I. PENDAHULUAN
Mulai tahun 1990-an, pelayanan pada pelanggan atau yang lebih dikenal dengan
customer service memegang peranan penting dalam peningkatan penjualan di berbagai unit
bisnis, termasuk dibidang perapotikan.
Alasan mengapa diperlukannya penerapan costumer service di apotik adalah :
1. Banyaknya persaingan dengan makin banyaknya apotek di suatu daerah kecil.
2. Pembeli semakin kritis dan sudah banyak mengerti tentang resep dokter.
3. Banyaknya petugas apotek yang kurang memperhatikan pembeli.
4. Merupakan cara yang paling efektif, untuk menarik pembeli agar mereka tetap loyal
membeli obat di apotek kita.
Apoteker tentu tidak akan berhasil mengelola apotiknya jika tidak dapat mengelola
pelanggan dengan baik. Yang dimaksud dengan pelanggan disini bukan hanya pasien yang
membeli obat tapi juga karyawan apotek, dokter yang meresepkan obat kepada pasien,
wakil dari perusahaan dan para supplier PBF.
Karyawan mempunyai peranan penting untuk memajukan suatu apotek dan bila
suatu apoteker tidak dapat mengelolanya dengan baik maka hampir bisa dipastikan apotek
tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Selain itu, seorang apoteker harus mampu
menjalin komunikasi secara baik dan profesional kepada dokter dimana keduanya
mempunyai tujuan yang sama yakni kesehatan pasien (Patient oriented)
Pasien
Farmasis Pasien
Komunitas (Apotek) Teknisi Dokter
Karyawan Perawat
Asuransi
Pelanggan lain
Rumah Sakit Perawat Pasien
Dokter Asuransi
Manajer Rumah Sakit Keluarga/teman pasien
Karyawan lain
Seorang customer service harus mengerti harus mengerti bagaimana atau apa yang
harus dilakukan saat bertemu dengan pelnggan. Mungkin trik SaBAR berikut ini dapat kita
jadikan masukan untuk menghadapi pelanggan :
1. Sapa
Sapa disini maksudnya adalah bagaimana kita memberikan salam hangat dengan wajah
antusias, kata-kata dan suara tepat dan jelas, tidak terlalu cepat, menggunakan sapaan
yang berbeda dengan nada suara yang sesuai, bahasa tubuh bersikap segera tetapi tidak
terkesan terburu-buru.
2. Baca dan Analisa
Untuk dapat membaca dan menganalisa apa yang diinginkan pelanggan dari apotek
kita, maka sebaiknya kita memahami bagaimana tipe pelanggan tersebut. Ada tiga jenis
pelanggan yang dapat kita bedakan, yaitu:
a. Pelanggan yang segera menyampaikan permintaannya.
Pelanggan yang seperti ini harus kita layani dengan cepat dan tepat
b. Pelanggan yang datang hanya sekedar melihat-lihat
Dalam kasus ini anda harus tetap berusaha melayani dan membantu bahwa anda
siap membantu, berikan jarak dan siap membantu bila dia tampak bingung/
menengok kiri kanan
c. Pelanggan yang tidak memberitahukan kebutuhannya dengan jelas
Yang harus dilakukan jika menghadapi hal ini adalah dengan menggunakan teknik
dengar aktif, tunjukkan perhatian anda, mengulangi kalimatnya dengan kata-kata
anda, perhatikan bahasa tubuhnya dan nada suaranya. Mendengar aktif disini
maksudnya adalah dengan menunjukkan perhatian, mengundang berbicara dan
tunjukkan pemahaman.
3. Respon
Hal-hal yang harus diingat setelah kita dapat membaca dan menganalisa apa yang
menjadi keinginan pelanggan, kebutuhan dan harapan pelanggan dari pelayanan kita
adalah dengan mencoba mencari respon dari pelanggan.
Respon dari pelanggan dapat bermacam-macam, yaitu :
a. Pelayanan melampaui harapan pelanggan
b. Bukan sekedar menjual
c. Pelanggan ingin mendapatkan sesuatu daripada yang dapat diperolehnya dari
pesaing anda (produk, pelayanan, kenyamanan, kesenangan, persahabatan dan
hadiah kalau mungkin)
d. Pelanggan kecewa tetap membeli produk anda karena malas mencari yang lain
(pelanggan seperti ini biasanya tidak akan datang lagi ke apotek anda)
Bagaimana ukuran prosedur pelayanan yang ramah bagi pelanggan ?
1. Prosedur anda dirasa pelanggan masuk akal dan membantu mereka mencapai
tujuan.
