Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program
Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat
selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian
direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I.
Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.1
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,
yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3)
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat
dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat.
Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses
pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko
kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan
sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu
ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.2
Pada tahun 2018, 6.205 Puskesmas Lokus di 514 kabupaten/kota di 34
provinsi dengan target: 39.353.040 KK, 25.204.662 Keluarga (64,05% dari target)
yang telah dikunjungi dan diintervensi awal. Capaian IKS nasional tahun 2018
adalah 0,168 yang merupakan kategori tidak sehat.3
Pelaksanaan kunjungan keluarga Provinsi Jambi tahun 2018 belum mencapai
target total coverage. Presentase kunjungan keluarga Provinsi Jambi tahun 2018

1
adalah sebanyak 46,15%. Sedangkan capaian IKS provinsi Jambi tahun 2018
adalah 0,109 yang termasuk kategori tidak sehat.3
Pelaksanaan kunjungan keluarga program PIS PK di Puskesmas Bangko
tahun 2019 belum mencapai total coverage. Capaian indikator- indikator PIS PK
Puskesmas Bangko tahun 2019 masih rendah karena capaian IKS pada 4
kelurahan/desa masih pada kategori tidak sehat.4
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menemukan
“Inovasi Intervensi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko”.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah pada Mini Project ini adalah “Apa saja Inovasi
Intervensi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangko”

1.3 Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum
Untuk menemukan Inovasi Intervensi Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga Tingkat Kelurahan/Desa di wilayah kerja Puskesmas
Bangko.
2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk :


1. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator keluarga
mengikuti program KB tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja
Puskesmas Bangko
2. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator persalinan ibu di
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangko

2
3. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator bayi
mendapatkan imunisasi dasar lengkap tingkat Kelurahan/Desa di
Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
4. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator bayi
mendapatkan ASI eksklusif tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja
Puskesmas Bangko
5. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator pertumbuhan
balita dipantau tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja Puskesmas
Bangko
6. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator penderita TB
paru yang berobat sesuai standar tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangko
7. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator penderita
Hipertensi yang berobat tertaur tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangko
8. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator penderita
gangguan jiwa berat, diobati dan tidak di telantarkan tingkat
Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
9. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator anggota
keluarga tidak ada yang merokok tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangko
10. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator keluarga sudah
menjadi anggota JKN tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja
Puskesmas Bangko
11. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator keluraga
memiliki akses/menggunakan sarana air bersih tingkat
Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
12. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator keluraga
memiliki akses/menggunakan jamban keluarga tingkat
Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko

3
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti
khususnya mengenai Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga.
b. Hasil penelitian dapat menjadi data dasar dan menambah referensi
untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Institusi Tempat Penelitian
Hasil penelitian dapat menjadi bahan acuan dan masukan bagi
Puskesmas Bangko dalam upaya peningkatan program kesehatan
khususnya keluarga sehat.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan tentang upaya
penerapan indikator keluarga sehat di lingkungan tempat tinggal masing
masing.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sehat

Pengertian sehat menurut WHO atau organisasi kesehatan dunia adalah suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan. Dari definisi diatas yang dimaksudkan oleh WHO, sehat
terdiri dari suatu kesatuan penting dari 4 komponen dasar yang membentuk
‘positif health’, yaitu: sehat jasmani, sehat mental, sehat spiritual, kesejahteraan
sosial.3,6,7

Pengertian sehat menurut UU No. 23/1992 merupakan keadaan sejahtera


dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dari pengertian di atas maka seseorang di katakan sehat jika memiliki
tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya berjalan dengan normal. Jika salah satu
komponen tersebut terganggu, maka kehidupannya akan menjadi tidak sehat.3,6

2.2 Definisi Keluarga Sehat


Keluarga sehat adalah semua perilaku kesehatan untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu mempraktekkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari
ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakkan kesehatan masyarakat.3,6,7

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar/ menciptakan


suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan
(advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Sebagai suatu

5
upaya untuk membantu masyarakat mengenai dan mengatasi masalahnya sendiri,
dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam
rangka menjaga memelihara dan meningkatkan kesehatannya.3,6

2.3 Manfaat Keluarga Sehat


a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit
b. Anak tumbuh sehat dan produktif
c. Anggota keluarga giat bekerja
d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga.5

2.4 Indikator Keluarga Sehat


Indikator keluarga sehat adalah indikator yang dapat menunjukkan suatu
kondisi atau keadaan yang sehat atau penanda status kesehatan sebuah keluarga,
baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi ditetapkan 12 indikator,
yang meliputi : 3,7
a. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu
usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan
jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengetahuan kelahiran
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi
pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:
1) Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ayah, ibu, anak, keluarga
dan bangsa

6
2) Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa
3) Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang
berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu,
bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
b. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan

Persalinan di fasilitas kesehatan adalah persalinan dalam rumah


tangga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga
para medis lainnya). Meningkatnya proporsi ibu bersalin dengan bantuan
tenaga kesehatan yang terlatih, adalah langkah awal terpenting untuk
mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal dini. Persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih
dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan
lainnya.

c. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit


dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi
berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada
penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan
imunisasi lainnya. Sedangkan pengertian Imunisasi adalah suatu cara
untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.

d. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif

Bayi pada usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI sejak lahir sampai usia 6
bulan, tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali
pemberian air putih untuk minum obat saat bayi sakit. ASI banyak

7
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI
sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta
kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mampu melindungi
bayi dari alergi.
Berdasarkan waktu produksinya, ASI digolongkan dalam tiga
kelompok yaitu:

1) Kolostrum

Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari pertama.
Setelah kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental,
karena mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan
yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi.
Kolostrum mengandung vitamin A, E dan K serta beberapa
mineral seperti natrium dan Zn.

2) ASI Transisi/ Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai


sebelum menjadi matang. Biasanya diproduksi pada hari ke 4 –
10 setelah kelahiran. Kandungan volume protein akam semakin
rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi
dibandingkan pada kolosrum, juga volume akan makin
meningkat.
3) ASI Matur
ASI matang adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar pada hari
ke -14 dan seterusnya komposisi relatif tetap. Merupakan suatu
cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari
gambar c-casenat riboflavin, dan karoten yang terdapat di
dalamnya. Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup. ASI
ini merupakan makanan satu – satunya yang paling baik dan
cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan. Selama 6 bulan
pertama, volume ASI sekurang – kurangnya sekitar 500-700

8
ml/hari, bulan kedua sekitar 400 – 600 ml/hari setelah bayi
berusia satu tahun.
Keuntungan menyusui bagi bayi:

1) Ditinjau dari aspek gizi

Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk


tumbuh kembang yang optimal. Mudah diserap dan dicerna.

2) Ditinjau dari aspek imunologi

Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain


imunitas seluler yaitu leukosit sekitar 4000/ml, misal IgA- enzim
pada ASI yang mempunyai efek antibakteri misalnya lisozim,
katalase dan peroksidase.

