Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ARTIKEL PROMOSI KESEHATAN

THEORY OF REASON ACTION

Nama : Maya Dwi Anggraini


NIM : 202101031
SMT : III
Dosen : Annwarul Izzat,

AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO


Tahun Akademik 2022/2023
Jalan Batoro Katong No. 30 Ponorogo Telp. (0352) 7103808; 489171 Fax: 489171
Email: akbidharapanmulya@gmail.com
Website: akbidharapanmulya.ac.id
I. Sejarah Theory of Reason Action

Theory Reason Action (TRA atau ToRA) bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara
sikap dan perilaku dalam tindakan manusia. Hal ini terutama digunakan untuk memprediksi
bagaimana individu akan berperilaku berdasarkan sikap dan niat perilaku yang sudah ada
sebelumnya. Keputusan individu untuk terlibat dalam perilaku tertentu didasarkan pada hasil
yang diharapkan individu sebagai hasil dari melakukan perilaku tersebut. Dikembangkan oleh
Martin Fishbein dan Icek Ajzen pada tahun 1988, teori ini berasal dari penelitian sebelumnya di
bidang psikologi sosial, model persuasi, dan teori sikap. Teori Fishbein menyarankan hubungan
antara sikap dan perilaku (hubungan A-B). Namun, kritikus memperkirakan bahwa teori sikap
tidak terbukti menjadi indikator yang baik dari perilaku manusia. TRA kemudian direvisi dan
diperluas oleh dua ahli teori dalam dekade berikutnya untuk mengatasi perbedaan dalam
hubungan A-B dengan teori The Theory of Planned Behavior (TPB) dan Reasoned Action
Aprroach (RAA). Teori tersebut juga digunakan dalam wacana komunikasi sebagai teori
pemahaman.

II. Definisi Theory of Reason Action

Menurut Theory of Reasoned Action (TRA), perilaku seseorang dipengaruhi oleh niat,
sedangkan nit dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif. Sikap sendiri dipengaruhi oleh
keyakinan akan hasil dari tindakan yang telah lalu. Norma subyektif dipengaruhi oleh keyakinan
akan pendapat orang lain serta motivasi untuk mentaati pendapat tersebut. Secara lebih
sederhana, teori ini mengatakan bahwa seseorang akan melakukan suatu perbuatan apabila A
memandang perbuatan itu positif dan bila ia percaya bahwa orang lain ingin agar A
melakukannya.
1) Keyakinan Perilaku (Behaviour Belief)
Mengacu pada keyakinan bahwa perilaku akan menghasilkan suatu keluaran atau keyakinan
terhadap adanya konsekuensi karena melakukan perilaku tertentu, disini seseorang akan
mempertimbangkan untung atau rug dari perilaku tersebut.
2) Evauasi Konsekuensi (Evaluation of the Consequency)
Evaluasi konsekuensi merupakan evaluasi seseorang terhadap keluaran atau evaluasi
terhadap konsekuensi dari keyakinan perilaku dengan mempertimbangkan pentingnya
konsekuensi - konsekuensi yang akan terjadi bagi individu bila a melakukan perilaku tersebut.
3) Sikap (Attitude)
Menurut Fishbein & Ajzein (1991), sikap adalah perasaan individu positif atau negatif
tentang melakukan suatu perilaku. Hal ini ditentukan melalui penilaian dari keyakinan seseorang
mengenai konsekuensi yang timbul dari perilaku dan evaluasi dari keinginan tersebut. Faktor
sikap merupakan point penentu perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh perubahan sikap
seseorang dalam menghadapi sesuatu. Perubahan sikap oleh seseorang dalam menghadapi
sesuatu. Perubahan sikap tersebut dapat berbentuk penerimaan ataupun sebaliknya, penolakan.
Sikap terhadap perilaku dibentuk ole Behavioral Belief (Keyakinan perilaku) dan Evaluation of
the Consequency (Evaluasi konsekuensi).
4) Keyakinan Normatif (Normative Belief)
Keyakinan normative mencerminkan dampak dari norma-norma subyektif dan norma sosial
yang mengacu pada keyakinan seseorang terhadap bagaimana dan apa yang dipikirkan orang-
orang yang dianggap penting oleh individu.
5) Motivasi untuk Taat (Motivation to Comply)
Menurut Ajzen (2007), norma subjektif adalah sejauh mana seseorang memiliki motivasi
untuk mengikuti pandangan orang terhadap perilaky yang akan dilakukannya (Normative Belief).
Kalau individu merasa itu adalah hak pribadinya untuk menentukan apa yang akan dia lakukan,
bukan ditentukan oleh orang lain di sekitarnya, maka dia akan mengabaikan pandangan orang
tentang perilaku yang akan dilakukannya. Norma subjektif (Subjective Norms) dibentuk oleh
Normative Belief (Keyakinan normatif) dan Motivation to Comply (Motivasi untuk taat).
Dorongan anggota keluarga, termasuk kawan terdekat juga mempengaruhi agar seseorang dapat
menerima perilaku.
6) Niat Berperilaku (Behavioural Intention)
Niat ditentukan oleh sikap, norma penting dalam masyarakat dan norma subjektif.
Komponen pertama mengacu pada sikap terhadap perilaku. Sikap in merupakan hasil
pertimbangan untung dan rugi dari perilaku tersebut (Outcome of Behavior). Disamping itu juga
dipertimbangkan pentingnya konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi bagi individu
(Evaluation Regarding of the Outcome). Komponen ke dua mencerminkan dampak dari norma-
norma subjektif dan norma sosial yang mengacu pada keyakinan seseorang terhadap bagaimana
dan apa yang dipikirkan orang-orang yang dianggap penting dan motivasi seseorang untuk
mengikuti pikiran tersebut.
7) Perilaku (Behaviour)
Perilaku adalah sebuah tindakan yang telah dipilih seseorang untuk ditampilkan berdasarkan
atas niat yang sudah terbentuk. Perilaku merupakan transisi nit atau kehendak ke dalam tindakan

