Anda di halaman 1dari 6

Pilar Ekonomi Islam  Kesetaraan dalam hal kebebasan dan

kesempatan bagi semua anggota masyarakat


Pilar ekonomi Islam berdiri di atas fondasi akidah, syariah,
dalam pemanfaatan sumber daya alam;
akhlak, dan ukhuwah yang berguna sebagai penyangga
 Keadilan dalam transaksi ekonomi;
tujuan ekonomi. Pilar dapat digunakan sebagai alat ukur
Untuk memastikan keadilan dalam
kokoh tidaknya bangunan ekonomi mulai dari level individu,
transaksi, Islam telah menyediakan
instansi, maupun sistem. Dari karakteristik sebagaimana
serangkaian aturan tentang perilaku yang
dijelaskan di atas, dapat disarikan ke dalam beberapa pilar,
beretika secara detail yang mencakup semua
yaitu: 1) keadilan (‘adalah), 2) keseimbangan (tawaazun), 3)
pelaku pasar. Islam mensyaratkan agar norma
kemaslahatan (mashlahah).
dan aturan ini diinternalisasikan, dipahami,
1) Pilar keadilan dan untuk kemudian ditaati oleh para pihak
 Memayungi segala aktivitas yang menempatkan sebelum mereka memasuki pasar. Di dalam
segala sesuatu pada tempatnya dan memberikan sebuah pasar yang dijalankan berdasarkan
sesuatu hanya pada yang berhak serta aturan-aturan moralitas dan keadilan ini,
memperlakukan sesuatu sesuai posisinya. dipastikan akan menghasilkan harga - untuk
Misalnya, jika kita mempunyai dua orang anak, faktor-faktor produksi (tenaga kerja,
yang satu masih SD dan satu lagi sudah kuliah, kewirausahaan, modal, dan tanah) - dan
karena ingin bertindak adil kita memberikan uang produk yang wajar, adil, dan dapat
jajan dengan nominal sama kepada kedua anak dipertanggungjawabkan.
tersebut. Padahal nilai uang jajan antara anak SD  Keadilan distributif.
dengan yang kuliah pasti sangat berbeda. Bagi anak Ia merupakan mekanisme yang
yang sudah kuliah, uang jajan Rp20 ribu mungkin dapat menjembatani kebebasan dan
terasa kecil, tetapi bagi anak SD, uang jajan dengan kesetaraan antara individu dari kemungkinan
jumlah seperti itu mungkin sudah terasa besar. pelanggaran. Seorang individu dapat
Implementasi keadilan dalam aktivitas ekonomi melakukan klaim terhadap suatu benda atas
adalah berupa aturan prinsip muamalah yang dasar kemampuan dan usaha yang
melarang adanya unsur riba, zalim, maysir, garar, dilakukannya dengan catatan adanya keadilan
dan haram dalam segala aktivitas ekonomi. Sebagai dan kesetaraan akses terhadap sumber daya
pilar dalam sistem ekonomi Islam, istilah dan kesempatan untuk memanfaatkannya.
“keadilan” dalam Alquran menggunakan dua kata, Basis moral dari pemerolehan harta dalam
yaitu qist dan adl. Qist adalah karakteristik utama Islam dititikberatkan pada bentuk barang
dari hubungan manusia dengan sesamanya dan dan/atau jasa yang riil dan didapatkan dari
hubungannya dengan ciptaan lainnya, dan ini yang upaya dan pencapaian individu yang
