boleh melewati batas kotak paling
kanan.
- Kolom-kolom nilai rupiah atau US dollar harus diisi tanpa nilai desimal.
Contoh : dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN
10.000.000,00)
dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125
(BUKAN 125,50)

Petunjuk Khusus:
1. Bagian Judul
- Beri tanda silang (X) pada kotak di depan baris ”SPT Normal” jika SPT yang
disampaikan merupakan SPT biasa, dan beri tanda silang (X) pada kotak di
depan baris ”SPT Pembetulan Ke- ” jika SPT yang disampaikan merupakan
SPT Pembetulan.
- Untuk SPT Pembetulan, maka pada baris: “SPT Pembetulan Ke- ” diisi dengan
angka kesekian kalinya Wajib Pajak melakukan pembetulan.
- Masa Pajak diiisi dengan Masa Pajak yang bersangkutan, dengan format penulisan
bulan/tahun.
Untuk SPT Pembetulan, Masa Pajak diisi dengan Masa Pajak dari SPT yang
dibetulkan.

2. Bagian A
Diisi dengan identitas lengkap (NPWP, nama, dan alamat) Pemungut Pajak/Wajib
Pajak.

3. Bagian B
SPT disampaikan oleh Pemungut Pajak atas transaksi-transaksi yang terutang PPh Pasal 22
sesuai dengan ketentuan yang berlaku:

Industri/ Bendaharawan/Badan Bank Devisa/Ditjen Bea Pertamina/BU


Eksportir Tertentu Cukai Impor & Selain
Tertentu Lelang Pertamina
Penyetoran Paling lama tanggal Pada hari yang sama Sehari setelah pemungutan Sebelum Surat
10 bulan takwim dengan pelaksanaan pajak dilakukan (khusus Perintah
berikutnya pembayaran atas DJBC) Pengeluaran
penyerahan barang Barang
ditebus
Pelaporan Paling lama 20 hari a)Bendaharawan Paling Secara mingguan Paling Paling lama 20
setelah Masa Pajak lama 14 hari setelah lama 7 hari setelah batas hari setelah Masa
berakhir Masa Pajak berakhir, waktu penyetoran pajak Pajak berakhir
b) Badan Tertentu Paling berakhir (DJBC)Paling
lama 20 hari setelah lama 20 hari setelah Masa
Masa Pajak berakhir. Pajak berakhir (Bank
Devisa)
Kolom (1) Cukup jelas Cukup jelas Coret yang tidak diperlukan Cukup jelas
Kolom (2) Merupakan Kode Akun Pajak (KAP) dan Kode Jenis Setoran (KJS) yang harus diisikan pada Surat
Setoran Pajak (SSP).
Kolom (3) Diisi Jumlah Diisi Jumlah Pembelian Diisi Jumlah Nilai Impor. Diisi Jumlah
penjualan/pembel Barang, tidak termasuk (Cost, Insurance and Rupiah
ian Neto Dalam PPN/PPnBM Freight + Bea Masuk + Penjualan Migas
Negeri Pungutan Lainnya yang sesuai dengan
dikenakan berdasarkan lampiran Daftar
ketentuan perundang- SSP.
undangan pabean di bidang
impor)
Kolom (4) Diisi dengan PPh Diisi dengan PPh yang Diisi dengan jumlah PPh Diisi jumlah PPh
Pasal 22 yang dipungut Pasal 22 atas Pasal 22
dipungut sebesar : Tarif x impor yang dipungut yang dipungut
sebesar : Tarif x Pembelian tidak termasuk sebesar : Tarif x Nilai (dari lampiran
Penjualan/Pemb PPN/PPnBM Impor. Daftar SSP)
elian Bruto

Terbilang : Diisi untuk jumlah PPh

4. Bagian C
Beri tanda X dalam kotak sesuai dengan dokumen yang dilampirkan dan isi
jumlah dokumen yang dilampirkan pada kotak yang tersedia. Jika SPT
ditandatangani oleh bukan Pemungut Pajak/Wajib Pajak, maka harap
dilampirkan Surat Kuasa Khusus bermaterai cukup.

5. Bagian D
- Beri tanda (X) pada kotak yang sesuai. Pemungut Pajak/Pimpinan atau Kuasanya
wajib membubuhkan Nama Lengkap dan NPWP yang bersangkutan serta wajib
menandatangani dan membubuhkan cap perusahaan.
Tanggal diisi dengan tanggal dibuatnya SPT dengan format penulisan tanggal-
bulan-tahun.
Kotak yang harus diisi oleh petugas cukup dikosongkan saja oleh Wajib Pajak.