Konsep Planned Behavior Theory Pada tahun 1988, Ajzen mengembangkan theory of
reasoned action dengan menambahkan kepercayaan individu dan persepsi individu mengenai
kontrol perilaku, yaitu kepercayaan bahwa individu dapat melakukan suatu perilaku didasari oleh
kemampuan untuk melakukannya(Lee & Kotler, 2011). Tori ini dinamai dengan Teori Perilaku
Terencana (Theory of Planned Behaviour). Inti dari tori perilaku terencana mencakup 3 hal yaitu,
keyakinan akan kemungkinan hasil serta evaluasi dari perilaku tersebut (Behavioral Beliefs),
keyakinan akan norma yang diharapkan serta motivasi untuk memenuhi harapan yang dinginkan
(Normative Beliefs), dan keyakinan tentang suatu faktor yang dapat mendukung atau
menghalangi perilaku dan kesadaran akan kekuatan faktor tersebut (Control Beliefs). Contoh
penerapan TRA ada di sub bab berikutnya.
III. Aplikasi TRA

Meskipun teori ini berangkat dari kajian psikologi sosial, dan dilahirkan oleh profesor di
bidang psikologi sosial, tetapi aplikasi teori ini telah merambah ke banyak bidang kajian
termasuk di bidang kesehatan. Berikut adalah contoh aplikasi TRA:

Percaya bahwa
wdadsdsadasdassadada
kunjungan ke bidan
memberikan manfaat
bagi ibu hamil Attiude to the
Specific Behavior
Sikap terhadap
Mempertimbangkan
perilaku
mana yang lebih penting

Berniat Berkunjung ke
berkunjung ke PMB
PMB
Motivasi dari keluarga
dan teman ibu hamil
yang telah berkunjung
ke PMB Subjective Norms
Norma Subjectif

Norma di masyarakat
bahwa ibu hamil harus
memeriksakan
kandungannya ke PMB

Beliefs Attitudes Intention Behavior

Seorang ibu hamil percaya bahwa berkunjung ke PMB (Praktek Mandiri Bidan).
Memerikan manfaat bagi ibu hamil seperti mendapat informasi tentang kesehatan janin, edukasi
tentang gizi yang harus dipenuhi untuk ibu hamil, kesehatan reproduksi, dan edukasi pasca
persalinan (keuntungan). Ibu hamil tidak akan mengetahui informasi tentang kehamilannya jika
tidak berkunjung ke PMB (kerugian). Kemudian ia akan mempertimbangkan mana yang paling
penting diantara keduanya. Dan juga mempertimbangkan hasil ketika pergi atau tidak pergi ke
klinik PMB. Nilai dan norma masyarakat tidak memiliki keraguan terhadap ibu hamil setelah
berkunjung ke klinik PMB. Orang yang dianggap penting (teman atau keluarga yang pernah
hamil) setuju untuk berkunjung ke klinik PMB dan ibu hamil termotivasi untuk patuh mengikuti
nasihat tersebut, maka terdapat kecenderungan positif untuk berkunjung ke klinik PMB.

Anda mungkin juga menyukai