Anda di halaman 1dari 43

PERANGKAT AJAR Copy

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila


Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 4 PONTIANAK
Kelas : XI
Fase :F
Tahun Pelajaran : 2022/2023/2024

Judul Materi/Elemen Pancasila

Deskripsi Peserta didik mampu menganalisis kedudukan Pancasila sebagai ideologi


terbuka; serta peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan global; peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
Kelas XI
Alokasi Waktu 2 JP @ 45 menit
Jumlah Pertemuan 18 x
Fase Capaian F
Profil Pelajar Pancasila Beriman, Bertaqwa Kepada Tuhan YME, Beraklak Mulia, Mandiri,
Bernalar Kritis dan Kreatif
Model Pembelajaran Discovery Learning, Projeck Based Learning
Moda Pembelajaran Tatap Muka
Metode Pembelajaran a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Debat
e. Tugas
f. Presentasi
g. Projek
h. Kunjungan lapangan
Bentuk Penilaian Asesmen
Sumber Pembelajaran a. Buku Relevan
b. Internet
c. Jurnal
Bahan Pembelajaran a. Buku teks pelajaran PPKn kelas XI
b. Kertas A4
Alat Praktik Pembelajaran a. Printer
b. Laptop
c. HP

Media Pembelajaran a. Artikel


b. Slide presentasi
c. Buku relevan
d. Internet
e. Jurnal
Tujuan Pembelajaran Peserta Didik:
1. Mampu menganalisis kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka
2. Mampu menganalisis peluang dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila
secara global
3. Mampu menganalisis tantangan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila
secara global
4. Mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global

PERTEMUAN I ( 2JP / 90 menit)


A. Kegiatan Awal (20 menit)
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik sebagai bentuk perhatian tulus guru .
2. Peserta didik berdoa sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk meningktakan
ketaqwaan terhadap Tuhan YME
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Peserta didik mencermati dan melaksanakan arahan guru untuk memeriksa kerapian dan kebersihan
diri maupun ruang kelas bersama-sama, serta menyimak semua Instruksi guru dengan bertanggung
jawab sebagai wujud implementasi bernalar kritis
5. Guru menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya untuk mempersiapkan bahan dan alat yang dibawa
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini.
6. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran inti.
7. Peserta didik mencermati penjelasan singkat guru tentang materi yang akan dipelajari dan uraian
singkat kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

B. Kegiatan Inti (50 menit)


1. Guru menjelaskan materi tentang Kedudukan Pancasila sebagai Idiologi terbuka
Siwa menyebutkan kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia
2. Guru menjelaskan materi tentang Nilai-nilai dasar Pancasila
3. Guru meminta kepada peserta didik untuk memberikan gambaran/tanggapan tentang peluang dan
tantangan nilai-nilai Pancasila
4. Dari tanggapan peserta didik, guru memberi penguatan tentang:
a. Penjelasan tentang kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia
b. Penjelasan tentang Nilai-nilai dasar Pancasila
c. Penjelasan tentang peran masyarakat untuk membantu ancaman yang akan terjadi
5. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
6. Peserta didik membuat kelompok untuk diskusi

C. Penutup (20 menit)


1. Peserta didik dengan bimbingan guru, menyimpulkan konten/materi pembelajaran yang telah
dipelajari
2. Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
3. Peserta didik diajak untuk melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
4. Guru menugaskan kepada peserta didik untuk membaca materi pembelajaran selanjutnya di rumah
5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan meminta peserta didik untuk memimpin doa (jika
berada pada akhir jam pelajaran)
6. Guru memberikan salam sebagai penutup kegiatan
Pertemuan Ke II ( 2 Jp / 90 Menit )
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengajak peserta didik mengingat kembali topik pembahasan pada pertemuan sebelumnya
dengan mengulang kembali pertanyaan kunci pada unit ini. “Apa persamaan pandangan yang dimiliki
para pendiri bangsa? Apa saja perbedaan pendapat yang dimiliki para pendiri bangsa terkait dasar
negara?“
b. Kegiatan Inti
1) Guru meminta peserta didik membaca materi yang berjudul “Dinamika Perumusan Pancasila”.
2) Pada tahap ini, guru meminta peserta didik mencatat informasi penting terkait topik bacaan. Beberapa
pertanyaan kunci yang diberikan kepada peserta didik adalah:
a) Bagaimana pandangan pendiri bangsa terkait hubungan agama dan negara?
b) Bagaimana cara pendiri bangsa menyikapi perbedaan pendapat di antara mereka?
3) Setelah peserta didik selesai mencari informasi, dilanjutkan dengan kegiatan bermain peran untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik. Berikut langkah-langkahnya:
a) Peserta didik bersama anggota kelompok mengambil peran yang sama.
b) Situasi yang dimainkan adalah saat rapat sidang BPUPK.
c) Peserta didik membuat pemaparan, yaitu berupa ide dan rumusan isi Pancasila dari tokoh yang
diwakili. d) Pada akhir pemaparan, peserta didik diminta untuk menambahkan ide dan rumusan isi
Pancasila menurut mereka sendiri (dapat juga pernyataan yang menunjukkan setuju dengan pendapat
tokoh yang diwakili).
c. Kegiatan Penutup
Setelah melalui proses belajar hari ini
1) guru dan peserta didik menyimpulkan materi pelajaran;
2) guru dan peserta didik melakukan refleksi;
3) guru dapat memberikan penugasan dan informasi lain sebagai tindak lanjut proses pembelajaran.

8. Asesmen/Penilaian
Di akhir unit, guru memberikan asesmen kepada peserta didik untuk menguji kemampuan mereka,
dengan cara:
a. Membuat peta pemikiran pendiri bangsa.
b. Memainkan peran sebagai pendiri bangsa dan melakonkannya dalam sidang BPUPK.
c. Menjawab pertanyaan terbuka yang ada pada Buku Siswa.

PERTEMUAN 2 ( 2JP / 90 menit)


A. Kegiatan Awal (20 menit)
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik sebagai bentuk perhatian tulus guru .
2. Peserta didik berdoa sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk meningktakan
ketaqwaan terhadap Tuhan YME
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Peserta didik mencermati dan melaksanakan arahan guru untuk memeriksa kerapian dan kebersihan
diri maupun ruang kelas bersama-sama, serta menyimak semua Instruksi guru dengan bertanggung
jawab sebagai wujud implementasi bernalar kritis
5. Guru menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya untuk mempersiapkan bahan dan alat yang dibawa
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini.
6. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran inti.
7. Peserta didik mencermati penjelasan singkat guru tentang materi yang akan dipelajari dan uraian
singkat kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
8. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum kegiatan inti

B. Kegiatan Inti (50 menit)


1. Guru meminta siswa mengkaji materi tentang tantangan, yang dihadapi Indonesia, kemudian
memberikan pertanyaan:
a. Tunjukkan contoh bentuk tantangan yang dihadapi Indonesia
b. Bagaimana cara mengahadapi tantangan dari dalam dan dari luar
c. Apa peran peserta didik dalam menyikapi adanya tantangan yang terjadi
2. Guru menjelaskan materi tentang tantangan yang dihadapi Indonesia
3. Guru meminta kepada peserta didik untuk memberikan gambaran/tanggapan tentang tantangan
yang dihadapi Indonesia
4. Dari tanggapan peserta didik, guru memberi penguatan tentang:
a. Penjelasan tentang tantangan negara secara global
b. Penjelasan tentang peran masyarakat untuk membantu menghadapi tantangan
c. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
C. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan bimbingan guru, menyimpulkan konten/materi pembelajaran yang telah
dipelajari
2. Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
3. Peserta didik diajak untuk melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
4. Guru menugaskan kepada peserta didik untuk membaca materi pembelajaran selanjutnya di rumah
5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan meminta peserta didik untuk memimpin doa (jika
berada pada akhir jam pelajaran)
6. Guru memberikan salam sebagai penutup kegiatan
● Refleksi (10 menit)
o Apakah kegiatan pembelajaran sudah terlaksana sesuai dengan perencanaan ?
o Bagaimana partisipasi peserta didik dalam pembelajaran ?
o Apakah hasil belajar peserta didik pada pertemuan ini sudah sesuai harapan ?
o Apa yang didapatkan dari pertemuan ini ?
● Kompetensi, Asesmen, dan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
o Kompetensi yang dinilai
 Kompetensi sikap yang menunjukkan profil pelajar Pancasila
 Kompetensi pengetahuan untuk: mengkaji tantangan yang dihadapi Indonesia
 Kompetensi keterampilan: literasi membaca, komparasi, menggunakan internet, berpikir
kritis dan berdiskusi
o Bagaimana asesmen dilaksanakan:
 Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan langsung pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung
 Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis dan tes lisan
 Penilaian keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja/performa pada saat
pembeajaran berlangsung
o Kriteria Penilaian
 Penilaian Sikap
Pedoman Penskoran
Skor 4 Sangat Baik
Skor 3 Baik
Skor 2 Cukup
Skor 1 Kurang
No Nam Sikap Yang Dinilai Jumla
. a Ketaqwaa Berakhla Mandir Kriti Kreati h Nila
Siswa n k i s f Skor i
2
3
4
5
6
7

Rumus Penilaian:
N = Jumlah skor x 100
Jumlah maks

 Penilaian Pengetahuan

No Rumusan Soal Teknik Skor Bobot Nilai


. Maksimal
1 Berikan contoh bentuk Test 3 30
tantangan yang dihadapi
Indonesia ( 5 contoh)
2 Bagaimana strategi yang Test 3 30
dilakukan pemeritah dalam
menghadapi tantangan dari
dalam dan dari luar
3 Apa peran peserta didik Test 4 40
dalam menyikapi ketika
adanya tantangan
Nilai Total 100

Pedoman penskoran:
Jawaban betul 1 : skor 30 / 40
Jawaban betul 2 : skor 60/ 70
Jawaban betul 3 : skor 100

 Penilaian Keterampilan
Pedoman penskoran:
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup
Skor 1 = kurang

Lembar Kerja Peserta Didik


Nilai

Nama : …………………………………………………...
Kelas : …………………………………………………..
Jurusan/Prodi : …………………………………………………...
Materi : ……………………………………………………
Hari/Tanggal : ……………………………………………………

Setelah kalian mencari informasi dengan membaca wacana materi di atas dan sumber belajar
lain, tulislah apa yang sudah kalian ketahui tentang Ancaman, Tantangan, Hambatan dan
Gangguan yang dihadapi Indonesia, seperti:

No. Soal / Pertanyaan

PERTEMUAN 3 ( 2JP / 90 menit)


A. Kegiatan Awal (20 menit)
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik sebagai bentuk perhatian tulus guru .
2. Peserta didik berdoa sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk meningktakan
ketaqwaan terhadap Tuhan YME
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Peserta didik mencermati dan melaksanakan arahan guru untuk memeriksa kerapian dan kebersihan
diri maupun ruang kelas bersama-sama, serta menyimak semua Instruksi guru dengan bertanggung
jawab sebagai wujud implementasi bernalar kritis
5. Guru menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya untuk mempersiapkan bahan dan alat yang dibawa
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini.
6. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran inti.
7. Peserta didik mencermati penjelasan singkat guru tentang materi yang akan dipelajari dan uraian
singkat kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
8. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum kegiatan inti

