Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Telaah

http://journal.ummat.ac.id/index.php/telaah
p-ISSN2477-2429 | e-ISSN 2620-6226
Vol.5, No.2, Juli 2020, Hal. 28-35

Transaksi yang Mengandung Unsur Riba, Maysir, dan


Gharar dalam Kajian Tindak Tutur

1 Habiburrahman, 2 Rudi Arahman, 3Siti Lamusiah


123
Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Muhammadiyah Mataram, Indonesia
1
habibpemuda@gmail.com, 2rudi85arrahman@gmail.com 3lamusiahsiti@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Abstrak: Hakikat tindak tutur itu adalah tindakan yang dinyatakan dengan makna
RiwayatArtikel:
atau fungsi (maksud dan tujuan) yang melekat pada tuturan. Beberapa
Diterima:13-05-2020 permasalahan yang ditemukan dalam peristiwa tindak tutur yang mengandung
Disetujui:05-07-2020 unsur riba, maysir dan gharar menjadi obyek penelitian ini. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur yang mengandung unsur riba,
maysir, dan gharar dalam syariat Islam. Penelitian ini menggunakan metode
Kata Kunci: penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai
strategi berikut: (1) persiapan pengumpulan data, (2) teknik observasi, dan (3) teknik
tindak tutur, wawancara. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini terdiri atas tiga alur
riba, kegiatan yang terjadi secara simultan, yaitu kegiatan reduksi data, penyajian data,
maysir, dan dan verifikasi data atau menarik simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bentuk
gharar tindak tutur yang mengandung unsur riba, maysir, dan gharar dalam syariat Islam
menggunakan dua bentuk, yaitu 1) strategi langsung dan strategi tidak langsung.
Kedua strategi tindak tutur tersebut melekat pada tujuh bentuk tindak tutur dalam
akad transaksi yang mengandung unsur riba, maysir, dan gharar dalam syariat
Islam, yaitu 1) akad transaksi yang mengandung unsur riba fadl, 2) akad transaksi
yang mengandung riba nasî’ah, 3) akad transaksi yang mengandung maysir dalam
bentuk permainan, 4) akad transaksi yang mengandung maysir dalam bentuk
taruhan, 5) akad transaksi yang mengandung gharar dalam bentuk jual beli ma’dum,
6) akad transaksi yang mengandung gharar dalam bentuk jual beli barang majhul, 7)
akad transaksi yang mengandung gharar dalam bentuk jual beli barang yang tidak
dapat diserahterimakan. Katujuh bentuk akad transaksi tersebut mengandung
peristiwa tindak tutur sebagai media komunikasi. Dengan demikin, strategi tindak
tutur yang digunkan tidak terlepas dari strategi langsung dan strategi tidak
langsung. Hal ini disebabkan karena transasksi yang menimbulkan permasalahan
riba, maysir, dan gharar tidak terlepas dari aspek bahasa yang digunakan dalam
bertransaksi yaitu dalam kajian tindak tutur.

Keywords: Abstract: The fact of the Act is an act expressed by meaning or function (purpose and
Strategy of purpose) inherent to speech. Some of the problems found in the event of a follow-up
follow up, that contain the element riba, Maysir and Gharar become the object of this research.
riba, The purpose of this research is to describe the form of action that contains elements
maysir, riba, Maysir, and Gharar in Islamic sharia. This research uses qualitative descriptive
gharar research methods. The collection of data in this study is as follows: (1) Preparation of
data collection, (2) Observation techniques, and (3) interview techniques. Qualitative
data analysis In this study consists of three simultaneous flows of activities, i.e. data
reduction activities, data presentation, and data verification or attracting sympulsion.
The results of the study showed a form of action that contains elements riba, Maysir,
and Gharar in Islamic sharia using two forms, namely 1) direct strategy and indirect
strategy. Both these follow-up strategies are attached to seven forms of action in
transactions that contain elements of Riba, Maysir, and Gharar in Islamic Shari'a, ie
1) transactions Akad containing riba Fadl element, 2) transaction contract containing
RIBA Nasî'ah, 3) contract agreement containing Maysir in the form of games, 4)
contract transactions containing Maysir in the form of bets, 5) transaction Akad
containing Gharar in the form of buying and selling Ma'dum , 6) transaction contract
containing Gharar in the form of buying and selling goods Majhul, 7) transaction
agreement containing Gharar in the form of buying and selling goods that can not be
handed over. The form of the transaction agreement contains a follow-up event as a
communication medium. With Demikin, the speech strategy used is not detached from
the direct strategy and indirect strategy. This is due to the transasction that raises

28
Habiburrahman, Transaksi yang MengandungUnsur...29
MengandungUnsur

the problem of Riba, Maysir, and Gharar not regardless of the aspect of the language
used in the transaction that is in the study of the follow
follow-up.
up.

https://doi.org/10.31764/telaah.vXiY.2608 This is an open access article under the CC–BY-SA license

