SYAMSUDDIN.,A.Md.PK.,SKM.,M.Kes
Daftar Isi
STIKES PANAKKUKANG
PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Rumah Sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan yang bersifat preventif, kuratif maupun rehabilitatife.
Keberadaan unit rekam medis pada suatu rumah sakit sangat penting. Hal
ini karena sumber informasi yang berasal dari data rekam medis sangat berguna
sebagai landasan untuk menilai kinerja unit pelayanan medis, sehingga dapat
digunakan untuk evaluasi kinerja dan kepuasan pasien yang akan mempengaruhi
pengambilan keputusan atau penetapan kebijakan selanjutnya.
Dalam rangka memberikan pelayanan medis kepada setiap pasien wajib
dibuatkan suatu dokumen yang berisi rekaman setiap tindakan pelayanan medis
kepada pasien tersebut secara kronologis yang disebut denga Rekam Medis.
Dengan Rekam Medis pelayanan medis mempunyai bukti sah yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Standar tentang pelayanan dan operasional unit rekam medis diatur dalam
PERMENKES No. 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis, Keputusan Menteri
Kesehatan No. 312 Tahun 2020 tentang Standar Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan, Kepmenkes No. 129 Tahun 2008 tentang SPM Rumah Sakit,
Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan, PORMIKI 2008, Kep Dirjen
Yanmed 78/1991 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di RS, SE Dirjen
Yanmed HK.00.06.1.5.01160 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Formulir
Rekam Medis Dasar dan Pemusnahan Arsip Rekam Medis di Rumah Sakit
Tahun 1995.
Sebelum tahun 2009 pengelolaan rekam medis masih memanfaatkan ilmu
dan pengetahuan sebatas bagaimana pelayanan langsung kepada pasien dapat
berjalan, namun kesinambungan informasi medis belum dapat sesuai dengan
harapan. Mengingat system penomoran yang digunakan adalah system
B. Tujuan
Modul ini penting untuk dipelajari dan dikuasai karena bertujuan untuk
pemahaman tentang sejarah perkembangan rekam medis dan perubahan dalam
paradigma profesi perekam medis sangat penting sebagai dasar untuk
menumbuhkan minat, rasa memiliki dan rasa mencintai yang besar terhadap
profesi perekam medis dan manajemen informasi kesehatan.
Spanyol 25.000 – 3000 SM Lukisan di gua batu tentang amputasi jari dan
trephinasi
Indian (Peru) 10.000 SM Tengkorak berlubang akibat praktik trephinasi
Mesir 3.000 SM Hieroglyph/papyrus
Babylonia (Irak 3.000 – 2.000 SM Replika organ binatang; lempengan tanah liat dan batu
kuno) dengan tulisan berbentuk paku (cuneiform)
Cina 2.737 SM Catatan pada bambu, daun palem yang dipernis
(lacquer); model manusia dari tembaga, gading, kertas
Yunani 1.100 SM Catatan pada pahatan di kuil pengobatan dan kertas
India 500 SM Catatan pada kertas
Romawi 160 M Catatan pada kertas
Dari skema di atas tampak jelas bahwa seorang perekam medis sudah
bukan hanya sebagai pengelola berkas rekam medis saja namun ada 7 peran
penting yang menjadi dasar strategi profesional MIK dalam berkarier dan
mengembangkan diri, yaitu:
a. Manajer Informasi Kesehatan (health information manager): dalam
peran ini ia bertanggung jawab untuk memberikan arahan tentang fungsi
MIK bagi seluruh cakupan di organisasinya. Ia dapat menduduki posisi lini
ataupun staf serta bekerja sama dengan pimpinan informasi puncak
maupun dengan para pengguna sistem informasi. Kesemuanya adalah
demi kemajuan sistem, metode, penunjang aplikasi, perbaikan kualitas
data, kelancaran akses data, kerahasiaan, sekuritas dan penggunaan data.
b. Spesialis data klinis (clinical data specialist): dalam peran ini ia
bertanggung jawab terhadap fungsi manajemen data dalam berbagai
aplikasi, termasuk kode klinis, keluaran manajemen, penanganan registrasi
g. Bertindak sebagai peran kunci dalam menilai fungsi sistem RKE dan
tanggap dalam menunjang bisnis proses pelayanan di organisasi/RS
Berdasarkan hal tersebut, Ahli RMIK harus menantang diri untuk terus
mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan dan keahlian mereka untuk
mengimbangi dan berhasil dalam dunia praktek HIM virtual. karir HIM saat
M Pengetahuan
Ketrampilan klinis I IT
K
Ketrampilan
kepemimpinan
Dan manajemen
b. Data Klinis
Data klinis dapat diartikan sebagai data yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan tindakan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan dan penunjang medis terhadap pasien. Dari runtutan
"cerita" dalam lembar-lembar yang berisi data klinis inilah akan dapat
diambil informasi untuk berbagai kebutuhan, terutama yang berkaitan
langsung dengan pelayanan terhadap pasien.
Data klinis didapatkan dan segera dicatat sejak dari melihat pasien
(inspeksi), mewawancarai pasien (auto anamnesa) atau wakil/
pendampingnya (allo anamnesa), pemeriksaan fisik (secara
meraba/palpasi, mengetuk/perkusi, mendengarkan/auskultasi), dan
berbagai pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi, gizi, konsultasi
spesialis bagian lain, dan sebagainya).
Masing-masing data tersebut di atas dicatat dalam lembar-lembar
formulir yang telah tersedia. Jadi data klinis umumnya terdapat dalam
lembar formulir berikut ini.