2. Kata-kata yang digunakan serta cara mengerjakan tugas tidak dirasa
membingungkan.
3. Setelah berurusan dengan anda, pelanggan menilai pelayanan dengan positif karena
dianggap sopan, ramah dan mau membantu kesulitan mereka.
4. Bagi pelanggan, aturan-aturan anda tidak dirasa sebagai kendala namun masih
membantu terpenuhinya kebutuhan anda.
Berikut ini contoh pelayanan diapotek yang dapat memberikan pelayanan yang prima
bagi pelanggan :
a. Memberikan senyuman dan sikap yang ramah
b. Menunjukan ketrampilan sebagai drug informer, jika perlu minta nomor telpon
pelanggan agar suatu saat dapat dihubungi untuk informasi obat
c. Teliti
d. Kecepatan penyerahan obat; sebelumnya diinformasikan berapa lama obat dapat
selesai disiapkan.
e. Penyerahan obat dengan baik dan tidak rusak maupun kadaluarsa
f. Memberikan layanan penghantaran obat
g. Menciptakan suasana ruang tunggu yang menyenangkan dengan cara menyediakan
TV, meutar musik dan memutar video yang mempromosikan produk tertentu
h. Memberikan potongan harga
i. Menambah kelengkapan penjualan seperti produk kosmetik, alat kesehatan,
kebutuhan bayi, makanan dan minuman
j. Buka 24 jam
k. Menyediakan pesawat telpon umum untuk dipakai oleh pelanggan
V. MOTIVASI KONSUMEN
Motivasi adalah hal yang paling mendasari adanya keinginan dari individu untuk
melakukan kegiatan yang diharapkan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan,
dalam hal ini motivasi dikaitkan dengan hal-hal yang menimbulkan ketertarikan dari
konsumen untuk datang dan membeli produk di apotek.
Ketertarikan dari motivasi adalah :
1. Motivasi rasional
Ketergantungan dan kepercayaan adalah merupakan salah satu motivasi rasional
yang paling kuat
Ekonomi yang mengarah ke ” pembelian terbaik ” atau ” nilai terbesar” tidak
berlaku untuk harga yang rendah
Harga yang murah adalah merupakan suatu daya tarik dari proses rasional,
Meskipun masyarakat pada umumnya memilki pandangan bahwa harga yang
murah itu pasti mutunya rendah.
Pendapatan uang, berhubungan dengan motivasi ekonomi diatas tetapi berbeda
dalam hal daya tarik untuk pendapatan selanjutnya atau keuntungan yang berasal
dari pembelian.
Kenyamanan adalah rasional secara alami dan berhubungan dengan kemudahan
penggunaan, perbaikan serta karakteristik.
2. Motivasi Emosional
Motivasi emosional lebih banyak dan lebih kompleks. Dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kebangsaan.
Usaha untuk menyamar
Inovasi
Nyaman dan kesamaan
Sex
Cinta
Dukungan terhadap motivasi adalah motivasi secara rasional sebagai text book dari
marketing menyediakan daftar berikut sebagai dukungan motivasi :
Kenyamanan secara rasional dan emosional merupakan motivasi yang paling utama
dalam pelayanan farmasi
Sumbangan pelayanan, motivasi rasional dan emosional
Reputasi dari penjual merupakan motivasi baik secara rasional maupun emosional
Harga, motivasi rasional
Jumlah barang yang banyak dan berkualitas, motivasi rasional
Penampakan serta daya tarik lainnya, motivasi rasional dan emosional
VI. KEPUASAN DAN KELUHAN PELANGGAN
Benson melakukan penelitian terhadap beberapa hal yang menjadi alasan konsumen
berlangganan di sebuah apotek. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Pertanyaan pada konsumen :
publik
Sumbangan Pelayanan Pelayanan yang baik, menolong 15,5
Ada service pengantaran 6,5
Pertanyaan
Apa ciri-ciri pelayanan yang baik dari suatu apotek yang sangat penting dalam
mempengaruhi pemilihan saudara terhadap apotek ?
