Anda di halaman 1dari 6

PETAKA SESAAT

Karya : Rahmathiyah Sari A


Jam telah menunjukkan pukul 11.45 yang berarti PJJ telah berakhir. PJJ singkatan dari
Pembelajaran Jarak Jauh atau biasa disebut sekolah daring. Pemebelajaran daring ini telah
berlangsung selama 6 bulan sampai saat kini pun masih belum ada tanda-tanda bahwa kegiatan
daring ini akan berakhir. Aku bergegas menutup laptopku dan kemudian menhampiri bunda yang
sedang memasak di dapur.

“Bun, emang separah apasih virus Corona ini?” Tanyaku kepada bunda yang sedang mengubrak
abrik lemari mencari kuali untuk menumis sayur. Bunda tampaknya terkejut dengan
kehadiranku.

“Ini virus mematikan Nak, udah banyak korban berjatuhan. kamu jangan macam-macam, jangan
keluyuran dulu deh kecuali kalau keadaan mendesak” jawab Bunda

“Aduh bunn, seminggu lagi hari ulang tahunku, aku berencana mau merayakannya dengan
teman-teman ku”

“Gak! Gak boleh ada pesta-pesta,Bunda ngga ngizinin,” Jawab Bunda ketus

“Yaudah deh, aku setiap hari, setiap jam dirumah terus, tidur dikamar, apa-apa dikamar, bunda
ngga boleh ganggu aku,” Jawabku membantah

“Sok, silahkan, dasar anak zaman sekarang ck ck ck” jawab bunda

Tiba dikamar aku lansung saja berbaring, kemudian membuka applikasi WA dan berbincang-
bincang dengan Ratna, Amel, Jauza dan Adelin. Kami mengobrol banyak hal, dari bercerita
tentang series Thailand yang sedang on-going sampai perihal artis K-POP. Memang se-Absurd
itu pertemanan kami.

Mereka ini teman sekelas ku semenjak kami bertemu di bangku SMP kelas 1. Saking eratnya,
kami tidak mau berpisah saat SMA dan akhirnya kami berada di satu SMA yang sama yaitu
SMAN 8 Bengkulu Timur. Ah, iya sudah 6 bulan aku tidak bertemu mereka, rindu sekali ingin
bertemu tapi apalah daya, Pandemi ini bikin keadaan kami seperti ini.

Hemmm, yap, sebenarnya aku ada rencana mau merayakan hari ulang tahunku tanggal 14 juli,
bukan acara besar-besaran hanya makan-makan saja di sebuah cafe , menghilangkan rasa rindu
lebih tepatnya. Aku ini anak semata wayang jadi wajar saja jika Ratna,Jauza, Amel dan Adelin
sudah aku anggap seperti saudara sendiri.

Aku mulai mengawali rencana pesta ini, kuketikkan beberapa kata


“guys, meet up yuk minggu depan, dalam rangka ulang tahunku,”

Tidak lama kemudian Ratna membalas pesan ku

“AYOKLAHHH, GIRLS, AKU UDAH RINDU BGT MW KETEMU KALIANNNNN”

jawabnya begitu heboh. Sama halnya dengan Ratna, Jauza juga merespon positif rencanaku ini,
namun berbeda dengan Adelin.

“Kalian ngga takut terinfeksi virus ? sekarang ini corona sedang dipuncaknya banget
guys”

mendengar respon dari adel aku meyerngit bingung, kemudian langsung ku telpon Adel tanpa
basa basi terlebih dahulu.

“Assalamualaikum, kenapa Aul?” Kata Adelin setelah panggilan kami tersambung

“waalaikumsalam, Del, kamu ga suka ya kita ngumpul-ngumpul, emang kamu ngga rindu kami
semua?” tanyaku dengan nada sedikit ketus

“bukan begitu Aul, tapi emang keadaan lagi ngga berpihak kepada kita untuk saat ini. Tolong
kamu pertimbangkan lagi rencanamu itu. Ayahku bekerja di rumah sakit paham betul jika saat
ini pasien covid sedang meningkat, setiap hari selalu ada pasien masuk dengan gejala demam,
batuk dan sesak napas setelah di swab hasilnya 7 dari 10 mereka telah positif terjangkit virus
corona. Aku takut jika kita tetap nekat kita akan menjadi korban corona selanjutnya.” Jelas Adel
panjang lebar. Hampir tertidur aku mendengarnya.

“Iya Del iya, sudah ya, aku ngantuk dengerin kamu berbicara panjang lebar” jawabku dengan
nada malas. Langsung saja aku memutuskan panggilan ini. Melempar ponsel ku ke sembarang
arah lalu menutupi tubuh dengan selimut. Yap aku memutuskan untuk tidur saja.

