8. Asesmen/Penilaian
Di akhir unit, guru memberikan asesmen kepada peserta didik untuk menguji kemampuan mereka,
dengan cara:
a. Membuat peta pemikiran pendiri bangsa.
b. Memainkan peran sebagai pendiri bangsa dan melakonkannya dalam sidang BPUPK.
c. Menjawab pertanyaan terbuka yang ada pada Buku Siswa.
Rumus Penilaian:
N = Jumlah skor x 100
Jumlah maks
Penilaian Pengetahuan
Pedoman penskoran:
Jawaban betul 1 : skor 30 / 40
Jawaban betul 2 : skor 60/ 70
Jawaban betul 3 : skor 100
Penilaian Keterampilan
Pedoman penskoran:
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup
Skor 1 = kurang
Nama : …………………………………………………...
Kelas : …………………………………………………..
Jurusan/Prodi : …………………………………………………...
Materi : ……………………………………………………
Hari/Tanggal : ……………………………………………………
Setelah kalian mencari informasi dengan membaca wacana materi di atas dan sumber belajar
lain, tulislah apa yang sudah kalian ketahui tentang Ancaman, Tantangan, Hambatan dan
Gangguan yang dihadapi Indonesia, seperti:
Rumus Penilaian:
N = Jumlah skor x 100
Jumlah maks
Penilaian Pengetahuan
Pedoman penskoran:
Jawaban betul 1 : skor 30 / 40
Jawaban betul 2 : skor 60/ 70
Jawaban betul 3 : skor 100
Penilaian Keterampilan
Pedoman penskoran:
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup
Skor 1 = kurang
Nama : …………………………………………………...
Kelas : …………………………………………………..
Jurusan/Prodi : …………………………………………………...
Materi : ……………………………………………………
Hari/Tanggal : ……………………………………………………
Setelah kalian mencari informasi dengan membaca wacana materi di atas dan sumber belajar
lain, tulislah apa yang sudah kalian ketahui tentang Ancaman, Tantangan, Hambatan dan
Gangguan yang dihadapi Indonesia, seperti:
Rumus Penilaian:
N = Jumlah skor x 100
Jumlah maks
Rumus Penilaian:
N = Jumlah skor x 100
Jumlah maks
Penilaian Pengetahuan
Pedoman penskoran:
Jawaban betul 1 : skor 30 / 40
Jawaban betul 2 : skor 60/ 70
Jawaban betul 3 : skor 100
Penilaian Keterampilan
Pedoman penskoran:
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup
Skor 1 = kurang
Nama : …………………………………………………...
Kelas : …………………………………………………..
Jurusan/Prodi : …………………………………………………...
Materi : ……………………………………………………
Hari/Tanggal : ……………………………………………………
Setelah kalian mencari informasi dengan membaca wacana materi di atas dan sumber belajar
lain, tulislah apa yang sudah kalian ketahui tentang Peran Indonesia dalam Hubungan
Internasional, seperti:
Rumus Penilaian:
N = Jumlah skor x 100
Jumlah maks
Penilaian Pengetahuan
No Rumusan Soal Teknik Skor Bobot Nilai
. Maksimal
1
2
3
Nilai Total 100
Pedoman penskoran:
Jawaban betul 1 : skor 30 / 40
Jawaban betul 2 : skor 60/ 70
Jawaban betul 3 : skor 100
Penilaian Keterampilan
Pedoman penskoran:
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup
Skor 1 = kurang
Nama : …………………………………………………...
Kelas : …………………………………………………..
Jurusan/Prodi : …………………………………………………...
Materi : ……………………………………………………
Hari/Tanggal : ……………………………………………………
Setelah kalian mencari informasi dengan membaca wacana materi di atas dan sumber belajar
lain, tulislah apa yang sudah kalian ketahui tentang Perjanjian Internasional, seperti:
CST Kansil
Negara kesatuan adalah bentuk negara yang merdeka dan berdaulat dimana keseluruhan negara dikuasai
hanya oleh satu pemerintah pusat saja. Pemerintah pusat juga berwenang mengatur seluruh daerah.
