Anda di halaman 1dari 3

Definisi 

Discussion Text

Hal-hal tersebut terdapat pada teks bahasa Inggris yang disebut dengan discussion text.


Pengertian discussion text  adalah sebuah teks yang berisi diskusi terkait sebuah isu. Isu dapat
dibahas dari berbagai sudut pandang, misalnya dari sudut pandang orang yang langsung terlibat,
atau hanya pengamat saja. Biasanya, discussion text  ini ditemukan dalam teks filosofis, historis dan
sosial.

Tujuan dari discussion text  adalah untuk menyampaikan argumen dan informasi dari berbagai sudut
pandang. Terdapat argumen yang ada di dalam discussion text dan sebagiannya merupakan
eskposisi, baik dalam bentuk analytical exposition  (pemberian argumen dan penyamapaian kembali
pandangan) atau hortatory exposition  (pemberian argumen yang lebih kuat dan merekomendasikan
aksi). Meskipun terdapat bagian teks eksposisi di dalam teks diskusi dalam bahasa Inggris, kedua teks
ini memiliki perbedaan.

Exposition text  baik itu analytical exposition text  atau hortatory exposition text hanya membahas
mengenai satu sudut pandang saja (entah itu setuju atau tidak setuju terhadap isu yang dibahas).
Sedangkan discussion text  membahas dari kedua sisi, yaitu sisi yang disetujui penulis dan tidak
disetujui penulis, atau sisi pro dan kontra dari hal yang sedang dibahas. In conclusion, ciri-
ciri discussion text  adalah pemaparan isu, kemudian argumen pro dan kontra terkait isu yang
dibahas serta saran untuk pembaca.

Kaidah Kebahasaan Discussion Text

Dalam teks diskusi bahasa Inggris terdapat kaidah kebahasaan yang harus ada di dalamnya, di
antaranya adalah sebagai berikut:

1. Introducing category or generic participant

Memberi isu yang akan dibahas. For example: “Homeschooling”, “Usage of the Internet”, “Distance
Learning” dan lain-lain

2. Using the thinking verb

Such as feel, hope, believe, certain dan lain-lain. Salah satu contohnya dalam kalimat adalah sebagai
berikut:

“Parents choose to homeschool to educate their kids because they believe that homeschooling can
be a personalized schedule.”

3. Using additive, contrast, and casual connection 

Similarly, on the other hand, however, dan lain-lain. Berikut contoh kalimatnya:

“On the other hand, homeschooling can spoil parents' time.”

4. Using modalities
Must, should, could, may, dan lain-lain.   

“So, when thinking about putting children through home school, I believe we should make sure that
we understand all of the criteria involved in home education.”

5. Using adverbs of manner

Deliberately, hopefully, dan lain-lain.

“Another advantage is flexibility in time and curriculum. By homeschooling, parents can set the
curriculum freely.”

Struktur Discussion Text

Sebagaimana yang kita tahu, setiap teks pasti memiliki strukturnya. Berikut adalah generic
structure dari discussion text:

1. Statement of issue

Paragraf pertama merupakan perkenalan dan/atau pernyataan mengenai isu yang akan didiskusikan.
Biasanya isu tersebut merupakan isu hangat yang sedang beredar di sekitar. Selain itu, temanya
beragam, dapat berupa isu filosofis, isu pendidikan, isu historis, isu sosial, isu politik dan isu-isu
lainnya.

2. List of supporting points

Paragraf selanjutnya penulis memberikan beberapa hal yang mendukung isu yang sedang dibahas
atau menyampaikan argumen pro. Bisa tentang keuntungan, manfaat, dan sebagainya. 

3. List of contrast points

Berkebalikan dengan paragraf yang berisi tentang hal-hal yang mendukung isu, penulis memberikan
beberapa hal yang tidak mendukung isu tersebut in other words, menyampaikan argumen kontra.
Bisa berupa kerugian, hal negatif dan lain-lain.

4. Recommendation

Di paragraf terakhir, penulis memberikan rekomendasi terkait isu yang sedang dibahas kepada
pembaca, atau subjek yang terdapat pada discussion text. Bisa berupa saran untuk melakukan
sebuah tindakan terhadap isu tersebut, atau saran agar baik pembaca atau subjek dalam discussion
text  lebih mempelajari isu yang dibahas dari berbagai sudut pandang sebelum membuat keputusan

The Pros and Cons of Offline School in the Midst of a Pandemic The Covid-19 pandemic affects many
aspects of our lives, including school. Schools are held online at students’ respective home.
However, there is a discourse that schools will be reopened in July 2020 or January 2021. Many
parents are worried their children will have to return to school in the near future. It is because some
local governments have included plans for reopening schools in the new normal policy. For example,
Central Java Education and Culture Office will enforce the implementation of the new normal in its
region starting July 2020. Some options emerges such as imposing a shifting system, limiting the
number of students, and implementing existing health protocols. On the other hand, epidemiologist
dr. Dicky Budiman advises not to open the school until the situation gets better. He says that schools
reopening is risky, and it probably rises to the second wave of the coronavirus. The students can go
back to schools only if the preparation is done and screening process is fulfilled. Furthermore, if the
screening process is not fulfilled, schools reopening is not recommended for it is dangerous. In the
end, Offline School can only be done if the situation in our country gets better, or zero case. Since
the case is still rising these days, online school is the best option to avoid the new cluster.

Pro dan Kontra Sekolah Offline di Tengah Pandemi Pandemi Covid-19 memengaruhi banyak aspek
kehidupan kita, termasuk sekolah. Sekolah diadakan secara online di rumah masing-masing siswa.
Namun ada wacana bahwa sekolah akan dibuka kembali pada Juli 2020 atau Januari 2021. Banyak
orang tua khawatir anak-anak mereka harus kembali ke sekolah dalam waktu dekat. Pasalnya,
beberapa pemerintah daerah telah memasukkan rencana pembukaan kembali sekolah dalam
kebijakan normal yang baru. Misalnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah akan
memberlakukan penerapan new normal di wilayahnya mulai Juli 2020. Beberapa opsi muncul seperti
memberlakukan sistem shift, membatasi jumlah pelajar, dan menerapkan protokol kesehatan yang
ada. Di sisi lain, epidemiolog dr. Dicky Budiman menyarankan untuk tidak membuka sekolah sampai
situasi membaik. Dia mengatakan bahwa membuka kembali sekolah itu berisiko, dan mungkin
meningkat ke gelombang kedua virus corona. Siswa dapat kembali bersekolah hanya jika persiapan
sudah selesai dan proses skrining sudah terpenuhi. Selain itu, jika proses skrining tidak terpenuhi,
maka tidak disarankan membuka kembali sekolah karena berbahaya. Pada akhirnya, sekolah offline
hanya bisa dilakukan jika keadaan di negara kita membaik, atau zero case. Karena kasusnya masih
meningkat akhir-akhir ini, sekolah online adalah pilihan terbaik untuk menghindari kluster baru.

Anda mungkin juga menyukai