Anda di halaman 1dari 12

Aam dan Khass

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Ulumul Quran

Dosen Pengempu : Saipullah, SS,MA

Disusun Oleh :

Fazha Ditia Nur Rohmah (2202010005)

Hidayatul Adilla (2202010008)

JURUSAN AHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur dengan tulus kami persembahkan kehadirat Allah Swt. Berkat Allah Swt.
Yang telah memberi rahmat, taufik, hidayah, inayah-Nya sehingga kami dapat
mempersembahkan materi perkuliahan ‘Ulumul Qur’an ini kepada rekan rekan mahasiswa
IAIN Metro yang berjudulkan “ ’Aam dan Khass ”

Kami selaku penyusun makalah mengucapkan beribu terimakasih kepada Bapak


dosen Saipullah, SS,MA yang telah memberikan peluang dan keyakinan untuk kami
membuat makalah ini, dan kedua kami ucapkan kepada orang tua kita selaku pemberi doa
yang tak terhenti dan berusaha sekuat tenaga untuk anaknya, dan tak terlupa rekan rekan satu
jurusan satu kampus yang selalu memberi semangat tak henti untuk pencapaian karya tulis
ini.

Makalah ini di buat guna untuk menyelesaikan sebuah tugas matakuliah tersebut, dan
kami berharap selaku penulis dan penyusun agar kiranya sebuah makalah ini dapat
memberikan inovasi, pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.

Tak ada gading yang tak retak, begitu pula makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
kami dari pihak penyusun makalah kami meminta maaf dengan sepenuh hati kiranya ada
salah dalam penulisan dan bahasa yang kurang berkenan dan lain sebagainya kami ucakan
beribu rasa hormat dan maaf yang mendalam, dan tak lupa kami harapkan saran dan kritik
sangat kami harapkan dari para pembaca demi perbaikan dan psenyusunan makalah di masa
mendatang.

Metro, 08 September 2022

Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI

Cover Halaman.........................................................................................................
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................

BAB II Pembahasan ................................................................................................


2.1 Definisi ‘Aam dan Khass.....................................................................................
2.2 Macam-macam ‘Aam dan Khass.........................................................................
2.3 Contoh-contoh ‘Aam dan Khass..........................................................................
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................
3.2 Saran ....................................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem tasyri’ (penetapan perundang-undangan) dan hukum agma mempunyai
sasaran tertentu, kepada siapa hukum itu ditujukan. Terkadang suatu hukum perundang-
undangan mengandung sejumlah karakteristik yang menjadikannya bersifat umum dan
meliputi setiap individu dan atau cocok bagi semua keadaan. Dan terkadang pula
masalah itu terbatas dan khusus1.
Dalam ilmu ushul fiqh permasalahan ‘Aam dan Khass banyak mendapat sorotan
secara mendalam oleh para ulama ushul fiqh dulu, karena hal ini sering memunculkan
perbedaan pendapat diantara mereka. Perbedaan tersebut terjadi karena berhubungan
dengan kedudukan hadits-hadits ahad dengan keumumanAl-qur’an dan kedudukan qiyas
terhadap nash-nash yang bersifat umum. Untuk mengetahui konsep ‘Aam dan Khass
yang menjadi kajian dalam pembahasan ini, maka dibawah ini akan dikemukakan
definisi, macam dan contoh ‘Aam dan Khass.
1.2 Rumusan Masalah

Di dalam makalah ini pemakalah ingin menjelaskan dan memahami apa itu ‘Aam
dan Khass dengan sub-sub sebagai berikut :

1. Memahami Definisi ‘Aam dan Khass.


2. Memahami Macam macam dan contohnya.
3. Contoh contoh ‘Aam dan Khass.

1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan masalah agar supaya pembaca terhusus mahasiswa dapat


memahami ‘Aam dan Khass :

1. Definisi ‘Aam dan Khass


2. Macam macam dan contohnya

1
Manna Khalil Al-Qattan, STUDI ILMU ILMU QUR’AN, Jakarta 2004. Hlm 314
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi ‘Aam dan Khass