B. Kegiatan Inti (50 menit)


1. Guru meminta siswa mengkaji materi tentang hambatan, yang dihadapi Indonesia, kemudian
memberikan pertanyaan:
a. Tunjukkan contoh bentuk hambatan yang dihadapi Indonesia
b. Bagaimana strategi pemerintah dalam mengahadapi hambatan dari dalam dan dari luar
c. Upaya apa saja yang dilakukan untuk menghadapi hambatan dari dalam dan dari luar
d. Apa peran peserta didik dalam menyikapi adanya hambatan yang terjadi
5. Guru menjelaskan materi tentang hambatan yang dihadapi Indonesia
6. Guru meminta kepada peserta didik untuk memberikan gambaran/tanggapan tentang hambatan
yang dihadapi Indonesia
7. Dari tanggapan peserta didik, guru memberi penguatan tentang:
a. Memberikan contoh bentuk hambatan yang dihadapi Indonesia
b. Memberikan penjelasan tentang strategi pemerintah dalam menghadapi hambatan
c. Memberikan penjelasan tentang upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan
d. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
C. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan bimbingan guru, menyimpulkan konten/materi pembelajaran yang telah
dipelajari
2. Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
3. Peserta didik diajak untuk melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
4. Guru menugaskan kepada peserta didik untuk membaca materi pembelajaran selanjutnya di rumah
5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan meminta peserta didik untuk memimpin doa (jika
berada pada akhir jam pelajaran)
6. Guru memberikan salam sebagai penutup kegiatan
● Refleksi (10 menit)
a. Apakah kegiatan pembelajaran sudah terlaksana sesuai dengan perencanaan ?
b. Apakah peserta didik termotivasi dalam pembelajaran ?
c. Apakah sikap dan perilaku peserta didik pada pertemuan ini sudah sesuai harapan ?
d. Apa yang didapatkan dari pertemuan ini ?

PERTEMUAN 4 ( 2JP / 90 menit)


A. Kegiatan Awal (20 menit)
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik sebagai bentuk perhatian tulus guru .
2. Peserta didik berdoa sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk meningktakan
ketaqwaan terhadap Tuhan YME
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Peserta didik mencermati dan melaksanakan arahan guru untuk memeriksa kerapian dan kebersihan
diri maupun ruang kelas bersama-sama, serta menyimak semua Instruksi guru dengan bertanggung
jawab sebagai wujud implementasi bernalar kritis
5. Guru menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya untuk mempersiapkan bahan dan alat yang dibawa
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini.
6. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran inti.
7. Peserta didik mencermati penjelasan singkat guru tentang materi yang akan dipelajari dan uraian
singkat kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
8. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum kegiatan inti

B. Kegiatan Inti (50 menit)


1. Guru meminta siswa mengkaji materi tentang angguan, yang dihadapi Indonesia, kemudian
memberikan pertanyaan:
a. Tunjukkan contoh bentuk gangguan yang dihadapi Indonesia
b. Bagaimana cara mengahadapi gangguan dari dalam dan dari luar
c. Apa peran peserta didik dalam menyikapi adanya gangguan dari dalamdan dari luar
2. Guru menjelaskan materi tentang gangguan yang dihadapi Indonesia
3. Guru meminta kepada peserta didik untuk memberikan gambaran/tanggapan tentang gangguan
yang dihadapi Indonesia
4. Dari tanggapan peserta didik, guru memberi penguatan tentang:
a. Penjelasan tentang tantangan negara secara global
b. Penjelasan tentang peran masyarakat untuk membantu menghadapi ganggan
c. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
C. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan bimbingan guru, menyimpulkan konten/materi pembelajaran yang telah
dipelajari
2. Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
3. Peserta didik diajak untuk melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
4. Guru menugaskan kepada peserta didik untuk membaca materi pembelajaran selanjutnya di rumah
5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan meminta peserta didik untuk memimpin doa (jika
berada pada akhir jam pelajaran)
6. Guru memberikan salam sebagai penutup kegiatan

● Refleksi (10 menit)


o Apakah kegiatan pembelajaran sudah terlaksana sesuai dengan perencanaan ?
o Bagaimana partisipasi peserta didik dalam pembelajaran ?
o Apakah hasil belajar peserta didik pada pertemuan ini sudah sesuai harapan ?
o Apa yang didapatkan dari pertemuan ini ?
● Kompetensi, Asesmen, dan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
o Kompetensi yang dinilai
 Kompetensi sikap yang menunjukkan profil pelajar Pancasila
 Kompetensi pengetahuan untuk: mengkaji tantangan yang dihadapi Indonesia
 Kompetensi keterampilan: literasi membaca, komparasi, menggunakan internet, berpikir
kritis dan berdiskusi
o Bagaimana asesmen dilaksanakan:
 Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan langsung pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung
 Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis dan tes lisan
 Penilaian keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja/performa pada saat
pembeajaran berlangsung
o Kriteria Penilaian
 Penilaian Sikap
Pedoman Penskoran
Skor 4 Sangat Baik
Skor 3 Baik
Skor 2 Cukup
Skor 1 Kurang

No Nam Sikap Yang Dinilai Jumla


. a Ketaqwaa Berakhla Mandir Kriti Kreati h Nila
Siswa n k i s f Skor i
2
3
4
5
6
7

Rumus Penilaian:
N = Jumlah skor x 100
Jumlah maks
 Penilaian Pengetahuan

No Rumusan Soal Teknik Skor Bobot Nilai


. Maksimal
1
2
3
Nilai Total 100

Pedoman penskoran:
Jawaban betul 1 : skor 30 / 40
Jawaban betul 2 : skor 60/ 70
Jawaban betul 3 : skor 100

 Penilaian Keterampilan
Pedoman penskoran:
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup
Skor 1 = kurang

Lembar Kerja Peserta Didik


Nilai

Nama : …………………………………………………...
Kelas : …………………………………………………..
Jurusan/Prodi : …………………………………………………...
Materi : ……………………………………………………
Hari/Tanggal : ……………………………………………………

Setelah kalian mencari informasi dengan membaca wacana materi di atas dan sumber belajar
lain, tulislah apa yang sudah kalian ketahui tentang Ancaman, Tantangan, Hambatan dan
Gangguan yang dihadapi Indonesia, seperti:

No. Soal / Pertanyaan

Pontianak, Juli 2022


Mengetahui Guru Bidang Studi

Drs. Rohmadi Suharyanto Dra. Marwati


NIP.196809091995031006 NIP.196911081994122004

PERTEMUAN 5 – 8 ( 8 JP / 180 MENIT)


A. Kegiatan Awal (20 menit)
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik sebagai bentuk perhatian tulus guru .
2. Peserta didik berdoa sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk meningktakan
ketaqwaan terhadap Tuhan YME
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Peserta didik mencermati dan melaksanakan arahan guru untuk memeriksa kerapian dan kebersihan
diri maupun ruang kelas bersama-sama, serta menyimak semua Instruksi guru dengan bertanggung
jawab sebagai wujud implementasi bernalar kritis
5. Guru menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya untuk mempersiapkan bahan dan alat yang dibawa
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini.
6. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran inti.
7. Peserta didik mencermati penjelasan singkat guru tentang materi yang akan dipelajari dan uraian
singkat kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
8. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum kegiatan inti

B. Kegiatan Inti (50 menit)


1. Guru meminta siswa mengkaji materi tentang solus terhadap ATHG yang dihadapi Indonesia,
kemudian memberikan pertanyaan:
a. Tunjukkan contoh solusi terhadap ATHG yang dihadapi Indonesia
b. Bagaimana cara mengantisipasi gangguan dari dalam dan dari luar
c. Bagaimana peran peserta didik dalam menyikapi solusi ATHG
2. Guru menjelaskan materi tentang gangguan yang dihadapi Indonesia
3. Guru meminta kepada peserta didik untuk memberikan solusi tentang ATHG yang dihadapi
Indonesia
4. Dari tanggapan peserta didik, guru memberi penguatan tentang:
a. Penjelasan tentang contoh solusi terhadap ATHG
b. Penjelasan tentang antisipasi terhadap ATHG
c. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya

C. Penutup (10 menit)


1. Peserta didik dengan bimbingan guru, menyimpulkan konten/materi pembelajaran yang telah
dipelajari
2. Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
3. Peserta didik diajak untuk melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
4. Guru menugaskan kepada peserta didik untuk membaca materi pembelajaran selanjutnya di rumah
5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan meminta peserta didik untuk memimpin doa (jika
berada pada akhir jam pelajaran)
6. Guru memberikan salam sebagai penutup kegiatan
● Refleksi (10 menit)
1) Apakah kegiatan pembelajaran sudah terlaksana sesuai dengan perencanaan ?
2) Bagaimana partisipasi peserta didik dalam pembelajaran ?
3) Apakah hasil belajar peserta didik pada pertemuan ini sudah sesuai harapan ?
4) Apa yang didapatkan dari pertemuan ini ?
● Kompetensi, Asesmen, dan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
o Kompetensi yang dinilai
 Kompetensi sikap yang menunjukkan profil pelajar Pancasila
 Kompetensi pengetahuan untuk: mengkaji tantangan yang dihadapi Indonesia
 Kompetensi keterampilan: literasi membaca, komparasi, menggunakan internet, berpikir
kritis dan berdiskusi
o Bagaimana asesmen dilaksanakan:
 Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan langsung pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung
 Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis dan tes lisan
 Penilaian keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja/performa pada saat
pembeajaran berlangsung
o Kriteria Penilaian
 Penilaian Sikap
Pedoman Penskoran
Skor 4 Sangat Baik
Skor 3 Baik
Skor 2 Cukup
Skor 1 Kurang

No Nam Sikap Yang Dinilai Jumla


. a Ketaqwaa Berakhla Mandir Kriti Kreati h Nila
Siswa n k i s f Skor i
2
3
4
5
6
7

Rumus Penilaian:
N = Jumlah skor x 100
Jumlah maks

PERTEMUAN 9 - 14 ( 12 JP / 540 menit)


A. Kegiatan Awal (20 menit)
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik sebagai bentuk perhatian tulus guru .
2. Peserta didik berdoa sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk meningktakan
ketaqwaan terhadap Tuhan YME
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Peserta didik mencermati dan melaksanakan arahan guru untuk memeriksa kerapian dan kebersihan
diri maupun ruang kelas bersama-sama, serta menyimak semua Instruksi guru dengan bertanggung
jawab sebagai wujud implementasi bernalar kritis
5. Guru menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya untuk mempersiapkan bahan dan alat yang dibawa
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini.
6. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran inti.
7. Peserta didik mencermati penjelasan singkat guru tentang materi yang akan dipelajari dan uraian
singkat kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
8. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum kegiatan inti

