Anda di halaman 1dari 24

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG

TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN SABIT DI PELATDA TAPAK SUCI


PIMDA 143 KUNINGAN

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat skripsi

Disusun Oleh :

MUHAMAD RINALDI

NIM 172223101

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH


KUNINGAN

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Skripsi dengan judul :

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG


TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN SABIT DI PELATDA TAPAK SUCI
PIMDA 143 KUNINGAN

Yang disusun oleh

Nama : Muhamad Rinaldi

NIM : 172223101

Program Studi : PJKR

Disetujui untuk digunakan dalam seminar proposal skripsi

Kuningan, 21 Februari 2021

Ketua Prodi PJKR Pembimbing,

Nanang Mulyana, M.Pd. Ramdhani Rahman, M. Pd


NIK. 221309011 NIK. 120200295

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja-puji kita kehadirat allah SWT yang dimana telah
memberikan kita nikmat-nikmat-Nya, diantara lain nikmat-Nya yaitu, nikmat iman, nikmat
islam, dan nikmat sehat yang mana semoga diberikan kepada kita dimana saja, kapan saja,
aamiin ya rabbal alamin

Shawalat serta salam selalu kita panjatkan kepada banginda nabiyana wa nabiyana
Muhammad SAW, yang dimana beliau dan para sahabatnya telah berjuang untuk agama allah
yang mengorbankan harta bahwan nyawa, untuk kemenangan pertempuran demi pertempuran
dan dakwah islam.

Alhamdulillah, penulis dalam penyusunan proposal skripsi yang berjudul “Hubungan


Power Tungkai dan Fleksibilitas Pinggang terhadap Kemampuan Tendangan Sabit di Pelatda
Tapak Suci PIMDA 143 Kuningan, adanya hambatan dan cobaan dalam mengerjakannya
penulis selalu menjadi sebuah ilmu yang perlahan penulis mengerti. Dan insyaallah
menjadikan proposal skripsi ini sebuah ilmu baik khususnya bagi penulis dan umumnya
kepada kita semua selaku pembaca.

Dan selesainya proposal skripsi ini, penulis berterima kasih sebesar-besarnya,


terutama kepada :

1. Bapak Nanan Abdul Manan, M,Pd. Selaku ketua STKIP Muhammadiyah


Kuningan
2. Bapak Nanang Mulyana M,Pd. Selaku ketua Prodi PJKR
3. Bapak Ramdhani Rahman, M,Pd. Selaku dosen pembimbing, yang telah
membimbing, arahan untuk menyelesaikan Proposal Skripsi.
4. Orang tua, abang, adik serta keluarga yang saya cintai dan sayangi, teman-teman
yang sayangi, yang telah bantu saya dalam do’a, dukungan untuk menyelesaikan
proposal skirpsi.

Kuningan, 17 Februari 2021

Penyusun

Munhamad Rinaldi

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

RINGKSAN...................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................2
D. Manfaat Penelitian............................................................................................3

BAB II KAJIAN PUSAKA

A. Kajian Teori......................................................................................................4
B. Penelitian Sebelumnya......................................................................................10
C. Kerangka Berfikir.............................................................................................11
D. Hipotesis.............................................................................................................11

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian..............................................................................................12
B. Desain Penelitian...............................................................................................12
C. Populasi dan Sampel.........................................................................................13
D. Lokasi Penelitian...............................................................................................13
E. Instrumen Penelitian........................................................................................13
F. Jadwal Penelitian..............................................................................................14
G. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................16
H. Teknik Analisi Data..........................................................................................17
DAFTAR PUSAKA......................................................................................................19

iii
RINGKASAN

Muhamad Rinaldi dengan judul “Hubungan Power Tungkai dan Fleksibilitas


Pinggang terhadap Kemampuan Tendangan Sabit di Pelatda Tapak Suci PIMDA 143
Kuningan”. Tujuan penelitian adalah (1) Untuk mengetahui power tungkai pada kemampuan
tendangan sabit di Pelatda Tapak Suci PIMDA 143 Kuningan (2) Untuk mengetahui
fleksibilitas pinggang pada kemampuan tendangan sabit di Pelatda Tapak Suci PIMDA 143
Kuningan. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan jenis penelitian
kuantitaf, manfaat teori ini bermanfaat untuk memperjelas suatu teori. Populasi seluruh atlet
Pelatda Tapak Suci PIMDA 143 Kuningan yang berjumlah 12 atlet. Dan sampel
menggunakan teknik porposive sampling, yang juga seluruh atlet Pelatda Tapak Suci PIMDA
143 Kuningan yang berjumlah 12 atlet. Untuk mengetahui hubungan power tungkai dan
fleksibilitas pinggng terhadap kemampuan tendangan sabit di Pelatda Tapak Suci PIMDA
143 Kuningan.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencak silat merupakan warisan leluhur kita yang berdiri sejak tahun 1948 ,
dan pencak silat juga merupakan cabang olahraga yang menggabungnkan beladiri dan
ilmu kesenian dan pencak silat juga termasuk cabang olahraga yang bersifat open skill
dan body contact. Dan memerlukan konsentrasi yang tinggi dan latihan yang rutin.
Dan konsentrasi kecepatan dalam tendangan pencak silat elemen dasarnya adalah
ketenangan mental (nurul ihsan, Suwirman 2013: 06), dan kebanyakan 90%
kemenangan ditentukan oleh ketenangan mental seorang atlet ( Steryobroto dalam
Nurul, 2012: 15).
Atlet pencak silat yang melakukan latihan rutin akan mampu menghasilkan
prestasi baik baginya, latihan yang rutin mencangkup latihan fisik, latihan
konsentrasi, dan latihan teknik bertanding. Dan power tendangan sabit ditentukan oleh
power otot tungkai dan fleksibilitas pinggang.