‘Aam menurut bahasa adalah lafaz yang menghabiskan atau mencakup segala apa yang
pantas baginya tanpa ada pembatasan. Sedangkan menurut istilah adalah lafaz yang
menunjukan pada jumlah yang banyak dan satuan yang masuk dalam pengertiannya dalam
satu arti yang berlaku. Sebagian ulama berbeda pendapat, didalam bahasa terdapat sighat-
sighat tertentu secara hakiki dibuat untuk menunjukkan makna umum dan dipergunakan
secara majaz pada selainnya. Untuk mendukung pendapat mereka mengajukan sejumlah
argumen dari dalil-dalil nassiyah, ijma’iyah, ma’nawiyah.

َ‫ق َواَ ْنتَ اَحْ َك ُم ْال ٰح ِك ِم ْين‬


ُّ ‫َونَا ٰدى نُوْ ٌح َّربَّهٗ فَقَا َل َربِّ اِ َّن ا ْبنِ ْي ِم ْن اَ ْهلِ ْي َواِ َّن َو ْعدَكَ ْال َحـ‬
"Dan Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku
adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling
adil."
(QS. Hud 11: Ayat 45)

َ‫ك بِ ٖه ِع ْل ٌم ۗ اِنِّ ۤ ْي اَ ِعظُكَ اَ ْن تَ ُكوْ نَ ِمنَ ْال ٰج ِهلِ ْين‬


َ ‫ْس لَـ‬ ْ ‫ح فَاَل تَس‬
َ ‫ْـَئــل ِن َما لَـي‬ َ ‫ك ۚ اِنَّهٗ َع َم ٌل َغ ْي ُر‬
ٍ ِ‫صا ل‬ َ ‫قَا َل ٰيـنُوْ ُح اِنَّهٗ لَـي‬
َ ِ‫ْس ِم ْن اَ ْهل‬
"Dia (Allah) berfirman, "Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu,
karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku
sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Aku menasihatimu agar (engkau) tidak
termasuk orang yang bodoh."(QS. Hud 11: Ayat 46)

2.2 Macam-macam dan contoh ‘Aam dan Khass


‘Aam di bagi menjadi tiga macam, yaitu:
1.’Aam Yuradu bihi al-Aam
yakni ‘Aam yang di barengi qarinah yang menghilangkan peluang yang di khususkan.
Contoh: QS. Hud [11], 6: ‫ف ْ ي األر ِر ْزقُهَا‬
ِ ‫ال ِ ِض إ ِم ْن َ دابَّ ٍة‬
ِ ‫عل َّ ى َّل‬
َ ‫ ما َ َو َ ال‬.
QS. Al-Anbiya [21], 30: ‫ اَن ْ َو َج َعل ي ٍّ َم ِاء ُ ك َّل َ ش ْي ٍء َ ح ْ ِم َن ال‬dari kedua ayat tersebut
menerangkan secara umum tentang sunnah Allah bahwa setiap binatang ada di muka bumi
ini akan dai beri rejeki. di muka bumi niscaya diberi rezeki.
2.’Aam Yuradu bihi al-khusus
yakni ‘Aam yang di barengi qarinah yang menghilangkan makna umumnya dan menerangkan
kalau yang diartikan dengan ‘Aam itu adalah beberapa dari satunya.
َّ ‫ اس ِ ِ َ علَى‬Kalimat al-nâs adalah ‘âm
َ ‫الن َ ِّولِ َّل‬
contohnya: a. QS. AliImran [3], 97: ‫ ِحجُّ ال‬. ْ ‫ب ْي ِت‬
tersebut yakni seluruh manusia tetapi yang dimaksudkan dengan ayat tersebut adalah khusus
orang-orang mukallaf saja.

