Anda di halaman 1dari 22

BAB II

ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA

Engineering Aspects of Fluid flow in Pipeline

ƒ Pendahuluan
ƒ Pressure Drop
ƒ Persamaan Bernoulli
ƒ Persamaan Kontinuitas
ƒ Karakteristik Aliran Di Dalam Saluran/Pipa
ƒ Karakteristik Aliran Melalui Sambungan-Sambungan
ƒ Aliran Fluida
PENDAHULUAN

‰ Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang banyak digunakan untuk


memindahkan fluida, baik cair, gas, maupun campuran cair dan gas
dari suatu tempat ke tempat yang lain
‰ Sistem perpipaan yang lengkap terdiri atas :
• Pipa
• Sambungan pipa (flange, gasket, dan fitting)
• Tumpuan
• Peralatan Pendukung seperti pompa, katup dan sistem kontrol

Jenis Fluida

‰ Fluida fasa cair


Fluida yang mengalir bisa berupa minyak atau kondensat. Analisis aliran
fluida cair ini dilakukan dengan menggunakan prinsip hidrodinamika.
Fluida cair relatif lebih sederhana untuk dianalisis karena sifatnya yang
inkompresibel.
‰ Fluida fasa gas
Fluida fasa gas lebih rumit dianalisis karena sifatnya yang kompresibel.
Gas juga akan berubah sifatnya bila mengalami perubahan tekanan dan
temperatur.
‰ Fluida fasa campuran
contoh fluida ini adalah campuran hidrokarbon yang bersifat seperti fluida
satu fasa. Untuk mengalirkan fluida jenis ini, maka tekanan operasi harus
dijaga agar campuran tadi tidak kembali menjadi dua fasa
Pressure Drop

‰ Terjadi akibat aliran fluida mengalami gesekan dengan


permukaan pipa
‰ Dapat juga terjadi karena perubahan kecepatan ketika aliran
melewati sambungan pipa, belokan, katup, difusor, dan
sebagainya
‰ Pressure drop juga dapat disebabkan adanya perubahan
ketinggian secara mendadak dalam sistem pipa
‰ Besar Pressure Drop bergantung pada :
* Kecepatan aliran dan sifat-sifat fluida
* Kekasaran permukaan
* Panjang dan diameter pipa

Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai pressure drop:


ƒ Faktor yang paling signifikan dalam pressure drop adalah gesekan
dalam pipa dan ukuran diameter pipa
ƒ Kecepatan fluida yang optimum untuk mengatasi pressure drop
adalah 1 - 4 m/s (fluida cair) dan 4 -5 m/s (fluida gas).
ƒ Diameter pipa yang besar akan mengurangi terjadinya pressure drop
tetapi biaya untuk pipa berdiameter besar harus diperhitungkan.

Data yang diperlukan untuk menghitung aliran fluida dalam pipa adalah:
ƒ Jenis Fluida
ƒ Sifat-sifat fisik dari fluida
ƒ Laju aliran
ƒ Tekanan operasi
Persamaan Bernoulli

¾ Merupakan salah satu bentuk penerapan hukum kelestarian


energi
¾ Prinsipnya adalah energi pada dua titik yang dianalisis haruslah
sama
¾ Untuk aliran steady dan fluida inkompressibel (perubahan
energi dalam diabaikan) persamaan yang diperoleh adalah :

⎛ p1 V12 ⎞ ⎛ p V2 ⎞
⎜⎜ + + Z1 ⎟⎟ − H L = ⎜⎜ 2 + 2 + Z 2 ⎟⎟
⎝ ρg 2 g ⎠ ⎝ ρg 2 g ⎠

Dimana: Z = ketinggian
HL= head loss dari titik 1 ke titik 2

Contoh 1
Gambar di bawah menunjukkan aliran air dari titik A ke titik B
dengan debit aliran sebesar 0,4 m3/s dan head tekanan pada titik
A = 7 m. Jika diasumsikan tidak ada losses antara titik A dan titik
B, tentukan head tekanan di titik B
Penyelesaian:

⎛ p A V A2 ⎞ ⎛ p V2 ⎞
⎜⎜ + + Z A ⎟⎟ − H L = ⎜⎜ B + B + Z B ⎟⎟
⎝ ρg 2g ⎠ ⎝ ρg 2g ⎠
VA = Q = 0,4 = 5 , 66 m
AA (π . 0 , 3 2 / 4 ) s

VA = Q = 0,4 = 1, 42 m
AB (π . 0 , 6 2 / 4 ) s
maka :
⎛ 5 , 66 2 ⎞ ⎛ p 1, 42 2 ⎞
⎜⎜ 7 + + 0 ⎟⎟ − 0 = ⎜⎜ B + + 5 ⎟⎟
⎝ 2 g ⎠ ⎝ ρ g 2 g ⎠
pB
ρ g = 3 ,5 m
Persamaan Kontinuitas

Persamaan kontinuitas diperoleh dari hukum kelestarian massa


yaitu:

m1 = m 2
Dimana ρ= Massa jenis fluida

ρ 1 A1V 1 =` ρ 2 A 2 V 2 A= Luas penampang aliran


V= Kecepatan aliran

Fluida inkompressibel ρ1 = ρ 2

sehingga A 1V 1 = A 2 V 2

Catatan : Bidang A dan V harus tegak lurus satu sama lainnya

Contoh 2.