Tak bisa kupingkiri kalau omongan Adelin bikin beban dipikiranku. Ucapannya terlalu serius
sehingga tidak mungkin jika aku anggap itu sebagai bualan belaka. Mendadak aku langsung
meraba-raba kasur mencari letak keberadaan ponsel ku lalu mulai searching tentang corona, dan
penyembuhannya

Di laman ini terdapat pengertian corona, gejala, dan pencegahannya. Ku baca dengan seksama
agar aku tidak salah tangkap mengenai corona ini. Disini dikatakan bahwa penderita corona rata-
rata berusia lansia, bergejala memiliki penyakit bawaan dan sampai saat ini belum ada ditemukan
cara penyembuhannya tetapi beberapa pasien suspect corona ini bisa sembuh sesuai keadan
tubuhnya sendiri.

“hem, berat juga ini,” kataku kepada Leon, kucingku.

“meow” jawabnya
“Leon, kalau sekali aja keluar rumah mungkin gapapakan yaa, alhamdulillah aku memiliki tubuh
yang fit dan imun tubuh yang baik, dan juga cuaca akhir-akhir ini cerah” tanyaku kepada Leon
sambil mengelus tubuhnya. Setelah berpikir matang, aku memutuskan untuk tetap mengadakan
rencana perayaan ulang tahun ku di sebuah resto.

H-4 kubuka kembali room chat grup yang anggotanya berisi aku, Adelin, Ratna dan Jauza.
Sebanarnya kemarin kami bertiga telah setuju jika kami tetap merayakan ulang tahunku di
sebuah resto. Adel tentu saja tidak ingin ikut, dia tetap kokoh dengan argumennya kemarin dan
aku disini juga membawa argumen ku “hanya sekali ini kok” Ratna dan Jauza tidak keberatan
akan hal ini.

“Jam 14.00 kita kumpul di Cafe Sariwangi ya” ketikku di grup

“sip” Jawaban Ratna dan Jauza

Tibalah hari ulang tahunku, 14 Juli. Pagi-pagi aku sudah mendapat kejutan dari Ayah dan bunda.
Mereka membawa satu buah kue ulang tahun serta hadiah. “Terimakasih Ayah dan Bunda”
perasaanku sangat senang pada pagi ini.

Siang harinya aku pamit ke bunda dengan alasan “ini tiba-tiba Ratna menelponku bun, aku mesti
kesana katanya” jawabku sambil tergesa-gesa. Sengaja tidak ku bicarakan kepada bunda
mengenai perayaan ini. Toh,bunda sudah pasti tidak mengizinkanku pergi.

Segera aku pergi dari rumah sambil mengendarai motor Honda beat ku. Langsung menuju ke
lokasi Cafe Sariwangi yang betempat lumayan jauh dari rumahku. Diperjalanan kuperhatikan
lingkungan sekitar. Setelah kuamati jalanan ini, sangat rame, seperti biasanya. Orang-orang juga
beberapa tidak terlihat menggunakan masker, dan mereka bertingkah seperti biasanya, berlagak
seperti tidak ada yang namanya Virus Corona.

Sesampai di café, aku langsung mengamati pengunjung di resto ini. Ramai sekali
pengunjungnya, mataku menyipit, guna mencari letak dimanakah Ratna dan Jauza berada. Tak
memakan waktu lama, dari jauh aku mendapati dua temanku, Ratna dan Jauza. Oh ternyata
mereka juga menyiapkan surprise kecil-kecilan untukku. “HAPPY BIRTHDAY TO
YOUUUU~~~ HAPPY BIRTHDAY TO YOUUUU~~~ HAPPY BIRTHDAY, HAPPY
BIRTHDAY~~~~ OH HAPPY BIRTHDAY TO YOUUUUU~~” Tiba-tiba mereka
menyanyikanku sebuah lagu ulang tahun, sungguh aku terharu. Ah rugi sekali Adel tidak datang
di acaraku ini.

Setelah surprise dan segala macamnya, kami mulai memesan makanan dengan memanggil
pelayan dan menyebutkan beberapa menu yang kami inginkan. Selagi menunggu makanan kami
berbincang-bincang seru dimulai dari kegiatan apa saja yang dilakukan selama pandemi ini
sampai hal-hal yang menjadi viral selama adanya pandemi ini. Obrolan seru kami terputus
karena pesanan sudah sampai. Langsung saja kami melahap santapan yang telah tersedia.
5 menit berjalan, tiba-tiba Ratna berkata “Eh, kalian sudah cuci tangan?” Jauza langsung
menjawab “Aku sudah, coba cium ini tanganku sudah harum” “Iya deh iya” jawab Ratna kepada
Jauza. “Kamu Aul?” Tanya Ratna kepadaku, ah sebenarnya aku belum mencuci tangan disini,
terakhir aku mencuci tangan saat mandi dirumah, lantas kujawab saja “Sudah kok dari rumah,
kan aku juga belum lama sampai sini, masih bersihlah tanganku” begitu alasanku.

