TAHUN 2021
SKRIPSI
Disusun Oleh
ANGGUN SULISTIAWATI
142012017228
TAHUN 2021
Oleh :
ANGGUN SULISTIAWATI
142012017228
ii
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN
ANGGUN SULISTIAWATI
142012017228
Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi Penelitian
Telah diperiksa dan disetujui untuk ujian hasil tim penguji sidang.
MENYETUJUI
Pembimbing I
Pembimbing II
iv
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan penyusunan proposal penelitian dengan maksimal
dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Bicara
Dan Motorik Halus Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Cermin
Kab. Pesawaran Tahun 2021”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan.
Dalam proses penulisan dan penyusunan proposal ini tidak lepas dari
dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Drs. H. Wanawir Am, M.M, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
2. Elmi Nuryati, M.Epid selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung dan sebagai koordinator mata kuliah
metodologi penelitian.
3. Ns. Desi Ari Madi Yanti, M.Kep.,Sp.Kep.Mat selaku Ketua Program Studi S1
Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Lampung.
4. Ns, Yusnita, S.Kep.,M.Kes, selaku pembimbing I yang senantiasa
memberikan arahan untuk penulis.
5. Ns. Desi Kurniawati, M.Kep.,Sp.Kep.An, selaku pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan memberikan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan proposal penelitian ini.
6. Orangtua tersayang yang selalu memberikan dukungan dan doa serta
memfasilitasi semua keperluan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal ini.
7. Teman seperjuangan Prodi S1 Ilmu Keperawatan Reguler angkatan 9 yang
senantiasa memberikan semangat dan masukan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan proposal penelitian.
8. Almamater tercinta Universitas Muhammadiyah Pringsewu yang penulis
sayangi.
Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun. Besar harapan penulis agar proposal ini dapat
bermanfaat bagi pembaca semua.
Pringsewu, 2021
Penulis,
v
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN................................................. iii
PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL......................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
D. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
vi
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perkembangan motorik kasar berdasarkan kelompok umur............. 12
Tabel 2.2 Milestone perkembangan motorik halus dan red flag....................... 13
Tabel 2.3 Tahap Perkembangan Bicara Pada Balita......................................... 15
Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 32
vii
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................. 29
Gambar 2.2 Kerangka Konsep.......................................................................... 30
viii
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
sangat pesat dan merupakan periode krusial serta fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Selain itu, masa balita disebut sebagai golden periode karena
pada fase ini perkembangan kognitif, bicara, psikologis atau emosional, sosial
diantaranya yaitu perkembangan motorik halus dan kasar. Hal tersebut dapat
dan kuratif dapat dilakukan segera. Gangguan tumbuh kembang anak apabila
Berdasarkan data UNICEF populasi anak usia dini secara global lebih dari
200 juta (Santoso, 2017) dan WHO melaporkan 5-25% anak mengalami
2017). Di Indonesia populasi anak pada tahun 2018 mencapai 79,55 juta atau
1
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2
30,1% dari total penduduk 264,14 juta jiwa dan total populasi usia balita
dibawah lima tahun sebesar 21,9 juta jiwa 27,6% dari total penduduk usia 0-
(Fatimah, 2017).
Perkembangan anak dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal
petugas kesehatan dan pola asuh orang tua (Soetjiningsih, 2013). Pola asuh
merupakan pola interaksi antara anak dengan orang tua dan cara orang tua
Pengasuhan orang tua merupakan salah satu foktor yang erat kaitanya dengan
Pola asuh orang tua kepada anak terbagi kedalam tiga kelompok yaitu pola
asuh demokratis, otoriter dan permisif. Pola asuh demokratis yaitu orang tua
sesuai dengan aturan orang tua, selain itu mengutamakan dukungan kasih
hubungan yang positif dengan keluarga dan lingkungan sosialnya serta lebih
percaya diri pada potensi yang dimiliki. Sedangkan pola asuh otoriter yaitu
orang tua membuat berbagai aturan yang harus di patuhi oleh anak sehingga
permisif yaitu pola asuh orang tua yang tidak perduli dengan anak, pola asuh
ini membuat anak menjadi manja, suka menuntutu, kurang percaya diri, dan
mudah frustasi. Tujuan utama dari pola asuh yaitu untuk menguatkan,
Anak yang mendapatkan pola asuh yang baik dari orangtuanya dengan
yang menerapkan pola asuh yang baik terutama pola asuh demokratis pada
anaknya sebesar 89,6% perkembangan anak baik motorik halus dan kasar
mengemukakan bahwa pola asuh orang tua yang positif yaitu dengan
berkespresi sesuai dengan aturan moral dan agama mempunyai dapak besar
penelitian ini menunjukan 65,6% orang tua memberikan pola asuh positif dan
sesuai perkembangan anak sebesar 65,6%, nilai statistik yang didapat p-value
0,006.
