Anda di halaman 1dari 12

Penugasan Blok Pertahanan Tubuh dan Infeksi 2.

1
Mucosal Associated Lymphoid Tissue (MALT) & Bronchial Associated Lymphoid
Tissue (BALT)

Disusun Oleh :
Talbiyah Sabdah Rizan Taupiq (21711082)
Kelompok Tutorial 10

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2022/2023
Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................... 3

Pendahuluan .......................................................................................................... 3

BAB II .................................................................................................................... 5

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 5

2.1 Mucosa Associated Limphoid Tisse (MALT) .......................................... 5

2.1.1 Persebaran Jaringan Mukosa Tubuh Manusia................................... 5

2.1.2 Mucosal Associated Lymphoid Tissue (MALT) .............................. 5

2.1.3 Mekanisme Pengambilan Antigen Mucosal Associated Lymphoid


Tissue (MALT) ................................................................................................ 6

2.1.4 Antibodi dalam Sistem Kekebalan Mukosa ...................................... 6

2.1.5 Sirkulasi Limfosit dalam Sistem Imun Mukosa ................................ 7

2.2 Bronchial Associated Limphoid Tissue (BALT) ..................................... 7

2.2.1 Struktur Bronchial Associated Tissue (BALT) ................................. 7

2.2.2 Mekanisme Respon Imun BALT ...................................................... 8


BAB I

Pendahuluan
Semua makhluk hidup terutama vertebrata memiliki sistem imun. Sistem
imun merupakan kesatuan yang melakukan mekanisme untuk mempertahankan
(1)
tubuh dari bahaya yang ditimbulkan dari lingkungan luar. Sistem imun terdiri
dari dua bagian secara garis besar yaitu sistem imun alami atau disebut sebagai non-
spesifik (innate) dan sistem imun spesifik (adaptive) yang di dalamnya terdiri dari
organ-organ limfoid.(1)Organ tersebut berperan penting untuk respon imun. Respon
imun pada manusia dibagi menjadi dua yaitu respo imun alami dan respon imun
adaptif.(1) Organ limfoid akan berperan untuk membentuk respon imun adaptif.
Organ limfoid dibagi dalam 3 bagian secara umum yaitu :
1. Organ limfoid primer yang terdiri dari sumsum tulang dan timus
2. Organ limfoid sekunder terdiri atas nodus limfatikus, lien, MALT, BALT,
GALT, & NALT
3. Organ limfoid tersier
Organ limfoid sekunder disebut juga sebagai organ limfoid perifer. Hal ini
dikarenakan organ limfoid sekunder terletak hampir seluruh tubuh.(1) Organ limfoid
sekunder termasuk kedalam sistem imun. Sistem Imun juga dapat melindungi
bagian khusus tubuh yaitu mukosa.(1) Mukosa merupakan permukaan tubuh yang
paling luas yang memungkinkan adanya interaksi dengan mikroba jauh lebih
besar.(1) Sistem imun yang berperan untuk melindungi dan sebagai pertahanan
permukaan mukosa disebut sebagai Sistem Imun Mukosa (SIM). (2)
Sistem Imun mukosa akan melindungi bagian permukaan tubuh bagian yang
dilapisi oleh epitel yang menyekresi mukus yang terdapat di sistem gastrointestinal,
sistem pernapasan atas dan bawah, saluran urogenital, dan telinga tengah.(2) Sistem
kekebalan mukosa membentuk bagian terbesar dari jaringan kekebalan tubuh yang
mengandung hampir ¾ dari semua limfosit dan memproduksi sebagian besar
imunoglobulin pada individu yang sehat.(2)
Mucosa Associated Limphoid Tissue (MALT) merupakan kumpulan
berbagai jaringan limfoid yang memiliki struktur yang berbeda tetapi memiliki
fungsi yang sama.(2) MALT berperan untuk menangkap antigen yang sudah masuk
ke jaringan yang nantinya akan memproduksi antibodi.(2) MALT dibagi menjadi
beberapa jaringan lainnya salah satu adalah Bronchial Associated Limphoid Tissue
(BALT) yaitu kumpulan jaringan limfoid yang terletak di sekitar bronkus.(2)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mucosa Associated Limphoid Tisse (MALT)

