Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Efek Fotolistrik

Dosen pengampu

Drs. Pintor Simamora, M. Si.

Disusun Oleh:

Nama : Erlanda. Y. Simamora

NIM : 4192240002

Kelas : Fisika Nondik 2019

Mata kuliah : Fisika Modern

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

1
KATA PENGANTAR

.
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan anugrah-Nya yang memberikan kepada saya kemampuan untuk menyelesaikan tugas
Critical Jurnal Review dengan materi efek fotolistrik ini sesuai dengan waktu yang
ditentukan.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Fisika
Modern yaitu Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si atas bimbingan dan arahannya kepada saya
dalam proses pengerjaan Critical Journal Review dengan materi efek fotolistrik ini dapat
saya selesaikan dengan baik

Saya berharap semoga tugas Critical Journal Review ini mampu menambah
wawasan mahasiswa maupun pembaca. Saya tahu bahwa hasil dari laporan Critical Journal
Review ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya hasil Critical Journal Review selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Medan, 13 Maret 2022

Penulis

Erlanda Y Simamora

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BIBLIOGRAFI JURNAL 1...................................................................................................................4
BIBLIOGRAFI JURNAL 2...................................................................................................................4
REVIEW JURNAL 1............................................................................................................................5
REVIEW JURNAL 2..........................................................................................................................10
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................14

3
BIBLIOGRAFI JURNAL 1

1. Judul Jurnal Eksperimen Efek Foto Listrik Berbasis Simulasi PhET

2. Nama Jurnal Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Kependidikan

3. Edisi Terbit 2013

4. Pengarang Jurnal 1. Khairil Anwar


2. M. Isnaini
3. Linda Sekar Utami

5. Volume dan Halaman Vol 4, No 2

6. No ISSN 2614-3674

BIBLIOGRAFI JURNAL 2

1. Judul Jurnal Aplikasi Spektrofotometer Kisi Sederhana dan Lampu


Pijar pada Eksperimen Radiasi Benda Hitam untuk
Penentuan Konstanta Plank

2. Nama Jurnal Jurnal POSITRON

3. Edisi Terbit 2019

4. Pengarang Jurnal 1. Bintoro S. Nugroho


2. Yudi Pernandes
3. Boni P. Lapanporo
5. Volume dan Halaman Vol 9 NO 1

6. No ISSN -

4
REVIEW JURNAL 1
Eksperimen Efek Foto Listrik Berbasis Simulasi PhET

1. Latar Belakang

Eksperimen adalah salah satu cara yang tepat untuk memudahkan memahami suatu teori,
sehingga mahasiswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas
persoalan-persoalan yang dihadapinya melalui percobaan atau kegiatan praktikum, sehingga
kelak aka terbiasa untuk berfikir ilmiah. Sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi,
matakuliah fisika modern harus ditunjang dengan praktikum atau eksperimen. Oleh karena
dalam fisika modern terdapat teori tentang efek foto listrik, maka eksperimen untuk
menggambarkan prosesnya sangat diperlukan secara visual atau nyata untuk mengatasi teori-
teori yang abstrak.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang pada penelitian yaitu:
a. Bagaimana menentukan konstanta planck dengan menggunakan PhET?
b. Apakah nilai energi kinetik foto-elektron tidak bergantung pada intensitas cahaya?
3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitiaan ini berdasarkan latar belakang yaitu:

a) Untuk mengetahui cara menentukan konstanta planck dengan menggunakan PhET.


b) Untuk mengetahui hubungan energi kinetik foto elektron dengan intensitas cahaya.
4. Kajian Pustaka
Efek Foto Listrik
Efek fotolistrik adalah suatu proses dimana suatu cahaya dengan frekuensi cukup
tinggi mengenai permukaan sebuah logam, sehingga dari permukaan logam itu terpancar
elektron. Sebuah logam ketika diberi cahaya akan melepaskan elektron, yang akan
menghasilkan arus listrik jika disambung ke rangkaian tertutup. Jika cahaya adalah
gelombang seperti yang telah diprediksikan oleh fisika klasik, maka seharusnya semakin
tinggi intensitas cahaya yang diberikan maka semakin besar arus yang terdeteksi. Namun
hasil eksperimen menunjukkan bahwa walaupun intensitas cahaya yang diberikan
maksimum, elektron tidak muncul juga dari plat logam. Tetapi ketika diberikan cahaya
dengan panjang gelombang yang lebih pendek (frekuensi lebih tinggi, ke arah warna ungu
dari spektrum cahaya) dari sebelumnya, tiba-tiba elektron lepas dari plat logam sehingga