otoriter mempunyai dampak negatif pada anak saat remaja memiliki tingkat
otoriter jauh lebih disiplin. Hasil penelitian ini menyampaikan orang tua
normal 80%, meragukan 20% sedangkan pola asuh baik perkembangan anak
bahwa pola asuh orang tua akan membentuk karakter dan kepribadian dalam
yang ditunjukan oleh orang tua kepada kepada anak. Pengasuhan orang tua
yang seimbang antara demokratis, otoriter dan permisif dapat membantu anak
Balita dan 116 anak usia 1-3 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Padang
kepada 15 ibu yang mempunyai anak usia balita didapatka 10 (66,7%) orang
anaknya belum dapat meragkai kata-kata 3-5 kata menjadi kalimat dan baru
anak usia 4-5 tahun anaknya sudah mampu meragkai kata menjadi kalimat dan
memiliki anak usia 3-5 tahun untuk perkembangan motorik halus seperti
vertical.
Dampak pemberian pola asuh yang salah terhadap anak, jika anak dipaksa
pada anak balita maka peneliti tertarik dan akan melakukan penelitian tentang
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah. Apakah ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
motorik halus
orangtua
1. Lingkup Materi
Pada penitian ini adalah hubungan pola asuh orang tua dengan
2. Lingkup Sasaran
3. Lingkup Tempat
pesawaran
4. Lingkup Waktu
Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Maret s.d Mei tahun
5. Lingkup Metode
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan balita dan dapat
menjadikan penemuan baru untuk membuat hak paten, poster dan leaflet.
2. Bagi Responden
tentang hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan balita, serta
TINJAUAN TEORI
Anak balita adalah individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga usia remaja. Masa anak
merupakan masa tumbuh kembang yang dimulai dari usia neonatus (0-28
hari), bayi (1-12 bulan), toddler (1-3 tahun), pra sekolah (3-5 tahun).
dan tinggi badan), kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial
(Andriana, 2017).
dengan dewasa. Setiap anak akan mengalami suatu pola tertentu yang
9
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
10
a. Tahapan pertumbuhan
dalam bentuk individu yang dapat di ukur seperti berat (gram, pon,
terjadi masa transisi emosi antara anak pra sekolah dengan orang tua
(Setiyaningrum, 2017).
1. Perubahan ukuran
2. Perubahan proposi
berbeda
Perkembangan pada anak usia dibawah lima tahun atau balita sebagai
berikut :
Tabel 2.1
Perkembangan motorik kasar berdasarkan kelompok umur
Usia Kemampuan Perkembangan
1. Berbalik dari telungkup ke telentang
3-6
2. Mengangkat kepala setinggi 90º
bulan
3. Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
6-9 1. Duduk sendiri (dalam sikap bersila)
bulan 2. Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian
berat badan
Tabel 2.2
Milestone perkembangan motorik halus dan red flag
Umur Rata Red Flag
Keterampilan Motorik Halus
Rata (Bulan) (Bulan)
Mencoret-coret 17,5
Menumpuk 3 kubus keatas 21,3 24
Membangun rangkaian balok secara
22,3
horizontal
Melempar horizontal dan vertical 25,1
Membangun rangkaian balok secara
29,6
vertical
Membangun jembatan dengan 3 kubus 31,1
Menggambar lingkaran 32,6
Menggambar orang dengan kepala
35,7
ditambah 1 bagian
Sumber : Lipkn. Motor Development and Disfunction, (2009)
dalam Soetjiningsih (2016).