B. Kegiatan Inti (50 menit)


1. Guru meminta siswa mengkaji materi tentang angguan, yang dihadapi Indonesia, kemudian
memberikan pertanyaan:
a. Tunjukkan contoh bentuk angguan yang dihadapi Indonesia
b. Bagaimana cara mengahadapi gangguan dari dalam dan dari luar
c. Apa peran peserta didik dalam menyikapi adanya gangguan dari dalamdan dari luar
2. Guru menjelaskan materi tentang gangguan yang dihadapi Indonesia
3. Guru meminta kepada peserta didik untuk memberikan gambaran/tanggapan tentang gangguan
yang dihadapi Indonesia
4. Dari tanggapan peserta didik, guru memberi penguatan tentang:
a. Penjelasan tentang tantangan negara secara global
b. Penjelasan tentang peran masyarakat untuk membantu menghadapi ganggan
c. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
C. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan bimbingan guru, menyimpulkan konten/materi pembelajaran yang telah
dipelajari
2. Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
3. Peserta didik diajak untuk melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
4. Guru menugaskan kepada peserta didik untuk membaca materi pembelajaran selanjutnya di rumah
5. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan meminta peserta didik untuk memimpin doa (jika
berada pada akhir jam pelajaran)
6. Guru memberikan salam sebagai penutup kegiatan
● Refleksi (10 menit)
a) Apakah kegiatan pembelajaran sudah terlaksana sesuai dengan perencanaan ?
b) Bagaimana partisipasi peserta didik dalam pembelajaran ?
c) Apakah hasil belajar peserta didik pada pertemuan ini sudah sesuai harapan ?
d) Apa yang didapatkan dari pertemuan ini ?
● Kompetensi, Asesmen, dan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
o Kompetensi yang dinilai
a) Kompetensi sikap yang menunjukkan profil pelajar Pancasila
b) Kompetensi pengetahuan untuk: mengkaji tantangan yang dihadapi Indonesia
c) Kompetensi keterampilan: literasi membaca, komparasi, menggunakan internet, berpikir
kritis dan berdiskusi
o Bagaimana asesmen dilaksanakan:
a) Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan langsung pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung
b) Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis dan tes lisan
c) Penilaian keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja/performa pada saat
pembeajaran berlangsung

PERTEMUAN 15 – 16 ( 4JP / 90 menit)


A. Kegiatan Awal (20 menit)
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik sebagai bentuk perhatian tulus guru .
2. Peserta didik berdoa sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk meningktakan
ketaqwaan terhadap Tuhan YME
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Peserta didik mencermati dan melaksanakan arahan guru untuk memeriksa kerapian dan kebersihan
diri maupun ruang kelas bersama-sama, serta menyimak semua Instruksi guru dengan bertanggung
jawab sebagai wujud implementasi bernalar kritis
5. Guru menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya untuk mempersiapkan bahan dan alat yang dibawa
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini.
6. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran inti.
7. Peserta didik mencermati penjelasan singkat guru tentang materi yang akan dipelajari dan uraian
singkat kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
8. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum kegiatan inti

B. Kegiatan Inti (50 menit)


1. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok menjadi 5 atau 6 orang tiap kelompok
2. Peserta didik diminta untuk mengamati tayangan video yang berkaitan dengan materi hubungan
Internasional, guru menambahkan penjelasnnya
3. Guru memberikan simulasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari penayangan video
4. Siswa diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyakmungkin masalah yang relevan
dengan hubungan internasional, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan pertanyaan dan
diikuti jawaban dari pertanyaan tersebut
7. Peserta didik secara berkelompok mengidentifikasi sekaligus mencatat pertanyaan yang ingin
diketahui
8. Guru secara mendalam terus membimbing peserta didik untuk terus menggali rasa ingin tahu yang
mendalam tentang hunungan internasional
9. Guru memberikan motivasi dan penghargaan bagi kelompok yang menyusun pertanyan yang paling
banyak sesuai dengan tujuan pembelajaran
10. Guru mengamati secara perorang dan kelompok keterampilan peserta didik
11. Peserta didik mencari informasi dan mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang disusun
12. Peserta didik menghubungkan informasi yang diperoleh sebagai dasar untuk menarik kesimpulan
13. Peserta didik dibimbing untuk menyusun laporan hasil identifikasi yang berkaitan dengan pola
hubungan internasional yang dibangun Indonesia
14. Setiap kelompok dengan bimbingan guru menyajikan hasil identifikasi yang berkaitan dengan pola
hubungan internasional yang dibangun Indonesia didepan kelas, kelompok lain memberikan
tanggapan dan komentar

C. Penutup (10 menit)


1. Guru bertanya kepada peserta didik tentang pemahaman pembelajaran yang telah dipelajari
2. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan
3. Peserta didik diberikan tugas mandiri
4. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan meminta peserta didik untuk memimpin doa (jika
berada pada akhir jam pelajaran)
5. Guru memberikan salam sebagai penutup kegiatan

● Refleksi (10 menit)


15. Apakah kegiatan pembelajaran sudah terlaksana sesuai dengan perencanaan ?
16. Bagaimana partisipasi peserta didik dalam pembelajaran ?
17. Apakah hasil belajar peserta didik pada pertemuan ini sudah sesuai harapan ?
18. Apa yang didapatkan dari pertemuan ini ?
● Kompetensi, Asesmen, dan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
o Kompetensi yang dinilai
 Kompetensi sikap yang menunjukkan profil pelajar Pancasila
 Kompetensi pengetahuan untuk: mengkaji tantangan yang dihadapi Indonesia
 Kompetensi keterampilan: literasi membaca, komparasi, menggunakan internet, berpikir
kritis dan berdiskusi

o Bagaimana asesmen dilaksanakan:


 Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan langsung pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung
 Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis dan tes lisan
 Penilaian keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja/performa pada saat
pembeajaran berlangsung
o Kriteria Penilaian
 Penilaian Sikap
Pedoman Penskoran
Skor 4 Sangat Baik
Skor 3 Baik
Skor 2 Cukup
Skor 1 Kurang

No Nam Sikap Yang Dinilai Jumla


. a Ketaqwaa Berakhla Mandir Kriti Kreati h Nila
Siswa n k i s f Skor i
2
3
4
5
6
7

Rumus Penilaian:
N = Jumlah skor x 100
Jumlah maks
 Penilaian Pengetahuan

No Rumusan Soal Teknik Skor Bobot Nilai


. Maksimal
1
2
3
Nilai Total 100

Pedoman penskoran:
Jawaban betul 1 : skor 30 / 40
Jawaban betul 2 : skor 60/ 70
Jawaban betul 3 : skor 100

 Penilaian Keterampilan
Pedoman penskoran:
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup
Skor 1 = kurang

Lembar Kerja Peserta Didik


Nilai

Nama : …………………………………………………...
Kelas : …………………………………………………..
Jurusan/Prodi : …………………………………………………...
Materi : ……………………………………………………
Hari/Tanggal : ……………………………………………………

Setelah kalian mencari informasi dengan membaca wacana materi di atas dan sumber belajar
lain, tulislah apa yang sudah kalian ketahui tentang Peran Indonesia dalam Hubungan
Internasional, seperti:

No. Soal / Pertanyaan

Pontianak, Juli 2022


Mengetahui Guru Bidang Studi

Drs. Rohmadi Suharyanto Uray Zulfikar, M.Pd


NIP.196809091995031006 NIP.196712201992031013

PERTEMUAN 17 – 18 ( 4JP / 90 menit)


A. Kegiatan Awal (20 menit)
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik sebagai bentuk perhatian tulus guru .
2. Peserta didik berdoa sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk meningktakan
ketaqwaan terhadap Tuhan YME
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Peserta didik mencermati dan melaksanakan arahan guru untuk memeriksa kerapian dan kebersihan
diri maupun ruang kelas bersama-sama, serta menyimak semua Instruksi guru dengan bertanggung
jawab sebagai wujud implementasi bernalar kritis
5. Guru menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya untuk mempersiapkan bahan dan alat yang dibawa
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini.
6. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran inti.
7. Peserta didik mencermati penjelasan singkat guru tentang materi yang akan dipelajari dan uraian
singkat kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
8. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru sebelum kegiatan inti
9. Guru mempersiapkan suasana belajar yang menyenangkan
10. Guru mempersiapkan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya
11. Guru menyampaikan capaian pembelajaran dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
12. Guru enyampaikan secara garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
13. Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan

B. Kegiatan Inti (50 menit)


1. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok menjadi 5 atau 6 orang tiap kelompok
2. Peserta didik diminta untuk mengamati tayangan video yang berkaitan dengan materi perjajian
Internasional, guru menambahkan penjelasnnya
3. Guru memberikan simulasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari penayangan video
4. Siswa diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan
dengan perjanjian internasional, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan pertanyaan dan
diikuti jawaban dari pertanyaan tersebut
5. Peserta didik secara berkelompok mengidentifikasi sekaligus mencatat pertanyaan yang ingin
diketahui
6. Guru secara mendalam terus membimbing peserta didik untuk terus menggali rasa ingin tahu yang
mendalam tentang perjanjian internasional
7. Guru memberikan motivasi dan penghargaan bagi kelompok yang menyusun pertanyan yang paling
banyak sesuai dengan tujuan pembelajaran
8. Guru mengamati secara perorang dan kelompok keterampilan peserta didik
9. Peserta didik mencari informasi dan mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang disusun
10. Peserta didik menghubungkan informasi yang diperoleh sebagai dasar untuk menarik kesimpulan
11. Peserta didik dibimbing untuk menyusun laporan hasil identifikasi yang berkaitan dengan
perjanjian internasional yang dibangun Indonesia
12. Setiap kelompok dengan bimbingan guru menyajikan hasil identifikasi yang berkaitan dengan
perjanjian internasional yang dibangun Indonesia didepan kelas, kelompok lain memberikan
tanggapan dan komentar

C. Penutup (10 menit)


1. Guru bertanya kepada peserta didik tentang pemahaman pembelajaran yang telah dipelajari
2. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan
3. Peserta didik diberikan tugas mandiri
4. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan meminta peserta didik untuk memimpin doa (jika
berada pada akhir jam pelajaran)
6. Guru memberikan salam sebagai penutup kegiatan
● Refleksi (10 menit)
a) Apakah kegiatan pembelajaran sudah terlaksana sesuai dengan perencanaan ?
b) Bagaimana partisipasi peserta didik dalam pembelajaran ?
c) Apakah hasil belajar peserta didik pada pertemuan ini sudah sesuai harapan ?
d) Apa yang didapatkan dari pertemuan ini ?
● Kompetensi, Asesmen, dan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
o Kompetensi yang dinilai
 Kompetensi sikap yang menunjukkan profil pelajar Pancasila
 Kompetensi pengetahuan untuk: mengkaji tantangan yang dihadapi Indonesia
 Kompetensi keterampilan: literasi membaca, komparasi, menggunakan internet, berpikir
kritis dan berdiskusi
o Bagaimana asesmen dilaksanakan:
 Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan langsung pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung
 Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis dan tes lisan
 Penilaian keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja/performa pada saat
pembeajaran berlangsung
o Kriteria Penilaian
 Penilaian Sikap
Pedoman Penskoran
Skor 4 Sangat Baik
Skor 3 Baik
Skor 2 Cukup
Skor 1 Kurang

No Nam Sikap Yang Dinilai Jumla


. a Ketaqwaa Berakhla Mandir Kriti Kreati h Nila
Siswa n k i s f Skor i
2
3
4
5
6
7