2.1.1 Persebaran Jaringan Mukosa Tubuh Manusia


Sistem kekebalan mukosa membentuk bagian terbesar dari jaringan kekebalan
tubuh.(2) Sistem ini mengandung hampir tiga perempat dari semua limfosit dan
memproduksi sebagian besar imunoglobulin pada individu yang sehat.(2) Sistem
mukosa juga merupakan bagian yang secara terus menerus antigen dan bahan lain
yang masuk dari lingkungan.(2)
Sistem kekebalan mukosa memiliki fitur anatomi yang khas. Struktur ini sangat
terorganisir seperti patch peyer dan folikel limfoid terisolasi.(2) Pada patch peyer
terdapat mekanisme pengambilan antigen khusus yaitu sel M.(2) Selain itu
mekanisme efektor khusus yang terdapat di sistem kekebalan mukosa yaitu Sel T
yang diaktifkan atau sel memori yang mendominasi tanpa adanya infeksi. (2)
Beberapa sel T efektor atau regulator alami akan diaktifkan. Mekanisme efektor
lainnya terdapat antibodi IgA sekretori dan mikrobiota yang khas.(2)

Gambar 2.1 Persebaran Jaringan Mukosa Tubuh Manusia(2)


2.1.2 Mucosal Associated Lymphoid Tissue (MALT)
MALT merupankan permukaan mukosa yang terdiri atas jaringan limfoid
khusus yang akan berperan mengenal antigen dan induksi respon imun di
permukaan mukosa.(2) Secara anatomi MALT pada saluran napas dapat dibagi
menjadi bronciole associated lymphoid tissue (BALT), larynx associated lymphoid
tissue (LALT), dan nasal associated lymphoid tissue (NALT).(2) Selain itu pada
saluran napas terdapat permukaan epithelial yang mengandung sel
imunokompetensi dan terdapat drainase kelenjar limfa.(2)
Sistem imun spesifik akan memberi respon terhadap antigen mukosa yang
diawali oleh MALT.(2)Ketika mikroba asing melekat pada epitel permukaan akan
dikenali dan dibawa oleh Sel M (Microfold).(2) Setelah dibawa oleh sel M, akan
dikenali oleh dendritic cell.(2)

2.1.3 Mekanisme Pengambilan Antigen Mucosal Associated Lymphoid Tissue


(MALT)
Antigen yang terdapat pada permukaan mukosa harus diangkut melintasi
penghalang epitel sebelum mereka dapat merangsang sistem kekebalan mukosa.
Patch Peyer dan folikel limfoid sangat beradaptasi untuk penyerapan antigen dari
permukaan epitel. Membran basal sel M terlipat secara ekstensif yang akan
membentuk kantong yang membungkus limfosit dan membentuk kontak erat
dengan sel mieloid lokal termasuk sel dendritik. Makrofag dan sel dendritik
mengambil bahan yang diangkut yang dilepaskan dari sel M dan memprosesnya
untuk dipresentasikan ke limfosit T. Sel dendritik lokal yang berada dalam posisi
yang menguntungkan untuk memperoleh antigen untuk direkrut menuju ke dalam.
Sel dendritik yang mengandung antigen kemudian bermigrasi menuju ke Sel T di
Patch Peyer dan akan bertemu sel T naif spesifik antigen. Kemudian Sel dendritik
an sel T akan mengaktifkan sel B dan memulai pergantian kelas ke IgA. (2)

