Anda di halaman 1dari 3

EDUKASI, KONSERVASI, DAN PENGEMBANGAN EKONOMI

KREATIF BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELALUI WISATA BATUR


GLOBAL GEOPARK

(Ni Luh Sinta Yani/Maritim Muda Bali)

Batur Global Geopark merupakan salah satu bagian dari anggota jaringan
Taman Bumi Global Geopark Network (GGN), karena keelokan alam, jejak
arkeologi dan geologi, serta kekhasan budaya masyarakatnya. Kawasan Batur
Global Geopark berada dalam wilayah kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli,
Bali. Kehadirannya memperkaya daya tarik wisata Bali yang dikenal didominasi
akan seni dan budaya termasuk keramahtamahan penduduk.
Keberadaan Batur Global Geopark memiliki tiga tujuan utama, yakni
konservasi, edukasi dan pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan dari tujuan
tersebut, Batur Global Geopark bisa dijadikan sebagai usaha untuk dapat
digunakan sebagai alat mengentaskan kemiskinan. Namun pada kenyataannya,
eksistensi Batur Global Geopark hanya sedikit memberikan dampak secara
ekonomi untuk masyarakat lokal. Menurut penelitian dari Syahrijati (2018),
mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat lokal yang memiliki
pekerjaan di sektor pariwisata bahkan tidak merasakan manfaat dari penetapan
Batur sebagai jaringan geopark global. Selain itu, mereka juga tidak merasa
ada perubahan dalam standar hidup mereka sejak Batur Geopark diresmikan
UNESCO. Masyarakat merasa bahwa mereka kurang dilibatkan secara langsung
dan cenderung untuk berinisiatif mengambil keuntungan dengan membuka
usaha tanpa sosialisasi, edukasi dan ajakan partisipatif oleh oleh pihak-
pihak yang berwenang dalam kegiatan pariwisata di Geopark Batur dan merasa
tidak berperan dalam pengambilan keputusan.
Permasalahan seperti ini harus ditanggapi serius dan segera dicarikan
solusinya. Masyarakat lokal harus ikut andil dan menerima manfaat dari keberadaan
Batur Global Geopark dengan tetap memperhatikan keberlanjutan ekologis,
kontinuitas sosial budaya, dan keberlanjutan ekonomi. Beberapa solusi yang bisa
ditawarkan dan dapat dipertimbangkan adalah melakukan edukasi, kegiatan
konservasi dan pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal dengan
memanfaatkan keberadaan dari Batur Global Geopark.
Edukasi menjadi langkah awal dalam pelaksanaan pengembangan ekonomi
kreatif berbasis kearifan lokal pada Batur Geopark. Rencana strategis yang
dilakukan adalah masyarakat lokal dan pemerintah bersinergitas dalam
menciptakan program. Masyarakat diberikan sebuah pemberdayaan untuk
meningkatkan keterampilan dalam mengelola alam, budaya, dan lingkungan.
Selama ini, kegiatan masyarakat dilakukan secara tersendiri, dan tidak
menggunakan prosedur prosedur yang ada. Pemerintah harus aktif memberikan
edukasi dengan mulai menyasar pada anak anak muda dengan membangun sekolah
sekolah non formal yang khusus memberikan edukasi tentang geopark, budaya
lokal, ada istiadat, pelestarian alam, dan mitigasi bencana. Metode edukasi yang
diberikan pelatihan, berdiskusi, dan memberikan pengarahan terhadap
pengembangan Geopark Batur. Melalui pemberian edukasi ini, masyarakat lokal
akan menjadi local guide yang handal dan memiliki wawasan yang luas.
Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas harus dibarengi
dengan kepedulian terhadap lingkungan dan budaya. Langkah strategis untuk
meningkatkan kepedulian terhadap kawasan Global Geopark Batur adalah dengan
konsep Community Outreach atau Penggalangan Partisipasi Masyarakat. Di sini
masyarakat terlibat langsung dalam upaya konservasi alam. Edukasi yang diberikan
dapat diterapkan melalui program ini dan memberikan dampak yang cukup
signifikan terhadap lingkungan. Upaya ini menjadi salah satu bentuk implementasi
dari nilai filosofi masyarakat Bali, yaitu Tri Hita Karana. Ajaran yang mengajarkan
hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan), manusia dengan manusia
(Pawongan), dan manusia dengan alam (Palemahan). Nilai-nilai adi luhung seperti
ini sebenarnya menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan berkunjung ke
Geopark Batur.
Konservasi tidak hanya sekadar pada alam, namun perlu juga melakukan
konservasi budaya untuk tetap meajegkan kebudayaan lokal. Arus globalisasi yang
semakin deras, sering menyebabkan tergerusnya budaya lokal masyarakat, padahal
budaya ini akan menjadi nilai tambah untuk menunjang pariwisata dan ekonomi.
Mencintai budaya menjadi langkah awal untuk melakukan konservasi ini, serta
ditambah penyediaan ruang untuk menampilkan kebudayaan yang dapat
diperkenalkan wisatawan secara luas.
Pengembangan edukasi dan konservasi harus dilaksanakan secara
seimbang, sehingga masyarakat dapat mengambil manfaat dari alam, salah satunya
dengan mengembangkan ekonomi kreatif. Pengembangan ekonomi kreatif berbasis
kearifan lokal sebenarnya sudah dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Bali.
Pengembangan ini juga didukung penuh oleh Kemenparekraf, yang
mengungkapkan bahwa pengembangan tersebut, diharapkan dapat menyerap
banyak lapangan kerja dan juga menjadi lokomotif ekonomi Indonesia ke
depannya. Langkah yang bisa diambil adalah menciptakan sebuah kebijakan
kunjungan tahunan rutin ke Batur Geopark. Melalui kunjungan ini, dapat dibuatkan
sebuah festival untuk memperkenalkan lebih jauh Batur Geopark; memperkenalkan
seni, adat, dan budaya yang ada di wilayah kawasan Batur Geopark; dan
merangsang kreativitas masyarakat. Secara tidak langsung, program ini akan
mengangkat branding dari Batur Geopark dan menampung kreativitas dan inovasi
masyarakat lokal. Produk produk yang dihasilkan dapat dikenalkan lebih luas,
sehingga bisa menunjang kesejahteraan masyarakat. Ketika program ini berhasil,
pemerintah dan masyarakat tetap rutin melakukan monitoring untuk mengontrol
perubahan yang terjadi dalam kawasan konservasi dan manajemen kebijakan
terhadap Geopark Batur. Sehingga, keberadaan Batur Geopark yang sudah diakui
oleh UNESCO tidak hanya sekedar sebuah gelar yang yang tersematkan, tapi dapat
memberikan dampak yang besar untuk kelangsungan hidup masyarakat lokal dan
alam sekitar.

Anda mungkin juga menyukai