————————————————————

Secara teknis,maysir adalah setiap permainan yang


A. LATAR BELAKANG
di dalamnya disyaratkan sesuatu berupa materi yang
Hakikat tindak tutur itu adalah tindakan yang diambil darii pihak yang kalah untuk pihak yang
dinyatakan dengan makna atau fungsi (maksud dan menang. Istilah lain dari judi adalah spekulasi. Hal
tujuan)) yang melekat pada tuturan.Tindak tutur ini terjadi dalam bursa saham. Setiap menitnya
merupakan unit terkecil aktivitas bertutur selalu terjadi transaksi spekulasi yang sangat
(percakapan atau wacana) yang terjadi dalam merugikan penerbit saham .Setiap perusahaan yang
interaksi sosial. Berkaitan dengan uraian di atas, memiliki right issue selalusel didatangi para
dalam peristiwa tutur banyak ditemukan transaksi spekulan.Ketika harga saham suatu badan usaha
yang menimbulkan riba, maysir,
maysi dan sedang jatuh, spekulan segera membelinya dan
gharar.Pemakaian fungsi tindak tutur semacam ketika harga naik, para spekulan menjualnya
inilah yang coba diungkap oleh peneliti dalam kasus kembali atau melepas ke pasar saham. Hal ini sering
yang mendalam terhadap impelementasi fungsi membuat indeks harga saham gabungan menurun
tindak tutur yang gunakan dalam proses transaksi dan memburuk
mburuk perekonomian bangsa
jual beli, pinjaman, dan asuransi. Beranjak dari uraian tersebut, transasksi yang
Beberapa permasalahan yang ng ditemukan dalam menimbulkan permasalahan riba, maysir, dan gharar
peristiwa tindak tutur yang mengandung unsur riba, tidak terlepas dari aspek bahasa yang digunakan
maysir dan gharar menjadi obyek penelitian ini. Jika dalam bertransaksi yaitu dalam kajian tindak tutur.
kita mengkaji istilah riba, maysir dan gharar, maka Dengan demikian, penelitian yang berjudul Transaksi
kita akan menemukan hakikat dan permasalahan yang Mengandung Unsur Riba, Maysir, dan Gharar
yang terkandung dalam syariat Islam. Beberapa dalam Kajian Tindak Tuturmenjadi
Tutur relevan dan
hakikat dan permasalahan tersebut sebagai penting untuk dikaji agar permasalahan riba, maysir,
berikut.Istilah riba secara bahasa dan gharar dapat dipahami dan dapat dijauhi dalam
bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian kehidupan bermasarakat.
lain, secara linguistik, riba berarti tumbuh dan Teori yang mendasariari kajian ini adalah teori
membesar. Menurut Abu hanifah, riba adalah tindak tutur. Tindak tutur mendapatkan beberapa
melebihkan harta dalam suatu transaksitr tanpa pengertian dari para ahli, diantaranya menurut
pengganti atau imbalan.Maksudnya, tambahan Austin, mengucapkan sesuatu adalah melakukan
terhadap barang atau uang yang timbul dari suatu sesuatu dan di situ ada tindak tutur. Bahasa dapat
transaksi utang piutang yang harus diberikan oleh digunakan untuk “membuat kejadian” (Sumarsono,
(S
pihak yang berutang kepada pihak yang berpiutang 2009: 181). Berdasarkan pendapat para ahli di atas,
pada saat jatuh tempo. dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah
Sementara gharar adalah semuaa jual beli yang tindakan yang dinyatakan dengan makna atau fungsi
mengandung ketidakjelasan atau keraguan tentang (maksud dan tujuan)) yang melekat pada tuturan.
adanya komoditas yang menjadi objek akad, Tindak tutur merupakan unit terkecil aktivitas
ketidakjelasan akibat, dan bahaya yang mengancam bertutur
ur (percakapan atau wacana) yang terjadi
antara untung dan rugi; pertaruhan atau perjudian. dalam interaksi sosial.
Dalam Islam, gharar adalah perkara yang dilarang Selain pemahaman tentang tindak tutur,
dan haram hukumnya karena sangat merugukan penting dipahami juga strategi tindak tutur. Strategi
salah satu pihak yang lain.Demikian juga Maysir tindak tutur adalah cara-cara
cara yang digunakan
atau qimar secara harfiah bermakna judi (spekulasi).
30| Jurnal Ilmiah Telaah | Vol. 5, No. 2, Juli 2020, Hal. 28-35

