Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANDRIAN

MATAKULIAH : MRP
TUGAS : 2
SEMESTER : 6 MANAJEMEN
SOAL :

1. Dalam mengelola persediaan barang, terdapat tiga biaya yg harus dipertimbangkan pihak
manajemen, yaitu biaya penyimpanan, biaya pemesanan dan biaya kekurangan
A. Berikan penjelasan dan uraian terkait tiga konsep biaya ini
Jawaban :
a. Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan berkaitan dengan kepemilikan barang secara
fisik dalam persediaan. Biaya dalam hal ini, meliputi bunga, asuransi, pajak,
penyusutan, keusangan, kerusakan, dan biaya dalam pergudangan (misalnya suhu,
kelembaban, cahaya, sewa, dan keamanan). Selain itu juga akan muncul opportunity
cost yang berkaitan dengan keuangan yang dapat digunakan untuk kepentingan lain
di luar untuk persediaan. Oleh karena itu, biaya penyimpanan ini dapat bermacam-
macam besarnya. Berbagai macam komponen dalam biaya penyimpanan tergantung
pada tipe item yang disimpan. Biaya Pemesanan Biaya pemesanan adalah biaya yang
timbul karena adanya pemesanan dan pengiriman persediaan. Selain biaya
pengiriman, yang termasuk biaya pemesanan adalah biaya penyiapan faktur, biaya
pemeriksaan saat barang diterima baik pemeriksaan kualitas maupun kuantitas,
serta biaya pemindahan barang ke tempat penyimpanan. Biaya pemesanan biasanya
dinyatakan dalam suatu jumlah tetap tertentu per pemesanan, tidak tergantung
banyaknya pesanan. Apabila perusahaan memproduksi persediaannya, biaya
pemasangan mesin (seperti mempersiapkan peralatan untuk melakukan suatu
pekerjaan dengan menyesuaikan mesin, mengganti alat yang diperlukan) dapat
disamakan dengan biaya pemesanan. Biaya ini berupa biaya tetap per produksi, tidak
tergantung pada jumlah produksi.
b. Biaya Kekurangan Biaya kekurangan muncul ketika permintaan melebihi persediaan
di tangan. Biaya ini termasuk biaya oportunity karena tidak melakukan penjualan,
kehilangan kepercayaan konsumen, keterlambatan pembayaran. Apabila biaya ini
muncul pada item yang digunakan untuk keperluan internal (misalnya untuk
memasok lini perakitan maka biaya keterlambatan produksi dapat disamakan
sebagai biaya kekurangan.
B. Setidaknya ada 4 metode dalam menentukan jumlah order atau pemesanan. Uraikan dan
berikan penjelasan.
Jawaban :
a. Economic Order Quantity (EOQ) Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah
pemesanan yang paling ekonomis, yaitu jumlah pembelian barang, misal bahan baku
atau bahan pembantu, yang dapat meminimumkan jumlah biaya pemeliharaan
barang di gudang dan biaya pemesanan setiap tahun. Model EOQ ini sangat mudah
dan sederhana, namun berlakunya memerlukan asumsi-asumsi sebagai berikut.
a) Jumlah kebutuhan barang selama setahun dapat diperkirakan dan kebutuhan
barang sepanjang tahun relatif stabil.
b) Hanya ada dua macam biaya yang relevan, yaitu biaya pemesanan dan biaya
pemeliharaan barang.
c) Biaya pemesanan untuk setiap kali pemesanan besarnya selalu sama, tidak
terpengaruh oleh jumlah yang dipesan.
d) Biaya pemeliharaan barang setiap unit setiap tahun selalu sama. Dengan kata
lain, biaya pemeliharaan barang ini bersifat variabel, tergantung pada jumlah
barang yang disimpan dan lama waktu penyimpanan.
e) Usia barang relatif lama. Tidak cepat menjadi aus, busuk atau rusak.
f) Harga barang setiap unit barang selalu sama (stabil).
g) Tidak ada kendala atau batasan mengenai jumlah barang dapat dipesan.
