Anda di halaman 1dari 7

Evaluasi Peer Assisted Learning (PAL) pada

Pembelajaran Daring Praktikum Anatomi Sistem


Neuromusculoskeletal Berdasarkan Nilai Objective
Structured Practice Examination (OSPE)

Anung Putri Illahika1, Thontowi Djauhari2, Husnan3


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang1, Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang 2, Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang3
*
Corresponding author. Email: putri@umm.ac.id
Orchid ID : https://orcid.org/0000-0002-4385-8619

Abstrak: Situasi pandemik juga merupakan tantangan bagi para guru untuk
mengembangkan metode pembelajaran. Salah satu keuntungan
menggunakan metode PAL saat daring ini adalah membantu pembelajaran,
hubungan komunikasi, serta interaksi dan kerjasama. Materi terbanyak
didapatkan pada sistem neuromuskuloskeletal, sehingga akan dibagi menjadi
2 materi yaitu osteologi dan musculus. Pada penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi efektifitas metode pembelajaran daring berdasarkan nilai pre
test dan post test. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
penyajian data secara deskriptif analisis. Populasi penelitian adalah seluruh
mahasiswa semester I di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Malang. Teknik pengambilan sampling menggunakan teknik purposive
sampling sejumlah 148 mahasiswa. Teknik penggumpulan data
menggunakan nilai hasil pre test dan post test. Analisis data untuk
mengetahui perbedaan nilai pre-test dan post test osteo dan musculus
digunakan uji komparatif numerik tidak berpasangan menggunakan paired t
test jika normal atau uji Wilcoxon jika tidak normal menggunakan analisis
bivariat dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas Kolmogorov-
Smirnov. Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan: (1) Adanya
peningkatan nilai tengah (median) pada post test osteo dengan nilai sig uji
Wilcoxon sebesar 0.000 yang artinya terdapat perbedaan signifikan pada
pre-post test osteo pada blok neuromuskuloskeletal (2) Adanya peningkatan
nilai rata-rata pada post test musculus dengan nilai sig sebesar 0.000 yang
artinya terdapat perbedaan signifikan pada pre-post musculus pada blok
neuromuskuloskeletal.Temuan penelitian ini membuktikan bahwa Metode
Peer Assisted Learning (PAL) mampu membantu pembelajaran praktikum
anatomi blok neuromusculoskeletal dikarenakan mampu meningkatkan nilai
Objective Structured Practice Examination (OSPE).

Keywords: anatomi, osteologi, musculus, OSPE, PAL

1. INTRODUCTION

Pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran UMM (FK UMM)


menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL). PBL
merupakan metode yang melatih siswa untuk berpikir kritis, kreatif dan rasional
dalam meningkatkan pemahaman materi , sehingga keaktifan dan kemandirian
mahasiswa menjadi faktor yang sangat penting (1). Strategi pendekatan yang
digunakan dalam pengembangan kurikulum PBL adalah student centered,
problem based learning, integrated, community based leraning, elective, and
systematic approach (SPICES) (2). Salah satu mata kuliah dasar yang
membutuhkan pendekatan tersebut adalah anatomi.Anatomi merupakan salah
satu mata kuliah yang termasuk dalam Ilmu Kedokteran Dasar (IKD), dimana
diharapkan setiap mahasiswa kedokteran mampu menerima dan memahami
materi-materi anatomi. Klinisi merasa bahwa mengajarkan anatomi bagi
mahasiswa kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesiapan siswa untuk
berfungsi secara efektif dan efisien dalam peran klinis(3).
Pembelajaran anatomi dalam hal ini praktikum, masih sering dilakukan
dengan metode tradisional dimana dosen yang aktif memberikan materi,
sedangkan mahasiswa hanya sebagai pendengar. Kegiatan tersebut dilanjutkan
dengan diseksi kadaver. Metode tersebut menurut penelitian di J Mahathma
Gandhi Institute yang dikutip oleh Simorangkir S (2015) dinilai kurang efektif (4).
Permasalahan lain yang sering dihadapi adalah jumlah Sumberdaya Manusia
(SDM) yang terbatas, sehingga mendorong pengembangan metode pembelajaran
praktikum anatomi yaitu metode Peer Assisted Learning (PAL). Penelitian
tentang metode PAL telah banyak dilakukan dan hasilnya menunjang peningkatan
nilai peserta juga memberikan keuntungan bagi mahasiswa yang menjadi tutor
(4);(5)
Situasi pandemik juga merupakan tantangan bagi para guru untuk
mengembangkan metode pembelajaran. Salah satu keuntungan menggunakan
metode PAL saat daring ini adalah membantu pembelajaran, hubungan
komunikasi, serta interaksi dan kerjasama (6). Pembelajaran daring di FK UMM
menggunakan media zoom yang menampilkan gambar dari atlas, teori dari buku
ajar serta foto preparat asli yang kami miliki. Tahap praktikum juga tetap sama,
yaitu pre test sebelum praktikum, pemaparan materi, identifikasi struktur, dan di
akhir blok terdapat ujian praktikum berupa Objective Structured Practical
Examination (OSPE).
Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti bertujuan untuk melakukan
penelitian serta guna mendapatkan simpulan yang lebih tajam dan ilmiah
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Evaluasi Peer
Assisted Learning (PAL) pada Pembelajaran Daring Praktikum Anatomi Sistem
Neuromuskuloskeletal Berdasarkan Nilai Pre Test dan Post Test”

2. MATERIALS AND METHODS


Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan pendekatan
cross sectional. populasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswa kedokteran
blok neuromuskuloskeletal 1 tahun ajaran 2020-2021. Sampel penelitian adalah
seluruh populasi yang telah memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi pada
penelitian ini yaitu mahasiswa kedokteran semester satu FK UMM yeng
mengikuti ujian praktikum anatomi berupa objective Structured Practical
Examination (OSPE) selanjutnya disebut post test pada blok
neuromuskuloskeletal 1, dengan kriteria eksklusi adalah mahasiswa yang tidak
mengikuti pre test anatomi secara lengkap pada blok tersebut.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi daftar nilai pre test praktikum anatomi serta daftar nilai ujian
praktikum anatomi blok neuromuskuloskeletal 1. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah univariat yaitu data yang digunakan dalam bentuk
tabel dan narasi, selanjutnya analisis bivariat yang menggunakan uji statistik
analisis wilcoxon dan paired t test.

3. RESULTS
3.1 Gamabaran Rerata Nilai Pretest dan post test (OSPE)

Gambar 1. scatter plot antara pre test dan post test


Berdasarkan grafik scatter plot antara pre test – post test musculus serta pre
test – post test osteo diketahui kedua grafik memiliki kesan linier dengan trend
positif yang dapat diartikan bahwa semakin rendah nilai pre test maka nilai post
test anatomi NMS1 juga rendah, demikian pula sebaliknya semakin tinggi nilai
pre test maka nilai post test anatomi NMS1 juga tinggi.
Secara deksriptif nilai pre-test dan post test osteo dan musculus dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 1.Tabel Statistik Deskriptif


Nilai Min Max Mean ± sd IK 95%
Pre Test Osteo 0.83 80 33.09 ± 30.13 – 36.06
17.63
Post Test Osteo 4 92 51.67 ± 47.88 – 55.42
22.09
Pre Test 2.50 92.50 41.25 ± 38.16 – 44.56
Musculus 19.08
Post Test 3 90 48.61 ± 45.50 – 52.19
Musculus 19.29

Dari perbandingan rata-rata pre-post osteo diperoleh adanya peningkatan


sebesar 18.58 demikian pula pada pre-post test musculus juga meningkat sebesar
7.36. Distribusi mahasiswa yang mengalami peningkatan pada nilai osteo dan
musculus dapat diketahui dari grafik berikut:

Gambar 2. diagram batang perbandingan Jumlah Peningkatan Hasil pre test dan
postest anatomi

Dari grafik di atas diketahui jumlah mahasiswa pada blok NMS1 yang
mengikuti praktikum anatomi berjumlah 148 orang di mana hasil peningkatan pre-
post test osteo berjumlah 129 mahasiswa sedangkan pada musculus terdapat 87
mahasiswa yang mengalami peningakatan.