Bagi seorang atlet pencak silat itu sangat mementingkan kesehatan ketika
berlatih, karena ketika latihannya tidak benar akan mengakibatkan kecederaan bagi
seorang atlet, dan itu yang dilakukan juga oleh seorang pelatih yang memperhatikan
kesehatan para atletnya. Dan ketika berlatih otot kaki seorang pelatih harus
memperhatikan gerakan kaki ketika menendang samsak (pecing). Dan memperhatikan
juga pergerakan fleksibilitas pinggang atlet ketika ingin melakukan tendangan sabit.

Fleksibilitas adalah efektivitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala


aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas (Sajoto, 1995:9). Fleksibiltas
dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu otot, tendon, ligamen, usia, jenis kelamin, suhu
tubuh dan struktur sendi. Fleksibilitas yang kurang dapat menyebabkan gerakan lebih
lamban dan rentan terhadap cedera otot, ligamen dan jaringan lainnya.

Fakta dilapangan menunjukan bahwa tendangan sabit adalah tendangan yang


paling dominan digunakan oleh pesilat dalam bertarung khususnya pada kategori
tanding karena tendangan ini sangat praktis dan efisien digunakan dalam menyerang
maupun belaan. Tendangan sabit akan lebih berpotensi dalam menghasilkan poin atau

1
angka yang lebih jelas dan telak dibandingkan dengan serangan lainnya (Marlianto,
Yarmani dan Sutisyana, (2017:012).

Sedangkan Lubis (2014:24) menyatakan, tendangan busur adalah tendangan


yang lintasannya setengah lingkaran ke dalam, sasaran seluruh bagian tubuh, dengan
punggung telapak kaki atau jari telapak kaki. Analisis lebih mendalam proses gerakan
tendangan pada pencak silat dilakukan dalam suatu pola gerak yang berkelanjutan
mulai dari posisi kuda-kuda, mengangkat kaki setinggi lutut, dan meluruskan tungkai
dengan gerakan cepat untuk mencapai sasaran tubuh lawan

Melihat besarnya potensi tendangan sabit pada sebuah pertandingan pencak


silat, maka perlu dikaji secara mendalam faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kemampuan tendangan sabit seorang atlet. Oleh karena itu, penelitian ini ingin
mengkaji secara lebih mendalam bagaimana hubungan komponen kekuatan,
khususnya kekuatan otot tungkai dan fleksibilitas pinggang terhadap kemampuan
tendangan sabit. Namun, sering kali ketika dalam pertandingan adanya tendangan
sabit yang kurang maksimal, ada juga tendangan sabitnya itu hanya menyentuh lawan
tetapi tidak ada power ketika serangan ke lawan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh otot tungkai kaki terhadap kemampuan tendangan sabit
di Pelatda Tapak Suci PIMDA 143 Kuningan ?
2. Apakah terdapat pengaruh fleksibilitas pinggang terhadap kemampuan tendangan
sabit di Pelatda Tapak Suci PIMDA 143 Kuningan ?
3. Adakah terdapat pengaruh power tungkai dan fleksibilitas pinggang terhadap
kemampuan tendangan sabit di Pelatda Tapak Suci PIMDA 143 Kuningan ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan otot tungkai kaki terhadap kemampuan tendangan
sabit di Pelatda Tapak Suci PIMDA 143 Kuningan ketika latihan dan bertanding