partisipan tutur dalam mengekspresikan tindak atau B. METODE PENELITIAN


fungsi tindak tutur menggunakan tuturan tertentu. Penelitian ini merupakan salah satu penelitian
Dalam kaitan ini, Wijana (1986) mengisyaratkan dalam kajian pragmatik dengan pendekatan
bahwa strategi penyampaian tindak atau fungsi deskriptif kualitatif. Asumsi dari desain penelitian
tindak tutur dapat diwujudkan dengan tuturan kualitatif adalah penelitian kualitatif lebih
bermodus deklaratif, interogatif, dan imperatif menekankan pada proses, bukannya hasil atau
(bermakna literal atau nonliteral dan langsung atau produk, peneliti merupakan instrumen kunci atau
tidak langsung). Sejalan dengan hal tersebut, Brown pokok, peneliti kualitatif melibatkan kerja lapangan,
dan Levinson (dalam Sumarsono, 2010) menyatakan yaitu secara fisik berhubungan dengan orang, latar,
bahwa tuturan yang mengekspresikan tindak tutur lokasi atau institusi untuk mengamati atau mencatat
pada umumnya menggambarkan strategi perilaku dalam latar alamiah, dan proses penelitian
penyampaian tindak tutur tersebut. kualitatif bersifat induktif.
Para ahli umumnya membedakan strategi Data penelitian merupakan masalah yang dikaji
penyampaian tindak tutur atas dua jenis, yaitu dalam suatu penelitian (Arikunto, 2009:45). Data
strategi langsung dan tidak langsung. Blum-Kulka penelitian ini ada dua jenis, yaitu (1) data berupa
(1989) mengatakan bahwa strategi langsung dan tuturan warga (Pn) dan (2) data catatan lapangan
tidak langsung yang digunakan dalam penyampaian berupa catatan lapangan deskriptif dan reflektif
tindak tutur berkaitan dengan dua dimensi, yaitu (termasuk hasil wawancara dengan tokoh agama).
dimensi pilihan pada bentuk dan dimensi pilihan Data catatan lapangan deskriptif berisi: (a)
pada isi. Dimensi bentuk berkaitan dengan rekonstruksi interaksi verbal dalam proses transaksi,
bagaimana suatu tuturan diformulasikan atau (b) gambaran tentang situasi dan karakteristik
bagaimana ciri formal (berupa pilihan bahasa dan peserta tutur, topik tutur, dan tujuan tutur. Data
variasi linguistik) suatu tuturan dipakai untuk catatan lapangan reflektif berisi penafsiran dan
mewujudkan suatu ilokusi. Dimensi isi berkaitan pemahaman sementara tentang hal-hal yang
maksud yang terkandung pada tuturan tersebut. Jika berpengaruh terhadap penggunaan kompetensi
isi tuturan mengandung maksud yang sama dengan bentuk, fungsi, dan strategi tindak tutur. Dalam
makna performasinya, maka tuturan tersebut penelitian ini, tuturan yang digunakan sebagai data
dituturkan dengan strategi langsung. Sebaliknya, jika adalah tuturan yang bersumber dari warga
maksud suatu tuturan berbeda dengan makna masyarakat (Pn) dalam proses transaksi.
performasinya maka tuturan tersebut dituturkan Pengumpulan data dalam penelitian ini berkaitan
dengan strategi tidak langsung (Arifin, 2012). dengan hal-hal sebagai berikut: (1) persiapan
Dengan mengadaptasi teori-teori tersebut, pengumpulan data, (2) teknik observasi, dan (3)
strategi tindak tutur dapat dibedakan atas strategi teknik wawancara.
langsung dan tidak langsung. (1) Strategi langsung, Selanjutnya, mengikuti pandangan Miles dan
yaitu strategi penyampaian tindak tutur Huberman (dalam Sugiyono, 2006:337), analisis data
menggunakan tuturan yang bentuknya mempunyai kualitatif dalam penelitian ini terdiri atas tiga alur
makna sama (atau mirip) dengan maksud kegiatan yang terjadi secara simultan, yaitu kegiatan
pengutaraannya. (2) Strategi tidak langsung adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau
strategi penyampaian tindak tutur menggunakan menarik simpulan. Ketiga kegiatan tersebut saling
tuturan yang bentuknya mempunyai makna yang tidak berinteraksi, berawal dari pengumpulan data dan
sama dengan maksud penuturannya. berakhir pada selesainya penulisan laporan
Strategi penyampaian tindak tutur ini penelitian.
penting dipahami untuk mendukung kajian terhadap
tindak tuturdalam akad transaksi yang mengandung C. HASIL DAN PEMBAHASAN
unsur riba, maysir, dan gharar. Strategi Hasil penelitian yang dilakukan
penyampaian tindak tutur yang digunakan penutur menunjukkan beberapa bentuk tindak tutur yang
akan memudahkan kita menganalisis strategi yang mengandung unsur riba, maysir, dan gharar dalam
digunakan. syariat Islam. Beberapa bentuk praktik tindak tutur
yang mengandung unsur riba, maysir, dan gharar
Habiburrahman, Transaksi yang MengandungUnsur...31