3. Cara Penyusunan Formulir PPh Pasal 23


Seperti yang telah kami lampirkan di tugas nomor 1, penyusunan formulir SPT PPh pasal 23
adalah sebagai sebagai berikut ;
1. Bagian Judul Beri tanda silang (X) pada kotak di depan baris ”SPT Normal” jika SPT
yang disampaikan merupakan SPT biasa, dan beri tanda silang (X) pada kotak di
depan baris ”SPT Pembetulan Ke- __” jika SPT yang disampaikan merupakan SPT
Pembetulan. Untuk SPT Pembetulan, maka pada baris: “SPT Pembetulan Ke- __ ”
diisi dengan angka kesekian kalinya Wajib Pajak melakukan pembetulan.
2. Masa Pajak diiisi dengan Masa Pajak yang bersangkutan, dengan format penulisan
bulan/tahun.
3. Untuk SPT Pembetulan, Masa Pajak diisi dengan Masa Pajak dari SPT yang
dibetulkan.
4. Bagian A, Diisi dengan identitas lengkap (NPWP, nama, dan alamat) Pemotong
Pajak/Wajib Pajak.
Bagian B
5. PPh Pasal 23 yang telah dipotong, Kolom (1): Cukup Jelas, Kolom (2): Merupakan
Kode Akun Pajak (KAP) dan Kode Jenis Setoran (KJS) yang harus diisikan pada
Surat Setoran Pajak (SSP). Kolom (3): Cukup Jelas. Kolom (4): Diisi dengan jumlah
PPh Pasal yang dipotong Terbilang: Diisi untuk jumlah PPh Pasal 23.
6. PPh Pasal 26 yang telah dipotong , Kolom (1): Cukup Jelas. , Kolom (2): Merupakan
Kode Akun Pajak (KAP) dan Kode Jenis Setoran (KJS) yang harus diisikan pada
Surat Setoran Pajak (SSP). Kolom (3): Cukup Jelas, Kolom (4): Diisi dengan
prosentase perkiraan penghasilan neto sesuai ketentuan yang berlaku dan Kolom (5):
Diisi dengan jumlah PPh Pasal yang dipotong Terbilang: Diisi untuk jumlah PPh
Pasal 26
7. Bagian C, Beri tanda X dalam kotak sesuai dengan dokumen yang dilampirkan dan isi
jumlah dokumen yang dilampirkan pada kotak yang tersedia.
8. Bagian D, Beri tanda (X) pada kotak yang sesuai. Pemotong Pajak/Pimpinan atau
Kuasanya wajib membubuhkan Nama Lengkap dan NPWP yang bersangkutan serta
wajib menandatangani dan membubuhkan cap perusahaan. Tanggal diisi dengan
tanggal dibuatnya SPT dengan format penulisan tanggal bulan-tahun. Kotak yang
harus diisi oleh petugas cukup dikosongkan saja oleh Wajib Pajak.

4. Cara Mengisi Formulir PPh Pasal 24


1. Mengisi Lampiran IV
Pada lampiran IV anda harus mengisi keterangan umum seperti 
 Tahun Pajak,
 Periode Pajak,
 Metode Penghitungan Pajak.
 NPWP
 Nama Wajib Pajak

Kemudian mengisi Bagian A s.d. C sebagai berikut:


 Informasi Harta pada Akhir Tahun
 Kewajiban / Utang pada Akhir Tahun
 Daftar Susunan Anggota Keluarga
Bagian A: Harta pada Akhir Tahun
Dalam pengisian harus mengisi harta yang dimiliki pada akhir tahun di Bagian B Lampiran
1770-IV.
Jangan lupa untuk mengisi bagian Kode Harta sesuai dengan daftar Kode Harta.
Kode Harta terdiri dari 3 digit angka dengan fungsi sebagai berikut:
 Digit pertama dimulai dengan angka 0 menggambarkan klasifikasi Harta. 
 Digit berikutnya menggambarkan kategori harta. 1 untuk Kas dan Setara Kas, 2 untuk
Piutang, 3 untuk Investasi, 4 untuk Alat Transportasi, 5 untuk Harta Bergerak
Lainnya, 6 untuk Harta Tidak Bergerak.
 Digit ketiga menerangkan tentang detail hartanya.
Misalkan Kode 011, digit pertama 0 berarti Harta, digit kedua 1 berarti Kas dan Setara Kas,
digit ketiga 1 berarti Uang Kas.
Bagian B: Kewajiban/ Utang pada Akhir Tahun
Anda harus mengisi Kewajiban/ Utang pada Akhir Tahun yang dimiliki pada akhir tahun di
Bagian B Lampiran 1770-IV.
Kodefikasi Kewajiban/ Utang mirip dengan Harta yang menggunakan 3 digit. Hanya digit
pertama menggunakan kode angka 1.
Anda harus melihat pada Daftar Kode Kewajiban/ Utang untuk menentukan kode ini dengan
tepat.
Bagian C: Daftar Susunan Anggota Keluarga
Anda harus mengisi Daftar Susunan Anggota Keluarga sesuai dengan Kartu Keluarga.