Indonesia merupakan salah satu negara yang berbentuk negara kesatuan.
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 18 ayat 1 yang menyatakan
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kesatuan yang terbagi atas daerah, provinsi,
kabupaten/kota.
Konsep Negara Indonesia:
“ Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”. Negara kesatuan merupakan
konsepsi tentang bentuk negara, dan republik adalah konsepsi mengenai bentuk pemerintahan yang
dipilih dalam rangka UUD 1945.
Referensi:
Abu Daud. 1990. Ilmu Negara. Jakarta: Bumi Aksara
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Busroh Mahmuzar. 2019. Parlemen Bikameral di Negara Kesatuan: Studi Konstitusional kehadiran
DPD di NKRI. Bandung: Hikam Media Utama
K. Ramanathan. 2003. Asas Sains politik. Malaysia Selangor: Fajar Bakti Sdn. Bhd.
BAB II
ANCAMAN TANTANGAN HAMBATAN DAN GANGUAN (ATHG)
A. Pengertian ATHG
Ancaman adalah suatu hal/upaya yang bersifat/bertujuan mengubah dan merombak kebijaksanaan
yang dilandaskan secara konsepsional.
Tantangan adalah suatu hal atau usaha bertujuan atau bersifat menggugah kemampuan.
Hambatan adalah suatu hal atau usaha berasal dari diri sendiri yang bertujuan melemahkan atau
menghalangi secara tidak konsepsional.
Gangguan adalah usaha dari luar yang bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak
konsepsional.
Arti penting lancasila dalam menghadapi berbagai gangguan tantangan dan ancaman adalah dapat
dijadikan sebagai pelindung atau landasan hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
sebab dalam pancasila itu sendiri berisi dasar dasar hukum yang ada di Indonesia.
B. Solusi/Upaya dalm mengadapi ATHG
1. Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air
Cinta Tanah Air adalah cinta kepada negara tempat kita dilahirkan, dibesarkan, dan memperoleh
kehidupan di dalamnya. Kecintaan terhadap Tanah Air ini disebabkan karena dari negara tersebut
semua yang kita butuhkan akan kita dapatkan.
Cinta Tanah Air adalah mencintai bangsa sendiri. Cinta Tanah Air ditandai dengan munculnya
perasaan mencintai oleh warga negaranya dengan sedia mengabdi, berkorban, melindungi bangsa dari
segala ancaman dan gangguan, serta memelihara persatuan dan kesatuan.
Menanamkan rasa cinta tanah air sangatlah penting bagi semua warga negara yang ada disuatu
negara tersebut. Tujuannya bahwa warga negara tersebut merasa bangga dan memang cinta pada tanah
air, melalui menumbuhkan jiwa-jiwa sosial dan toleransi akan perbedaan yang telah ada
Manfaat memiliki rasa cinta tanah air adalah timbulnya sifat dan perilaku membela tanah airnya,
menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya,
mencintai adat atau budaya yang ada di negaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan
lingkungannya
Cinta merupakan perasaan (rasa) yang tumbuh dari hati yang paling dalam tiap warga negara
terhadap Tanah Air yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945.
Untuk menumbuhkan nilai-nilai rasa cinta Tanah Air perlu memahami Indonesia secara utuh
meliputi :
1. Pengetahuan tentang sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia
2. Potensi sumber daya alam
3. Potensi sumber daya manusia, serta
4. Posisi geografi yang sangat strategis dan terkenal dengan keindahan alamnya sebagai zamrud
khatulistiwa yang merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia.
Dengan memahani keberadaan Indonesia seutuhnya, akan menumbuhkan nilai-nilai dasar bela
negara sebagai rasa bangga sebagai bangsa pejuang, rasa memiliki sebagai generasi penerus, dan rasa
bertanggung jawab sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan tumbuhnya
rasa cinta Tanah Air pada tiap warga negara Indonesia akan lahir sikap bela negara yang kuat sebagai
modal dasar kekuatan bangsa dan negara yang siap berkorban untuk menjaga, melindungi dan
membangun bangsa dan negara menuju terwujudnya cita-cita nasional.
