25
Akidah dan Seputarnya
1 Yang dimaksud adalah hadits yang diriwayatkan oleh 'Utsman bin Hunaif: bahwa seorang laki-laki buta
datang ke hadapan Nabi a seraya berkata: "Berdoalah kepada Allah agar menganugerahiku afiat
(kesehatan)". Lalu beliau bersabda: "Engkau boleh pilih; aku doakan sekarang untukmu atau aku
urungkan dan ini adalah baik bagimu". Orang tersebut berkata: "Berdoalah kepadaNya sekarang".
Kemudian beliau menyuruhnya agar berwudhu', lalu dia berwudhu' dengan sempurna, kemudian shalat
dua rakaat dan berdoa dengan doa ini:
ِ א ِ ِ ِإ ِّ َ َ ْ ُ َِכ ِإ َ ر، ُ َ ُ َא. ِ َ ْ َא ُ ِإ ِّ أَ ْ َ ُ َכ َوأَ َ َ ُ ِإ َ َכ ِ َ ِ ِ َכ ُ َ ٍ َ ِ ِ א
ْ َ َ ْ َّْ ْ ّ ّ ْ
. ِ ُ ْ ِّ َ ُ ََ ِ ِه َ َ ْ ِ ِ א
ْ
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu dan menghadap kepadaMu melalui NabiMu,
Muhammad, Nabi rahmat. Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku melaluimu
dalam hajatku ini sehinggga engkau dapat memutuskannya untukku. Ya Allah, anugerahilah ia syafaatMu
untukku". (HR. Ahmad, Juz 8, hal. 138; at-Tirmidzi, kitab ad-Da'awat, no. 3578; an-Nasa`i, kitab 'Amal
al-Yaum Wa al-Lailah, hal. 204 serta Ibnu Majah, Kitab Iqamah ash-Shalah, no. 1358).
26
Akidah dan Seputarnya
27
Akidah dan Seputarnya
28
Akidah dan Seputarnya
selain Allah, baik untuk para wali, jin, berhala-berhala atau para
makhluk lainnya adalah perbuatan syirik kepada Allah dan terma-
suk perbuatan orang-orang jahiliyah dan musyrikin.
Allah q berfirman,
¯ ® ¬ « ª © ¨ § ¦ ¥ ¤ £{
z ¸ ¶ µ ´ ³ ² ±°
"Katakanlah, 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagiNya;
dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah
orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)'." (Al-
An'am: 162-163).
Yang dimaksud dengan 'an-Nusuk' (pada kalimat: Wa nusuki,
pent.) di dalam ayat tersebut adalah 'adz-Dzabhu' (penyembelihan).
Dalam ayat tersebut, Allah q menjelaskan bahwa menyembelih
untuk selain Allah adalah perbuatan syirik kepadaNya sama halnya
dengan shalat untuk selain Allah.
Dalam ayat lain, Allah berfirman,
z } | { z y x w v{
"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang
banyak, maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah."
(Al-Kautsar: 1-2).
Dalam surat ini, Allah q memerintahkan kepada nabiNya agar
melakukan shalat untuk Rabbnya dan menyembelih untukNya. Ini
berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Ahli Syirik, yaitu bersujud
kepada selain Allah dan menyembelih untuk selainNya.
Demikian pula dalam Firman-firmanNya yang lain,
zl k j i h g{
"Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia." (Al-Isra': 23).
zp o n m l k j i h{
29
Akidah dan Seputarnya
.ِ َ َ َ א ُ َ ْ َذ َ َ ِ َ ِ א
ْ
"Allah melaknat siapa pun yang menyembelih untuk selain Allah."2
Sedangkan ucapan seseorang, "Aku meminta kepada Allah
melalui (dengan) hak para waliNya", "melalui jah para waliNya",
"melalui hak Nabi" atau "melalui jah Nabi"; maka ini semua bukan
kategori syirik tetapi bid'ah menurut Jumhur Ulama, di samping
merupakan salah satu sarana kesyirikan sebab berdoa adalah ibadah
dan tata caranya bersifat tauqifiyyah. Selain itu, tidak ada hadits yang
diriwayatkan secara shahih dari Nabi kita yang mengindikasikan
bahwa bertawassul melalui hak, atau jah salah seorang dari makhluk
adalah disyariatkan atau dibolehkan sehingga tidak boleh bagi se-
orang Muslim menciptakan sendiri (mengada-adakan) suatu bentuk
tawassul yang tidak disyariatkan oleh Allah q. Hal ini berdasarkan
FirmanNya,
.َ ْ أَ ْ َ َث ِ أَ ْ ِ َא ٰ َ א َ א َ ْ َ ِ ْ ِ َ ُ َ َرد
ْ
"Barangsiapa yang mengada-adakan perkara baru di dalam urusan
kami ini (Din ini) sesuatu yang tidak terdapat di dalamnya, maka ia
tertolak."3
30
Akidah dan Seputarnya
.َ َ ْ ِ أَ ْ ُ َא َ ُ َ َرد ِ
َ َْ ً َ َ َ َ ْ َ
"Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan (dalam Din ini)
yang tidak termasuk dari perkara kami, maka ia tertolak."4
Makna sabda beliau َردadalah tertolak bagi pelakunya dan
tidak diterima.
Oleh karena itu, wajib bagi kaum Muslimin untuk mengikat
diri dengan syariat Allah dan berhati-hati dari perbuatan yang di-
ada-adakan oleh manusia alias bid'ah.
Sedangkan tawassul yang disyariatkan adalah dengan cara
bertawassul melalui Asma' dan ShifatNya, mentauhidkanNya dan
amal-amal shalih yang di antaranya adalah beriman kepada Allah
dan RasulNya, mencintai Allah dan RasulNya dan amal-amal ke-
bajikan dan kebaikan semisal itu. Dalil-dalil yang memperkuat hal
itu banyak sekali, di antaranya Firman Allah q,
z hg f e d c {
"Hanya milik Allah asma`ul husna, maka mohonlah kepadaNya dengan
menyebut asma`ul husna itu." (Al-A'raf: 180).
Di antaranya pula, sebagaimana doa yang didengar oleh Nabi
a dari seseorang yang mengucapkan,
ُ ِإ ٰ ـ َ ِإ أَ ْ ـ َ א ْ َ َ ـ َ ،ُ א َ َ ُ َכ ِ َ ِّ ْ أَ ْ َ ُ أَ َכ أَ ْ ـ َ
ْأ
ِ ِإ
ّْ ُ
َא
. ٌ َ ًَ א أ ُ ْ َ ُ ُכ َ َ ِ ْ َو َ ُ ْ َ ْ َو َ َ ُכ ِ ْي א َ ُא
ْ ْ ْ
3 Muttafaq 'Alaih; Shahih al-Bukhari, Kitab ash-Shulhu, no. 2697; Shahih Muslim, Kitab al-Aqdhiyah, no.
1718.
4 Diriwayatkan secara mu'allaq oleh Imam al-Bukhari, Kitab al-Buyu', bab an-Najasi dan dalam Kitab al-
I'tisham, bab Idza Ijtahada al-Amil. Riwayat ini diriwayatkan secara maushul (bersambung) di dalam
Shahih Muslim, Kitab al-Aqdhiyah, no. 1718.
31
Akidah dan Seputarnya
5 Dikeluarkan oleh para pengarang empat Kitab Sunan: Abu Daud, Kitab ash-Shalah, no. 1493; at-Tirmidzi,
Kitab ad-Da'awat, no. 3475; an-Nasa`i, as-Sunan al-Kubra, no. 7666; Ibnu Majah, Kitab ad-Du'a, no.
2857. Dan Ibnu Hibban, bab Ihsan, no. 891; dishahihkan oleh beliau sendiri.
32
Akidah dan Seputarnya
Jawaban:
Mencela ad-Dahr ada tiga kategori:
Pertama, bila yang dimaksud adalah sebagai berita belaka bu-
kan maksud mencela, maka ini hukumnya boleh. Seperti perkataan
seseorang, "Cuaca panas hari ini membuat kita letih", atau disebab-
kan cuaca yang dingin, dan semisalnya karena semua perbuatan ter-
gantung kepada niatnya sementara lafazh tersebut boleh diungkap-
kan bila hanya sekedar berita.
Kedua, seseorang mencela ad-Dahr karena beranggapan bahwa
ia adalah pelaku sesuatu, seperti bila yang dimaksudkannya dengan
celaannya itu, bahwa ad-Dahr (masa) itulah yang dapat merubah
kondisi menjadi baik atau jelek. Maka, ini adalah perbuatan syirik
akbar (syirik paling besar) sebab orang tersebut telah berkeyakinan
ada Khaliq lain yang sejajar dengan Allah. Artinya, dia telah me-
nisbatkan (menyandarkan) kejadian-kejadian kepada selain Allah.
Ketiga, Seseorang mencela ad-Dahr dengan keyakinannya bah-
wa pelaku sesuatu itu adalah Allah akan tetapi dia mencelanya ka-
rena ia adalah wadah bagi semua hal-hal yang tidak disukai. Maka,
ini haram hukumnya karena menafikan wajibnya bersabar. Jadi,
perbuatan ini bukan kekufuran karena orang tersebut tidak men-
cela Allah secara langsung. Andaikata, dia mencela Allah secara
langsung, maka pastilah dia telah kafir hukumnya.
Kumpulan Fatwa dan Risalah Syaikh. Ibnu Utsaimin, Juz I, hal. 197-198.
33
Akidah dan Seputarnya
Allah terjadi) inilah yang perlu dirinci lebih lanjut; yaitu bahwa
sesuatu yang sudah diqadha tidak sama dengan posisi qadha itu
sendiri sebab qadha adalah perbuatan Allah sementara sesuatu yang
telah diqadha adalah hasil dari perbuatan Allah tersebut. Qadha yang
merupakan perbuatan Allah, wajib kita ridhai dan tidak boleh sama
sekali dalam kondisi apapun menggerutu (dongkol) terhadapnya.
Sementara sesuatu yang diqadha itu terbagi kepada beberapa
jenis:
Pertama, sesuatu yang wajib diridhai
Kedua, sesuatu yang haram diridhai
Ketiga, sesuatu yang dianjurkan untuk diridhai
Sebagai contoh, perbuatan maksiat merupakan sesuatu yang
sudah diqadha oleh Allah akan tetapi ridha terhadap perbuatan mak-
siat adalah haram meskipun terjadi atas qadha Allah. Siapa yang
memandang kepada perbuatan maksiat dari aspek qadha yang
merupakan perbuatan Allah, maka wajib baginya untuk ridha dan
berkata, "Sesungguhnya Allah q Maha Bijaksana, andaikata bukan
karena hikmah (kebijaksanaanNya) terhadap hal ini, tentu itu tidak
akan terjadi." Sedangkan dari aspek sesuatu yang sudah diqadha,
yaitu ia sebagai perbuatan maksiat terhadap Allah, maka wajib bagi
anda untuk tidak meridhainya. Wajib pula bagi anda untuk berusaha
menghilangkan perbuatan maksiat ini dari diri anda atau dari selain
anda.
Sedangkan jenis sesuatu yang sudah diqadha tetapi wajib di-
ridhai hukumnya sama dengan sesuatu yang wajib secara syar'i sebab
Allah telah memutuskannya secara kauni dan syariat. Karenanya,
wajib meridhainya dari aspek ia sebagai qadha dan ia sebagai sesuatu
yang sudah diqadha.
Jenis ketiga yang dianjurkan untuk diridhai dan wajib bersabar
atasnya adalah berupa musibah-musibah yang sudah terjadi. Musi-
bah yang sudah terjadi, dianjurkan untuk ridha terhadapnya, bukan
wajib, menurut mayoritas ulama, akan tetapi yang wajib adalah
bersabar atasnya. Jadi, perbedaan antara sabar dan ridha, bahwa
sabar bersumber dari ketidaksukaan manusia terhadap suatu
kejadian akan tetapi dia tidak boleh melakukan sesuatu yang ber-
34
Akidah dan Seputarnya
v utsrqponmlkj ih gf{
z }| { z y x w
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan
berada di tepi (tidak dengan penuh keyakinan); maka jika mempe-
roleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa
oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang (kembali kafir). Rugilah
ia di dunia dan di akhirat." (Al-Hajj: 11).
Kedua: Direfleksikan dengan lisan, seperti berdoa dengan um-
patan 'celaka', 'hancurlah' dan sebagainya; perbuatan ini haram
hukumnya.
35
Akidah dan Seputarnya
z P O N M L KJ{
"Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar." (Al-Anfal: 46).
Tingkatan ketiga, ridha terhadapnya seperti keridhaan seseorang
terhadap musibah yang dialaminya di mana baginya sama saja; ada
dan tidak adanya musibah tersebut. Adanya musibah tidak membuat-
nya sesak dan menanggungnya dengan perasaan berat. Sikap seperti
ini dianjurkan tetapi bukan suatu kewajiban menurut pendapat yang
kuat.
Perbedaan antara tingkatan ini dengan tingkatan sebelumnya
amat jelas sekali, sebab dalam tingkatan ini ada dan tidak adanya
musibah sama saja bagi orang yang mengalaminya sementara pada
tingkatan sebelumnya, adanya musibah dirasakan sulit baginya te-
tapi dia bersabar atasnya.