Jika kecepatan aliran minyak mentah pada pipa berdiameter


nominal 20” schedule 40 adalah 5 fps, berapa kecepatan aliran
tersebut jika pipa dikecilkan menjadi 14 schedule 80”?
Berapa kapasitas aliran ?

2
A V πd 2 ⎛d ⎞
2
⎛ 12 ⎞
V2 = 1 1 = 12 V1 = ⎜⎜ 1 ⎟⎟ V1 = ⎜ ⎟ 0,5 = 8 m
A2 πd 2 ⎝ d2 ⎠ ⎝3⎠ s
Karakteristik Aliran Di Dalam Pipa

‰ Aliran di dalam suatu saluran selalu disertai dengan friksi


‰ Aliran yang terlalu cepat akan menimbulkan pressure drop yang tinggi
sedangkan aliran yang terlalu lambat pressure drop-nya akan rendah
akan tetapi tidak efisien
‰ Kecepatan aliran perlu dibatasi dengan memperhatikan :
* Besarnya daya yang dibutuhkan
* Masalah erosi pada dinding pipa
* Masalah pembentukan deposit/endapan
* Tingkat kebisingan yang terjadi

Harga-harga kecepatan aliran air yang dianjurkan untuk berbagai


pemakaian

Service Daerah kecepatan (fps)


Keluaran pompa 8 -12
Pipa isap pompa 4 -7
Saluran pembuangan 4 -7
Header 4 -15

Riser 3 -10
Service umum 5 -10
Air minum 3 -7
Kecepatan maksimum aliran fluida dalam pipa

Jenis fluida Kecepatan maksimum


[ft/s]
Uap untuk proses 120 ÷ 150
Slurry 5 ÷ 10
Uap air 100 ÷ 130
Air 6 ÷ 10
Fluida cair 100/ (ρ1/2)

Kerugian yang terdapat di dalam aliran fluida


ƒ Kerugian tekanan (Pressure Drop) atau
ƒ Kerugian head ( Head Loss)

Faktor yang mempengaruhi kerugian di dalam aliran fluida:


ƒ Kecepatan aliran
ƒ Luas penampang saluran
ƒ Faktor friksi
ƒ Viskositas
ƒ Densitas fluida
Persamaan matematis kerugian tekanan di dalam saluran sirkuler

l ⎛V 2 ⎞ Dimana :
ΔP = f ρ ⎜⎜ ⎟⎟
d ⎝ 2 ⎠ ΔP = kerugian tekanan
d = diameter pipa
Hubungan antara head dan tekanan :
V = kecepatan aliran

P = ρ .g .h f = faktor friksi
l = panjang pipa
Kerugian head (head loss) :
g = grafitasi
⎛ l ⎞⎛ V ⎞
2
Δh = f ⎜ ⎟⎜⎜ ⎟⎟ h = head
⎝ d ⎠⎝ 2 g ⎠

Catatan: harga f untuk pipa-pipa tertentu dapat dicari dengan


menggunakan diagram Moody dengan terlebih dahulu menghitung
bilangan Reynolds

Kerugian head dengan menggunakan konstanta K sebagai pengganti


faktor friksi

⎛V 2 ⎞
Δh = K ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ 2g ⎠

Kerugian tekanan dengan menggunakan konstanta K sebagai pengganti


faktor friksi

⎛V 2 ⎞
Δp = Kρ ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ 2 ⎠

Catatan : Kerugian aliran akan semakin besar jika kecepatan


aliran semakin cepat dan saluran semakin panjang
Diagram Moody

Grafik Kerugian Head untuk Sistem Pipa Tertutup


Grafik Kerugian Head untuk Sistem Pipa Terbuka

Karakteristik Aliran Melalui Sambungan

Bentuk-bentuk sambungan pada sistem perpipaan:


• Sambungan lurus
• Sambungan belok
• Sambungan cabang
• Sambungan dengan perubahan ukuran saluran

Cara-cara penyambungan pada sistem perpipaan:


• Ulir
• Press
• Flens
• Las
Persamaan matematis kerugian akibat sambungan (kerugian
minor) dalam sistem pemipaan:

