Disusun Oleh:
10819006
Dosen Pengampu:
i
PRODI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
KEDIRI
2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai materi perkembangan rekam medis rumah sakit. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang di harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan................................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II Pembahasan................................................................................................................................3
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
bagimana sejarah dan perkembangan rekam medis dari masa ke masa yang selama ini terjadi.
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas perkuliahan Manajemen
Rekam Medik Rumah Sakit, sehingga penulis dan pembaca dapat mengetahui segala hal
mengenai sejarah dan perkembangan rekam medis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Aesculapius
Dianggap sebagai dewa kedokteran dan mempunyai tongkat yang dililit ular
sebagai simbol ilmu kedokteran yang hingga kini masih dipakai di seluruh dunia.
Aesculapius melakukan praktik ilmu kedokteran di Delphi, bekas reruntuhan kuil
yang berada di dekat gunung Parnassus. Ilmu kedokteran di Yunani disebarkan
oleh sepuluh dokter yang disebut Aesclepiadae. Sedang kuil tempat penderita
dikumpulkan disebut Aesculapia (1134 SM). Selain di kuil, pengobatan lainnya
dilakukan di kota Epidaurus (Sacred Grove) atau di pelabuhan sebelah Barat
Athena di seberang Gulf of Aegina.
2. Hippocrates
Dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran. Ia yang mulai mengesampingkan
ramalan dan pengobatan secara mistik dengan praktik kedokteran secara ilmu
pengetahuan modern. Hippocrates membuat sumpah Hippocrates dan banyak
menulis tentang pengobatan penyakit, observasi penelitian yang cermat dan
sampai kini dianggap benar. Hasil pemeriksaan pasiennya (rekam medis) hingga
kini masih dapat dibaca. Putra Hippocrates Thesalus, Dracon dan Dexippus
diajarkan cara mencatat hasil penemuan medis. Kecermatan cara kerja
Hippocrates dalam pengelolaan rekam medisnya sangat menguntungkan para
dokter sekarang.
4
1. Rumah Sakit St. Bartholomew
Merintis hal-hal yang harus dikerjakan oleh suatu medical record management.
Tahun 1667 rumah sakit ini mempelopori berdirinya perpustakaan kedokteran
2. Andreas Vasalius (1514-1564)
Seorang berbangsa Belgia dan dokter yang mempelajari ilmu anatomi melalui
pembedahan mayat orang (kriminal) dengan cara mencuri mayat (dilarang keras
oleh gereja Katholik). Hasil pembedahan mayat menjadi pengetahuan anatomi
yang sangat bermanfaat dan Vasalius juga selalu membuat rekam medis atas
segala hal yang dijumpainya. Hasil rekam medis tersebut dibukukan dengan nama
Fabrica (1543), kemudian ia menjadi professor pada University of Padua (Italia).
2.1.7 Abad XX
Pada abad ini rekam medis secara khusus menjadi pusat pada beberapa rumah sakit,
perkumpulan/ikatan dokter rumah sakit di negara-negara Barat.
5
Tahun 1902 American Hospital Association untuk pertama kalinya mengadakan
diskusi rekam medis. Tahun 1905 beberapa buah pikiran dokter diberikan untuk
perbaikan rekam medis. Pada tahun ini pula dokter George Wilson dari Portland,
Oregon
dalam rapat tahunan American Association ke-56 membacakan naskahnya “A Clinical
chart for the record of patients in small hospital” yang kemudian diterbitkan dalam
Journal of American Association” pada 23 September 1905. Isi naskah tersebut adalah
tentang pentingnya nilai rekam medis yang lengkap demi kepentingan pasien maupun
bagi pihak rumah sakit. Berikut adalah perkembangannya:
a. Tahun 1935 di USA berdiri 4 buah sekolah rekam medis
b. Tahun 1955 berkembang menjadi 26 sekolah, terdapat kurang lebih 1000
lulusan.
c. Tahun 1944 di Australia didirikan sekolah rekam medis oleh seorang ahli rekam
medis Amerika bernama Ny. Edna K. Huffman.
d. Tahun 1948 Inggris mendirikan 4 buah sekolah rekam medis.
e. Di Australia ada 2 sekolah, yakni di Sydney dan Melbourne.
Maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut adalah agar pada institusi
pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit, penyelenggaraan rekam medisnya dapat
6
berjalan dengan baik. Pada kurun waktu 1972 – 1989 penyelenggaraan rekam medis di
rumah sakit belum berjalan sebagaimana yang diharapkan sehingga pemerintah
mengeluarkan Permenkes No.749a/89 untuk lebih mempertegas pengelolaan rekam
medis. Permenkes No.749a/89 ini diharapkan dapat menjadi landasan hukum bagi semua
tenaga medis dan paramedis di rumah sakit yang terlibat dalam penyelenggaraan rekam
medis.
Dalam Pasal 22 Permenkes No. 749a tahun 1989 disebutkan bahwa hal-hal teknis
yang belum diatur dan petunjuk pelaksanaan peraturan ini akan ditetapkan oleh Direktur
Jenderal sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Sejalan dengan Pasal 22 tersebut
maka Direktorat Jenderal Pelayanan Medik telah menyusun Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Rekam Medis/Medical Record di rumah sakit dengan Surat Keputusan
Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. 78 tahun 1991 tentang petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit. Dengan adanya perkembangan dan
kebutuhan serta antisipasi terhadap perkembangan pelayanan maupun IPTEK dilakukan
penyempurnaan petunjuk pengelolaan rekam medis di rumah sakit.