3) Ditinjau dari aspek psikologis

Bayi lebih sehat, lincah dan tidak rewel. Pemberian ASI


mendekatkan hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan
aman bagi bayi, yang penting untuk mengembangkan dasar
kepercayaan dengan mulai mempercayai orang lain atau ibu dan
akhirnya mempunyai kepercayaan pada diri sendiri.

e. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan

Menimbang bayi dan balita mulai dari umur 0 sampai 59 bulan setiap
bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) berturut-turut dalam
3 bulan terakhir. Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada
kondisi gisi baik, gizi kurang, atau gizi buruk. Setelah balita ditimbang di
buku KIA atau KMS maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak
turun. Naik apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita
warna di atasnya. Tidak naik bila garis pertumbuhannya mendatar dan
garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda. Bila balita
mengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda – tanda:

9
1) Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut – turut, badannya
kurus
2) Mudah sakit
3) Tampak lesu dan lemah
4) Mudah menagis dan rewel
f. Penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang


disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang dapat menyerang
berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau
pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya
hingga kematian. Gejala TB, antara lain :

1) Batuk berdahak selama 2 minggu / lebih


2) Dahak bercampur darah
3) Sesak nafas, badan lemas, malaise

4) Nafsu makan menurun, berat badan menurun


5) Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang
lebih dari satu bulan
Apa yang terjadi jika berhenti minum obat TB sebelum waktunya :

1) Penyakit TB tidak sembuh dan dapat terus menerus ke orang lain

2) Kuman TB dalam tubuh menjadi kebal terhadap obat sehingga


pengobatan berikutnya akan lebih lama dan lebih mahal karena
jenis obatnya berbeda
3) Kuman TB yang kebal obat juga dapat ditularkan kepada orang
lain dengan status kebal obat (lebih bahaya)

g. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan


tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah

10
yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit
jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi
secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.

h. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak


ditelantarkan

Seseorang menderita gangguan jiwa ditandai dengan gangguan


pikiran, perasaan, dan adanya perubahan emosi, perilaku dalam 1 bulan
terakhir seperti :
1) Melukai diri sendiri maupun orang lain
2) Murung dan menyendiri
3) Kecewa dan ketakutan/cemas yang berlebihan
4) Perasaan fungsi sehari-hari terganggu (pendidikan, pekerjaan,
sosialisasi dengan keluarga dan masyarakat)
Untuk mencapai jiwa sehat :
1) Bernafaslah teratur dan lakukan relaksasi
2) Selesaikan 1 masalah untuk 1 waktu (hindari membuat keputusan
besar sekaligus)
3) Buat prioritas hidup dan rencanakan masa depan
4) Bicarakan masalah anda dengan seorang yang anda percaya
5) Olahraga dan beraktifitas fisik minimal 30 menit sehari
6) Berpikir positif, bergembira
7) Lakukan pekerjaan yang anda senangi, fleksibel, berbuat sesuai
dengan minat dan kemampuan
8) Terimalah sesuatu yang tidak dapat diubah
9) Segera ke sarana pelayanan kesehatan bila mengalami gangguan
jiwa.

i. Anggota keluarga tidak ada yang merokok

11
Anggota rumah tangga tidak merokok di dalam rumah. Tidak boleh
merokok di dalam rumah dimaksudkan agar tidak menjadikan anggota
keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang berbahaya bagi kesehatan.
Karena dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan
sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya seperti nikotin, tar dan
carbonmonoksida (CO).
j. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah jaminan berupa


perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah.
Tujuan JKN :
Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi
dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan masyarakat yang layak.
Manfaat JKN :
1. Memberikan manfaat yang komperhensif dengan premi terjangkau
2. JKN menerapkan prinsip kendali mutu dan biaya, yang berarti
peserta mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan biaya
yang wajar dan terkendali.
3. JKN menjamin kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan yang
berkelanjutan
4. JKN memiliki portabilitas, sehingga dapat digunakan di seluruh
wilayah Indonesia

k. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih

Air adalah sangat peting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih
cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di
dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk
anank – anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan

12
manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak,
mandi, mencuci (bermacam – macam cucian).
Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci
pakaian, membersihkan bahan makanan haruslah bersih agar tidak terkena
penyakit atau terhindar dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat
dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan
diraba). Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit.
Kuman penyakit dalam air mati pada suhu 1000C.
Syarat – syarat air minum yang sehat agar air minum itu tidak
menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan
kesehatan sebagai berikut:

1) Syarat fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak
berwarna), tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya, cara
mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.

2) Syarat bakteriologis

Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala
bakteri. Terutama bakteri patogen. Cara ini untuk mengetahui
apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah
dengan memeriksa sampel air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan
100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut
sudah memenuhi kesehatan.
3) Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat tertentu dalam
jumlah yang tertentu pula.

l. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Akses jamban sehat adalah rumah tangga atau keluarga yang


menggunakan jamban/WC dengan tangki septik atau lubang penampung

13
kotoran sebagai pembuangan akhir. Misalnya buang air besar di jamban
dan membuang tinja bayi secara benar. Penggunaan jamban akan
bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau.
Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban
yang sehat juga memiliki syarat seperti tidak mencemari sumber air, tidak
berbau, mudah dibersihkan dan penerangan dan ventilasi yang cukup.3,4,7

2.5 Peran Pemangku Kepentingan


1. Peran Puskesmas
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di
tingkat Puskesmas dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a) Melakukan pendataan kesehatan keluarga menggunakan Prokesga
oleh Pembina Keluarga (dapat dibantu oleh kader kesehatan).
b) Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga
pengelola data Puskesmas.
c) Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan
menyusun rencana Puskesmas oleh Pimpinan Puskesmas.
d) Melaksanakan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan rumah oleh
Pembina Keluarga.
e) Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar
gedung) oleh tenaga teknis/profesional Puskesmas.
f) Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh
tenaga pengelola data Puskesmas.

Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan ke dalam langkah-


langkah manajemen Puskesmas yang mencakup P1 (Perencanaan), P2
(Penggerakan-Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan-Pengendalian-
Penilaian).

2. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

14
Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai pemilik Unit
Pelaksana Teknis/Puskesmas adalah mengupayakan dengan sungguh-
sungguh agar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
terpenuhi untuk semua Puskesmas di wilayah kerjanya. Dalam rangka
pelaksanaan pendekatan keluarga oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota memiliki tiga peran utama, yakni: pengembangan
sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan
pengendalian.

3. Peran Dinas Kesehatan Provinsi


Peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam penyelenggaraan Puskesmas
secara umum adalah memfasilitasi dan mengoordinasikan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya untuk berupaya dengan
sungguh-sungguh agar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun
2014 terpenuhi di semua Puskesmas. Dalam rangka pelaksanaan
pendekatan keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi juga memiliki tiga peran
utama, yakni: pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan,
serta pemantauan dan pengendalian.

4. Peran Kementerian Kesehatan


Kementerian Kesehatan sebagai Pemerintah Pusat dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren sebagaimana UU No.
23 Tentang Pemerintahan Daerah berwenang untuk: (a) menetapkan
norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka penyelenggaraan
urusan pemerintahan; (b) melaksanakan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah, selain juga pengembangan sumber daya, koordinasi
dan bimbingan, serta pemantauan dan evaluasi.

5. Peran dan Tanggung Jawab Lintas Sektor

15
Keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
diukur dengan Indeks Keluarga Sehat, yang merupakan komposit dari 12
indikator. Semakin banyak indikator yang dapat dipenuhi oleh suatu
keluarga, maka status keluarga tersebut akan mengarah kepada Keluarga
Sehat. Sementara itu, semakin banyak keluarga yang mencapai status
Keluarga Sehat, maka akan semakin dekat tercapainya Indonesia Sehat.
Sehubungan dengan hal tersebut, disadari bahwa keberhasilan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga juga sangat
ditentukan oleh peran dan tanggung jawab sektor-sektor lain di luar
sektor kesehatan (lintas sektor). Kementerian dan lembaga yang dapat
ikut berperan dalam program ini misalnya Kementerian PDT,
Kemendikbud, Kemenristekdikti, Kemenpan RB, Kemenkominfo,
Kemendagri/Pemda, Kemenperindag, Kemenaker, Kemenag, BKKBN,
TNI dan POLRI.3,4,5

16
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

3.1 Profil Puskesmas Bangko


1. Deskripsi Singkat Puskesmas Bangko
Gambaran umum Puskesmas Bangko adalah:
a. No. Kode Puskesmas : 05050101
b. No. Kode Pos : 37312
c. No Telp. : 0746-21265
d. Nama Puskesmas : Bangko
e. Kecamatan : Bangko
f. Kabupaten : Merangin
g. Provinsi : Jambi

Puskesmas bangko mempunyai luas wilayah kerja ±384 km² yang terdiri dari
2 kelurahan dan 2 desa yang berada tepat di kota bangko yang berarti aksesnya
cukup mudah dijangkau dari semua desa. Adapun nama-nama desa di wilayah
kerja puskesmas bangko sebagai berikut:

Tabel 3.1 Nama-nama Desa Wilayah Kerja Puskesmas Bangko


Nama Kecamatan Nama Desa/ Kelurahan Jumlah Dusun/ Lingkungan
Kecamatan Bangko Kel. Pasar Atas Bangko 5 Lingkungan
Kel. Pasar Bangko 5 Lingkungan
Desa Sungai Kapas 6 Dusun
Desa Kungkai 6 Dusun

Umumnya geografi desa berbukit dan sedikit dataran. Masing-masing desa


dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Dengan jarak tempuh
dari desa dengan puskesmas berkisar antara 6-12 km, dengan waktu tempuh ±1,5

17
jam, 2 kelurahan yang berada di pusat kota bangko merupakan jalur lintas
sumatera yang mempunyai faktor resiko tinggi terhadap masalah kesehatan.

