Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL

HUBUNGAN ILMU SOSIOLOGI DENGAN ILMU POLITIK

disusun oleh Kelompok 1 :

1.Zhelin Tri Sah Billah


2.Hayatus silmi
3.Nurwahyuningsih
4.Tegar Pergata
5.Abdul Azis pratama

PRODI ILMU PEMERINTAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MATARAM
TAHUN 2022
Hakikat Sosiologi Politik
Oleh BerpendidikanDiposting pada 6 April 2022
Hakikat Sosiologi Politik – Sosiologi politik laksana yang diketahui mulai dinyatakan
dan berkembang sebagai suatu cabang ilmu sosial ialah pada masa kontemporer yakni
sekitar abad 19-an, sampai-sampai tidak mengherankan andai masih ada kerancuan
tentang apa tersebut sosiologi politik?

Permasalahan yang hadir tersebut ada sebab memang toh sosiologi politik ini masih
belum lama berdiri sebagai di antara disiplin ilmu sosial. Walaupun demikian dalam
ulasan kali ini kami akan berjuang untuk mengupayakan menguraikan esensi sosiologi
politik.Sosiologi politik adalah sebuah sub-bidang yang hadir dan berkembang dalam
sosiologi kontemporer dan ilmu politik. Dari pengertian yang simpel tersebut sebetulnya
dapat dianalisa bahwa sosiologi politik adalah penggabungan dua disiplin ilmu yakni
ilmu politik dan ilmu sosial yang lantas sosiologi politik ini bisa dikategorikan sebagai
sub-bidang dari sosiologi kontemporer atau dari ilmu politik, sampai-sampai menjadi
sebuah kewajaran bilamana sosiologi politik menjadi unsur bidang ilmu politik maupun
bidang sosiologi kontemporer.

Karena pada dasarnya pelajaran yang ada di dalamnya merupakan gabungan dari
sekian banyak bahan yang dipinjam dari ilmu politik dan sosial.

Namun guna mempermudah mengetahui pengertian sosiologi politik usahakan dibuka


dari pengertian secara bahasa dahulu. Dari segi bahasa sosiologi politik terdiri dari dua
kata yakni sosiologi dan politik.

Istilah sosiologi ditemukan oleh Auguste Comte untuk mengindikasikan ilmu mengenai
masyarakat. Sebelum tersebut Comte pernah mempergunakan istilah ‘fisika sosial’
dalam makna yang sama, bakal tetapi lantas menggantikannya dengan ‘sosiologi’
karena berpengalaman matematika asal Belgia Quetelet sudah mempergunakan istilah
‘fisika sosial’ untuk studi statistika tentang fenomena moral (1836), yang disebutkan
Comte sebagai sebuah eksperimen pemberian istilah yang jelek.
Istilah yang lain ialah istilah politik. Istilah politik (Politics) di dunia barat tidak sedikit
dipengaruhi oleh filsuf Yunani kuno abad ke-5 S.M filsuf laksana Plato dan Aristoteles
memandang politics sebagai sebuah usaha untuk menjangkau masyarakat politik
(polity) yang terbaik.

Di dalam polity semacam tersebut manusia bakal hidup bahagia sebab mempunyai
peluang guna mengembangkan bakat, bergaul dengan rasa kemasyarakatan yang
akrab, dan hidup dalam keadaan moralitas yang tinggi.

Pandangan normatif ini dilangsungkan sampai abad ke-19. Dewasa ini pengertian
mengenai politik yang paling normatif tersebut telah tersudut oleh definisi-definsi beda
yang lebih menekankan pada upaya (means) untuk menjangkau masyarakat yang baik,
laksana kekuasaan, penciptaan keputusan, kebijakan, alokasi nilai, dan sebagainya.

Jadi pada hakikatnya sosiologi politik adalah jembatan yang menghubungkan antara
bidang sosiologi dan ilmu politik & salah satu keduanya diandalkan mempunyai
hubungan dua arah yakni di mana sosiologi politik menyerahkan penekanan yang sama
pada variabel sosial dan politik.

Sebagai contoh ialah mengenai sistem kepartaian yang sosiologi politik tidak
menyatakan tentang bagaimana sistem kerja partai yang melulu merespon &
merefleksikan dari sosial ekonomi, namun ia malah menyelidiki mengenai bagaimana
situasi masyarakat yang disebabkan oleh sistem kepartaian.

Sehingga tidak tepat pun bila sosiologi politik dipersepsikan oleh tidak sedikit kalangan
sebagai sosiologi yang menginvasi ilmu politik.

Hubungan Sosiologi Politik dan Ilmu Politik

Seperti yang sudah diterangkan pada sub-bab sebelumnya, bisa diketahui bahwa
hubungan antara sosiologi politik dan ilmu politik paling erat kaitannya dan hampir sama
dengan kata lain bahkan di sejumlah negara tertentu pembedaan yang terjadi pada
dua-duanya ini melulu semata-mata mempunyai sifat administratif dan pedagogis.
Di Amerika Serikat misalnya, di mana sosiologi dan ilmu politik seringkali menjadi dua
“departemen” yang bertolak belakang namun tetap saja di kedua departemen itu
sosiologi politik tetap diajarkan sebagai telaah terhadap gejala kekuasaan.

Selain tersebut ada ulasan yang unik mengenai hubungan yang terjadi dalam sosiologi
politik yaitu tentang masalah pembedaan antara ilmu politik dalam sosiologi dengan
sosiologi politik.

