Rencana akan disempurnakan dgn POJK. No. xxx/03/2019 TENTANG PENERAPAN STRATEGI ANTI
FRAUD BAGI BANK UMUM
4 PILAR STRATEGI ANTI FRAUD
100
PEMANTAUA
INVESTIGASI N
PREVENTIF DETEKSI EVALUASI &
PELAPORAN
TINDAK
& SANKSI LANJUT
CARD BUSSINES
SUPERVISOR
OFFICER
Anti Fraud
BISNIS OPS-RISK
ACCOUNT OFFICER Training CS
TREASSURY
OFFICER INTERNAL CONTROL
Anti Fraud Awareness
BRANCH MGR
AUDIT
Identifikasi Dokumen
DLL
Teknik Investigasi
Anti Fraud awareness adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran mengenai pentingnya
pencegahan Fraud oleh seluruh pihak terkait. Melalui kepemimpinan yang baik didukung dengan
anti Fraud awareness yang tinggi diharapkan tumbuh kepedulian semua unsur di Bank terhadap
pengendalian Fraud. Moral dan awareness dari unsur pimpinan sampai staf terhadap anti Fraud
harus menjiwai setiap kebijakan atau ketentuan yang ditetapkannya.
Low Fraud Environment
Pada kondisi integritas yang rendah, kontrol yang lemah, akuntabilitas yang
rendah, dan tekanan yang tinggi, peluang seseorang menjadi tidak jujur akan
makin besar.
Kerjasama Penanganan
Kasus
Sharing Modus Fraud Terkini
Workshop/Training
Forum Anti Fraud & Investigasi Perbankan
Pelaksanaan promosi, rotasi maupun mutasi pekerja, termasuk penempatan pada posisi
yang memiliki risiko tinggi terhadap fraud harus berdasarkan pada penerapan prinsip Know
Your Employee yang dilakukan secara transparan. agar sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan untuk jabatan tujuan.
Pengenalan pekerja dengan baik oleh manajemen, antara lain mencakup pengenalan
dan pemantauan karakter, perilaku, lingkungan pekerja dan gaya hidup.
DETECTION
(Deteksi Risiko)
Dalam sistem laporan dugaan pelanggaran ini, Bank memberikan perlindungan kepada
pelapor terhadap perlakuan yang merugikan seperti sebagai berikut :
Modus :
- Petugas Bank (Marketing, AO, CS) memanfaatkan nasabah prioritas (priority
banking) untuk menandatangani aplikasi kosong (Bilyet deposito, Aplikasi
Penarikan)
- Petugas AO melakukan perubahan BI Checking, Hasil Appraisal
- Petugas Bank memalsukan instruksi transfer se- olah2 dari nasabah
dengan memanfaatkan kelemahan petugas operasional
(Ancaman hukuman min 5 tahun dan maksimal 15 tahun dan denda 10 milyar)
Meminta/Menerima
Prinsip Kehati-Hatian
Komisi
Pasal. 49.2b dan psl 50 - Pihak Terafiliasi (Anggota Dewan Komisaris, Direksi dan
3.Pegawai
Pasal 49 (2a)wajib
Bank) : Anggota Dewan komisaris,
melaksanakan direksiyang
langkah-langkah ataudiperlukan
pegawai bank
untuk
memastikan ketaatan
yang dengan bank (azas
sengaja : prudential banking-Prinsip Kehati-hatian)
Pelanggaran terhadap psl ini dikenakan pidana sekurang-kurangnya 3 tahun dan
Meminta atau menerima, mengizinkan atau menyetujui untuk
paling lama 8 tahun serta denda min Rp 5 miliar dan maks. 100 milyar
menerima suatu imbalan, komisi, uang tambahan, pelayanan, uang
atauinibarang
Pasal berharga
merupakan untukmembahayakan
pasal yang keuntungan posisi
pribadinya
pegawai bank bila melakukan
pelanggaran SOP/Prosedur
diancam
Contoh :
dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan
paling lama 8 (delapan) tahun serta denda sekurang-kurangnya
Rp5.000.000.000 (lima karena
Kasus Fraud yang terjadi miliar
bagianrupiah) dan
operasional paling menjalankan
lalai dalam banyak
prosesnya, dalam kasus pencairan deposito seharusnya petugas bank harus
Rp100.000.000.000
berhadapan dengan nasabah dan apabila nasabah tidak hadir harus ada kuasa dari