3. Meningkatkan Toleransi
Toleransi adalah kemampuan individu untuk memperlakukan seseorang dengan baik. Sikap
toleransi ini membiarkan orang lain punya pendapat berbeda dari kita. Pada hakikatnya, toleransi
menjadi sebuah kesadaran untuk menerima dan menghargai perbedaan. Toleransi berasal dari kata
bahasa Inggris “Tolerance” berarti membiarkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
toleransi diartikan sebagai sikap toleran, mendiamkan, dan membiarkan. Sedangkan dalam bahasa Arab,
toleransi adalah suatu pendirian atau sikap untuk menerima berbagai pandangan, serta pendirian yang
beraneka ragam meski tidak sependapat.
Jadi, toleransi adalah cara menghargai, membolehkan, membiarkan pendirian pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan yang bertentangan dengan pendirinya. Sikap toleransi menjaga
kedamaian dan kerukunan di dalam masyarakat.
Langkah yang bisa kamu lakukan untuk menumbuhkan rasa toleransi dalam kehidupan
sehari-hari
a. Berteman dengan Semua Orang
b. Tidak Memotong Pembicaraan Orang
c. Mengutarakan apresiasi dan kritik yang sewajarnya
d. Kurangi menilai seseorang tanpa mengenalnya lebih dulu
Cara Meningkatkan Toleransi Sosial Untuk Diri Sendiri dan Orang Lain …
a. Kenali Diri Sendiri
b. Pahami Perbedaan
c. Jalin Persahabatan dengan Orang yang Berbeda
d. Berpikir Secara Bijaksana
e. Posisikan Diri ke Orang yang Kamu Anggap Berbeda
f. Traveling untuk Membuka Pikiran.
Beberapa contoh penerapan sikap toleransi dalam keluarga, yakni …
a. Membantu pekerjaan orangtua
b. Menghargai perbedaan antar anggota keluarga
c. Membantu kakak dan adik yang membutuhkan bantuan
d. Mendengar dan menjalankan nasihat orangtua
e. Menjaga ketenangan saat jam tidur
Beberapa contoh sikap toleransi di lingkungan sekolah, yaitu:
a. Melakukan kegiatan piket sesuai jadwalnya
b. Membantu teman yang kurang paham pada suatu pelajaran
c. Enggak mengganggu teman yang sedang beribadah
d. Menaati tata tertib dan peraturan sekolah
e. Enggak membeda-bedakan suku atau ras
Contoh Sikap Toleransi di Lingkungan Masyarakat …
a. Menghargai perbedaan agama, suku, atau ras dalam masyarakat
b. Berbicara sopan dan tidak menyinggung orang lain
c. Bergaul dengan tetangga tanpa membedakan suku, agama, atau ras
d. Saling menghormati tetangga
e. Mengikuti kegiatan sosial dalam kehidupan masyarakat
BAB III
SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA
A. Hakikat Pertahanan
Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang
penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan
pada kekuatan sendiri (Miriam Budiarjo (2008). Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan
dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara (KBBI). Dalam bahasa militer, pertahanan
adalah cara-cara untuk menjamin perlindungan dari satu unit yang sensitif dan jika sumber daya ini
jelas, misalnya tentang cara-cara membela diri sesuai dengan spesialisasi mereka, pertahanan udara
(sebelumnya pertahanan terhadap pesawat), pertahanan rudal, dll. Tindakan, taktik, operasi atau
strategi pertahanan adalah untuk menentang/membalas serangan.
Definisi pertahanan pada pasal 1 ayat 5 UU No. 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia (TNI) pertahanan negara adalah: Segala usaha untuk menegakkan kedaulatan negara,
mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan melindungi keselamatan
segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, disusun dengan
memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, dan pasal 1 ayat 6 UU sistem
pertahanan negara adalah: Sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga
negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, berkesinambungan, dan berkelanjutan untuk
menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia,dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari setiap ancaman.