2. Berbicara
a. Egosentric Speech
Fase ini terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana anak
terdiri dari dua atau tiga kata, selain itu anak mampu
berpikirnya.
yang benar, namun sering kali pada usia ini anak sering salah
d. Socialized speech
speech yaitu:
4. Pertanyaan
5. Jawaban
terbatas.
Kata pertama 10-13 - Pengertian kata tunggal.
memunculkan bulan - Menghasilkan kata tunggal.
nama - Perbedaan individual dalam penggunaan
kata tunggal.
- Fungsi isyarat sebagai kata.
- Perhatian dapat diarahakan dengan nama
obyek lihat anjing, Ami, anjing; mulai 13
bulan menerima kosakata dari 17 sampai
dengan 97 kata
Kombinasi 18-24 - Penggunaan satu kata tunggal dengan arti
kata bulan kompleks untuk ungkapan multi kata.
Contoh: “susu” artinya dapat minta susu
atau meminta ASI.
- Penggunaan kombinasi kata untuk
kalimat, contoh: mama kue maksudnya
mama minta kue.
Tata bahasa 20-30 - Kecepatan memperoleh morfem.
bulan - Perkembangan bahasa yang unik pada
usia ini, seperti mulai menggunakan kata
ganti saya, kita, dia, kamu.
- Penggunaan kalimat dalam pola dan
aturan yang teratur.
serta, tidak pemalu dan tidak pemarah, tidak mudah cemas dan
menyerah.
badan pada saat lahir. Anak yang lahir dengan BBLR berisiko untuk
Ranuh, 2015).
b. Status Gizi
Ranuh, 2015).
maka orang tua dapat menerima segala informasi dari Iuar terutama
e. Jumlah Saudara
kasih sayang yang diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlalu
Pola asuh orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku
Pola asuh orang tua menurut (Tridhonanto & Agency, 2014) dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokrasi, dan pola
Pola asuh otoriter adalah pola asuh orang tua yang lebih
berikut:
rumah maupun di luar rumah. Aturan tersebut harus ditaati oleh anak
Pola asuh demokratis adalah pola asuh orang tua yang menerapkan
ciri-ciri, yaitu:
kontrol internal
2. Anak diakui sebagai pribadi oleh orang tua dan turut dilibatkan
mengendalikan mereka
pertanyaan
keluarga, dan
Dampak dari pola asuh ini bisa membentuk perilaku anak seperti :
Pola asuh primitif adalah pola asuh orang tua yang tidak peduli
Baumrinde yaitu: (1) kekuatan orang tua diperoleh dari anak; (2)
dan (7) nyaris tak pernah ada hukuman (Rosyadi, 2013). Gaya
di dalam kebiasaan tingkah laku, pikiran dan sikap. Orang tua yang
akan lebih siap menjalankan peran asuh, selain itu orang tua akan
b. Lingkungan
(Rahmawati, 2016).
c. Budaya
C. Kerangka Teori
Gambar 2.1
Kerangka Teori
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah uraian yang saling berkaitan antara konsep satu
dengan konsep lainnya atau variabel satu dengan variabel lainnya dari
sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
Variable Independen Variable Dependen
E. Hipotesis
2021
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan penelitian untuk
akan peniliti lakukan yaitu dengan menggunakan survey analitik yaitu peneliti
B. Variabel Penelitian
antara satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian.
Variabel penelitian dikembangkan dari konsep atau teori dan hasil penelitian
penelitian ada variabel bebas atau variabel independen dan variabel yang
penelitian ini adalah pola asuh orangtua dan variabel dependen perkembangan
C. Definisi Operasional
31
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
32
penelitian yang menjadikannya lebih konkrit dan mudah untuk diukur (Darma,
adalah :
Tabel 3.1
Definisi Operasional
pernyataa score ≤ 2
n tidak
diberi
skor 0
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau subjek yang diteliti (S.
