Abstrak: Situasi pandemik juga merupakan tantangan bagi para guru untuk
mengembangkan metode pembelajaran. Salah satu keuntungan
menggunakan metode PAL saat daring ini adalah membantu pembelajaran,
hubungan komunikasi, serta interaksi dan kerjasama. Materi terbanyak
didapatkan pada sistem neuromuskuloskeletal, sehingga akan dibagi menjadi
2 materi yaitu osteologi dan musculus. Pada penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi efektifitas metode pembelajaran daring berdasarkan nilai pre
test dan post test. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
penyajian data secara deskriptif analisis. Populasi penelitian adalah seluruh
mahasiswa semester I di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Malang. Teknik pengambilan sampling menggunakan teknik purposive
sampling sejumlah 148 mahasiswa. Teknik penggumpulan data
menggunakan nilai hasil pre test dan post test. Analisis data untuk
mengetahui perbedaan nilai pre-test dan post test osteo dan musculus
digunakan uji komparatif numerik tidak berpasangan menggunakan paired t
test jika normal atau uji Wilcoxon jika tidak normal menggunakan analisis
bivariat dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas Kolmogorov-
Smirnov. Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan: (1) Adanya
peningkatan nilai tengah (median) pada post test osteo dengan nilai sig uji
Wilcoxon sebesar 0.000 yang artinya terdapat perbedaan signifikan pada
pre-post test osteo pada blok neuromuskuloskeletal (2) Adanya peningkatan
nilai rata-rata pada post test musculus dengan nilai sig sebesar 0.000 yang
artinya terdapat perbedaan signifikan pada pre-post musculus pada blok
neuromuskuloskeletal.Temuan penelitian ini membuktikan bahwa Metode
Peer Assisted Learning (PAL) mampu membantu pembelajaran praktikum
anatomi blok neuromusculoskeletal dikarenakan mampu meningkatkan nilai
Objective Structured Practice Examination (OSPE).
1. INTRODUCTION
3. RESULTS
3.1 Gamabaran Rerata Nilai Pretest dan post test (OSPE)
Gambar 2. diagram batang perbandingan Jumlah Peningkatan Hasil pre test dan
postest anatomi
Dari grafik di atas diketahui jumlah mahasiswa pada blok NMS1 yang
mengikuti praktikum anatomi berjumlah 148 orang di mana hasil peningkatan pre-
post test osteo berjumlah 129 mahasiswa sedangkan pada musculus terdapat 87
mahasiswa yang mengalami peningakatan.
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data pre – post test osteo tidak
berdistribusi normal (sig < 0.05) sedangkan data pre-post test musculus
berdistribusi normal (sig > 0.05). Sehingga pengujian pre – post test osteo
menggunakan Wilcoxon dan pre-post test musculus menggunakan paired t test.
Hasil paired t test menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata pada post
test musculus dengan nilai sig sebesar 0.000 yang artinya terdapat perbedaan yang
signifikan pada pre-post musculus NMS 1.
4. DISCUSSION
Berdasarkan data hasil penelitian di dapatkan gambaran bahwa nilai pre test
linier dengan nilai post test, baik dimateri osteologi maupun musculus. Hal
tersebut menunjukkan bahwa bila nilai pre test bagus, maka nilai post test juga
akan bagus, demikian sebaliknya, bisa disimpulkan bahwa metode pemberian
materi yang dipilih yaitu PAL dapat menunjang pembelajaran praktikum anatomi.
Pendapat yang sama didapatkan dari hasil penelitian di Fakultas Kedokteran
UHKBPN pada tahun 2015 yang mengatakan bahwa PAL menunjang
pembelajaran praktikum anatomi (4).
Nilai rerata pre test materi musculus lebih besar dibandingkan osteologi,
namun rerata post test materi musculus lebih rendah dibandingkan osteologi. Hal
yang sama bila dilihat dari jumlah mahasiswa yang meningkat nilainya, pada
materi osteologi 2,3 kali lebih banyak dibandingkan pada materi musculus.Seperti
yang disebutkan sebelumnya bahwa terjadi peningkatan nilai pada kedua materi,
osteologi peningkatan nilainya lebih besar dibandingkan dengan materi musculus.
