Suku Sunda Dan Jawa Tinggal 1 Pulau
Suku Sunda Dan Jawa Tinggal 1 Pulau
Warga Suku Sunda dan Suku Jawa yang tinggal di satu pulau yang sama menggunakan
bahasa yang berbeda.
Hal ini membuat kawasan Jawa Barat dan Banten berbeda dengan daerah lainnya di
Pulau Jawa. Meskipun tinggal di satu pulau, warga Suku Sunda yang menghuni Provinsi
Jawa Barat dan Banten tidak menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari
mereka, melainkan menggunakan Bahasa Sunda. Mengapa demikian?
Namun pada masa Kerajaan Mataram Islam di mana terjadi ekspansi wilayah hingga ke
Jawa Barat, Suku Sunda mendapat pengaruh besar dari Suku Jawa, salah satunya
penggunaan Bahasa Jawa di sebagian wilayah Jawa Barat yang berdekatan dengan
Jawa Tengah, seperti Cirebon, Cilegon, Indramayu dan sekitarnya.
Bahasa Jawa juga digunakan di Serang yang berada di provinsi Banten. Hingga saat ini,
sebagian warga di kota/kabupaten tersebut masih menggunakan Bahasa Jawa untuk
berkomunikasi sehari-hari, namun dengan dialek yang berbeda. Bahasa Sunda juga
mengalami modernisasi seperti Bahasa Jawa pada zaman Kerajaan Mataram Islam di
mana terdapat tingkatan dalam penggunaan Bahasa Sunda berdasarkan jabatan dan
usia.
Berdasarkan faktor relasional, Suku Sunda dan Suku Jawa tidak memiliki keterikatan dan
hubungan secara emosional yang begitu dalam. Sejak awal peradabannya, Suku Sunda
dan Suku Jawa hidup secara masing-masing. Perselisihan Suku Sunda dan Suku Jawa
terjadi karena faktor politik antar dua kerajaan, yaitu Kerajaan Majapahit dan Kerajaan
Negeri Sunda yang berakhir dalam perang Bubat pada abad ke-14. Dari perang tersebut,
munculah mitos bahwa ada larangan pernikahan antara Suku Sunda dan Suku Jawa.
Meskipun demikian, Suku Sunda dan Suku Jawa sebenarnya berasal dari nenek moyang
yang sama. nenek moyang kedua suku ini berasal dari dataran Yunan di Tiongkok. Ras
induk dari Suku Sunda dan Jawa adalah Ras Austronesia yang umum tersebar di
negara-negara Asia Tenggara, salah satunya Indonesia bagian barat. Induk Ras
Austronesia saat ini dipercaya menduduki daerah pedalaman pulau Farmosa yang
sekarang disebut Taiwan atau China Taipeh.
Suku Sunda sendiri merupakan suku terbesar kedua setelah Suku Jawa dengan
presentase sekitar 15 persen dari total penduduk Indonesia sebesar 270 juta jiwa (2020).
Selain di Jawa Barat, suku Sunda juga umum ditemui di kawasan-kawasan lain, seperti
di Jakarta dan beberapa kota/kabupaten di Jawa Tengah serta masih banyak lagi.
Sumber: Youtube
Daftar dan berlangganan Espos Plus sekarang. Cukup dengan Rp99.000/tahun, Anda
bisa menikmati berita yang lebih mendalam dan bebas dari iklan dan berkesempatan
mendapatkan hadiah utama mobil Daihatsu Rocky, sepeda motor NMax, dan hadiah
menarik lainnya. Daftar Espos Plus di sini.
Baca artikel Solopos.com "Suku Sunda dan Jawa Tinggal 1 Pulau, Tapi Kok Beda
Bahasa?" selengkapnya di sini: https://www.solopos.com/suku-sunda-dan-jawa-tinggal-
1-pulau-tapi-kok-beda-bahasa-1207750.
Editor :
Penulis: Yesaya WisnuChelin Indra Sushmita
Publish:
Mau Mobil SUV Idaman hanya dengan Rp.328/hari? Langganan Espos Plus Sekarang
Silakan berlangganan dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.