3.2 Uji Komparatif


Untuk mengetahui perbedaan nilai pre-test dan post test osteo dan musculus
digunakan uji komparatif numeric tidak berpasangan menggunakan paired t test
jika normal atau uji Wilcoxon jika tidak normal. Hasil pengujian normalitas
menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Tabel Uji Normalitas


Nilai Sig Kolmogorv- Keterangan
Smirnov
Pre Test Osteo 0.001 Tidak normal
Pre Test Musculus 0.200 Normal
Pre Test Osteo 0.042 Tidak normal
Post Test Musculus 0.200 Normal

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data pre – post test osteo tidak
berdistribusi normal (sig < 0.05) sedangkan data pre-post test musculus
berdistribusi normal (sig > 0.05). Sehingga pengujian pre – post test osteo
menggunakan Wilcoxon dan pre-post test musculus menggunakan paired t test.

Tabel 3. Tabel Uji Wilcoxon


Nilai Osteo Median (min-max) Sig
Pre Test 29.17 (0.83 – 80) 0.000
Post Test 50 (4 – 92)
Hasil uji Wilcoxon menunjukkan adanya peningkatan nilai tengah (median)
pada post test osteo dengan nilai sig uji Wilcoxon sebesar 0.000 yang artinya
terdapat perbedaan yang signifikan pada pre-post test osteo NMS 1.

Tabel 4. Tabel paired t test


Nilai Musculus Mean ± sd Sig
Pre Test 41.25 ± 19.08 0.000
Post Test 48.61 ± 19.29

Hasil paired t test menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata pada post
test musculus dengan nilai sig sebesar 0.000 yang artinya terdapat perbedaan yang
signifikan pada pre-post musculus NMS 1.

4. DISCUSSION
Berdasarkan data hasil penelitian di dapatkan gambaran bahwa nilai pre test
linier dengan nilai post test, baik dimateri osteologi maupun musculus. Hal
tersebut menunjukkan bahwa bila nilai pre test bagus, maka nilai post test juga
akan bagus, demikian sebaliknya, bisa disimpulkan bahwa metode pemberian
materi yang dipilih yaitu PAL dapat menunjang pembelajaran praktikum anatomi.
Pendapat yang sama didapatkan dari hasil penelitian di Fakultas Kedokteran
UHKBPN pada tahun 2015 yang mengatakan bahwa PAL menunjang
pembelajaran praktikum anatomi (4).
Nilai rerata pre test materi musculus lebih besar dibandingkan osteologi,
namun rerata post test materi musculus lebih rendah dibandingkan osteologi. Hal
yang sama bila dilihat dari jumlah mahasiswa yang meningkat nilainya, pada
materi osteologi 2,3 kali lebih banyak dibandingkan pada materi musculus.Seperti
yang disebutkan sebelumnya bahwa terjadi peningkatan nilai pada kedua materi,
osteologi peningkatan nilainya lebih besar dibandingkan dengan materi musculus.
Hal tersebut dimungkinkan karena fokus pembeljaran yang berbeda. Pada
osteologi fokus pembelajarannya adalah nama ossa, nama struktur dan struktur
apa yang melewati, sedangkan untuk musculus nama regio, nama musculus,
vascularisasi, innervasi juga origo dan insertio.
Hasil analisis bivariat dari penelitian ini menunjukkan bahwa baik materi
osteologi maupun materi musculus sama-sama memiliki perbedaan yang
signifikan. Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran PAL saat daring
membantu meningkatkan hasil pembelajaran praktikum anatomi. Hal yang sama
di dapatkan pada beberapa penelitian yaitu oleh Ayu I dkk (2022) yang
menyatakan bahwa metode PAL meningkatkan nilai dari rerata 11,17 menjadi
13,99, meskipun peningkatannya lebih rendah bila dibandingkan dengan metode
konvensional(7) . hal yang berbeda didapatkan dari penelitian Zulvia dkk (2020)
yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara metode PAL dengan nilai
praktikum anatomi (6).
Ulasan pembahasan di atas dapat menggambarkan bahwa perolehan nilai
OSPE tidak hanya dipengaruhi oleh metode pembelajaran saja, namun terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain faktor internal seperti motivasi,
kesehatan fisik, kemampuan kognitif, juga faktor eksternal yaitu materi
pembelajaran, lingkungan belajar, sarana prasarana, sumber daya manusia. Hal
tersebut juga dikemukakan dari hasil penelitian oleh Wendra (2021) yang
menyimpulkan tidak berarti bahwa keberhasilan ujian sepenuhnya tergantung dari
peer tutor (8).