Ilmu politik dalam sosiologi jelas-jelas adalahsub bidang dan sub divisi dari bidang
sosiologi. Pada ilmu politik dalam sosiologi, gejala politik diperlakukan sebagai variabel
dependen dan gejala sosial diterima sebagai dasar variabel penjelas.

Padahal dalam sosiologi politik, upaya guna memahami gejala politik tidak jarang kali
dihubungkan dengan faktor-faktor sosial, laksana pengujian hubungan antara politik
dan masyarakat, struktur sosial dan struktur politik, dan perilaku sosial dan perilaku
politik.

Dengan demikian, sosiologi politik adalahtitik percabangan yang lahir saat pendekatan
sosiologi dan politik digabungkan. Jadi dapat diputuskan bahwa ruang lingkup dari
sosiologi politik lebih luas dikomparasikan dengan ilmu politik dalam sosiologi yang
ruang lingkupnya lebih sempit karena melulu melihat dan mengetahui satu gejala saja.

Konsep-Konsep Gagasan dalam Definisi Sosiologi Politik

Banyaknya ketidaksepakatan para berpengalaman terhadap arti yang tepat pada


sosiologi politik kemungkinan diakibatkan oleh sosiologi politik tersebut sendiri yang
begitu kaya akan usulan yang saling bertentangan.

Gagasan kesatu yang saling bertentangan ialah mengenai anggapan bahwa sosiologi
politik sebagai ilmu tentang negara. Cara guna menilai sosiologi politik sebagai ilmu
tentang negara ialah dengan menempatkannya dalam klasifikasi-klasifikasi ilmu sosial
menurut pada sifat masyarakat yang dipelajari.
Konsep politik di sini mungkin tentang negara dapat diinterpretasikan sebagai negara
bangsa atau negara pemerintah. Sebuah negara bangsa ialah yang merujuk untuk
masyarakat nasional.

Sedangkan negara pemerintah ialah yang merujuk untuk para penguasa dan pemimpin
dari masyarakat nasional. Oleh karena itu, makna sosiologi politik paling sempit dan
terbatas.

Gagasan kedua dalam sosiologi politik ialah mengenai proses interaksi antara
masyarakat dan politik. Pandangan dari Bendix dan Lipset di sini lebih sesuai dan tepat
guna digunakan. Keduanya menuliskan bahwa

“ilmu politik dibuka dengan negara dan menganalisis bagaimana urusan tersebut
mempengaruhi masyarakat, sedangkan sosiologi politik dibuka dengan masyarakat dan
dan mulai menganalisis bagaimana urusan tersebut mempengaruhi negara.”

Gagasan ketiga ialah mengenai konsep dalam sosiologi politik yang lebih canggih yang
menekankan otoritas umum terhadap semua masyarakat (termasuk masyarakat
nasional). Konsep ini terinspirasi dari Leon Duguit. Ia menciptakan perbedaan antara
pemerintah dan yang diperintah.

Ia percaya bahwa dalam setiap kumpulan manusia dari terkecil sampai terbesar
didapati orang-orang yang memerintah dan patuh, orang-orang yang menciptakan
aturan dan menyepakatinya, dan orang-orang yang menciptakan keputusan dan
menaatinya. Beberapa sosiolog menerima dan memodifikasi pengertian ini laksana
Weber, Aron, Vedel, Bourdeu, dan Duverger.

Gagasan ke empat ialah mengenai sosiologi politik sebagai integrasi antara sosiologi
dan ilmu politik yang kemudian diperkirakan menjurus pada spesialisasi.

Dengan demikian sosiologi politik bisa disetting sebagai keturunan dari orangtua yang
lebih mapan yakni sosiologi dan ilmu politik yang lantas mengkhususkan diri pada
hubungan interaksi yang didapatkan dari kedua disiplin ilmu tersebut.
Gagasan ini bermanfaaat sebab menghancurkan hambatan antara sosiologi dan ilmu
politik tanpa menghapuskan batasan-batasan identitas dan karakteristik keduanya. Hal
ini secara sistematis lebih dimaksudkan untuk membina jembatan penghubung yang
melintasi sekian banyak batas.

Meskipun ‘sosiologi politik’ masih belum menghasilkan arti yang jelas. Jadi secara garis
besar, keempat definisi di atas mengindikasikan bahwa sosiologi politik memiliki makna
yang luas.

KESIMPULAN

Hakikat sosiologi politik memang tidak dapat dicungkil dari polemik dan pertentangan
dari mulai tentang sejarah, definisi, ruang lingkup dan sebagainya.

Hal ini tidak terlepas sebab memang sosiologi politik sendiri memang belum lama
terbentuk sebagai di antara bagian dari disiplin ilmu sosial dan pun ilmu politik.

Secara tujuan, sosiologi politik pun dirasa sangat urgen untuk menjembatani antara
sosiologi dan ilmu politik sampai-sampai tidak mengherankan andai sosiologi politik
secara definisi, ruang lingkup dan pembahasan pun masih samar-samar.

Namun terlepas dari tersebut semua, kehadiran sosiologi politik tetap urgen untuk
membalas tantangan terhadap pertumbuhan zaman yang semakin cepat dampak
terjadinya revolusi yang memengaruhi sekian banyak bidang kehidupan salah satunya
yakni politik

Anda mungkin juga menyukai