2
2. Untuk mengetahui hubungan fleksibilitas pinggang terhadap kemampuan
tendangan sabit di Pelatda Tapak Suci PIMDA 143 Kuningan ketika berlatih dan
ketika bertanding
3. Untuk mengetahui hubungan power otot tungkai dan fleksibilitas pinggang
terhadap kemampuan tendangan sabil di Pelatda Tapak Suci PIMDA 143
Kuningan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian diharapkan bermanfaat untuk atlet Pelatda Tapak
Suci PIMDA 143 Kuningan, untuk mengetahui hubungan otot tungkai kaki dan
fleksibilitas pinggang terhadap kemampuan tendangan sabit ketika berlatih dan
ketika bertanding
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pelatih
Untuk pedoman pelatih untuk menjaring atlet pencak silat yang berkuliatas
ketika berlatih dan bertanding
b. Bagi atlet
Untuk lebih semangat ketika berlatih dan bertanding ketika gerakan tendangan
sabit.
c. Untuk penelitian
Untuk menjadikan pembelajaran kedepan ketika latihan tendangan sabit bagi
atlet pencak silat dan ketika menghadapi lawan tanding.
d. Untuk Tapak Suci PIMDA 143 Kuningan
Dapat dijadikan bahan acuan untuk lebih mengkatkan latihan Pelatda Tapak
Suci PIMDA 143 Kuningan untuk mengejar prestasi-prestasi yang tertinggal,
dan memajukan Pelatda Tapak Suci PIMDA 143 Kuningan

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pencak Silat

Pencak silat adalah salah satu cabang olahraga beladiri yang berakar
dari bangsa Melayu. Menurut Weda (2015:3), dan menurut Mikanda
Rahmayani (2014:160) menyatakan, Pencak silat merupakan cabang olahraga
yang menggabungkan ilmu bela diri dan seni, serta membutuhkan konsentrasi
yang tinggi. Olahraga ini juga merupakan warisan budaya bangsa yang kini
sudah berkembang hingga ke kancah mancanegara. Pencak silat ini lahir
sebagai cara melindungi diri dari ancaman hal apapun yang berbahaya,
terutama pada masa nenek moyang yang sebagian besar hidup dialam bebas.

Dan IPSI (Ikatan Pencak Silat di Indonesia) dipelopori dari 10


Peguruan pencak silat yaitu : (1) Perisai Putih; (2) Tapak Suci; (3)
Persaudaraan Setia Hati; (4) Persatuan Setia Hati Terate; (5) Perpisahan
Sarimurti; (6) Phasadja Mataram; (7) Persatuan Pencak Silat Indonesia; (8)
Perisai Diri; (9) Keluarga Pencak Silat Nusantara; dan (10) Putra Betawi, yang
berdiri ditahun 1948 di Surakarta, Jawa Tengah.

Dan pencak silat juga merupakan warisan asli budaya Indonesia, yang
terdiri dari berbagai perguruan/aliran pencak silat. Dan pencak silat cabang
olahraga yang menggabungkan dari beladiri dan kesenian, dan serta
membutuhkan konsentraasi yang tinggi dan latihan yang rutin dalam
mempelajari. Pencak silat juga ada teknik dasar seperti :

a) Sikap
Sikap awal pesilat ketika akan melakukan gerakan menyerang
atau melakukan jurus-jurus yang akan ditampilkan pesilat. Sikap
rohani adalah sikap awal ketika akan melakukan latihan dimulai.

b) Kuda-kuda

4
Kuda-kuda adalah teknik posisi kedua kaki dalam keadaan
statis, teknik ini sikap pasang pencak silat. Kuda-kuda juga
merupakan latihan dasar pencak silat.

c) Sikap pasang
Sikap pasang merupakan sikap siap tempur ketika bertanding
dalam optimal untuk sikap dan gerak serang bela
d) Sikap langkah
Sikap langkah merupakan gerak langkah ketika pesilat akan
berhindar dari serangan lawan, dan disertai sikap kewaspadaan
mental, dan untuk mempersiapkan sikap yang lebih optimal ketika
akan melakukan sikap pasang lagi.

2. Tendangan Sabit
Tendangan sabit merupakan tendangan yang paling dominan
digunakan oleh pesilat dalam bertarung khususnya pada kategori
tanding karena tendangan ini sangat praktis dan efisien digunakan
dalam menyerang maupun belaan. Tendangan sabit akan lebih
berpotensi dalam menghasilkan poin atau angka yang lebih jelas dan
telak dibandingkan dengan serangan lainnya Marlianto, Yarmani dan
Sutisyana, (2017:012). Menurut Sucipto (2008:18) Tendangan sabit
adalah tendangan yang perkenaannya menggunakan pangkal jari atau
punggung kaki.

Dan menurut Lubis (2014:24) menyatakan, tendangan busur


adalah tendangan yang lintasannya setengah lingkaran ke dalam,
sasaran seluruh bagian tubuh, dengan punggung telapak kaki atau jari
telapak kaki. Analisis lebih mendalam proses gerakan tendangan pada
pencak silat dilakukan dalam suatu pola gerak yang berkelanjutan
mulai dari posisi kuda-kuda, mengangkat kaki setinggi lutut, dan
meluruskan tungkai dengan gerakan cepat untuk mencapai sasaran
tubuh lawan