B. Konsep Pertahanan
Dalam sebuah negara yang berdaulat, politik menjadi aspek yang selalu terkait dengan perebutan
kekuasaan. Apapun yang menjadi tujuan akhir kekuatan politik, kekuasaan selalu merupakan tujuan
yang paling seketika. Kekuatan politik inilah yang digunakan sebagai cara untuk mencapai tujuan suatu
negara-bangsa (nation-state) dibangun (Hans, 2010). Menurut Harjomataram Pertahanan Nasional
adalah daya tahan suatu bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional untuk menghadapi semua
tantangan dari dalam atau di luar, langsung atau tidak langsung, yang dapat membahayakan nasional
hidup. Sifat pertahanan negara adalah segala upaya adalah pertahanan pelaksanaan universal yang
didasarkan pada realisasi hak-hak dan kewajiban warga negara dan kepercayaan pada kekuatan kita
sendiri. Pertahanan nasional dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan sejak dini dalam sistem
pertahanan negara.
Konsep utama strategi pertahanan adalah melakukan pembinaan dari rakyat sebagai unsur utama
dari entitas bangsa tersebut. Dalam konteks ini maka untuk tercapainya suatu strategi pertahanan yang
diidamankan juga diperlukan piranti yang tepat guna melakukan proses pembinaan rakyat sebagai
unsur utama strategi pertahanan nasional. Konsepsi daripada konsep pertahanan ini adalah sebagai
suatu paham atau rancangan yang terkait dengan cita-cita untuk mempertahankan atau membela negara
dari berbagai ancaman. Konsepsi pertahanan ini merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan
dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan
pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Bung Karno pernah mengatakan, ketahanan suatu bangsa haruslah dipupuk dari tiga hal:
ketahanan politik (politieke weerbaarheid), ketahanan ekonomi (economische weerbaarheid), dan
ketahanan militer (militair weerbaarheid). Tiga-tiganya tak bisa dipisahkan satu sama lain.
C. Hakikat Keamanan
Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya. Keamanan merupakan topik yang luas termasuk
keamananan nasional terhadap serangan teroris, keamanan komputer terhadap hacker atau cracker,
keamanan rumah terhadap maling dan penyelusup lainnya, keamanan finansial terhadap kehancuran
ekonomi dan banyak situasi berhubungan lainnya. Keamanan nasional merupakan salah satu
kepentingan vital suatu negara. Karena itu untuk mempertahankannya suatu negara bersedia untuk
menggunakan segala macam cara termasuk penggunaan kekuatan militer untuk mempertahankannya.
Perbedaan konsep keamanan internasional maupun keamanan internal (nasional) dilihat sebagai
situasi dan kondisi yang ditentukan dalam interaksi aktor-aktor internasional (Jemadu, 2018). Konsep
keamanan terus berkembang dan bertransformasi, keamanan dalam kontek kekinian atau pasca perang
dingin dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu keamanan tradisional dan keamanan non-tradisional.
Pasca perang dingin berakhir para ahli memperkirakan akan terjadinya the absent of war sebagai
bentuk dari keamanan yang bersifat tradisional, namun pada kenyataannya keamanan tradisional masih
menjadi isu yang memberikan pengaruh besar dalam konstelasi dunia internasional.
D. Konsep Keamanan
Dalam mempertahankan persatuan dan kesadan Ketahanan negara, yang mana konsep keamanan
adalah berorientasi pada pertahanan dan ketahanan secara militer. Namun dalam kenyataanya, isu-isu
keamanan dalam negara tidaklah selalu bersifat militer semata.
Persolan keamanan nasional maupun internasional juga kerap berkaitan dengan aspek-aspek non
militer seperti kesenjangan ekonomi, masalah kesehatan, penyelundupan narkotika, dan lainnya
tentunya, setiap negara harus dapat mendirikan suatu ketahanan yang kokoh agar dapat menciptakan
situasi yang aman dan terbebas dari ancaman dan gangguan apapun.
Ada beberapa konsep keamanan yang dikemukakan oleh Prof DR. Mahfud MD, konsep tersebut
adalah:
1. Territorial Security / Territorial Defence
Konsep yang dikembangkan atas pertimbangan kedaulatan negara, integritas wilayah, dan keutuhan
perbatasan yang merupakan perhatian (focus) utama untuk mempertahankan teritorial.