⎛V 2 ⎞
Δhm = K ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ 2g ⎠
atau
⎛V 2 ⎞
Δpm = Kρ ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ 2 ⎠

Keterangan: K = Koefisien hambatan minor

Resistance Coefficients for Open Valves, Elbow, and Tees


Resistance Coefficients for Expansion and Constractions

Contoh Jenis Sambungan dan Panjang Ekivalennya


Contoh Jenis Sambungan dan Panjang Ekivalennya (Lanjutan)

Special Fitting Losses In Equivalent Feet of Pipe


Representative Equivalent Length in Pipe Diameters (L/D)

Beberapa Contoh Perhitungan Karakteristik Aliran Sistem


Di Dalam Sistem Perpipaan

Contoh 1.
Suatu sistem pemipaan terdiri dari komponen seperti gambar. Air
mengalir dengan kecepatan sebesar 9,7 fps dan diameter 6 inch. Pipa
tersebut adalah pipa baru dengan panjang 1200 ft. Katup gerbang
berada pada posisi terbuka penuh. Tentukan kerugian tekanan dari
titik 1 hingga titik 3.
Penyelesaian:
Kerugian aliran dari titik 1s.d 3 adalah jumlah dari kerugian-kerugian
aliran pada pengecilan penampang di titik 1, kerugian friksi sepanjang
pipa 1 s.d 2 dan kerugian pada katup. Dari grafik resistance coefficient
for expantion and constraction diperoleh harga K= 0,42 untuk titik 1,
sehingga kerugiannya:

⎛ V 2 ⎞ 0,42.(9,7) 2
Aliran yang terjadi adalah turbulen.
h = K ⎜⎜ ⎟⎟ = = 1,46 ft Jika kekasaran pipa 0,0017 maka
⎝ 2g ⎠ 64,4
dengan mengunakan diagram Moody
diperoleh f = 0,023
VD
Re =
υ
ft 2
υ = 1 . 05 x10 −5

s
Re = 462000

Kerugian friksi pada saluran pipa :

Δ h = 80 , 6 ft

Kerugian melalui katup :


Dari tabel Representative Equivalent Length in Pipe Diameters (L/D)
dengan l/D = 13 maka diperoleh:

Δ h = 0 , 43 ft

Jadi kerugian aliran total dari sistem antara 1 s.d 3 adalah:


1,46 + 80,6 + 0,43 ft = 82,49 ft atau 35,7 psi
Contoh 2.
Apabila sistem pada contoh 1 besar pembukaan katup diubah
menjadi 50 % maka hitunglah laju aliran yang terjadi. Untuk kasus
ini aliran total antara titik 1 s.d 3 tidak berubah yaitu tetap sebesar
82,49 ft.

Penyelesaian:

Untuk katup terbuka ½ harga l/D berubah menjadi 160 sehingga


panjang ekivalennya untuk diameter 6 in menjadi:

Lekivalen = 160(6/12) = 80 ft

Titik pemasukan 1 mempunyai K = 0,42 dengan panjang 9,1 ft.


Jadi panjang total ekivalennya yaitu 1200+80+9,1= 1289,1 ft

Untuk penyelesaian ini dimisalkan kecepatan aliran 5 fps dengan


bilangan Re = 238095 dan kekasaran relatif 0.0017 sehingga diperoleh f
= 0,023. Terlihat disini bahwa harga faktor friksi tidak berubah dengan
contoh 1.
⎛ D ⎞ 2g
V = Δp⎜ ⎟ = 9 , 4 fps
⎝ l ⎠ f

Hasil tersebut di atas menunjukan bahwa perubahan bukaan katup


sebesar 50% hanya mengubah kapasitas aliran sebanyak 3% saja.
Penyelesaian contoh ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan
diagram Hazen-William yaitu:

Kerugian aliran yang terjadi perseratus ft panjang pipa adalah :

Δ h100 = 100 x 82 , 49 / 1289 ,1 = 6 ,39 ft

Dengan diameter pipa 6 in maka dari diagram diperoleh aliran


kira-kira 9,4 fps
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa desain sistem tersebut
kurang baik karena perubahan bukaan katup 50% tidak mempengaruhi
besar laju aliran yang terjadi. Untuk mendapatkan gambaran maka
katup gerbang diganti dengan katup globe dengan bukaan 50 %, panjang
ekivalen rata-rata l/D = 740. Dengan menggunakan prosedur di atas
maka diperoleh penurunan aliran sebanyak 13 %. Kesimpulannya yaitu
perencanaan sistem pemipaan ini tidak baik walaupun air masih dapat
dialirkan.