Tingkatan keempat, bersyukur atasnya. Ini merupakan tingkatan
paling tinggi. Hal ini direfleksikan oleh orang yang mengalaminya
dengan bersyukur kepada Allah atas musibah apa saja yang dialami.
Dalam hal ini, dia mengetahui bahwa musibah ini merupakan sebab
36
Akidah dan Seputarnya
ُ َ ُ ِ א ْ َכ ِ ِ ٍ ِ ِ
.אכ َ א َ ُ ْ َ َ א ْ ُ ْ َ ُ ْ ُ א ْ ُ ْ َ ِإ َכ َ א ُ ِ َ א
"Tiada suatu musibah pun yang menimpa seorang Muslim, melain-
kan dengannya Allah hapuskan (dosa-dosa kecil) darinya sampai-
sampai sebatang duri pun yang menusuknya."6
Kumpulan Fatwa dan Risalah Syaikh Ibnu Utsaimin, Juz II, hal. 109-111.
` _ ~ } | { z y x w v u{
zba
6 Shahih al-Bukhari, Kitab al-Mardla, no. 5640; Shahih Muslim, Kitab al-Birr wa ash-Shilah, no. 2572.
37
Akidah dan Seputarnya
z q p o n m{
"Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Mahatinggi
lagi Mahabesar." (Ghafir: 12).
z ¿¾ ½ ¼ » º ¹ ¸ {
"KepadaNyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang
shalih dinaikkanNya." ( Fathir: 10).
z Ð Ï Î Í ÌË Ê É {
38
Akidah dan Seputarnya
q p o n m l k j i h g f e d{
z } | { z yx w v u t s r
"Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit
bahwa Dia menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga de-
ngan tiba-tiba bumi itu bergoncang, atau apakah kamu merasa aman
terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai
yang berbatu? Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat
mendustakan) peringatanKu." (Al-Mulk: 16-17).
Allah telah menjelaskan secara gamblang dalam banyak ayat
di dalam kitabNya yang mulia bahwa Dia berada di langit, di ke-
tinggian dan hal ini selaras dengan indikasi ayat-ayat seputar 'is-
tiwa''.
Dengan demikian, diketahui bahwa perkataan ahli bid'ah bah-
wa Allah q berada di setiap tempat (di mana-mana) tidak lain ada-
lah sebatil-batil perkataan. Ini pada hakikatnya adalah madzhab
'al-Hulul' (semacam reinkarnasi, pent.) yang diada-adakan dan se-
sat bahkan merupakan kekufuran dan pendustaan terhadap Allah
q serta pendustaan terhadap RasulNya a di mana secara shahih
bersumber dari beliau menyatakan bahwa Rabbnya berada di la-
ngit, seperti sabda beliau,
ِ
אء؟ أَ َ َ ْ َ ُ ْ ِ َوأَ َא أَ ِ ُ َ ْ ِ א
َ ْ ْ
"Tidakkah kalian percaya kepadaku padahal aku ini adalah amin
(orang kepercayaan) Dzat Yang berada di langit?"7
Demikian pula yang terdapat di dalam hadits-hadits tentang
Isra' dan Mi'raj serta selainnya.
Majalah ad-Da’wah, vol.1288, Fatwa Syaikh Ibnu Baz.
7 Shahih al-Bukhari, Kitab al-Maghazi, no. 4351; Shahih Muslim, Kitab az-Zakah, no. 144, 1064.
39
Akidah dan Seputarnya
40
Akidah dan Seputarnya
41
Akidah dan Seputarnya
zwvutsrqponml{
"Hai sekalian manusia, sembahlah Rabb kamu Yang telah mencipta-
kanmu dan orang-orang sebelum kamu, semoga kamu bertakwa." (Al-
Baqarah: 21).
z RQ P O {
"Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan (permintaan) kamu."
(Ghafir: 60).
z p o n m l k j i h{
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan)
agama yang lurus." (Al-Bayyinah: 5).
z¬ « ª © ¨{
"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam ke-
sulitan apabila ia berdoa kepadaNya?" (An-Naml: 62).
Ç Æ ÅÄ Ã Â Á À ¿ ¾ ½¼ » º ¹ ¸ ¶{
zÊ É È
"Dan barangsiapa menyembah ilah yang lain di samping Allah, padahal
tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya
perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang yang
kafir itu tiada beruntung." (Al-Mukminun: 117).
Dalam ayat ini, Allah menamakan mereka sebagai 'orang kafir'
karena mereka memohon kepada selainNya.
z o n m l k j i h g{
"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah.
Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di
samping (menyembah) Allah." (Al-Jinn: 18).
z y x w v ut s r q p {
e dc ba` _~} |{
42
Akidah dan Seputarnya
q p o nm l k j ih g f
zs r
"Yang (berbuat) demikian itulah Allah Rabbmu, kepunyaanNyalah
kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tia-
da mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru
mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka men-
dengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di
Hari Kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada
yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang
diberikan oleh Yang Maha Mengetahui." (Fathir: 13-14).
Dalam ayat-ayat tersebut, Allah q menjelaskan bahwa orang-
orang yang dimohonkan oleh mereka seperti para rasul, wali atau
selain mereka tidak dapat mendengar karena mereka terdiri dari
orang yang sudah mati, orang yang sibuk berbuat taat kepada Allah
seperti halnya para malaikat, orang yang ghaib (tidak berada di
tempat) sehingga tidak mendengar apa yang mereka mohon atau
berupa benda mati sehingga tidak dapat mendengar ataupun me-
nanggapi. Kemudian Allah q menginformasikan bahwa andaikata
mereka mendengar, niscaya mereka tidak akan mengabulkan doa
(permohonan) mereka dan mereka akan mengingkari kesyirikan
yang mereka lakukan. Dari sini, diketahui bahwa Allah q -lah Yang
Maha Mendengar doa (permohonan) dan mengabulkan permo-
honan orang yang memohon bila Dia menghendaki. Dialah Yang
dapat memberikan manfaat dan menimpakan mudharat, Yang
memiliki segala sesuatu dan Mahakuasa atas segala sesuatu.
Oleh karena itu, wajib berhati-hati dari beribadah dan meng-
gantungkan diri kepada selainNya, baik kepada orang-orang yang
telah mati, orang-orang yang tidak berada di tempat (ghaib), benda
mati dan makhluk lainnya selain mereka, yang semuanya tidak da-
pat mendengar permohonan orang yang memohon dan tidak mam-
pu memberikan manfaat atau menimpakan mudharat.
Sedangkan terhadap orang yang masih hidup dan berada di
tempat (hadir) serta mampu, maka tidak apa-apa meminta tolong
kepadanya terhadap hal yang tidak mampu dia lakukan. Hal ini
sebagaimana yang terjadi dalam kisah Nabi Musa di dalam FirmanNya,
43
Akidah dan Seputarnya
z f e d c b a ` _{
"Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepada-
nya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya." (Al-Qashash:
15).
Demikian pula, boleh seorang Muslim meminta tolong di
dalam berjihad dan memerangi musuh kepada saudara-saudara
mereka, kaum Mujahidin. Wallahu Waliyyuttaufiq.
Kumpulan Fatwa dan Beragam Artikel dari Syaikh Ibnu Baz, Juz V, hal. 359-361.
s r q p o n m l k{
} | { z yx w v ut
©¨§¦¥¤£¢
¡ ~
³² ±°¯®¬«ª
ÁÀ¿¾ ½¼»º¹¸¶µ´
z ÃÂ
"Orang-orang yahudi berkata, "Uzair itu putera Allah" dan orang-
orang nasrani berkata, "Al-Masih itu putera Allah." Demikian itulah
ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan
orang-orang kafir terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana
44
Akidah dan Seputarnya
z rq p o n m l k j i h {
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, 'Sesungguh-
nya Allah itu adalah al-Masih putera Maryam' ." (Al-Maidah: 17).
z b a ` _ ~ } | {{
"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, 'Bahwa-
sanya Allah salah satu dari yang tiga'." (Al-Maidah: 73).
b a ` _ ^ ] \ [ Z Y{
z ed c
"Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud
dan 'Isa putera Maryam." (Al-Maidah: 78).
z ¤ £ ¢ ¡ ~ } | { z{
"Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang
musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam." (Al-Bayyinah: 6).
Masih banyak sekali ayat-ayat dan hadits-hadits tentang ma-
salah ini; barangsiapa yang mengingkari kekufuran orang-orang
Yahudi dan Nasrani yang tidak beriman kepada Muhammad a
dan mendustakannya, berarti dia telah mendustakan Allah q. Men-
dustakan Allah adalah kekufuran dan barangsiapa yang ragu ter-
hadap kekufuran mereka, maka tidak dapat disangkal lagi keku-
furannya pula.
Subhanallah! Bagaimana orang tersebut (penceramah, pent.)
tega berkata, "Sesungguhnya tidak boleh melabelkan 'kafir' kepa-
45
Akidah dan Seputarnya
z « ª © ¨ §{
"Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu me-
reka bersikap lunak (pula kepadamu)." (Al-Qalam: 9).
Karenanya, hendaknya dia tidak bertawar-menawar dengan
mereka dalam hal kekufuran mereka. Dan semestinya, dia menje-
laskan kepada siapa pun bahwa mereka itu kafir dan termasuk
penghuni neraka. Dalam hal ini, Nabi a bersabda,
46
Akidah dan Seputarnya
ٍ ِ ِ َ َر ُ ٌ ِ ْ أَ ْ ِ א ْ ِכ:אن
ِ
َ ُ ِ َ َ אب آ َ َ ِ َ ِ ِّ َوآ َ ْ ََ َ َ ٌ َ ُ ْ أ
... َ َ ِ َو َْ َ ُ
َ א
"Tiga orang yang akan mendapatkan dua pahala (sekaligus): (pertama),
seorang dari kalangan Ahli Kitab yang beriman kepada Nabinya
(Musa atau 'Isa t) dan juga beriman kepada Nabi Muhammad
a, … dst."9
Saya juga sudah mendapatkan komentar dari pengarang buku
'al-Iqna' Fi Hukm al-Murtad' setelah memaparkan hadits di atas dan
beberapa kalimat: "… Atau tidak mengkafirkan orang yang menga-
nut agama selain Islam, seperti orang-orang Nasrani, atau ragu
terhadap kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka,
maka dia adalah Kafir."
Sebagaimana yang dinukil dari Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah,
dia berkata, "Barangsiapa yang berkeyakinan bahwa gereja-gereja
itu adalah rumah-rumah Allah, bahwa Allah disembah di dalam-
nya serta apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani
adalah bentuk ibadah kepada Allah dan ketaatan kepadaNya dan
RasulNya atau (berkeyakinan) bahwa Allah q menyukai hal itu
dari mereka, meridhai mereka atau memberikan pertolongan ke-
pada mereka di dalam menaklukkan dan mendirikan syiar dien
mereka serta (berkeyakinan juga) bahwa hal itu adalah bentuk
taqarrub (mendekatkan diri) atau ketaatan, maka dia telah kafir."
Pada bagian lain di dalam buku tersebut, Syaikhul Islam me-
ngatakan, "Barangsiapa yang meyakini bahwa mengunjungi Ahli
Dzimmah (orang kafir yang mendapatkan jaminan keamanan dari
pemerintahan Islam, pent.) di gereja-gereja mereka adalah bentuk
taqarrub kepada Allah, maka dia telah murtad."
Orang yang mengatakan seperti ini, hendaknya bertaubat
kepada Rabbnya dari ucapan yang maha dusta ini dan mengumum-
kan secara terang-terangan bahwa mereka itu adalah kafir, termasuk
para penghuni neraka serta wajib bagi mereka untuk mengikuti Nabi
9 Hadits selengkapnya pada Shahih al-Bukhari, Kitab al-'Ilm, no. 97; Shahih Muslim, Kitab al-Iman, no.
153.
47
Akidah dan Seputarnya
l k j i h g f e d{
ts rqponm
}|{z yxwvu
g f e d c ba ` _ ~
z q p o n ml k j i h
"(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada
di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan
melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan
bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-
belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya
yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur`an), mereka itulah
orang-orang yang beruntung." (Al-A'raf: 157).
Hal tersebut merupakan berita gembira yang disampaikan
oleh 'Isa bin Maryam sendiri. Beliau sendiri yang mengatakannya
sebagaimana yang dikisahkan oleh RabbNya,
R Q P O N M L K J I H G F{
za`_^]\[ZYXWVUTS
"'Hai bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu,
membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan mem-
beri kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan
datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad) '. Maka
tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti
yang nyata, mereka berkata, 'Ini adalah sihir yang nyata'." (Ash-
Shaff: 6).
Untuk apa dia datang kepada mereka? Siapa yang datang?
48
Akidah dan Seputarnya
z kjihgfedc ba`_{
"Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-
kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (Ali Imran: 85).
t s r q p o n m l k{
z vu
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan
telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam
49
Akidah dan Seputarnya
| { z y x w v u t s r{
¬«ª©¨§¦¥¤ £¢¡~}
50
Akidah dan Seputarnya
zµ´³²±°¯®
"Katakanlah, 'Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit
dan bumi; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, yang
menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah kamu kepada
Allah dan RasulNya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah
dan kepada kalimat-kalimatNya (kitab-kitabNya) dan ikutilah dia,
supaya kamu mendapat petunjuk'." (Al-A'raf: 158).