Setelah ludes makanan dan minuman yang kami pesan, kamipun kembali berbincang-bincang
seru sambil terbahak-bahak. Lalu tak lupa kami berfoto-foto ria, untuk membuat instastory
tentunya. Sekarang, jam telah menunjukkan pukul 17.30 yang artinya hari telah sore. Saatnya
kami berpisah kembali untuk sementara. Diperpisahan ini ternyata Ratna dan Jauza telah
menyiapkan kado untukku. Kami pun berpelukan lama, saling melepas rindu walau setelah ini
rindu ini harus ditabung kembali dan masih belum jelas kapan akan kami lepaskan lagi. Ah,
terimakasih teman, aku sangat bahagia hari ini.

“Dah kaliannn, jaga diri baik-baik ya.” Kata Ratna kepada aku dan Jauza

“Iya. Byeeeee” Kata Jauza pula

Setelah mereka berdua pergi, akupun juga langsung pergi dari resto ini, kembali ke rumah.

Setelah sampai dirumah, Bunda memarahiku karena dia melihat aku membuat instastory yang
berisi foto kue dan foto aku dengan Ratna dan Jauza. Aku ketahuan oleh bunda karena sudah
berbohong. Aku meminta maaf dan pasrah menerima apa saja yang bunda ucapkan kepadaku.

Beberapa hari berlalu, Tidur-zoom-makan sudah menjadi rutinitas ku sehari-hari selama pandemi
ini. Sampai ketika Jauza menelponku,

“Halo Auliya, Assalamualaikum” Kata Jauza dari suaranya sepertinya ia cemas.

“Waalaikumsalam, iya Jaz? Ada apa ya?” tanyaku

“Ini Aul, aku baru dapat kabar kalau Ratna masuk Rumah Sakit” katanya

Aku kaget, “Innaalillaahi wa innaailaihi raajiuun, Ya Allah Ratnaa, sakit apa dia Jaz?” begitu
jawabku. Kata guruku kalimat Tarji’ tersebut tidak hanya untuk orang yang sudah meninggal,
tetapi juga untuk orang sakit atau sedang ditimpa musibah.

“Kata ibunya positif covid Aul” lirih Jauza. Mendengar itu, jantungku langsung berdegup
kencang. Aku mulai merutuki diri ku sendiri, ini salahku, kenapa waktu itu aku tetap memilih
keputusan untuk tetap merayakan ulang tahunku dicafe. Ya allah, coba saja aku mendengarkan
kata bunda dan Adel pasti semuanya tidak akan menjadi seperti ini. Sambungan telpon itu
langsung terputus begitu saja. Sekarang, aku mau membesuk Ratna dan meminta maaf
kepadanya.
Dengan tergesa-gesa aku menghampiri bunda ku yang sedang enak-enakan menonton tv. “Bund,
Teman aku Ratna positif Corona bundd, aku mau membesuknya sekarang” kataku sedikit histeris
kepada bunda “ Innalillahi wa innailaihi raajiuun, kalau sudah begini, kita harus isolasi
sekeluarga Nak, Jangan keluar-keluar rumah selama 2 minggu ini, kamu isolasi dikamar aja,
kamu paling banyak kontak fisik dengan Ratna.” Aku menyerngit bingung, isolasi? Separah
itukah covid, sampai harus diisolasi? Baru mau memotong pembicaraan bunda, tetapi tidak
sempat karena bunda sudah melanjutkan kembali perkataannya, “Oh iya, Orang yang terkena
covid tidak bisa dibesuk, hanya keluarga yang bisa membesuknya itupun harus menggunakan
baju pengaman yang tebal, baju APD namanya. Jadi lebih baik kamu berdoa saja untuk
kesembuhan temanmu itu, dan cepat kembali kekamar, mulai sekarang kamu harus diisolasi
mandiri” Kata bunda mengakhiri percakapan ini

Dengan langkah gontai aku melangakah kekamar, menutup pintu lalu berbaring dikasur. Ya
Allah apa yang harus aku lakukan sekarang? Air mata mulai mengucur di pipiku. Hatiku sangat
hancur karena Ratna menjadi seperti itu karenaku. Tiba-tiba ponsel ku berdering menandakan
ada sebuah panggilan telepon. Kulirik ponsel ku, tertera nama “Adelin” disana. Aku sungguh
bimbang mau mengangkat panggilan ini atau tidak, sudah dipastikan Adel sangat kecewa
kepadaku dan akan memarahiku lalu memutuskan pertemanan denganku.