merupakan fenomena dari hakikat manusia; bukan bersangkutan. Berkaitan dengan ini, ada tiga
merupakan sifat ilahi. Sementara itu, adl dasar kepemilikan pribadi dalam Islam:
merupakan ciri dari tindakan Sang Pencipta yang 1. Harta yang didapat dari kemampuan
memanifestasikan diri-Nya dalam keseimbangan dan usaha individu, termasuk:
sempurna dari kosmos; itu mencirikan tindakan- a. Barang-barang yang didapat/dibuat
Nya untuk menempatkan segala sesuatu di tempat dari hasil kombinasi antara sumber
yang selayaknya. daya yang tersedia dengan
Menurut Askari, Iqbal, dan Mirakhor, ada teknologi, skill, dan kemampuan
tiga komponen keadilan ekonomi dalam individu;
masyarakat Islam adalah: b. Pendapatan yang diperoleh dari
permodalan sendiri;
c. Aset yang diperoleh sebagai Di dalam Islam, pencapaian tujuan ekonomi selaras
imbalan dari produk yang tujuan syariat Islam itu sendiri (maqashid syariah), yaitu
dikerjakan oleh seorang individu; mencapai maslahat untuk kebahagiaan dunia dan akhirat
2. Harta yang didapat melalui proses melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat
pengalihan (transfer); (hayyatan thayyiban). Tujuan ini dapat dicapai dengan
3. Harta yang didapat melalui warisan. mengusahakan segala aktivitas demi tercapainya halhal yang
2) Pilar keseimbangan berakibat pada adanya kemaslahatan bagi manusia, atau
 Dimaksudkan sebagai penyeimbang antara aspek dengan mengusahakan aktivitas yang secara langsung dapat
material dengan spiritual dalam segala aktivitas merealisasikan kemaslahatan itu sendiri. Kemaslahatan
ekonomi. Konsep keseimbangan (tawaazun) ekonomi juga dapat diraih dengan menghindarkan diri dari
merupakan nilai dasar yang pengaruhnya terlihat segala hal yang membawa mafsadah (kerusakan) bagi
pada berbagai aspek tingkah laku ekonomi Islam, manusia.
semisal kesederhanaan (moderation), hemat
Tujuan akhir penerapan ekonomi Islam adalah
(parsimony), dan menjauhi sifat boros (israf).
mewujudkan falah (kesejahteraan) masyarakat secara umum.
Keseimbangan yang dimaksud yang dimaksud
Falah adalah kesuksesan hakiki berupa pencapaian
bukan hanya persoalan keseimbangan antara aspek
kebahagiaan dari segi material dan spiritual serta tercapainya
dunia dan akhirat, tetapi juga seimbang dalam
kesejahteraan di dunia dan akhirat. Berkaitan dengan ini,
kaitannya dengan kepentingan perseorangan dan
dalam Q.S. al-Baqarah [2]: 201, Allah SWT berfirman: “Ya
kepentingan umum, serta antara hak dan kewajiban.
Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
Bila dalam kehidupan perekonomian tidak terjadi
akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
keseimbangan antara berbagai unsur tersebut, maka
akan terjadi ketimpangan dan kesenjangan sosial. Dari penjelasan di atas dapat terlihat bahwa
3) Pilar kemaslahatan pemenuhan kebutuhan ekonomi merupakan salah satu