5
terdeteksi arus listrik, padahal intensitas yang diberikan lebih kecil dari intensitas
sebelumnya. Ini berarti energi yang dibutuhkan oleh plat logam untuk melepaskan
elektronnya tergantung pada panjang gelombang.
Fenomena ini tidak dapat dijelaskan oleh para fisikawan pada waktu itu. Kalau cahaya itu
memang benar-benar gelombang, yang memiliki sifat kontinyu, bukankah seharusnya energi
yang bisa diserap darinya bisa bernilai berapa saja?, tapi ternyata hanya jumlah energi
tertentu saja yang bisa diserap untuk melepaskan elektron bebas. Teka-teki ini akhirnya
dijawab oleh Albert Einstein, yang mengemukakan bahwa cahaya terkuantisasi dalam
gumpalangumpalan partikel cahaya yang disebut foton.
Energi yang dibawa oleh foton sebanding dengan frekuensi cahaya dan tetapan yang disebut
konstanta Planck (E = h f). Dibutuhkan sebuah foton dengan energi yang lebih tinggi dari
energi ikatan elektron untuk melepaskan elektron keluar dari plat logam. Ketika frekuensi
cahaya yang diberikan masih rendah, maka walaupun intensitas cahaya yang diberikan
maksimum, foton tidak memiliki cukup energi untuk melepaskan elektron dari ikatannya.
Tapi ketika frekuensi cahaya yang diberikan lebih tinggi, maka walaupun terdapat hanya satu
foton saja (intensitas rendah) dengan energi yang cukup, foton tersebut mampu untuk
melepaskan satu elektron dari ikatannya.
Intensitas cahaya dinaikkan berarti akan semakin banyak jumlah foton yang dilepaskan,
akibatnya semakin banyak elektron yang akan lepas. Menurut teori gelombang, gelombang
cahaya menyebar dari suatu sumber dengan merambatkan energi secara kontinyu ke seluruh
pola gelombang. Sebaliknya, menurut teori kuantum, cahaya menyebar dari sumbernya
dengan merambatkan energi secara terkuantisasi, berupa paket-paket gelombang. Pada awal
mulanya, teori kuantum diawali dengan fenomena radiasi benda hitam. Apabila sebuah benda
dipanaskan akan mengeluarkan radiasi.
Bila berkas cahaya yang pengenai permukaan logam katoda memiliki energi foton hf dan
energi ambang bahan katodanya adalah hfo maka elektron akan terlepas dari permuakaan
logam dengan energi kinetik sebesar
Ek = hf -h f o
dimana,
Ek : energi kinetik elektron yang terlepas
hf : energi foton berkas cahaya dari luar
hfo : energi ambang bahan logam (katoda)

6
Bila yang diketahui adalah panjang gelombang ambang logam, dan panjang gelombang
berkas cahaya dari luar, maka persamaan (1) dapat menjadi:
hc hc
Ek = -
λ λo
Menurut Planck, cahaya terdiri atas catu-catu energi yang disebut foton (photon) dimana
energi tiap fotonnya adalah:
Ek = hf
dengan h konstanta Planck dan f frekuensi cahaya. Menurut Einstein, tiap foton berinteraksi
dengan satu elektron dan berlaku,
E p = Eb + Ek
dimana Eb energi elektron pada logam, dan Ek energi kinetik maksimum elektron foto untuk
bergerak menuju anoda. Dari persamaan itu dapat disimpulkan bahwa energi kinetik elektron
tidak bergantung pada intensitas cahaya, melainkan pada frekuensi cahaya.

