1. Pendekatan Konsep
2. Pendekatan Proses
3. Pendekatan Deduktif
Jenis-jenis
4. Pendekatan Induktif
5. Pendekatan STM
6. Pendekatan Saintifik
Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran secara
langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa
untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
National Science Teachers Association (NSTA) (1990:1) memandang STM sebagai the teaching
and learning of science in thecontext of human experience. STM dipandang sebagai proses pembelajaran
yang senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini peserta didik diajak
untuk meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan konsep dan proses sains dalam kehidupan
sehari-hari.
Pendekatan inilah yang menjadi embrio dalam pendekatan saintifik. Dalam pendekatan ini telah
dirancang bahwa belajar itu merupakan proses pencarian pengetahuan, pemahaman, serta skill yang
harus dilakukan secara sistematis sesuai kaidah dan langkah ilmiah. Hal ini didasarkan pada hakikat
manusia yang selalu ingin tahu dengan cara melakukan pembuktian dari apa yang dilihat, di dengar dan
dirasakan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran juga diterapkan langkah-langkah ilmiah.
Pendekatan Kontruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu bahwa pendekatan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak
dengan tiba-tiba (Suwarna,2005).
Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur kognitif seorang akan
berkembang dan berubah apabila mendapat pengetahuan atau pengalaman baru. Rumelhart dan Norman
(1978) menjelaskan seseorang akan dapat membina konsep dalam struktur kognitifnya dengan
menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sedia ada padanya dan proses ini dikenali
sebagai accretion.
Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran kerena belajar digalakkan
membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang
sedia ada pada mereka. Dalam proses ini, pelajar dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu
perkara.
1. Metode Ceramah
2. Metode Demonstrasi
3. Metode Diskusi
Jenis-jenis
Ada beberapa alasan mengapa metode ceramah sering digunakan. Alasan ini sekaligus merupakan
keunggulan metode ini :
-1) Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan
2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.
3) Ceramah dapat memberikan pokok – pokok materi yang perlu ditonjolkan
4) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas
5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar,
antara lain :
1) Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan
ide – ide.
2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
3) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu,
diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya :
1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan
berbicara.
2) Kadang – kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3) Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang – kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.
Akibatnya, kadang – kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim
pembelajaran (Sanjaya, 2013).
Metode pemberian tugas belajar resitasi sering disebut metode pekerjaan rumah yaitu metode
dimana siswa diberi tugas di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini siswa dapat mengerjakan
tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi dapat diperpustakaan, di laboratorium, di kebun percobaan, dan
sebagainya untuk dipertanggung jawabkan kepada guru.