dalam syariat Islam pada masyarakat di Desa Bajur 2) Riba Nasî’ah


Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat akan
diuraikan sebagai berikut. Istilah nasî’ah berasal dari kata (nasia) yang
1. Bentuk Tindak Tutur yang Mengandung Unsur berarti menunda menangguhkan, atau menunggu,
Riba dan mengacu pada waktu yang diberikan bagi
Riba secara bahasa berarti bertambah dan pengutang untuk membayar kembali utang dengan
tumbuh. Adapun riba dibagi menjadi dua jenis, yaitu memberikan “tambahan” atau “premi”. Karena itu,
1) riba fadl dan 2) riba nasi’ah. riba nasî’ah mengacu kepada bunga dalam utang.
1) Riba Fadl Berdasarkan hukum dasar dari riba nasî’ah
Riba Fadl disebut juga riba buyû’, yaitu riba ini dapat ditemukan praktiknya dalam masayarakat
yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang sebagaimana dalam tuturan berikut ini.
tidak memenuhi kriteria sama kualitasnya (mitslan Tuturan 3
bi mitslin), sama kuantitasnya (sawâ-an bi sawâ-in) Penutur 3.a : Bapak Anhar, masih ada uang hasil
dan sama waktu penyerahannya (yadan bi yadin). jual sawah kemarin kita pinjam?
Pertukaran semisal ini mengandung gharar, yaitu Mitra tutur 3.b : berapa mau pinjam dan mau
ketidakjelasan bagi kedua pihak akan nilai masing- digunakan untuk modal apa?
masing barang yang dipertukarkan. Penutur3.c : saya pakai untuk membeli motor
Berdasarkan hukum dasar dari riba fadl ini traktor sama tambahan modal garap
dapat ditemukan praktiknya dalam masayarakat sawah, saya pinjam sekitar Rp
sebagaimana dalam tuturan berikut ini. 35.000.000.
Tuturan 1 Mitra tutur 3.d : ya ada kalau Rp 35.000.000 mau
Penutur 1.a : Ibu wahyuni banyak dapat jatah dipinjam. Kapan mau dikembalikan?
raskin (beras miskin), mau saya Penutur 3e :nanti saya kasih tiga kali panen,
tukar dengan beras super? Saya mau mudahan banyak hasil panen saya
pakai untuk campur beras super di kasih Rp 5.000.000.
rumah supaya lama habis. Mitra tutur 3f : ya sudah yang penting jujur dan
Mitra tutur 1.b : berapa tukarnya ibu husanah? mau mengembalikan tepat waktu
Penutur1.c : 2 kg raskin saya tukar dengan 1 kg supaya kita bias saling bantu dan
beras super percaya.
Mitra tutur 1.d : ya sudah ditimbang saja 6 kg.
Tuturan di atas menunjukkan bentuk praktik
Tuturan di atas menunjukkan bentuk praktik riba nasi’ah dalam masyarakat yang berkaitan
riba fadl dalam masyarakat. Kata yang mengandung dengan transaksi simpan pinjam yang mengandung
riba fadl tersebut, yaitu akad transaksi pada tuturan adanya kelebihan pengembalian. Kata yang
1.c yang berisi ingin menukar 2kg raskin ditukar mengandung riba nasi’ah tersebut, yaitu akad
dengan 1 kg beras super. Akad transaksi tukar transaksi pada tuturan 3.e yang berisi ingin
menukar tersebut dimasukan dalam kategori riba memberikan kelebihan Rp 5.000.000 dari jumlah
fadl sesuai dengan definisi dari hukum dasarnya, pinjaman 35.000.000. Akad transaksi simpan pinjam
yaitu pertukaran barang sejenis yang tidak tersebut dimasukan dalam kategori riba nasi’ah
memenuhi kriteria yang sama kualitas dan sesuai dengan definisi dari hukum dasarnya, yaitu
kuantitasnya dalam hal ini makanan pokok. karena adanya perbedaan, perubahan atau
Dalam kajian tindak tutur, bentuk akad tambahan antara barang yang diserahkan hari ini
transasksi tersebut dimasukkan dalam bentuk dengan barang yang diserahkan kemudian.
strategi langsung, yaitu strategi penyampaian tindak Dalam kajian tindak tutur, bentuk akad
tutur menggunakan tuturan yang bentuknya transasksi tersebut dimasukkan dalam bentuk
mempunyai makna sama (atau mirip) dengan maksud strategi langsung, yaitu strategi penyampaian tindak
pengutaraannya. Dalam hal ini, penutur mengutarakan tutur menggunakan tuturan yang bentuknya
maksunya secara langsung untuk menukar 2kg raskin mempunyai makna sama (atau mirip) dengan maksud
dengan 1 kg beras super. pengutaraannya. Dalam hal ini, penutur mengutarakan
32| Jurnal Ilmiah Telaah | Vol. 5, No. 2, Juli 2020, Hal. 28-35