5
Jadi, tendangan sabit merupakan tendangan setengah lingkaran
dari luar ke dalam, alat sasarannya ialah punggung telapak kaki dengan
mengarahkan kebagian tulang rusuk dan sekitarnya.
Dan tendangan sabit juga mempunyai kelebihan yaitu
kecepatan ketika serangan ke lawan, dan adapun kekurangannya, yaitu
ketika kecepatan tendangan sabit kurang maksimal maka mudah untuk
ditangkap oleh lawan dan mudah untuk dijatuhkan oleh lawan. Dan
ada beberapa macam tendangan sabit, sebagai berikut :
1. Tendangan sabit cepat
Tendangan sabit cepat ini. Merupakan tendangan yang
memerlukan kecepatan untuk tendangan sabit dengan
kecepatan yang optimal. Latihan yang dilakukan yaitu
seperti, latihan dikolam renang, latihan dengan kaki diikat
karet, latihan dengan ketentuan waktu dengan diberi
patokan.
2. Tendangan sabit power
Tendangan sabit ini merupakan tendangan yang
memerlukan power ketika akan melakukan tendangan sabit
ke lawan. Latihan yang diperlukan yaitu ; latihan beban
dikaki, latihan jump, melatih keseimbangan.

Gambar 1.1 tendangan sabit


Haryadi (2003: 75)

3. Otot Tungkai

6
Otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh dengan tugas
utamanya kontraksi. Kontraksi otot berfungsi untuk menggerakan
bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh.
Power merupakan suatu komponen kondisi fisik yang diperlukan
hampir semua cabang olahraga untuk mencapai prestasi maksimal.
Sajoto (1988) bahwa, daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan kekuatan maksimum, dengan usahanya yang dikerahkan
dalam waktu yang sependek-pendeknya.

Kekuatan otot tungkai adalah kemampuan seseorang dalam


mempergunakan kekuatan otot-otot tungkai secara maksimal dalam
periode yang singkat. Kekuatan adalah kemampuan otot untuk
mengangkat beban secara maksimal mungkin.

Menurut Rotella (1993), secara anatomi tungkai meliputi kaki,


betis, dan paha pada kondilus coxae, yang merupakan porsi tubuh yang
digunakan paling luas dalam daya gerak, dan didalam mendukung
tubuh dalam beberapa posisi tegak. karena fungsi inilah maka tungkai
sangat penting peranannya dalam semua penampilan gerak pada saat
beraktivitas

Dan kekuatan otot tungkai juga merupakan kemampuan otot


untuk menerima beban dalam waktu bekerja di mana kemampuan itu
dihasilkan oleh adanya kontraksi otot yang terdapat pada tungkai,
kontraksi ini timbul untuk melakukan gerakan yang mendukung.
Harsono. (1988:135)

4. Fleksibilitas Pinggang
Fleksibilitas adalah efektivitas seseorang dalam penyesuaian
diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas. Sajoto.
(1995:9). Fleksibiltas dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu otot,
tendon, ligamen, usia, jenis kelamin, suhu tubuh dan struktur sendi.
Fleksibilitas yang kurang dapat menyebabkan gerakan lebih lamban
dan rentan terhadap cedera otot, ligamen dan jaringan lainnya.

7
Dan menurut Setiawan (1991: 67) fleksibilitas adalah
kemampuan seseorang dapat melakukan gerak dengan ruang gerak
seluas-luasnya dalam persendian, sedangkan fleksibilitas menurut
Bompa (1994: 317) yaitu kapasitas melakukan pergerakan dengan
jangkauan yang seluas-luasnya
Faktanya, fleksibilitas yang baik adalah ketika sendi
menunjukan kemampuan yang baik atau lancar sesuai fungsinya.
Perkembangan fleksibilitas dipengaruhi oleh usia. Perkembangan
fleksibilias pada tingkatan usia selalu berbeda.
Fleksibilias pinggang pada umumnya kelentukan otot-otot
pinggang dalam memaksimalkan gerakan yang lebih bertenaga dan
lebih cepat.

5. Otot Tungkai Kaki Terhadap Tentangan Sabit


Kekuatan otot tungkai merupakan kekuatan otot dalam
menggunakan yang maksimal, untuk mengangkat suatu beban atau
melakakukan sesuatu. Dan ketika otot yang kuat itu dilindungi oleh
pesendian yang aktif.

kekuatan otot tungkai dibutuhkan untuk mengontrol keras atau


tidaknya tendangan disertai dengan ketepatan sehingga tendangan
dapat diarahkan pada sasaran yang dinginkan. Menurut Sukadiyanto
(2005:81) menjelaskan bahwa tingkat kekuatan seorang atlet
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya: panjang pendeknya otot,
besar kecilnya otot, jauh dekat titik beban dengan titik tumpu, tingkat
kelelahan, jenis otot merah atau otot putih, pemanfaatan potensi otot,
dan kemampuan kontraksi otot

Untuk mendapat kekuatan yang maksimal ketika akan


melakukan tendangan sabit, maka perlu latihan yang rutin, dan
konsentrasi ketika akan melakakukan tendangan sabit tersebut.