Arikunto, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang
memiliki anak usia balita usia 1-3 tahun sebanyak 116 jiwa diwilayah kerja
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritis yang dimiliki oleh
semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu
maka dapat menggunakan sampel dari populasi tersebut, untuk itu sampel
yang diambil dari populasi yang akan diambil sebagai sampel (Nursalam,
Keterangan:
N = Total populasi
n = Jumlah sampel minimal
d2 = derajat kesalahan yang dapat ditolerir (1%)
Jumlah sample yang dibutuhkan berdasarkan rumus diatas adalah :
n= 116
1 + 116 (0,01)
n = 116
2.16
n = 53, 7 = 54 responden
Berdasarkan hasil perhitungan, jadi total sampel dalam penelitian ini yaitu
54 responden.
kriteria yaitu:
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
kesehatan
1. Tempat
kab. Pesawaran.
2. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini waktu pengambilan data di lakukan pada bulan April
2021
F. Etika Penelitian
Etika penelitian artinya hak subjek penelitian dan yang lainya harus dilindungi.
kerahasiaan, bebas penderita, bebas menolak jadi responden, dan perlu surat
oleh responden.
prosedur penelitian.
yang ditimbulkan).
6. Asas kemanfaatan
7. Menghormati
(Notoatmodjo, 2010).
1. Instrument
a. Kuesioner
b. Validitas
adalah valid jika r dihitung > r tabel dengan taraf signifikan 5%.
c. Uji Reabilitas
hasil r hasil (Cronbach Alpha), dan jika Cronbach Alpha lebih besar
primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
ini
peneliti
responden
oleh responden
Data yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data perlu diolah
terlebih dahulu. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui suatu
a. Editing
dilengkapi.
b. Coding
c. Scoring
ditentukan.
d. Tabulating
e. Cleaning
I. Analisis Data
Analisa data adalah cara atau upaya yang digunakan untuk mengolah data
1. Analisa Univariat
balita.
2. Analisa Bivariat
variabel terikat pada penelitian ini menggunakan uji statistic chi square
0,05 maka Ho ditolak, yang berarti tidak hubungan yang bermakna antara
J. Jalannya Penelitian
yang dilakukan dalam penelitian ini pada dasarnya adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
b. Menentukan responden
d. Mengolah data
e. Menganalisis data
langkah-langkah :
PESAWARAN
TAHUN 2021
SKRIPSI
DISUSUN OLEH
ANGGUN SULISTIAWATI
142012017228
Pesawaran yang sampai saat ini berdiri, dengan kode Puskesmas 1012262,
kategori pelayanan yaitu rawat jalan dan rawat inap. Puskesma Padanga
2025 Kabupaten Pesawaran bebas masalah gizi pada anak balita diantaranya
stunting, gizi kurang, gizi berlebih, malnutrisi, gizi buruk dan kerdil.
makanan dan konseling ahli gizi kepada para orang tua yang mempunyai
1. Analisis Univariat
pola asuh orang tua dengan perkembangan bicara dan motorik halus di
a. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekwensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu
Usia (Tahun)
23-29 18 33,3%
30-36 21 38,9%
37-43 10 18,5%
44-50 2 3,7%
51-57 2 3,7%
65-71 1 1,9%
Total 54 100%
Pendidikan
SD 9 16,6 %
SMP 19 35,2 %
SMA 26 48,1 %
Total 54 100%
Tabel 4.3
Dsitribusi Frekwensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan Ibu
Pekerjaan
IRT 39 72,2 %
Wiraswasta 15 27,8 %
Total 54 100%
responden (27,8%).
Tabel 4.4
Distribusi Frekwensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Anak
Usia (Bulan)
12-15 4 7,4%
16-19 5 9,3%
20-23 7 13%
24-27 14 25,9%
28-31 9 16,7%
32-35 9 16,7%
36-39 6 11,1%
Total 54 100%
Tabel 4.5
Dsitribusi Frekwensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin Anak
Total 54 100%
responden (46,3%).
