Anda di halaman 1dari 4

Nama : tio mardyanto

NIM : PO.6220119435

LOGBOOK 1.4.
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS KOMPLIKASI AKUT (HIPERGLIKEMI)

Kasus 1

Seorang wanita usia 54 tahun, menderita DM sejak 10 tahun dengan terapi Novomix 12-15U. Pasien mengeluh m

Aktifitas 1
Review modul patofisiologi diabetes melitus dengan komplikasi akut (hiperglikemi)

Aktifitas 2
Identifikasi kata kunci dan data tambahan yang diperlukan pada kasus diabetes melitus dengan
komplikasi akut (hiperglikemi) secara mandiri
Kata kunci:
1. DM
2. Mual
3. Badan lemah
4. Nafas sesak
5. Sering buang air kecil
6. DGS : 628
mg/dL 7. A1c :
9,7%
8. Klien menderita DM 10 tahun yang lalu
9. Klien mendapatkan terapi novomix 12-15U.

Data Tambahan:
1. Pola makan 3x sehari, jumlah makan ½ porsi
2. Riwayat jatuh di kamar mandi saat hendak BAK
3. IMT 34

Aktiftas 3
Identifikasi masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hiperglikemi) secara mandiri berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus
Masalah Keperawatan: Ketidakstabilan Kadar Gula Darah b.d Resistensi insulin
DS:
Klien mengatakan merasa mual, badan lemah, nafas sesak dan buang air kecil terus
Ayah klien meninggal pada usia 60 tahun akibat diabetes melitus

- DO:
GDS : 628 mg/Dl
A1c : 9,7%
Keton : 0.7
IMT 34
2. Masalah Keperawatan: Risiko Jatuh dibuktikan dengan:
- Riwayat jatuh di kamar mandi saat hendak BAK

Aktifitas 4
identifikasi faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hiperglikemi)
Faktor penyebab hiperglikemi :
1. Penderita mengkonsumsi makanan mengandung gula tinggi
2. Jarang melakukan olahraga.
3. Berat badan berlebih
4. Riwayat keturunan DM dari ayah

Aktifitas 5
Identifikasi faktor penyebab masalah dan faktor resiko pada kasus diabetes melitus dengan
komplikasi akut (hiperglikemi) secara mandiri dengan menggunakan pohon masalah

Herediter, Obestias, gaya hidup tidak sehat

Produksi insulin terganggu

Glukagon

Ketidakstabilan Kadar Gula Darah


Hiperglikemia

Badan merasa lemah Sel kekurangan energi


Glukosuria

Risiko jatuh Selera makan Diuretuk osmosis

Polifagia
Poliuria
Aktifitas 6
Identifikasi hal-hal yang perlu dipelajari pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hiperglikemi) secara mandiri
1. Pengertian hiperglikemia
2. Penyebab hiperglikemia
3. Tanda dan gejala hiperglikemia
4. Faktor resiko terkena hiperglikemia
5. Pencegahan hiperglikemia
6. Penatalaksanaan hiperglikemia
7. Komplikasi hiperglikemia

Aktifitas 7
Susunlah diagnosis keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut
(hiperglikemi) secara mandiri (Gunakan SDKI dari PPNI)
1. Ketidakstabilan kadar gula darah b.d resistensi insulin (D. 0027) Hal. 71
2. Risiko jatuh ditandai dengan riwayat jatuh (D. 0143) Hal. 306

Aktifitas 8
Susunlah rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi akut (hiperglikemi)
secara mandiri (Gunakan SIKI dari PPNI)

DX 1: Ketidakstabilan Kadar Gula Darah b.d resistensi insulin (D. 0027) Hal. 71

Manajemen Hiperglikemia (I. 03115)

1. Observasi
 Identifkasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
 Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (mis. penyakit
kambuhan)
 Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
 Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis. poliuri, polidipsia, polivagia, kelemahan,
malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
 Monitor intake dan output cairan
 Monitor keton urine, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik dan
frekuensi nadi
2. Terapeutik
 Berikan asupan cairan oral
 Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk
 Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
3. Edukasi
 Anjurkan olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250 mg/dL
 Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
 Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
 Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine, jika perlu
 Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan
cairan, penggantian karbohidrat, dan bantuan professional kesehatan)
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
 Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
 Kolaborasipemberian kalium, jika perlu

DS 2: Risiko jatuh ditandai dengan riwayat jatuh (D. 0143) Hal. 306

Pencegahan Jatuh (I. 14540) Hlm. 279


Observasi :
- Identifikasi faktor risiko jatuh (mis. Usia >65 tahun, penurunan tingkat kesadaran,
deficit kognitif, hipotensi ortostatik, gangguan keseimbangan, gangguan
penglihaatan, neuropati)
- Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali setiap shift atau sesuai dengan kebijakan
institusi
- Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh (mis. Lantai licin,
penerangan kurang)
- Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala (mis. Fall Morse Sscale, Humpty
Ddumpty Scale) jika perlu
- Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan sebaliknya
Terapeutik
- Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
- Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu dalam kondisi terkunci
- Pasang handrail tempat tidur
- Atur tempat tidur mekanis pdada posisi terendah
- Tempatkan pasien berisiko tinggi jatuh dekat dengan patauan perawat dari nurse
station
- Gunakan alt bantu berjalan (mis. Kursi roda, walker)
- Dekatkan bel pembanggil dalam jangkauan pasien
Edukasi
- Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan bantuan untuk berpindah
- Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
- Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga keseimbangan tubuh
- Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki untukk meningkatkan keseimbangan saat
berdiri
- Ajarkan cara menggunakan bel pemanggil untuk memanggil perawat

Anda mungkin juga menyukai