Rumus Penilaian:
N = Jumlah skor x 100
Jumlah maks

 Penilaian Pengetahuan
No Rumusan Soal Teknik Skor Bobot Nilai
. Maksimal
1
2
3
Nilai Total 100

Pedoman penskoran:
Jawaban betul 1 : skor 30 / 40
Jawaban betul 2 : skor 60/ 70
Jawaban betul 3 : skor 100
 Penilaian Keterampilan
Pedoman penskoran:
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup
Skor 1 = kurang

Lembar Kerja Peserta Didik


Nilai

Nama : …………………………………………………...
Kelas : …………………………………………………..
Jurusan/Prodi : …………………………………………………...
Materi : ……………………………………………………
Hari/Tanggal : ……………………………………………………

Setelah kalian mencari informasi dengan membaca wacana materi di atas dan sumber belajar
lain, tulislah apa yang sudah kalian ketahui tentang Perjanjian Internasional, seperti:

No. Soal / Pertanyaan

Pontianak, Juli 2022

Mengetahui Guru Bidang Studi

Drs. Rohmadi Suharyanto Dra. Marwati


NIP.196809091995031006 NIP.196911081994122004
BAB I
NEGARA KESATUAN REPUBLIK NDONESIA

A. Konsep Negara Kesatuan RI


Negara kesatuan adalah bentuk negara yang merdeka dan berdaulat dimana keseluruhan negara
dikuasai hanya oleh satu pemerintah pusat saja. Pemerintah pusat juga berwenang mengatur seluruh
daerah. Indonesia merupakan salah satu negara yang berbentuk negara kesatuan.
CF Strong
Negara kesatuan adalah bentuk negara dimana wewenang legislatif tertinggi dipusatkan dalam suatu
badan legislatif nasional. Kekuasaan negara dipegang oleh pemerintah pusat. Pemerintah pusat dapat
menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah berdasarkan hak otonomi, tetapi pada tahap
terakhir kekuasaan tetap berada di tangan pemerintah pusat. Sehingga hakikat negara kesatuan adalah
kedaulatannya yang tidak terbagi.
Cohen dan Peterson
Negara kesatuan adalah bentuk negara dimana pemerintah pusat sebagai pemegang kendali yang
menjalankan kedaulatan tertinggi suatu negara. Mencegah kesewenang-wenangan, pemerintah pusat
diawasi sekaligus dibatasi dengan undang-undang.
Abu Daud Busroh dan Soehino
Negara kesatuan ialah bentuk negara yang sifatnya tunggal. Artinya, hanya terdiri dari satu negara saja
dan tidak tersusun dari beberapa negara. Tidak ada negara dalam negara, seperti pada bentuk negara
federal.
Utrecht
Negara kesatuan adalah negara yang tidak terdiri atas beberapa daerah atau negara bagian yang
berdaulat. Dengan demikian, negara kesatuan selalu bersusunan tunggal.
Moh Kusnardi dan Harmaily Ibrahim
Negara Kesatuan ialah bentuk negara yang tersusun atas satu negara saja, dimana tidak mengenal
adanya negara di dalam negara seperti pada negara federal.
Fred Isjwara
Negara kesatuan adalah bentuk negara yang kewenangan legislatif tertingginya ada di satu badan
legislatif pusat. Bentuk negara paling kokoh dibandingkan dengan negara federasi dan konfederasi.
Tergolong bentuk negara paling kokoh karena dalam negara kesatuan terdapat persatuan sekaligus
kesatuan.

CST Kansil
Negara kesatuan adalah bentuk negara yang merdeka dan berdaulat dimana keseluruhan negara dikuasai
hanya oleh satu pemerintah pusat saja. Pemerintah pusat juga berwenang mengatur seluruh daerah.
Indonesia merupakan salah satu negara yang berbentuk negara kesatuan.
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 18 ayat 1 yang menyatakan
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kesatuan yang terbagi atas daerah, provinsi,
kabupaten/kota.
Konsep Negara Indonesia:
“ Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”. Negara kesatuan merupakan
konsepsi tentang bentuk negara, dan republik adalah konsepsi mengenai bentuk pemerintahan yang
dipilih dalam rangka UUD 1945.

B. Kelemahan dan Kelebihan Bentuk Negara Kesatuan


Terdapat beberapa kekurangan pada negara kesatuan:
1. Beban kerja Pemerintah Pusat cenderung berlebihan
2. Akibat keberadaan pusat pemerintahan yang jauh, mengakibatkan ketidakpekaan dengan masalah
yang dihadapi oleh rakyat di daerah, sehingga kurang perhatian dan kepentingannya terhadap
daerah.
3. Tidak boleh adanya daerah yang menyuarakan haknya berbeda dengan daerah-daerah lainnya, atas
alasan sentralisasi semua pelayanan harus sama. Konsekuensinya, maka sering terjadi perlawanan
dan konflik dengan daerah.
Kelebihan konsep negara kesatuan:
1. Struktur negara sederhana.
2. Koordinasi antara pusat dengan daerah lebih mudah.
3. Aneka kepentingan dan urusan daerah dikendalikan oleh pemerintah pusat, sehingga
pelaksanaannya merata.
4. Biaya yang diperlukan untuk penyelenggaraan perekonomian lebih murah.

C. Bentuk Negara Kesatuan RI


Bentuk negara meliputi negara kesatuan, federasi, dan konfederasi. Jika dilihat dari bentuk negara
yang berlaku umum di dunia maka bentuk negara secara umum dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Negara kesatuan, merupakan bentuk negara yang sifatnya tunggal dan tidak tersusun dari beberapa
negara yang memiliki kedaulatan, tidak terbagi, dan kewenangannya berada pada pemerintah pusat.
Conroh negara yang berbentuk kesatuan adalah Indonesia, Filipina, Thailand, Kamboja dan Jepang.
2. Negara federasi atau serikat, adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian
yang masing-masing tidak berdaulat. Conroh negara yang berbentuk federasi adalah Amerika
Serikat, Malaysia, Australia, Kanada, Meksiko, Irlandia, New Zealand, India.
Selain kedua bentuk negara diatas ada pula bentuk negara lain, yaitu konfederasi dan serikat
negara. Konfederasi adalah bergabungnya beberapa negara yang berdaulat penuh. Sedangkan serikat
negara merupakan suatu ikatan dari dua atau lebih negara berdaulat yang lazimnya dibentuk secara
sukarela dengan suatu persetujuan internasional berupa traktat atau konvensi yang diadakan oleh semua
negara anggota yang berdaulat.
Bentuk negara yang dianut oleh Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus
1945 adalah kesatuan. NKRI adalah negara yang berbentuk kesatuan dengan bentuk pemerintahan
republik dengan nama negara Indonesia. Merdeka dari penjajahan dan bisa menjalankan pemerintahan
sesuai dengan keinginan bangsa Indonesia sendiri. Hal ini sesuai ketentuan UUD NRI Tahun 1945
Pasal 1 ayat (1) : “Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbetuk republik”, dan ayat
(2) :”Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar”.
Kedaulatan di tangan rakyat, artinya Indonesia menganut sistem demokrasi dalam menjalankan
pemerintahannya. Dalam negara demokrasi kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
NKRI merupakan negara kesatuan yang dibagi atas daerah-daerah provinsi yang dibagi atas
kabupaten dan kotamadya. Hal ini sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945, Pasal 18 ayat (1):”Negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah itu dibagi atas kabupaten
dan kota yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur
dengan undang-undang”.
Bentuk pemerintahan NKRI adalah republik, sehingga negara diselenggarakan berdasarkan
prinsip kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara demokratis, yang dibentuk melalui pemilihan
umum (Pemilu).

D. Ciri-ciri Negara Kesatuan


1. Satu Pemerintahan Pusat yang memegang seluruh kekuasaan.
2. Satu Undang-Undang Dasar yang berlaku di seluruh wilayah negara.
3. Satu Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan untuk seluruh rakyat.
4. Satu Badan Perwakilan yang mewakili seluruh rakyat.
5. Semua ciri tersebut ada di negara Indonesia.

E. Tujuan Negara Kesatuan


Tujuan NKRI terdapat pada UUD 1945 alinea ke-4, yang berbunyi: “... melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.”

Referensi:
Abu Daud. 1990. Ilmu Negara. Jakarta: Bumi Aksara
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Busroh Mahmuzar. 2019. Parlemen Bikameral di Negara Kesatuan: Studi Konstitusional kehadiran
DPD di NKRI. Bandung: Hikam Media Utama

K. Ramanathan. 2003. Asas Sains politik. Malaysia Selangor: Fajar Bakti Sdn. Bhd.

BAB II
ANCAMAN TANTANGAN HAMBATAN DAN GANGUAN (ATHG)

A. Pengertian ATHG
Ancaman adalah suatu hal/upaya yang bersifat/bertujuan mengubah dan merombak kebijaksanaan
yang dilandaskan secara konsepsional.
Tantangan adalah suatu hal atau usaha bertujuan atau bersifat menggugah kemampuan. 
Hambatan adalah suatu hal atau usaha berasal dari diri sendiri yang bertujuan melemahkan atau
menghalangi secara tidak konsepsional. 
Gangguan adalah usaha dari luar yang bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak
konsepsional.
Arti penting lancasila dalam menghadapi berbagai gangguan tantangan dan ancaman adalah dapat
dijadikan sebagai pelindung atau landasan hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
sebab dalam pancasila itu sendiri berisi dasar dasar hukum yang ada di Indonesia.
B. Solusi/Upaya dalm mengadapi ATHG
1. Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air
Cinta Tanah Air adalah cinta kepada negara tempat kita dilahirkan, dibesarkan, dan memperoleh
kehidupan di dalamnya. Kecintaan terhadap Tanah Air ini disebabkan karena dari negara tersebut
semua yang kita butuhkan akan kita dapatkan.
Cinta Tanah Air adalah mencintai bangsa sendiri. Cinta Tanah Air ditandai dengan munculnya
perasaan mencintai oleh warga negaranya dengan sedia mengabdi, berkorban, melindungi bangsa dari
segala ancaman dan gangguan, serta memelihara persatuan dan kesatuan.
Menanamkan rasa cinta tanah air sangatlah penting bagi semua warga negara yang ada disuatu
negara tersebut. Tujuannya bahwa warga negara tersebut merasa bangga dan memang cinta pada tanah
air, melalui menumbuhkan jiwa-jiwa sosial dan toleransi akan perbedaan yang telah ada
Manfaat memiliki rasa cinta tanah air adalah timbulnya sifat dan perilaku membela tanah airnya,
menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya,
mencintai adat atau budaya yang ada di negaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan
lingkungannya
Cinta merupakan perasaan (rasa) yang tumbuh dari hati yang paling dalam tiap warga negara
terhadap Tanah Air yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945.
Untuk menumbuhkan nilai-nilai rasa cinta Tanah Air perlu memahami Indonesia secara utuh
meliputi :
1. Pengetahuan tentang sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia
2. Potensi sumber daya alam
3. Potensi sumber daya manusia, serta
4. Posisi geografi yang sangat strategis dan terkenal dengan keindahan alamnya sebagai zamrud
khatulistiwa yang merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia.
Dengan memahani keberadaan Indonesia seutuhnya, akan menumbuhkan nilai-nilai dasar bela
negara sebagai rasa bangga sebagai bangsa pejuang, rasa memiliki sebagai generasi penerus, dan rasa
bertanggung jawab sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan tumbuhnya
rasa cinta Tanah Air pada tiap warga negara Indonesia akan lahir sikap bela negara yang kuat sebagai
modal dasar kekuatan bangsa dan negara yang siap berkorban untuk menjaga, melindungi dan
membangun bangsa dan negara menuju terwujudnya cita-cita nasional.

