Disusun Oleh:
dr. Nanda Wiguna Tyndiansyah
Dokter Pendamping:
dr. H. Budi Prasetyo
Disusun oleh
dr. Nanda Wiguna Tyndiansyah
Mengetahui,
Dokter Pendamping,
Kepala UPT Puskesmas Kedokanbunder
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
petunjuk, kekuatan, dan hidayah-Nya, sehingga Mini Project yang berjudul “Analisis
Kelengkapan Berkas Rekam Medis di Puskesmas Kedokan Bunder” ini dapat disusun dan
diselesaikan dengan baik.
Mini Project ini disusun untuk melengkapi sebagian persyaratan untuk mengikuti
tugas dalam menempuh Program Dokter Internship Indonesia. Penulisan mini project ini
dapat terwujud tentu saja tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini,
penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Budi Prasetyo selaku Pendamping atas kesabarannya membimbing penulis dan
memberikan ilmu serta meluangkan waktu selama penyusunan mini project ini.
2. Seluruh karyawan Puskemas kedokan Bunder yang telah membantu memberikan
informasi sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan mini project ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan mini project ini.
Penulis menyadari bahwa mini project ini masih banyak kekurangannya, sehingga
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk mendukung
penyempurnaan mini project ini. Akhir kata, penulis mengharapkan mini project ini dapat
bermanfaat bagi pembaca semuanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. PERNYATAAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pernyataan masalah
dalam mini project ini, yaitu kurang lengkapnya pengisian berkas rekam medis oleh
tenaga kesehatan di Puskesmas Kedokan Bunder pada Bulan Maret tahun 2019.
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari mini project yang disusun ini adalah sebagai berikut :
a. Sebagai salah satu pedoman dalam melakukan analisis terhadap kelengkapan
berkas rekam medis.
b. Sebagai salah satu upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
profesional bagi masyarakat.
D. MANFAAT
a. Bagi penulis, sebagai sarana dalam meningkatkan pengalaman dan
pengetahuan yang berguna dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh sebelum dan selama melaksanakan internship.
b. Bagi tenaga medis dan paramedis, diharapkan mini project ini dapat
meningkatkan kesadaran dalam melengkapi pengisian berkas rekam medis.
c. Bagi puskesmas, mini project diharapkan dapat membantu dan mendukung
upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3) Keuangan / Financial
Setiap jasa yang diterima pasien bila dicatat dengan lengkap dan benar maka dapat
digunakan untuk menghitung biaya yang harus dibayar pasien, selain itu jenis dan jumlah
kegiatan pelayanan yang tercatat dalam formulir dapat digunakan untuk memprediksi
pendapatan dan biaya sarana pelayanan kesehatan.
4) Research
Berbagai macam penyakit yang telah dicatat ke dalam dokumen rekam medis dapat
digunakan untuk melakukan penelusuran guna kepentingan penelitian.
5) Education
Para mahasiswa atau pendidik atau peneliti dapat belajar dan mengembangkan ilmunya
dengan menggunakan dokumen rekam medis.
6) Sejarah / dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena isinya menjadi sumber
ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan
laporan rumah sakit.
Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut di atas, rekam medis mempunyai kegunaan
yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan
saja.
Kegunaan rekam medis secara umum adalah:
a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut
ambil bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada
pasien.
b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien.
c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit,
dan pengobatan selama pasienberkunjung/dirawat di RS .
d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan
tenaga kesehatan lainnya.
f. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan.
g. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik
pasien.
h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta sebagai bahan
pertanggung jawaban dan laporan.
B. Sosial,meliputi :
Ras.
Status dalam keluarga.
Pekerjaan.
Hobi dan kegemaran.
Informasi keluarga ( family information ).
Gaya hidup (life style).
Sikap (attitude).
C. Medikal, meliputi :
a. Data langsung (direct patient data), yaitu :
Riwayat penyakit/operasi yang lalu.
Catatan perawat.
Vital signs.
Catatan perkembangan.