2.1.4 Antibodi dalam Sistem Kekebalan Mukosa


Kelas antibodi yang dominan dalam sistem kekebalan mukosa adalah IgA yang
diproduksi secara lokal oleh sel plasma di dinding mukosa. Sifat IgA berbeda antar
dua kompartemen utama dimana ia ditemukan di darah dan sekresi mukosa. IgA
dalam darah terutama dalam bentuk monomer (mIgA) yang di ptoduksi di susmsum
tulang oleh sel plasma yang berasal dari sel B yang diaktifkan di kelenjar getah
bening. Di dalam jaringan mukosa, IgA diproduksi hampir secara eksklusif sebagai
polimer, biasanya sebagai dimer. (3)

2.1.5 Sirkulasi Limfosit dalam Sistem Imun Mukosa


Masuknya limfosit efektor ke dalam mukosa dihasilkan dari perubahan
karakteristik hominid mereka saat menjadi aktif. Sel T naif dan sel B yang
bersirkulasi dalam aliran darah tidak ditentukan sebelumnya ke kompartemen
sistem kekebalan mana mereka akan berakhir, dan mereka memasuki Patch Peyer
dan kelenjar getah bening. Induksi sel T regulator di jaringan dibantu oleh
transformasi growth factor B yang diproduksi oleh sel dendritik. Migrasi populasi
sel dendritik yang terus menereus mengambil antigen lokal dalam aringan dan
mengangkutnya ke kelenjar getah bening di permukaan mukosa paru-paru.(4)

2.2 Bronchial Associated Limphoid Tissue (BALT)

2.2.1 Struktur Bronchial Associated Tissue (BALT)


Pada saluran napas terdiri atas sistem jaringan limfoid yang disebut sebagai
BALT. Sistem jaringan limfoid pada jalur napas dibagi menjadi dua bagian yaitu

Gambar 2.2.1 Struktur BALT.(7)


pada saluran napas bagian atas dan saluran napas bagian bawah. Pada saluran napas
bagian atas memiliki khas seperti sistem imun sistemik. Sedangkan saluran napas
pada bagian bawah terdiri atas struktur yang rapi dan sistematik.(5) Struktur tersebut
ditemukan sel B namun tersebar dengan tidak adanya area sel T. Struktur yang
tersusun rapi pada BALT ini dapat ditemukan pada percabangan dari bronkiolus.
BALT mengandung beberapa sel pada lapisan atas epitel nya yaitu Sel M dan
limfosit intraepitel. Namun, kuantitas sel M ditemukan dengan jumlah yang tidak
banyak pada BALT karena adanya diferensiasi yang menyesuaikan terhadap
stimulasi antigen. (4)
BALT memiliki bagian folikuler yang terdiri atas folikel sel B dan sel T
parafolikuler. Diantara sel-sel tersebut terdapat juga makrofag dan sel dendritik.
Sehingga bagian folikuler BALT tersusun atas limfosit T dan B, sel dendritik dan
juga makrofag yang tersusun secara berselang seling. Pada bagian folikuler, sel B
akan berubah menjadi sel B memori. Sedangkan pada bagian antar folikel akan
berubah menjadi sel plasma yang mampu memproduksi imunoglobulin. Ketika
sudahh menjadi sel B maka kebanyakan akan membentuk IgM dan IgA. Lalu Sel T
terdiri atas sel TCD4+ dan sel TCD8+. Kemudian sel B dan sel T akan melakukan
migrasi menuju BALT melalui pembuluh darah. (4)
Pada proses tertentu kuantitas dari BALT bisa menenangkan di saluran
pernapasan. Hal tersebut dapat terjadi ketika adanya inflamasi yang mengakibatkan
adanya perluasan dari jaringan limfoid. Oleh karena itu BALT akan sulit terdeteksi
jika tidak ada proses inflamasi. Pada beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa
lebih banyak BALT akan ditemukan pada orang dewasa muda dan juga anak-anak.
(6)