b. Model Persediaan untuk Barang yang Dibuat Sendiri Suatu perusahaan kadang-
kadang memerlukan barang untuk membuat suatu produk yang dibuat sendiri. Kalau
barang dibuat sendiri tentu saja kedatangannya tidak sekaligus bersamaan dalam
jumlah yang banyak. Pertambahannya secara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit,
dengan tingkat pertambahan setiap tahun Pr sehingga Pr merupakan slope dari garis
produksi. Pemakaian barang selama setahun sebesar R sehingga slope dari garis
pemakaian sebesar -R. Pada saat perusahaan menghasilkan barang yang dibutuhkan
maka pada waktu menghasilkan itu juga dilakukan pemakaian sehingga slope garis
penambahan persediaan sebesar j(Pr - R). Setelah barang yang dipesan dibuat semua
maka produksi berhenti sehingga tinggal pemakaian saja. Kuantitas
c. Safety Stock Safety stock adalah persediaan barang minimum untuk menghindari
terjadinya kekurangan barang. Terjadinya kekurangan barang disebabkan antara lain
karena kebutuhan barang selama pemesanan melebihi rata-rata kebutuhan barang.
Hal ini dapat terjadi karena kebutuhan setiap harinya terlalu banyak atau karena
jangka waktu pemesanannya terlalu panjang dibanding dengan kebiasaan. Kalau kita
merniliki safety stock terlalu banyak akibatnya perusahaan akan menanggung biaya
penyimpanan yang terlalu mahal, tetapi kalau safety stocknya terlalu sedikit maka
perusahaan akan menanggung biaya atau kerugian karena kekurangan barang. Oleh
karena itu, perusahaan harus dapat menentukan besarnya safety stock ini secara
tepat.
d. Model dengan Expected Value Dalam model ini, biaya yang terjadi karena kekurangan
barang diketahui, di samping itu biaya penyimpanan barang juga diketahui. Kita akan
mencari expected value dari jumlah kedua biaya itu pada berbagai alternatif tingkat
safety stock, kemudian dipilih yang biaya (expected cost)nya paling murah.
Pemesanan selalu dilakukan pada saat dicapai reorder point, dengan jumlah
pemesanan tetap, misalnya sesuai dengan EQM.
1. Untuk mencapai strategi yg tepat, sebuah perusahaan harus memastikan bahwa kemampuan
rantai pasokannya harus bisa memenuhi kepuasan pelanggan seperti yg sudah di targetkan.
A. Berikan penjelasan terkait langkah untuk mencapai startegic fit dalam rantai pasokan
Jawaban :
Menurut Chopra dan Meindl (2004 ), ada tiga langkah untuk mencapai strategi yang tepat
yaitu:
a. Langkah 1: Memahami Pelanggan dan Ketidakpastian dari Rantai Pasok Perusahaan
harus benar-benar memahami apa yang dibutuhkan oleh pelanggan untuk setiap target
yang ingin dicapai karena adanya ketidakpastian dalam rantai pasok. Dengan memahami
kebutuhan pelanggan, perusahaan dapat menentukan biaya yang dibutuhkan serta
pelayanan yang dapat diberikan. Ketidakpastian dalam rantai pasok mengharuskan
perusahaan mengidentifikasi kegagalan dan keterlambatan dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan. Secara umum, permintaan pelanggan dari setiap segmen bisa sangat
bervariasi mencakup beberapa hal sebagai berikut.
a. Jumlah produk yang dibutuhkan untuk setiap lot-nya.
b. Waktu respons yang bisa ditolerir oleh pelanggan.
c. V ariasi produk yang dibutuhkan.
d. Tingkat pelayanan yang dibutuhkan.
e. Harga produk.
f. Kecepatan inovasi suatu produk.
Setiap pelanggan dalam setiap segmen yang sama akan cenderung mempunyai kebutuhan
yang sama, sedangkan pelanggan dalam segmen yang berbeda akan cenderung
mempunyai kebutuhan yang berbeda pula. Perlu dipahami juga bahwa setiap kategori
kebutuhan pelanggan harus dipandang sebagai sesuatu yang berbeda, kecuali untuk hal
yang sangat mendasar. Setiap kebutuhan pelanggan bisa diterjemahkan ke dalam bentuk
demand uncertainty tak lang sung (implied demand uncertatainty ). Perlu dibedakan
antara demand uncertainty dan implied demand uncertainty. Demand uncertainty
mencerminkan ketidakpastian dari permintaan pelanggan untuk suatu produk.
Sementara implied demand uncertainty adalah gabungan ketidakpastian antara
permintaan dalam rantai pasok dengan kelengkapan yang pelanggan inginkan.
Contohnya, perusahaan yang memasok sebuah produk hanya untuk melayani order
darurat akan menemui implied demand uncertainty yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan yang memasok produk yang sama tetapi mempunyai lead-time yang
panjang. Berikut ini Anda dapat perhatikan adanya pengaruh kebutuhan pelanggan
terhadap implied demand uncertaint.