Wilayah puskesmas bangko memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:


Utara : berbatasan dengan Kelurahan pematang kandis
Selatan : berbatasan dengan desa kungkai
Timur : berbatasan dengan Kecamatan batang mesumai
Barat : berbatasan dengan Kecamatan bangko barat

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Bangko

Distribusi jumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko


berjumlah 16.386 orang dan mayoritas mempunyai mata pencaharian sebagai
petani. Puskesmas Bangko mempunyai sarana pelayanan sebagai berikut:

18
Tabel 3.2 Sarana Pelayanan Puskesmas Bangko
No. Nama Sarana Jumlah Keterangan
1. Puskesmas Pembantu 1 Pustu Sungai Kapas
2. Poskesdes 1 Poskesdes Kungkai
terdapat 2 gedung, yaitu
Gedung 1 di Dusun
Sawah untuk Pelayanan
dan Gedung 2 di Simpang
Kungkai untuk Pelayanan
Persalinan
3. Polindes 1 Polindes Sungai Kapas
4. Posyandu 14 4 Posyandu Kel. Pasar
Atas Bangko, 2 Posyandu
Kel. Pasar Bangko, 6
Posyandu Desa Sungai
Kapas dan 2 Posyandu
Desa Kungkai
5. Mobil Ambulance 2

Adapun sumber daya tenaga petugas puskesmas bangko adalah dokter


umum 4 orang, dokter gigi 1 orang, tenaga kesehatan masyarakat 5 orang,
apoteker 1 orang, asisten apoteker 3 orang, perawat 12 orang, perawat gigi 2
orang, bidan 25 orang, analis kesehatan 3 orang, nutrisionis 2 orang, administrasi
5 orang dan tenaga kesling 2 orang.
Berdasarkan Surat Keputusan Kementrian Kesehatan No. 00128g/FKTP-
Reg/VIII/2019 Tanggal 07 Oktober 2019, Puskesmas Bangko ditetapkan status
akreditasi utama.
Motto Puskesmas Bangko adalah “Memberikan pelayanan secara cepat, tepat,
tulus dan ikhlas”. Tata nilai Puskesmas Bangko adalah CAKAP, berikut
penjabaran tata nilai Puskesmas Bangko adalah:

19
1. Cepat. Setiap kegiatan harus cepat, tanggap dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada.
2. Akurat. Akurat dalam memberikan pengobatan
3. Komunikatif. Komunikatif dalam memberikan informasi
4. Aman. Aman dalam bertindak berdasarkan prinsip keselamatan kerja
5. Prima. Prima dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan senyum,
salam, sapa dan santun.

Adapun visi dari Puskesmas Bangko adalah “Sebagai Pusat Pelayanan


Kesehatan Dasar Yang Berkualitas”. Untuk mencapai visi tersebut, maka
Puskesmas Bangko menetapkan misinya sebagai berikut :

1. Memberikan pelayanan yang bermutu, proaktif, terjangkau dan


terintegrasi
2. Menjadikan puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan
masyarakat
3. Sebagai pusat penggerak peran serta masyarakat
4. Manajemen yang transparan pada setiap program.

Adapun jenis-jenis pelayanan yang ada di Puskesmas Bangko adalah :


1. Upaya Kesehatan Perorangan
a. Pelayanan pemeriksaan umum
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Pelayanan KIA/KB dan MTBS
d. Pelayanan administrasi
e. Pelayanan laboratorium
f. Pelayanan farmasi
g. Pemeriksaan IVA Test
h. Konsultasi (Sanitasi, Gizi, KIA/KB, Remaja)
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a. Pelayanan KIA/KB
b. Pelayanan Promosi kesehatan

20
c. Pelayanan gizi
d. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
e. Pelayanan kesehatan lingkungan
3. Upaya Kesehatan Pengembangan
a. Pelayanan Kesehatan olahraga
b. Pelayanan Bina Kesehatan Kerja
c. Pelayanan Bina Kesehatan Tradisional
d. Pelayanan upaya kesehatan gigi masyarakat
e. Pelayanan kesehatan jiwa
f. Pelayanan Kesehatan Usila
g. Perawatan Kesehatan Masyarakat
h. Pelayanan P2 (IVA Test, PMS dan HIV-AIDS, Rabies)
4. Inovasi puskesmas
a. Santun Lansia
b. IVA Test dan CBE
c. Terapi berhenti merokok
d. Homecare.3

21
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan penilaian indikator


menggunakan indeks keluarga sehat.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di seluruh tempat wilayah kerja Puskesmas Bangko
dan di ambil data program PIS-PK tahun 2019.

4.3 Populasi dan Sampel


1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas


Bangko yang di ikut sertakan di program PIS-PK.

2. Besar Sampel

Besar sampel pada mini project ini adalah masyarakat yang berdomisili
wilayah kerja Puskesmas Bangko yang di ikut sertakan di program PIS-
PK.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan data


pelaksanaan program PIS-PK tahun 2019 (Primer) di Puskesmas
Bangko.

4. Kriteria Sampel

Kriteria sampel pada mini project ini adalah :

a. Warga berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Bangko


b. Warga yang bersedia di ikut sertakan di program PIS-PK

22
4.4 Definisi Operasional

Data umum dan khusus diolah dengan mengikuti kaidah-kaidah pengolahan


data, yaitu misalnya dengan menghitung rata-rata, cakupan, dan lain-lain. Data
keluarga diolah untuk menghitung IKS masing-masing keluarga, IKS
Kelurahan/Desa serta cakupan tiap indikator dalam lingkup /Kelurahan/Desa di
wilayah kerja Puskesmas Bangko.

a. Menghitung Indeks Keluarga Sehat (IKS)


Formulir-formulir untuk setiap anggota keluarga dari satu keluarga
yang telah diisi, kemudian dimasukkan ke dalam formulir rekapitulasi (jika
digunakan formulir dalam bentuk aplikasi, maka rekapitulasi ini akan
terjadi secara otomatis).
Keterangan:
0 = Not applicable yang berarti indikator tersebut tidak mungkin ada
pada anggota keluarga.
N = indikator tersebut TIDAK BERLAKU untuk anggota keluarga
atau keluarga yang bersangkutan (misal: karena salah satu sudah
mengikuti KB, atau tidak dijumpai adanya penderita TB paru).
Y = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga SESUAI
dengan indikator (misal: ibu memang melakukan persalinan di
fasilitas kesehatan).
T = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga TIDAK
SESUAI dengan indikator (misal: ayah ternyata merokok).
*) = Untuk indikator keluarga mengikuti KB jika salah satu pasangan
sudah mengikuti program KB (misalnya Ibu) maka penilaian terhadap
pasangannya (Ayah) Menjadi “N”, demikian sebaliknya.
*) = Untuk indikator bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, jika
ada salah satu anggota keluarga berusia 12-23 bulan maka jawabannya
diletakkan pada kolom anak yang berusia 5 tahun.
*) = Untuk indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok
jika jawabannya “Ya merokok” maka dalam merekap statusnya “T”,

23
sebaliknya jika jawabannya “Tidak merokok” maka dalam rekapan
statusnya “Y”.
Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu
indikator, mengikuti persyaratan di bawah ini:
1) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status
Y, maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 1.
2) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status
T, maka indikator tersebut dalam suatu keluarga bernilai 0.
3) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status
N maka indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status
N (tidak dihitung).
4) Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan
status T, maka indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai
0 meskipun didalamnya terdapat status Y ataupun N.