2.2.2 Mekanisme Respon Imun BALT


Mekanisme awal yang terjadi di BALT ketika ada suatu antigen masuk adalah
respon oleh sel M yang terdapat di lapisan epeitel yang terdiri dari folikel. Didalam
flikel tersebut terdapat Sel B dan Sel T. Selain itu terdapat sebuah komponen yang
akan mepresentasikan antigen dalam respon imun yang disebut APC. Sel M
berperan dalam pengambilan dan juga media transportasi antigen yang nantinya
akan menstimulus sel T untuk dapat aktif. (7)
Didalam saluran napas, sel APC terdiri atas dendritic cell submukosa dan
makrofag alveolus. Persentase dari kuantitas keduanya dominan pada sel dendritik
daripada makrofag alveolus. Makrofag alveolus memiliki peran untuk melindungi
saluran napas dari berbagai inflamasi.(7)
Ketika suatu antigen masuk ke dalam tubuh, sel dendritik mengalami maturasi
yang nantinya akan menstimulus untuk mengeluarkan sebuah sitokin. Hal ini
didasari dan dipengaruhi oleh adanya makrofag pada alveolus.(8) Setelah teraktivasi,
sel dendritik akan berperan untuk menangkap antigen yag berhasil masuk.
Kemudian sel dendritik akan membantu transport antigen dengan cara pemindahan
menuju ke organ-organ limfoid. Proses tersebut kan terus dialnjutkan hingga akan
terdapat limfosit spesifik yang bekerja.(8)
Proses migrasi dari BALT menuju ke organ limfoid kemudian ke darah perifer
terjadi setelah adanya proliferasi dari sel B menjadi sel memori. Bersama-sama
dengan sel T, sel B akan menstimulus efektor yang ada pada mukosa. Hal ini
dibantu oleh adanya molekul adesi vaskular dan kemokin lokal yaitu mucosal
adressin cell adhesion molecule-1 (MAdCAM-1). (2)
Sel T akan menemukan antigen spesifik yang nantinya akan mensekresi sitokin
oleh Th1 atau Th2. Adanya sekresi dari sitokin akan membantu respon imun dan
pembentukan Imunoglobuin dari sel B yang terus berkembang menjadi sel plasma.
Imunogobulin yang terbentuk yaitu IgA. (2)
Didalam traktus respiratori yang memiliki tonsil yang sering terpapar oleh
antigen baik secara inhalasi maupun ketika proses makan atau menelan makanan.
Tonsil memiliki jaringan yang mengandung banyak sekali APC, Sel B dan Sel T.
Sel-sel tersebut akan mendukung kuantitas mukosa dengan adanya prekursor IgA.
Karena berdasarkan penelitian baahwa penyebaran IgA paling dominan dan khas
terdapat pada sistem respiratori.(8)
Daftar Pustaka
1. Jatmiko SW. Imunologi Dasar. 3th ed. Surakarta: Muhammadiyah
University Press; 2022. 9–67 p.
2. Murphy K, Weaver C. Janeway’s Immunobiology, 9th Edition (
PDFDrive.com ). 9th ed. Bochiccio A, editor. New York: Garland Science;
2017. 515–548 p.
3. Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Abbas Immunology. 5th ed. Singapore:
Elseiver ; 2016. 1–357 p.
4. Maharyati R, Reno Pawarti D. SISTEM IMUN MUKOSA TRAKTUS
RESPIRATORIUS ATAS. THT-KL. 2011;1(4):52–63.
5. Maharyati R, Reno Pawarti D. SISTEM IMUN MUKOSA TRAKTUS
RESPIRATORIUS ATAS.
6. Randall TD. Bronchus-Associated Lymphoid Tissue (BALT): Structure
and Function. Advences in Immunolgy. 2010;107:187–221.
7. Syafa’ah I, Yudhawati R. Peran Imunitas Mukosa terhadap Infeksi
Mycobacterium Tuberculosis. Vol. 2. 2016 May.
8. Maharyati R, Reno Pawarti D. SISTEM IMUN MUKOSA TRAKTUS
RESPIRATORIUS ATAS. Jurnal Respirasi. 2018;52–61.

Anda mungkin juga menyukai