Ini semua lebih memperkuat pernyataan kami sebelumnya
pada awal jawaban kami dan juga bukan lagi hal yang pelik. Dan
Allah-lah tempat memohon pertolongan.
Kumpulan Fatwa dan Risalah Syaikh Ibnu Utsaimin, Juz III, hal. 18-23.
JIHGFEDCBA{
51
Akidah dan Seputarnya
V UTSRQ PONMLK
zXW
"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan
Anshar), mereka berdoa, 'Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan
saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap
orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau
Maha Penyantun lagi Maha Penyanyang'." (Al-Hasyr: 10).
Dia sendiri tidak dapat memberikan manfaat kepada siapa
pun karena kondisinya sebagai mayat, jasad tak bernyawa yang
tidak bisa membentengi dirinya dari marabahaya apalagi terha-
dap selainnya. Dia juga tidak dapat mendatangkan manfaat buat
dirinya apalagi buat orang lain selain dirinya, karenanya dia amat
membutuhkan manfaat (jasa) yang diupayakan oleh saudara-sau-
daranya sementara dia tidak dapat memberikan manfaat kepada
mereka.
Kedua, Orang-orang yang karena ulah perbuatan-perbuatan
mereka sendiri, menyeret mereka kepada kefasikan yang menge-
luarkan dari dien ini, seperti mereka yang mengaku-aku sebagai
para wali, mengetahui hal yang ghaib, dapat menyembuhkan pe-
nyakit serta dapat mendatangkan kebaikan dan manfaat melalui
sebab-sebab yang tidak diketahui secara fisik dan syara'. Mereka
itulah orang-orang yang telah meninggal dunia dalam kekafiran,
tidak boleh berdoa untuk mereka, juga tidak boleh memohonkan
rahmat buat mereka. Hal ini berdasarkan Firman Allah,
\ [ Z Y X W V U T S{
i h g f e d cb a ` _ ^ ]
utsr qpon ml kj
z _ ~ } | { zy x w v
"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman
memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walau-
pun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas
52
Akidah dan Seputarnya
z Ù Ø × Ö Õ Ô Ó ÒÑ Ð Ï Î Í Ì{
"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (da-
tangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya
kepadaNyalah kamu meminta pertolongan." (An-Nahl: 53).
Nasehat saya untuk mereka juga agar tidak hanya mentaklid
(mengikuti tanpa dasar ilmu) dalam urusan Din mereka dan hen-
daknya mereka tidak mengikuti siapa pun selain Rasulullah a se-
bagaimana Firman Allah,
Î Í Ì Ë Ê É È Ç Æ Å Ä Ã Â Á{
z Ò Ñ ÐÏ
53
Akidah dan Seputarnya
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) Hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Al-
Ahzab: 21).
z e d c b a ` _ ^{
"Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihimu'." (Ali Imran: 31).
Seluruh kaum Muslimin wajib menimbang perbuatan orang
yang mengklaim sebagai wali tersebut dengan timbangan Kitabullah
dan as-Sunnah; jika sesuai dengan keduanya, maka semoga saja dia
termasuk salah seorang dari para wali Allah, dan jika dia menyelisihi
Kitabullah dan as-Sunnah, maka dia bukanlah wali Allah sebab
Allah sendiri berfirman,
LK JIHGFEDCBA{
zPONM
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-
orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa." (Yunus: 62-63).
Siapa saja yang beriman dan bertakwa, maka dialah wali Allah
dan siapa saja yang bukan demikian, dia bukanlah waliNya. Siapa
saja yang ada padanya sebagian iman dan takwa, maka padanya
sesuatu dari kewalian itu, meskipun demikian, kita tidak dapat
memastikan adanya sesuatu itu pada sosok tertentu akan tetapi kita
akan mengatakannya secara keseluruhan bahwa setiap orang yang
beriman dan bertakwa, maka dialah wali Allah.
Ketahuilah, bahwa Allah bisa saja menguji seseorang dengan
salah satu dari hal-hal ini; bisa jadi seseorang menggantungkan hati-
nya kepada sebuah kuburan lalu memohon kepada penghuninya
atau mengambil sesuatu dari tanahnya untuk mencari berkah lantas
terkabul keinginannya. Itu adalah cobaan dari Allah terhadap orang
ini sebab kita mengetahui bahwa kuburan tersebut tidak dapat me-
ngabulkan permohonan, demikian pula tanah itu tidak dapat
dijadikan sebagai penyebab hilangnya suatu marabahaya atau dida-
54
Akidah dan Seputarnya
Ê É È Ç Æ Å Ä Ã Â Á À ¿ ¾ ½{
H G F E D C B AÏ Î Í Ì Ë
zJ I
"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah
sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan
(doanya) sampai Hari Kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan)
doa mereka. Dan apabila manusia dikumpulkan (pada Hari Kiamat)
niscaya sembahan-sembahan mereka itu menjadi musuh mereka dan
mengingkari pemujaan-pemujaan mereka." (Al-Ahqaf: 5-6).
z y x w v u t s r q p o{
z b a ` _ ~ }| {
"Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat
membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat
orang. (Berhala-berhala itu) benda mati tidak hidup, dan berhala-
berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan
dibangkitkan." (An-Nahl: 20-21).
Dan ayat-ayat yang semakna dengan itu banyak sekali yang
menunjukkan bahwa setiap orang yang memohon kepada selain
Allah, maka ia tidak akan dapat mengabulkan permohonan tersebut
dan tidak akan bermanfaat bagi si pemohonnya, akan tetapi bisa saja
apa yang diinginkannya dalam permohonannya tersebut terkabul
ketika dia memohon (berdoa) kepada selain Allah sebagai fitnah dan
ujian dariNya.
Kami tegaskan, jika sesuatu yang diinginkan itu terkabul ketika
berdoa tersebut, yakni doa yang dimohonkan kepada selain Allah,
bukan lantaran doanya itu sendiri (hal itu terkabul, pent.). Dalam hal
ini adalah berbeda antara pengertian sesuatu terjadi dengan (karena)
sesuatu dan sesuatu terjadi di sisi sesuatu secara kebetulan (ketika
melakukan sesuatu itu)-, maka kita mengetahui secara yakin ber-
dasarkan ayat-ayat yang banyak sekali yang disebutkan oleh Allah
q di dalam kitabNya bahwa permohonan kepada selain Allah
55
Akidah dan Seputarnya
¤ £ ¢ ¡ ~ } | {{
¯®¬«ª© ¨§¦¥
z » º ¹ ¸ ¶ µ ´³ ² ±°
"Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di de-
kat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu
datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka tera-
pung-apung di permukaan air, dan di hari-hari bukan Sabtu, ikan-ikan
itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka
disebabkan mereka berlaku fasik." (Al-A'raf: 163)
Dan FirmanNya,
dc ba` _~}|{zy{
z o n m l k ji h g f e
56
Akidah dan Seputarnya
z y x w v u t s r q p{
z © ¨ § ¦ ¥ ¤ £ ¢ ¡ ~ } | {
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah akan menguji
kamu dengan sesuatu dari binatang buruan yang mudah didapat oleh
tangan dan tombakmu supaya Allah mengetahui orang yang takut
kepadaNya, biarpun ia tidak dapat melihatNya. Barangsiapa yang
melanggar batas sesudah itu, maka baginya azab yang pedih." (Al-
Maidah: 94).
Buruan-buruan itu dengan mudah dapat mereka tangkap; bu-
ruan biasa dapat mereka tangkap dengan tangan sedangkan buruan
yang berupa burung, dapat mereka bunuh dengan tombak. Ini
semua gampang sekali bagi mereka akan tetapi mereka lebih takut
kepada Allah q sehingga tidak berani menangkap satupun dari
buruan-buruan tersebut.
Demikian seharusnya seseorang wajib bertakwa kepada Allah
q manakala faktor yang menyebabkan dilakukannya perbuatan
yang diharamkan telah ada di depan mata, dan tidak malah nekat
57
Akidah dan Seputarnya
58
Akidah dan Seputarnya
z ih g f e d c b a ` _ ^{
"Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu'."
(Ali Imran: 31).
Makna ayat tersebut, "Katakanlah hai Rasul kepada manusia:
'Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan
mencintai kamu." Yang dituju dalam perintah tersebut adalah Nabi
Muhammad a. Seolah maknanya, "Katakanlah wahai Muhammad
kepada manusia yang mengklaim cinta kepada Allah, 'Jika kamu
mencintai Allah, maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai
kamu'."
Demikian pula dengan Firman Allah,
z xw v u t s r q p {
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa
yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (Al-Hasyr: 7).
Dan FirmanNya,
z m l k j i h g f e{
"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul,
supaya kamu diberi rahmat." (An-Nur: 56).
Yang wajib ditaati adalah Allah dan RasulNya, tidak boleh taat
kepada manusia manapun setelah Rasulullah a kecuali jika per-
kataannya sejalan dengan syariat Allah. Setiap orang bisa bersalah
59
Akidah dan Seputarnya
dan benar selain Rasulullah sebab Allah telah menjaganya dari hal
itu terhadap syariat Allah yang disampaikannya kepada manusia.
Allah q berfirman,
N M L K J I H G F E D C B A{
zUT S RQPO
"Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat
dan tidak keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur`an) me-
nurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah
wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." (An-Najm: 1-4).
Oleh karena itu, kita semua wajib mengikuti wahyu yang
dibawa oleh Nabi a, berpegang teguh kepada Dienullah, tidak
tergiur dengan perkataan orang-orang yang ditokohkan, tidak pula
mencari-cari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan, akan tetapi
kita wajib menyodorkan perkataan-perkataan manusia dan penda-
pat mereka kepada Kitabullah dan Sunnah RasulNya; perkataan
yang sesuai dengan Kitabullah dan as-Sunnah atau salah satu dari
keduanya, maka dapat diterima dan bila tidak, maka tidak dapat
diterima. Sebagaimana dalam Firman-firman Allah q berikut:
Ó Ò ÑÐ Ï Î Í Ì Ë Ê É È Ç {
â á àß Þ Ý Ü Û Ú Ù Ø × Ö Õ Ô
z åäã
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-
Qur`an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (An-Nisa`: 59).
z ÉÈ Ç Æ Å Ä Ã Â Á {
"Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terse-
rah) kepada Allah." (Asy-Syura: 10).
60
Akidah dan Seputarnya
t s r q p on m l k j {
z } | { z y x wv u
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus,
maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang
lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya.
Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ber-
takwa." (Al-An'am: 153).
Jadi, bertaklid kepada para syaikh dan mengikuti pendapat-
pendapat mereka tanpa landasan ilmu dan bashirah adalah hal yang
tidak dibolehkan menurut seluruh ulama kaum Muslimin bahkan
harus diingkari menurut ijma' Ahlussunnah wal Jamaah. Perkataan
para ulama yang sesuai dengan al-haq harus diambil karena alasan ia
sesuai dengan al-haq bukan karena ia adalah perkataan si fulan.
Sedangkan perkataan yang menyelisihi al-haq, baik dari perkataan
para ulama atau para syaikh sufi atau selain mereka, wajib ditolak
dan tidak diambil karena alasan ia menyelisihi al-haq, bukan karena
ia adalah perkatan si fulan atau si fulan.
Kumpulan Fatwa dan Beragam Artikel dari Syaikh Ibnu Baz, Juz V, hal. 383-385.
10 Shahih al-Bukhari, Kitab al-Maghazy, no. 4437; Shahih Muslim, Kitab Fadha'il ash-Shahabah, no. 87 dan
2444.
61
Akidah dan Seputarnya
zw v u t s r q p o n {
"Katakanlah, 'Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaha-
raan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib'."
(Al-An'am: 50).
P O N M LK J I H G F E D C B A{
] \ [ Z Y X WV U T S R Q
z_^
"Katakanlah, 'Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan
tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah.
62
Akidah dan Seputarnya
11 Shahih al-Bukhari, Kitab al-Iman, no. 50; Shahih Muslim, Kitab al-Iman, no. 9 dari hadits yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah.
63
Akidah dan Seputarnya
64
Akidah dan Seputarnya
{ z y x w v u t sr q p o n {
z ¥¤ £ ¢ ¡ ~ } |
"Katakanlah, 'Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaha-
raan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib
dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku ini malaikat.
Aku tidak mengikuti kecuali apa yang telah diwahyukan kepadaku'."
(Al-An'am: 50).
P O N M LK J I H G F E D C B A{
^] \[ ZY XWVUTSRQ
z_
"Katakanlah, 'Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku
dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki
Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku mem-
buat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa ke-
mudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan
pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman'." (Al-A'raf:
188).
z y x w v u t s r q p o n m{
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorang pun yang
dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan
memperoleh tempat berlindung selain dariNya'." (Al-Jinn: 22).
Jadi, manakala Rasulullah sendiri tidak ada seorang pun yang
dapat melindunginya dari Allah, apalagi manusia selain beliau ten-
65
Akidah dan Seputarnya
z ~ } | { z y x w v u t s r {
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa
yang dikehendakiNya." (An-Nisa`: 48).
Dan pelakunya ini masuk neraka berdasarkan FirmanNya
pula,
wvutsrqponmlkj{
z zyx
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tem-
patnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang
penolong pun." (Al-Maidah: 72).
Nasehat saya buat orang ini agar dia bertaubat kepada Allah
dari perbuatan yang menggugurkan nilai amal tersebut sebab syirik
menggugurkan amal berdasarkan Firman Allah,
« ª © ¨ § ¦ ¥ ¤ £ ¢ ¡ {
z¯® ¬
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-
nabi) sebelummu, 'Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan
hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang me-
rugi'." (Az-Zumar: 65).
