Disusun Oleh :
FAKULTAS SYARIAH
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur dengan tulus kami persembahkan kehadirat Allah Swt. Berkat Allah Swt.
Yang telah memberi rahmat, taufik, hidayah, inayah-Nya sehingga kami dapat
mempersembahkan materi perkuliahan ‘Ulumul Qur’an ini kepada rekan rekan mahasiswa
IAIN Metro yang berjudulkan “ ’Aam dan Khass ”
Makalah ini di buat guna untuk menyelesaikan sebuah tugas matakuliah tersebut, dan
kami berharap selaku penulis dan penyusun agar kiranya sebuah makalah ini dapat
memberikan inovasi, pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
kami dari pihak penyusun makalah kami meminta maaf dengan sepenuh hati kiranya ada
salah dalam penulisan dan bahasa yang kurang berkenan dan lain sebagainya kami ucakan
beribu rasa hormat dan maaf yang mendalam, dan tak lupa kami harapkan saran dan kritik
sangat kami harapkan dari para pembaca demi perbaikan dan psenyusunan makalah di masa
mendatang.
Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Cover Halaman.........................................................................................................
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam makalah ini pemakalah ingin menjelaskan dan memahami apa itu ‘Aam
dan Khass dengan sub-sub sebagai berikut :
1
Manna Khalil Al-Qattan, STUDI ILMU ILMU QUR’AN, Jakarta 2004. Hlm 314
BAB II
PEMBAHASAN
3.’Aam Makhshus
yaitu ‘Aam mutlak yang tidak dibarengi qarinah yang menghilangkan peluang yang di
khususkandan menghilangkan keumumannya.
. contohnya: QS. Al-Baqarah [2], ب. ُ َق ُ ات يَتَ َّ ل ُمطَ ْ َوال ُر ٍوء ِس ِه َّن ثَالثَة
َ ِ ق فُ ْن َ أ َ 228: ربَّ ْص َن
... Kalimat al-muthallaqhât adalah ‘âm makhsûs, Dari sini dapat dipahami, perbedaan antara
‘âm yurâdu bihi khusûs dengan ‘âm makhsûs, terletak pada ada tidaknya qarînah yang
menyertainya atau yang menjelaskannya Sehingga dapat dibedakan secara asasi antara
keduanya.2
2
Muhammad Amin Sahib, LAFAZ DITINJAU DARI SEGI CAKUPANNYA (‘ÂM - KHÂS - MUTHLAQ - MUQAYYAD)
Jurnal Hukum Diktum, Volume 14, Nomor 2, Desember 2016, Hlm.140-141.
“…. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para
suami) itu menghendaki islah.…” (QS. Al-Baqarah:228)
pada ayat tersebut dikatakan, lebih berhak kembali kepada istrinya. Maksudnya adalah
dalam masa iddah sang istri, tetapi dengan syarat jika kembalinya itu dengan maksud istilah.
c.Shifat(kata sifat)
Contoh firman Allah dalam surat An-Nisa:42 yaitu:
):ومن قتل مؤمنا ً خطًأ فتحري ُر رقبةً مؤمن ٍة … (النّساء
“….Dan barang siapa membunuh orang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia
memerdekakan seseorang hamba.”(QS. An-nisa: 42)
Sifat yang mengkhususkan dalam ayat tersebut adalah sifat mukmin, yang diremehkan itu
dikhusukan pada hamba yang mukmin.
d..Ghaya(kesudahan)
Contoh firman Allah:
…هن حتّى يطهرنَ … (البقرة
ّ َواَل تقربو:
Dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci… (QS. Al-Baqarah: 222)
Lafadz “ pada ayat diatas mengkhususkan bahwa boleh didekati apabila telah suci.
e.Badlul Ba’dhi(penggant keseluruhan)
Contoh firman Allah:
…) :ت من استطاع اليه سبيالً… (آل عمران
ِ َوهللاُ على النّاس ح ّج البي
... Mengerjakan haji adalah kewajiban terhadap Allah yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah… (QS. Ali-Imran: 97)
Lafadz ( )منdan sesudahnya pada ayat di atas, mengkhususkan keumuman sebelumnya,
artinya sebagian orang yang “mampu”, keumuman wajibnya manusia untuk haji.
‘Aam menurut bahasa adalah lafaz yang menghabiskan atau mencakup segala apa
yang pantas baginya tanpa ada pembatasan. Sedangkan menurut istilah adalah lafaz yang
menunjukan pada jumlah yang banyak dan satuan yang masuk dalam pengertiannya dalam
satu arti yang berlaku. Sebagian ulama berbeda pendapat, didalam bahasa terdapat sighat-
sighat tertentu secara hakiki dibuat untuk menunjukkan makna umum dan dipergunakan
secara majaz pada selainnya.
‘Aam di bagi menjadi tiga macam, yaitu ’Aam Yuradu bihi al-Aam
yakni ‘Aam yang di barengi qarinah yang menghilangkan peluang yang di khususkan . ’Aam
Yuradu bihi al-khusus
yakni ‘Aam yang di barengi qarinah yang menghilangkan makna umumnya dan menerangkan
kalau yang diartikan dengan ‘Aam itu adalah beberapa dari satunya.’Aam Makhshus
yaitu ‘Aam mutlak yang tidak dibarengi qarinah yang menghilangkan peluang yang di
khususkandan menghilangkan keumuman.
DAFTAR PUSTAKA.