 IKS tingkat keluarga dihitung dengan rumus :

∑ indikator bernilai 1
IKS Keluarga :
12 - ∑ N

Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori kesehatan


masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan berikut:

1) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat


2) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : keluarga pra-sehat
3) Nilai indeks < 0,500 : keluarga tidak sehat

 Cakupan setiap indikator Tingkat Kelurahan/Desa dihitung dengan rumus :

∑ keluarga bernilai 1 untuk indikator yang bersangkutan


Cakupan indikator = x100%
∑ seluruh keluarga di Kel/Desa - ∑ keluarga bernilai N

24
Hasil dari penilaian setiap indikator akan di kategorikan sebagai berikut :

1) Nilai indeks > 80 % : Kelurahan/Desa sehat


2) Nilai indeks 50-80 % : Kelurahan/Desa pra-sehat
3) Nilai indeks < 50 % : Kelurahan/Desa tidak sehat

 IKS Tingkat Kelurahan/Desa dihitung dengan rumus:

Jumlah keluarga dengan IKS > 0,800


IKS Kelurahan/Desa =
Jumlah seluruh keluarga di wilayah tsb

Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori masing-


masing RT/RW/kelurahan/Desa dengan mengacu pada ketentuan berikut :

1) Nilai indeks > 0,800 : Kelurahan/Desa sehat


2) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : Kelurahan/Desa pra-sehat
3) Nilai indeks < 0,500 : Kelurahan/Desa tidak sehat

4.5 Teknik Pengumpulan Data

Data didapatkan langsung dari data PIS-PK tahun 2019 Puskesmas Bangko
yang telah di rekap melalui aplikasi Keluarga Sehat Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia serta langsung mewawancarai pemegang Program PIS-PK
Puskesmas Bangko.

4.6 Pengolahan dan analisis data

Data yang diperoleh kemudian dicatat serta diolah secara manual dan
otomatis oleh aplikasi Keluarga Sehat, kemudian disusun dalam beberapa tabel
sesuai dengan tujuan penelitian dan skala ukur yang telah ditentukan pada definisi
operasional. Kemudian dilakukan pengolahan data secara deskriptif lalu susunlah
rencana usulan kegiatan inovasi intervensi program indonesia sehat dengan
pendekatan keluarga.
BAB V

25
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Evaluasi Data PIS-PK


Hasil Evaluasi capaian PIS-PK Puskesmas Bangko tahun 2019 menurut
Kategori Keluarga Sehat dan Evaluasi capaian tiap Indikator Keluarga Sehat per
Kelurahan/Desa

Tabel 5.1 Hasil Monitoring Indeks Keluarga Sehat (IKS) di Kelurahan/Desa


Pasar Atas Bangko

NO Kelurahan/Desa Keluarga dengan Jumlah IKS


IKS > 0,800 Keluarga Kelurahan/Desa
1 Kelurahan/Desa 377 1449 0,26
Pasar Atas
Bangko
Kel/Desa Pasar atas bangko : 377 : 1449 = 0,26
Pada tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa total jumlah keluarga yang
mengikuti program PIS-PK di Kelurahan/Desa Pasar Atas Bangko sebanyak 1449
keluarga dan jumlah keluarga dengan IKS > 0,800 sebanyak 377 keluarga
sedangkan untuk nilai IKS 0,26. Bersadarakan data tersebut dapat di simpulkan
bahwa Keluraha/Desa Pasar Atas Bangko termasuk kategori Kelurahan/Desa
TIDAK SEHAT.

Tabel 5.2 Hasil Monitoring Indeks Keluarga Sehat (IKS) di Kelurahan/Desa


Pasar Bangko

NO Kelurahan/Desa Keluarga dengan Jumlah IKS


IKS > 0,800 Keluarga Kelurahan/Desa
1 Kelurahan/Desa 161 530 0,304
Pasar Bangko
Kel/Desa Pasar Bangko : 161 : 530 = 0,304
Pada tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa total jumlah keluarga yang
mengikuti program PIS-PK di Kelurahan/Desa Pasar Bangko sebanyak 530

26
keluarga dan jumlah keluarga dengan IKS > 0,800 sebanyak 161 keluarga
sedangkan untuk nilai IKS 0,304. Bersadarakan data tersebut dapat di simpulkan
bahwa Keluraha/Desa Pasar Bangko termasuk kategori Kelurahan/Desa TIDAK
SEHAT.

Tabel 5.3 Hasil Monitoring Indeks Keluarga Sehat (IKS) di Kelurahan/Desa


Kungkai

NO Kelurahan/Desa Keluarga dengan Jumlah IKS


IKS > 0,800 Keluarga Kelurahan/Desa
1 Kelurahan/Desa 188 862 0,218
Kungkai
Kel/Desa Kungkai : 188 : 862 = 0,218
Pada tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa total jumlah keluarga yang
mengikuti program PIS-PK di Kelurahan/Desa Kungkai sebanyak 862 keluarga
dan jumlah keluarga dengan IKS > 0,800 sebanyak 188 keluarga sedangkan untuk
nilai IKS 0,218. Bersadarakan data tersebut dapat di simpulkan bahwa
Keluraha/Desa Kungkai termasuk kategori Kelurahan/Desa TIDAK SEHAT.

Tabel 5.4 Hasil Monitoring Indeks Keluarga Sehat (IKS) di Kelurahan/Desa


Sungai Kapas

NO Kelurahan/Desa Keluarga dengan Jumlah IKS


IKS > 0,800 Keluarga Kelurahan/Desa
1 Kelurahan/Desa 162 1243 0,13
Sungai Kapas

Kel/Desa Sungai Kapas: 162 : 1243 = 0,13


Pada tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa total jumlah keluarga yang
mengikuti program PIS-PK di Kelurahan/Desa Sungai Kapas sebanyak 1243
keluarga dan jumlah keluarga dengan IKS > 0,800 sebanyak 162 keluarga
sedangkan untuk nilai IKS 0,13. Bersadarakan data tersebut dapat di simpulkan
bahwa Keluraha/Desa Sungai Kapas termasuk kategori Kelurahan/Desa TIDAK
SEHAT.

27
Tabel 5.5 Hasil Cakupan Indikator Keluarga Mengikuti Program KB di
Wilayah Kerja Puskesmas Bangko

NO Kel/Desa Kel/Desa Pasar Kel/Desa Kel/Desa


Pasar Atas Bangko Kungkai Sungai Kapas
Bangko
1 181 69 191 202
x 100 %=34,41 %x 100 %=54,76 % x 100 %=53,50 % x 100 %=48,33 %
526 126 357 418

Pada tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa cakupan indikator Keluarga


Mengikuti Program KB di kelurahan/desa Pasar Atas Bangko berjumlah 34,41 %
termasuk kategori kelurahan Tidak Sehat, kelurahan/desa Pasar Bangko berjumlah
54,76 % termasuk kategori kelurahan Pra Sehat, kelurahan/desa Kungkai
berjumlah 53,50 % termasuk kategori kelurahan/desa Pra Sehat dan
kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 48,33% termasuk kategori
kelurahan/desa Tidak Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas adalah masih terdapat 2
kelurahan/desa Tidak Sehat dan 2 kelurahan/desa Pra Sehat untuk cakupan
indikator keluarga mengikuti program KB tingkat kelurahan/desa di wilayah kerja
Puskesmas Bangko.