6. Fleksibilitas Pinggang Terhadap Tenangan Sabit

8
Fleksibilitas adalah suatu kualitas fisik yang sangat mudah
dikembangkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan M. Sajoto (1988:45),
bahwa: fleksibilitas adalah kemampuan untuk menggunakan ayunan-
ayunan, gerakan-gerakan dalam persendian kemampuan maksimum.
Lebar ayunan gerakan-gerakan (keleluasaan gerakan-gerakan) dalam
tulang-tulang sendi harus dilatih dalam semua arah yang mungkin
sesuai dengan struktur anatomi tubuh.

Fleksibilitas pinggang adalah salah satu faktor penting dalam


melakukan tendangan sabit, faktanya, ketika mlakukan tendangan sabit
kebanyakn pesilat, yang terlalu berfokus pada kekuatan otot tungkai,
padahal fleksibilitas pinggang pun sangat di perlukan dalam
memaksimalkan tendangan sabit tersebut.

Kenapa fleksibilitas di perlukan dalam melakakukan tendangan


sabit ? Karena, semakin bagus fleksibilitas pinggang maka semakin
maksimal juga tendangan sabit tersebut. Hal ini disebabakan ketika
otot pinggang memutar saat melakukan tendangan sabit tersebut,
kecepatan dari tendangan sabit tersebut menjadi semakin efektif ketika
berbenturan dengan lawan.

7. Hubungan Otot Tungkai dan Fleksibilitas Pinggang terhadap


Kemampuan Tendangan Sabit
Kekuatan otot tungkai merupakan kekuatan otot dalam
menggunakan yang maksimal, untuk mengangkat suatu beban atau
melakakukan sesuatu. Dan ketika otot yang kuat itu dilindungi oleh
pesendian yang aktif.
kekuatan otot tungkai dibutuhkan untuk mengontrol keras atau
tidaknya tendangan disertai dengan ketepatan sehingga tendangan
dapat diarahkan pada sasaran yang dinginkan. Menurut Sukadiyanto
(2005:81) menjelaskan bahwa tingkat kekuatan seorang atlet
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya: panjang pendeknya otot,
besar kecilnya otot, jauh dekat titik beban dengan titik tumpu, tingkat
kelelahan, jenis otot merah atau otot putih, pemanfaatan potensi otot,
dan kemampuan kontraksi otot

9
Fleksibilitas adalah suatu kualitas fisik yang sangat mudah
dikembangkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan M. Sajoto (1988:45),
bahwa: fleksibilitas adalah kemampuan untuk menggunakan ayunan-
ayunan, gerakan-gerakan dalam persendian kemampuan maksimum.
Lebar ayunan gerakan-gerakan (keleluasaan gerakan-gerakan) dalam
tulang-tulang sendi harus dilatih dalam semua arah yang mungkin
sesuai dengan struktur anatomi tubuh.

Fleksibilitas pinggang adalah salah satu faktor penting dalam


melakukan tendangan sabit, faktanya, ketika mlakukan tendangan sabit
kebanyakn pesilat, yang terlalu berfokus pada kekuatan otot tungkai,
padahal fleksibilitas pinggang pun sangat di perlukan dalam
memaksimalkan tendangan sabit tersebut.

Hubungan otot tungakai dan fleksibilitas pinggang dalam


kemampuan tendangan sabit yaitu sangat berpengaruh satu sama lain,
karena semakin kuat tendangan sabit itu dipengaruhi oleh otot tungkai
yang kuat dan fleksibilitas pinggang baik.

B. Penelitian Sebelumnya
1. Mainun Nusufi dengan judul “Hubungan Kelentukan Dengan
Kemampuan Kecepatan Tendangan Sabit Pada Atlet Pencak Silat
Binaan Dispora Aceh (Pplp Dan Diklat) Tahun 2015”. Dengan hasil
penelitian bertujuan untuk mengetahui kelentukan dengan tendangan
sabit pada atlet pencak silat Binaan Disporapar Aceh (PPLP dan
DIKLAT). Populasi penelitian ini adalah atlet Binaan dispora Aceh
(PPLP dan DIKLAT) yang berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah
12 orang. Dari jumlah populasi ditetapkan 12 orang. Penentuan sampel
dilakukan dengan teknik total sampling. Metode yang digunakan
deskriptif dengan pendekatan Korelasional. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah : (1) kelentukan, diukur dengan side splite
test, dan (2) kemampuan kemampuan tendangan sabit, diukur dengan
menggunakan tes tendangan sabit 10 detik. Data diolah dengan
menggunakan teknik statistik dalam bentuk perhitungan nilai rata-rata
(mean), standar deviasi (SD) dan korelasi produk moment.