ECG, foto serta bukti langsung lainnya.
b. Data dokter atau profesional lainnya, meliputi :
Laporan laboratorium.
Laporan operasi, termasuk anestesi, pasca anestesi, dan patologi.
Diagnosis dan sinar X.
Perintah dokter.
Laporan khusus.
D. Finansial, meliputi :
Perusahaan tempat bekerja.
Kedudukan.
Alamat perusahaan.
Orang yang bertanggung jawab menanggung biaya.
Jenis cakupan.
Nomer asuransi.
Cara pembayaran.
Sedangkan rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan
sekurang-kurangnya memuat:
1) Identitas pasien.
2) Tanggal dan waktu.
3) Hasil anamnesis, sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit.
4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik.
5) Diagnosis.
6) Rencana penatalaksanaan.
7) Pengobatan dan/atau tindakan.
8) Pelayanan lain yang telah diberikan oleh pasien.
9) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik, dan
10) Persetujuan tindakan bila diperlukan.
Dalam kaitan ini boleh ataupun tidaknya pasien mengerti akan isi daripada rekam medis
adalah amat tergantung pada kesanggupan pasien untuk mendengar informasi mengenai
penyakitnya yang dijelaskan oleh dokter yang merawatnya.
Hal ini tidak berarti bahwa pasien diperkenankan untuk membawa berkasnya pulang.
Resume pasien yang dikeluarkan oleh dokter rumah sakit serta diteruskan kepada dokter
rujukan sudah dianggap memadai. Apabila dokter rujukan menghendaki informasi
mengenai penyakit pasien yang lebih terperinci maka pihak rumah sakit diperkenankan
untuk memfotocopy dan melegalisir halaman-halaman yang difotocopy tersebut serta
meneruskan kepada dokter rujukan tersebut. Harus diingat bahwa Rumah Sakit wajib
memegang berkas asli, kecuali untuk resep obat pasien.
Dengan adanya minat pihak ketiga seperti badan-badan asuransi, polisi, pengadilan dan
lain sebagainya terhadap rekam medis seorang pasien maka tampak bahwa rekam medis
telah menjadi milik umum. Namun pengertian umum disini bukanlah dalam arti bebas
dibaca masyarakat, karena walaupun bagaimana rekam medis hanya dapat dikeluarkan
bagi berbagai maksud/kepentingan berdasarkan otoritas pemerintah/badan yang
berwenang yang secara hukum dapat dipertanggungjawabkan. Bilamana peraturan secara
khusus belum ada maka perihal penyiaran atau penerusan informasi kepada pasien, dokter,
orang lain yang ditunjuk adalah bersifat administratif, pihak Rumah Sakit akan
memperhatikan berbagai faktor yang terlibat sebelum menjawab permohonan pasien atau
pihak lainnya untuk melihat berkas rekam medis. Dalam hal ini Rumah Sakit bertanggung
jawab secara moral dan hukum sehingga karenanya berupaya untuk menjaga agar jangan
sampai terjadi orang yang tidak berwenang dapat memperoleh informasi yang terdapat
dalam rekam medis pasien. Pengamanan harus dimulai sejak pasien masuk, selama pasien
dirawat dan sesudah pasien pulang.
Sumber hukum yang bisa dijadikan acuan di dalam masalah kerahasiaan suatu
sumber informasi yang menyangkut rekam medis pasien dapat dilihat pada Peraturan
Pemerintah No. 10 tahun 1966 yaitu mengenai “Wajib Simpan Rahasia Kedokteran”.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah itu maka siapapun yang bekerja di rumah sakit,
khususnya bagi mereka yang berhubungan dengan data rekam medis wajib
memperhatikan ketentuan tersebut.
Pasal 1 :
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh
orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya
dalam lapangan kedokteran.