7
penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk
melayani permintaan/peminjaman berkas pasien atau untuk keperluan lainnya. Pada saat ini,
istilah rekam medis kemudian dicoba untuk diperbaiki menjadi rekam medis/kesehatan atau
selanjutnya disingkat dengan RM/K. Hal ini untuk mengikuti perkembangan bahwa rekam
medis bukan hanya sekedar medical record tapi merupakan health record pasien.
8
Berkas rekam medis berisi data individual yang bersifat rahasia, setiap lembar formulir
berkas rekam medis harus dilindungi dengan cara dimasukkan ke dalam folder atau map,
setiap folder berisi data dan informasi hasil pelayanan yang diperoleh pasien secara individu.
Penyimpanan berkas rekam medis bertujuan;
1. Mempermudah dan mempercepat ditemukan kembali berkas rekam medis yang
disimpan dalam rak penyimpanan
2. Mudah mengambil dari tempat penyimpanan
3. Mudah pengembaliannya
4. Melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian, kerusakan fisik, kimiawi dan
biologi.
Diperlukan sistem penyimpanan dengan mempertimbangkan jenis sarana atau peralatan yang
digunakan, tersedianya tenaga ahli dan kondisi organisasi. Syarat berkas rekam medis dapat
disimpan yaitu apabila pengisian data hasil pelayanan pada lembar formulir rekam medis
telah terisi dengan lengkap sehingga riwayat penyakit seorang pasien tersusun secara
kronologis (Budi, 2011).
Sistem penyimpanan berdasarkan lokasi penyimpanannya terdiri dari 2 (dua) cara yaitu
sentralisasi dan desentralisasi. Penyimpanan desentralisasi adalah terjadi pemisahan antara
rekam medis rawat inap dan rawat jalan. Rekam medis disimpan di suatu tempat
penyimpanan yang berbeda. Sedangkan sentralisasi yaitu penggabungan penyimpanan antara
rekam medis rawat jalan dan rawat inap. Penjajaran adalah sistem penataan rekam medis
dalam suatu sekuens yang khusus agar rujukan dan pengambilan kembali (retrieve) menjadi
mudah dan cepat.
9
1. Informasi medis hanya dimasukkan ke dalam komputer oleh personil yang
berwenang.
2. Data pasien harus dijaga dengan ketat. Setiap personil tertentu hanya bisa mengakses
data tertentu yang sesuai, dengan menggunakan security level tertentu.
3. Tidak ada informasi yang dapat dibuka tanpa ijin pasien. Distribusi informasi medis
harus dibatasi hanya kepada orang-orang yang berwenang saja. Orang-orang tersebut
juga tidak diperkenankan memindahtangankan informasi tersebut kepada orang lain.
4. Data yang telah “tua” dapat dihapus setelah memberitahukan kepada dokter dan
pasiennya (atau ahli warisnya).
5. Terminal yang on-line hanya dapat digunakan oleh orang yang berwenang.
10
1. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.
2. Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan kedokteran gigi
dan penegakan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi.
3. Keperluan pendidikan dan penelitian.
4. Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan.
5. Data statistik kesehatan.
11
3. Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kelengkapan penulisan isi RM
tersebut.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rekam medis berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Rekam medis sendiri
tumbuh dari kondisi-kondisi atau kesadaran akan pentingnya dokumentasi bagi kepentingan
hukum, medis, keuangan, pendidikan dan lain-lain. Di bidang medis, pendokumentasian data
pasien sangatlah penting karena segala pelayanan yang diberikan oleh dokter, perawat, bidan
dan tenaga kesehatan lainnya harus dicatat secara akurat dan selanjutnya dikelola dalam suatu
sistem rekam medis.
Lahirnya rekam medis di dunia bersamaan dengan lahirnya ilmu kedokteran. Rekam
medis sendiri sudah berkembang sejak zaman batu (Paleolithic) kurang lebih 250.000 SM.
Kemudian perkembangan rekam medis mengikuti tahapan-tahapan zaman Mesir kuno, zaman
Yunani, zaman Romawi, sampai dengan abad XX. Perkembangan rekam medis di Indonesia
dimulai sejak masa prakemerdekaan walaupun pelaksanaannya, penataannya masih belum
mengikuti kaidah sistem informasi yang benar karena masih tergantung pada selera pimpinan
masingmasing rumah sakit.
Dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan,
kehadiran perekam medis sangat diperlukan dalam bidang kesehatan. Rekam medis berguna
untuk menunjang tertib administrasi, tanpa di dukung suatu sistem pengelolaan rekam medis
yang baik dan benar, mustahil tertib administrasi tersebut dapat berhasil.
Kini, kemajuan perekaman kegiatan dibidang kedokteran atau kesehatan ini, tidak saja
tertulis di atas kertas, tapi telah masuk ke era elektronik seperti komputer, mikrofilm, pita
suara dan lain-lain. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kegiatan pelayanan rekam medis
yang telah dilakukan sejak zaman dulu sangat berperan dalam perkembangan dunia
pengobatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Budi, S C. ( 2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Jogjakarta: Quantum Sinergis
Media.
https://repository.stikeshb.ac.id/17/1/13.%20Sejarah%20Perkembangan%2C%20Pengertian
%20Dasar%20Rekam%20Medis%20dan%20PORMIKI.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/288156-aspek-hukum-kepemilikan-rekam-medis-
ihub-43666be1.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/299227-tinjauan-sistem-penyimpanan-berkas-
rekam-49c72090.pdf
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/ASIP4315-M1.pdf
14