Sikap kita dalam mencintai tanah air kita


a. Menggunakan dan mencintai produk buatan Indonesia dengan sepenuh hati.
b. Belajar dengan sungguh-sungguh agar beprestasi dan berguna bagi bangsa dan negara.
c. Turut serta mengharumkan nama bangsa, salah satu caranya dengan berprestasi di bidang yang
digeluti.
d. Bangga berbahasa Indonesia dalam keseharian.

2. Meningkatkan Rasa Nasionalisme


Cara Menumbuhkan Rasa Nasionalisme Pada Generasi Muda:
1. Mengenal Ragam Budaya Indonesia
2. Napak Tilas Sejarah ke Museum
3. Menonton Film Tema Sejarah atau Nasionalisme
4. Berprestasi dan Mengharumkan Negara
5. Menggunakan dan Mencintai Produk dalam Negeri
Hal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi rendahnya rasa nasionalisme dikalangan
remaja:
1. Memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme dan patriotism terhadap bangsa
Indonesia
2. Memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan pada bangsa
3. Memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan juga bela Negara
Bagaimana sikap yang harus ditunjukkan dalam menerapkan rasa nasionalisme:
1. Rasa cinta kepada tanah air serta bangsa Indonesia
2. Rela berkorban untuk kebutuhan bangsa serta negeri
3. Bangga mempunyai tanah air serta bangsa Indonesia
4. Memposisikan kebutuhan bangsa serta negeri di atas kebutuhan individu serta golongan
Contoh sikap nasionalisme dan patriotisme dalam lingkungan sekolah:
1. Mentaati peraturan sekolah
2. Saling menghormati antar sesama
3. Belajar dengan sungguh-sungguh
4. Menjaga lingkungan
Contoh nasionalisme di kehidupan sehari-hari seperti pendidikan, keluarga, dan masyarakat:
1. Memilih memakai produk dalam negeri, contohnya memakai batik.
2. Bangga sebagai warga negara I
3. Menjaga nama baik negarA
4. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Mengapa nasionalisme perlu dipupuk dan dijaga
Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara karena merupakan
wujud kecintaan dan kehormatan terhadap bangsa sendiri. Dengan hal itu, pemuda dapat
melakukan sesuatu yang terbaik bagi bangsanya, menjaga keutuhan persatuan bangsa, dan
meningkatkan martabat bangsa dihadapan dunia.

3. Meningkatkan Toleransi
Toleransi adalah kemampuan individu untuk memperlakukan seseorang dengan baik. Sikap
toleransi ini membiarkan orang lain punya pendapat berbeda dari kita. Pada hakikatnya, toleransi
menjadi sebuah kesadaran untuk menerima dan menghargai perbedaan. Toleransi berasal dari kata
bahasa Inggris “Tolerance” berarti membiarkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
toleransi diartikan sebagai sikap toleran, mendiamkan, dan membiarkan. Sedangkan dalam bahasa Arab,
toleransi adalah suatu pendirian atau sikap untuk menerima berbagai pandangan, serta pendirian yang
beraneka ragam meski tidak sependapat.
Jadi, toleransi adalah cara menghargai, membolehkan, membiarkan pendirian pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan yang bertentangan dengan pendirinya. Sikap toleransi menjaga
kedamaian dan kerukunan di dalam masyarakat.
Langkah yang bisa kamu lakukan untuk menumbuhkan rasa toleransi dalam kehidupan
sehari-hari
a. Berteman dengan Semua Orang
b. Tidak Memotong Pembicaraan Orang
c. Mengutarakan apresiasi dan kritik yang sewajarnya
d. Kurangi menilai seseorang tanpa mengenalnya lebih dulu
Cara Meningkatkan Toleransi Sosial Untuk Diri Sendiri dan Orang Lain …
a. Kenali Diri Sendiri
b. Pahami Perbedaan
c. Jalin Persahabatan dengan Orang yang Berbeda
d. Berpikir Secara Bijaksana
e. Posisikan Diri ke Orang yang Kamu Anggap Berbeda
f. Traveling untuk Membuka Pikiran.
Beberapa contoh penerapan sikap toleransi dalam keluarga, yakni …
a. Membantu pekerjaan orangtua
b. Menghargai perbedaan antar anggota keluarga
c. Membantu kakak dan adik yang membutuhkan bantuan
d. Mendengar dan menjalankan nasihat orangtua
e. Menjaga ketenangan saat jam tidur
Beberapa contoh sikap toleransi di lingkungan sekolah, yaitu:
a. Melakukan kegiatan piket sesuai jadwalnya
b. Membantu teman yang kurang paham pada suatu pelajaran
c. Enggak mengganggu teman yang sedang beribadah
d. Menaati tata tertib dan peraturan sekolah
e. Enggak membeda-bedakan suku atau ras
Contoh Sikap Toleransi di Lingkungan Masyarakat …
a. Menghargai perbedaan agama, suku, atau ras dalam masyarakat
b. Berbicara sopan dan tidak menyinggung orang lain
c. Bergaul dengan tetangga tanpa membedakan suku, agama, atau ras
d. Saling menghormati tetangga
e. Mengikuti kegiatan sosial dalam kehidupan masyarakat

4. Penguatan Ketahanan Nasional


Ketahanan seperti karet. Jika karet ditarik maka bentuknya akan berubah dan menyesuaikan gaya
yang menarik, tapi jika dilepaskan dan karet bisa mengatasi tarikan tersebut, maka bentuknya akan
kembali ke bentuk semula. Sama halnya seperti ketahanan nasional, ketika masyarakat Indonesia yang
berdasarkan Pancasila menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, maka harus bisa
kembali pada bentuk asli sebagai sebuah masyarakat yang berdasarkan Pancasila. “Ketahanan nasional
bukanlah merupakan sebuah disiplin ilmu tunggal, dia adalah sebuah keadaan yang merupakan totalitas
atau secara integratif dari berbagai aspek,”.
“Ketahanan nasional diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan nasional dan dalam rangka
mencapai tujuan nasional akan selalu dihadapkan pada ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan,”
ujar Agus. Lebih lanjut Agus menyampaikan bahwa ketahanan nasional dapat dibangun melalui
pendekatan panca gatra, yakni gatra ideologi, ekonomi, politik, sosial dan budaya, serta pertahanan dan
keamanan. Kondisi tiap gatra akan memengaruhi kondisi ketahanan nasional. Jika seluruh gatra dalam
kondisi baik, maka ketahanan nasional dapat dikatakan dalam kondisi baik. Sebaliknya, jika ketahanan
gatra dalam kondisi lemah maka akan memengaruhi ketahanan nasional secara keseluruhan. Dalam
membangun tiap-tiap gatra tersebut, dibutuhkan disiplin ilmu masing-masing gatra. Misalnya dalam
membangun gatra politik maka dibutuhkan disiplin ilmu politik yang didapatkan di Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik.
Selain melalui kondisi panca gatra, kondisi ketahanan nasional juga dapat dibangun melalui
pendekatan spasial geografis, yakni kondisi ketahanan tiap-tiap provinsi. Kondisi ketahanan nasional
dapat dikatakan baik jika keadaan kondisi seluruh provinsi dalam keadaan baik. Namun, tidak dapat
dipungkiri bahwa saat membangun ketahanan provinsi dibutuhkan pendekatan gatra. Selain pendekatan
panca gatra dan pendekatan spasial geografis, kondisi tri gatra yang terdiri dari geografi, demografi, dan
sumber kekayaan alam juga dapat dijadikan pendekatan dalam membangun ketahanan nasional.
“Ketahanan itu harus bersifat spesifik untuk menghadapi krisis tertentu,”. Contoh spesifik bahwa
saat ini malaria sudah dapat diatasi, artinya sudah terbangun ketahanan kesehatan terhadap malaria.
Namun, ketahanan kesehatan kepada malaria tersebut tidak dapat diaplikasikan pada ketahanan
kesehatan menghadapi pandemi Covid-19. “Ketahanan memang harus sudah teruji menghadapi
ancaman dan bisa bangkit dari ancaman,”.
Arti kata radikalisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yakni paham atau aliran yang
menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.
“Radikalisme bisa diartikan pertumbuhan dari basis sebuah akar,”.
Karakteristik seseorang yang radikal antara lain:
1. Orang tersebut bisa menyatakan kebencian terhadap suatu kelompok atau individu yang memiliki
pandangan yang berseberangan dengan gagasan yang disampaikan
2. Orang tersebut cenderung melihat suatu masalah dalam pendekatan hitam-putih dan salah-benar
3. Orang tersebut menganggap benar keyakinannya dan menganggap pandangan yang berlawanan itu
selalu salah
4. Orang tersebut melakukan paksaan melalui kekerasan sebagai cara utama untuk memaksa mereka
yang punya pandangan yang berlawanan untuk menyamakan pandangan
Adapun bahaya radikalisme antara lain:
1. Dapat memicu perpecahan dalam masyarakat, karena sifat-sifatnya didasarkan pada kekerasan.
“Sifat itu minimal bisa intimidatif, maksimal itu melalui cara terorisme yang mengancam
keselamatan dari masyarakat,”.
2. Dapat membentuk rantai pengajaran ideologi yang radikal. Rantai yang dimaksud adalah apabila
seseorang atau sekelompok radikal dapat memengaruhi kelompok baru, maka hal tersebut akan
menjadi mata rantai baru dan bisa untuk menyambungkan pengajaran ideologi radikal sehingga jadi
lebih meluas.
3. Dapat mengubah pandangan publik terhadap kebijakan yang berlaku. Dewasa kini media sosial
dapat menimbulkan kesan bahwa sesuatu yang disampaikan oleh sebuah komponen masyarakat
dengan cara pengeroyokan merupakan opini publik, karena biasanya komponen masyarakat tersebut
memiliki tujuan negatif dan biasanya juga lebih militan dibandingkan komponen masyarakat yang
telah menjadi warga negara yang baik dan patuh kepada aturan.
4. Menimbulkan ketidakpercayaan publik pada pemerintah, aparat hukum, dan media. “Bahaya
terakhir adalah menggiring opini publik pada opini tertentu,”.
Langkah-langkah penguatan ketahanan nasional untuk menangkal radikalisme adalah:
1. Mengadakan pengamatan pada aspek-aspek mana gerakan radikalisme itu akan melakukan
penyerangannya,”. Kemudian dari pendekatan-pendekatan aspek tersebut diadakan penyisiran
bentuk dari gerakan-gerakan radikalisme dengan mengambil bentuk dalam setiap aspek. Dengan
mengetahui bentuk setiap aspek, akan lebih mudah dalam mencari cara menentangnya dan
mengatasinya. Contoh, jika dalam aspek pendidikan dirasa masih lemahnya wawasan kebangsaan.
Hal tersebut akan menjadi sasaran untuk bisa dimasuki dan dipengaruhi oleh paham-paham radikal.
2. Melaksanakan kegiatan wawasan kebangsaan pada aspek pendidikan, seperti melalui pelaksanaan
upacara, pengenalan sejarah kebangsaan, kedudukan seseorang dalam masyarakat, serta
menghubungkan antara teori dalam kelas dengan praktik di lapangan.