3.’Aam Makhshus
yaitu ‘Aam mutlak yang tidak dibarengi qarinah yang menghilangkan peluang yang di
khususkandan menghilangkan keumumannya.
. contohnya: QS. Al-Baqarah [2], ‫ب‬. ُ َ‫ق ُ ات يَتَ َّ ل ُمطَ ْ َوال ُر ٍوء ِس ِه َّن ثَالثَة‬
َ ِ ‫ق فُ ْن َ أ‬ َ 228: ‫ربَّ ْص َن‬
... Kalimat al-muthallaqhât adalah ‘âm makhsûs, Dari sini dapat dipahami, perbedaan antara
‘âm yurâdu bihi khusûs dengan ‘âm makhsûs, terletak pada ada tidaknya qarînah yang
menyertainya atau yang menjelaskannya Sehingga dapat dibedakan secara asasi antara
keduanya.2

Khass terbagi mejadi dua macam,yaitu:


1.Muttasil(yang bersambung)
Yaitu Mukhashisnya ada pada susunan yang menjadi satu dengan dengan yang umumnya,
Khass Muttasil di bagi menjadi enam macam,yaitu:
a.Istitsna’
Pengecualian (Al-Istisna)
Contoh firman Allah:

ِ ‫ االّ الّذين امنوا وعملوا الصّالحا‬.‫حسر‬


‫ت‬ ٍ ّ
‫ان االنسان لفى‬.
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan beramal shaleh.” (QS. Al-Ashar: 2-3)
yang dikhususkan pada ayat tersebut adalah orang-orang yang beriman dan yang beramal
saleh. pada ayat tersebut adalah dengan jalan mengecualikan, yakni dengan memahami huruf
istisna ( ‫)ااّل‬.
b.Syarat
)      :‫هن فى ذلك ان ارادوْ ا اصالحاً… (البقرة‬
ّ ‫ق بر ّد‬
ّ ‫لتهن اح‬
ّ ‫وبعو‬

2
Muhammad Amin Sahib, LAFAZ DITINJAU DARI SEGI CAKUPANNYA (‘ÂM - KHÂS - MUTHLAQ - MUQAYYAD)
Jurnal Hukum Diktum, Volume 14, Nomor 2, Desember 2016, Hlm.140-141.
“…. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para
suami) itu menghendaki islah.…” (QS. Al-Baqarah:228)
pada ayat tersebut dikatakan, lebih berhak kembali kepada istrinya. Maksudnya adalah
dalam masa iddah sang istri, tetapi dengan syarat jika kembalinya itu dengan maksud istilah.
c.Shifat(kata sifat)
Contoh firman Allah dalam surat An-Nisa:42 yaitu:
                                                ):‫ومن قتل مؤمنا ً خطًأ فتحري ُر رقبةً مؤمن ٍة … (النّساء‬
“….Dan barang siapa membunuh orang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia
memerdekakan seseorang hamba.”(QS. An-nisa: 42)
Sifat yang mengkhususkan dalam ayat tersebut adalah sifat mukmin, yang diremehkan itu
dikhusukan pada hamba yang mukmin.
d..Ghaya(kesudahan)
Contoh firman Allah:
…‫هن حتّى يطهرنَ … (البقرة‬
ّ ‫ َواَل تقربو‬: 
 Dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci… (QS. Al-Baqarah: 222)
Lafadz “ pada ayat diatas mengkhususkan bahwa boleh didekati apabila telah suci.
e.Badlul Ba’dhi(penggant keseluruhan)
Contoh firman Allah:
                             …)     :‫ت من استطاع اليه سبيالً… (آل عمران‬
ِ ‫َوهللاُ على النّاس ح ّج البي‬
... Mengerjakan haji adalah kewajiban terhadap Allah yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah… (QS. Ali-Imran: 97)
Lafadz (‫ )من‬dan sesudahnya pada ayat di atas, mengkhususkan keumuman sebelumnya,
artinya sebagian orang yang “mampu”, keumuman wajibnya manusia untuk haji.