10
2. Muh Fahri Kenta dengan judul “ Hubungan Kekuatan Otot, Daya
Tahan Tungkai, Koordinasi, Dengan Kemampuan Tendangan Sabit
Pada Mahasiswa FIK UNIMA”. Dengan hasil penelitian ini bertujuan.
1. Berapa besar hubungan kekuatan otot dengan kemampuan
tendangan sabit pada Mahasiswa Semester VII jurusan Pendidikan
Kepelatihan FIK UNIMA, 2. Berapa besar hubungan daya tahan
dengan kemampuan tendangan sabit pada Mahasiswa Semester VII
jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNIMA, 3. Berapa besar
hubungn Koordinasi mata kaki dengan kemampuan tendangan sabit
pada Mahasiswa Semester VII jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK
UNIMA, 4. Berapa besar hubungan antara kekuatan otot tungkai dan
daya tahan serta Koordinasi mata kaki secara bersama-sama dengan
kemampuan tendangan sabit pada Mahasiswa jurusan Semester VII
jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNIMA.

C. Kerangka Berfikir
Sugiyono (2015:91) menyatakan, kerangka berfikir merupakan model
konseptual tentang baik bagaimana teori berhubungan dengan berbagai
faktor yang telah diindentifikasi sebagai masalah penting.

D. Hipotesis
Sugiyono (2015:91) menyatakan, Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarikan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
empris dengan data.
Berdasarkan kerangka berfikir maka hipotesis yang diajukan yaitu :
Terdapat pengaruh power otot tungkai terhadap kemampuan tendangan
sabit atlet Pelatda Tapak Suci PIMDA 143 Kuningan.
Terdapat pengaruh fleksibilitas pinggang terhadap kemampuan
tendangan sabit atlet Tapak Suci PIMDA 143.

11
Terdapat pengaruh power otot tungkai dan fleksibiltas pinggang
terhadap kemampuan tendangan sabit atlet Pelatda Tapak Suci PIMDA
143 Kuningan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode adalah suatu prosedur yang menentukan langkah-langkah sistematis
untuk menentukan fakta-fakta observasi. Dan menurut Sugiyono (2013 : 3) metode
penelitian merupakan cara ilmiyah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu
Jenis penelitian yang saya laukan yaitu metode kuantitatif pre-experimen. Dan
menurut Margono (2020) adalah suatu proses rancangan penelitian yang belum
dikategorikan sebagai eksperimen sungguhan.

Saya menggunakan metode kuantitatif pre-experimen, karena metode


kuantitatif itu sendiri adalah metode yang menggunakan data yang berbentuk angka
untuk menjelas penelitian kita.

B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan studi komperatif. Menurut Sugiyono (2010:22)
Komperatif merupakan suatu desain penelitian yang sifatnya membandingkan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen, dengan jenis
penelitian kuantitatif. Pada penelitian subjeknya yaitu atlet Pelatda Tapak Suci
PIMDA 143 Kuningan, yang dari beberapa atlet pencak silat yang menggunakan
tendangan sabit ketika latihan dan bertanding. Penentuan tendangan sabit yaitu
dengan menggunakan data statistik, karena akan menentukan peningkatan pada
tendangan sabit.

Pretes A (x) ______________________Y_______________________ Posttest B (x)

12
Keterangan :
Pretest A : Test Awal
Y : Treatmen
Posttest : Hasil Akhir

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu
yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit
analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda. Djarwanto.
(1994: 420). Populasi penelitian ini adalah perwakilan tiap kelas tanding atlet Pelatda
Tapak Suci PIMDA 143 Kuningan yang berjumlah 12 atlet.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sugiyono. (2013:63). Penentuan sampel yaitu Porposive Sampling.
Porposive Sampling merupakan teknik pengambilan data sapel dengan menentukan
kinerja-kinerja tertentu. (Sugiyono 2013:66). Sampel yang diteliti seluruh atlet yang
berjumlah 12 atlet dengan metode pengambilan sample, yaitu purvosive sampling.
Purposive sampling merupakan salah satu teknik sampling non random. Jadi penulis
mengambil purposive sampling karena di Pelatda Tapak Suci PIMDA 143 Kuningan
adalah atlet-atlet pilihan se-Kabupaten Kuningan.

D. Lokasi Penelitian
Dalam proposal skripsi ini penulis melakukan penelitian di Pelatda Tapak Suci
PIMDA 143 Kuningan, yang berada di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Karena
banyaknya potensi atletnya dalam latihan, salah satu latihannya yaitu tendangan sabit
dan melatih fleksibilitas pinggang.
Dan fakta dilapangan, ketika atlet bertanding banyaknya menggunakan
tendangan sabit, begitupun atlet Pelatda Tapak Suci PIMDA 143 Kuningan, dan di
kolaborasikan dengan teknik yang lain.