 Segala bentuk kebaikan dan manfaat yang komponen untuk mencapai maslahat, yaitu melalui al-mal.

berdimensi integral duniawi dan ukhrawi, material Implementasi aturan syariah dan akhlak yang baik

dan spiritual, serta individual dan kolektif. Sesuatu diharapkan akan menghasilkan suatu fenomena kebersamaan

dipandang bermaslahat jika memenuhi dua unsur, dalam melaksanakan kegiatan muamalah yang
yaitu kepatuhan syariah (halal) dan bermanfaat mengutamakan kesejahteraan bersama dalam setiap
serta membawa kebaikan (tayib) bagi semua aspek pencapaian tujuan ekonomi. Kemaslahatan dalam bidang

secara integral yang tidak menimbulkan mudarat ekonomi sebagaimana yang dimaksudkan di atas akan

dan merugikan pada salah satu aspek. Secara luas, tercapai jika hal-hal berikut terwujud:

pemenuhan visi kemaslahatan tercakup dalam


a. Kesejahteraan Ekonomi dengan Berpegang pada
maqasid (tujuan) syariah yang terdiri dari menjaga
Norma Moral. Berkaitan dengan ini, Allah SWT
keimanan dan ketakwaan (dien), keturunan (nasl),
berfirman: “…Makan dan minumlah dari rezeki
jiwa dan keselamatan (nafs), harta benda (maal),
(yang diberikan) Allah SWT, dan janganlah kamu
dan rasionalitas (‘aql). 52 Kelima unsur tersebut
melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat
merupakan hak dasar manusia sehingga setiap
kerusakan.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 60) Islam
kegiatan ekonomi syariah harus memenuhi unsur-
menghendaki agar setiap manusia mencari rahmat
unsur yang telah ditetapkan dalam maqashid
(karunia)
syariah secara terintegrasi.
Allah SWT, dengan tidak menghalangi
orang lain untuk mendapatkan kemajuan dan
kesejahteraan. Bahkan setiap manusia hendaknya
Tujuan Ekonomi Islam
bisa melakukan tindakan ekonomi dalam konteks
membagi kemaslahatan untuk kesejahteraan
bersama. Islam mendorong setiap manusia untuk keadilan. Seseorang yang mengaku beriman sekali
bekerja dan mencela perbuatan meminta-minta. Di pun, tetapi tidak berlaku adil, tidak akan mendapat
dalam hadis disebutkan bahwa seseorang yang pengakuan dari Allah SWT, sebagaimana yang
mencari penghidupan dengan jalan yang baik demi tertera pada beberapa ayat, di antaranya:
mencegah dirinya dari meminta-minta untuk “Sesungguhnya Allah SWT menyuruh
menafkahi keluarganya, dan untuk bisa berbuat baik (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
dengan tetangga, kelak di hari akhir akan menemui bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang
Tuhannya dengan wajah berseri-seri. Islam (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan
melarang seseorang meminta-minta dan mendorong permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu
seseorang untuk bisa berbuat menghidupi diri dan agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (Q.S. an-
keluarganya. Itulah mengapa salah satu tujuan Nahl [16]: 90).
ekonomi masyarakat Islam adalah mewujudkan c. Kesetaraan Distribusi Pendapatan
lingkungan ekonomi sehingga setiap manusia Di dalam konsep tauhid disebutkan bahwa
mendapatkan kesempatan kerja sesuai dengan segala sesuatunya yang kita miliki dan yang ada di
kemampuannya. dunia ini, baik itu berupa harta benda kita, bumi,
b. Persaudaraan dan Keadilan alam, bahkan pekerjaan dan kecerdasan yang ada
Manusia berasal dari satu ayah dan satu pada setiap individu pada hakikatnya adalah milik
ibu. Berbagai jenis suku bangsa yang ada di dunia Allah SWT yang dititipkan kepada manusia untuk
ini, dari berbagai warna kulit, badan, rupa, mengusahakannya agar dapat memberi manfaat. Hal
keturunan, semuanya (sebenarnya) merupakan satu ini berimplikasi bahwa tidak alasan apa pun untuk
keluarga besar dari Ayah (Adam as) dan Ibu (Hawa) menahan sumber daya yang diberikan Allah SWT
yang sama. Di antara mereka, entah yang kaya raya tersebut hanya kepada sebagian golongan saja.
atau yang hidup kekurangan, yang cerdas luar biasa Dalam konteks ini, syariat Islam menekankan