Pasal 3:
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah:
a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Th. 1963 No. 78)
b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan,
pengobatan dan / atau perawatan & orang lain yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
A. SASARAN KEGIATAN
Sasaran dari mini project ini adalah dokter umum, dokter gigi, perawat, dan
seluruh tenaga medis di Puskesmas Kedokan Bunder
B. BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan dari mini project ini adalah berupa penyampaian informasi
yang diberikan kepada dokter umum, dokter gigi, perawat, dan seluruh tenaga medis
di Puskesmas Kedokan Bunder tentang pengisian berkas rekam medis yang sesuai
dengan standar, serta pengumpulan data melalui observasi langsung terhadap rekam
medis baik sebelum maupun setelah dilakukan penyampaian informasi.
(1)
Keterangan :
n = ukuran contoh
N = ukuran populasi
Diketahui jumlah berkas rekam medis pada tanggal 01 – 15 Maret 2019 rataan 1000
berkas rekam medis, sehingga diperoleh contoh berikut:
n= = 285 berkas RM
E. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Identifikasi masalah.
2. Penentuan judul mini project.
3. Pengerjaan mini project Bab I - Bab III.
4. Penyampaian informasi tentang kelengkapan pengisian berkas rekam
medis.
5. Monitoring dan evaluasi setelah penyampaian informasi.
6. Pengerjaan mini project Bab IV – Bab VI.
F. JADWAL KEGIATAN
HASIL
4.1.2 Topografi
Berdasarkan tofografinya ketinggian wilayah pada umumnya bekisar
antara Tinggi 0 – 3 meter di atas permukaan laut dan wilayah daratan, sawah
dan pekarangan. Sebagaian besar permukaan tanah berupa daratan dengan
kemiringan antara 0% - 2 %.
4.1.3 Iklim
Kecamatan Kedokanbunder merupakan salah satu kecamatan yang
terletak dipesisir pantai utara pulau jawa memiliki suhu udara cukup tinggi
berkisar antara 22,9 0 - 30 0 C
Karakteristik iklim di Kecamatan Kedokanbunder antara lain :
Kelembaban udara berkisar antara 70 – 80 %
Suhu udara berkisar antara 22,9 0 - 30 0 C
Curah hujan rata-rata tahunan adalah 131.3 mm per tahun
Curah hujan terendah kurang lebih sebesar 0 mm
Rata – rata hujan sepanjang tahun ini sebesar 131.3 mm dengan jumlah
hari hujan 72 hari, adapun curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juli dan
Desember yaitu berkisar 574 mm.
1. Puskesmas
Di Kecamatan kedokan Bunder terdapat satu Puskesmas dan dua
Puskesmas Pembantu .
2. Rumah Sakit/BP SWASTA
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana
rumah sakit (RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas
perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat
tidurnya serta dengan rasio terhadap jumlah penduduk.
Jumlah BP swasta di Kecamatan Kedokan Bunder pada tahun 2019 sebanyak
5 bidan praktek swasta, Rumah Sakit belum ada.
3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan
sarana pelayanan kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi
sediaan farmasi dan alat kesehatan. Data yang berhasil dikumpulkan tahun
2019 adalah jumlah apotek di Kecamatan Kedokan Bunder sebanyak 4
apotek.
4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Dalam rangka menigkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu, polindes, Pos Obat Desa
(POD).
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal
oleh masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas,
yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi,
dan penaggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya posyandu
dikelompokkan menjadi 4 strata, yaitu posyandu pratama, posyandu madya,
posyandu purnama, dan posyandu mandiri.
Jumlah posyandu di Kecamatan Kedokan Bunder menurut hasil
kompilasi dari Profil Kesehatan tahun 2019, bahwa jumlah seluruh posyandu
yang ada sebanyak 60 posyandu dan 6 posbindu.
Poskesdes dan Poskesdes merupakan salah satu bentuk peran serta
masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui
penyediaan tempat pertolongan persalinan dan palayanan kesehatan ibu dan
anak termasuk keluarga berencana.
a. Tenaga Kesehatan
Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak
hanya dilakukan pemerintah, tapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena
itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang disektor pemerintah
maupun swasta perlu diketahui. Data ketenagaan ini diperoleh dari hasil
pengumpulan data oleh Sub Bagian Program. Jumlah dan jenis sumber daya
manusia di Puskesmas Kedokan Bunder sebanyak 53 orang, yang tersebar bagian
medis dan non medis.