Hal tersebut dimungkinkan karena fokus pembeljaran yang berbeda. Pada
osteologi fokus pembelajarannya adalah nama ossa, nama struktur dan struktur
apa yang melewati, sedangkan untuk musculus nama regio, nama musculus,
vascularisasi, innervasi juga origo dan insertio.
Hasil analisis bivariat dari penelitian ini menunjukkan bahwa baik materi
osteologi maupun materi musculus sama-sama memiliki perbedaan yang
signifikan. Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran PAL saat daring
membantu meningkatkan hasil pembelajaran praktikum anatomi. Hal yang sama
di dapatkan pada beberapa penelitian yaitu oleh Ayu I dkk (2022) yang
menyatakan bahwa metode PAL meningkatkan nilai dari rerata 11,17 menjadi
13,99, meskipun peningkatannya lebih rendah bila dibandingkan dengan metode
konvensional(7) . hal yang berbeda didapatkan dari penelitian Zulvia dkk (2020)
yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara metode PAL dengan nilai
praktikum anatomi (6).
Ulasan pembahasan di atas dapat menggambarkan bahwa perolehan nilai
OSPE tidak hanya dipengaruhi oleh metode pembelajaran saja, namun terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain faktor internal seperti motivasi,
kesehatan fisik, kemampuan kognitif, juga faktor eksternal yaitu materi
pembelajaran, lingkungan belajar, sarana prasarana, sumber daya manusia. Hal
tersebut juga dikemukakan dari hasil penelitian oleh Wendra (2021) yang
menyimpulkan tidak berarti bahwa keberhasilan ujian sepenuhnya tergantung dari
peer tutor (8).
5. CONCLUSION
Metode Peer Assisted Learning (PAL) mampu membantu pembelajaran praktikum
anatomi blok neuromusculoskeletal dikarenakan mampu meningkatkan nilai Objective
Structured Practice Examination (OSPE).
ACKNOWLEDGMENTS
The authors would thank to Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah
Malang for the support along this study and all authors in the articles that we have
used. And authors declare there is no conflict and funding interest.
References
1. Fitriana P, Susanti E, Lisiswanti R, Soleha TU, Saputra O. Putri Fitriana Eka
Susanti|Hubungan Kualitas Skenario Terhadap Keefektifan Diskusi Problem-
Based Learning (PBL) Blok Emergency Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung Medulla|Volume 7|Nomor 4|November. 2017.
2. Maharani A, Laelasari L. EXPERIMENTATION OF SPICES LEARNING
STRATEGIES WITH THE METHOD OF PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) TO BUILD MOTIVATION AND THE ABILITY TO THINK
LOGICALLY FOR VOCATIONAL SCHOOL STUDENTS. Infinity Journal.
2017 Sep 12;6(2):149.
3. Sbayeh A, Qaedi Choo MA, Quane KA, Finucane P, McGrath D, O’Flynn S, et
al. Relevance of anatomy to medical education and clinical practice: perspectives
of medical students, clinicians, and educators. Perspectives on Medical Education.
2016 Dec 1;5(6):338–46.
4. Simorangkir SJV. Metode Pembelajaran Peer Assisted Learning Pada Praktikum
Anatomi. Vol. 58, Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia Saharnauli J.
Verawaty Simorangkir. 2015.
5. Burgess A, McGregor D, Mellis C. Medical students as peer tutors: A systematic
review. Vol. 14, BMC Medical Education. BioMed Central Ltd.; 2014.
6. Zulvia NT, Andrianty SN, Rahmayanti Y. PERAN PEER ASSISTED
LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIKUM ANATOMI DI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA. Jurnal Ilmu
Kedokteran dan Kesehatan. 2020 Sep 30;7(3).
7. Ayu I, Puspita K, Ayu P, Damayanti A, Wardani NP, Luh N, et al. PERBEDAAN
ANTARA METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN PEER
ASSISTED LEARNING (PAL) TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN
PRAKTIKUM ANATOMI PADA MAHASISWA SEMESTER I FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA. 11(5):2022. Available from:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum64
8. Wendra W. Peer Assisted Learning: Dynamics of Anatomic Learning at The
Faculty of Medicine Jendral Achmad Yani University. AL-ISHLAH: Jurnal
Pendidikan. 2021 Dec 29;13(3):2355–62.