Oleh karena itu, hendaklah dia bertaubat kepada Allah dari
perbuatan ini dan beribadahlah kepada Allah dengan berzikir dan
ibadah-ibadah yang lain sesuai dengan apa yang disyariatkanNya
serta janganlah dia melampauinya dengan melakukan perbuatan-
perbuatan syirik ini. Hendaknya dia selalu memikirkan Firman Allah
ini,
66
Akidah dan Seputarnya
W V U T S RQ P O N M{
z[Z YX
"Dan Rabbmu berfirman, 'Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Ku
perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombong-
kan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam
keadaan hina dina'." (Ghafir: 60).
± ° ¯ ® ¬ « ª © ¨{
z ¸¶ µ ´ ³²
"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam ke-
sulitan apabila ia berdoa kepadaNya, dan yang menghilangkan ke-
susahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di
bumi? Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)?" (An-Naml:
62).
Di samping statusnya sebagai orang musyrik, dia juga dikata-
kan sebagai safih, yang menyia-nyiakan dirinya sendiri sebagaimana
Firman Allah yang lain,
z _~ } | { z y x w v{
67
Akidah dan Seputarnya
"Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, kecuali orang
yang memperbodoh dirinya sendiri." (Al-Baqarah: 130).
Dan FirmanNya,
Ê É È Ç Æ Å Ä Ã Â Á À ¿ ¾ ½{
z ÏÎÍÌË
"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah
sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan
(doanya) sampai Hari Kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan)
doa mereka." (Al-Ahqaf: 5).
Kumpulan Fatwa Tentang Aqidah, Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 394-395.
68
Akidah dan Seputarnya
orang shalih, jin, para malaikat atau berhala-berhala. Sebab, ini se-
mua adalah jenis perbuatan orang-orang musyrik terdahulu seperti
Abu Jahal dan orang-orang sepertinya. Perbuatan tersebut meru-
pakan syirik akbar sementara sebagian orang menamakan syirik je-
nis ini sebagai tawassul yang posisinya di bawah syirik akbar.
Ada lagi, jenis lainnya dari tawassul tersebut yang bukan
termasuk syirik tetapi perbuatan bid'ah dan sarana kesyirikan, yaitu
bertawassul dengan (melalui) jah (kehormatan) para nabi dan orang-
orang shalih atau dengan haq mereka atau dzat (diri) mereka. Wajib
berhati-hati dari kedua jenis ini semua. Orang yang mati dalam
kondisi melakukan jenis pertama di atas, tidak boleh dimandikan,
dishalatkan, dikuburkan di pekuburan kaum Muslimin, didoakan
ataupun disedekahkan untuknya. Hal ini berdasarkan Firman Allah,
\ [ Z Y X W V U T S{
zgfedcba `_^]
"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman me-
mintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walau-
pun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah
jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah peng-
huni neraka Jahannam." (At-Taubah: 113).
Sedangkan bertawassul dengan Asma' Allah dan Shifat-shifat-
Nya, bertauhid dan beriman kepadaNya; maka ini adalah tawassul
yang disyariatkan dan sebagai salah satu faktor penyebab terkabul-
nya doa. Hal ini berdasarkan Firman Allah,
z hg f e d c {
"Hanya milik Allah asma`ul husna, maka mohonlah kepadaNya de-
ngan menyebut asma`ul husna itu." (Al-A'raf: 180).
Juga, berdasarkan hadits yang shahih dari Nabi a bahwa be-
liau mendengar orang yang berdoa dan berkata,
َ ُ א ـ ِ ْي َא ْ َ ُد א ـ، َ ْ َ َ ِإ ٰ َ ِإ أ،ُ א َ ْ ََ ُ َכ ِ َ َכ أ َ ِ
ْ ْ ِإ ّ ْ أ ُ َא
. ٌ َ ََ ُ ُכ ُ ً א أ ْ ُ ْ َ ْ َو َ ْ َ ُכ ِ و
ََْ ْ َ َْ
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu bahwasanya Eng-
69
Akidah dan Seputarnya
kau adalah Allah, tiada ilah (tuhan) yang haq selain Engkau, Yang
Mahatunggal, tempat bergantung, yang tidak beranak dan tidak
diperanakkan serta tidak ada siapa pun yang setara denganNya."
Lalu beliau mengomentari orang tersebut,
ِ ِ َ ِ َ ََ َ ْ َ َل א ِא ِ ِ ِ א ْ َ َ ِ א ِ ي ِ َإذא ِ َ ِ ِ أ
َ َ َوإذא ُد َ ِ أ
.אب َ ْ ُ ْ ْ َ َ
"Sungguh, dia telah memohon kepada Allah dengan namaNya Yang
Mahaagung, yang bila dimintai dengannya, pasti Dia memberi dan
bila dimohonkan dengannya pasti Dia mengabulkan."
Demikian pula bertawassul dengan amal-amal shalih seperti
birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua), menunaikan
amanat, menjaga kesucian diri dari perbuatan yang diharamkan oleh
Allah dan semisalnya. Salah satu contohnya, adalah sebagaimana
terdapat di dalam hadits tentang kisah tiga orang yang terkurung di
dalam sebuah gua. Kisah ini dimuat di dalam kitab ash-Shahihain
(Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, pent.), intinya bahwa mereka
terpaksa harus mampir dan menginap di sebuah gua karena diguyur
hujan. Ketika mereka masuk ke dalamnya, tiba-tiba sebuah batu
besar menggelinding dari atas bukit sehingga mengurung mereka di
dalam gua tersebut. Mereka berusaha keluar namun tidak mampu
sehingga masing-masing mereka saling mengungkapkan bahwa
tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka dari kurungan batu
besar itu kecuali dengan memohon kepada Allah melalui amal-amal
shalih yang pernah mereka perbuat. Mereka pun menghadap
kepada Allah dan memohon kepadaNya dengan sebagian amal-
amal mereka yang baik. Orang pertama dari mereka berkata, "Ya
Allah, sesungguhnya aku memiliki kedua orang tua yang sudah tua
renta dan aku tidak pernah menuangkan air susu sapi sebelum
keduanya, baik untuk isteri maupun untuk anak-anakku. Pada suatu
hari, aku mencari pohon sehingga membuatku berada jauh, maka
tatkala aku mendatangi keduanya untuk menuangkan air susu buat
mereka, aku mendapatkan mereka berdua sedang tidur pulas
namun aku tidak berani membangunkan keduanya dan juga aku
tidak suka menuangkan untuk isteri dan anak-anakku sebelum
keduanya. Akhirnya, aku terus dalam kondisi demikian hingga
fajarpun menyingsing, lalu keduanya bangun dan meminum air
susu tersebut. Ya Allah, Engkau Mahatahu bahwa sesungguhnya jika
70
Akidah dan Seputarnya
71
Akidah dan Seputarnya
12 Shahih al-Bukhari, hadits-hadits tentang para Nabi, no. 3465; Shahih Muslim, Kitab adz-Dzikr wa ad-
Du'a, no. 2743.
72
Akidah dan Seputarnya
Jawaban:
Hadits yang diisyaratkan oleh si penanya tadi kualitasnya
adalah shahih, diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari akan tetapi siapa
saja yang mencermatinya, dia akan mendapatkan bahwa justru (ha-
dits tersebut) merupakan dalil atas tidak dibenarkannya bertawassul
melalui jah (kehormatan) Nabi a atau melalui orang selain beliau.
Hal ini, dikarenakan makna tawassul itu sendiri adalah ٍ َ ْ ـאذ َو ِ ـ ُ َ ِّ ِא
(menjadikan suatu sarana). Dan kata ُ َ ْ ( َא ْ َ ِ ـsarana) maknanya 'sesuatu
yang menyampaikan kepada apa yang dimaksud'. Wasilah yang di-
maksud di dalam hadits tersebut adalah kalimat dalam ucapan Umar
di atas, "…Sesungguhnya kami (sekarang) bertawassul kepadaMu melalui
paman nabi kami, maka turunkanlah hujan bagi kami."13 Maksudnya di sini
adalah bertawassul kepada Allah q dengan doa yang dilakukan oleh
Nabi a sebagaimana yang dikatakan oleh seorang laki-laki,
.אدع א َ ُ ِ ُ َא
ُ ْ َ ُ َ َ َכ ِ ْא َ ْ َ ُאل َوא ْ َ َ َ ِ א،ِ َא َر ُ ْ َل א
ْ ُ
"Wahai Rasulullah, harta kami telah musnah dan semua jalan pun
telah terputus (tidak ada cara lagi yang dapat diupayakan, pent.),
maka berdoalah kepada Allah agar menyelamatkan kami (dengan
menurunkan hujan)."
Demikian pula, karena dalam hadits tersebut, Umar berkata
kepada al-Abbas, "Berdirilah wahai al-Abbas! Berdoalah kepada
Allah", maka dia pun berdoa. Bila benar ini dalam rangka bertawas-
sul melalui jah, maka tentunya Umar akan bertawassul melalui jah
Nabi a sebelum bertawassul melalui al-Abbas sebab jah Nabi a
tentunya lebih mulia di sisi Allah ketimbang jah al-Abbas dan orang
selainnya. Juga, andaikata hadits tersebut dalam rangka bertawassul
melalui jah, tentunya yang lebih pantas dilakukan oleh Amirul
Mukminin, Umar bin al-Khaththab adalah bertawassul melalui jah
Nabi a, bukan jah al-Abbas bin Abdul Muththalib.
Alhasil, bertawassul kepada Allah q melalui doa orang yang
diharapkan terkabulnya doa tersebut karena keshalihannya, hukum-
nya tidak apa-apa. Para sahabat o sendiri bertawassul kepada Allah
q melalui doa Nabi a untuk mereka. Demikian pula dengan Umar
y, dia bertawassul melalui doa al-Abbas bin Abdul Muththalib y.
73
Akidah dan Seputarnya
74
Akidah dan Seputarnya
. ِ ْ ِ ْ آ َ ْ ُ َِכ َو ِ َ ُ ْ ِ َכ َ א ِ ِإ
ُ َא
ْ ّْ
"Ya Allah, sesungguhnya aku telah beriman kepada Engkau dan ke-
pada NabiMu, maka ampunilah aku."
Ucapan seperti ini tidak apa-apa hukumnya sebab hal ini sudah
disebutkan oleh Allah q di dalam al-Qur`an, FirmanNya,
µ ´³ ² ± ° ¯ ® ¬ « ª © {
zÀ¿¾½¼ »º¹¸¶
"Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang me-
nyeru kepada iman, (yaitu), 'Berimanlah kamu kepada Rabbmu'; maka
kami pun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami
dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafat-
kanlah kami beserta orang-orang yang berbakti." (Ali Imran: 193).
Juga karena alasan bahwa beriman kepada Rasul a merupa-
kan wasilah (sarana) yang disyariatkan di dalam meminta ampunan
dari segala dosa dan menebus semua kejahatan. Jadi, ini adalah
tawassul dengan wasilah yang sudah pasti secara syariat.
Kedua, bertawassul melalui doa beliau a, yakni beliau berdoa
untuk orang yang minta didoakan; ini hukumnya boleh dan juga sah
secara syar'i akan tetapi tidak mungkin dilakukan kecuali semasa
hidup Rasulullah a. Dalam hal ini, terdapat hadits dari Umar y
bahwa dia pernah mengatakan,
ِ َ ،َא ُ ِإ א ُכ א َ َ َ ُ ِإ َ َכ ِ َ ِ ِ َא َ َ ْ ِ َא
وإ א َ َ َ ُ ِإ َ َכ ِ َ ِ َ ِ ِ َא
ّ ّ ْ ْ ّ ْ
.َ א ْ ِ َא
"Ya Allah, sesungguhnya kami dulu pernah bertawassul kepadaMu
melalui Nabi kami, lantas Engkau berikan kami hujan, dan kami (se-
karang) bertawassul kepadaMu melalui paman Nabi kami, maka
berikanlah kami curah hujan."14
75
Akidah dan Seputarnya
76
Akidah dan Seputarnya
¤ £¢¡ ~}|{{
z«ª©¨§ ¦¥
"Sesungguhnya jikalau mereka -ketika menganiaya dirinya- datang
kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun
memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah
Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (An-Nisa`: 64).
Kami katakan pula, "Benar, Allah telah berfirman demikian
akan tetapi di situ Dia berfirman dengan lafazh ( ِْإذ َ َ ُ ْ אketika mengani-
aya dirinya). Secara bahasa, status huruf ( ِْإذIdz) adalah sebagai َ ٌف
ْ
(zharf) yang fungsinya untuk menjelaskan hal-hal yang telah lalu
bukan untuk hal-hal yang akan datang. Allah tidak berfirman, ُ ََو َ ْ أ
ْ
( َِإذא َ َ ُ ْ אdengan menggunakan huruf [ إذאidza], pent.) akan tetapi
berfirman, ِْإذ َ َ ُ ْ א.