- Ketidaklengkapan Review
4 30 10%
Laporan Penting
- Ketidaklengkapan Review
5 18 6%
Autentifikasi
- Ketidaklengkapan Review
6 42 14%
Pencatatan yang Benar
Total 300 100%
Diagram 1. Jumlah Berkas Rekam Medis yang Lengkap dan Tidak Lengkap
di Puskesmas Kedokan Bunder
Diagram 2. Persentase Berkas Rekam Medis yang Lengkap dan Tidak Lengkap
di Puskesmas Kedokan Bunder
14%
6%
10%
58%
12%
RM Lengkap
- Ketidaklengkapan Review
3 12 4%
Identifikasi Pasien
- Ketidaklengkapan Review
4 12 4%
Laporan Penting
- Ketidaklengkapan Review
5 12 4%
Autentifikasi
- Ketidaklengkapan Review
6 36 12%
Pencatatan yang Benar
Diagram 4. Jumlah Berkas Rekam Medis yang Lengkap dan Tidak Lengkap
di Puskesmas Kedokan Bunder pada bulan berikutnya.
Diagram 5. Presentase Berkas Rekam Medis yang Lengkap dan Tidak Lengkap
di Puskesmas Kedokan Bunder pada bulan berikutnya.
Diagram 6. Persentase keseluruhan Berkas Rekam Medis yang Lengkap dan Tidak
Lengkap di Puskesmas Kedokan Bunder.
BAB V
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa terdapat ketidak lengkapan dalam pengisian berkas rekam
medis di Puskesmas Kedokan Bunder, yaitu didapatkan hasil bahwa dari 300
sampel rekam medis, terdapat rekam medis yang lengkap sebanyak 174
rekam medis atau 58%. Sedangkan untuk ketidak lengkapan rekam medis
secara umum terdapat 126 rekam medis atau 42% dengan rincian sebagai
berikut; ketidak lengkapan review identifikasi pasien sebanyak 36 rekam
medis atau 12%, ketidaklengkapan review laporan penting sebanyak 30
rekam medis atau 10%, ketidaklengkapan review autentifikasi sebanyak 18
rekam medis atau 6%, dan ketidaklengkapan review pencatatan yang benar
sebanyak 42 rekam medis atau 14%.
Dari evaluasi kelengkapan pengisian berkas rekam medis setelah
dilakukan penyampaian informasi kepada dokter umum, perawat, dan tenaga
medis yang lain di Puskesmas Kedokanbunder, didapatkan hasil berupa
peningkatan persentase kelengkapan pengisian berkas rekam medis, dari
sebelumnya 58% atau 174 rekam medis menjadi 76% atau 228 rekam medis.
Akan tetapi, nilai tersebut belum memenuhi standar minimal kelengkapan
pengisian berkas rekam medis, yaitu 80 %.
Di Puskesmas kedokanbunder didapatkan hasil bahwa faktor yang
mempengaruhi ketidak lengkapan pengisian berkas rekam medis adalah
keterbatasan waktu dan kurangnya kesadaran akan pentingnya kelengkapan
pengisian berkas rekam medis oleh dokter maupun tenaga medis yang lain.
B. SARAN
Dari hasil mini project di atas, terdapat beberapa saran yang mungkin
dapat digunakan untuk meningkatkan kelengkapan pengisian berkas rekam
medis dan kualitas pelayanan di Puskesmas kedokanbunder:
a. Mensosialisasikan kepada dokter dan paramedis lainnya agar melengkapi
dokumen rekam medis secara lengkap dan benar setelah melakukan
tindakan atau pemeriksaan.
Menyusun prosedur tetap tentang kelengkapan pengisian dokumen rekam medis agar
memiliki pedoman dan aturan yang mengatur kelengkapan dalam melakukan pengisian
dokumen rekam medis.