E. Instrumen Penelitian
Intsrumen merupakan suatu alat mengukur suatu objek ukur atau
mengumpulkan data suatu variable. Sugiyono (2015:260). Suatu intsrumen diakatakan
baik bila valid dan reliable

13
Creswell (2012) menyatakan, penelitian menggunakan instrumen untuk
mengukur prestasi kemampuan individu, mengamati perilaku, pengembangan profil
perilaku individual dan sebagai alat untuk wawancara. Instrumen penelitian
digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.
Sugiyono (2015:305) menyatakan, didalam penelitian kuantitatif, kualitas
instrumen dan kualitas pengumpulan data dan berkenaan ketepatan cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat mengahsilkan data yang valid reliabel,
apabila instrumena tersebut dalam penelitian kuantitatif dapat merupa test,
wawancara, pendoman observasi, dan koensioner.
Proses untuk pengumpalan data melalui beberapa tahap: 1) memberikan atlet
tes dan pengukuran, 2) memberikan penjelasan tes dan pengukuran terhadap atlet, 3)
melakukan tes dan pengukuran awal, 4) mencatat hasil tes dan pengukuran terhadap
atlet.
Instrument yang peneliti gunakan yaitu dengan melakukan gerakan vertical
jump dan sit and reach. Karena menggunakan intsrumen itu, faktanya lebih efektif
dan lebih cepat di nilai perkembangannya.
Vertical jump merupakan kekuatan tenaga yang dinilai dengan mengukur
kemampuan lompatan vertical (russel 1984 : 307). Latihan ini yang begitu efektif
untuk melatih kekuatan kaki. Cara latihan nya yaitu dengan mengawali posisi berdiri
tegak dengan kedua kaki dibuka selabar bahu dan kemudian dengan posisi jongkok
45 derajat dan melakukan loncat setinggih mungkin, dan standarnya vertical jump
yaitu 41-50 tinggi loncatan
Sit and reach merupakan mengukur kenlentukan bagian kaki, pinggung, dan
punggung bagian bawah anda. Faktanya latihan ini bermanfaat untuk mengukur
kelentukan untuk seorang atlet, dengan menggunakan alat yang sederhana yaitu
menggunakan selotip atau lakban putih dan meteran, dengan 3x percobaan.

F. Jadwal Peneliain
Jadwal penelitian meliputi persiapa, pelaksanaan dan laporan penelitian. Dan
jadwal latihan tendangan sabit, menurut Tite Juliantine (2011) menjelaskan latihan
untuk tendangan sabit yaang efektif itu biasanya 8-12 hari dalam sebulan.
Dan peneliti mengambil jadwad latihan selama 8 hari :

14
No Pertemuan Kegiatan
1. Pertama Kelentukan :

a. Jogging.
b. Latihan kelentukan otot leher.
c. Latihan kelenntukan sendi bahu.
d. Latihan kelenntukan otot pinggang.
e. Latihan kelenntukan sendi pinggul.
f. Latihan kelenntukan sendi lutut.
g. Latihan kombinasi gerak pinggang,
pinggul dan lutut.
h. Latihan kelenntukan pergelangan otot
tangan.
i. Latihan kelenntukan pergelangan otot
kaki.
j. Colling Down.
2. Kedua Fleksibilitas Pinggang :

a. Jogging.
b. Menggerakan pinggang kekanan dan
kekiri.
c. Meliukkan pinggang ke kanan dan kiri
dengan mendorong kedua tangan.
d. Melakukan gerakan kayang dengan
bertumpu pundak.
e. Colling Down.
3. Ketiga Power Otot Tungkai :

a. Jogging.
b. Melakukan Squad.
c. Melakukan Split Squad.
d. Colling Down

4. Keempat Timer :

a. Jogging.
b. Melakukakan tendangan ke
pecing/samsak.
c. Colling Down.
5. Kelima Power Tungkai :

a. Jogging.
b. Mengkuatkan Kuda-kuda.
c. Melakukan tendangan ke pecing.
d. Colling Down.
6. Keenam Uji Tanding :

a. Jogging.
b. Menguatkan Kaidah Silat.
c. Colling Down

15
7. Ketujuh Power Tungkai :

a. Jogging.
b. Menguatkan kuda-kuda
c. Tendangan ke Pecing/Samsak
d. Colling Down
8. Kedelapan Uji Tanding :

a. Jogging.
b. Timmer
c. Colling Down

Ket :
1. Jogging : 10-30 menit
2. Latiahan power tungkai :
1. Naik turun tangga
2. Lompat box
3. Kuda-kuda
3. Latihan fleksibilitas pinggang:
1. Split.
2. Menggoyangkan pinggang
3. Cium lutut

G. Teknik Pengumpulan Data


Test merupakan pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal
yang harus dikerjakan oleh peserta didik, dengan menggunakan teknik mengukur
kemampuan. Setiap butir pertanyaan atau tugas dalam test harus selalu direncanakan
dan mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar ( Jacob & chase 1992).
Teknik test yang akan peneliti gunakan, yaitu dengan tes vertical jump dan sit
and reach.
Vertical jump merupakan kekuatan tenaga yang dinilai dengan mengukur
kemampuan lompatan vertical (russel 1984 : 307). Latihan ini yang begitu efektif
untuk melatih kekuatan kaki. Cara latihan nya yaitu dengan mengawali posisi berdiri
tegak dengan kedua kaki dibuka selabar bahu dan kemudian dengan posisi jongkok
45 derajat dan melakukan loncat setinggih mungkin, dan standarnya vertical jump
yaitu 41-50 tinggi loncatan

16
Sit and reach merupakan mengukur kenlentukan bagian kaki, pinggung, dan
punggung bagian bawah anda. Faktanya latihan ini bermanfaat untuk mengukur
kelentukan untuk seorang atlet, dengan menggunakan alat yang sederhana yaitu
menggunakan selotip atau lakban putih dan meteran, dengan 3x percobaan.
Dan teknik pengumpulan data ini menggunakan penelitian lapangan, yaitu
penelitian ini langsung terjun kelapangan atau ke tempat penelitian langsung untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan. Dan peneitian ini meliputi beberapa jenis yaitu
sebagai berikut :
1. Tes Awal (Pretest)
Pretest merupakan test awal, untuk melihat kondisi awal atlet. Atlet
Pelatda Tapak suci PIMDA 143 Kuningan yaitu dengan latihan fleksibiltas
pinggang dan otot tungkai.
2. Treatment (Perlakuan)
Perlakuan yang diberikan oleh peneliti yaitu program tendangan sabit.
Melatih power otot tungkai :
1. Lompat Box
2. Lari naik-turun tangga
3. Kuda-kuda
4. Gerakan vertical jump
Melatih fleksibilitas pinggang :
1. Split squad
2. Gerakan menggoyangkan pinggang
3. Gerakan mencium lutut atau gerakan sit and reach
3. Tes Akhir (Postest)
Postest merupakan test akhir, yaitu unttuk melihat perkembangan
konidisi atlet. Atlet Pelatda Tapak suci PIMDA 143 Kuningan, akan
memperlihatkan kondisi fisik ketika melakukan test awal, berekmbang
atau tidaknya.

H. Teknik Analisis Data


a. Uji Normalistas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi yang terjadi
menyimpang atau tidak dari distribusi normal. Jika nilai p > dari 0,05 maka data

17
normal, akan tetapi jika nilai p < dari 0,05 maka data tidak normal. Dan penelitian
ini saya menggunakan aplikasi SPSS.

b. Uji Homogenisasi
Sebelum kita menguji terhadap penyebaran nilai yang kita dianalisis maka
harus uji homogenitas, perlu adanya uji homoogenitas supaya kelompok-
kelompok yang akan dianalisis itu membuat sampel berasal dari populasi
homogen. Homogenitas yaitu mencari uji f dari data prestest dan posttest. Dan jika
nilai p > dari 0,05 maka nilai itu homogen, dan sebaliknya jika nilai p < dari 0,05
maka nilai itu tidak homogen. Dan penelitian ini saya menggunakan aplikasi
SPSS.

c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah jawaban sementara, dari permasalah yang akan
diuji, dan data itu akan uji secara empiris. Dan uji hipotesis menggunakan uji-t
yaitu, membandingkan mean kelompok 1 (pretest) dan kelompok 2 (posttest).
Apabila nilai t hitung < t tabel maka tabel Ha ditolak, dan apabila nilai t hitung >
dari t tabel maka tabel Ha diterima. Dan penelitian ini saya menggunakan aplikasi
SPSS.

18
DAFTAR PUSAKA

Harsono. (1996). Ilmu Coaching. Jakarta : PIO KONI Pusat.


Jacob & Chase. (1992). Developing and using test effectivety. San Fransisco :
Jussey-Bass Publishers
Juliantine, Tite. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani FPOK.
Bandung
Lubis, Awan H. (2014), Metode Melatih Pencak Silat. Yogyakarta. UNY
Lovilt, Michelle dan Jhon Speraw. (2004). Exercise For Your Muscle Type : The
Smart Way to Get Fit. New Jersey. Basic Health Publication, inc.

Marlianto, F., Yarmani, Y., & Sutisyana, A. (2017). Analisis Tendangan Sabit
pada Perguruan Pencak Silat Tapak Suci. Bengkulu.
N. Ihsan & Suwirman. 2013: Teknik Dasar Pencaksilat Tanding, Jakarta : PT.
Gramedia Pusaka Utama
Rahmayani, Mikanda. (2014). Buku Super Lengkap Olahraga. Jakarta Timur :
duniacerdas.
Sucipto, Infatoro S. 2019. Hubungan Kekuatan Otot tungkai dan Kekuatan Otot
Punggung Dengan Kemampuan Tendangan Sabit : Hal. 4
Sugiyono 2016. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RnD. Bandung Alfabeta
Sukadiyanto. (2005). Pengantar Teori dan Metadologi Melatih Fisik. Yogyajakarta
: FIK Yogyajakarta
Sajoto M, Engkos K. 1994. Buku Pintar Olahraga. Jakarta : Rineka Cipta
Steyryobroto dalan Nurul. 2012 : Kecemasan Mempengaruhi Mental Atlet ketika
Bertanding. Bandung.

19

Anda mungkin juga menyukai