maksunya secara langsung untuk meminjam uang banyak hadiah yang lain bisa dilihat
sebesar Rp 35.000.000 dan nanti akan dibayarkan di brosur dan spanduk.
40.000.000. sehingga terdapat kelebihan
pengembalian sebersar Rp 5.000.000 . Tuturan kasus ini menunjukkan bentuk
Berdasarkan data tuturan tersebut, peneliti praktik maysir dalam bentuk permainan. Hal ini
menemukan bahwa bentuk tindak tutur yang sebagaimana secara umum diartikan mengundi
mengandung unsur riba dalam akad transaksi tukar nasib dan setiap kegiatan yang sifatnya untung-
menukar dan simpan pinjam pada riba fadl dan riba untungan (spekulasi) dari permainan yang diikuti.
nasi’ah dituturkan dengan strategi langsung. Kata yang mengandung maysir tersebut, yaitu akad
Penggunaan strategi langsung dalam akad transasksi transaksi pada tuturan 4d yang berisi harga satu
tersebut memberikan kita kemudahan dalam kupon Rp 35.000, dengan hadiah utama sepeda
menganalisis kalimat transaksi yang mengandung motor dan hadiah tambahan yang lainnya. Akad
unsur riba. transaksi tersebut dimasukan dalam kategori maysir
2. Bentuk Tindak Tutur yang Mengandung Unsur sesuai dengan definisi dari hukum dasarnya, yaitu
Maysir (Spekulasi) karena adanya sifatnya untung-untungan (spekulasi)
Maysir (spekulasi) secara bahasa maknanya judi, dari permainan/kegiatan yang diikuti. Pada
secara umum mengundi nasib dan setiap kegiatan prinsipnya orang membeli kupon dengan harapan
yang sifatnya untung-untungan (spekulasi). Maysir nanti dapat undian hadiah utama atau hadiah
dalam bentuk permainan tambahan yang lainnya. Ketika orang tersebut tidak
1) Maysir dalam bentuk permainan mendapatkan hadiah dari undian, tentu dia akan
Maysir dalam bentuk permainan ini secara merasa dirugikan karena membeli kupon dengan
umum diartikan mengundi nasib dan setiap kegiatan harga mahal dan tidak mendapatkan apa-apa.
yang sifatnya untung-untungan (spekulasi) dari Dengan demikian maka dimasukan dalam
permainan yang diikuti. Dalam praktiknya di kategori maysir karena adanya sifatnya untung-
masyarakat, banyak masyarakat tidak memahami untungan (spekulasi) dari permainan/kegiatan yang
bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membayar diikuti. Berbeda hukumnya, jika biaya pendaftaran
uang pendaftaran dalam mengikuti kegiatan lomba digunakan untuk biaya administrasi dan diberikan
mengandung unsur riba. fasilitas berupa baju seragam kegiatan sehingga
Permainan yang mengandung unsur riba adalah hadiah utama dan hadiah yang lainnya diberlikan
peserta yang membayar uang pendaftaran untuk dari sponsor atau donatur, maka hukumnya boleh.
mengikuti kegiatan, dan penyelenggara kegiatan 2) Maysir dalam bentuk taruhan
menggunakan uang pendaftaran untuk membeli Maysir dalam bentuk taruhan ini secara
hadiah. Sementara peserta yang membayar uang umum diartikan mengundi nasib dan setiap kegiatan
pendaftaran untuk mengikuti kegiatan, dan yang sifatnya untung-untungan (spekulasi) dari
penyelenggara tidak menggunakan uang permainan yang diikuti. Dalam praktiknya di
pendaftaran untuk membeli hadiah melainkan masyarakat, sebagian masyarakat ada yang
digunakan sebagai biaya administrasi dan membeli mengundi nasib agar mendapatkan untung dengan
hadiah dari donatur atau sponsor, maka tidak jatuh sengaja mengikuti taruhan kecil-kecilan bahkan
permainan tersebut dalam maysir (judi). mengikuti judi dengan yang nyata.
Berdasarkan hukum dasar dari maysir dalam konsep dasar secara istilah judi bermaksud
bentuk permainan ini dapat ditemukan praktiknya ketika ada satu pihak yang diuntungkan dan pihak
dalam masyarakat sebagaimana dalam tuturan lain yang dirugikan dan tidak ada usaha dalam
berikut ini. mendapat keuntungan tersebut.
Tuturan 4 Berdasarkan hukum dasar dari maysir dalam
Penutur 4.a : Pak kita beli kupon sepeda santai. bentuk taruhan dan judi ini dapat ditemukan
Mitra tutur 4.b : berapa kupon ? praktiknya dalam masyarakat sebagaimana dalam
Penutur 4.c : satu kupon berapa? tuturan berikut ini.
Mitra tutur 4.d : satu kupon Rp 35.000, dengan
hadiah utama sepeda motor dan
Habiburrahman, Transaksi yang MengandungUnsur...33