Rating Konsumen
Ciri-ciri dan Pelayanan
Yang Paling Penting (%) Sangat Penting (%)
Harga 21 32
Pelayanan 24 jam 21 47
Pelayanan apoteker 12 61
Bersih dan rapi 9 72
Layanan antar 9 41
Pelayanan cepat 8 55
Pelayanan profesional 8 38
Buka 7 hari dalam seminggu 6 41
Buka sampai malam 4 33
Ketersediaan barang banyak 3 32
Ketersediaan barang lain bayak 2 39
Dapat dibayar kredit 2 18
Pelayanan yang ramah 1 46
Bersih dan rapi di luar ruangan 1 41
Daerah parkir yang luas 1 25
Pelayanan sendiri 1 7
Pelayanan profesional 1 4
Kupon barang dagangan - 4
Jika seorang APA ingin mengetahui sudah sejauh mana kualitas pelayanan yang
selama ini telah diberikan kepada konsumen, maka APA dapat melakukan suatu survey
untuk mengetahui respon pelanggan terhadap apoteknya. Survey dilakukan dengan
membagikan questioner untuk diisi, baik oleh pasien/ konsumen maupun oleh dokter
penulis resep yang resepnya biasa ditebus pasien di apotek kita. Dengan demikian kita bisa
mengetahui tanggapan customer (pasien/ dokter) terhadap apotek kita.
Tipe pertanyaan yang ditanyakan tergantung dari orang yang akan disurvei dan
pertanyaannya bersifat objektif. Format pertanyaan tergantung pada metode yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi. Susunan pertanyaan dengan metode survey
tertutis mungkin berbeda dengan metode interview lewat telepon atau focus group.
Ditambah lagi, jika lokasi tempat melakukan survey memiliki beragam kultur dimana
bahasa Indonesia tidak dominant digunakan, maka pertanyaan maupun kuisioner sebaiknya
disajikan dengan lebih dari 1 bahasa.
Untuk patient-based survey, pertanyaan sebaiknya focus terhadap evaluasi
terhadap pelayanan yang ada atau menggali untuk menemukan kebutuhan yang baru atau
modifikasi dari pelayanan yang ada.
Berikut adalah contoh beberapa gagasan atau pertanyaan sebagai pertimbangan:
1. Rekomendasi apa yang anda miliki untuk meningkatkan pelayanan farmasi?
2. Pelayanan apakah yang ingin anda tawarkan? Atau dari list berbagai pelayanan,
dibuat peringkat, gunakan yang paling banyak dipilih.
3. Sudahkah orang merasa puas atas pelayanan yang anda miliki tepat waktu,
konsistensi, dapat dipercaya dan efektif?
4. Bagaimana tenaga farmasi dalam merespon/mendengarkan apa yang pasien
butuhkan. Apa mereka menunjukkan perhatian dan empati? Apakah mereka
bersikap bersahabat, sopan dan banyak tau?
Kepuasan pelanggan merupakan efek dari pelayanan yang diterima dan persepsi
oleh pelanggan. Tiga tingkatan kepuasan pelanggan antara lain memenuhi kebutuhan dasar
pelanggan, memenuhi harapan dan melampaui harapan pasien.
Berikut ini adalah dimensi kualitas pelayanan :
1. Tangiables, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan dan karyawan.
2. Keandalan, yaitu kemampuan memberikan pelayanan serta janji
3. Ketanggapan, yaitu kemampuan dan kecepatan membantu pelanggan
4. Kompetensi, yaitu ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki
5. Keramahan, yaitu sopan santun dan sikap hormat dan bijaksana
6. Kredibilitas, yaitu tingkat kepercayaan dan kejujuran karyawan
7. Keamanan, yaitu bebas dari bahaya, resiko dan keraguan
8. Komunikasi, yaitu dengan memberi informasi yang jelas
9. Aksesbilitas, yaitu mudah dihubungi
10. Mengerti pelanggan dengan cara mengetahui kebutuhan pelanggan.
Selain kepuasan pelanggan yang dihasilkan dari respon pelayanan apotek, respon dapat
berupa keluhan pelanggan. Mempertahankan pelanggan lebih sulit daripada menarik
pelanggan. Pelanggan yang terlanjur kecewa dengan pelayanan yang diberikan akan susah
ditarik kembali. Bila kita ingin pelanggan tidak beralih ke apotek lain maka kita perlu
memberikan lebih dari apa yang pelanggan harapkan.