5. Metode Penelitian
Suatu cahaya dengan intensitas tertentu dan panjang gelombang ( λ ) yang di ubah-ubah
ditetapkan dari suatu panel pemilihan fungsi cahaya pada perangkat lunak PhET, kemudian
data tegangan balik (V0) diatur sedemikian hingga setimbang dengan laju energi kinetik
elektron yang bergerak menuju anoda. Selanjutnya data matematis elektronvolt (eV0) dengan
seperpanjang gelombang cahaya (1/ λ ) dianalisis dengan metode regresi linier, maka
besarnya konstanta Planck h diperoleh berdasarkan kemiringan (gradien) grafik antara eV0
dengan 1/ λ .
6. Hasil Penelitian
Hasil analisis data cahaya UV;

7
Grafik hubungan tegangan balik terhadap seperpanjang gelombang sinar UV.

Hasil pengamatan terhadap gejala efek fotolistrik memunculkan sejumlah fakta yang
merupakan karakteristik dari efek fotolistrik, yaitu :
1) Hanya cahaya yang sesuai (yang memiliki frekuensi yang lebih besar dari frekuensi
tertentu saja) yang memungkinkan lepasnya elektron dari pelat logam atau
menyebabkan terjadi efek fotolistrik (yang ditandai dengan terdeteksinya arus listrik
pada kawat). Frekuensi tertentu dari cahaya dimana elektron terlepas dari permukaan
logam disebut frekuensi ambang logam. Frekuensi ini berbeda-beda untuk setiap
logam dan merupakan karakteristik dari logam itu.
2) Ketika cahaya yang digunakan dapat menghasilkan efek fotolistrik, penambahan
intensitas cahaya dibarengi pula dengan pertambahan jumlah elektron yang terlepas
dari pelat logam (yang ditandai dengan arus listrik yang bertambah besar). Tetapi,

8
Efek fotolistrik tidak terjadi untuk cahaya dengan frekuensi yang lebih kecil dari
frekuensi ambang meskipun intensitas cahaya diperbesar.
3) Ketika terjadi efek fotolistrik, arus listrik terdeteksi pada rangkaian kawat segera
setelah cahaya yang sesuai disinari pada pelat logam. Ini berarti hampir tidak ada
selang waktu elektron terbebas dari permukaan logam setelah logam disinari cahaya
(kurang dari 10-9 detik).
7. Kesimpulan

rata konstanta Planck (h) yang diperoleh dengan menggunakan PhET adalah (6,80 ±
0,09)×10-34 J.s, dengan penyimpangan sebesar 2,55% terhadap nilai acuan 6,62618×10-34
J.s. Dengan demikian, percobaan dengan menggunakan program PhET dapat membuktikan
nilai tetapan Planck dengan baik, dan dapat menunjukkan bahwa energi kinetik foto-elektron
tidak bergantung pada intensitas cahaya. Untuk itu media PhET dapat digunakan sebagai
salah satu cara meningkatan ketrampilan proses dalam pembelajaran fisika, sehingga
diharapkan dapat mambantu dalam memahami konsep dan teori fisika secara mudah, cepat
dan praktis.

8. Kelebihan

Setelah membaca jurnal berjudul eksperimen efek foto listrik berbasis simulasi PhEt ini, ada
beberapa kelebihan yang menurut saya ada di dalam jurnal ini yaitu:

1. Topik yang diangkat untuk dijadikan eksperimen dengan PhET dengan menggunakan
program memudahkan kita untuk melihat percobaan efek foto listrik.
2. Penjelasan mengenai efek foto listrik serta keterkaitannya satu sama lain dalam
percobaan ini dijelaskan secara mendetail mulai dari konsep,sampai pada rumus
dalam mencari efek fotolistrik.
3. Jurnal ini juga sudah memiliki ISSN baik secara cetak maupun untuk jurnal secara
online.
4. Penjabaran proses eksperimen juga dijelaskan dengan detail.
5. Hasil dari penelitian juga sesuai dengan tujuan yaitu menjelaskan fenomena foto
listrik berdasarkan hasil eksperimen menggunakan PhET.
9. Kekurangan

Kekurangannya sendiri menurut saya terdapat pada cara penuslisan dan struktur penulisan.
Susunan mulai dari pendahuluan, dasar teori sampai pada kesimpulan menurut saya kurang
rapi. Selain itu yang seharusnya dijabarkan dibagian metode penelitian malah dijabarkan di
dasar teori, begitupun sebaliknya. Di bagian metode penelitian yang dijelaskan justru rumus
bukan cara untuk mendapatkan hasil analisis serta grafik sebagai hasil pengamatan.