Tuturan 5 dikandung tidak diketahui jelas kondisinya saat


Penutur 5.a : Arfiyan, madrid dan barcelona dilahirkan.
tanding nanti malam. Dalam praktik di masyarakat, bentuk gharar
Mitra tutur 5.b : berani berapa, saya ambil madrid yang masuk dalam jual beli ma’dum dapat kita
pasti menang? temukan dalam jual beli hasil panen yang dijual
Penutur 5.c : ayo Rp 50.000? tampa ditimbang atau dilihat seacara langsung
Penutur 5. d : ok sudah besok kita bertemu di sini. bentuk buahnya yang dibeli seperti kacang, padi,
bawang dan jagung. Hasil panen yang masuk dalam
Tuturan di atas menunjukkan bentuk praktik kategori jual beli ma’dum seperti ini karena dijual
maysir dalam bentuk taruhan. Hal ini sebagaimana masih dalam kondisi yang tidak diketahui jelas
secara umum diartikan mengundi nasib dan setiap kondisinya saat dipanen. Berbeda dengan hasil
kegiatan yang sifatnya untung-untungan (spekulasi) panen yang sudah jelas jumlah hasil panennya, maka
dari taruhan yang diikuti. Kata yang mengandung hukumnya sah. Tuturan yang mengandung transaksi
maysir tersebut, yaitu akad transaksi pada tuturan jual beli ma’dum ini dapat ditemukan dalam tuturan
5b yaitu “berani berapa, saya ambil madrid pasti berikut ini.
menang?”. Akad transaksi tersebut dimasukan dalam Tuturan 6
kategori maysir sesuai dengan definisi dari hukum Penutur 6a : Insya Allah seminggu lagi saya
dasarnya, yaitu karena adanya sifatnya untung- panen kacang ini.
untungan (spekulasi) dari permainan/kegiatan yang Mitra tutur 6b : Berapa mau bapak jual ini?
diikuti. Dalam akad terset penutur secara langsung Penutur 6c : ini kan luasnya 25 are, biasa
menyatakan taruhan untuk pilihan yang akan hasilnya sekitar 1,7 ton.
menang dengan menaruh uang taruhan Rp 50.000. Mitra tutur 6d : Rp 3.000.000 sudah saya bayar
Dengan demikian maka dimasukan dalam kategori kalau begitu, karena sekarang
maysir karena adanya sifatnya untung-untungan harganya Rp 200.000 untuk 100kg,
(spekulasi) dari permainan/kegiatan yang diikuti. belum ongkos panen dan lain lain
Dalam kajian tindak tutur, bentuk akad Penutur : ya sudah saya lepas Rp 3.000.000
transasksi tersebut dimasukkan dalam bentuk
strategi langsung, yaitu strategi penyampaian tindak Tuturan tersebut masuk dalam kategori jual
tutur menggunakan tuturan yang bentuknya beli ma’dum karena hasil penen tersebut dijual
mempunyai makna sama (atau mirip) dengan maksud masih dalam kondisi yang tidak diketahui jelas
pengutaraannya. Dalam hal ini, penutur secara kondisinya saat dipanen. Dalam kajian tindak tutur,
langsung memberikan taruhan untuk pilihan yang bentuk akad transasksi tersebut dimasukkan dalam
dianggap menang. Demikian juga dengan judi online bentuk strategi langsung, yaitu strategi
yang marak terjadi, secara langsung peserta mengikuti penyampaian tindak tutur menggunakan tuturan
judi tersebut karena tergiur dengan hadiah yang yang bentuknya mempunyai makna sama (atau mirip)
ditawarkan secara langsung sesuai ketentuan dengan maksud pengutaraannya. Dalam hal ini,
perjudian yang diikuti. penutur secara langsung menjual barang jualan yang
3. Bentuk Tindak Tutur yang Mengandung Unsur belum pasti jumlahnya saat dipanen. Hasil panen
Gharar berupa buah kacang yang masih dalam tanah sama
Gharar secara bahasa berarti menipu, halnya seperti menjual janin yang masih dalam
memperdaya, ketidakpastian. Gharar adalah sesuatu kandungan yang belum diketahui keadaannya saat
yang memperdayakan manusia didalam bentuk dilahirkan sehingga kemungkinan untuk rugi bagi
harta, kemegahan, jabatan, syahwat (keinginan) dan pembeli sangat besar. Oleh karena itu, akad transaksi
lainnya. harus diperbaiki yaitu penjualannya sesuai dengan
Adapun gharar bisa ditinjau dalam 3 peristiwa. jumlah saat di panen agar status hukumnya sah. Maka
1) Jual Beli Ma’dum fungsi tindak tutur secara langsung sangat berperan
Jual beli ma’dum, yaitu jual beli barang yang untuk menentukan tingkat hukum dalam setiap
belum berwujud. Contohnya adalah jual beli janin transaksi sehingga tidak menimbulkan kerugian
yang masih dalam kandungan. Karena janin yang kepada kedua belah pihak. Penggunaan strategi tindak
34| Jurnal Ilmiah Telaah | Vol. 5, No. 2, Juli 2020, Hal. 28-35