Tabel 5.6 Hasil Cakupan Indikator Persalinan Ibu di Fasilitas Pelayanan


Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko

NO Kel/Desa Kel/Desa Pasar Kel/Desa Kel/Desa


Pasar Atas Bangko Kungkai Sungai Kapas
Bangko
1 77 26 17 56
x 100 %=87,50 %x 100 %=92,86 % x 100 %=94,44 % x 100 %=93,33 %
88 28 18 60

Pada tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa cakupan indikator Persalinan


Ibu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan di kelurahan/desa Pasar Atas Bangko
berjumlah 87,50 % termasuk kategori kelurahan Sehat, kelurahan/desa Pasar
Bangko berjumlah 92,86 % termasuk kategori kelurahan Sehat, kelurahan/desa

28
Kungkai berjumlah 94,44 % termasuk kategori kelurahan/desa Sehat dan
kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 93,33% termasuk kategori
kelurahan/desa Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas adalah seluruh kelurahan/desa
termasuk kategori kelurahan/desa Sehat untuk cakupan indikator Persalinan Ibu di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat kelurahan/desa di wilayah kerja Puskesmas
Bangko.

Tabel 5.7 Hasil Cakupan Indikator Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar


Lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko

NO Kel/Desa Kel/Desa Pasar Kel/Desa Kel/Desa


Pasar Atas Bangko Kungkai Sungai Kapas
Bangko
1 79 40 37 59
x 100 %=90,80 %x 100 %=97,56 % x 100 %=88,10 % x 100 %=96,72 %
87 41 42 61

Pada tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa cakupan indikator Bayi


Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap di kelurahan/desa Pasar Atas Bangko
berjumlah 90,80 % termasuk kategori kelurahan Sehat, kelurahan/desa Pasar
Bangko berjumlah 97,56 % termasuk kategori kelurahan Sehat, kelurahan/desa
Kungkai berjumlah 88,10 % termasuk kategori kelurahan/desa Sehat dan
kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 96,72% termasuk kategori
kelurahan/desa Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas adalah seluruh kelurahan/desa
termasuk kategori kelurahan/desa Sehat untuk cakupan indikator Bayi
Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap tingkat kelurahan/desa di wilayah kerja
Puskesmas Bangko.

29
Tabel 5.8 Hasil Cakupan Indikator Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Bangko

NO Kel/Desa Kel/Desa Pasar Kel/Desa Kel/Desa


Pasar Atas Bangko Kungkai Sungai Kapas
Bangko
1 86 48 37 69
x 100 %=72,88 %
x 100 %=94,12 % x 100 %=74,00 % x 100 %=84,15%
118 51 50 82

Pada tabel 5.8 diatas menunjukkan bahwa cakupan indikator Bayi


Mendapatkan ASI Eksklusif di kelurahan/desa Pasar Atas Bangko berjumlah
72,88 % termasuk kategori kelurahan Pra Sehat, kelurahan/desa Pasar Bangko
berjumlah 94,12 % termasuk kategori kelurahan Sehat, kelurahan/desa Kungkai
berjumlah 74,00 % termasuk kategori kelurahan/desa Pra Sehat dan
kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 84,15 % termasuk kategori
kelurahan/desa Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas adalah masih terdapat 2
kelurahan/desa Pra Sehat dan 2 kelurahan/desa Sehat untuk cakupan indikator
Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif tingkat kelurahan/desa di wilayah kerja
Puskesmas Bangko.

Tabel 5.9 Hasil Cakupan Indikator Pertumbuhan Balita di Pantau di


Wilayah Kerja Puskesmas Bangko

NO Kel/Desa Kel/Desa Pasar Kel/Desa Kel/Desa


Pasar Atas Bangko Kungkai Sungai Kapas
Bangko
1 217 113 122 260
x 100 %=48,44 %x 100 %=79,02 % x 100 %=75,78 % x 100 %=80,75 %
448 143 161 322

Pada tabel 5.9 diatas menunjukkan bahwa cakupan indikator Pertumbuhan


Balita di Pantau di kelurahan/desa Pasar Atas Bangko berjumlah 48,44 %
termasuk kategori kelurahan Tidak Sehat, kelurahan/desa Pasar Bangko berjumlah

30
79,02 % termasuk kategori kelurahan Pra Sehat, kelurahan/desa Kungkai
berjumlah 75,78 % termasuk kategori kelurahan/desa Pra Sehat dan
kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 80,75 % termasuk kategori
kelurahan/desa Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas adalah masih terdapat 1
Kelurahan/Desa yang Tidak Sehat, 2 kelurahan/desa Pra Sehat dan 1
kelurahan/desa Sehat untuk cakupan indikator Pertumbuhan Balita di Pantau
tingkat kelurahan/desa di wilayah kerja Puskesmas Bangko.

Tabel 5.10 Hasil Cakupan Indikator Penderita TB Paru yang Berobat Sesuai
Standar di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko

NO Kel/Desa Kel/Desa Pasar Kel/Desa Kel/Desa


Pasar Atas Bangko Kungkai Sungai Kapas
Bangko
1 10 5 24 16
x 100 %=18,18 %x 100 %=26,32 % x 100 %=55,81% x 100 %=25,00 %
55 19 43 64

Pada tabel 5.10 diatas menunjukkan bahwa cakupan indikator Penderita


TB Paru yang Berobat sesuai Standar di kelurahan/desa Pasar Atas Bangko
berjumlah 18,18 % termasuk kategori kelurahan Tidak Sehat, kelurahan/desa
Pasar Bangko berjumlah 26,32 % termasuk kategori kelurahan Tidak Sehat,
kelurahan/desa Kungkai berjumlah 55,81 % termasuk kategori kelurahan/desa Pra
Sehat dan kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 25,00 % termasuk kategori
kelurahan/desa Tidak Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas adalah terdapat 3
Kelurahan/Desa yang Tidak Sehat dan 1 kelurahan/desa Pra Sehat untuk cakupan
indikator Penderita TB Paru yang Berobat sesuai Standar tingkat kelurahan/desa
di wilayah kerja Puskesmas Bangko.

31
Tabel 5.11 Hasil Cakupan Indikator Penderita Hipertensi yang Berobat
Teratur di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko

NO Kel/Desa Kel/Desa Pasar Kel/Desa Kel/Desa


Pasar Atas Bangko Kungkai Sungai Kapas
Bangko
1 93 23 77 77
x 100 %=38,27 %
x 100 %=74,19 % x 100 %=57,46 % x 100 %=42,78 %
243 31 134 180

Pada tabel 5.11 diatas menunjukkan bahwa cakupan indikator Penderita


Hipertensi yang Berobat Teratur di kelurahan/desa Pasar Atas Bangko berjumlah
38,27 % termasuk kategori kelurahan Tidak Sehat, kelurahan/desa Pasar Bangko
berjumlah 74,19 % termasuk kategori kelurahan Pra Sehat, kelurahan/desa
Kungkai berjumlah 57,46 % termasuk kategori kelurahan/desa Pra Sehat dan
kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 42,78 % termasuk kategori
kelurahan/desa Tidak Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas adalah terdapat 2
Kelurahan/Desa yang Tidak Sehat dan 2 kelurahan/desa Pra Sehat untuk cakupan
indikator Penderita Hipertensi yang Berobat Teratur tingkat kelurahan/desa di
wilayah kerja Puskesmas Bangko.