9
REVIEW JURNAL 2
Aplikasi Spektrofotometer Kisi Sederhana dan Lampu Pijar pada Eksperimen Radiasi
Benda Hitam untuk Penentuan Konstanta Plank

1. Latar Belakang

Konstanta Planck merupakan tetapan fundamental yang sangat penting dalam konsep
mekanika kuantum dan fisika secara umum. Konstanta ini tidak hanya memberikan relasi
proporsional antara energi foton dan frekuensi angularnya, tetapi juga meletakkan basis
definisi baru bagi kilogram massa. Ada banyak metode mencari konstanta Planck yang
diajarkan di laboratorium universitas tingkat dasar untuk tujuan pedagogis. Salah satu yang
cukup populer adalah eksperimen berbasis efek fotolistrik. Kepopuleran metode ini tidak
terlepas dari kesederhanaan konsepnya yang disandarkan pada deskripsi Einstein tentang
foton untuk menjelaskan fenomena interaksi radiasi-materi.
Metode lain yang juga dikenal dalam penentuan konstanta Planck adalah penggunaan light
emitting diode (LED) [4,5]. Meskipun sama sederhananya dengan metode fotolistrik, metode
LED relatif lebih mudah untuk diimplementasikan. Hal ini karena, selain mudah diperoleh,

10
harga LED juga jauh lebih murah dibanding photocell yang dibutuhkan dalam fotolistrik.
Kekurangan metode ini adalah diperlukanya pemahaman konsep tentang celah energi
semikonduktor yang merupakan topik fisika yang lebih lanjut (fisika material). Kedua
metode yang telah diuraikan, meskipun mudah diterapkan, namun tidak secara langsung
mendeskripsikan fenomena yang menjadi latar belakang dirumuskanya formulasi Planck,
yaitu radiasi benda hitam. Sehingga, penentuan konstanta Planck dengan metode radiasi
benda hitam menjadi lebih menarik karena menggambarkan penemuan yang menandai
lahirnya fisika kuantum di akhir abad ke 19
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
yaitu:
a) Bagaimana rancang sistem untuk mendemostrasikan eksperimen benda hitam?
b) Bagaimana menghitung konstanta planck menggunakan spektrofotometer kisi
sederhana dan lampu pijar?
3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yaitu:

1) Mengetahui rancangan sistem untuk mendemostrasikan ekssperimen benda hitam.


2) Mengetahui cara menghitung konstanta planck menggunakan spektrofotometer kisi
sederhana dan lampu pijar.
4. Kajian Pustaka

Benda yang dipanaskan akan memancarkan rediasi termal dengan spektrum malar.
Untuk benda yang dapat menyerap dengan sempurna seluruh panjang gelombang
elektromagnetik yang diterimanya, spektrum radiasi termalnya hanya bergantung pada
temperatur benda tersebut. Benda dengan karakteristik seperti ini disebut sebagai benda
hitam. Hubungan kesebandingan antara intensitas radiasi yang dipancarkan benda hitam pada
panjang gelombang 𝜆 dengan temperaturnya 𝑇, dirumuskan oleh Planck dalam bentuk

Dengan ℎ adalah konstanta Planck, 𝑐= 3.00×108 ms−1 adalah kecepatan cahaya dalam
vakum, dan𝑘𝑏=5.67×10−8 Wm−2K−4 adalah konstanta Stefan–Boltzmann. Untuk radiasi
dengan panjang gelombang pada rentang cahaya tampak [𝜆=(380− 740) nm] dan suhu benda

11
yang digunakan pada eksperimen ini (dalam orde beberapa ribu Kelvin), Maka, konstanta

Planck dapat dihitung menggunakan persamaan:

Sedangkan, temperatur untuk masing-masing spektrum, T1 dan T2, dapat diperoleh dari
formula Wien

w
T=
λmax

dengan w =2.90×10-3 mK adalah tetapan Wien dan λ max menotasikan panjang gelombang
pada intensitas maksimum yang dipancarkan oleh benda hitam yang bersuhu T

5. Metode Penelitian

Pada bagian ini diuraikan latar belakang teori yang menjadi dasar fisis perhitungan
dan pengolahan data, serta disain sistem dan tahapan eksperimen yang dilakukan untuk
menentukan konstanta Planck. Secara umum, metode yang digunakan memanfaatkan relasi
antara intensitas, panjang gelombang, dan temperatur radiasi benda hitam yang dirumuskan
oleh persamaan Planck dan formula Wien.

