Anda di halaman 1dari 3

Nama: Fildzah Hamidah (11211130000119) Kelas: HI 3C

Mata Kuliah: HI dan Kebudayaan Dosen Pengampu: Teguh Santosa, MA

Clash of Civilization oleh Samuel P. Huntington

Clash of Civilization atau ‘Benturan Peradaban’ adalah istilah yang mengemukakan bahwa
identitas budaya dan agama seseorang akan menjadi sumber konflik utama di dunia pasca
perang dingin. Istilah ini dikemukakan oleh Samuel P. Huntington dalam bukunya yang
berjudul serupa, yaitu The Clash of Civilization and The Remaking of World Order.

Dalam bukunya, Samuel P. Huntington menjelaskan bagaimana benturan antar peradaban


merupakan ancaman terbesar bagi perdamaian dunia. Namun peradaban yang mendasari
tatanan internasional juga merupakan pengamanan terbaik terhadap perang. Dalam bukunya,
beliau juga menjelaskan bahwa sumber dasar dari penyebab suatu konflik dalam kehidupan
sosial bukan hanya karena ideologi dan ekonomi. Akan tetapi sumber konflik yang paling
mendominasi perpecahan adalah perdaban atau budaya, karena perbedaan ideologis antar
bangsa telah digantikan oleh perbedaan budaya. Menurut beliau, benturan peradaban akan
mendominasi politik global, dan Fault Lines atau garis singgungan antar peradaban akan
menjadi garis pertempuran di masa depan.1 Dalam hal ‘benturan peradaban’ ini beliau lebih
menekankan benturan peradaban barat dengan perdaban islam.

Samuel P. Huntington meprediksikan akan terjadi konflik antar negara dengan peradaban
yang berbeda-beda. Prediksi ini di justifikasi melalui peristiwa 11 September 2001 yang
diduga disebabkan oleh benturan peradaban tersebut.

Buku Clash of Civilization and The Remaking of World Order ini juga menjelaskan
bagaimana ledakan-ledakan populasi di negara-negara muslim dan kebangkitan ekonomi
Asia Timur dapat mengubah politik global. Lonjakan populasi muslim menyebabkan
berbagai perang kecil di Eurasia, dan kebangkitan China dapat menyebabkan konflik global.

Samuel Huntington menyebut peradaban adalah kesamaan umum yang dimiliki oleh
kelompok kultur, dan peradaban bersifat dinamis.2 Beliau menyebutkan bahwa terdapat
beberapa faktor yang menentukan peradaban di dunia: yaitu perbedaan yang diciptakan oleh

1
Zainal Abidin Bagir, “Menguji The Clash of Civilization”, dalam diskusi ‘Great Thinkers’, Program Studi Agama
dan Lintas Budaya UGM, Oktober 2011.
2
Samuel P. Huntington (1993), “The Clash of Civilization”, Foreign Affais, vol. 73 no. 3, hal 22
sejarah yang menyebabkan peradaban terbagi-bagi, interaksi antar peradaban yang
menimbulkan kesadaran perbedaan antar peradaban, modernisasi ekonomi dan perubahan
sosial yang terjadi di dunia, reaksi mengenai supremasi peradaban Barat dalam politik
internasional, karakter kultural yang tidak bisa diubah, dan regionalisme ekonomi yang
makin meningkat.3

Beliau mengatakan bahwasanya peradaban dapat saling berbenturan dalam garis Fault Lines,
contohnya yaitu peradaban barat dan peradaban islam.4

Akan tetapi menurut saya sendiri, dalam hal ini benturan peradaban tidak selalu dapat
menimbulkan konflik. Konflik bisa saja terjadi bukan karena benturan peradaban, tetapi
konflik bisa saja terjadi karena ada suatu kepentingan politik yang melibatkan rakyat untuk
melakukan konfrontasi. Dapat kita katakan bahwasanya konflik yang terjadi adalah sebuah
konsekuensi dari suatu kepentingan politik.

Mengapa disebut sebagai sebuah konsekuensi dari kepentingan politik? Karena setiap
manusia pada dasarnya menginginkan kedamaian, terlepas apapun budaya atau
peradabannya. Tetapi disisi lain, manusia juga memiliki berbagai keinginan untuk dipenuhi,
dan suatu negara juga memiliki sebuah kepentingan yang harus dicapai demi kesejahteraan
negaranya. Contoh nyata dari pernyataan ini yaitu tragedi menara WTC atau World Trade
Center di AS.

Dari pernyataan diatas, bukan berarti peradaban tidak dapat menimbulkan konflik. Peradaban
bisa saja menimbulkan konflik dalam internal negeri. Seperti ketika seseorang atau suatu
komunitas tidak menyukai apa yang dilakukan oleh suatu budaya. Contohnya yaitu penistaan
agama, saat waktu itu adzan dianggap berisik dan disamakan dengan gonggongan anjing
yang setelahnya menibulkan konflik antar umat Islam dengan yang lainnya. Contoh lainnya
yaitu ketika seseorang menghina Nabi Muhammad SAW dengan menyamakan dengan
tukang minyak wangi, karena ada pepatah dalam Islam yang mengatakan ‘bertemanlah
dengan penjual minyak wangi, maka kita akan tertular wangi’, dan setelah itu menimbulkan
konflik antar umat Islam dengan yang lainnya.

Kesimpulan dari essay ini yaitu bahwasanya menurut saya, peradaban seperti budaya atau
agama tidak selalu menimbulkan konflik, tidak seperti yang Samuel P. Huntington jelaskan
dalam bukunya ‘The Clash of Civilization and The Remaking of World Order’.

3
Ibid, hal 25-27.
4
Ibid, hal 30-31.

Anda mungkin juga menyukai