BAB III
SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA

A. Hakikat Pertahanan
Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang
penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan
pada kekuatan sendiri (Miriam Budiarjo (2008). Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan
dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara (KBBI). Dalam bahasa militer, pertahanan
adalah cara-cara untuk menjamin perlindungan dari satu unit yang sensitif dan jika sumber daya ini
jelas, misalnya tentang cara-cara membela diri sesuai dengan spesialisasi mereka, pertahanan udara
(sebelumnya pertahanan terhadap pesawat), pertahanan rudal, dll. Tindakan, taktik, operasi atau
strategi pertahanan adalah untuk menentang/membalas serangan.
Definisi pertahanan pada pasal 1 ayat 5 UU No. 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia (TNI) pertahanan negara adalah: Segala usaha untuk menegakkan kedaulatan negara,
mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan melindungi keselamatan
segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, disusun dengan
memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, dan pasal 1 ayat 6 UU sistem
pertahanan negara adalah: Sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga
negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, berkesinambungan, dan berkelanjutan untuk
menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia,dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari setiap ancaman.

B. Konsep Pertahanan
Dalam sebuah negara yang berdaulat, politik menjadi aspek yang selalu terkait dengan perebutan
kekuasaan. Apapun yang menjadi tujuan akhir kekuatan politik, kekuasaan selalu merupakan tujuan
yang paling seketika. Kekuatan politik inilah yang digunakan sebagai cara untuk mencapai tujuan suatu
negara-bangsa (nation-state) dibangun (Hans, 2010). Menurut Harjomataram Pertahanan Nasional
adalah daya tahan suatu bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional untuk menghadapi semua
tantangan dari dalam atau di luar, langsung atau tidak langsung, yang dapat membahayakan nasional
hidup. Sifat pertahanan negara adalah segala upaya adalah pertahanan pelaksanaan universal yang
didasarkan pada realisasi hak-hak dan kewajiban warga negara dan kepercayaan pada kekuatan kita
sendiri. Pertahanan nasional dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan sejak dini dalam sistem
pertahanan negara.
Konsep utama strategi pertahanan adalah melakukan pembinaan dari rakyat sebagai unsur utama
dari entitas bangsa tersebut. Dalam konteks ini maka untuk tercapainya suatu strategi pertahanan yang
diidamankan juga diperlukan piranti yang tepat guna melakukan proses pembinaan rakyat sebagai
unsur utama strategi pertahanan nasional. Konsepsi daripada konsep pertahanan ini adalah sebagai
suatu paham atau rancangan yang terkait dengan cita-cita untuk mempertahankan atau membela negara
dari berbagai ancaman. Konsepsi pertahanan ini merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan
dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan
pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Bung Karno pernah mengatakan, ketahanan suatu bangsa haruslah dipupuk dari tiga hal:
ketahanan politik (politieke weerbaarheid), ketahanan ekonomi (economische weerbaarheid), dan
ketahanan militer (militair weerbaarheid). Tiga-tiganya tak bisa dipisahkan satu sama lain.

C. Hakikat Keamanan
Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya. Keamanan merupakan topik yang luas termasuk
keamananan nasional terhadap serangan teroris, keamanan komputer terhadap hacker atau cracker,
keamanan rumah terhadap maling dan penyelusup lainnya, keamanan finansial terhadap kehancuran
ekonomi dan banyak situasi berhubungan lainnya. Keamanan nasional merupakan salah satu
kepentingan vital suatu negara. Karena itu untuk mempertahankannya suatu negara bersedia untuk
menggunakan segala macam cara termasuk penggunaan kekuatan militer untuk mempertahankannya.
Perbedaan konsep keamanan internasional maupun keamanan internal (nasional) dilihat sebagai
situasi dan kondisi yang ditentukan dalam interaksi aktor-aktor internasional (Jemadu, 2018). Konsep
keamanan terus berkembang dan bertransformasi, keamanan dalam kontek kekinian atau pasca perang
dingin dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu keamanan tradisional dan keamanan non-tradisional.
Pasca perang dingin berakhir para ahli memperkirakan akan terjadinya the absent of war sebagai
bentuk dari keamanan yang bersifat tradisional, namun pada kenyataannya keamanan tradisional masih
menjadi isu yang memberikan pengaruh besar dalam konstelasi dunia internasional.

D. Konsep Keamanan
Dalam mempertahankan persatuan dan kesadan Ketahanan negara, yang mana konsep keamanan
adalah berorientasi pada pertahanan dan ketahanan secara militer. Namun dalam kenyataanya, isu-isu
keamanan dalam negara tidaklah selalu bersifat militer semata.
Persolan keamanan nasional maupun internasional juga kerap berkaitan dengan aspek-aspek non
militer seperti kesenjangan ekonomi, masalah kesehatan, penyelundupan narkotika, dan lainnya
tentunya, setiap negara harus dapat mendirikan suatu ketahanan yang kokoh agar dapat menciptakan
situasi yang aman dan terbebas dari ancaman dan gangguan apapun.
Ada beberapa konsep keamanan yang dikemukakan oleh Prof DR. Mahfud MD, konsep tersebut
adalah:
1. Territorial Security / Territorial Defence
Konsep yang dikembangkan atas pertimbangan kedaulatan negara, integritas wilayah, dan keutuhan
perbatasan yang merupakan perhatian (focus) utama untuk mempertahankan teritorial.
2. Regional Security
Konsep keamanan pada dua negara atau lebih yang berada pada wilayah tertentu. Konsep ini
terbagi dalam:
a. Colective Security, seperti contoh NATO, SEATO, CENTO, CSTO, dan SCO;
b. Common Security, seperti contoh NCB (Narcotic Control Board) International;
c. Comprehensive Security, konsep keamanan seperti ini fokus pada kerjasama dan dialog
keamanan, seperti contoh Peace Resolution, Preventive Diplomacy, Confidence Building
Measure, Peace Keeping Operation, dan ARF.
3. Global Security
Konsep keamanan ditinjau dari perspektif kepentingan dunia. Konsep ini memandang bahwa
keamanan global dapat dijamin apabila ada kekuatan penjaga keamanan terdiri dari berbagai
kekuatan militer yang berasal dari negara-negara tertentu atas permintaan Sekjen PBB asalkan
negara-negara tersebut bersedia men-detached kekuatan militernya dibawah organisasi militer
multinasional yang dibentuk PBB.

4. Human Security
Konsep keamanan manusia yang mengedepankan terjaminnya rasa aman dan keamanan manusia.
Mengingat sifatnya universal, konsep yang dipelopori LSM ini menjadi perhatian seluruh umat
manusia. Di kemudian hari, LSM-LSM seluruh dunia berupaya untuk membangun sebuah asosiasi
LSM, menuntut satu siaran di PBB, mempunyai hak veto, dan menjadi pemeran utama dalam
Dewan Keamanan PBB

E. Konsep Negara
Konsepsi Hans Kelsen mengenai negara menekankan bahwa negara merupakan suatu gagasan
teknis semata-mata yang menyatakan fakta bahwa serangkaian kaidah hukum tertentu mengikat
sekelompok individu yang hidup di dalam suatu wilayah teritorial terbatas; dengan perkataan lain,
negara dan hukum merupakan suatu istilah yang sinonim.
Dengan analisis yang lebih mendalam akan tampak bahwa teori ini merupakan suatu
penyingkatan dari keempat karakteristik negara, yang dikemukakan sebelumnya, adanya sistem hukum
merupakan persyaratan dari suatu pemerintahan sebagai suatu unsur ketatanegaraan, karena seperti
yang dikatan John Locke: “Suatu pemerintahan tanpa hukum adalah suatu misteri dalam politik, yang
sulit untuk dibayangkan secara manusiawi dan tidak konsisten dengan masyarakat manusia”. (Starke,
2011)
Daftar Pustaka

Aleksius Jemadu. 2018. Politik Global Dalam Teori & Praktik Edisi Kelima.Yogyakarta: Graha Ilmu
Indria Samego. 2011. Sistem Pertahanan-Keamanan Negara: Analisis Potensi & Problem.
Yogyakarta: The Habibie Center
Miriam Budiardjo. 2018. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
J.G. Starke. Pengantar Hukum Internasional. Edisi Kesepuluh, Cetakan ke-5. Jakarta: Sinar Grafika
Wayono S.K. Indonesia Negara Maritim. Jakarta: Teraju

BAB IV
PERAN INDONESIA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

A. Tujuan Hubungan Internasional


1. Untuk memacu dalam pertumbuhan ekonomi setiap negara.
2. Untuk dapat menciptakan rasa saling pengertian antarbangsa dalam membina dan juga menegakkan
suatu perdamaian.
3. Untuk bisa menciptakan sebuah keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat di dunia.
4. Untuk menjalin sebuah hubungan internasional antarnegara yang bersangkutan.
5. Untuk bisa menjalin sebuah kerja sama di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
6. Untuk memenuhi suatu kebutuhan warga negaranya.
7. Untuk membuka peluang dalam pemasaran produk dalam negeri ke luar negeri.
8. Untuk dapat memperlancar sebuah hubungan ekonomi antarnegara.