5. CONCLUSION
Metode Peer Assisted Learning (PAL) mampu membantu pembelajaran praktikum
anatomi blok neuromusculoskeletal dikarenakan mampu meningkatkan nilai Objective
Structured Practice Examination (OSPE).
ACKNOWLEDGMENTS
The authors would thank to Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah
Malang for the support along this study and all authors in the articles that we have
used. And authors declare there is no conflict and funding interest.
References
1. Fitriana P, Susanti E, Lisiswanti R, Soleha TU, Saputra O. Putri Fitriana Eka
Susanti|Hubungan Kualitas Skenario Terhadap Keefektifan Diskusi Problem-
Based Learning (PBL) Blok Emergency Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung Medulla|Volume 7|Nomor 4|November. 2017.
2. Maharani A, Laelasari L. EXPERIMENTATION OF SPICES LEARNING
STRATEGIES WITH THE METHOD OF PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) TO BUILD MOTIVATION AND THE ABILITY TO THINK
LOGICALLY FOR VOCATIONAL SCHOOL STUDENTS. Infinity Journal.
2017 Sep 12;6(2):149.
3. Sbayeh A, Qaedi Choo MA, Quane KA, Finucane P, McGrath D, O’Flynn S, et
al. Relevance of anatomy to medical education and clinical practice: perspectives
of medical students, clinicians, and educators. Perspectives on Medical Education.
2016 Dec 1;5(6):338–46.
4. Simorangkir SJV. Metode Pembelajaran Peer Assisted Learning Pada Praktikum
Anatomi. Vol. 58, Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia Saharnauli J.
Verawaty Simorangkir. 2015.
5. Burgess A, McGregor D, Mellis C. Medical students as peer tutors: A systematic
review. Vol. 14, BMC Medical Education. BioMed Central Ltd.; 2014.
6. Zulvia NT, Andrianty SN, Rahmayanti Y. PERAN PEER ASSISTED
LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIKUM ANATOMI DI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA. Jurnal Ilmu
Kedokteran dan Kesehatan. 2020 Sep 30;7(3).
7. Ayu I, Puspita K, Ayu P, Damayanti A, Wardani NP, Luh N, et al. PERBEDAAN
ANTARA METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN PEER
ASSISTED LEARNING (PAL) TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN
PRAKTIKUM ANATOMI PADA MAHASISWA SEMESTER I FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA. 11(5):2022. Available from:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum64
8. Wendra W. Peer Assisted Learning: Dynamics of Anatomic Learning at The
Faculty of Medicine Jendral Achmad Yani University. AL-ISHLAH: Jurnal
Pendidikan. 2021 Dec 29;13(3):2355–62.
 

Anda mungkin juga menyukai