Jadi, ayat ini berbicara tentang sesuatu yang telah terjadi se-
masa hidup Rasulullah a sementara bagaimana Rasulullah memo-
honkan ampunan setelah wafatnya adalah sesuatu yang tidak da-
pat dilakukan lagi karena seorang hamba yang sudah meninggal
dunia, amalnya akan terputus kecuali dari tiga hal sebagaimana
yang disabdakan oleh Rasulullah a, "Sedekah jariyah, ilmu yang ber-
manfaat atau anak shalih yang mendoakannya (orang tuanya)."15
Maka, tidak mungkin bagi seseorang untuk memintakan am-
punan bagi siapa pun setelah dia meninggal dunia bahkan untuk
dirinya sendiri pun tidak bisa sebab amalannya telah terputus.
Kumpulan Fatwa Tentang Aqidah dari Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 277-279.
77
Akidah dan Seputarnya
atau maksud. Aslinya berasal dari kata ُ ْ َ ْ َא, (yakni dengan meng-
gunakan huruf shad, pent.) sebab huruf ( صshad) di sini dan huruf س
(sin) pada kata ُ َ ْ ِ َ ْ َאsaling menggantikan kedudukan masing-
masing sebagaimana kata אط ٌ َ ِ dan אط
ٌ َ ِ serta kata َ ْ َ dan َ ْ َ sering
diungkapkan dengan kedua-duanya.
Bertawassul di dalam berdoa kepada Allah q, maknanya per-
buatan seorang yang berdoa mengaitkan doanya dengan sesuatu
yang bisa menjadi penyebab terkabulnya doanya tersebut. Tentu-
nya pula, harus ada dalil atas kondisi sesuatu menjadi sebab terka-
bulnya doa. Hal ini hanya bisa diketahui melalui syariat; siapa saja
yang menjadikan sesuatu perkara sebagai wasilah baginya di dalam
pengabulan terhadap doanya tanpa dalil dari syariat, berarti dia
telah mengatakan sesuatu yang tidak diketahuinya atas nama Allah.
Sebab, bagaimana dia bisa mengetahui bahwa apa yang dijadikan-
nya wasilah itu adalah termasuk hal yang diridhai oleh Allah dan
penyebab terkabulnya doanya? Padahal, doa itu adalah bagian dari
ibadah dan ibadah itu hanya tergantung kepada adanya syariat
mengenainya. Allah telah menyangkal terhadap orang yang meng-
ikuti suatu syariat tanpa seizinNya dan menjadikan hal itu sebagai
kesyirikan. Dia berfirman,
z ª© ¨ § ¦ ¥ ¤ £ ¢ ¡ ~ } {
"Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang
mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah."
(Asy-Syura: 21).
Dan FirmanNya,
°¯®¬«ª©¨{
½ ¼ » º¹ ¸ ¶ µ ´ ³ ² ±
z ÃÂÁÀ¿¾
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka
sebagai rabb-rabb selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb)
al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyem-
bah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak disembah)
selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan."
(At-Taubah: 31).
78
Akidah dan Seputarnya
79
Akidah dan Seputarnya
µ ´³ ² ± ° ¯ ® ¬ « ª © {
z¹¸¶
"Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang me-
nyeru kepada iman, (yaitu), 'Berimanlah kamu kepada Rabbmu';
maka kami pun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-
dosa kami." (Ali Imran: 193).
Dan FirmanNya,
z k j i h g f e d c b a{
"Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hambaKu berdoa (di
dunia), 'Ya Rabb kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan
berilah kami rahmat'." (Al-Mukminun: 109),
serta FirmanNya mengenai al-Hawariyyun (para sahabat Nabi Isa j),
zI H G F E D C B A{
"Ya Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau
turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke
dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan
Allah)." (Ali Imran: 53).
3. Bertawassul kepada Allah dengan cara orang yang berdoa
mengungkapkan keadaan dirinya yang menjelaskan kebutuhan dan
hajatnya sebagaimana FirmanNya melalui ucapan Musa j,
z { z y x w v u t s{
"Ya Rabbku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan
yang Engkau turunkan kepadaku." (Al-Qashash: 24).
sahabat. Lihat: Shahih al-Bukhari, Kitab tentang al-Anbiya, no. 3369; Shahih Muslim, Kitab ash-Shalah,
no. 407 dari hadits Abu Humaid as-Sa'idi; Shahih al-Bukhari, no. 3370 dan Shahih Muslim, no. 406 dari
hadits Ka'ab bin Ajrah; Shahih al-Bukhari, Kitab at-Tafsir, no.4798 dari hadits Abu Sa'id dan Shahih
Muslim, no. 405 dari hadits Abu Mas'ud.
80
Akidah dan Seputarnya
¤ £ ¢ ¡ ~ } | {{
z«ª©¨§ ¦¥
"Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang
kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun
memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah
Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (An-Nisa`: 64).
18 Shahih al-Bukhari, Kitab al-Istisqa', no. 1013; Shahih Muslim, Kitab Ahalah al-Istisqa', no. 897.
19 Shahih al-Bukhari, Kitab ath-Thibb, no. 5752; Shahih Muslim, Kitab al-Iman, no. 220 dari hadits Ibnu
Abbas; Shahih al-Bukhari, Kitab al-Libas, no. 5811; Shahih Muslim, no. 216 dari hadits Abu Hurairah dan
No. 218 dari hadits 'Imran.
81
Akidah dan Seputarnya
82
Akidah dan Seputarnya
wvutsrqponmlkj{
z zyx
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya
ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang peno-
long pun." (Al-Maidah: 72).
Kedua, Menyandarkan diri kepada sebab yang disyariatkan dan
benar tetapi disertai dengan kelalaian terhadap yang menyebab-
kannya, yaitu Allah q; jenis ini merupakan kesyirikan akan tetapi
tidak mengeluarkan pelakunya dari dien ini karena dia menyandar-
kan diri kepada sebab dan lupa kepada yang menyebabkannya, yaitu
Allah q.
Ketiga, Menggantungkan diri kepada sebab secara murni
karena ia merupakan sebab semata disertai penyandaran dirinya
secara dasar kepada Allah. Dalam hal ini, dia meyakini bahwa sebab
ini berasal dari Allah dan jika Allah menghendaki, Dia akan memu-
tusnya dan jika Dia menghendaki, Dia pasti membiarkannya seperti
83
Akidah dan Seputarnya
َ ْ َ أن ُ ِ ْ َ א َ َ ْ ُ ِ ْ ُ َو َ ْ َ َ َر
. ِ ِ ْ َ َ َ ُ ِ ْ َ أن ْ َ َ ْ َ َ َر
84
Akidah dan Seputarnya
85
Akidah dan Seputarnya
86
Akidah dan Seputarnya
21 Shahih al-Bukhari, Kitab az-Zakah, no. 1458; Shahih Muslim, Kitab al-Iman, no. 19.
87
Akidah dan Seputarnya
a ` _ ^ ] \ [ Z Y X W V{
q p o n m l k j ih gf e dc b
zsr
88
Akidah dan Seputarnya
22 Musnad Ahmad, Juz I, hal. 44-45, no. 3001, analisa Ahmad Syakir; al-Muwaththa' karya Imam Malik,
Kitab al-Qadar, hal. 898; Sunan Abi Daud, Kitab as-Sunnah, no. 4703 dan Sunan at-Tirmidzi, Kitab at-
Tafsir, no. 5071.
89
Akidah dan Seputarnya
paham reinkarnasi. Mereka itu adalah manusia yang paling kafir dan
pendapat mereka ini adalah sebatil-batilnya pendapat.
Kumpulan Fatwa Lajnah Da’imah,
Juz II, hal. 308.
v ut s r q p o n m l k j{
z`_ ~} |{z yxw
"Allah mengetahui apa yang dikandung oleh perempuan, dan
kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan
segala sesuatu pada sisiNya ada ukurannya. Yang mengetahui semua
90
Akidah dan Seputarnya
91
Akidah dan Seputarnya
92
Akidah dan Seputarnya
Ý Ü Û Ú Ù Ø× Ö Õ Ô Ó Ò Ñ Ð Ï Î {
K JI H G F E D C B A ß Þ
Z Y XW V U T S R QP O N M L
z\[
"Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi
manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah;
sebab jika kamu berbuat (yang demikian itu) maka sesungguhnya
kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim. Jika Allah
menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang
dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki
kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya.
Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya di
antara hamba-hambaNya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang." (Yunus: 106-107).
z o n m l k j i h g{
"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Ma-
ka janganlah kamu menyembah seorang pun di dalamnya di samping
(menyembah) Allah." (Al-Jinn: 18).
ÅÄ Ã Â Á À ¿ ¾ ½ ¼ » º ¹ ¸ ¶ {
23 Shahih al-Bukhari, Kitab ash-Shulh, no. 3697; Sahih Muslim, Kitab al-Aqdhiyah, no. 1718.
93
Akidah dan Seputarnya
zÊ É ÈÇ Æ
"Dan barangsiapa menyembah ilah yang lain di samping Allah, pada-
hal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya
perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang yang
kafir itu tiada beruntung." (Al-Mukminun: 117).
Dan ayat-ayat lain yang menunjukkan wajibnya mengalihkan
ibadah hanya kepada Allah semata.
Juga terdapat hadits yang shahih bahwa Nabi a bersabda,
.ِ وإذא א ْ َ َ ْ َ َ א ْ َ ِ ْ ِא
َ ِ َ َ إذא َ َ ْ َ َ א ْ َ ِل א
َِ
"Bila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah dan bila kamu
minta tolong, maka minta tolonglah kepada Allah."24
Kumpulan Fatwa Lajnah Da’imah, hal. 78.
Ý Ü Û Ú Ù Ø× Ö Õ Ô Ó Ò Ñ Ð Ï Î {
K JI H G F E D C B A ß Þ
Z Y XW V U T S R QP O N M L
z\[
24
Musnad Imam Ahmad, no. 2699, 2763, 2804, analisa Syaikh. Ahmad Syakir; Sunan at-Tirmidzi, Kitab
Shifah al-Qiyamah, no. 2518.
94
Akidah dan Seputarnya
95
Akidah dan Seputarnya
.َ ْ أَ ْ َ َث ِ أَ ْ ِ َא ٰ َ א َ א َ ْ َ ِ ْ ُ َ ُ َ َرد
ْ
"Barangsiapa yang mengada-ada di dalam urusan kami ini (dien ini)
sesuatu yang tidak terdapat di dalamnya, maka ia tertolak."25
Sedangkan menghormati para atasan sebagaimana layaknya
sesuai kedudukan mereka, maka hal ini adalah boleh. Adapun sikap
berlebihan (ghuluw) tidak dibolehkan, baik terhadap para atasan atau
selain mereka. Wa shallalahu 'ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa
sallam.
Kumpulan Fatwa Lajnah Da’imah,
Juz II, hal. 150.
Pertanyaan:
Mohon pencerahan untuk saya tentang hukum orang yang
berdinas di kemiliteran Mesir padahal ini adalah sumber pencahari-
annya. Peraturan kemiliteran dan undang-undang mewajibkan ba-
ginya agar sebagian mereka menghormati sebagian yang lain seba-
gaimana yang dilakukan oleh orang-orang di negara lain. Kami
harus memberikan penghormatan dengan cara yang tidak pernah
diperintahkan oleh Allah dan RasulNya, menghormati bendera
negara serta berhukum dan memberikan vonis hukuman terhadap
perkara di antara kami dengan selain syariat Allah, yakni undang-
undang kemiliteran?
Jawaban:
Tidak boleh menghormati bendera dan wajib berhukum ke-
pada syariat Islam dan menyerahkan putusan kepadanya. Juga, ti-
dak boleh seorang Muslim memberi hormat kepada para pimpin-
25 Shahih al-Bukhari, Kitab ash-Shulh, no. 2697; Shahih Muslim, Kitab al-Aqdhiyah, no. 1718.
96
Akidah dan Seputarnya
97
Akidah dan Seputarnya
26 Lihat: Fatawa asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Ali Syaikh, Juz 12, hal.289-290.
27 Ibid, hal. 280.
98
Akidah dan Seputarnya
99
Akidah dan Seputarnya
100
Akidah dan Seputarnya
101
Akidah dan Seputarnya
102
Akidah dan Seputarnya
28 Sunan at-Tirmidzi, Kitab at-Tafsir, no. 3095; ath-Thabary di dalam tafsirnya, Juz VI, hal. 80-81.
103
Akidah dan Seputarnya
datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memo-
honkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Maka demi Rabbmu, mereka (pada
hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan
dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka meneri-
ma dengan sepenuhnya." (An-Nisa`: 60-65).
Dalam ayat tersebut, Allah menyebutkan beberapa sifat terha-
dap orang-orang yang mengklaim beriman padahal mereka itu
adalah orang-orang munafiq, di antaranya:
Pertama, bahwa mereka ingin menyerahkan putusan hukum
kepada thaghut, yakni setiap hal yang bertentangan dengan hukum
Allah q dan RasulNya sebab apa saja yang bertentangan dengan
hukum Allah dan RasulNya, maka ia adalah melampaui batas dan
melawan hukum Allah, Pemilik hukum dan kembalinya segala sesu-
atu kepadaNya. Allah q berfirman,
z w v u t s rq p o n {
"Menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Mahasuci
Allah, Rabb semesta alam." (Al-A'raf: 54).
Kedua, bahwa bila mereka diajak untuk berhukum kepada hu-
kum Allah dan RasulNya, mereka menghalang-halangi dan berpaling.