B. Makna Hubungan Internasional


Menurut kalian apa yang akan terjadi jika seandainya negara kita tidak menjalin hubungan
dengan negara lain? Tentu semuanya pasti sepakat, kita akan dikucilkan dari pergaulan bangsa-bangsa
di dunia. Hal ini akan merugikan seluruh kehidupan bangsa. Bangsa Indonesia tidak dapat berinteraksi
dengan sesamanya yang berada di negara lain. Selain itu, kita akan buta terhadap hal-hal yang terjadi di
negara lain yang pada hakikatnya merupakan sumber pengetahuan bagi kita. Hubungan internasional
merupakan salah satu jawaban bagi persoalan yang dialami oleh suatu negara. Ketika suatu negara
mengalami kekurangan dalam suatu bidang, misalnya kekurangan tenaga ahli untuk membangun
negerinya, maka melalui hubungan internasional negara tersebut mampu mengatasi persoalan tersebut
dengan meminta bantuan dari negara lain. Oleh karena itu, hubungan internasional mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan suatu negara yang beradab.
Berkaitan dengan hal tersebut, apa sebenarnya hubungan internasional itu? Mencakup apa saja
hubungan tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kalian kaji uraian pada bagian
ini yang akan mengupas makna hubungan internasional.
Secara umum, hubungan internasional diartikan sebagai hubungan yang bersifat global yang
meliputi semua hubungan yang terjadi dengan melampaui batas-batas ketatanegaraan. Konsepsi
hubungan internasional oleh para ahli sering dianggap sama atau dipersamakan dengan konsepsi politik
luar negeri, hubungan luar negeri dan politik internasional. Ketiga konsep tersebut sebenarnya
memiliki makna yang berbeda satu sama lain, akan tetapi mempunyai persamaan yang cukup mendasar
dalam halruang lingkupnya yang melampaui batas-batas negara (lingkup internasional).
Untuk memperluas pemahaman kalian, berikut dipaparkan makna dari ketiga konsep tersebut..
1. Politik luar negeri adalah seperangkat cara yang dilakukan oleh suatu negara untuk mengadakan
hubungan dengan negara lain dengan tujuan untuk tercapainya tujuan negara serta kepentingan
nasional negara yang bersangkutan
2. Hubungan luar negeri adalah keseluruhan hubungan yang dijalankan oleh suatu negara dengan
semua pihak yang tidak tunduk pada kedaulatannya
3. Politik internasional adalah politik antarnegara yang mencakup kepentingan dan tindakan beberapa
atau semua negara, serta proses interaksi antarnegara maupun antarnegara dengan organisasi
internasional.
Adapun makna dari hubungan internasional adalah …
1. Menjamin sebuah kelangsungan hidup bangsa di tengah kehadiran bangsa-bangsa lain.
2. Membangun solidaritas dan juga sikap menghargai antarbangsa.
3. Memberi peluang untuk dapat berpartisipasi dalam rangka mewujudkan dan menjaga perdamaian
dunia.
4. Membuka peluang untuk bisa membantu bangsa-bangsa lain yang tertindas.
5. Membuka suatu hubungan dengan bangsa-bangsa lain yang mau membantu ketika negara kita
ditindas.
6. Menyelesaikan suatu konflik antarnegara.
7. Memposisikan sebuah bangsa secara strategis di tengah pergaulan dengan bangsa lain.

C. Pengertian Hubungan Internasional


1. Schawarzeneger
Hubungan internasional ialah sebagai bagian dari ilmu sosiologi yang khusus untuk mempelajari
masyarakat internasional.
2. J.H. Wolfe
Hubungan internasional ialah suatu studi dari suatu pola-pola tindakan (aksi) dan reaksi, yang di
antara negara-negara berdaulat yang diwakili oleh sebuah elite-elite yang memerintah mereka.
3. John Lewis Gaddis
Hubungan internasional ialah suatu bidang kajian yang bermanfaat bagi negarawan dalam bentuk
usaha untuk membangun dunia yang lebih baik.
4. Stephen Krasner
Hubungan internasional ialah suatu studi hubungan internasional yang membahas tentang sebuah
lingkup dan sifat dasar dari bidang studi hubungan internasional dalam suatu masyarakat.
5. Spengler
Hubungan internasional adalah menjalankan suatu politik untuk menaklukkan dunia dengan senjata
yang dalam sebuah bentuk-bentuk kebudayaan baru dan vital.
6. Edward Hallet Card
Hubungan internasional adalah sebuah hubungan yang dinamis dan dialektis yang membahas tentang
untuk menciptakan perdamaian dunia.
7. Robert Gilpin
Hubungan internasional adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu-ilmu ekonomi politik
internasional yang lebih mengarah pada politik keamanan militer yang seimbang.
8. John Herz
Hubungan internasional adalah mengidentifikasikan sebagai konsep yang membahas tentang suatu
kebijakan luar negeri yang lebih mementingkan keamanan yang menjadi pusat perhatian kepada
semua rakyatnya.
9. George Kennan
Hubungan internasional adalah lebih membahas kepada prinsip dan tingkah laku dalam sebuah
masyarakat sosial.
10. Henry Kissinger
Hubungan internasional adalah ilmu yang membahas kepentingan nasional dalam suatu negara
internasional.
11. Suwardi Wiraatmadja
Hubungan internasional adalah segala macam hubungan antarbangsa, kelompok-kelompok bangsa,
dalam masyarakat dunia

D. Manfaat Hubungan Internasional


1. Dapat menjalin persahabatan antarbangsa.
2. Menjaga dan mempertahankan berbagai kelangsungan hidup bangsa dan negara.
3. Mempercepat suatu proses perkembangan ekonomi negara.
4. Menunjang sebuah upaya pemeliharaan dan pemulihan perdamaian, keamanan, dan stabilitas
internasional.
5. Bisa menerima bantuan dari organisasi-organisasi internasional.
6. Meningkatkan suatu investasi.
7. Memperkuat posisi dalam perdagangan.
8. Meningkatkan suatu penanggulangan kejahatan.
9. Menunjang pelaksanaan kebijakan politik pemerintah dan hubungan luar negeri yang
dilakukan demi sebuah kepentingan pembangunan di semua bidang.
10. Mendapatkan bantuan dan upaya pencegahan serta penanggulangan setiap bentuk bencana alam
serta pemulihan infrastruktur dan lain-lainnya.

E. Faktor Pembentuk Hubungan Internasional


Hubungan internasional terbentuk karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Berikut
penjelasannya.
1. Faktor Internal
Suatu negara merasa khawatir terhadap kelangsungan hidup. Contohnya suatu negara merasa
terancam sehingga mendapatkan kudeta atau intervensi dari negara lain. Faktor internal ini
menjelaskan kepentingan suatu negara yang belum terpenuhi.
Faktor pendorong internal ini membuat suatu negara membuka hubungan politik dan dukungan
dari negara lain. Faktor internal bisa bersifat ekonomi, politik, kultural, dan keamanan.
2. Faktor Eksternal
Menjelaskan suatu negara, tidak dapat berdiri sendiri tanpa kerjasama dan bantuan negara lain.
Faktor dari luar ini menjelaskan perbedaan dan kemampuan suatu negara. Perbedaan seperti
penguasaan ilmu pengetahuan, iklim, tenaga kerja, dan budaya mempengaruhi faktor eksternal.
Sehingga faktor eksternal membutuhkan hubungan internasional untuk mewujudkan dunia tertib,
aman, damai, dan sejahtera.
G. Pentingnya Hubungan Internasional Bagi Indonesia
Suatu bangsa yang merdeka tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari negara lain. Untuk
menjaga kelangsungan hidup dan mempertahankan kemerdekaannya, negara tersebut membutuhkan
dukungan dari negara lain. Nah, untuk mendapatkan dukungan tersebut, suatu negara harus mengadakan
hubungan yang baik dengan negara lain. Misalnya, ketika awal kemerdekaan, Bangsa Indonesia
membutuhkan pengakuan dan dukungan dari negara lain. Oleh karena itu, para pendiri negara menjalin
hubungan dengan Australia, Amerika Serikat, Belgia, Mesir dan sebagainya. Alhasil, kemerdekaan
Negara Indonesia mendapatkan dukungan dari negara-negara lain di dunia.
Suatu negara dapat menjalin hubungan dengan negara lain manakala kemerdekaan dan
kedaulatannya telah diakui, baik secara de facto maupun de jure oleh negara lain. Perlunya kerja sama
dalam bentuk hubungan internasional antara lain karena faktor-faktor berikut:
1. Faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik melalui kudeta
maupun intervensi dari negara lain
2. Faktor ekternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak
dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut
terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik, hukum, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan.
Bagi Bangsa Indonesia, hubungan internasional diarahkan untuk:
a. Membentuk satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan negara
kebangsaan yang demokratis;
b. Membentuk satu masyarakat yang adil dan makmur secara material ataupun spiritual dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. Membentuk satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua negara di dunia,
terutama sekali dengan negara-negara Afrika dan Asia atas dasar kerja sama membentuk satu
dunia baru yang bersih dari imperialisme dan kolonialisme menuju perdamaian dunia yang
sempurna;
d. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara
e. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar kemakmuran rakyat,
apabila barang-barang itu tidak atau belum dihasilkan sendiri;
f. Meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam keadaan damai, Indonesia dapat
membangun dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran
rakyat;
g. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang tersimpul dalam
Pancasila, dasar dan filsafat negara kita

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan yang diharapkan
dari pelaksanaan hubungan internasional, Bangsa Indonesia harus senantiasa meningkatkan kualitas
kerja sama internasional yang dibangun dengan negara lain.Untuk mencapai hal tersebut.
Bangsa Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar
mampu melakukan diplomasi yang pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif
Indonesia di dunia internasional. Selain itu, juga harus mampu memberikan perlindungan dan
pembelaan terhadap warga negara dan kepentingan Indonesia, serta memanfaatkan setiap peluang bagi
kepentingan nasional.

H. Politik Luar Negeri Indonesia dalam Menjalin Hubungan Internasional


Untuk mengetahui corak politik luar negeri Indonesia, coba kalian perhatikan Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat, tentang tujuan negara, “...ikut
serta dalam perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.
Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa politik luar negeri kita memiliki corak tertentu.
Pemikiran para pendiri negara (founding fathers) yang dituangkan dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut didasari oleh kenyataan bahwa sebagai
negara yang baru merdeka, kita dihadapkan pada lingkungan pergaulan dunia yang dilematis.
Sifat politik luar negeri inilah yang mewarnai pola kerja sama Bangsa Indonesia dengan negara
lain. Dengan kata lain, dalam menjalin hubungan internasional dengan negara lain Indonesia selalu
menitikberatkan pada peran atau konstribusi yang dapat diberikan oleh Bangsa Indonesia bagi kemajuan
peradaban dan perdamaian dunia.
Hal ini dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa di bawah ini yang dengan jelas menggambarkan
bentuk kerja sama yang dikembangkan Bangsa Indonesia:
1. ASEAN
Association of Southeast Asian Nations adalah organisasi geopolitik dan ekonomi, di Asia Tenggara.
Terbentuknya ASEAN karena persamaan letak geografis, dasar kebudayaan, dan persamaan
kepentingan. Tujuan ASEAN yaitu mempercepat pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya. Selain itu
negara yang masuk ASEAN dapat memberi bantuan dalam bentuk penyediaan fasilitas, kerjasama di
industri, pertanian, dan perdagangan.
3. Konferensi Asia Afrika (KAA)
Konferensi Asia Afrika dibentuk ketika negara di Asia dan Afrika baru mendapatkan kemerdekaan.
Konferensi Asia Afrika ini diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, India, dan
Pakistan. Pertemuaan KAA di Bandung tahun 1955, bertujuan untuk menciptakan kedamaian dan
ketentraman. Selain itu KAA bertujuan untuk menyelesaikan masalah di Asia Afrika, perdamaian,
dan kerjasama di dunia.
4. Gerakan Non Blok (GNB)
Gerakan Non-Blok adalah organisasi internasional yang berperan meredakan ketegangan dunia.
Organisasi ini untuk menengahi perluasan blok barat dan timur. Tahun 1961, gerakan Non-Blok
dibentuk. Tujuan GNB yaitu mengembangkan solidaritas di negara berkembang, meredakan
ketegangan dunia akibat perseteruan blok barat dan timur, serta menahan pengaruh buruk dari kedua
blok.
5. Indonesia aktif juga dalam beberapa organisasi internasional lainnya
Hal ini dibuktikan dengan tercatatnya Indonesia sebagai anggota Organisasi Konferensi Islam
(OKI), organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC), dan kerja sama ekonomi Asia Pasifik
(APEC).
6. Menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan berbagai negara yang ditandai dengan pertukaran
perwakilan diplomatik dengan negara yang bersangkutan
Sampai saat ini, Indonesia sudah menjalin kerja sama bilateral dengan 162 negara. Sebagai wujud
dari kerja sama tersebut, di negara kita terdapat kantor kedutaan besar dan konsulat jenderal negara
lain. Begitu juga dengan kantor kedutaan besar dan konsulat jenderal negara kita yang terdapat di
negara lain.