2. Mengisi Lampiran III


Isi kolom pada tahap pengisian lampiran berikutnya:
Bagian A: Penghasilan yang dikenakan Pajak Final dan/ atau bersifat final.

via Ditjen Pajak


Bagian B: Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak. Diisi jika pada Tahun 2019
Menerima Penghasilan Yang Tidak Termasuk Objek Pajak
via Ditjen Pajak
BAGIAN C : Penghasilan Istri yang dikenakan pajak secara terpisah.
3. Mengisi Lampiran II
Bagian A: Daftar Pemotongan/ Pemungutan PPh oleh Pihak Lain, PPh yang dibayar/
dipotong di luar negeri dan PPh ditanggung pemerintah.

4. Mengisi Lampiran I
Bagian A: Penghasilan Neto dalam negeri dari usaha dan/ atau pekerjaan bebas (bagi WP
yang menggunakan pembukuan)
Bagian B: Penghasilan Neto dalam negeri negeri dari usaha dan/ atau pekerjaan bebas (bagi
WP yang menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto)

Bagian C: Penghasilan Neto dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan.


Bagian D: Penghasilan Neto dalam negeri lainnya (tidak termasuk penghasilan yang
dikenakan PPh bersifat netral).

5. Mengisi Formulir Induk (Perhitungan Pajak)


Anda harus mengisi informasi data diri dan juga informasi tentang usaha dan status
perpajakan Anda.
Status Kewajiban Perpajakan Suami-Istri adalah sebagai berikut:
 KK: Normal / Penghasilan digabung 
 HB: Hidup Berpisah berdasar putusan hakim 
 PH: Perjanjian Pemisahan Harta & Penghasilan
 MT: Memilih utk menjalankan hak & kewajiban pajak sendiri (NPWP tersendiri)

Setelah itu Anda merekapitulasi informasi dari lampiran I s.d IV dengan rincian sebagai
berikut:
 Penghasilan Neto dalam negeri dari usaha dan/ atau pekerjaan bebas (Lampiran I
Bagian A dan B)
 Penghasilan Neto dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan (Lampiran I Bagian C)
 Penghasilan Neto dalam negeri lainnya (Lampiran I Bagian D)
 Penghasilan Neto Luar Negeri (Apabila Ada)
 Jumlah Penghasilan Neto (1 + 2 + 3 + 4)
 Zakat/ Sumbangan Keagamaan yang bersifat wajib
 Jumlah Penghasilan Neto setelah pengurangan zakat/ sumbangan keagamaan (5- 6)
 Kompensasi Kerugian
 Jumlah Penghasilan Neto setelah pengurangan Kompensasi Kerugian (7-8)
 Penghasilan Tidak Kena Pajak
 Penghasilan Kena Pajak (9-10)

 PPh Terutang (Tarif Pasal 17 UU PPh X Angka 11) 


 Pengembalian/ Pengurangan PPh Pasal 24 yang telah dikreditkan
 Jumlah PPh Terutang (12 + 13)
 PPh yang dipotong / dipungut oleh pihak lain, PPh yang dibayar / dipotong di luar
negeri dan PPh ditanggung pemerintah (Lampiran II Bagian A)
 Rincian PPh yang harus dibayar sendiri dan PPh yang lebih dipotong/ dipotong
 Rincian PPh yang harus dibayar sendiri
 Jumlah Kredit Pajak
 Rincian PPh Lebih/ Kurang Bayar
 Keterangan Permohonan Restitusi
  Angsuran PPh
 Lampiran-lampiran

