Anda di halaman 1dari 4

Hari Ke 1 : Selasa 18 Oktober 2022

Kelompok I Angkatan XCIII :


SONIA RAHMA, S.KM. (ketua kelompok)
KARUNIA FRISKA PRATAMA, S.KM.
NURIS FIKRIANA MAULIDDAH, S.KM.
dr. FIKA ERTITRI
dr. INDIRA TIYAKUSUMA

Tugas Kelompok Agenda I


(Sikap Perilaku Bela Negara)

1. Kutipan Berita Media Digital tentang Konflik di Indonesia (2 tahun terakhir)

Link berita: https://nasional.tempo.co/read/1410352/5-fakta-mengenai-teror-di-sigi-sulawesi-


tengah#:~:text=TEMPO.CO%2C%20Jakarta%20%2D%20Aksi,satu%20rumah%20tempat
%20pelayanan%20umat
2. Analisis Kasus “Teror di Sigi Sulawesi Tengah” berdasarkan komponen 5W+1H

a. APA yang terjadi ?


Terjadi aksi teror yang menyebabkan empat orang dalam satu keluarga tewas setelah
mengalami penganiayaan
b. SIAPA yang menyebabkan peristiwa itu terjadi ?
Orang tak dikenal yang diduga anggota dari kelompok separatis
c. DI MANA peristiwa itu terjadi ?
Peristiwa itu terjadi di lokasi Transmigrasi yang bertempat di Desa Lembantongoa, Sigi,
Sulawesi Tengah
d. KAPAN peristiwa itu terjadi ?
Peristiwa teror dan kekerasan terjadi sekitar pukul 09.00 WITA Jumat 27 November 2020
e. MENGAPA peristiwa itu bisa terjadi ?
Peristiwa itu terjadi karena di daerah transmigrasi tersebut terjalin toleransi yang bagus
antar umat beragama dan antar suku, sehingga tujuan pelaku melakukan terror ialah agar
terjadi perpecahan kesatuan, khususnya menjelang Pilkada.
f.BAGAIMANA peristiwa itu terjadi ?
Peristiwa itu terjadi berawal dari pelaku tak dikenal yang masuk ke dalam rumah warga
melalui pintu belakang dan mengambil beras kurang lebih 40 Kg. Setelah itu pelaku
melakukan penganiayaan menggunakan senjata tajam. Tidak sampai di situ, pelaku
kemudian membakar sekitar enam rumah warga setempat.

3. Analisis Kasus “Teror di Sigi Sulawesi Tengah” berdasarkan Nilai-nilai Bela Negara

No Nilai Bela Negara Analisis Kasus

1 Cinta Tanah Air Dari kasus diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa aksi teror
tidak mencerminkan rasa cinta tanah air. Adapun indikator-indikator
yang tidak sesuai yaitu:
a) Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayah
Indonesia; bertolak belakang dengan sikap pelaku teror yang
membakar rumah warga dan membakar tempat ibadah dimana
rumah warga dan tempat ibadah merupakan bagian dari Indonesia
yang harus dijaga
b) Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya; bertolak
belakang dengan sikap pelaku yang provokatif dan bertujuan untuk
memecah persatuan dan kesatuan di lingkungan yang sudah
terjalin toleransi dengan baik

2 Sadar Berbangsa Dari kasus diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa aksi terror
dan Bernegara tidak mencerminkan sikap kesadaran dalam berbangsa dan
bernegara. Adapun indikator yang tidak sesuai yaitu:
a) Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga negara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Hal ini
bertolak belakang dengan perbuatan pelaku teror yang sangat tidak
mencerminkan kewajiban warga negara sesuai dengan UUD 1945
pasal 30 ayat 1 yaitu ikut serta dalam upaya pertahanan dan
keamanan negara. Pembantaian, pembakaran rumah warga dan
rumah pelayanan umat juga bisa memicu rusaknya kedaulatan
bangsa dan negara

3 Setia pada Dari kasus diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa aksi terror
Pancasila tidak mencerminkan kesetiaan terhadap pancasila. Adapun
indikator yang tidak sesuai yaitu:
a) Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari; Hal
ini bertolak belakang dengan sikap pelaku yang membakar rumah
ibadah, dimana tidak sesuai dengan pengamalan butir Pancasila
sila ke-1 yang menyatakan bahwa “setiap warga negara wajib
mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antar
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
serta mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing”.
Selain itu, aksi pelaku yang menganiaya dan membunuh korban
juga tidak sesuai dengan butir Pancasila sila ke 2 yaitu: mengakui
persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya, mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia, engembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira, serta engembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
b) Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara; Aksi
teror di Desa Lembantongoa, Sigi, Sulawesi tersebut mencerminkan
bahwa pelaku tidak yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai
dasar negara karena tindakan tersebut merupakan perilaku tidak
adil dan menimbulkan perpecahan yang tidak sesuai dengan nilai
Pancasila sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia.

4 Rela Berkorban Dari kasus diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa aksi terror
untuk Bangsa tidak mencerminkan sikap rela berkorban untuk bangsa dan
dan Negara negara. Adapun indikator yang tidak sesuai yaitu:
a) Siap membela negara dari berbagai macam ancaman; Hal ini
bertolak belakang dengan sikap pelaku teror yang justru
menimbulkan ancaman bagi kerukunan hidup berbangsa dan
bernegara.
b) Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan
negara; Hal ini bertolak belakang dengan tindakan penganiayaan
yang menimbulkan korban jiwa, serta tindakan perusakan fasilitas
umum.

Tetapi di sisi lain, tindakan aparat keamanan yang segera mengusut


tuntas jarinngan-jaringan pelaku agar masyarakat merasa aman dari
teror pelaku samgat sesuai dengan indikator siap membela negara
dari berbagai ancaman

5 Kemampuan Dari kasus diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa aksi terror
Awal Bela tidak mencerminkan sikap kemampuan awal negara. Adapun
Negara indikator yang tidak sesuai yaitu:
a) Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah
diberikan Tuhan; Hal ini bertolak belakang dengan aksi teror yang
jelas mencerminkan perilaku tidak bersyukur atas nikmat kerukunan
dan toleransi beragama yang sudah terjalin.

4. Pendapat Menyikapi Kasus Tersebut


Kasus aksi teror ini harusnya tidak terjadi jika setiap warga negara yang ada di
Indonesia memiliki sikap bela negara yang dijiwai oleh nilai-nilai bela negara antara lain:
cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia kepada Pancasila, memiliki sikap rela
berkorban, dan memiliki kemampuan awal bela negara.
Kasus aksi teror di ini jelas meninggalkan beberapa dampak negatif yaitu dampak
bagi Masyarakat seperti trauma psikis (kecemasan, ketakutan), rasa tidak aman. Selain
berdampak negatif bagi masyarakat, kejadian tersebut juga dapat memecah persatuan
bangsa Indonesia.
Di sisi lain, ada beberapa sikap yang bisa dicontoh dari kasus diatas. Dalam hal ini
ialah sikap bela negara yang dilakukan oleh warga sekitar dan aparat yang bertugas.. Warga
sekitar mengimplementasikan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan
bergotong royong bersama TNI untuk menjaga keamanan dari serangan teroris. Sementara
aparat (TNI/POLRI) mengimplementasikan nilai sadar berbangsa dan benegara yaitu
dengan melaksanakan tugasnya untuk memberi keamanan pada masyarakat dan mengusut
tuntas jaringan-jaringan pelaku serta meningkatkan kewaspadaan.

Anda mungkin juga menyukai