Tabel 5.12 Hasil Cakupan Indikator Penderita Gangguan Jiwa Berat, diobati
dan Tidak ditelantarkan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko

NO Kel/Desa Kel/Desa Pasar Kel/Desa Kel/Desa


Pasar Atas Bangko Kungkai Sungai Kapas
Bangko
1 3 1 11 6
x 100 %=0,21%x 100 %=0,19 % x 100 %=1,29 % x 100 %=0,49 %
1446 529 851 1237

Pada tabel 5.12 diatas menunjukkan bahwa cakupan indikator Penderita


Gangguan Jiwa Berat, diobati dan Tidak ditelantarkan di kelurahan/desa Pasar

32
Atas Bangko berjumlah 00,21 % termasuk kategori kelurahan Tidak Sehat,
kelurahan/desa Pasar Bangko berjumlah 00,19 % termasuk kategori kelurahan
Tidak Sehat, kelurahan/desa Kungkai berjumlah 01,29 % termasuk kategori
kelurahan/desa Tidak Sehat dan kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 00,49 %
termasuk kategori kelurahan/desa Tidak Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas
adalah seluruh kelurahan/desa termasuk kategori kelurahan/desa Tidak Sehat
untuk cakupan indikator Penderita Gangguan Jiwa Berat, diobati dan Tidak
ditelantarkan tingkat kelurahan/desa di wilayah kerja Puskesmas Bangko.

Tabel 5.13 Hasil Cakupan Indikator Anggota Keluarga Tidak Ada yang
Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko

NO Kel/Desa Kel/Desa Pasar Kel/Desa Kel/Desa


Pasar Atas Bangko Kungkai Sungai Kapas
Bangko
1 731 347 514 609
x 100 %=50,48 %
x 100 %=65,60 % x 100 %=60,33 % x 100 %=49,11%
1448 529 852 1240

Pada tabel 5.13 diatas menunjukkan bahwa cakupan indikator Anggota


Keluarga Tidak Ada yang Merokok di kelurahan/desa Pasar Atas Bangko
berjumlah 50,48 % termasuk kategori kelurahan Pra Sehat, kelurahan/desa Pasar
Bangko berjumlah 65,60 % termasuk kategori kelurahan Pra Sehat,
kelurahan/desa Kungkai berjumlah 60,33 % termasuk kategori kelurahan/desa Pra
Sehat dan kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 49,11 % termasuk kategori
kelurahan/desa Tidak Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas adalah terdapat 3
Kelurahan/Desa yang Pra Sehat dan 1 kelurahan/desa Tidak Sehat untuk cakupan
indikator Anggota Keluarga Tidak Ada yang Merokok tingkat kelurahan/desa di
wilayah kerja Puskesmas Bangko.

33
Tabel 5.14 Hasil Cakupan Indikator Keluarga Sud ah Menjadi Anggota JKN
di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko

NO Kel/Desa Kel/Desa Pasar Kel/Desa Kel/Desa


Pasar Atas Bangko Kungkai Sungai Kapas
Bangko
1 938 290 533 464
x 100 %=64,73 %x 100 %=62,10 % x 100 %=66,63% x 100 %=38,70 %
1449 467 800 1199

Pada tabel 5.14 diatas menunjukkan bahwa cakupan indikator Keluarga


Sudah Menjadi Anggota JKN di kelurahan/desa Pasar Atas Bangko berjumlah
64,73 % termasuk kategori kelurahan Pra Sehat, kelurahan/desa Pasar Bangko
berjumlah 62,10 % termasuk kategori kelurahan Pra Sehat, kelurahan/desa
Kungkai berjumlah 66,63 % termasuk kategori kelurahan/desa Pra Sehat dan
kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 38,70 % termasuk kategori
kelurahan/desa Tidak Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas adalah terdapat 3
Kelurahan/Desa yang Pra Sehat dan 1 kelurahan/desa Tidak Sehat untuk cakupan
indikator Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN tingkat kelurahan/desa di
wilayah kerja Puskesmas Bangko.

Tabel 5.15 Hasil Cakupan Indikator Keluarga Memiliki Akses/Menggunakan


Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko

NO Kel/Desa Kel/Desa Pasar Kel/Desa Kel/Desa


Pasar Atas Bangko Kungkai Sungai Kapas
Bangko
1 1412 525 757 1121
x 100 %=97,45 %
x 100 %=99,06 % x 100 %=87,82% x 100 %=90,26 %
1449 530 862 1242

Pada tabel 5.15 diatas menunjukkan bahwa cakupan indikator Keluarga


Memiliki Akses/Menggunakan sarana Air Bersih di kelurahan/desa Pasar Atas
Bangko berjumlah 97,45 % termasuk kategori kelurahan Sehat, kelurahan/desa
Pasar Bangko berjumlah 99,06 % termasuk kategori kelurahan Sehat,

34
kelurahan/desa Kungkai berjumlah 87,82 % termasuk kategori
kelurahan/desa
Sehat dan kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 90,26 % termasuk
kategori kelurahan/desa Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas adalah seluruh
kelurahan/desa termasuk kategori kelurahan/desa Sehat untuk cakupan indikator
Keluarga Memiliki Akses/Menggunakan sarana Air Bersih tingkat kelurahan/desa
di wilayah kerja Puskesmas Bangko.

Tabel 5.16 Hasil Cakupan Indikator Keluarga Memiliki Akses/Menggunakan


Jamban Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko

NO Kel/Desa Kel/Desa Pasar Kel/Desa Kel/Desa


Pasar Atas Bangko Kungkai Sungai Kapas
Bangko
1 1421 517 727 1121
x 100 %=98,07 %
x 100 %=97,55 % x 100 %=87,48 % x 100 %=90,40 %
1449 530 831 1240

Pada tabel 5.16 diatas menunjukkan bahwa cakupan indikator Keluarga


Memiliki Akses/Menggunakan Jamban Keluarga di kelurahan/desa Pasar Atas
Bangko berjumlah 98,07 % termasuk kategori kelurahan Sehat, kelurahan/desa
Pasar Bangko berjumlah 97,55 % termasuk kategori kelurahan Sehat,
kelurahan/desa Kungkai berjumlah 87,48 % termasuk kategori kelurahan/desa
Sehat dan kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 90,40 % termasuk kategori
kelurahan/desa Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas adalah seluruh kelurahan/desa
termasuk kategori kelurahan/desa Sehat untuk cakupan indikator Keluarga
Memiliki Akses/Menggunakan Jamban Keluarga tingkat kelurahan/desa di
wilayah kerja Puskesmas Bangko.

5.2 Rencana Usulan Inovasi Intervensi PIS-PK


5.2.1 Pasien Tuberkulosis Mendapatkan Pengobatan Sesuai Dengan Standar
DAPAT SABU (Dampingi Pasien TB Sampai Sembuh)

35
Dalam rangka menindaklanjuti hasil temuan PIS-PK banyak kasus TBC yang
ditemukan dan belum berobat maka Puskesmas Bangko membuat program
DAPAT SABU (Dampingi Pasien TB Sampai Sembuh)
Inovasi ini melibatkan semua elemen masyarakat
Langkah yang dilakukan:
1. Sosialisasi TB dan etika batuk pada kegiatan posbindu diwilayah kerja
puskesmas bangko oleh pemegang program dan dokter penanggung jawab
2. Pemberian poster gejala TB pada pasien yang datang di kegiatan posbindu
3. Memilih salah satu anggota keluarga pasien positif TB untuk menjadi
pendamping pasien TB
4. Memberikan pengarahan mengenai TB kepada keluarga pasien
(pendamping pasien yang telah ditunjuk)
5. Pemberian masker pada pasien TB

Tabel 5.2.1 Rencana Usulan Inovasi Intervensi

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Dana


1 Sosialisasi Agar Masyarakat Januari Petugas -
mengenai masyarakat yang 2021 Puskesmas
TB dan dapat tinggal di (pemegang
etika mengetahui wilayah program dan
batuk di apa itu TB dan kerja Dokter
Posbindu mengetahui Puskesmas penanggungj
etika batuk Bangko awab)
2 Pemberian Agar Masyarakat Januari Petugas 181+50
poster masyarakat yang 2021 Puskesmas 0x
gejala TB dapat segera tinggal di (pemegang @500=
pada tiap datang ke wilayah program) Rp.340.
pasien Puskesmas kerja 500
yang Bangko untuk Puskesmas
datang di melakukan Bangko
kegiatan pemeriksaan
posbindu jika
mempunyai
gejala yang
tertera pada
poster
3 Memilih Agar pasien Keluarga Januari Keluarga -
salah satu mendapatkan pasien TB 2021 pasien
anggota pengawasan
keluarga pengobatan

36
pasien secara intensif
positif TB dari keluarga
untuk
menjadi
pendampi
ng pasien
TB
4 Memberik Agar pasien Pasien TB Januari Keluarga -
an mendapatkan 2021 pasien
pengaraha pengawasan
n pengobatan
mengenai secara intensif
TB kepada dari keluarga
keluarga
pasien
(pendampi
ng pasien
yang telah
ditunjuk)
5 Pemberian Untuk Pasien TB Januari Petugas 181x@
masker mencegah dan 2021 Puskesmas 2000=
untuk penularan keluarganya Rp.362.
pasien TB 000

5.2.2 Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur


Program GARANSI ( Gerakan Atasi Hipertensi)
Dalam rangka meindaklanjuti hasil temuan pispk banyak kasus hipertensi
yang ditemukan dan belum berobat secara standar maka puskesmas Bangko
membuat program GARANSI
Inovasi ini melibatkan semua elemen masyarakat.
Langkah yang dilakukan:
1. Penemuan kasus hipertensi pada kegiatan posbindu di wilayah kerja
puskesmas
2. Sosialisasi faktor resiko dan pengendalian kasus Hipertensi : oleh tim
pemegang program atau pun dokter penanggung jawab
3. Pemberian KMS pada tiap pasien yang terdiagnosa Hipertensi
4. Monitoring Tekanan darah melalui KMS Hipertensi

37
5. Membentuk kader dan Melatih kader agar tanggap dan cakap dalam
pengukuran Tekanan darah untuk dapat melakukan pengukuran setiap
bulannya
6. Dokter puskesmas mengevaluasi tekanan darah setiap bulannya melalui
KMS, dan bila ditemukan peningkatan tekanan darah penderita pada data
KMS, pasien diminta datang ke puskesmas untuk mengambil obat serta
konsultasi ke dokter, atau pemberian obat oleh dokter melalui kader
7. Memberikan Reward kepada kader pelaksana yang aktif
8. Membagikan kartu diet yang disarankan dan tidak disarankan untuk
penderita hipertensi dan rentang nilai normal tekanan darah

Tabel 5.2.2 Rencana usulan inovasi intervensi


No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Dana
1 Posbindu 1. Untuk Masyarakat Perbulan Tim -
screening dan wilayah pemegang
menemukan kerja program
kasus-kasus puskesmas PTM dan
terkonfirmasi bangko dokter
hipertensi penanggung
2. melakukan jawab
sosialisasi program
mengenai
hipertensi

2 Pemberian Untuk Kepada Pada awal Tim 1000x


KMS mendapatkan pasien terdiagnosa pemegang @500=
hipertensi grafik tekanan dengan program Rp.500.0
darah setiap diagnose PTM atau 000
bulannya pada hipertensi dokter
pasien dengan penanggung
diagnose jawab
hipertensi dan

38
sebagai dasar
tindak lanjut
pengobatan
3 Membentuk agar tanggap Ibu yang Januari pemegang -
kader dan dan cakap aktif di 2021 program
Melatih kader dalam lingkungan (awal PTM
pengukuran tempat rencana
Tekanan darah tinggalnya program
untuk dapat terlaksana)
melakukan
pengukuran
setiap
bulannya
4 evaluasi Untuk melihat Penderita Januari Kader dan
tekanan darah grafik hipertensi 2021 dokter
setiap bulan perbaikan (awal penanggung
melalui tekanan darah rencana jawab
KMS, bila dan untuk program
ditemukan dapat ditindak terlaksana)
peningkatan lanjuti oleh
tekanan darah dokter atau
penderita mendapatkan
pada data konsultasi dan
KMS, pasien pengobatan
diminta lebih lanjut
datang ke
puskesmas
5 Memberikan Agar pasien- Kader Setiap 6 Tim Goodie
Reward pasien yang teraktif bulan pemegang bag
(goodie bag) terdiagnosa sekali. program berisi
kepada kader hipertensi ( 6bulan PTM sembako
pelaksana dengan setelah +

39
yang aktif tekanan darah program 100.000
tidak berjalan)
terkontrol
dapat semakin
terdeteksi oleh
kader yang
aktif
6 Membagikan Agar pasien Penderita Januari Kader atau 1000x @
kartu memiliki hipertensi 2021 tim Rp.125 =
makanan edukasi Awal pemegang Rp.125.0
yang makanan dan pasien progam 00
disarankan menghindari terdeteksi PTM
dan tidak faktor resiko
disarankan peningkatan
bagi tekanan darah.
penderita
hipertensi

5.2.3 Keluarga Mengikuti Program GEMA BANG HAJI (Gerakan


Masyarakat Bangko Hadapi Gangguan jiwa)
Dalam rangka meindaklanjuti hasil temuan pispk banyak kasus gangguan jiwa
yang ditemukan dan belum berobat secara standar oleh karena itu puskesmas
Bangko membuat GEMA BANG HAJI (Gerakan Masyarakat Bangko
Hadapi Gangguan jiwa)

Langkah yang dilakukan:


1. Membentuk Pengetahuan keluarga : Keluarga berperan membantu
pencegahan ODGJ Seperti : Memberikan poster pada keluarga untuk
pencegahan gangguan jiwa

40
2. Sosialisasi mengenai ODGJ : Tenaga kesehatan dan kader memberikan
penyuluhan kepada Keluarga pasien penderita gangguan jiwa seperti :
Penyuluhan saat poswindu
3. Membentuk Warpimnat (Program Warga Pendamping Minum Obat)
yang bertugas untuk mengawasi ketepatan dan keteraturan jadwal
meminum obat penderita jiwa ,pengambilan obat ke puskesas serta
untuk membawa pasien kontrol kembali ke puskesmas.
4. Mengadakan Kegiatan rutin seperti : Olahraga / senam,
bernyanyi,pengajian bersama penderita gangguan jiwa setiap 6 bulan
dengan didampingi oleh keluarga dan pemegang program kesehatan jiwa

Tabel 5.2.3 Rencana usulan inovasi intervensi


No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Dana
1 Membentuk Agar keluarga keluarga Januari Pemegang 500x500=Rp
Pengetahuan berperan penderita 2021 Program 250.000
keluarga membantu gangguan kesehatan
pencegahan jiwa di jiwa
ODGJ Wilayah
Kerja PKM
Bangko
2 Sosialisasi Agar masyarakat Masyarakat Januari Pemegang -
mengenai dapat yang tinggal 2021 Program
pentingnya mengetahui di Wilayah kesehatan
ODGJ peran serta Kerja PKM jiwa
pentingnya Bangko
ODGJ
3 Membentuk Meningkatkan keluarga Januari Dokter -
Warpimnat kepedulian dan gangguan 2021 Pemegang
(Program perhatian jiwa di puskesmas
Warga keluarga adalah Wilayah Bangko
Pendamping kunci dalam Kerja PKM
Minum Obat) pengobatan dan Bangko

41
penanganan
orang dengan
gangguan jiwa
(ODGJ).
4. Januari -
Mengadakan penderita 2021 Program
Agar
Kegiatan gangguan kesehatan
meningkatkan
rutin jiwa dan jiwa
kepercayaan
keluarga
penderita
penderita
gangguan jiwa
gangguan
untuk
jiwa di
bersosialisi
Wilayah
dengan
Kerja PKM
lingkungan
Bangko
sekitarnya

5.2.4 Rencana Usulan Inovasi Intervensi Program Indonesia Sehat dengan


Pendekatan Keluarga

5.2.4 Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok

GEMPAAR (Gerakan Masyarakat PerAngi Asap Rokok) Dalam rangka


menindaklanjuti hasil temuan PIS-PK banyak kasus masyarakat wilayah kerja
puskesmas bangko yang masih merokok maka Puskesmas Bangko membuat
program Gempar (Gerakan Masyarakat perangi Asap Rokok)

Inovasi ini melibatkan semua elemen masyarakat

Langkah yang dilakukan:

1. Sosialisasi bahaya merokok dan cara berhenti merokok pada kegiatan


posbindu diwilayah kerja puskesmas bangko oleh dokter penanggung
jawab
2. Membagikan poster bahaya rokok ke tiap warga yang datang posbindu

42
3. Membuat klinik berhenti merokok yang di adakan sebulan sekali pada
kegiatan posbindu, sehingga warga yang dianjurkan untuk berhenti
merokok dapat berkonsultasi langsung dengan dokter penanggung jawab
klinik berhenti merokok
4. Membuat hari bebas asap rokok di setiap desa wilayah kerja puskesmas
bangko selama 1 minggu di setiap awal bulan dengan bantuan pengawasan
oleh perangkat desa (ketua RT, kepala Desa, ataupun babinsa) dan
mengdakan senam bersama setiap tanggal 1
5. Memberikan penghargaan kepada setiap kawasan/desa yang dapat
menerapkan dan disiplin terhadap kegiatan bebas asap rokok berupa
bantuan TOGA (Tanaman Obat Keluarga)

Tabel 5.2.4 Rencana Usulan Inovasi Intervensi

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Dana


1 Sosialisasi Untuk Masyarakat Januari Dokter -
bahaya mendapatkan di wilayah 2021 penanggung
merokok dan pengetahuan dan kerja jawab
cara berhenti motivasi untuk bangko
merokok berhenti
pada merokok
kegiatan
posbindu
diwilayah
kerja
puskesmas
bangko
2 Membagikan Untuk dapat Masyarakat Januari Pemegang 500x @
poster memberikan yang tinggal 2021 Program Rp.500 =
bahaya rokok informasi di Wilayah 250.000
ke tiap warga bahaya rokok Kerja PKM
yang datang Bangko

43
posbindu

3 Membuat Agar Masyarakat Januari Dokter -


klinik meningkatkan yang tinggal 2021 Pemegang
berhenti usaha di Wilayah puskesmas
merokok masyarakat Kerja PKM Bangko
untuk berhenti Bangko
merokok dan
dapat
berkonsultasi
langsung dengan
dokter
4 Membuat Membiasakan Masyarakat Januari Pemegang -
hari bebas masyarakat yang yang tinggal 2021 program
asap rokok merokok untuk di Wilayah bekerja
di setiap desa memulai tidak Kerja PKM sama
wilayah kerja merokok selama Bangko dengan
puskesmas 1 minggu di perangkat
bangko setiap bulannya desa
selama 1
minggu di
setiap awal
bulan
5 Memberikan Memberikan Desa di Januari pemegang 250.000
penghargaan apresiasi dan wilayah 2021 program
desa bebas meningkatkan kerja
asap rokok semangat tiap puskesmas
kepada desa dalam bangko
kawasan/des menjalankan
a yang dapat program
menerapkan
dan disiplin

44
terhadap
kegiatan
bebas asap
rokok berupa
bantuan
TOGA
(Tanaman
Obat
Keluarga)

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) merupakan


salah satu dari Agenda ke-5 Nawa Cita yaitu meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia.

45
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama
merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan menuju Indonesia
Sehat melalui pendekatan keluarga.
Pelaksanaan PIS-PK tahun 2019 didapatkan bahwa 4 Kelurahan/Desa pada
wilayah kerja Puskesmas bangko dikategorikan Kelurahan/Desa Tidak Sehat
bersadarkan Indeks Keluarga Sehat Tingkat kelurahan/Desa. Dimana
Kelurahan /Desa Sungai Kapas mendapatkan nilai Indeks Keluarga Sehat tingkat
Kelurahan/Desa paling rendah dengan nilai 0,13 (Kelurahan/Desa Tidak Sehat).
Sedangkan Kelurahan/Desa Pasar Bangko mendapatkan nilai Indeks Keluarga
Sehat tingkat Kelurahan/Desa paling tinggi dengan nilai 0,304 (Kelurahan/Desa
Tidak Sehat).
Terdapat 4 indikator yang menjadi masalah utama dari 12 indikator yang ada
dalam penilaian keluarga sehat, yakni indikator Keluarga mengikuti Program KB,
Penderita TB Paru yang Berobat Sesuai Standar, Penderita Hipertensi yang
Berobat Teratur serta Penderita Gangguan Jiwa Berat di obati dan tidak
ditelantarkan. Empat indikator tersebut memiliki nilai Cakupan Indikator paling
rendah, dan tidak mencapai target Indikator nasional.

6.2 Saran
Terkait dengan hasil data evaluasi PIS-PK tahun 2019 yang menunjukkan
bahwa nilai rata-rata IKS di tingkat Kelurahan/Desa di wilayah kerja Puskesmas
Bangko masih rendah, kami menyarankan untuk melakukan beberapa kegiatan
dengan tujuan meningkatnya taraf kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Bangko. Adapun beberapa saran kegiatan seperti berikut :
1. Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Pada saat pengumpulan data, kami menyarankan kepada tim untuk
melakukan KIE kepada setiap keluarga dan secara individual. Adapun
KIE yang kami tekankan terutama aspek dimana indikator yang
mendapatkan nilai terendah di daerah tersebut, baik di tingkat Keluarga,
RT, RW, serta Kelurahan/Desa.
2. Penyuluhan

46
Kami menyarankan melakukan penyuluhan kepada warga mengenai
pentingnya setiap keluarga untuk mencapai indeks keluarga sehat.
Adapun tema penyuluhan yang kami sarankan ialah peran keluarga serta
pentingnya pengobatan pasien jiwa yang berkelanjutan dikarenakan
indikator tersebut yang paling rendah dan dapat dilakukan intervensi
untuk dapat dilakukan perbaikan.
3. Pemeriksaan Kesehatan
Kami menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan yang
berkelanjutan kepada setiap warga di wilayah kerja Puskesmas Bangko,
diantaranya pemeriksaan status gizi (Tinggi Badan, Berat Badan, Lingkar
Perut), Tekanan Darah, Gula Darah Sewaktu dan Kolesterol dalam tubuh.
Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan dalam keluarga. Selain itu juga
pemeriksaan ini juga dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data
dasar sebagai pembanding untuk pemeriksaan kesehatan selanjutnya.
4. Kerja sama
Kami menyarankan untuk bekerja sama baik ke bagian dinas terkait serta
lintas sektor. Adapun salah satu bentuk intervensi yang kami sarankan
ialah membuat suatu acara seperti lomba kampung KB dengan pihak
BKKBN, diamana diharapkan dengan diadakan lomba tersebut
mengedukasikan masyarakat serta meningkatkan kesadaran pentingnya
mengikuti program KB. Selain itu juga diharapkan terbentuknya tim
penanggulangan gangguan jiwa di masyarakat dan keterlibatan RSJ
terutama terkait masalah pasung. Hal ini berdasarkan masih ada
Kelurahan/Desa yang cakupan indikator keluarga mengikuti program KB
dan penderita ganggua jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan yang
masih rendah.

47
DAFTAR PUSTAKA

1. Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015


2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 39 Tahun 2016. Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Jakarta: Kemenkes RI. 2016

48
3. Kementrian Kesehetan RI. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kemenkes RI. 2016
4. Data Pelaksanaan Program PIS-PK Puskesmas Bangki Tahun 2019.
5. Kementrian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen
Puskesmas dengan Pendekatan Keluarga. Edisi 2. Jakarta: Kemenkes R1.
2017
6. Depkes RI. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Petugas Puskesmas.
Jakarta; 2007
7. Kementrian Kesehatan RI. Modul Pelatihan keluarga Sehat. Jakarta: 2018

49
50
51
52
53

Anda mungkin juga menyukai