Tabel 4.6
Dsitribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua
Demokratis 5 9,3%
Otoriter 25 46,3%
Primitif 24 44,4%
Total 54 100%
7. Perkembangan Berbicara
Tabel 4.7
Dsitribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Perkembangan
Berbicara
Normal 25 46,3 %
Meragukan 21 38,9 %
Total 54 100%
(14,8%).
Tabel 4.8
Dsitribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Perkembangan Motorik
Halus
Normal 28 51,9 %
Meragukan 16 29,6 %
Abnormal 10 18,5%
Total 54 100%
10 anak (18,5%).
2. Analisis Bivariat
Tabel 4.9
Hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan bicara di
wilayah kerja Puskesmas Padang Cermin Kab. Pesawaran
Tahun 2021
N % N % N % N %
Otoriter 14 56 8 32 3 12 25 100
asuh dari orang tua dengan sistem pola asuh primitif lebih tinggi anak
Square didapatkan nilai p-value = 0.256 > 0.05. Artinya penelitian ini
halus
Tabel 4.10
Hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan motorik halus di
wilayah kerja Puskesmas Padang Cermin Kab. Pesawaran
Tahun 2021
N % N % N % N %
Otoriter 17 68 4 16 4 16 25 100
asuh dari orang tua dengan sistem pola asuh otoriter lebih tinggi anak
C. Pembahasan
bicara pada anak dengan nilai p-value 0.256 > 0.05. Dilihat dari data
pola asuh orang tua dengan perkembangan bicara anak ditunjukan dengan
menerapkan pola asuh otoriter 46,3% dan primitive 44,4%. Kedua pola
asuh yang terbanyak diterapkan kepada anak pada usia dini sebenarnya
tidak tepat untuk diterapkan, hal tersebut dapat menyebabkan anak takut,
curigaan dengan orang baru dan suasana baru dan sulit beradaptasi
dengan lingkungan sekitar. Selain itu, anak juga takut untuk berbicara dan
maka perlu adanya kesadaran orang tua dalam mengubah pola asuh
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Jane
perkembangan bicara anak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua, hasil
dilakukan orang tua dengan anak-anak mereka. Hal ini tentunya berkaitan
erat dengan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua, pola asuh orang tua
dalam Meliana (2012) ada 3 pola asuh yang dapat diterapkan. Yang
pertama demokratis yaitu pola asuh yang memberi dukungan tinggi dan
pada anak. Kedua, otoriter, yaitu pola asuh yang mempunyai gaya otoriter
asuh orang tua yang diterapkan pada anaknya sejatinya untuk memantau
tubuh kembang anak agar tercapai optimal apabila menerapkan pola asuh
bahasa dan bicara. Gangguan pada sektor bicara dan bahasa merupakan
salah satu masalah yang paling sering terjadi pada anak terutama pada
asuh yang tepat oleh keluarga sangat penting bagi perkembangan balita,
dan bahasa anak antara lain rajin berbicara dan berkomunikasi dengan
kosakata anak. Bayi dan anak kecil biasanya tertarikpada cerita yang
menerapkan pola asuh dalam kategori otoriter dan permisif. Hal ini dapat
kehendak orang tua dan membatasi aktivitas dan ekpresi anak dalam
membiarkan anak bertindak sesuka hatinya tanpa ada arahan dari orang
tua karena orang tua kasihan dengan anaknya. Hal ini berdampak pada
sikap orang tua dalam memberikan pengasuhan pada anak dengan cara
bicara (Speech delay) pada anak usia 12-39 bulan diketahui bahwa
sebaiknya dapat dikenali oleh orang tua sedini mungkin, agar tatalaksana
dimiliki anak.