5. Formulir PPh Final Pasal 26


a. Cara Pengisian SPT Masa PPh Pasal 26
Petunjuk Umum
Formulir SPT Masa PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 disusun dengan format yang dapat
dibaca dengan menggunakan mesin scanner, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Ukuran kertas yang digunakan F4/Folio (8.5 x 13 inch) dengan berat minimal 70 gram.
2. Kertas tidak boleh dilipat atau kusut.
3. Sebelum melakukan pengisian, silakan terlebih dahulu membaca petunjuk pengisian SPT.
4. Pengisian SPT dilakukan dengan huruf cetak/diketik dengan tinta hitam.
5. Berilah tanda “ X “ pada (kotak pilihan) yang sesuai.
6. Kolom Identitas wajib diisi oleh Pemotong atau Kuasa secara lengkap dan benar.
7. Dalam mengisi kolom-kolom yang berisi nilai rupiah, harus tanpa nilai desimal. Contoh:
 Dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN 10.000.000,00).
 Dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125
(BUKAN 125,50).

Petunjuk Khusus
Bagian Header Formulir
Masa Pajak [mm-yyyy]
mm diisi dengan bulan dan yyyy diisi dengan tahun kalender. Misalnya Masa Pajak Januari
2014, maka ditulis 01 - 2014.
SPT Normal atau SPT Pembetulan ke …
Isikan tanda silang (X) pada kotak yang sesuai. Selanjutnya, jika merupakan SPT
Pembetulan maka tuliskan urutan pembetulan dengan angka.
Jumlah lembar SPT termasuk lampiran
Diisi oleh petugas.
A. Identitas Pemotong
Angka 1. Diisi dengan NPWP Pemotong.
Angka 2. Diisi dengan nama Pemotong.
Angka 3. Diisi dengan alamat Pemotong.
Angka 4. Diisi dengan nomor telepon Pemotong.
Angka 5. Diisi dengan alamat email Pemotong.
B. Objek Pajak
Angka 1 – Angka 11
Kolom (4) : Diisi dengan jumlah penerima penghasilan.
Kolom (5) : Diisi dengan jumlah penghasilan bruto.
Kolom (6) : Diisi dengan jumlah PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang dipotong.
Angka 4 Kolom (2): Bukan Pegawai
Bukan Pegawai adalah sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 huruf c Peraturan Dirjen Pajak
Nomor PER-31/PJ/2012 tetang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan
dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi, antara lain meliputi:
1. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan,
arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris.
2. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron,
bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari,
pemahat, pelukis, dan seniman lainnya.
3. Olahragawan.
4. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.
5. Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
6. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan sistem aplikasinya,
telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu
kepanitiaan.
7. Agen iklan.
8. Pengawas atau pengelola proyek.
9. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara.
10. Petugas penjaja barang dagangan.
11. Petugas dinas luar asuransi.
12. Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis
lainnya.
Angka 4e Kolom (2):
Imbalan kepada bukan pegawai yang bersifat berkesinambungan adalah imbalan kepada
bukan pegawai yang dibayar atau terutang lebih dari satu kali dalam satu tahun kalender
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.
Penghitungan PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor
Angka 12
Diisi dengan jumlah pokok PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 terutang yang terdapat dalam
STP PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26.
Angka 13
Masa pajak : Disi tanda silang (X) pada kotak masa pajak yang sesuai.