1) Langkah 2: Memahami Rantai Pasok Menciptakan strategi yang tepat sama dengan
menciptakan strategi rantai pasok untuk memperoleh ketepatan permintaan yang
terbaik sesuai dengan target yang ditetapkan dalam keadaan yang tidak menentu. Untuk
itu, diperlukan supply chain responsiveness yang mencakup kemampuan rantai pasok
untuk melakukan tindakan sebagai berikut.
a. Respons terhadap permintaan yang beragam.
b. Memperpendek lead-time.
c. Menangani variasi produk yang besar.
d. Membangun produk yang inovatif.
e. Memenuhi tingkat pelayanan yang tinggi.
f. Menangani ketidakpastian pasokan.
2) Langkah 3: Pencapaian Strategi yang Tepat Dengan melihat demand dan supply serta
memetakan keduanya akan bisa mengukur tingkat ketidakpastian secara tidak langsung
dengan menempatkannya pada responsiveness spectrum. Langkah ketiga dan terakhir
dalam pencapaian strategi yang tepat adalah untuk memastikan bahwa apa yang terbaik
dalam rantai pasok yang harus dilakukan akan konsisten dengan sasaran permintaan
pelanggan dan ketidakpastian rantai pasok.
B. Apa yang dimaksud dengan lead time dari kaca mata pelanggan dan bagaimana menurunkan
leadtime gap tersebut
Jawaban :
 Dalam pandangan pelanggan, yang dinamakan lead-time adalah waktu yang dibutuhkan
untuk menunggu antara pemberian order sampai barang dikirimkan (the order to delivery
cycle). Dalam pandangan pemasok, lead-time adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengkonversi sebuah order ke dalam bentuk kas atau dalam bahasa sederhananya adalah
total waktu dalam hal modal kerja di mana sejak material pertama kali dibeli sampai dengan
pembayaran dari pelanggan diterima (the cash to cash cycle).
 Lead Time Gap Banyak perusahaan mempunyai masalah yang paling mendasar yaitu waktu
yang dibutuhkan untuk membeli, membuat, dan mengirim barang jadi ke pelanggan lebih
panjang daripada waktu tunggu dari pelanggan sejak dari mengirim order sampai barang
diterima oleh pelanggan.
Salah satu cara untuk menurunkan lead-time gap, yaitu dengan menurunkan logistic lead-
time dan secara bersamaan dengan menaikkan waktu untuk customer order cycle dengan
meningkatkan peringatan dini untuk setiap permintaan dari pelanggan melalui improved
visibility of demand.
2. Strategi merupakan rencana yg dilakukan utk mencapai suatu misi dan diperlukan pada
setiap aspek suply chain
A. Kemukakan strategi dalam menangani risiko dalam manajemen rantai pasok
Jawaban :
 Manuj dan mentzer ( 2008 ) mengelompokkan strategi dalam menangani risiko menjadi 6
strategi sebagai berikut :
a) Penundaan ( postponement )
Melakukan penundaan terhadap pengunaan sumber daya sehinga poses menjadi
lebih fleksibel dan menunda biaya yang harus dikeluarkan. Strategi ini dapat
dilakukan untuk kasus seperti : standarisasi, pengunaan produk yang sama (
commonally ), modular design untuk menunda proses diferensiasi.
b) Spekulasi ( speculation )
Strategi ini merupakan kebalikan dari strategi postponement yang juga dikenal
dengan sebutan pengambilan resiko yang selektif.
c) Hedging
Memiliki pemasok dan fasilitas yang tersebar secara global sehingga strategi ini dapat
mengurangi dampak dari risiko.
d) Control share transfer
Merupakan strategi melalui penerapan integrasi vertical, kontrak dan kesepakatan.
e) Securitas atau keamanan
Strategi ini meliputi penanganan terhadap keamanan system informasi, pelanggaran
terhadap angkutan barang, terorisme, vandalism, kejahatan dan sabotase
f) Menghindar ( avoidance )
Menhindari kondisi yang memiliki resiko seperti menunda untuk masuk kepasar atau
segmen yang baru atau hanya terjun dalam pasar dengan tingkat ketidakpastian (
uncertainty ) yang rendah.
B. Jelaskan dan gambarkan bagaimana suply chain decision making framework dalam
manajemen rantai pasokan tersebut
Jawaban :

Anda mungkin juga menyukai