Peneliti berpendapat bahwa pola asuh dari orang tua yang tidak tepat
sangatlah berpengaruh besar terhadap perkembangan bicara usia anak
balita, seperti pola asuh yang diterapkan oleh orangtua anak di wilayah
kerja Puskesmas Padang Cermin Kab. Pesawaran Tahun 2021 yakni
sebagian besar orangtua menggunakan pola asuh otoriter yang bersifat
pemaksaan, keras dan kaku dimana sebagian orangtua yang
menginginkan anak sealu mematuhi perintahnya tanpa mau tahu perasaan
si anak. Pola asuh tersebut bepengaruh kepada anak, anak menjadi takut,
sulit bergaul dengan lingkungan sosial dan temannya, anak menjadi lebih
curiga jika bertemu dengan orang baru dan suasana baru serta anak akan
sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Selain itu, anak juga takut
untuk berbicara, pendiam, takut mengungkapkan pendapatnya dan sulit
menunjukan perkembangannya, kondisi ini dapat menjadi masalah
dikemudian hari dari segi perkembangan berbicara dan psikolis anak yang
dialami.
Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar pola asuh dari orang tua
dengan pola asuh primitive dan demokratis jumlah anak yang memiliki
3 orang anak. Sedangkan pola asuh orang tua primitive lebih tinggi
otoriter 4 anak serta 0% dengan pola asuh demokratis. Hasil uji statistik
yang artinya ada hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan
artinya ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan
pvalue 0,036 (p= value < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan pola asuh
dan saudara kandung. Anak sebagai bagian dari anggota keluarga, dalam
keluarga akan menjadi cerminan bagi anak, dan lingkungan ikut berperan.
kurang atau dibawah normal dan dalam tahap peringatan pada tahap
melalui pola asuh yang baik dapat mengembangkan motorik halus anak
dengan lebih baik. Setiap anak adalah individu yang unik karena faktor
kemampuan anak juga berbeda. Maka sangat penting untuk memilih jenis
pola asuh yang tepat agar perkembangan motorik halus anak menjadi
anak. Pola asuh orang tua menyangkut tentang bagaimana orang tua
merasa tertekan dan tersiksa karena mengeluh bentuk pola asuh yang
anaknya. Stimulus yang diberikan melalui pola asuh yang baik dapat
melalui pola asuah yang terarah dan teratur akan lebih cepat anak
A. Kesimpulan
responden (51,9%).
Dian Adriyana. (2017). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak Edisi 2.
Pererbit Salemba Medika, Jagaraksa Jakarta Selatan.
Fatimah, L. (2017). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Anak
di R.A Darussalam Desa Sumber Mulyo Jogoroto Jombang. D-III
Kebidanan FIK UNIPDU Jombang.
Indry Yanti Azizah (2020). Hubungan Antara Riwayat Stimulasi Motorik Halus
Terhadap Kemampuan Baca Tulis Anak Usia 5 – 6 Tahun Di Tk Aisyiyah
Ambarawa Pringsewu Tahun 2020. Skripsi Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung
Jane Puput Candrasari. (2014). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Perkembangan Basa Anak Prasekolah di RA Semai Benih Bangsa Al-Fikri
Manca Bantul Yogyakarta. Naskah Publikasi STIKes ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
Meliala, Andyda. 2012. Successful Parenting. Bogor: By.PASS. Nawawi, Hadari.
2007. Metode Penelitian Bidang Sosisal. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Miftakhur Rohmah, Nita Dwi Astikasari, & Iriyanti Weto. (2018). Analisis Pola
Asuh Orang Tua Dengan Keterlambatan Bicara Pada Anak Usia 3-5
Tahun. Oksitosin, Kebidanan, Vol. V, No. 1, Februari 2018: 32-42.
Moersintowarti B. Narendra, Titik S. Sularyo, Soetjiningsih, Hariyono Suyitno, Ig.
N. Gede Ranuh. (2012). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Buku Ajar
Edisi Revisi, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Penerbit Cv. Sagung Seto,
Jakarta.
Rahmawati Setiya Wulandari. (2016). Pola Asuh Anak Usia Dini” (Studi Kasus
Pada Orang Tua Yang Mengikuti Program Bina Keluarga Balita (Bkb) Di
Kelurahan Kutoarjo Kabupaten Purworejo). Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Tricia, N., Rand, Conger, Laura, Scaramella & Lenna L. Ontai,. (2010).