Ketiga, bahwa bila mereka ditimpa oleh suatu musibah akibat
perbuatan tangan mereka sendiri, di antaranya dipergokinya perbua-
tan mereka; mereka datang sembari bersumpah bahwa yang mereka
inginkan hanyalah untuk maksud baik dan beradaptasi (dengan
sikon) seperti halnya orang-orang dewasa ini yang menolak hukum-
hukum Islam dan berhukum kepada undang-undang yang menye-
lisihinya dengan mengklaim bahwa hal itu adalah bentuk berbuat
baik yang selaras dengan kondisi zaman.
Lalu dalam ayat tersebut, Allah q memperingatkan mereka
yang mengklaim beriman tadi dan memiliki beberapa sifat di atas
bahwa Dia Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka
dan apa yang mereka simpan terkait dengan hal-hal yang berten-
tangan dengan apa yang mereka ucapkan. Allah q juga meme-
rintahkan NabiNya agar menasehati mereka dan berkata tentang diri
mereka dengan perkataan yang tegas (menyentuh hati).
104
Akidah dan Seputarnya
105
Akidah dan Seputarnya
106
Akidah dan Seputarnya
107
Akidah dan Seputarnya
Jawaban:
Lembaga Tetap menjawab hal ini sebagai berikut:
Pertama, ilmu tentang hal-hal yang ghaib merupakan hak
mutlak Allah q, tidak ada seorang pun dari para makhlukNya yang
mengetahui, baik itu jin atau pun selain mereka kecuali wahyu yang
disampaikan oleh Allah kepada orang yang dikehendakiNya seperti
kepada para malaikat atau para rasulNya. Dalam hal ini, Allah q
berfirman,
z a` _ ^ ] \ [ Z Y X W {
"Katakanlah, 'Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang
mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah'." (An-Naml: 65).
Dia juga berfirman berkenaan dengan Nabi Sulaiman dan ke-
mampuannya menguasai bangsa jin,
Õ Ô Ó Ò Ñ Ð Ï Î Í Ì Ë Ê{
ä ã â á à ß Þ Ý Ü Û Ú Ù Ø ×Ö
z æå
"Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada
yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap
yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah
jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah
mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan." (Saba`: 14).
Demikian pula FirmanNya,
Ó Ò Ñ Ð Ï Î Í Ì Ë Ê É È Ç{
zÜÛÚÙ Ø×ÖÕ Ô
"(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali
kepada rasul yang diridhaiNya, maka sesungguhnya Dia mengadakan
penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya." (Al-Jinn:
26-27).
108
Akidah dan Seputarnya
29 As-Sunnah, Ibnu Abi Ashim, hal. 515; Shahih Ibnu Khuzaimah, Kitab at-Tauhid, juz I, hal. 348-349; al-
Asma' wa ash-Shifat, al-Baihaqi, hal. 435, dan pengarang selain mereka. Dan di dalam sanadnya terdapat
periwayat bernama Nuaim bin Hammad, dia seorang yang jelek hafalannya. Juga ada periwayat
bernama al-Walid bin Muslim, dia seorang Mudallis (suka menyamarkan berita) dan dia meriwayatkannya
dengan metode periwayatan 'an-'an (mengatakan: dari si fulan, dari si fulan).
109
Akidah dan Seputarnya
begitu, maka ternyata, kita telah mendapatkan hal itu benar adanya persis
seperti kata yang telah didengar dari langit tersebut."30
Maka berdasarkan hal ini, tidak boleh meminta pertolongan
kepada jin dan para makhluk selain mereka untuk mengetahui
hal-hal ghaib, baik dengan cara memohon dan mendekatkan diri
kepada mereka, memasang kayu gaharu ataupun lainnya. Bahkan,
itu adalah perbuatan syirik karena ia merupakan jenis ibadah pa-
dahal Allah telah memberitahukan kepada para hambaNya agar
mengkhususkan ibadah hanya untukNya semata, yaitu agar me-
reka mengatakan, "Hanya kepadaMu kami menyembah (beribadah) dan
hanya kepadaMu kami mohon pertolongan."
Juga telah terdapat hadits yang shahih dari Nabi a bahwa-
sanya beliau berkata kepada Ibnu Abbas, "Bila engkau meminta, maka
mintalah kepada Allah dan bila engkau memohon pertolongan, maka mo-
honlah pertolongan kepada Allah."31
Kedua, hipnotis merupakan salah satu jenis sihir (perdukun-
an) yang mempergunakan jin sehingga si pelaku dapat menguasai
diri korban, lalu berbicaralah dia melalui ucapannya dan menda-
patkan kekuatan untuk melakukan sebagian pekerjaan setelah di-
kuasainya dirinya tersebut. Hal ini bisa terjadi, jika si korban benar-
benar serius bersamanya dan patuh. Sebaliknya, ini dilakukan si
pelaku karena adanya imbalan darinya terhadap hal yang dijadi-
kannya taqarrub tersebut. Jin tersebut membuat si korban berada
di bawah kendali si pelaku untuk melakukan pekerjaan atau berita
yang dimintanya. Bantuan tersebut diberikan oleh jin bila ia me-
mang serius melaku-kannya bersama si pelaku.
Atas dasar ini, menggunakan hipnotis dan menjadikannya
sebagai cara atau sarana untuk menunjukkan lokasi pencurian, ben-
da yang hilang, mengobati pasien atau melakukan pekerjaan lain
melalui si pelaku ini tidak boleh hukumnya. Bahkan, ini termasuk
syirik karena alasan di atas dan karena hal itu termasuk berlindung
kepada selain Allah terhadap hal yang merupakan sebab-sebab
biasa di mana Allah q menjadikannya dapat dilakukan oleh para
makhluk dan membolehkannya bagi mereka.
110
Akidah dan Seputarnya
.ِ َ ِ א ِ َ َ ْ أَ ْ َכ ََ َ ْ َ
َ ْ
"Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka dia telah
berbuat kesyirikan."32 (HR. Ahmad, Abu Daud, at-Tirmidzi dan
al-Hakim; dia menshahihkannya).
Adapun alasan terhadap kondisi kedua, karena para sahabat o
tidak pernah bertawassul melalui (dengan) dzat Nabi a dan 'jah'-
nya, baik semasa beliau masih hidup hingga setelah wafatnya.
Mereka adalah orang yang paling mengetahui kedudukan dan 'jah'
beliau di sisi Allah dan yang paling mengenal syariat. Mereka telah
mengalami masa-masa sulit semasa Rasulullah dan setelah wafatnya
beliau, namun begitu, mereka hanya mengadu kepada Allah dan
berdoa kepadaNya agar menghilangkan kesulitan tersebut. Andai-
kata bertawassul melalui dzat atau 'jah' beliau disyariatkan (pasti
beliau mengajarkannya kepada mereka) karena beliau tidak pernah
akan membiarkan suatu perkara yang dapat mendekatkan diri
kepada Allah melainkan memerintahkan untuk melakukannya dan
menyarankannya. Juga, pasti mereka o telah mengamalkan hal itu
karena mereka adalah orang yang demikian antusias melakukan hal
yang disyariatkan beliau bagi mereka, khususnya di masa kesulitan.
Oleh karena itu, tidak adanya izin dan petunjuk dari beliau serta
32 Musnad Ahmad, Juz 2, hal. 125; Sunan Abu Daud, Kitab al-Iman, no. 3251; Sunan at-Tirmidzi, Kitab an-
Nudzur, no. 1235.
111
Akidah dan Seputarnya
33 Shahih al-Bukhari, Kitab al-Istisqa', no. 1010 dan Kitab Fadha’il ash-Shahabah, no. 3710.
112
Akidah dan Seputarnya
34. Thaghut
Pertanyaan:
Kapan kita menunjuk nama dan diri seseorang sebagai tha-
ghut?
Jawaban:
Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga
tercurahkan kepada RasulNya, keluarga besar serta para sahabatnya,
wa ba'du:
Hal itu bisa dilakukan, bila dia mengajak kepada kesyirikan,
beribadah kepada dirinya, mengklaim mengetahui sesuatu dari ilmu
ghaib atau berhukum kepada selian hukum Allah secara sengaja dan
lain sebagainya. Ibnu al-Qayyim 5 berkata, "Thaghut adalah setiap
tindakan yang melampaui batasan, baik terhadap sesuatu yang di-
sembah, diikuti atau dipatuhi." Wa billahi at-Taufiq, Wa Shallallahu 'ala
Nabiyyina Muhammad Wa Alihi Wa Shahbihi Wa Sallam.
Kumpulan Fatwa Lajnah Da’imah,
Juz II, hal. 543.
113
Akidah dan Seputarnya
"Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak seorang pun pemberi
petunjuk baginya. Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah,
maka tidak seorang pun dapat menyesatkannya." (Az-Zumar: 36-37).
Sedangkan dari hadits, sabda beliau a,
.ُ َ َ ِ ُ ِ َ א ِא ْ َ ُ ْ א َ ُכ
ٌ َُ
"Bekerjalah kalian, sebab masing-masing sudah dimudahkan bekerja
sesuai dengan tujuan dia diciptakan."34 Setelah itu (mengucapkan
sabda beliau ini, pent.), beliau a membaca Firman Allah q,
z ¢ ¡ ~ } | { z y x w{
"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertak-
wa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami
kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah." (Al-Lail: 5-7).
Dalam ayat ini, Allah q telah menetapkan adanya perbuatan
dari manusia, yaitu memberi, bertakwa dan membenarkan. Beliau a
juga telah memberitakan bahwa Allah-lah Yang memudahkannya
alias membantu dan menjadikannya kuat. Andaikata Dia menghenda-
ki, niscaya Dia akan menyesatkannya dan memberikan kemudahan
bagi orang yang ingin mengalihkannya dari kebenaran. Dialah Yang
memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya dan menye-
satkan bagi orang yang dikehendakiNya pula.
Menurut madzhab Ahlus Sunnah, bahwa perbuatan-perbuatan
maksiat dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, semuanya
adalah atas Iradah (kehendak) Allah q, yaitu Iradah Kauniyyah Qa-
dariyyah (Kehendak yang bersifat sunnatullah dan sudah ditakdirkan).
Artinya, bahwa Allah q telah menciptakan hal itu dan mengada-
kannya (dari tidak ada, pent.) akan tetapi Allah q membencinya, tidak
menyukai pelakunya bahkan akan menyiksanya bila melakukannya.
Perbuatan yang dilakukan dan dikerjakan secara langsung oleh si
hamba dinisbatkan kepada dirinya sendiri dan dia dinyatakan sebagai
orang yang berdosa, kafir, fajir dan fasiq. Meskipun demikian,
sesungguhnya Allah-lah Yang menakdirkan dan menjadikannya. Jika
dia menghendaki, pasti Dia akan memberikan petunjuk kepada
semua manusia, Allah-lah Yang memiliki hikmah pada apa yang Dia
34 Shahih al-Bukhari, Kitab at-Tafsir, no. 4949; Shahih Muslim, Kitab al-Qadar, no. 2647.
114
Akidah dan Seputarnya
115
Akidah dan Seputarnya
116
Akidah dan Seputarnya
117
Akidah dan Seputarnya
Jawaban:
Tidak ada 'udzur bagi siapa pun dalam hal ini, Allah-lah
pemilik hujjah yang kuat. Seorang yang jahil tidak boleh larut dalam
kejahilannya, dia harus bertanya tentang hukum setiap apa yang
dilakukannya sebab Allah q telah menganugerahkan akal kepa-
danya untuk membedakan segala sesuatu. Juga, para ulama wajib
mengajarkan orang-orang yang jahil dan memberantas kejahilan
mereka sementara orang-orang yang jahil itu wajib pula untuk
mencari, belajar, memberantas kejahilan yang merupakan kekura-
ngan dan aib dalam dunia dan dien serta bertanya tentang hukum-
hukum dan tentang halal dan haram. Hal ini karena berdasarkan
Firman Allah q,
z Q P O N M L K J{
"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika
kamu tidak mengetahui." (An-Nahl: 43).
Jika mereka berada di tempat yang jauh (tidak terjangkau oleh
dakwah Islamiyyah, pent.) dan tidak mampu untuk mencari, maka
posisi mereka sama dengan ahlul fatrah (orang-orang yang hidup
antara dua rentang fase kerasulan sehingga tidak sampai kepadanya
dakwah Rasul tersebut dan hukumnya, menurut para ulama, mereka
kelak di akhirat akan diuji, wallahu a'lam, pent.).
Kitab ‘al-Lu’lu’ al-Makin’ dari fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Syaikh Ibnu
Jibrin, hal. 56-57.
118
Akidah dan Seputarnya
µ ´ ³ ² ±° ¯ ® ¬« ª © ¨ {
à  Á À¿ ¾ ½ ¼ » º ¹ ¸ ¶
z É È Ç Æ ÅÄ
"Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan
apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan
kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki
kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua
jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendakiNya),
dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguh-
nya Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa." (Asy-Syura: 49-50).
Dalam ayat tersebut, Allah q telah memberitakan bahwa ha-
nya Dialah Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, menciptakan
apa yang dikehendakiNya, lalu membentuk kandungan yang ada
di dalam rahim sebagaimana dikehendakiNya pula, baik berjenis
kela-min laki-laki atau perempuan, dalam kondisi apapun adanya;
cacat atau sempurna, cantik dan bagus atau jelek dan buruk rupa
serta kondisi-kondisi lainnya. Hal ini tidak ada seorang pun yang
bisa melakukannya selainNya, juga tidak dapat dilakukan oleh
sesuatu yang disekutukan terhadapNya.