2. Regional Security
Konsep keamanan pada dua negara atau lebih yang berada pada wilayah tertentu. Konsep ini
terbagi dalam:
a. Colective Security, seperti contoh NATO, SEATO, CENTO, CSTO, dan SCO;
b. Common Security, seperti contoh NCB (Narcotic Control Board) International;
c. Comprehensive Security, konsep keamanan seperti ini fokus pada kerjasama dan dialog
keamanan, seperti contoh Peace Resolution, Preventive Diplomacy, Confidence Building
Measure, Peace Keeping Operation, dan ARF.
3. Global Security
Konsep keamanan ditinjau dari perspektif kepentingan dunia. Konsep ini memandang bahwa
keamanan global dapat dijamin apabila ada kekuatan penjaga keamanan terdiri dari berbagai
kekuatan militer yang berasal dari negara-negara tertentu atas permintaan Sekjen PBB asalkan
negara-negara tersebut bersedia men-detached kekuatan militernya dibawah organisasi militer
multinasional yang dibentuk PBB.
4. Human Security
Konsep keamanan manusia yang mengedepankan terjaminnya rasa aman dan keamanan manusia.
Mengingat sifatnya universal, konsep yang dipelopori LSM ini menjadi perhatian seluruh umat
manusia. Di kemudian hari, LSM-LSM seluruh dunia berupaya untuk membangun sebuah asosiasi
LSM, menuntut satu siaran di PBB, mempunyai hak veto, dan menjadi pemeran utama dalam
Dewan Keamanan PBB
E. Konsep Negara
Konsepsi Hans Kelsen mengenai negara menekankan bahwa negara merupakan suatu gagasan
teknis semata-mata yang menyatakan fakta bahwa serangkaian kaidah hukum tertentu mengikat
sekelompok individu yang hidup di dalam suatu wilayah teritorial terbatas; dengan perkataan lain,
negara dan hukum merupakan suatu istilah yang sinonim.
Dengan analisis yang lebih mendalam akan tampak bahwa teori ini merupakan suatu
penyingkatan dari keempat karakteristik negara, yang dikemukakan sebelumnya, adanya sistem hukum
merupakan persyaratan dari suatu pemerintahan sebagai suatu unsur ketatanegaraan, karena seperti
yang dikatan John Locke: “Suatu pemerintahan tanpa hukum adalah suatu misteri dalam politik, yang
sulit untuk dibayangkan secara manusiawi dan tidak konsisten dengan masyarakat manusia”. (Starke,
2011)
Daftar Pustaka
Aleksius Jemadu. 2018. Politik Global Dalam Teori & Praktik Edisi Kelima.Yogyakarta: Graha Ilmu
Indria Samego. 2011. Sistem Pertahanan-Keamanan Negara: Analisis Potensi & Problem.
Yogyakarta: The Habibie Center
Miriam Budiardjo. 2018. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
J.G. Starke. Pengantar Hukum Internasional. Edisi Kesepuluh, Cetakan ke-5. Jakarta: Sinar Grafika
Wayono S.K. Indonesia Negara Maritim. Jakarta: Teraju
BAB IV
PERAN INDONESIA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan yang diharapkan
dari pelaksanaan hubungan internasional, Bangsa Indonesia harus senantiasa meningkatkan kualitas
kerja sama internasional yang dibangun dengan negara lain.Untuk mencapai hal tersebut.
Bangsa Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar
mampu melakukan diplomasi yang pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif
Indonesia di dunia internasional. Selain itu, juga harus mampu memberikan perlindungan dan
pembelaan terhadap warga negara dan kepentingan Indonesia, serta memanfaatkan setiap peluang bagi
kepentingan nasional.
I. Perjanjian Internasional
1. Pengertian Perjanjian Internasional
a. Mochtar Kusumaatmaja, perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara
anggota masyarakat bangsa-bangsa yang bertujuan untuk mengakibatkan akibat hukum tertentu.
