Anda di halaman 1dari 6

Nomor

Revisi Tanggal
Berlaku Tgl.

PEDOMAN
PELAYANAN IMUNISASI
DI PUSKESMAS KARANGAWEN II

PENANGGUNG JAWAB
Disiapkan Diperiksa Disahkan
Bidang Adman Ketua Mutu Kepala Puskesmas
Karangawen II

MINTARSO,S,Kep.Ners SUNDARI.SSi.T.SKM,M.Kes dr. ANTON HERMAWAN


NIP. 19670113 199003 1 009 NIP.19690604 198903 2 007 NIP. 19700819 200701 1 016

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS
PEDOMAN KARANGAWEN
KESELAMATAN II
PASIEN
Alamat : Desa Tlogorejo Karangawen 59566 Telp: ( 024 ) 76583338
Email : puskesmaskarangawen2@yahoo.co.id
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD
1945 melalui Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, imunisasi
merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang
merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementrian Kesehatan sebagai salah
satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millenium Development
Goals (MDGs) khususnya menurunkan angka kematian pada anak.
Program imunisasi ini, merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti
efektif dan telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Dengan
program ini, Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974.
Mulai tahun 1977 kegiatan imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan
Imuniasasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi( PD3I) yaitu Tuberkulosis,
Difteri, Campak, Polio, Tetanus, Hepatitis B.
Cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata di seluruh
wilayah.hal ini bertujuan untuk terjadinya daerah kantong yang akan
mempermudah terjadinya kejadian luar biasa (KLB).untuk mendeteksi dini
terjadinya peningkatan kasus penyakit yang berpotensi menimbulkan
KLB,imunisasi perlu didukung oleh upaya surveilans epidemiologi.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,penyelenggaraan
imunisasi terus berkembang antara lain dengan pengembangan vaksin baru
(Rotavirus,Japanese Enchepalitis,Pneumococcus,Dengue Fever dan lain-lain)
serta penggabungan beberapa jenis vaksin sebagai vaksin kombinasi misalnya
DPT-HB-Hib.

B. Tujuan Pedoman
1. Umum
Pedoman ini dibuat sebagai acuan petugas kesehatan dalam
menyelenggarakan pelayanan imunisasi di dalam maupun diluar gedung.

C. Sasaran Pedoman
Sasaran pelayanan imunisasi rutin adalah bayi dan batita serta siswa
sekolah dasar kelas 1,2 dan 3 melalui BIAS, dan wanita usia subur ( wanita usia
15-39 tahun )dengan imunisasi TT.
D. Ruang Lingkup Pedoman
Ruang lingkup sasaran pelayanan imunisasi rutin adalah bayi,anak
batita,anak sekolah dasar kelas 1,2,dan 3 serta WUS (15-39 th)
1. Pemberian imunisasi rutin pada bayi

Jenis Imunisasi Usia Jumlah Interval


Pemberian pemberian Minimal
Hepatitis B 0-7hari 1 -
BCG 0-2 bulan 1 -
IPV 2,3,4 bulan 3 4 minggu
DPT/HB/Hib 2,3,4 bulan 3 4 minggu
Campak 9 bulan 1 -

Catatan : semua jenis vaksin kecuali HB 0 dapat diberikan sampai


dengan usia 11 bulan.

2. Pemberian imunisasi pada Batita ( anak dibawah umur 3 tahun )

Jenis Imunisasi Usia pemberian Jumlah


pemberian
DPT/HB/HiB 18 bulan 1
Campak 24 bulan 1

3. Pemberian imunisasi pada anak kelas 1 SD

Jenis Imunisasi Waktu Pelaksanaan Keterangan


Campak Bulan Agustus BIAS 1
DT Bulan November BIAS 2

4. Pemberian Imunisasi pada anak kelas 2 dan 3 SD

Jenis Imunisasi Waktu Pelaksanaan Keterangan


Td Bulan November BIAS 2

5. Pemberian Imunisasi Pada Wanita Usia Subur ( WUS )


Yang dimaksud dengan WUS adalah wanita usia 15-39 tahun baik yang
hamil ataupun tidak hamil. Pemberian imunisasi TT pada WUS disesuaikan
dengan hasil schreening terhadap status T.
Tabel berikut menjelaskan interval minimal serta masa perlindungan
imunisasi TT.
Status Imunisasi Interval Pemberian Masa Perlindungan
TT-1 - -
TT-2 1bulan setelah TT-1 3 tahun
TT-3 6 bulan setelah TT-2 5 tahun
TT-4 12 bulan setelah TT-3 10 tahun
TT-5 12 bulan setelah TT-4 25 tahun
Status TT-1 dan TT-2 dicapai saat imunisasi dasar ( saat bayi ). Status
TT-3 dicapai pada saat batita atau pada saat anak kelas 1 (BIAS). TT-4 dan
TT-5 dapat dicapai pada saat anak kelas 2 dan 3 ( BIAS ), calon pengantin
atau saat kehamilan. Oleh karena itu setiap WUS dilakukan schreening status
TT nya. Apabila lengkap, imunisasi TT tidak perlu diberikan lagi. Untuk teknis
pelaksanaan imunisasi mengacu pada SOP.

E. Batasan Operasional
1. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan / meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakitatau hanya mengalami
sakit ringan.
2. Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati,masih hidup
tapi dilemahkan,masih utuh atau bagiannya,yang telah diolah,berupa toksin
mikro organisme yang telah di olah menjadi toksoid,protein recombinan yang
bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik
secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.
3. Penyelenggaraan Imunisasi adalah serangkaian kegiatan
perencanaan,pelaksanaan,monitoring dan evaluasi kegiatan imunisasi.
4. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang selanjutnya disingkat KIPI adalah
kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik berupa efek vaksin
atau efek samping,toksisitas,reaksi sensitivitas,efek farmakologis maupaun
kesalahan program,koinsidens,reaksi suntikan atau hubungan kasual yang
tidak dapat ditentukan
F. Landasan Hukum
1. UUD 1945
 pasal 28B ayat 2
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
 Pasal 28H ayat 1
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
2. Undang Undang Perlindungan Anak No. 23 tahun 2002
Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial
sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial
3. Undang undang Kesehatan No. 36 tahun 2009
 Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan
ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari
melalui imunisasi
 Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan
anak
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.42 tahun 2013 tentang penyelenggaraan
imunisasi
BAB IV

DOKUMENTASI

Pemantauan merupakan komponen yang penting dalam program


imunisasi dan sebaiknya dilaksanakan secara teratur. Tujuannya untuk menilai
apakah rencana yang dibuat sudah sesuai dan dilaksanakan dengan baik.
Pemantauan menilai terhadap pencapaian kegiatan imunisasi, dengan
menggunakan indikator dalam program imunisasi.

Dalam program imunisasi dokumentasi imunisasi meliputi :

1. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan imunisasi,


pemakaian logistik dan surveilans KIPI (Kejadian Ikutan Paska
Imunisasi).
2. Pemantauan Wilayah Setempat ( PWS )
3. Pemantauan secara periodik dengan menggunakan instrumen
DQS,EVW,SS
4. Peningkatan Cakupan Imunisasi.

Anda mungkin juga menyukai