6. hasil Penelitian

Representasi grafik dari (a) Spektrum 1, (b) Spektrum 2 (c) Spektrum 3 dan (d)
Spektrum 4. Nilai intensitas pada sumbu vertikal ditampilkan dalam satuan
sembarang/arbitrary unit.

Suhu radiator benda hitam tiap spektrum

12
Perhitungan konstanta Planck dengan persamaan (4) mensyaratkan penggunaan data suhu 𝑇
dan intensitas 𝐼 untuk dua spektrum pada panjang gelombang 𝜆 yang sama. Mengingat bahwa
validitas approksimasi yang dilakukan pada persamaan (4) semakin meningkat dengan
semakin kecilnya 𝜆, maka dipilih nilai panjang gelombang di kiri puncak spektrum, 𝜆=450
nm.

Intensitas radiasi pada 𝜆=450 nm untuk tiap spektrum

Menggunakan data dari Tabel 1 dan Tabel 2, konstanta Planck dihitung untuk enam pasangan
data spektrum. Hasil yang diperoleh disajikan pada Tabel 3. Dari data yang didapatkan, nilai
rata-rata dan galat konstanta Planck [persamaan (7) dan (8)] yang diperoleh pada eksperimen
ini adalah sebesar ℎ=(5,65±1,53)×10−34 J s. Merujuk pada nilai referensi ℎ=6.63×10−34 J s,
hasil yang diperoleh pada eksperimen ini menyimpang sebesar 14,78 %.

7. Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, telah dilakukan rancang bangun sistem untuk


mendemonstrasikan eksperimen benda hitam dan menghitung konstanta Planck
menggunakan spektrofotometer kisi sederhana dan lampu pijar. Kalibrasi dan pengolahan
data eksmerimen dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Tracker yang tersedia secara
bebas akses (freeware). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai konstanta Planck
yang didapatkan dalam eksperimen terdeviasi dari nilai referensi sebesar14,78 %. Simpangan
tersebut berasal dari aproksimasi yang diambil, beberapa sumber galat, dan keterbatasan
perangkat. Rancang bangun dan setup sistem masih dapat disempurnakan untuk
meningkatkan akurasi hasil eksperimen yang diperoleh. Metode ini, selain memungkinkan

13
prosedur eksperimen yang lebih sederhana, juga memberikan informasi visual spektrum
benda hitam dalam representasi warna maupun grafik. Hal tersebut dapat membantu
mahasiswa memahami karakteristik spektrum radiasi termal yang berbeda dari spektrum
deeksitasi atomik.

8. Kelebihan

Setelah membaca jurnal ini, saya menemukan lebih banya metode yang digunakan untuk
mencari nilai konstanta planck disertai juga dengan berbagai rumus serta penurunannya, juga
prosedur eksperimen yang lebih baru.

9. Kekurangan

Kekurangan dari jurnal ini sendiri ada beberapa yaitu, pertama penulisan dan strukturnya
kurang rapi, seharusnya teori dan metode penelitian dibedakan agar tidak kesulitan
memahaminya. Kedua, hasil eksperimennya menghasilkan nilai referensi sebesar 14, 78%,
cukup besar sehingga menurut saya metode ini kurang efisien untuk mencari nilai konstanta
planck. Dan terakhir jurnal ini juga belum memiliki ISSN.

Daftar Pustaka

Anwar, k., dkk. 2013. Eksperimen Efek Foto Listrik Berbasis Simulasi PhET. Jurnal Kajian
Penelitian dan Pengembangan Kependidikan. 4(2).

Nugroho, B, S., dkk. 2019. Aplikasi Spektrofotometer Kisi Sederhana dan Lampu Pijar pada
Eksperimen Radiasi Benda Hitam untuk Penentuan Konstanta Plank. Jurnal Positron,
9(1).

14
15

Anda mungkin juga menyukai