Klaim bahwa seorang suami, dokter atau filosofi mampu me-
nentukan jenis kelamin janin adalah klaim dusta belaka. Tidak ba-
nyak yang dapat dilakukan oleh si suami dan orang yang menem-
pati posisinya selain berupaya keras melalui proses jima'nya, yaitu
melakukannya di masa subur dengan harapan terjadi kehamilan.
119
Akidah dan Seputarnya
Mungkin saja hal itu benar-benar terjadi atas takdir Allah, bisa jadi
apa yang diinginkannya itu tertunda, baik oleh sebab keterbatasan
atau adanya kendala biologis seperti terjadinya pembengkakan
(nanah), kemandulan atau cobaan lain yang diberikan oleh Allah
kepada hambaNya. Hal itu dikarenakan semua sebab itu tidak da-
pat dengan sendirinya memberikan pengaruh akan tetapi ia dapat
berpengaruh atas takdir Allah dengan mengatur sebab musabab-
nya. Pembuahan adalah masalah kauny (bersifat alami/sunnatullah)
sehingga orang yang mukallaf tidak dapat diserahkan tentang hal
itu selain melakukannya atas izin Allah. Sedangkan urusan mena-
nganinya, mengadap-tasikannya, menguasainya serta mengaturnya
dengan mengatur sebab musababnya, maka itu semua hanya Allah-
lah semata Yang tidak ada sekutu bagiNya yang dapat melakukannya.
Siapa saja yang biasa mengamati kondisi-kondisi manusia dan
ucapan-ucapan mereka, akan tampak jelas baginya bahwa hal se-
macam itu semata adalah sikap berlebih-lebihan di dalam meng-
klaim dan kedustaan serta kebohongan di dalam ucapan dan per-
buatan karena kejahilan mereka dan sikap ghuluw dalam menilai
kemampuan ilmu-ilmu mutakhir serta sikap melampui batas di
dalam menghitung-hitung sebab musabab (hukum kausalitas).
Siapa saja yang dapat mengukur semua perkara dengan semestinya,
maka dia akan dapat membedakan antara sesuatu yang hanya me-
rupakan kekhususan Allah dan sesuatu yang dijadikanNya dapat
dilakukan oleh si makhluk akan tetapi atas takdirNya pula.
Kumpulan fatwa dari sekelompok Ulama, Dar al-Arqam, Juz I, hal. 37-38.
120
Akidah dan Seputarnya
121
Akidah dan Seputarnya
122
Akidah dan Seputarnya
123
Akidah dan Seputarnya
. َ َ ُة َ َ ْ َ َכ َ א َ َ ْ َכ َא ْ َ ْ ُ א ِ ْي َ َ َא َو َ َ ُ א
َ َ ُ ْ ْ
"Batas yang memisahkan antara kami dan mereka adalah shalat;
barangsiapa yang meninggalkannya, maka dia telah kafir."36
Hadits-hadits yang menunjukkan makna seperti ini banyak
sekali akan tetapi seharusnya anda tidak serta merta melontarkan
lafazh tersebut pada masalah sensitif seperti ini. Anda nasehati dia
dulu, lalu beritahukan kepadanya bahwa meninggalkan shalat itu
adalah kafir hukumnya dan sesat. Katakan, bahwa kewajibannya
adalah bertaubat kepada Allah q. Semoga saja dia dapat
mengambil sisi positif dari anda dan menerima nasehat itu. Kita
memohon kepada Allah untuk kita semua agar diberikan taufiq
dan taubat nashuha dari semua dosa.
Kitab ‘ad-Da’wah’ dari Syaikh Ibnu Baz.
124
Akidah dan Seputarnya
125
Akidah dan Seputarnya
Jawaban:
Hal ini tidaklah aneh bila dilakukan oleh para misionaris
Nasrani maupun Yahudi atau aliran dan sekte-sekte yang meru-
sak selain mereka, karena Allah q telah memberitakan kepada
kita tentang hal itu dalam FirmanNya,
O N M L K JI H G F E D C B A {
` _ ^ ] \ [ ZY X W V U T S R QP
zcb a
"Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan senang kepada kamu
sehingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)." Dan sesungguh-
nya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong
bagimu." (Al-Baqarah: 120).
Dan FirmanNya,
z gf e d c b a ` _ ~ {
"Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (da-
pat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran) sean-
dainya mereka sanggup." (Al-Baqarah: 217).
Oleh karena itu, mereka berusaha sekuat tenaga untuk menyu-
sup ke negeri-negeri Islam. Dalam hal ini, mereka memiliki berba-
gai cara, di antaranya: menimbulkan keraguan dan menggoyahkan
pemikiran. Mereka melakukan hal itu tanpa bosan dan jenuh, me-
reka digerakkan oleh gereja, menebarkan kedengkian dan keben-
cian melalui pengarahan, dorongan dan usaha keras. Upaya-upaya
yang harus dilakukan adalah bergeraknya para pemimpin dan
ulama guna memberikan pencerahan dan pengarahan kepada ge-
nerasi muda kaum Muslimin untuk melawan upaya musuh-mu-
suh Islam tersebut. Umat Islam adalah umat yang telah mengemban
amanat dien ini dan penyampaiannya. Bila kita memiliki antusias-
me yang tinggi ketika berada di tengah masyarakat Islam untuk
mempersenjatai para pemuda dan pemudi Islam dengan ilmu,
ma'rifah, memahami Din dan membiasakan mereka semenjak kecil
126
Akidah dan Seputarnya
untuk menerapkan hal itu, maka kita tidak akan khawatir atas izin
Allah terhadap sesuatu pun dari upaya mereka, selama tetap ber-
pegang teguh kepada Dinullah, mengagungkannya, mengikuti sya-
riat-syariatnya serta memerangi hal yang menyelisihinya. Bahkan,
sebaliknya para musuh akan segan terhadap mereka karena Allah
q berfirman,
z ¯ ® ¬ « ª © ¨ § ¦ ¥{
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah,
niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
(Muhammad: 7).
Dalam FirmanNya yang lain,
ÆÅÄà ÂÁ À¿¾½¼»{
zÈÇ
"Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit
pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya
Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan." (Ali Imran:
120).
Dan ayat-ayat yang semakna dengan ini banyak sekali. Maka,
faktor paling penting di dalam menghadapi arus seperti ini adalah
dengan menyiapkan generasi yang mengenal hakikat Islam. Dan hal
ini akan terlaksana tentunya melalui pengarahan dan bimbingan di
rumah dan keluarga, metode-metode pendidikan dan sarana pene-
rangan dan pembangunan masyarakat.
Ditambah lagi dengan peran dari para pemimpin Islam di da-
lam memberikan pengayoman dan arahan, keinginan untuk mela-
kukan amal yang bermanfaat serta selalu mengingatkan manusia
akan hal yang bermanfaat bagi mereka dan menanamkan akidah
ke dalam jiwa mereka. Dalam hal ini, Allah berfirman,
z æ å ä ã â á{
"Ingatlah, dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang." (Ar-Ra'd: 28).
Tidak dapat disangkal lagi, bahwa kealpaan merupakan salah
satu sebab menyusupnya musuh-musuh Islam ke negeri-negeri Islam
melalui kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang menjauhkan kaum
Muslimin dari dien mereka, sedikit demi sedikit, untuk kemudian
kejahatan menjadi marak di tengah kehidupan mereka dan mereka
127
Akidah dan Seputarnya
Ä Ã Â Á À ¿ ¾ ½ ¼{
z ÆÅ
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan
bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung." (Ali Imran: 200).
Dan FirmanNya,
z z y x w v ut s r q p {
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.
Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik." (Al-'Ankabut: 69).
Saya bermohon kepada Allah melalui Asma'HusnaNya dan
ShifatNya yang Mahatinggi agar memperbaiki kondisi kaum Mus-
limin, memahamkan mereka di dalam dien ini dan menyatukan
para pemimpin mereka untuk berjalan di atas al-haq serta semoga
Dia memperbaiki kepemimpinan bagi mereka, sesungguhnya Dia
Maha-kaya lagi Mulia. Wa Shallallahu 'ala Sayyidina wa Nabiyyina
Muhammad Wa 'ala Alihi Wa Shahbihi Wa Sallam Tasliman Katsira.
Kumpulan Fatwa dan Beragam Artikel dari Syaikh Bin Baz, Juz V, hal. 204-206.
128
Akidah dan Seputarnya
Jawaban:
Tidak boleh merayakan hari-hari besar orang-orang kafir
meskipun dalam rangka basa-basi sebab ia adalah hari-hari besar
yang diada-adakan, tidak ada wahyu yang diturunkan oleh Allah
berkaitan dengan itu sehingga tidak ada dasarnya di dalam kitab
Samawy ataupun syariat-syariat Ilahiyyah yang lain. Hal itu hanyalah
syariat bikinan orang-orang Nasrani dalam agama, suatu hal yang
tidak diidzinkan oleh Allah q.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa ikut berpartisipasi dalam
perayaan ini atau hari-hari besar mereka yang lainnya dianggap
sebagai pengukuhan terhadap hal-hal yang diada-adakan tersebut
dan pengagungan terhadap mereka itu sebagai orang-orang yang
mengada-ada di dalam agama.
Berdasarkan hal ini, haram bagi kaum Muslimin meng-
agungkan hari-hari seperti ini, mengucapkan selamat kepada para
penganutnya serta menampakkan suatu ekspresi kegembiraan
dan luapan kesukariaan di mana hal ini dapat dianggap sebagai
pengukuhan terhadap hal-hal yang diada-adakan dalam agama
tersebut (bid'ah). Bahkan, kaum Muslimin harus menganggapnya
sama seperti hari-hari biasa dalam setiap tahunnya. Mereka hanya
dianjurkan untuk merayakan hari-hari besar yang disyariatkan di
dalam Islam dan hal-hal yang disyariatkan lainnya seperti shalat
dan ibadah-ibadah yang lain. Wallahu a'lam.
Fatwa dari Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin yang ditandatangani oleh
beliau.
129
Akidah dan Seputarnya
130
Akidah dan Seputarnya
g f e d c b a ` _ ~{
z sr q p o n m l k j i h
"Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengem-
balikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena deng-
ki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka
kebenaran." (Al-Baqarah: 109).
131
Akidah dan Seputarnya
ÍÌ Ë Ê É È Ç Æ Å Ä Ã Â{
zÏÎ
"Segolongan dari ahli kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka
(sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mere-
ka tidak menyadarinya." (Ali Imran: 69).
H G F E D C B A{
z MLKJI
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menaati orang-orang
yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang
(kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi." (Ali
Imran: 149).
É È Ç Æ Å Ä Ã Â Á À ¿ ¾{
z Ò Ñ Ð Ï Î Í ÌË Ê
"Katakanlah, 'Hai ahli kitab, mengapa kamu menghalang-halangi
orang-orang yang telah beriman dari jalan Allah, kamu menghen-
dakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan.' Allah sekali-
kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan." ( Ali Imran: 99).
Dan ayat-ayat lainnya. Akan tetapi meskipun demikian, Allah
q telah berjanji untuk menjaga DinNya dan kitabNya, dalam Fir-
manNya,
zn m l k j i h g{
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur`an, dan sesung-
guhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Al-Hijr: 9). Segala puji
bagi Allah dengan pujian yang banyak.
Nabi a telah memberitakan bahwa akan selalu muncul suatu
golongan dari umatnya yang berjalan di atas al-haq, tidak membaha-
yakan mereka orang yang menghinakan mereka ataupun menentang
mereka hingga terjadi Hari Kiamat. Segala puji bagi Allah pujian yang
banyak dan kita memohon kepadaNya Yang Mahadekat dan Menga-
132
Akidah dan Seputarnya
133
Akidah dan Seputarnya
134
Akidah dan Seputarnya
Furqan: 72).
Ayat ini berkaitan dengan salah satu sifat para hamba Allah
yang beriman. Sekelompok Salaf seperti Ibnu Sirin, Mujahid dan
ar-Rabi' bin Anas menafsirkan kata ( َא ْوُرdi dalam ayat tersebut)
sebagai hari-hari besar orang-orang kafir.