ataukah yang mengalami keterbelakangan, yang terjadinya keadilan distribusi dan menyediakan
punya kuasa ataukah rakyat jelata, tidak ada yang sebuah sistem untuk terwujudnya keadilan distribusi
lebih mulia, kecuali di antara mereka yang paling pendapatan, dengan harapan bahwa setiap individu
bertakwa, sebagaimana firman Allah SWT: mendapatkan jaminan untuk bisa memperoleh
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah standar kehidupannya secara baik dan terhormat.
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan Islam menganjurkan diciptakannya sistem sosial
seorang perempuan. Kemudian Kami jadikan kamu kemasyarakatan agar dapat menjamin setiap warga
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu masyarakat mendapatkan standar kehidupan yang
saling mengenal. Sungguh, yang paling mulai di layak dan terhormat sungguh, “Bukan seorang yang
antara kamu di sisi Allah SWT adalah orang yang beriman, ketika ia makan dengan enak, sementara
paling bertakwa. Sungguh, Allah SWT Maha ada tetangganya yang kelaparan.” (H.R. Bukhari).
Mengetahui, Maha Teliti” (Q.S. al-Hujurat [49]:13) Sebuah sistem yang disediakan oleh Islam
Di dalam beberapa hadis, Nabi Muhammad dalam kaitannya untuk terjadinya redistribusi
SAW. juga berpesan kepada manusia bahwa ikatan kekayaan ini terdiri atas:
persaudaraan seorang muslim dengan muslim  Memberikan bantuan dan memfasilitasi setiap
lainnya sangat erat yang digambarkan sebagai satu orang untuk bisa mendapatkan kesempatan
batang tubuh, “Orang-orang beriman bagaikan satu kerja yang baik sesuai dengan kapabilitas dan
tubuh. Apabila ada satu bagian yang sakit, maka kapasitasnya masing-masing, serta
seluruh tubuh akan merasakan demam.” 60 Selain memberikan upah pekerja dengan segera bagi
menekankan pada aspek persaudaraan, Islam secara mereka yang mempunyai pekerja pada mereka.
bersama juga memberikan penekanan pada masalah
 Memungut zakat dari golongan kaya untuk Di dalam pelaksanaannya, ekonomi Islam dibangun
didistribusikan kepada golongan miskin untuk berdasarkan nilai-nilai tersendiri yang terintegrasi dalam
memenuhi kebutuhan minimum atau setiap kegiatan ekonomi, yaitu:
meningkatkan taraf kehidupannya. Dengan
a) Kepemilikan Allah SWT secara Absolut
sistem zakat inilah akan terbentuk perputaran
Di dalam Islam, hakikat kepemilikan
kekayaan sehingga tidak akan ada penumpukan
mutlak hanya berada pada Allah SWT, “Ingatlah,
harta di sebagian golongan saja.
sesungguhnya kepunyaan Allah SWT apa yang ada
 Pembagian harta dari mereka yang meninggal
di langit dan di bumi…”62 Adapun manusia hanya
dunia (waris). Dengan nisbah yang telah diatur
berperan sebagai khalifah, yang diberi amanat dan
oleh syariat, pembagian warisan akan
kepercayaan untuk mengelolanya63, dengan segala
mendistribusikan kekayaan orang yang sudah
apa yang telah disediakan oleh Allah SWT.64 Islam
meninggal ke banyak golongan, dan tidak
menghormati hak relatif kepemilikan pribadi atas
hanya mengalir ke satu orang saja.
harta sekaligus menjaga keseimbangan antara hak
d. Kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan
relatif pribadi, kolektif, dan negara.
sosial.
b) Berusaha dengan Berkeadilan
Kepercayaan dalam syariat Islam
Manusia didorong untuk berusaha dan
mengajarkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan
memanfaatkan segala sumber daya. Islam
dan mengabdi hanya kepada-Nya saja.
menegaskan bahwa manusia mempunyai
“…katakanlah! Aku hanya diperintah untuk
kecenderungan cinta terhadap harta. Hal ini akan
menyembah Allah SWT dan tidak
mendorong pengakuan absolut atas harta dan dapat
mempersekutukan-Nya. Hanya kepada-Nya aku seru
bermuara pada penimbunan harta berlebihan. Oleh
(manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali.”
karena itu, kecenderungan manusia untuk
“Dan barang siapa berserah diri kepada Allah SWT,
menumpuk harta harus dikendalikan dan diarahkan
sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka
untuk mendorong berkembangnya perniagaan dan
sesungguhnya dia telah berpegang pada buhul (tali)
partisipasi sosial. Partisipasi sosial dilakukan
yang kokoh. Hanya kepada Allah SWT kesudahan
dengan menafkahkan sebagian harta untuk
segala urusan.” (Q.S. Luqman [31]: 22).
kepentingan bersama melalui infak, sedekah, dan
wakaf.
Ayat di atas memberikan isyarat agar kita
c) Kerja Sama dalam Kebaikan
melepaskan segala ikatan kecuali ikatan kepada
Kegiatan ekonomi secara individu dan
Allah SWT saja. Pembatasan hak-hak seseorang
berjamaah keduanya diperbolehkan. Namun yang
tidak bisa dikenakan kepada orang merdeka,
lebih didorong adalah kegiatan ekonomi secara
berakal, dan baligh, kecuali bahwa ia melakukan
berjamaah yang dijalankan berdasarkan kerja sama
perbuatan yang melukai kepentingan orang lain atau
dan semangat tolong menolong dalam kebaikan
kepentingan orang banyak. Bahkan terdapat
serta berkeadilan. Sementara itu, kompetisi
keharusan untuk melakukan pengendalian dan
dilakukan dalam bentuk yang positif, yaitu
pembatasan bagi pekerja yang tidak amanah,
kompetisi dengan semangat berlomba-lomba dalam
pegawai yang kotor, pejabat yang korupsi, hakim
kebaikan.
yang tidak adil, dan kepada mereka yang
d) Pertumbuhan yang Seimbang
mengabaikan hak-hak dan kepentingan umum, demi
Tujuan keberadaan manusia di dunia, yaitu
untuk menghindarkan diri dari kerugian yang lebih
untuk memberikan manfaat sebanyak-banyaknya
besar lagi.
kepada alam semesta (rahmatan lil ’alamin). Untuk
Nilai-Nilai dalam Ekonomi Islam mencapai tujuan itu pertumbuhan ekonomi men jadi
penting, yaitu pertumbuhan yang menjaga 3. Bertransaksi Produktif dan Berbagi Hasil
keseimbangan dan kelestarian alam. Ekonomi syariah menjunjung tinggi
keadilan dan menekankan berbagi hasil dan
risiko (profit and risk sharing). Pelarangan atas
Prinsip Dasar Ekonomi Islam
riba akan meniadakan tambahan atas modal
Prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam merupakan yang dipastikan di awal sehingga pemilik modal
implikasi dari nilai filosofis ekonomi Islam yang dijadikan turut menanggung risiko dari kegiatan usaha.
sebagai konstruksi sosial dari perilaku ekonomi. Nilai-nilai Peniadaan riba juga dapat memperbesar
filosofis yang terkandung dalam ekonomi Islam merupakan wilayah kelayakan investasi menjadi lebih
fondasi dari munculnya prinsip-prinsip ekonomi Islam yang optimal. Hal ini akan mendorong pergerakan
menjadi acuan dalam seluruh aktivitas ekonomi Islam. Nilai- perekonomian untuk terus aktif dan pada
nilai ekonomi syariah yang telah diuraikan sebelumnya yang gilirannya akan menyerap lebih banyak tenaga
berdasarkan pada fondasi akidah, akhlak, dan syariah (aturan/ kerja. Semakin banyak tenaga kerja yang
hukum), dapat disarikan dan dirumuskan menjadi 6 (enam) terserap oleh pasar, semakin banyak aliran
prinsip dasar (guiding principles), yaitu: produksi, distribusi, dan konsumsi yang terjadi.
Penerapan prinsip dasar ini akan mendorong
1. Pengendalian Harta Individu
kreativitas dan produktivitas usaha untuk
Harta individu harus dikendalikan agar
berlomba-lomba membuka peluang investasi di
terus mengalir secara produktif. Prinsip dasar
sektor riil.
ini merupakan fungsi zakat yang tidak banyak
4. Transaksi keuangan terkait erat sektor riil
dikemukakan secara eksplisit dalam
Ekonomi syariah mensyaratkan bahwa
pembahasan dan kajian lain. Namun demikian,
setiap transaksi keuangan harus berdasarkan
prinsip ini merupakan fungsi ekonomi yang
transaksi di sektor riil. Menurut prinsip dasar
paling penting yang diemban oleh instrumen
ini, transaksi keuangan hanya terjadi jika ada
zakat. Berdasarkan fungsi ini, zakat akan
transaksi sektor riil yang perlu difasilitasi oleh
mendorong harta yang tertumpuk dan tidak
transaksi keuangan. Sektor keuangan ada untuk
produktif untuk keluar mengalir secara