tutur langsung akan memberikan kejelasan antara mempunyai makna sama (atau mirip) dengan maksud
bentuk kalimat yang digunakan dengan makna atau pengutaraannya. Dalam hal ini, penutur secara
maksud terkandung dari tuturan sehingga makna dari langsung menjual barang jualan yang belum pasti
tuturan dapat dipahami dengan jelas. bentuknya karena tidak ada deskripsi yang jelas. Oleh
Selain bentuk tindak tutur tersebut, tuturan karena itu, akad transaksi harus diperbaiki yaitu
serupa juga terjadi pada interaksi jual beli hasil barang yang akan dijual harus sesuai dengan
pertanian berupa padi, jagung, dan hasil pertanian deskripsinya sehingga pembeli tidak dirugikan. Maka
lainnya yang dijual masih muda dan masih belum jelas fungsi tindak tutur secara langsung sangat berperan
kondisinya saat dipanen. Maka hukumnya masih untuk menentukan tingkat hukum dalam setiap
berlaku dalam kategori jual beli ma’dum sebagaimana transaksi sehingga tidak menimbulkan kerugian
penjelasan pada prinsip hukum dasar. kepada kedua belah pihak. Penggunaan strategi tindak
2) Jual beli barang majhul tutur langsung akan memberikan kejelasan antara
Jual beli barang majhul, yakni jual beli barang bentuk kalimat yang digunakan dengan makna atau
yang tidak jelas. Contohnya adalah jual beli mobil maksud terkandung dari tuturan sehingga makna dari
tanpa deskripsi. Dalam praktik di masyarakat, tuturan dapat dipahami dengan jelas.
bentuk gharar yang masuk dalam jual beli majhul 3) Jual beli barang yang tidak dapat
dapat kita temukan dalam jual beli secara online. Jual diserahterimakan
beli online ada yang sifatnya menawarkan barang Jual beli barang yang tidak dapat
dengan mendeskripsikan secara jelas bentuk barang diserahterimakan Contohnya, jual beli ikan yang ada
yang akan dijual sehingga ketika barang dibeli tidak di laut. Dalam praktik di masyarakat, bentuk gharar
sesuai dengan deskripsi maka jelas hukum masuk yang masuk dalam jual beli yang tidak dapat
dalam kategori gharar karena termasuk menipu. Jual diserahterimakan adalah bentuk pemesanan barang
beli seperti ini dimasukan dalam kategori gharar yang dikirimkan tampa ada akad di dalamnya.
karena menipu akan mengakibatkan pembeli Tuturan yang mengandung transaksi jual beli ini
dirugikan sehingga jatuhlah hukumnya gharar. dapat ditemukan dalam tuturan berikut ini.
Berbeda dengan jual beli online yang sudah Tuturan 8
dideskripsikan secara lengkap bentuk barangnya Penutur 8a : Silakan pilih model sesuai pilihan
dan diterima oleh pembeli sesuai dengan hasil pada gambar barang di atas
deskripsi, maka sebagian ulama berpendapat Mitra tutur 8b : (dipilih) BRI?
bolehnya apalagi akadnya dapat secara jelas. Penutur 8c : Setelah anda melakukan
Tuturan yang mengandung transaksi jual beli majhul pembayaran dan konfirmasi maka
ini dapat ditemukan dalam tuturan berikut ini. kami akan mengirimkan pesanan
Tuturan 7 Anda sesuai alamat yang tercantum.
Penutur 7a : Silakan pilih model pembayaran Terima kasih
sesuai pilihan pada gambar barang
di atas Tuturan tersebut masuk dalam kategori jual beli
Mitra tutur 7b : (dipilih) BRI? diserahterimakan karena jual beli barang tersebut
Penutur 7c : Setelah anda melakukan tidak terdapat akad transaksi. Dalam kajian tindak
pembayaran dan konfirmasi maka tutur, bentuk akad transaksi tersebut dimasukkan
kami akan mengirimkan pesanan dalam bentuk strategi tidak langsung, yaitu strategi
Anda sesuai alamat yang tercantum. penyampaian tindak tutur menggunakan tuturan
Terima kasih yang bentuknya tidak mempunyai makna sama (atau
mirip) dengan maksud pengutaraannya. Dalam hal ini,
Tuturan tersebut masuk dalam kategori jual beli penutur secara tidak langsung menjual barang jualan
majhul karena jual beli barang yang tidak jelas sesuai tanpa akad yang mencantumkan dengan jelas teks
dengan deskripsi. Dalam kajian tindak tutur, bentuk transaksi tersebut namun makna dan maksudnya
akad transaksi tersebut dimasukkan dalam bentuk sudah tetuang secara tidak langsung. Oleh karena itu,
strategi langsung, yaitu strategi penyampaian tindak akad transaksi harus diperbaiki yaitu barang yang
tutur menggunakan tuturan yang bentuknya akan dijual harus dibuatkan teks transaksi secara
Habiburrahman, Transaksi yang MengandungUnsur...35