Aliran Fluida

Jenis Aliran Fluida :


‰ Steady atau tidak steady

‰ Laminar atau Turbulen

‰ Satu, dua, atau tiga dimensi

9 Steady jika kecepatan aliran tidak merupakan fungsi waktu


( dv/dt = 0)
9 Aliran laminer atau turbulen tergantung dari bilangan Reynolds
9 Aliran satu dimensi terjadi jika arah dan besar kecepatan di
semua titik sama
9 Aliran dua dimensi terjadi jika fluida mengalir pada sebuah bidang
(sejajar suatu bidang) dan pola garis aliran sama untuk semua
bidang
„ Garis arus adalah kurva imajinasi yang digambar mengikuti
pergerakan fluida untuk menunjukan arah pergerakan aliran
fluida tersebut
„ Vektor kecepatan pada setiap titik kurva :
• Tidak memiliki arah normal

• Tidak akan ada aliran yang berpindah dari suatu garis arus
ke garis arus lain

Gambar garis arus dan vektor kecepatan

Aliran Fluida Fasa Tunggal

Beberapa faktor yang diperhitungkan dalam aliran fluida fasa tunggal:


‰ Perubahan ketinggian

Untuk aliran horizontal, faktor ini diabaikan. Faktor ini


diperhitungkan untuk fluida kompresibel maupun inkompresibel,
steady maupun transien, aliran vertikal maupun aliran inklinasi.
‰ Rugi-rugi Gesekan

faktor ini diperhitungkan untuk fluida jenis apapun. Pada aliran


laminar, besarnya proporsional terhadap kecepatan fluida.untuk
aliran turbulen, besarnya proporsional terhadap kecepatan Vn
dimana 1,7< n <2
‰ Percepatan fluida

faktor ini diperhitungkan pada aliran transien. Untuk pipa dengan


penampang konstan dan fluida inkompresibel, faktor ini berharga
nol.
Aliran Fluida Dua Fasa

9 Kecepatan Fluida Gas


qg
Kecepatan Superficial: Vsg = A = Luas area pipa
A
Kecepatan Actual : qg
Vg =
AHg
9 Kecepatan Fluida Cair
qL
Kecepatan Superficial: VsL =
A
Kecepatan Actual : qL
VL =
AHL
9 Kecepatan Fluida Dua Fasa: Vm = VsL + Vsg
Vsg VsL
9 Kecepatan Slip : Vs = Vg − VL = −
Hg HL

9 Viskositas Fluida Dua Fasa:

μ n = μL λ L + μ gλ g
μ s = μHLL + μ g g
H

VsL
λL =
Dimana:
Vm
Vsg
λg =
Vm
Aliran Vertikal

Korelasi aliran vertikal dibagi dalam 3 kategori yaitu:


1. Kategori A
Tidak ada slip, flow regime diabaikan. Densitas campuran dihitung
bedasarkan rasio gas-liquid yang masuk. Gas dan liquid diasumsikan
bergerak dengan kecepatan yang sama.
2. Kategori B
Terjadi slip tetapi flow regime diabaikan. Gas dan liquid tidak dapat
diasumsikan bergerak dengan kecepatan yang sama. Korelasi dibutuhkan
untuk menentukan liquid holdup dan faktor gesekan.
3. Kategori C
Terjadi slip dan flow regime diperhitungkan. Korelasi dibutuhkan untuk
menentukan liquid holdup dan faktor gesekan serta dibutuhkan metode
untuk menentukan flow regime yang terjadi

Korelasi-korelasi dalam aliran vertikal antara lain:


ƒ Poetmann and Carpenter :A
ƒ Baxendell and Thomas :A
ƒ Fancher and Brown :A
ƒ Hagedorn and Browm :B
ƒ Duns and Ros :C
ƒ Orkiszewski :C
ƒ Aziz, Govier and Fogarsi :C
ƒ Chierici, Ciucci and Sclocehi :C
ƒ Beggs and Brill :C
Aliran Horizontal

Korelasi-korelasi dalam aliran horizontal antara lain:


ƒ Eaton et al Correlation
ƒ Beggs and Brill Correlation
ƒ Dukler et al Correlation
ƒ Guzhov et al Correlation
ƒ Lockhart and Martinelli Correlation
ƒ Yocum Correlation
ƒ Hughmark and Pressburg Correlation
ƒ Oliemans Correlation
ƒ Hughmark Correlation

Aliran Berarah (Inclined Flow)

Korelasi-korelasi dalam aliran berarah antara lain:


ƒ Beggs and Brill Correlation
ƒ Flanigan Correlation
ƒ Guzhov, Mamayev, and Odishariya Correlation
ƒ Gregory, Mandhane and Aziz Correlation
ƒ Bonnecaze, Erskine and Greskovich Correlation
ƒ Gallyamov and Goldzberg Correlation
ƒ Greskovich Correlation
END OF
CHAPTER II

Anda mungkin juga menyukai