Akhirnya aku memutuskan untuk mengangkat panggilan Adel

“Assalamualaikum Aul,” kata Adel mengawali percakapan kami.

“Waalaikumsalam Del…” Kataku lirih tidak bersemangat

“Ya Allah Aul, kamu sakit?” Tanya Adel cemas

“Del, aku minta maaf ya, aku benar-benar merasa bersalah kepadamu, coba saja waktu itu aku
tidak gegabah dalam mengambil keputusan mungkin saja Ratna sekarang tidak akan terjangkit
virus Corona” Kataku menyesal sambil menangis tersedu-sedu

“Ya Allah Aul, tidak boleh menyalahkan dirimu sendiri, ini sudah kehendak Allah. Sekarang
lebih baik kamu sholat dan minta maaf kepada Allah, dan berdoa agar Ratna secepatnya diberi
kesembuhan”

“Tapi Del, ini benar-benar salahku. Saat itu Ratna menanyaiku apakah aku sudah cuci tangan
atau belum, namun aku berbohong kepadanya.” Sesalku lagi. Kini tangisku sudah mulai mereda.

“Cukup Aul. Lebih baik sekarang kamu lakuin apa yang aku katakan tadi dan segera menelpon
Ratna atau keluarganya untuk minta maaf” Kata Adel mengakhiri percakapan ini.

Malu dan takut. Itu perasaan ku sekarang. Aku Malu kepada Adel karena perkataanya tempo lalu
aku hiraukan begitu saja. Aku malu sekaligus takut untuk menelpon Ratna dan keluarganya
untuk meminta maaf. “Ya Allah maafkan hambamu ini, Aku kapok sekali, aku berjanji tidak
akan melakukan dosa-dosa itu lagi” lirihku. Sebaiknya sekarang aku langsung saja menuruti
perkataan Adel.

Aku mulai mengambil air wudhu lalu mengambil mukenah dan membentangkan sajadah. Seusai
sholat aku langsung mengadahkan tanganku, memohon ampun, dan menangis sejadi-jadinya.
“Ya Allah tolong sembuhkan teman aku Ratna, karena aku dia menjadi seperti itu. Aku menyesal
ya Allah. Andai saja waktu itu aku mendengar perkataan bunda dan Adel untuk tidak keluar
rumah, mungkin Ratna masih sehat wal afiat sekarang” Kataku mengadu doa kepada Allah
Yang Maha Kuasa. Namun tiba-tiba badanku terasa seperti didorong-dorong oleh sebuah tangan.

“Heyyy, Auliya bangun hari telah sore Nak, kamu sudah mandi atau belum?” kata bunda tiba-
tiba

“Bunda kok masuk kamar aku, bukannya aku sedang isolasi mandiri, bunda ga boleh masuk
kekamarku nanti bunda bisa terjangkit virus Corona” kataku begitu

“Eh?? Kamu sepertinya mimpi Nak, kamu dari kemarin-kemarin belum ada keluar rumah koq.”

Mimpi..? Jadi itu semua mimpi,? Aku merasa itu seperti nyata, Aku senang bukan main ketika
melihat tanggal diponselku masih menunjukkan tanggal 7 juli 2020. Alhamdulillah berarti Ratna
tidak berada di rumah sakit sekarang dan rencana ulang tahunku belum terjadi. Mungkin Allah
menegurku lewat mimpi itu, terimakasih ya Allah. Aku berjanji akan mematuhi semua protokol
kesehatan sampai tidak adanya lagi virus Corona ini. Aku memegang pelipis ku dan merasakan
sedikit basah disana. “Ah, mimpi ini benar-benar seperti nyata” gumamku sambil terkekeh kecil.

Setelah membersihkan diri, sholat dan segala macamnya, barulah aku membuka kembali room
chat WA grup ku. Tanpa berpikir panjang langsung saja aku mengetik seuntai pesan kepada
penghuni grup tersebut

“Maaf teman-teman, kayaknya ulang tahunku tidak perlu adanya perayaan. Benar kata
Adel, virus ini sedang dipuncaknya sekarang, kita seharusnya takut terhadap virus ini
karena ini virus mematikan dan belum ada penyembuhannya. Social distancing memang
cara yang terbaik untuk kita sekarang.”

Tamat

Anda mungkin juga menyukai