1) Formulir anamnesis, berisi:
a) riwayat penyakit/operasi/trauma yang pernah diderita;
b) riwayat dan kondisi penyakit yang sedang dikeluhkan saat ini;
c) riwayat penyakit serupa atau yang terkait dalam keluarga.
2) Formulir pemeriksaan fisik, berisi:
b. Tujuan sekunder
1) Edukasi
(a) Mendokumentasikan pengalaman professional di bidang
kesehatan.
(b) Menyiapkan sesi pertemuan dan presentasi.
(c) Bahan pengajaran.
Dari sudut pandang yang lain, penggunaan rekam medis dapat pula
dikelompokkan berdasarkan penggunanya. Pengguna atau pemakai rekam medis
adalah pihak-pihak yang memasukkan data, memverifikasi, mengoreksi,
menganalisis atau memperoleh informasi dari rekaman tersebut, baik secara
3. Finance
Rekam medis digunakan untuk menghitung biaya pelayanan
kesehatan yang telah diberikan kepada pasien. Hal ini terutama apabila
sistem penagihan biaya pelayanannya berdasarkan item pelayanan yang
telah diberikan. Jika menggunakan sistem penagihan biaya pelayanan
berdasarkan diagnosis (seperti sistem INA- DRG) maka ketepatan
diagnosis dan keakuratan kode diagnosis sangat berpengaruh terhadap nilai
klaim pembiayaan yang diajukan.
4. Research
Banyak penelitian, baik bidang medis maupun non-medis, yang
dilakukan dengan menggunakan rekam medis sebagai sumber datanya.
Dalam hal penggunaan informasi dalam rekam medis untuk penelitian
tetap harus memperhatikan etika dan peraturan perundangan yang berlaku.
Konsep dan proses penggunaan informasi dalam rekam medis untuk
penelitian akan dibahas lebih lanjut pada bab III "Pengelolaan Rekam
Medis" dalam subbab "Kerahasiaan & Keamanan Rekam Medis".
5. Education
Dalam proses pendidikan tenaga kesehatan, baik kelompok
tenaga medis; paramedis; penunjang medis; keteknisian medis; maupun
keterapian fisik, banyak digunakan informasi dalam rekam medis sebagai
bahan pendidikan. Penggunaan informasi dalam rekam medis untuk
pendidikan harus memperhatikan etika dan peraturan perundangan yang
berlaku.
C. Standar Profesi
Perkembangan teknologi informasi dalam era globalisasi menuntut semua
bidang untuk menghadapi perubahan tersebut secara menyeluruh dan
berkesinambungan. Sejalan dengan itu, bidang kesehatan harus mempersiapkan
diri dalam meningkatkan kualitas tenaga kesehatan yang mampu bersaing secara
global.
Tenaga kesehatan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat. Penyelenggaraan
upaya pelayanan kesehatan harus dilakukan secara bertanggung jawab, memiliki
etik dan moral yang tinggi, keahlian, dan kewenangan yang terus menerus
ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. Ketentuan
lainnya sesuai Pasal 44 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik wajib
memiliki Surat Tanda Registrasi (STR), dan Pasal 46 Ayat (1) setiap tenaga yang
menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib memiliki izin. Pasal 58
Ayat (1) menyebutkan bahwa tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik wajib
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan profesi, standar prosedur operasional dan etika profesi serta kebutuhan
kesehatan penerima pelayanan kesehatan. Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan merupakan tenaga kesehatan yang wajib ada dalam penyelenggaraan
KOMPONEN KOMPETENSI
1. Area Profesionalisme yang Luhur, Etika dan Legal
D. Organisasi Profesi
Dalam UU No. 36 Tahun 2014 tentang tenaga Kesehatan menyatakan bahwa
Tenaga Kesehatan harus membentuk Organisasi Profesi sebagai wadah untuk
meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan keterampilan,
martabat, dan etika profesi Tenaga Kesehatan.
1. IFHRO (Internasional Federation Of Health Records Organizations)
IFHRO didirikan pada tanggal 29 Mei 1968 di Stockholm, Swedia -
Ini adalah 16 tahun, 5 kongres internasional, banyak ribuan surat dan banyak
kerja keras setelah Ide pertama kali dibahas selama internasional pertama
pertemuan di London pada tahun 1952. (Sejarah IFHRO, P.J. Watson).
Federasi ini didirikan sebagai forum untuk nasional organisasi
berkomitmen untuk perbaikan dalam penggunaan catatan kesehatan di negara
mereka, dan untuk mendukung nasional asosiasi dan catatan kesehatan
profesional untuk melaksanakan dan meningkatkan catatan kesehatan dan
sistem yang mendukung mereka
a. Tujuan IFHRO.
1) Untuk Mempromosikan kegunaan rekam kesehatan di semua negara
2) Memajukan perkembangan dan pemakaian standar rekam kesehatan
internasional.
3) Menukar informasi tentang persyaratan edukasi rekam kesehatan dan
program pelatihan
4) Memberikan kesempatan berkomunikasi antara praktisi yang bekerja
dalam bidang rekam medis kesehatan (MIK)
b. Visi PORMIKI
Visi PORMIKI saat ini sebagaimana ditetapkan dalam kongres ke-
4 di Bali tahun 2003 yaitu "Manajemen Informasi Kesehatan yang Handal
di Indonesia"
c. Misi PORMIKI
1) Pengembangan Profesi
2) Peningkatan Kualitas Pelayanan Manajemen Informasi Kesehatan
3) Pengembangan IPTEK bidang Manajemen Informasi Kesehatan
4) Peningkatan Kesejahteraan anggota
d. Perkembangan Organisasi
PORMIKI telah menyelenggarakan Kongres sebagai berikut:
Kongres I : Tahun 1992 di Jakarta
e. Keanggotaan