nasabah dan wajib dikonfirmasi, dikarenakan proses tersebut dilanggar menyebabkan
deposito bobol karena perbuatan pelaku, maka petugas bank bag.oparasional dapat
terkena pidana
PEMANTAUAN
Pelanggaran prosedurEVALUASI & TINDAK LANJUT
Pasal. 49.2b dan psl 50 - Pihak Terafiliasi (Anggota Dewan Komisaris, Direksi dan
Pegawai
PEMAN Bank) A N melaksanakan Setiap
T A Uwajib peristiwa FRAUD
langkah-langkah yangwajib ditindaklanjuti
diperlukan
secara seriusKehati-hatian)
dan dimonitor
untuk
memastikan ketaatan bank (azas prudential banking-Prinsip
Pelanggaran terhadap psl ini dikenakan pidana sekurang-kurangnya 3 tahun dan
paling lama 8 tahun serta denda min Rp 5 miliar dan maks. 100 milyar
Pasal ini merupakan pasal yang membahayakan posisi pegawai bank bila melakukan
pelanggaran SOP/Prosedur
Evaluasi Langkah Perbaikan
Contoh
E V :A L U A S I
Identifikasi Kelemahan
Kasus Fraud yang terjadi karena bagian operasional lalai dalam menjalankan
prosesnya, dalam kasus pencairan deposito seharusnya petugas Penyebabbank
Terjadi Fraud
harus
berhadapan dengan nasabah dan apabila nasabah tidak hadir harus ada kuasa dari
Memperkuat
nasabah dan wajib dikonfirmasi, dikarenakan proses tersebut dilanggar Sistem
menyebabkan
Kendali Internal
deposito bobol karena perbuatan pelaku, maka petugas bank bag.oparasional dapat
terkena pidana
Setiap Unit Kerja Wajib memastikan bahwa sudah
dilakukan perbaikkan terhadap kelemahan yang
TINDAK LANJUT terjadi
KASUS DI BIDANG PERBANKAN
Kasus Operasional
Penarikan Dana Bank dan Nasabah Pemanfaatan celah SOP--> alasan bisnis
Pendebetan GL
KASUS FUNDING
(Yang Berhubungan dengan Operasional)
Pembukaan Rekening
Perubahan Dokumen
Pemalsuan , Pre-Sign
Titipan Setoran
Penggelapan Dana Nasabah
Menyerahkan Kartu ATM nasabah kpd Oknum
Pemalsuan Sertifikat
Rekayasa Dokumen Kredit
Pemalsuan Laporan Keuangan
Pemalsuan Identitas/ID
Black List Oknum Bank bukan hanya Pejabat Kerjasama Working Group
Know Your E setingkat Direksi s/d Kepala Cabang, namun
mployee termasuk level dibawahnya
Anti Fraud & Investigasi
Perbankan
Edukasi/pemahaman pegawai perihal SOP/Prosedur, Risiko Fraud dan GCG masih rendah
Skill atau keahlian pejabat/pegawai pada beberapa posisi yang strategis belum mencukupi
di bidangnya
Sinergi kerjasama yang berkesinambungan antar Unit Kerja dalam mencegah Fraud
masih lemah
• Kedua, menekan peluang terjadinya kolusi. Jika fraud terjadi disertai dengan
kolusi, akan lebih sulit untuk bisa mendeteksinya. Dan, karena kolusi biasanya
dibangun dalam waktu yang tidak singkat, cara yang jitu adalah merotasi
pegawai (job transfer) secara periodik.
• Kelima, buat jalur khusus pelaporan fraud (tips hotline). Secanggih apa pun
fraud dilakukan, sering kali fraud bisa ditemukan melalui tips. Ketika seorang
pegawai merasakan bahwa rekan kerjanya atau pihak lain memiliki cara yang
sangat mudah untuk melaporkan terjadinya fraud, hal ini akan mengurangi
niat melakukan fraud itu sendiri. Takut dilaporkan!-->Whistleblower
dilakukan setelah ada korban, yang artinya bersifat reaktif. Audit yang bersifat
pembinaan dan pro-aktif diharapkan akan membangun kesadaran para
pegawai bahwa apa yang mereka lakukan setiap saat tidak lepas
pengawasan dan “di-review”. Hal ini akan memberikan para pegawai rasa
takut akan tertangkap jika melakukan fraud, sehingga diharapkan akan
mengurangi perilaku kecurangan di bank.
Terima Kasih