neurologis yang disebabkan kerusakan saraf facialis yang menyebabkan kelemahan atau paralysis satu sisi wajah yang timbul mendadak akibat lesi nervus fasialis, dan mengakibatkan distorsi wajah yang khas. 6 Paralisis ini menyebabkan asimetri wajah serta mengganggu fungsi normal, seperti menutup mata dan makan.7 Penyebab kelumpuhan pada Bell's palsy ini masih menjadi perdebatan. Beberapa ahli menyatakan penyebab berupa paparan angin dingin di salah satu sisi wajah secara terus menerus, ada juga yang menyatakan hal itu disebabkan oleh virus herpes yang menetap di tubuh dan teraktivasi kembali karena trauma, faktor lingkungan, stres dll. Sebagian penderita dapat sembuh tanpa pengobatan, tetapi tetap disarankan untuk menjalani fisioterapi dan pengobatan.8-10 Penyebab tersering adalah virus herpes simpleks tipe 1, penyebab lain antara lain: infeksi virus lain: mumps dan HIV, neoplasma: pengangkatan tumor otak (neuroma akustik) atau tumor lain, trauma: fraktur basal tengkorak, luka di telinga tengah dan menyelam, neurologis: sindrom guillain barre, metabolik: kehamilan, diabetes mellitus, hipertiroidisme dan hipertensi, dan toksik: alkohol, talidomid, tetanus, dan karbonmonoksida. Manifestasi klinis dari Bell's palsy adalah gejala pada sisi wajah ipsilateral berupa:12,13 kelemahan otot wajah ipsilateral, kerutan dahi menghilang ipsilateral, tampak seperti orang letih, tidak mampu atau sulit mengedipkan mata, hidung terasa kaku, sulit berbicara, sulit makan dan minum, sensitif terhadap suara berupa hiperakusis, salivasi yang berlebihan atau berkurang, pembengkakan wajah, berkurang atau hilangnya rasa kecap, dan air liur sering keluar. Berdasarkan pembahasan di atas, pasien ini memenuhi gejala dan tanda kelemahan nervus fasialis disertasi kelemahan nervus hipoglosus. Diagnosis klinis pada pasien ini adalah adanya parese N.VII sinistra tipe perifer dan parese N.XII, yaitu 1 berupa keluhan mulut mencong ke kanan sejak kurang lebih 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, tidak dapat bersiul atau meniup, saat dilakukan pemeriksaan sudah dalam perbaikan, riwayat adanya hipertensi pada pasien ini dapat menjadi penyebab Bell's palsy, lipatan nasolabial pada sisi yang lumpuh mendatar, dalam menggembungkan pipi terlihat pada sisi yang lumpuh kurang dapat menggembung, bila meringis sudut mulut sisi yang lumpuh tidak terangkat sehingga mulut mencong ke sisi yang sehat, lipatan kulit dahi hanya tampak pada sisi yang sehat saja, gerakan kelopak mata yang sakit lebih lambat dan tidak dapat dipejamkan (lagoftalmus), air mata keluar berlebihan pada sisi kelumpuhan dikarenakan konjungtiva bulbi tidak dapat ditutup penuh oleh kelopak mata yang lumpuh sehingga mudah teriritasi angin dan debu, lemahnya kekuatan lidah sebelah kiri, artikulasi yang kurang jelas, dan posisi lidah yang deviasi ke sebelah kiri. Patofisiologi parese nervus fasialis diduga akibat otot-otot fasial di bawah dahi menerima persarafan korteks kontralateral yaitu hanya serabut kortikobulbaris yang menyilang.14,15 Karena itu suatu lesi rostral dari nukleus fasialis yang berasal dari lesi fasialis sentral akan menimbulkan paralisis dari otot-otot fasialis kontralateral, kecuali otot frontalis dan orbicularis oculi menerima persarafan kortikal bilateral, maka otot tersebut tidak akan lumpuh karena lesi yang mengenai satu korteks motorik atau jaras kortikobulbarisnya. Destruksi yang menyeluruh dari nukleus fasialis sendiri atau serabut-serabut eferen brankialnya (saraf fasialis proprius) melumpuhkan seluruh otot wajah ipsilateral, hal ini ekuivalen dengan lesi fasialis perifer.12,16