Pelanggan bisa tidak datang lagi karena :
Pindah tempat tinggal 4 %
Terjadi persahabatan baru di apotek lain 5 %
Bujukan pesaing 9 %
Yang harus diingat adalah jika seoramg pelanggan kecewa, maka ia akan memberi tahu
kekecewaannya kepada orang lain dan jika pelanggan itu puas akan memberitahukan
kepuasannya kepada orang lain. Keluhan yang kita terima dari pelanggan harus diterima
dan dijadikan evaluasi bagi kemajuan apotek. Sikap kita dalam menangani keluhan
pelanggan, antara lain :
Sabar
Jangan bersifat defensive
Jangan menanggapi kritik secara pribadi
Meminta maaf sekalipun pelayanan bukan dari anda
Perlihatkan empati
Memanggil pelanggan dengan namanya
Jangan menyalahkan oarang lain di apotek anda
Pelanggan memerlukan penyelesaian masalah
Jangan berbohong jika tidak tahu
Berikan perhatian penuh dan buatlah kontak mata dengan anggukan simpati
Katakan kepada mereka apa yang dapat dilakukan dan bukan yang tidak dapat
dilakukan
Cari alternative untuk mengubah kekecewaan menjadi kepuasan
Jika mereka setuju segeralah bertindak
Lakukan tindak lanjut
Layanan apotek memuaskan bila semua yang dibutuhkan terpenuhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan adalah :
A. Faktor Manusia
Merupakan faktor yang paling penting dalam menyelenggarakan pelayanan. Karena
faktor ini baik langsung atau tidak berhubungan dengan pelanggan yang akan
menentukan kualitas atau mutu pelayanan. Untuk menentukan semangat pengabdian
dan gairah kerja karyawan perlu diciptakan suatu dorongan atau motivasi yang secara
umum digolongkan sebagai berikut :
Faktor Insentif
a. Financial Incentive langsung dan tidak langsung
Hal ini dapat memotivasi kerja, misalnya : karyawan yang memberikan
pelayanan yang optimal akan mendapatkan imbalan berupa financial incentive,
perubahan status karyawan atau job security hari depan lebih terjamin
b. Non Financial Incentive atau Human Investment
Merupakan investasi atau pendidikan atau pelatihan yang mempunyai nilai
sangat penting dalam pengembangan usaha. Agar karyawan dapat pengerjakan
pekerjakannya dengan baik, maka harus dilatih dan dididik secara sistematik,
terencana dan berkesinambungan.
c. Social Intensive
Untuk menghindari rasa jenuh dari kegiatan rutin sehari-hari, perlu diperhatikan
insentif yang bersifat socia;, misalnya kesempatan interaksi karyawan dengan
keluarga, kesempatan beribadah, penyediaan tempat makan siang dan
menyimpan pakaian, suasana kekeluargaan dan sifat gotong royong, terciptanya
kerjasama tim yang baik.
Faktor penghambat
Selain faktor diatas yang menentukan sikap mental untuk meningkatkan mutu
pelayanan terdapat pula faktor penghambat, misalnya :
a. Jumlah karyawan yang kurang mencukupi
b. Sikap acuh dan apatis dari karyawan
c. Kurang pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan dan ketentuan apotek
Kepuasan karyawan
Kepuasan pelanggan
Kesetiaan pelanggan
Bahasa tubuh yang positif kepada pasien dapat ditunjukkan dengan senyum dan
keramahan saat menerima resep dan memberikan obat, serta saat memberikan
informasi penggunaan obat.. Gaya bicara yang sopan tapi tidak kaku, serta penampilan
yang rapi, bersih, profesional dan energik juga dapat memberikan kesan yang positif
pada konsumen. Hal tersebut merupakan salah satu daya tarik bagi apotek kita.
5. Intsia W : “ Apa yang harus kita lakukan jika menerima resep yang sulit
dibaca atau resep yang ditulis dengan sandi-sandi tertentu agar hanya bisa ditebus di
satu apotek saja? “
Jawab :
Terkadang monopoli pelanggan seperti itu tak terhindarkan dalam bisnis
apotek. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan berusaha mengetahui
makna kode tersebut dari apotek yang dimaksud. Setelah kita berhasil mengetahuinya,
maka kita buat pengingat atas hal tersebut, misalnya dengan mem-fotocopy resep
tersebut kemudian mencantumkan makna sandi tersebut di sampingnya, dan
ditempelkan di papan. Dengan demikian, jika lain kali AA kita mendapatkan resep
seperti itu lagi, mereka telah dapat membaca resep tersebut dan mengerjakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anif, Moh. 2001. Manajemen Farmasi. Yogyakarta : UGM Press. Hal : 111-116.
Hartono. 1998. Manajemen Apotek. Jakarta. Hal : 109-120.
Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Terjemahan : Hendra Teguh. New Jersey
Prentice. Hal 33-46.
Umar, M. 2005. Manajemen Apotek Praktis. Solo: CV Ar Rahman. Hal: 59 – 78.
MAKALAH MANAJEMEN FARMASI KOMUNITAS
MANAJEMEN PELANGGAN
Disusun Oleh :
Aprilia Primadawaty
Camelia Dwi Putri
Fransiskus Gunawan
Iin Indriani
Kurnia Sari Setio Putri
Luthfi Zarkasyi