Dalam hadits yang shahih dari Anas bin Malik y, dia ber-
kata, "Saat Rasulullah a datang ke Madinah, mereka memiliki
dua hari besar ('Ied) untuk bermain-main. Lalu beliau bertanya,
"Dua hari untuk apa ini?" Mereka menjawab, "Dua hari di mana
kami sering bermain-main di masa Jahiliyyah." Lantas beliau ber-
sabda,
. ِ ْ ِ ْ ِإن א َ َ ْ أَ ْ َ َ ُכ ِ ِ َ א َ א ِ ْ ُ َ א َ ْ ُم א ْ َ ْ َ َو َ ْ ُم א
ًْ ْ
"Sesungguhnya Allah telah menggantikan bagi kalian untuk kedua-
nya dua hari yang lebih baik dari keduanya; 'Iedul Adlha dan 'Iedul
Fitri."37
Demikian pula terdapat hadits yang shahih dari Tsabit bin adh-
Dhahhak y bahwasanya dia berkata, "Seorang laki-laki telah berna-
dzar pada masa Rasulullah a untuk menyembelih onta sebagai
qurban di Buwanah. Lalu dia mendatangi Rasulullah a sembari
berkata,
ِ َ َ ْ :a ِ َ َ َאل א، َ َ ِإ ِ ً א ُ ْ َ َ ِّ ِإ
ٌ َ כאن ْ َ א َو َ َ َُ َ َ ْ َأن أ ْ َ رت
ِ ٌ ِ כאن ِ א :אل . :א א ؟ ِ ِ ِ אن א ْ א ِ َ ِ َأو
ْ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ُْ َ ُ َُْ َ ْ ْ
رכ َ ِ ُ َ َو َ َאء
َ ِ َ َ ِ أوفِ َ :a ِ َ َאل ر ُل א. ِ
َ :أَ ْ َ ِאد ْ ؟ َ א ُ ْ א
ْ ْ ُ َ
.آدَم ِ ِ ِ ِ َ َ ٍر ِ َ ْ ِ ِ א
َ ُ ْ َو َ ْ َ א َ َ ْ ُכ א َ ْ
"Sesungguhnya aku telah bernadzar untuk menyembelih onta
sebagai qurban di 'Buwanah', Lalu Nabi a bertanya, 'Apakah di
dalamnya terdapat salah satu dari berhala-berhala Jahiliyyah yang
disembah?' Mereka menjawab, 'Tidak'. Beliau bertanya lagi,
'Apakah di dalamnya terdapat salah satu dari hari-hari besar mereka?'
37 Dikeluarkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya, no. 11595, 13058, 13210; Sunan Abu Daud, Kitab
ash-Shalah, no. 1134; Sunan an-Nasa`i, Kitab Shalah al-'Iedain, no. 1556 dengan sanad yang shahih.
135
Akidah dan Seputarnya
38 Dikeluarkan oleh Abu Daud, Kitab al-Aiman wa an-Nadzur, no. 3313 dengan sanad shahih.
39 Dikeluarkan oleh Imam al-Baihaqi, no. 18640.
40 Ibid. no. 18641.
41 'Aun al-Ma'bud Syarh Sunan Abi Daud, syarh hadits No. 3512.
136
Akidah dan Seputarnya
NM L K JI H G F E D C B {
z [ Z Y X W V U TS R Q P O
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-
orang yahudi dan nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); se-
bagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang-
siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguh-
nya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zha-
lim." (Al-Maidah: 51).
Dan FirmanNya,
zLKJIHGFEDCBA{
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada
Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang
yang menentang Allah dan RasulNya." (Al-Mujadilah: 22).
Kelima, Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas,
maka tidak boleh hukumnya seorang Muslim yang beriman kepada
Allah sebagai Rabb dan Islam sebagai agama serta Muhammad seba-
gai Nabi dan Rasul, mengadakan perayaan-perayaan hari-hari besar
yang tidak ada landasannya di dalam dien Islam, termasuk di
antaranya pesta 'Milenium' rekaan tersebut. Juga, tidak boleh hadir
pada acaranya, berpartisipasi dan membantu dalam pelaksanaannya
dalam bentuk apapun karena hal itu termasuk dosa dan melampaui
aturan-aturan Allah sedangkan Allah sendiri telah berfirman, "Dan
janganlah bertolong-tolongan di atas berbuat dosa dan melampaui batas,
bertakwalah kepada Allah karena sesungguhnya Allah amat pedih siksaan-
Nya." (Al-Maidah: 2).
Keenam, Seorang Muslim tidak boleh saling tolong menolong
dengan orang-orang kafir dalam bentuk apapun dalam hari-hari
besar mereka. Di antara hal itu adalah mempromosikan dan meng-
umumkan hari-hari besar mereka, termasuk pesta 'Milenium' re-
kaan tersebut. Demikian pula, mengajak kepada hal itu dengan
sarana apapun baik melalui mass-mass media, memasang jam-jam
dan pamflet-pamflet bertuliskan angka, membuat pakaian-pakaian
dan plakat-plakat kenangan, mencetak kartu-kartu dan buku-buku
137
Akidah dan Seputarnya
138
Akidah dan Seputarnya
42 Dikeluarkan oleh Imam Muslim di dalam Shahihnya, Kitab Shalah al-Musafirin, no. 770.
139
Akidah dan Seputarnya
140
Akidah dan Seputarnya
j i h g f e d c b a ` _{
z lk
"Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-
kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhi-
rat termasuk orang-orang yang rugi." (Ali Imran: 85).
Yang dimaksud dengan Islam yang datang setelah diutusnya
Muhammad a tersebut adalah agama yang dibawanya, bukan aga-
ma selainnya.
Kedua, di antara prinsip-prinsip akidah dalam Islam adalah
menyatakan bahwa kitabullah "al-Qur`an al-Karim" merupakan kitab
Allah terakhir yang diturunkan dan diakui oleh Rabb semesta alam.
Ia adalah nasikh (penghapus) dan muhaimin (batu ujian) terhadap
setiap kitab yang diturunkan sebelumnya, baik itu Taurat, Zabur,
Injil, dan selainnya.
Dengan demikian, tidak ada lagi kitab yang diturunkan dan
diperuntukkan beribadah kepada Allah selain al-Qur`an al-Karim,
Allah berfirman,
x w v u t s r q p o{
e d c b a` _ ~ } | {z y
z ih g f
"Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur`an dengan memba-
wa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-ki-
tab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-
kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepada-
mu." (Al-Ma`idah: 48).
Ketiga, wajib mengimani bahwa Taurat dan Injil telah dihapus
oleh al-Qur`an al-Karim dan keduanya telah mengalami perubahan
dan penggantian, baik berupa tambahan ataupun pengurangan se-
bagaimana yang dijelaskan oleh banyak ayat di dalam Kitabullah,
di antaranya; Firman Allah q,
} |{ z y x w v u{
141
Akidah dan Seputarnya
« ª © ¨§ ¦ ¥ ¤ £ ¢¡ ~
z ³²±°¯®¬
"(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan
kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah per-
kataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melu-
pakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya,
dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari
mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat)."
(Al-Maidah: 13).
Demikian juga FirmanNya,
a ` _ ^ ] \ [ Z Y X W{
m l k j i h g fe d c b
zp on
"Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis al-
Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya, 'Ini dari
Allah', (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit
dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat
dari apa yang mereka kerjakan." (Al-Baqarah: 79).
Dan FirmanNya yang lain,
I H G F E D C B A{
WVUTSRQP ONMLKJ
z^]\ [ZYX
"Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar
lidahnya membaca al-Kitab, supaya kamu menyangka apa yang dibaca-
nya itu sebagian dari al-Kitab, padahal ia bukan dari al-Kitab dan mere-
ka mengatakan, 'Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah', padahal ia
bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang
mereka mengetahui." (Ali Imran: 78).
142
Akidah dan Seputarnya
Oleh karena itu, bila ada di antara isi kitab-kitab tersebut ajaran
yang masih murni, maka (dengan sendirinya) ia telah dihapus oleh
Islam sedangkan yang selain itu berarti telah dirubah atau diganti.
Dalam hadits yang shahih dari Nabi a dinyatakan bahwa be-
liau a marah kepada Umar bin al-Khaththab y ketika beliau me-
lihat bersamanya ada shahifah (lembaran) yang berisi sedikit ajaran
Taurat, beliau a bersabda, "Masih ragukah engkau wahai Ibnu al-
Khaththab? Bukankahkah aku telah membawanya dalam keadaan putih
lagi bersih? Andaikan saudaraku, Musa, masih hidup tentu tidak ada pi-
lihan lain baginya selain mengikutiku."43
Keempat, di antara prinsip-prinsip akidah dalam Islam adalah
menyatakan bahwa Nabi dan Rasul kita, Muhammad a adalah pe-
nutup para nabi dan rasul, sebagaimana Firman Allah q,
u t s r q p o n m l k{
¡ ~} | { z y x w v
¯ ® ¬ « ª ©¨ § ¦¥ ¤ £ ¢
z ±°
"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi,
'Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan
hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenar-
kan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan bersungguh-sungguh
beriman kepadanya dan menolongnya.' Allah berfirman, 'Apakah
kamu mengakui dan menerima perjanjianKu terhadap yang demikian
43 Hadits riwayat Ahmad, no. 14104 dan ad-Darimi di dalam mukaddimahnya, no. 436 dan selain keduanya.
143
Akidah dan Seputarnya
l k j i h g f e d{
zo n m
"(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada
di sisi mereka." (Al-A'raf: 157).
Demikian pula, di antara prinsip-prinsip akidah dalam Islam
adalah menyatakan bahwa Muhammad a diutus kepada seluruh
umat manusia, Allah q berfirman,
~}|{z yx wvu{
z ¢¡
"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia se-
luruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Saba`: 28).
z y x w v u t s r{
"Katakanlah, 'Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu semua'." (Al-A'raf: 158).
Dan banyak lagi ayat-ayat yang lainnya.
Kelima, di antara prinsip-prinsip akidah dalam Islam adalah
wajibnya meyakini kekufuran semua orang yang tidak masuk ke
dalam Islam, baik mereka itu orang-orang Yahudi, Nasrani atau pun
selain mereka dan (wajib pula) menyebut mereka sebagai kafir, mu-
suh Allah, RasulNya dan kaum Mukmin, serta sebagai penghuni
neraka, sebagaimana FirmanNya,
zponmlkjihgfed{
144
Akidah dan Seputarnya
§¦ ¥ ¤ £ ¢ ¡ ~ } | { z {
z¬«ª©¨
"Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang
musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalam-
nya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk." (Al-Bayyinah: 6),
serta banyak lagi ayat-ayat yang lain.
Telah bersumber secara shahih di dalam kitab Shahih Muslim
bahwasanya Nabi a bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada di
TanganNya, tidak ada seorang pun yang mendengar perihalku di kalangan
umat ini, baik Yahudi maupun Nasrani, kemudian dia meninggal dunia
namun tidak beriman kepada wahyu yang aku diutus dengannya, melain-
kan dia akan menjadi penghuni neraka."44
Oleh karena itu, barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang-
orang Yahudi dan Nasrani, maka dia telah kafir, berdasarkan caku-
pan kaidah syariah:
. ِ َ ْ َ ُ َכ ِّ ِ א ْ َכא ِ َ ُ َ َכא
ٌ َ ْ
"Barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang kafir, maka dia telah
kafir."
Keenam, merujuk kepada prinsip-prinsip akidah dan hakikat-
hakikat syara' tersebut, maka propaganda kepada kesatuan agama
(pluralisme) dan pendekatan antar agama dengan meleburkannya ke
dalam satu cetakan merupakan propaganda kotor dan makar yang
bertujuan mencampuradukkan antara al-haq dan bathil, menghancur-
kan Islam dan meluluhlantakkan sendi-sendinya serta menggiring
penganutnya menuju pemurtadan massal. Hal ini sebagaimana yang
dibenarkan oleh Firman Allah q,
145
Akidah dan Seputarnya
z gf e d c b a ` _ ~ {
"Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka
(dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran),
seandainya mereka sanggup." (Al-Baqarah: 217).
Juga, FirmanNya q,
z vu t s r q p o {
"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah
menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka)." (An-Nisa`:
89).
Ketujuh, di antara implikasi dari propaganda dosa ini adalah
menghilangkan adanya perbedaan antara Islam dan kekufuran, al-
haq dan bathil, ma'ruf dan munkar serta menghancurkan tonggak
pembatas yang selama ini memisahkan antara kaum Muslimin dan
kaum kafir sehingga tidak ada lagi konsep wala' (loyalitas mutlak
kepada Allah, RasulNya dan kaum Mukminin) dan bara' (berlepas
diri dari selain itu) serta tidak ada lagi konsep jihad dan perang
untuk meninggikan kalimat Allah di bumiNya padahal Allah Yang
Mahaagung dan Mahasuci telah berfirman,
w v u t s r q p o n m{
a`_~}|{zy x
zj ihgfedcb
"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak
(pula) pada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang
diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan
agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan
al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan
patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk." (At-Taubah: 29).
Demikian juga dengan FirmanNya,
º¹¸¶µ ´³²{
z ¿¾½¼»
146
Akidah dan Seputarnya
147
Akidah dan Seputarnya
148
Akidah dan Seputarnya
e d c b a ` _ ^ ] \ [ Z{
t sr q p o n m l k j i h g f
zzy xwvu
"Katakanlah, 'Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu ka-
limat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu,
bahwa kita tidak menyembah kecuali Allah dan tidak kita perseku-
tukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita men-
jadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah'. Jika mereka
berpaling, maka katakanlah kepada mereka, 'Saksikanlah, bahwa kami
adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)'." ( Ali Imran:
64).
Adapun berdebat, mengadakan pertemuan dan berdialog
dengan mereka demi mengikuti kata hati mereka, merealisasikan
tujuan-tujuan mereka serta untuk mengurai buhul-buhul Islam dan
iman; maka hal ini adalah perbuatan yang bathil, yang tidak dike-
hendaki oleh Allah, RasulNya serta orang-orang yang beriman. Dan
hanya kepada Allah-lah tempat memohon pertolongan dari segala
apa yang mereka sifatkan. Allah berfirman,
z ¾½ ¼ » º ¹ ¸ ¶ µ ´{
"Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak
memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah
kepadamu. " (Al-Ma`idah: 49).
149
Akidah dan Seputarnya
150
Akidah dan Seputarnya
151
Akidah dan Seputarnya
152