online. Maka fungsi tindak tutur secara langsung sangat tindak tutur sebagai media komunikasi. Dengan
berperan untuk menentukan tingkat hukum dalam demikin, strategi tindak tutur yang digunkan tidak
setiap transaksi di antara kedua belah pihak. terlepas dari strategi langsung dan strategi tidak
Penggunaan strategi tindak tutur langsung akan langsung. Hal ini disebabkan karena transasksi yang
memberikan kejelasan antara bentuk kalimat yang menimbulkan permasalahan riba, maysir, dan gharar
digunakan dengan makna atau maksud terkandung tidak terlepas dari aspek bahasa yang digunakan
dari tuturan sehingga makna dari tuturan dapat dalam bertransaksi yaitu dalam kajian tindak tutur.
dipahami dengan jelas. Strategi langsung dominan digunakan dalam
Berdasarkan beberapa penjelasan hasil ketujuh bentuk transaksi tersebut. Hal ini
penelitian tersebut, strategi tindak tutur yang disebabkan karena bentuk akad transaksi tersebut
melekat dalam ketujuh bentuk akad transaksi yang harus jelas teks yang tertuang di dalam bentuk
mengndung unsur riba, maysir, dan gharar dalam transaksi sehingga makna dan maksud tuturan dapat
syariat Islam ada dua bentuk, yaitu 1) strategi dipahami dengan baik. Dengan demikian, hukum
langsung dan 2) strategi tidak langsung. Strategi yang melekat dalam akad tersebut dapat diputuskan.
langsung dominan digunakan dalam ketujuh bentuk Sementara strategi tindak tutur tidak langsung
transaksi tersebut. Hal ini disebabkan karena bentuk digunakan hanya pada jual beli barang yang tidak
akad transaksi tersebut harus jelas teks yang dapat diserahterimakan barangnya. Dalam arti
tertuang di dalam bentuk transaksi sehingga makna bahwa penutur secara tidak langsung menjual
dan maksud tuturan dapat dipahami dengan baik. barang tersebut meskipun tidak dituangkan akad
Dengan demikian, hukum yang melekat dalam akad transaksi. Hal inilah dalam hukum Islam harus
tersebut dapat diputuskan. Sementara strategi diperhatikan.
tindak tutur tidak langsung digunakan hanya pada Saran
jual beli barang yang tidak dapat diserahterimakan Berdasarkan simpulan tersebut,peneliti
barangnya. Dalam arti bahwa penutur secara tidak menyarankan kepada beberpa pihak sebagai berikut.
langsung menjual barang tersebut meskipun tidak 1) Saran bagi Masyararkat
dituangkan akad transaksi. Hal inilah dalam hukum Hasil penelitian ini diharapakan menjadi
Islam harus diperhatikan. referensi untuk membuka kesadaraan dalam
bertransaksi di lingkungan hidup masyarakat
D. SIMPULAN DAN SARAN sehingga selamat dari perkara unsur riba,
Simpulan maysir, dan gharar dalam syariat Islam.
Hasil penelitian menunjukkan bentuk tindak 2) Saran bagi para da’i
tutur yang mengandung unsur riba, maysir, dan Hasil penelitian ini diharapakan menjadi
gharar dalam syariat Islam menggunakan dua referensi bagi da’i untuk mendapatkan
bentuk, yaitu 1) strategi langsung dan strategi tidak perhatian lebih dalam memberikan
langsung. Kedua strategi tindak tutur tersebut pencerahan kepada masyarakat.
melekat pada tujuh bentuk tindak tutur dalam akad
transaksi yang mengandung unsur riba, maysir, dan REFERENSI
gharar dalam syariat Islam, yaitu 1) akad transaksi
[1] Arifin. 2012. Bahan Ajar Pragmatik. Universitas
yang mengandung unsur riba fadl, 2) akad transaksi Pendidikan Ganesha. Tidak Diterbitkan.
yang mengandung riba nasî’ah, 3) akad transaksi [2] Arikunto, Suharmini. 2009. Manajemen Penelitian.
yang mengandung maysir dalam bentuk permainan, Jakarta: Rineka Cipta.
[3] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan:
4) akad transaksi yang mengandung maysir dalam
Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung:
bentuk taruhan, 5) akad transaksi yang mengandung Alfabeta.
gharar dalam bentuk jual beli ma’dum, 6) akad [4] Sumarsono. 2010. Buku Ajar Pragmatik. Universitas
transaksi yang mengandung gharar dalam bentuk Pendididkan Ganehsa.
[5] Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik.
jual beli barang majhul, 7) akad transaksi yang
Jakarta: Andi.
mengandung gharar dalam bentuk jual beli barang [6] Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi.2011.
yang tidak dapat diserahterimakan. Katujuh bentuk Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis.
akad transaksi tersebut mengandung peristiwa Surakarta: Yuma Pustaka

Anda mungkin juga menyukai