Tahun kalender : Diisi tahun kalender dengan format penulisan yyyy.
Kolom (5) : Diisi jumlah kelebihan penyetoran PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26.
Angka 14 : cukup jelas.
Angka 15 : cukup jelas.
Angka 16 : cukup jelas.
Angka 17 : cukup jelas.
Angka 18
mm : diisi dengan bulan.
yyyy : diisi dengan tahun kalender.
Bagian Header Formulir
NPWP : Diisi dengan NPWP Pemotong.
C. Objek Pajak Final
Angka 1 – Angka 5
Kolom (4) : Diisi dengan jumlah penerima penghasilan.
Kolom (5) : Diisi dengan jumlah penghasilan bruto.
Kolom (6) : Diisi dengan jumlah PPh Pasal 21 (final) yang dipotong.
D. Lampiran
Kotak-kotak : Diisi tanda silang (X) pada kotak yang sesuai dengan jenis dokumen yang
dilampirkan.
____ Lembar : Diisi jumlah lembar dokumen yang dilampirkan.
E. Pernyataan dan Tanda Tangan
Angka 1. Disi tanda silang (X) pada kotak yang sesuai dengan pihak yang menandatangani
SPT, yaitu Pemotong/Pimpinan atau kuasa.
Angka 2. Diisi dengan NPWP yang menandatangani SPT sebagaimana dimaksud pada
angka 1.
Angka 3. Diisi dengan nama yang menandatangani SPT sebagaimana dimaksud pada angka
1.
Angka 4. Diisi dengan tanggal penandatanganan SPT, dengan format penulisan dd - mm -
yyyy.
Angka 5. Diisi dengan nama tempat penandatanganan SPT.
Angka 6. Diisi dengan tanda tangan dan cap.
6. Formulir PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
a. Cara Pengisian SPT Masa PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
Petunjuk Umum
SPT Masa PPh Final Pasal 4 Ayat (2) menggunakan format yang dapat dibaca dengan mesin
scanner, oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
 Jika Wajib Pajak membuat sendiri formulir SPT ini, berilah tanda ■ (segi empat hitam)
di keempat sudut kertas sebagai pembatas agar dokumen dapat di-scan.
 Kertas berukuran F4/Folio (8.5 x 13 inchi) dengan berat minimal 70 gram.
 Kertas tidak boleh dilipat atau kusut.
 Kolom Identitas:
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan komputer atau tulis tangan, semua isian
identitas harus ditulis di dalam kotak-kotak yang disediakan.
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan mesin ketik, NPWP harus ditulis di dalam
kotak-kotak sedangkan nama dan alamat Wajib Pajak dapat ditulis dengan
mengabaikan kotak-kotak namun tidak boleh melewati batas kotak paling kanan.
 Kolom-kolom nilai rupiah atau US dollar harus diisi tanpa nilai desimal. Contoh:
dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN 10.000.000,00)
dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125 (BUKAN
125,50)
Petunjuk Khusus
1) Bagian Judul
 Beri tanda silang (X) pada kotak di depan baris ”SPT Normal” jika SPT yang
disampaikan merupakan SPT biasa, dan beri tanda silang (X) pada kotak di depan baris
”SPT Pembetulan Ke- __” jika SPT yang disampaikan merupakan SPT Pembetulan.
 Untuk SPT Pembetulan, maka pada baris: “SPT Pembetulan Ke- __ ” diisi dengan
angka kesekian kalinya Wajib Pajak melakukan pembetulan.
 Masa Pajak diisi dengan Masa Pajak yang bersangkutan, dengan format penulisan
bulan-tahun. Untuk SPT Pembetulan, Masa Pajak diisi dengan Masa Pajak dari SPT
yang dibetulkan.
2) Bagian A
Diisi dengan identitas lengkap (NPWP, Nomor ID, Kode Identitas, nama, dan alamat)
Pemotong Pajak/Wajib Pajak.
Nomor ID diisi dengan nomor identitas
Kode Identitas diisi sesuai dengan kode jenis identitas yang dimiliki, yaitu:
1. NIK/KTP 2. SIM 3. Paspor 4. KITAS/KITAP
3) Bagian B
 Kolom (1) : Uraian, cukup jelas.
 Kolom (2) : KAP/KJS