Intergenerational Continuity In Parenting Behavior : Mediating Patways
and Chil Effects. PMC2748920.
L
A
M
P
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
I
R
A
N
Kode Responden :
3. Pendidikan terakhir
( ) SD/sederajat
( ) SMP/sederajat
( ) SMA/sederajat
( ) Perguruan tinggi/sederajat
4. Pekerjaan
( ) IRT
( ) Wiraswasta
( ) Pegawai Swasta
( ) PNS
Kuesioner berikut terdiri dari beberapa pernyataan untuk mengetahui pola asuh
yang diberikan oleh orang tua. Kuesioner ini terdiri dari 24 peryataan. Isilah
dengan tanda checklist ( √ ) pada salah satu kotak jawaban yang menurut
bapak/ibu paling tepat.
Keterangan:
SL : Selalu
KK : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
NO PERNYATAAN
SL KK TP
1 Saya mengatur segala kegiatan anak saya
2 Saya memberikan perintah apapun yang saya inginkan
kepada anak saya.
3 Saya mewajibkan disiplin dalam segala hal pada anak
saya.
4 Apabila anak saya tidak mematuhi peraturan yang saya
berikan, maka saya akan menghukumnya.
Tujuan skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Jadwal skrining / pemeriksaan KPSP adalah
pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30,36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum
mencapai umur skrining tersebut, minta ibu dating kembali pada umur skrining yang terdekat
untuk pemeriksaan rutin. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah
tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan
KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda.
Alat / instrument
1. Formulir KPSP menurut umur, berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan
yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.
2. Alat Bantu pemeriksaan berupa : pensil, kertas, bola sebesar bola tennis, kerincingan,
kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biscuit
kecil berukuran 0,5-1 cm.
2. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir.
3. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
NO PERNYATAAN YA TIDAK
Usia (12 BULAN-21 BULAN)
1 tahun
1. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang
sama,misalnya “ma-ma”, “da-da”
2. Sebut 2-3 kata yang dapatditiru oleh anak ( tidak perlu
kata-kata yang lengkap).
Apakah ia mencoba meniru menyebutkan kata-kata
tadi?
3. Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika ia
memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan “mama” jika
memanggil/melihat ibunya? Jawab YA bila anak mengatakan
salah satu diantaranya.
4. papa” ketika ia memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan
“mama” jika memanggil/melihat ibunya?
5. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang
mempunyai arti selain “papa” dan “mama”?.
Usia (22 BULAN-31 BULAN)
2 tahun
1. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang
mempunyai arti selain "papa" dan "mama"?
NO PERNYATAAN YA TIDAK
Usia (12 BULAN – 21 BULAN)
1 tahun
1. Letakan pensil ditelapak tangan bayi. Coba ambil pensil
tersebut dengan perlahan lahan, apakah anda mengalami
kesulitan saat mengambilnya kembali?
2. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti
kacang dengenmeremas diantara ibu jari dan telunjuk?
3. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan
dua kubus kecil yang ia pegang? Kerincingan
bertangkai dan tutup panel tidak ikut dinilai.
4. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia
menggelindingkan/melemparkan kembali bola pada
anda?
5. Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas Gerak
halus Ya Tida kubus yang lain tanpa menjatuhkan
kubus itu?
Usia (22 BULAN – 31 BULAN)
2 tahun
1. Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas
kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu?
2. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok,
atau celananya?
3. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA
jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau
berpegangan pada dinding atau pegangan tangga.
Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak
atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau
anak harus berpegangan pada seseorang.
4. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola
tenis) ke depan tanpa berpegangan pada apapun?
5. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri
atau membantu mengangkat piring jika diminta?
Hormat Saya
Anggun Sulitiawati
Nama :
Umur :
Alamat :
penelitian ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak
manapun.
,………………2021
Responden
(………………)