I. Perjanjian Internasional
1. Pengertian Perjanjian Internasional
a. Mochtar Kusumaatmaja, perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara
anggota masyarakat bangsa-bangsa yang bertujuan untuk mengakibatkan akibat hukum tertentu.
Dalam definisi ini subyek hukum internasional yang mengadakan perjanjian adalah anggota
masyarakat bangsa-bangsa, lembaga-lembaga internasional dan negara-negara.

b. Definisi lain Perjanjian Internasional adalah kesepakatan antara dua atau lebih subyek hukum
internasional (lembaga internasional. negara) yang menurut hukum internasional menimbulkan
hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuat kesepakatan.
2. Macam Perjanjian Internasional
    Perjanjian internasional dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu :
a. Jumlah pesertanya
b. Srtrukturnya
c. Objeknya
d. Cara berlakunya
e. Intrumen pembentuk perjanjiannya
Penjelasan:
1) Jumlah pesertanya, yaitu perjanjian bilateral dan multilateral.  Bilateral adalah perjanjian antar
dua negara unutk mengatur kepentingan kedua belah pihak.  Perjanjian multilateral adalah
diadakan oleh banyak negara untuk mengatur kepentingan bersama negara-negara peserta
perjanjian tersebut. Contoh perjanjian bilateral : Indonesia – Cina (dwi kewarganegaraan),
Indonesia – Malaysia (ekstradisi), Indonesia-Tailand (garis batas laut Andaman) dll. Contoh
multilateral adalah Konvensi Jenewa (perlindungan korban perang), Konvensi Wina
(diplomatic), Konvensi Hukum Laut Internasional (laut teritorial, zona bersebelahan, ZEE dan
landas benua), dll
2) Dari segi strukturnya yaitu ada perjanjian yang bersifat Law Making Treaties adalah perjanjian
yang mengandung kaidah hukum yang berlaku bagi semua bangsa di dunia, Seperti konvensi
Jenewa, Wina, hukum laut. Sedangakan  ada perjanjian yang bersifat treaty contract adalah
perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban hanya bagi negara yang mengadakan
perjanjian saja, seperti Indonesia-Malaysia, Indonesia-Cina, dll
3) Dari segi objeknya, perjanjian internasional dibedakan antara perjanjian yang berisi soal-soal
politik, dengan perjanjian yang berisi soal-soal ekonomi, budaya, dll
4) Dari segi cara berlakunya, yaitu  perjanjian bersifat self-executing (berlaku dengan
sendirinya)yaitu perjanian itu langsung dapat berlaku setelah diratifikasi oleh negara peserta) dan
non self- executing, jika berlakunya perjanjian itu harus dilakukan perubahan undang-undang di
negara peserta terlebih dahulu.
5) Dari segi instrumennya, perjanjian internasional itu ada dua, yaitu tertulis dan lisan.  Perjanjian
internasional tertulis adalah perjanjian yang dituangkan dalam instrumen-instrumen pembentuk
perjanjian yang tertulis dan formal, seperti Treaty, Comvention, Agreement, Charter, Covenant,
Statute, Constitution, Protocol, Declaration, Arrangement.  Sedangkan perjanjian  internasional
lisan adalah setiap perjanjian internasional yang diekspresikan melalui instrumen-instrumen
tidak tertulis, seperti  

 Perjanjian internasional lisan ( international oral agreement), yang diperjanjikan adalah hal-hal yang
disepakati secara lisan, seperti the London Agreement (keanggotaan Dewan Keamanan PBB).

 Deklarasi Unilateral atau deklarasi sepihak ( unilateral declaration), adalah pernyataan suatu negara
yang disampaikan  oleh wakil negara itu dan ditujukan kepada negara lain.

 Perjanjian diam-diam (tacit consent atau tacit agreement), perjanjian yang dibuat tidak tegas, artinya
keberadaan perjanjian itu hanya dapat diketahui melalui penyimpulan suatu tingkah laku baik aktif atau
tidak aktif, dari Negara atau subyek hokum internasional lainnya.

3. Tahap Pembuatan Perjanjian Internasional


Menurut Mochtar Kusumaatmaja ada dua macam cara pembentukan perjanjian internasional :
a. Perjanjian internasional yang dibentuk melalui 3 tahap yaitu (perundingan, penandatanganan,
ratifikasi atau pengesahan), cara ini dupakai apabila materi atau yang diperjanjikan itu dianggap
sangat penting maka perlu persetujuan DPR.
b. Perjanjian internasional yang dibentuk melalui 2 tahap yaitu (perundingan dan penandatanganan)
dipakai untuk perjanjian yang tidak begitu penting, penyelesaian cepat, berjangka pendek,
seperti Perjanjian perdagangan.
Menurut  Hukum Positif Indonesia, pada pasal 11 ayat 1 UUD 1945 disebutkan bahwa
Presiden dengan persetujuan DPR membuat perjanjian dengan Negara lain.  Dalam Undang-undang
RI  No. 24 tahun 2000 ditegaskan bahwa pembuatan perjanjian internasional dilakukan melalui
tahap ( penjajakan, perundingan, perumusan naskah, penerimaan dan penandatanganan).                     
Menurut Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional disebutkan tahap
pembuatan perjanjian internasional dilakuakn melalui tahap:
a. Perundingan (Negotiation), perundingan tahap pertama tentang objek tertentu, diwakili oleh
kepla negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri atau duta besar dengan menunjukkan
Surat Kuasa Penuh (full powers)
b. Penandatanganan (Signature), biasanya dilakukan oleh menteri luar negeri atau kepala
pemerintahan.  Tapi perjanjian belum dapat diberlakukan sebelum diratifikasi oleh masing-
masing negara.
c. Pengesahan (Ratification), Penandatanganan hanya bersifat sementara dan harus dikuatkan
dengan pengesahan atau penguatan yang disebut ratifikasi.  Ratifikasi perjanjian internasional
dapat dibedakan sbb:

 Ratifikasi oleh badan eksekutif, biasanya dilakukan oleh raja absolut dan pemerintahan otoriter.

 Ratifikasi oleh badan Legislatif atau DPR,Parlemen tapi jarang digunakan.

 Ratifikasi campuran antara DPR (legislatif) dengan Pemerintah (Eksekutif).

4. Jenis Perjanjian Internasional


a. Bilateral bersifat khusus (Treaty Contract) karena hanya mengatur kepentingan ke dua negara,
oleh sebab itu perjanjian bilateral bersifat ‘tertutup’ dalam arti tertutup kemungkinan bagi negara
lain untuk ikut serta dalam perjanjian tersebut. Contohnya : Indonesia dengan RRC (1955)
tentang Penyelesaian dwikewarganegaraan.  Indonesia dengan Thailand tentang garis batas laut
Andaman sebelah utara selat Malaka 1071.  Indonesia dengan Malaysia tentang Ektradisi 1974.
Indonesia dengan Australia tentang Pertahanan dan Keamanan kedua negara 1995.
b. Multilateral yang disebut juga Law Making Treatis biasanya mengatur hal yang berkaitan
dengan kepentingan umum dan bersifat terbuka dala  arti tidak hanya mengatur kepentingan
negara yang mengadakan perjanjian itu tetapi juga kepentingan negara lain yang tidak turut serta
dalam perjanjian itu (bukan Peserta). Contohnya :Konvensi Jenewa 1949 tentang perlindungan
korban perang.  Konvensi wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik.  Konvensi Hukum Laut
Internasiobnal 1982 tentang laut teritorial (200 mil), Zona Bersebelahan (24 mil), Zona Ekonomi
Eksklusif (200 mil), Landas Benua (lebih 200 mil).

5. Istilah-Istilah Dalam Perjanjian Internasional


a. Traktat (treaty) perjanjian paling formal merupakan persetujuan dua negara atau lebih mencakup
perjanjian bidang politik dan ekonomi.
b. Konvensi (Convention) persetujuan formal bersifat multilateral yang tidak berurusan dengan
kebijaksanaan tingkat tinggi (haigh Plicy) dilegalisasi oleh wakil yang berkuasa penuh.
c. Protokol (Protocol) persetujuan tidak resmi umumnya tidak dibuat oleh kepala negara yang
mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran klausul-klausul tertentu (Klausul =
ketentuan tambahan sebuah perjanjian).
d. Persetujuan (Agreement) perjanjian bersifat tekhnis atau administratif.  Tidak diratifikasi karena
sifatnya tidak seresmi atau seformal traktat atau konvensi.
e. Perikatan (Arrangement) adalah  istilah yang digunakan untuk transaksi yang sifatnya
sementara.  Tidak diratifikasi.
f. Proses Verbal catatan atau ringkasan atau kesimpulan konferensi diplomatik, atau catatan suatu
pemufakatan.  Tidak diratifikasi.
g. Piagam (Statute) yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan leh persetujuan internasional baik
mengenai pekerjaan atau kesatuan tertentu seperti pengawasan internasional yang mencakup
tentang minyak, lapangan kerja.  Contoh  Piagam Kebebasan Transit.
h. Deklarasi (declaration) yaitu perjanjian internasional yang berbentuk  traktat dan dokumen
tidak resmi. 
i. Modus Vivendi dokumen untuk mencatat persetujuan  internasional bersifat sementara, sampai
perjumpaan permanen, terinci dan sistimatis serta tidak memerlukan ratifikasi.
j. Pertukaran Nota yaitu metode tidak resmi namun banyak digunakan.  Biasanya diulakukan oleh
wakil-wakil militer dan negara dan bisa bersifat multilateral dan melahirkan kewajiban bagi
yang mengadakannya.
k. Ketentuan Penutup (final Act) ringkasan hasil konvensi yang menyebutkan negara peserta,
nama utusan,masalah yang disetujui konferensi dan tidak diratifikasi.
l. Ketentuan Umum (General Act) traktat yang bersifat resmi dan tidak resmi. 
m. Charter adalah istilah dalam perjanjian internasional untuk pendirian badan yang melakukan
fungsi administratif.  Misalnya Atlantic Charter, Magna Charter.
n. Pakta (fact), menunjukkan suatu persetujuan yang lebih khusus dan membutuhkan ratifikasi.
Misalny Pakta Warsawa (mengenai Pertahanan ).
o. Covenant yaitu anggaran dasar LBB (Liga Bangsa-Bangsa).

IN HOUSE TRAINING

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA


SMK NEGERI 4 PONTIANAK

KALENDER PENDIDIKAN
PROGRAM TAHUNAN
PROGRAM SEMESTER
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)
ANALISIS CAPAIAN PEMBELAJARAN (ACP)
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
PERANGKAT AJAR / MODUL

OLEH:

Dra. Marwati
NIP. 1969110819
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DINAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
SMK NEGERI 4 PONTIANAK
TAHUN 2022

Anda mungkin juga menyukai