2. Mukhassis munfasil (‫)المخصّص المنفصل‬


Yaitu Mukhashis nya berada di lain tempat,tidak bersama sama dengan lafadz yang umum,
Khass Munfasil dibagi menjadi delapan macam, yaitu:
a.Takhshis al-kitab bi al-kitab
Kitab di-takhiskan dengan kitab
Maksudnya, dalil umum dan yang mengkhususkannya berada dalam kitab Al-Qur’an.
Contoh firman Allah:
ّ
)       :‫بأنفسهن ثالثة قرو ٍء… (البقرة‬ ‫والمطلّقات يتربّصن‬
Ayat tersebut termasuk umum, contohnya orang hamil, maka datang ayat lain yang
mengkhususkan bagi wanita hamil, yang berbunyi:
ّ
… )   :‫حملهن… (الطالق‬ ّ
‫اجلهن ان يّضعن‬ ‫واوالت االَحما ِل‬
... Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka
melahirkan kandungannya… (QS.At-Talaq: 4)
b.Takhshis al-kitab bi al-sunnah
Contoh hadis nabi:
)‫ (رواه بخار و مسلم‬.‫فيما سقت السّماء العشر‬
“ Tanaman yang dengan siraman hujan, (zakatnya) adalah seper sepuluh (10%).” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut di-takhis dengan hadis yang berbunyi:
)‫ (رواه بخارى و مسلم‬.‫ليس فيما دون خمسة أو سق صدقة‬
“ Tidak wajib zakat (tanaman) yang kurang lima wasaq” (HR. Bukhari dan
Muslim)c.Takhshis al-sunnah bi al-kitab
d.Takhshis al-sunnah bi al-sunnah
e.Takhshis bi al-qiyas
Contoh hadis nabi:
)‫ (رواهاحمد‬.‫ليّالوجديجلّعرضهوعقوبته‬
“ Menunda-nuda pembayaran bagi orang yang mampu halal dilanggar kehormatannya dan
boleh dihukum,” (HR. Ahmad)
Hadis tersebut ialah umum, siapa saja yang menunda-nunda pembayaran hutang, padahal ia
mampu untuk membayar, termasuk ibu ata
DAFTAR PUSTAKA
upun bapak.
Kemudian dikhususkan, yaitu bukan termasuk ibu dan bapak dengan jalan meng-qiyas
firman Allah yang berbunyi:
ّ ‫فال تقلْ لّهمآ‬
… )     :‫اف … (اإلسراء‬
Janganlah kamu berkata “ah” terhadap kedua ibu dan bapak. (Al-Isra’: 23)
Tidak boleh memukul, melanggar kehormatan kedua orang tua adalah termasuk hasil qiyas
dari larangan mencangkup “ah” terhadapnya. Karena memukul atau melanggar kehormatan
lebih tinggi kadar menyakitkannya daripada mengucap “ah”.
f.Takhshis bi al-‘aql
g.Takhshis bi al-hiss
BAB III
KESIMPULAN

‘Aam menurut bahasa adalah lafaz yang menghabiskan atau mencakup segala apa
yang pantas baginya tanpa ada pembatasan. Sedangkan menurut istilah adalah lafaz yang
menunjukan pada jumlah yang banyak dan satuan yang masuk dalam pengertiannya dalam
satu arti yang berlaku. Sebagian ulama berbeda pendapat, didalam bahasa terdapat sighat-
sighat tertentu secara hakiki dibuat untuk menunjukkan makna umum dan dipergunakan
secara majaz pada selainnya.
‘Aam di bagi menjadi tiga macam, yaitu ’Aam Yuradu bihi al-Aam
yakni ‘Aam yang di barengi qarinah yang menghilangkan peluang yang di khususkan . ’Aam
Yuradu bihi al-khusus
yakni ‘Aam yang di barengi qarinah yang menghilangkan makna umumnya dan menerangkan
kalau yang diartikan dengan ‘Aam itu adalah beberapa dari satunya.’Aam Makhshus
yaitu ‘Aam mutlak yang tidak dibarengi qarinah yang menghilangkan peluang yang di
khususkandan menghilangkan keumuman.
DAFTAR PUSTAKA.

Al-qattan, khalil, Manna. 2004. STUDI ILMU AL QUR’AN. Jakarta.


Sahib Amin Muhammad, 2016. LAFAZ DI TINJAU DARI SEGI CAKUPNYA(‘AM-KHAS-
MUTHLAQ-MUQAYYAD). Jurrnal hukum diktum, volume 14, nomor 2, hlm 140-
141.

Anda mungkin juga menyukai