Dalam definisi ini subyek hukum internasional yang mengadakan perjanjian adalah anggota
masyarakat bangsa-bangsa, lembaga-lembaga internasional dan negara-negara.
b. Definisi lain Perjanjian Internasional adalah kesepakatan antara dua atau lebih subyek hukum
internasional (lembaga internasional. negara) yang menurut hukum internasional menimbulkan
hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuat kesepakatan.
2. Macam Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu :
a. Jumlah pesertanya
b. Srtrukturnya
c. Objeknya
d. Cara berlakunya
e. Intrumen pembentuk perjanjiannya
Penjelasan:
1) Jumlah pesertanya, yaitu perjanjian bilateral dan multilateral. Bilateral adalah perjanjian antar
dua negara unutk mengatur kepentingan kedua belah pihak. Perjanjian multilateral adalah
diadakan oleh banyak negara untuk mengatur kepentingan bersama negara-negara peserta
perjanjian tersebut. Contoh perjanjian bilateral : Indonesia – Cina (dwi kewarganegaraan),
Indonesia – Malaysia (ekstradisi), Indonesia-Tailand (garis batas laut Andaman) dll. Contoh
multilateral adalah Konvensi Jenewa (perlindungan korban perang), Konvensi Wina
(diplomatic), Konvensi Hukum Laut Internasional (laut teritorial, zona bersebelahan, ZEE dan
landas benua), dll
2) Dari segi strukturnya yaitu ada perjanjian yang bersifat Law Making Treaties adalah perjanjian
yang mengandung kaidah hukum yang berlaku bagi semua bangsa di dunia, Seperti konvensi
Jenewa, Wina, hukum laut. Sedangakan ada perjanjian yang bersifat treaty contract adalah
perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban hanya bagi negara yang mengadakan
perjanjian saja, seperti Indonesia-Malaysia, Indonesia-Cina, dll
3) Dari segi objeknya, perjanjian internasional dibedakan antara perjanjian yang berisi soal-soal
politik, dengan perjanjian yang berisi soal-soal ekonomi, budaya, dll
4) Dari segi cara berlakunya, yaitu perjanjian bersifat self-executing (berlaku dengan
sendirinya)yaitu perjanian itu langsung dapat berlaku setelah diratifikasi oleh negara peserta) dan
non self- executing, jika berlakunya perjanjian itu harus dilakukan perubahan undang-undang di
negara peserta terlebih dahulu.
5) Dari segi instrumennya, perjanjian internasional itu ada dua, yaitu tertulis dan lisan. Perjanjian
internasional tertulis adalah perjanjian yang dituangkan dalam instrumen-instrumen pembentuk
perjanjian yang tertulis dan formal, seperti Treaty, Comvention, Agreement, Charter, Covenant,
Statute, Constitution, Protocol, Declaration, Arrangement. Sedangkan perjanjian internasional
lisan adalah setiap perjanjian internasional yang diekspresikan melalui instrumen-instrumen
tidak tertulis, seperti
Perjanjian internasional lisan ( international oral agreement), yang diperjanjikan adalah hal-hal yang
disepakati secara lisan, seperti the London Agreement (keanggotaan Dewan Keamanan PBB).
Deklarasi Unilateral atau deklarasi sepihak ( unilateral declaration), adalah pernyataan suatu negara
yang disampaikan oleh wakil negara itu dan ditujukan kepada negara lain.
Perjanjian diam-diam (tacit consent atau tacit agreement), perjanjian yang dibuat tidak tegas, artinya
keberadaan perjanjian itu hanya dapat diketahui melalui penyimpulan suatu tingkah laku baik aktif atau
tidak aktif, dari Negara atau subyek hokum internasional lainnya.
Ratifikasi oleh badan eksekutif, biasanya dilakukan oleh raja absolut dan pemerintahan otoriter.
IN HOUSE TRAINING
KALENDER PENDIDIKAN
PROGRAM TAHUNAN
PROGRAM SEMESTER
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)
ANALISIS CAPAIAN PEMBELAJARAN (ACP)
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
PERANGKAT AJAR / MODUL
OLEH:
Dra. Marwati
NIP. 1969110819
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DINAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
SMK NEGERI 4 PONTIANAK
TAHUN 2022