Merupakan Kode Akun Pajak (KAP) dan Kode Jenis Setoran (KJS) yang harus diisikan pada
Surat SetoranPajak (SSP).
 Kolom (3) : Nilai Objek Pajak

Diisi dengan jumlah bruto bunga deposito/tabungan, diskonto Sertifikat Bank Indonesia, jasa
giro, transaksi penjualan saham, bunga/diskonto obligasi, hadiah undian, nilai sewa
tanah dan atau bangunan, imbalan atas jasa konstruksi.
 Kolom (4) : Tarif, cukup jelas.

Tarif atas jasa konstruksi ditulis sesuai dengan pemotongan/penyetoran yang dilakukan.
Contoh :
Jika pada Masa Pajak yang sama dilakukan pemotongan PPh atas jasa pelaksanaan konstruksi
oleh penyedia jasa dengan kualifikasi usaha kecil dan oleh penyedia jasa yang tidak
memiliki kualifikasi usaha maka kolom tarif diisi: 2 / 4.
 Kolom (5) : PPh yang dipotong/dipungut/disetor sendiri

Diisi dengan jumlah Pajak Penghasilan yang dipotong/dipungut/disetor sendiri yaitu sebesar
Nilai Objek Pajak x Tarif.
Terbilang : Diisi untuk jumlah PPh.
4) Bagian C
Beri tanda X dalam kotak sesuai dengan dokumen yang dilampirkan dan isi jumlah dokumen
yang dilampirkan pada kotak yang tersedia.
Jika SPT ditandatangani oleh bukan Pemotong Pajak/Wajib Pajak, maka harap dilampirkan
Surat Kuasa Khusus bermaterai cukup.
Lampiran Daftar Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Final Pasal 4 ayat (2) meliputi:
 Formulir I.2 : Daftar Bukti Pemotongan/Pemungutan selain atas Bunga
Deposito/Tabungan, Diskonto SBI, Jasa Giro.
 Formulir I.3 : Daftar Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Bunga Deposito/Tabungan,
Diskonto SBI, Jasa Giro.
Lampiran Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Final Pasal 4 ayat (2) meliputi:
 Formulir I.4 : Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Hadiah Undian.
 Formulir I.5 : Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Bunga Deposito/Tabungan,
Diskonto SBI, Jasa Giro.
 Formulir I.6 : Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Penghasilan dari Transaksi
Penjualan Saham yang Diperdagangakan di Bursa Efek.
 Formulir I.7 : Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Penghasilan dari Persewaan Tanah
dan/atau Bangunan.
 Formulir I.8 : Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Penghasilan dari Usaha Jasa
Konstruksi.
 Formulir I.9 : Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Bunga dan/atau Diskonto Obligasi
dan Surat Berharga Negara (SBN).
 Formulir I.10 : Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Bunga Simpanan yang Dibayarkan
oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi.
 Formulir I.11 : Bukti Pemotongan/Pemungutan atas Dividen yang Diterima atau
Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri.
 Formulir lainnya : Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Final Pasal 4 ayat (2) selain
yang disebutkan di atas.
5) Bagian D
Beri tanda (X) pada kotak yang sesuai. Pemotong Pajak/Pimpinan atau Kuasanya wajib
membubuhkan Nama Lengkap dan NPWP yang bersangkutan serta wajib
menandatangani dan membubuhkan cap perusahaan. Tanggal diisi dengan tanggal
dibuatnya SPT dengan format penulisan tanggal-bulan-tahun.
Kotak yang harus diisi oleh petugas cukup dikosongkan saja oleh Wajib Pajak.
6) Selain oleh Pemotong Pajak, SPT Masa ini juga wajib diisi dan dilaporkan oleh Wajib
Pajak yang menurut ketentuan yang berlaku wajib menyetor sendiri Pajak Penghasilan
Final Pasal 4 ayat (2) yang terutang.
7) Penyetoran dilakukan dengan menggunakan SSP ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan
Giro. Jadwal penyetoran PPh dan pelaporan SPT untuk masing-masing jenis
penghasilan adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Fitriya. (2022, Septeber 12). Cara Lapor SPT Masa PPh Unifikasi dan Contoh Form SPT
PPh 23. From klikpajak.com: https://klikpajak.id/blog/cara-lapor-spt-masa-pph-23-
26-di-e-bupot-klikpajak-lebih-mudah/
Fitriya. (2022, Februari 13). Cara Mengisi Formulir 1721 A1 pada Excel. From
klikpajak.com: https://klikpajak.id/blog/cara-mengisi-formulir-1721-a1-pada-excel/
Fitriya. (2022, Maret). Contoh Pengisian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
1770. From klikpajak.com: https://klikpajak.id/blog/contoh-pengisian-spt-tahunan-
pph-wajib-pajak-orang-pribadi-1770/
Pajak, D. J. (2013). Kementerian Keuangan Republik Indonesia. From pajak.go.id:
https://www.pajak.go.id/sites/default/files/d7//Lampiran_PER_14_PJ_2013.pdf
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013. (n.d.). Retrieved
from pajak.go.id: https://pajak.go.id/sites/default/files/2019-04/PER-
14.PJ_.2013%20tg%20Bentuk%2C%20Isi%2C%20Tata%20Cara%20Pengisian
%20dan%20Penyampaian%20SPT%20Masa%20PPh%2021%2C%2026.pdf
SPT Masa PPh_4 Ayat 2. (n.d.). Retrieved from pajak.go.id:
https://www.pajak.go.id/sites/default/files/d7//SPT%20Masa%20PPh_4%20ayat
%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai