0000 Mini Project Pis-Pk
0000 Mini Project Pis-Pk
PENDAHULUAN
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program
Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat
selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian
direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I.
Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.1
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,
yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3)
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat
dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat.
Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses
pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko
kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan
sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu
ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.2
Pada tahun 2018, 6.205 Puskesmas Lokus di 514 kabupaten/kota di 34
provinsi dengan target: 39.353.040 KK, 25.204.662 Keluarga (64,05% dari target)
yang telah dikunjungi dan diintervensi awal. Capaian IKS nasional tahun 2018
adalah 0,168 yang merupakan kategori tidak sehat.3
Pelaksanaan kunjungan keluarga Provinsi Jambi tahun 2018 belum mencapai
target total coverage. Presentase kunjungan keluarga Provinsi Jambi tahun 2018
1
adalah sebanyak 46,15%. Sedangkan capaian IKS provinsi Jambi tahun 2018
adalah 0,109 yang termasuk kategori tidak sehat.3
Pelaksanaan kunjungan keluarga program PIS PK di Puskesmas Bangko
tahun 2019 belum mencapai total coverage. Capaian indikator- indikator PIS PK
Puskesmas Bangko tahun 2019 masih rendah karena capaian IKS pada 4
kelurahan/desa masih pada kategori tidak sehat.4
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menemukan
“Inovasi Intervensi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko”.
2
3. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator bayi
mendapatkan imunisasi dasar lengkap tingkat Kelurahan/Desa di
Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
4. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator bayi
mendapatkan ASI eksklusif tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja
Puskesmas Bangko
5. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator pertumbuhan
balita dipantau tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja Puskesmas
Bangko
6. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator penderita TB
paru yang berobat sesuai standar tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangko
7. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator penderita
Hipertensi yang berobat tertaur tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangko
8. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator penderita
gangguan jiwa berat, diobati dan tidak di telantarkan tingkat
Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
9. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator anggota
keluarga tidak ada yang merokok tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah
Kerja Puskesmas Bangko
10. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator keluarga sudah
menjadi anggota JKN tingkat Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja
Puskesmas Bangko
11. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator keluraga
memiliki akses/menggunakan sarana air bersih tingkat
Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
12. Menemukan inovasi intervensi pelaksanaan indikator keluraga
memiliki akses/menggunakan jamban keluarga tingkat
Kelurahan/Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
3
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti
khususnya mengenai Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga.
b. Hasil penelitian dapat menjadi data dasar dan menambah referensi
untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Institusi Tempat Penelitian
Hasil penelitian dapat menjadi bahan acuan dan masukan bagi
Puskesmas Bangko dalam upaya peningkatan program kesehatan
khususnya keluarga sehat.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan tentang upaya
penerapan indikator keluarga sehat di lingkungan tempat tinggal masing
masing.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian sehat menurut WHO atau organisasi kesehatan dunia adalah suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan. Dari definisi diatas yang dimaksudkan oleh WHO, sehat
terdiri dari suatu kesatuan penting dari 4 komponen dasar yang membentuk
‘positif health’, yaitu: sehat jasmani, sehat mental, sehat spiritual, kesejahteraan
sosial.3,6,7
5
upaya untuk membantu masyarakat mengenai dan mengatasi masalahnya sendiri,
dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam
rangka menjaga memelihara dan meningkatkan kesehatannya.3,6
6
2) Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa
3) Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang
berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu,
bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
b. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
Bayi pada usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI sejak lahir sampai usia 6
bulan, tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali
pemberian air putih untuk minum obat saat bayi sakit. ASI banyak
7
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI
sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta
kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mampu melindungi
bayi dari alergi.
Berdasarkan waktu produksinya, ASI digolongkan dalam tiga
kelompok yaitu:
1) Kolostrum
Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari pertama.
Setelah kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental,
karena mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan
yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi.
Kolostrum mengandung vitamin A, E dan K serta beberapa
mineral seperti natrium dan Zn.
8
ml/hari, bulan kedua sekitar 400 – 600 ml/hari setelah bayi
berusia satu tahun.
Keuntungan menyusui bagi bayi:
Menimbang bayi dan balita mulai dari umur 0 sampai 59 bulan setiap
bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) berturut-turut dalam
3 bulan terakhir. Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada
kondisi gisi baik, gizi kurang, atau gizi buruk. Setelah balita ditimbang di
buku KIA atau KMS maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak
turun. Naik apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita
warna di atasnya. Tidak naik bila garis pertumbuhannya mendatar dan
garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda. Bila balita
mengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda – tanda:
9
1) Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut – turut, badannya
kurus
2) Mudah sakit
3) Tampak lesu dan lemah
4) Mudah menagis dan rewel
f. Penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
10
yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit
jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi
secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.
11
Anggota rumah tangga tidak merokok di dalam rumah. Tidak boleh
merokok di dalam rumah dimaksudkan agar tidak menjadikan anggota
keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang berbahaya bagi kesehatan.
Karena dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan
sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya seperti nikotin, tar dan
carbonmonoksida (CO).
j. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Air adalah sangat peting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih
cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di
dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk
anank – anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan
12
manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak,
mandi, mencuci (bermacam – macam cucian).
Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci
pakaian, membersihkan bahan makanan haruslah bersih agar tidak terkena
penyakit atau terhindar dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat
dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan
diraba). Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit.
Kuman penyakit dalam air mati pada suhu 1000C.
Syarat – syarat air minum yang sehat agar air minum itu tidak
menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan
kesehatan sebagai berikut:
1) Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak
berwarna), tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya, cara
mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
2) Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala
bakteri. Terutama bakteri patogen. Cara ini untuk mengetahui
apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah
dengan memeriksa sampel air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan
100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut
sudah memenuhi kesehatan.
3) Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat tertentu dalam
jumlah yang tertentu pula.
13
kotoran sebagai pembuangan akhir. Misalnya buang air besar di jamban
dan membuang tinja bayi secara benar. Penggunaan jamban akan
bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau.
Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban
yang sehat juga memiliki syarat seperti tidak mencemari sumber air, tidak
berbau, mudah dibersihkan dan penerangan dan ventilasi yang cukup.3,4,7
14
Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai pemilik Unit
Pelaksana Teknis/Puskesmas adalah mengupayakan dengan sungguh-
sungguh agar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
terpenuhi untuk semua Puskesmas di wilayah kerjanya. Dalam rangka
pelaksanaan pendekatan keluarga oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota memiliki tiga peran utama, yakni: pengembangan
sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan
pengendalian.
15
Keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
diukur dengan Indeks Keluarga Sehat, yang merupakan komposit dari 12
indikator. Semakin banyak indikator yang dapat dipenuhi oleh suatu
keluarga, maka status keluarga tersebut akan mengarah kepada Keluarga
Sehat. Sementara itu, semakin banyak keluarga yang mencapai status
Keluarga Sehat, maka akan semakin dekat tercapainya Indonesia Sehat.
Sehubungan dengan hal tersebut, disadari bahwa keberhasilan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga juga sangat
ditentukan oleh peran dan tanggung jawab sektor-sektor lain di luar
sektor kesehatan (lintas sektor). Kementerian dan lembaga yang dapat
ikut berperan dalam program ini misalnya Kementerian PDT,
Kemendikbud, Kemenristekdikti, Kemenpan RB, Kemenkominfo,
Kemendagri/Pemda, Kemenperindag, Kemenaker, Kemenag, BKKBN,
TNI dan POLRI.3,4,5
16
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
Puskesmas bangko mempunyai luas wilayah kerja ±384 km² yang terdiri dari
2 kelurahan dan 2 desa yang berada tepat di kota bangko yang berarti aksesnya
cukup mudah dijangkau dari semua desa. Adapun nama-nama desa di wilayah
kerja puskesmas bangko sebagai berikut:
17
jam, 2 kelurahan yang berada di pusat kota bangko merupakan jalur lintas
sumatera yang mempunyai faktor resiko tinggi terhadap masalah kesehatan.
18
Tabel 3.2 Sarana Pelayanan Puskesmas Bangko
No. Nama Sarana Jumlah Keterangan
1. Puskesmas Pembantu 1 Pustu Sungai Kapas
2. Poskesdes 1 Poskesdes Kungkai
terdapat 2 gedung, yaitu
Gedung 1 di Dusun
Sawah untuk Pelayanan
dan Gedung 2 di Simpang
Kungkai untuk Pelayanan
Persalinan
3. Polindes 1 Polindes Sungai Kapas
4. Posyandu 14 4 Posyandu Kel. Pasar
Atas Bangko, 2 Posyandu
Kel. Pasar Bangko, 6
Posyandu Desa Sungai
Kapas dan 2 Posyandu
Desa Kungkai
5. Mobil Ambulance 2
19
1. Cepat. Setiap kegiatan harus cepat, tanggap dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada.
2. Akurat. Akurat dalam memberikan pengobatan
3. Komunikatif. Komunikatif dalam memberikan informasi
4. Aman. Aman dalam bertindak berdasarkan prinsip keselamatan kerja
5. Prima. Prima dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan senyum,
salam, sapa dan santun.
20
c. Pelayanan gizi
d. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
e. Pelayanan kesehatan lingkungan
3. Upaya Kesehatan Pengembangan
a. Pelayanan Kesehatan olahraga
b. Pelayanan Bina Kesehatan Kerja
c. Pelayanan Bina Kesehatan Tradisional
d. Pelayanan upaya kesehatan gigi masyarakat
e. Pelayanan kesehatan jiwa
f. Pelayanan Kesehatan Usila
g. Perawatan Kesehatan Masyarakat
h. Pelayanan P2 (IVA Test, PMS dan HIV-AIDS, Rabies)
4. Inovasi puskesmas
a. Santun Lansia
b. IVA Test dan CBE
c. Terapi berhenti merokok
d. Homecare.3
21
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
2. Besar Sampel
Besar sampel pada mini project ini adalah masyarakat yang berdomisili
wilayah kerja Puskesmas Bangko yang di ikut sertakan di program PIS-
PK.
4. Kriteria Sampel
22
4.4 Definisi Operasional
23
sebaliknya jika jawabannya “Tidak merokok” maka dalam rekapan
statusnya “Y”.
Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu
indikator, mengikuti persyaratan di bawah ini:
1) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status
Y, maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 1.
2) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status
T, maka indikator tersebut dalam suatu keluarga bernilai 0.
3) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status
N maka indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status
N (tidak dihitung).
4) Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan
status T, maka indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai
0 meskipun didalamnya terdapat status Y ataupun N.
∑ indikator bernilai 1
IKS Keluarga :
12 - ∑ N
24
Hasil dari penilaian setiap indikator akan di kategorikan sebagai berikut :
Data didapatkan langsung dari data PIS-PK tahun 2019 Puskesmas Bangko
yang telah di rekap melalui aplikasi Keluarga Sehat Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia serta langsung mewawancarai pemegang Program PIS-PK
Puskesmas Bangko.
Data yang diperoleh kemudian dicatat serta diolah secara manual dan
otomatis oleh aplikasi Keluarga Sehat, kemudian disusun dalam beberapa tabel
sesuai dengan tujuan penelitian dan skala ukur yang telah ditentukan pada definisi
operasional. Kemudian dilakukan pengolahan data secara deskriptif lalu susunlah
rencana usulan kegiatan inovasi intervensi program indonesia sehat dengan
pendekatan keluarga.
BAB V
25
HASIL DAN PEMBAHASAN
26
keluarga dan jumlah keluarga dengan IKS > 0,800 sebanyak 161 keluarga
sedangkan untuk nilai IKS 0,304. Bersadarakan data tersebut dapat di simpulkan
bahwa Keluraha/Desa Pasar Bangko termasuk kategori Kelurahan/Desa TIDAK
SEHAT.
27
Tabel 5.5 Hasil Cakupan Indikator Keluarga Mengikuti Program KB di
Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
28
Kungkai berjumlah 94,44 % termasuk kategori kelurahan/desa Sehat dan
kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 93,33% termasuk kategori
kelurahan/desa Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas adalah seluruh kelurahan/desa
termasuk kategori kelurahan/desa Sehat untuk cakupan indikator Persalinan Ibu di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat kelurahan/desa di wilayah kerja Puskesmas
Bangko.
29
Tabel 5.8 Hasil Cakupan Indikator Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
30
79,02 % termasuk kategori kelurahan Pra Sehat, kelurahan/desa Kungkai
berjumlah 75,78 % termasuk kategori kelurahan/desa Pra Sehat dan
kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 80,75 % termasuk kategori
kelurahan/desa Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas adalah masih terdapat 1
Kelurahan/Desa yang Tidak Sehat, 2 kelurahan/desa Pra Sehat dan 1
kelurahan/desa Sehat untuk cakupan indikator Pertumbuhan Balita di Pantau
tingkat kelurahan/desa di wilayah kerja Puskesmas Bangko.
Tabel 5.10 Hasil Cakupan Indikator Penderita TB Paru yang Berobat Sesuai
Standar di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
31
Tabel 5.11 Hasil Cakupan Indikator Penderita Hipertensi yang Berobat
Teratur di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
Tabel 5.12 Hasil Cakupan Indikator Penderita Gangguan Jiwa Berat, diobati
dan Tidak ditelantarkan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
32
Atas Bangko berjumlah 00,21 % termasuk kategori kelurahan Tidak Sehat,
kelurahan/desa Pasar Bangko berjumlah 00,19 % termasuk kategori kelurahan
Tidak Sehat, kelurahan/desa Kungkai berjumlah 01,29 % termasuk kategori
kelurahan/desa Tidak Sehat dan kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 00,49 %
termasuk kategori kelurahan/desa Tidak Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas
adalah seluruh kelurahan/desa termasuk kategori kelurahan/desa Tidak Sehat
untuk cakupan indikator Penderita Gangguan Jiwa Berat, diobati dan Tidak
ditelantarkan tingkat kelurahan/desa di wilayah kerja Puskesmas Bangko.
Tabel 5.13 Hasil Cakupan Indikator Anggota Keluarga Tidak Ada yang
Merokok di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
33
Tabel 5.14 Hasil Cakupan Indikator Keluarga Sud ah Menjadi Anggota JKN
di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko
34
kelurahan/desa Kungkai berjumlah 87,82 % termasuk kategori
kelurahan/desa
Sehat dan kelurahan/desa Sungai Kapas berjumlah 90,26 % termasuk
kategori kelurahan/desa Sehat. Kesimpulan dari tabel diatas adalah seluruh
kelurahan/desa termasuk kategori kelurahan/desa Sehat untuk cakupan indikator
Keluarga Memiliki Akses/Menggunakan sarana Air Bersih tingkat kelurahan/desa
di wilayah kerja Puskesmas Bangko.
35
Dalam rangka menindaklanjuti hasil temuan PIS-PK banyak kasus TBC yang
ditemukan dan belum berobat maka Puskesmas Bangko membuat program
DAPAT SABU (Dampingi Pasien TB Sampai Sembuh)
Inovasi ini melibatkan semua elemen masyarakat
Langkah yang dilakukan:
1. Sosialisasi TB dan etika batuk pada kegiatan posbindu diwilayah kerja
puskesmas bangko oleh pemegang program dan dokter penanggung jawab
2. Pemberian poster gejala TB pada pasien yang datang di kegiatan posbindu
3. Memilih salah satu anggota keluarga pasien positif TB untuk menjadi
pendamping pasien TB
4. Memberikan pengarahan mengenai TB kepada keluarga pasien
(pendamping pasien yang telah ditunjuk)
5. Pemberian masker pada pasien TB
36
pasien secara intensif
positif TB dari keluarga
untuk
menjadi
pendampi
ng pasien
TB
4 Memberik Agar pasien Pasien TB Januari Keluarga -
an mendapatkan 2021 pasien
pengaraha pengawasan
n pengobatan
mengenai secara intensif
TB kepada dari keluarga
keluarga
pasien
(pendampi
ng pasien
yang telah
ditunjuk)
5 Pemberian Untuk Pasien TB Januari Petugas 181x@
masker mencegah dan 2021 Puskesmas 2000=
untuk penularan keluarganya Rp.362.
pasien TB 000
37
5. Membentuk kader dan Melatih kader agar tanggap dan cakap dalam
pengukuran Tekanan darah untuk dapat melakukan pengukuran setiap
bulannya
6. Dokter puskesmas mengevaluasi tekanan darah setiap bulannya melalui
KMS, dan bila ditemukan peningkatan tekanan darah penderita pada data
KMS, pasien diminta datang ke puskesmas untuk mengambil obat serta
konsultasi ke dokter, atau pemberian obat oleh dokter melalui kader
7. Memberikan Reward kepada kader pelaksana yang aktif
8. Membagikan kartu diet yang disarankan dan tidak disarankan untuk
penderita hipertensi dan rentang nilai normal tekanan darah
38
sebagai dasar
tindak lanjut
pengobatan
3 Membentuk agar tanggap Ibu yang Januari pemegang -
kader dan dan cakap aktif di 2021 program
Melatih kader dalam lingkungan (awal PTM
pengukuran tempat rencana
Tekanan darah tinggalnya program
untuk dapat terlaksana)
melakukan
pengukuran
setiap
bulannya
4 evaluasi Untuk melihat Penderita Januari Kader dan
tekanan darah grafik hipertensi 2021 dokter
setiap bulan perbaikan (awal penanggung
melalui tekanan darah rencana jawab
KMS, bila dan untuk program
ditemukan dapat ditindak terlaksana)
peningkatan lanjuti oleh
tekanan darah dokter atau
penderita mendapatkan
pada data konsultasi dan
KMS, pasien pengobatan
diminta lebih lanjut
datang ke
puskesmas
5 Memberikan Agar pasien- Kader Setiap 6 Tim Goodie
Reward pasien yang teraktif bulan pemegang bag
(goodie bag) terdiagnosa sekali. program berisi
kepada kader hipertensi ( 6bulan PTM sembako
pelaksana dengan setelah +
39
yang aktif tekanan darah program 100.000
tidak berjalan)
terkontrol
dapat semakin
terdeteksi oleh
kader yang
aktif
6 Membagikan Agar pasien Penderita Januari Kader atau 1000x @
kartu memiliki hipertensi 2021 tim Rp.125 =
makanan edukasi Awal pemegang Rp.125.0
yang makanan dan pasien progam 00
disarankan menghindari terdeteksi PTM
dan tidak faktor resiko
disarankan peningkatan
bagi tekanan darah.
penderita
hipertensi
40
2. Sosialisasi mengenai ODGJ : Tenaga kesehatan dan kader memberikan
penyuluhan kepada Keluarga pasien penderita gangguan jiwa seperti :
Penyuluhan saat poswindu
3. Membentuk Warpimnat (Program Warga Pendamping Minum Obat)
yang bertugas untuk mengawasi ketepatan dan keteraturan jadwal
meminum obat penderita jiwa ,pengambilan obat ke puskesas serta
untuk membawa pasien kontrol kembali ke puskesmas.
4. Mengadakan Kegiatan rutin seperti : Olahraga / senam,
bernyanyi,pengajian bersama penderita gangguan jiwa setiap 6 bulan
dengan didampingi oleh keluarga dan pemegang program kesehatan jiwa
41
penanganan
orang dengan
gangguan jiwa
(ODGJ).
4. Januari -
Mengadakan penderita 2021 Program
Agar
Kegiatan gangguan kesehatan
meningkatkan
rutin jiwa dan jiwa
kepercayaan
keluarga
penderita
penderita
gangguan jiwa
gangguan
untuk
jiwa di
bersosialisi
Wilayah
dengan
Kerja PKM
lingkungan
Bangko
sekitarnya
42
3. Membuat klinik berhenti merokok yang di adakan sebulan sekali pada
kegiatan posbindu, sehingga warga yang dianjurkan untuk berhenti
merokok dapat berkonsultasi langsung dengan dokter penanggung jawab
klinik berhenti merokok
4. Membuat hari bebas asap rokok di setiap desa wilayah kerja puskesmas
bangko selama 1 minggu di setiap awal bulan dengan bantuan pengawasan
oleh perangkat desa (ketua RT, kepala Desa, ataupun babinsa) dan
mengdakan senam bersama setiap tanggal 1
5. Memberikan penghargaan kepada setiap kawasan/desa yang dapat
menerapkan dan disiplin terhadap kegiatan bebas asap rokok berupa
bantuan TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
43
posbindu
44
terhadap
kegiatan
bebas asap
rokok berupa
bantuan
TOGA
(Tanaman
Obat
Keluarga)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
45
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama
merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan menuju Indonesia
Sehat melalui pendekatan keluarga.
Pelaksanaan PIS-PK tahun 2019 didapatkan bahwa 4 Kelurahan/Desa pada
wilayah kerja Puskesmas bangko dikategorikan Kelurahan/Desa Tidak Sehat
bersadarkan Indeks Keluarga Sehat Tingkat kelurahan/Desa. Dimana
Kelurahan /Desa Sungai Kapas mendapatkan nilai Indeks Keluarga Sehat tingkat
Kelurahan/Desa paling rendah dengan nilai 0,13 (Kelurahan/Desa Tidak Sehat).
Sedangkan Kelurahan/Desa Pasar Bangko mendapatkan nilai Indeks Keluarga
Sehat tingkat Kelurahan/Desa paling tinggi dengan nilai 0,304 (Kelurahan/Desa
Tidak Sehat).
Terdapat 4 indikator yang menjadi masalah utama dari 12 indikator yang ada
dalam penilaian keluarga sehat, yakni indikator Keluarga mengikuti Program KB,
Penderita TB Paru yang Berobat Sesuai Standar, Penderita Hipertensi yang
Berobat Teratur serta Penderita Gangguan Jiwa Berat di obati dan tidak
ditelantarkan. Empat indikator tersebut memiliki nilai Cakupan Indikator paling
rendah, dan tidak mencapai target Indikator nasional.
6.2 Saran
Terkait dengan hasil data evaluasi PIS-PK tahun 2019 yang menunjukkan
bahwa nilai rata-rata IKS di tingkat Kelurahan/Desa di wilayah kerja Puskesmas
Bangko masih rendah, kami menyarankan untuk melakukan beberapa kegiatan
dengan tujuan meningkatnya taraf kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Bangko. Adapun beberapa saran kegiatan seperti berikut :
1. Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Pada saat pengumpulan data, kami menyarankan kepada tim untuk
melakukan KIE kepada setiap keluarga dan secara individual. Adapun
KIE yang kami tekankan terutama aspek dimana indikator yang
mendapatkan nilai terendah di daerah tersebut, baik di tingkat Keluarga,
RT, RW, serta Kelurahan/Desa.
2. Penyuluhan
46
Kami menyarankan melakukan penyuluhan kepada warga mengenai
pentingnya setiap keluarga untuk mencapai indeks keluarga sehat.
Adapun tema penyuluhan yang kami sarankan ialah peran keluarga serta
pentingnya pengobatan pasien jiwa yang berkelanjutan dikarenakan
indikator tersebut yang paling rendah dan dapat dilakukan intervensi
untuk dapat dilakukan perbaikan.
3. Pemeriksaan Kesehatan
Kami menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan yang
berkelanjutan kepada setiap warga di wilayah kerja Puskesmas Bangko,
diantaranya pemeriksaan status gizi (Tinggi Badan, Berat Badan, Lingkar
Perut), Tekanan Darah, Gula Darah Sewaktu dan Kolesterol dalam tubuh.
Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan dalam keluarga. Selain itu juga
pemeriksaan ini juga dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data
dasar sebagai pembanding untuk pemeriksaan kesehatan selanjutnya.
4. Kerja sama
Kami menyarankan untuk bekerja sama baik ke bagian dinas terkait serta
lintas sektor. Adapun salah satu bentuk intervensi yang kami sarankan
ialah membuat suatu acara seperti lomba kampung KB dengan pihak
BKKBN, diamana diharapkan dengan diadakan lomba tersebut
mengedukasikan masyarakat serta meningkatkan kesadaran pentingnya
mengikuti program KB. Selain itu juga diharapkan terbentuknya tim
penanggulangan gangguan jiwa di masyarakat dan keterlibatan RSJ
terutama terkait masalah pasung. Hal ini berdasarkan masih ada
Kelurahan/Desa yang cakupan indikator keluarga mengikuti program KB
dan penderita ganggua jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan yang
masih rendah.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
3. Kementrian Kesehetan RI. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kemenkes RI. 2016
4. Data Pelaksanaan Program PIS-PK Puskesmas Bangki Tahun 2019.
5. Kementrian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen
Puskesmas dengan Pendekatan Keluarga. Edisi 2. Jakarta: Kemenkes R1.
2017
6. Depkes RI. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Petugas Puskesmas.
Jakarta; 2007
7. Kementrian Kesehatan RI. Modul Pelatihan keluarga Sehat. Jakarta: 2018
49
50
51
52
53