memfasilitasi sektor riil, seperti ungkapan
produktif ke dalam aktivitas perekonomian.
money follow the trade dan tidak sebaliknya.
2. Distribusi Pendapatan yang Inklusif
Penerapan prinsip dasar ini akan menghindari
Dengan prinsip ini, distribusi kekayaan dan
financial bubble yang kerap terjadi pada
pendapatan dari masyarakat kaya kepada
ekonomi konvensional. Sektor riil ini dapat
mustahik harus diwujudkan. Distribusi tersebut
diibaratkan sebagai mesin penggerak roda
bertujuan untuk menjamin daya beli seluruh
perekonomian yang nyata dari suatu bangsa
lapisan masyarakat dalam memenuhi konsumsi
dengan menghasilkan barang dan jasa yang
kebutuhan dasarnya. Pendapatan dan
beredar dalam masyarakat. Jika sektor ini
kesempatan didistribusikan untuk menjamin
berkembang dengan baik, maka perekonomian
inklusivitas perekonomian bagi seluruh
suatu negara juga dipastikan akan mengalami
masyarakat. Prinsip dasar ini merupakan fungsi
pertumbuhan yang baik.
instrumen zakat yang lebih dikenal secara
5. Partisipasi Sosial untuk Kepentingan Publik
umum. Berdasarkan prinsip ini distribusi
Sesuai dengan nilai ekonomi Islam yakni
pendapatan dari masyarakat dengan harta di
pencapaian tujuan sosial diupayakan secara
atas nisab kepada delapan golongan yang
maksimal dengan menafkahkan sebagian
berhak menerima zakat, dalam hal ini
hartanya untuk kepentingan bersama (Q.S Al-
masyarakat yang memiliki harta di bawah
Hadid [57]: 7; Q.S An-Nur [24]: 33; Q.S Al-
nisab, dapat tercipta.
Baqarah [2]: 267-268). Implementasi dari  Campur tangan dalam proses penawaran
prinsip dasar ini jika dikelola secara optimal (supply) sebelum berada di pasar tidak
dan produktif akan menambah sumber daya diperbolehkan karena dapat mengganggu
publik dalam kegiatan aktif perekonomian. kepentingan awal penjual maupun
Pengelolaan dan implementasi zakat, infak, pembeli (tengkulak dilarang).
sedekah, dan wakaf (ZISWAF) secara optimal,  Pasar bebas; tidak ada batasan area
misalnya, dapat memberikan dampak positif perdagangan (antar- daerah, antar-negara)
berantai bagi perekonomian. Ziswaf dapat tanpa tarif/pajak ataupun price control.
meningkatkan daya beli masyarakat, yang  Kelengkapan kontrak transaksi; setiap
berimplikasi pada meningkatnya supply barang kontrak harus memuat hak dan kewajiban,
dan jasa. Ini kemudian berimbas pada pertukaran kepemilikan dan aturan
peningkatan produksi, dan juga pasokan bahan lainnya secara lengkap. Menaati kontrak
baku. Pada akhirnya, produsen dan pemasok dan menyampaikan kebenaran informasi
bahan baku akan membutuhkan lebih banyak merupakan suatu yang sakral.
tenaga kerja. Mata rantai ekonomi seperti ini  Kewenangan pihak otoritas dan penegak
secara pasti akan menggerakkan perekonomian hukum ditegakkan untuk menjaga
masyarakat. kepatuhan atas aturan maupun kontrak.
6. Bertransaksi atas Kerja Sama dan Keadilan
Sejalan dengan nilai-nilai ekonomi Islam
yang menjunjung tinggi keadilan, kerja sama
dan keseimbangan, setiap transaksi muamalah,
khususnya transaksi perdagangan dan
pertukaran dalam perekonomian, harus
mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
dalam syariat. Aturan yang lebih khusus dalam
mengatur transaksi perdagangan, telah
ditetapkan langsung oleh Rasulullah SAW.
pada saat beliau mengatur perdagangan yang
berlangsung di pasar Madinah yang esensinya
masih terus berlaku dan dapat diterapkan pada
saat sekarang. Aturan transaksi pasar di
Madinah yang ditetapkan oleh Rasulullah
SAW. tersebut ialah antara lain:
 Kebebasan pertukaran; kebebasan agen
ekonomi untuk memilih tujuan dan rekan
dagang sesuai prinsip syariah, tidak ada
paksaan dalam transaksi.
 Pasar merupakan tempat pertukaran;
infrastruktur pasar dan sarana pertukaran
yang lengkap dengan informasi terkait
kuantitas, kualitas dan harga diberikan
secara transparan. Menghindari
ketidakjelasan/ambiguity (gharar);
minimasi asymmetric information.

Anda mungkin juga menyukai