C. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan scientifik menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning peserta didik mampu:
2. Mengamati komponen ekosistem dilingkungan sekitar
3. Mengidentifikasi komponen ekosistem dan interaksi antar komponen penyusunnya
4. Menganalisis dan mempresentasikan tentang keterkaitan interaksi antarkomponen ekosistem
5. Membuat model miniatur tentang interaksi antar komponen ekosistem (jaring – jaring makanan)
yang berlangsung didalam ekosistem
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (2 Menit)
a. Guru melakukan salam pembuka, menayakan kabar dan mengecek kehadiran peserta
didik.
b. Guru memberikan motivasi : apakah yang dimaksud dengan ekosistem?
c. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang materi ekosistem
d. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan langkah pembelajaran.
Guru memotivasi peserta didik untuk menggali informasi tentang komponen penyusun
ekosistem, yang ada dilingkungan sekolah atau dari contoh gambar yang peserta didik
ketahui.
Guru mengajak peserta didik untuk menemukan dan memecahkan permasalahan melalui
kegiatan pengamatan gambar yang disajikan di LKPD
e. Verification (pembuktian)
Menjawab pertanyaan pada LKPD dan menyesuaikan dengan literatur
Mengkomunikasikan secara lisan dan tulisan berbagai komponen ekosistem,
interaksi yang terjadi dalam ekosistem, aliran energy yang terbentuk dalam rantai
makanan dalam sebuah ekosistem.
Peserta didik menyimpulkan pembelajaran
3. Kegiatan Penutup
Guru membimbing peserta didik menyusun kesimpulan
Guru merefleksi peserta didik: “ekosistem di alam memiliki penyusun, seperti hutan,
sungai, danau, dan laut. Pada komponen-komponen tersebut terjadi interaksi.
Interaksi tersebut membentuk suatu keseimbangan yang melestarikan ekosistem.
Gangguan keseimbangan dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem. Bagaimana sikap
anda agar tidak mengganggu keseimbangan ekosistem? Apakah perilaku merusak
keseimbangan ekosistem merupakan perbuatan dosa?
Guru memberikan tugas membuat model miniature menggunakan barang atau bahan
bekas mengenai jaring-jaring makanan salah satu ekosistem yang ada dilingkungan
rumahnya.
E. Penilaian Pembelajaran.
1. Teknik Penilaian:
a) Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b) Penilaian Pengetahuan : Pilihan Ganda
c) Penilaian Keterampilan : Proyek
2. Bentuk Penilaian :
1. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
2. Tes tertulis : lembar pilihan ganda
3. Proyek : lembar tugas proyek dan pedoman penilaian
Ekologi
1. Fakta:
- Komponen ekosistem
- Habitat, nisia, populasi, komunitas, ekosistem, faktor biotik dan abiotik
2. Konsep:
- Aliran energi
- Keseimbangan ekosistem
3. Prinsip:
- Daur biogeokimia.
- Suksesi
4. Prosedur:
- Interaksi dalam ekosistem
- Hubungan tipe ekosistem dengan lingkungan biotik dan abiotik
A. Ekologi
Ekologi, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel ( zoologiwan Jerman, 1834-1914), berasal dari
bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos
yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya, kita mempelajari makhluk hidup
sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya,
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu
pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan
ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk
pengendalian populasi hama guna meningkatkan produktivitas.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Lingkungan hidup meliputi Komponen Biotik dan
Komponen Abiotik.Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu
(uni seluler) sampai makhluk hidup bersel banyak (multi seluler) yang dapat dilihat langsung oleh
kita.Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban.Ini semua disebut
faktor fisik. Selain faktor fisik, ada faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan
kandungan mineral.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang
terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun
makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya.Hubungan timbal balik ini
menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem.
A. Lingkungan
Lingkungan suatu organisme adalah segala sesuatu diluar organisme, yang menjadi kondisi atau
persyaratan organisme untuk hidup, lingkungan makhluk hidup ( organisme dibagi menjadi 2 :
1. Lingkungan abiotik ( benda mati / Fisik )
2. Lingkungan Biotik ( Maklhuk Hidup )
1. Lingkungan abiotik ( benda mati / Fisik )
Lingkungan abiotik meliputi segala sesuatu yang tidak secara langsung terkait pada keberadaan
organisme tertentu antara lain :
1. Sinar Matahari: Jika tidak ada, tidak akan ada kehidupan
2. Air: ±70% Struktur penyusun makhluk hidup. fungsi: untuk reaksi kimia pada tubuh yg disebut
juga metabolisme dan juga untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil.
3. Senyawa organik: karbohidrat, lemak dan protein. senyawa organik harus memiliki unsur C, H,
O. khusus untuk protein, harus memiliki C, H, O, N.
4. Udara: ±80% udara bebas adalah Nitrogen (N). fungsi N: membentuk protein bagi tubuh. N
bisa didapat dari atmosfer langsung, tetapi harus dirubah ke dalam bentuk N2 . Proses
pengubahan N menjadi N2 dinamakan Proses Biogeokimia. sisanya, udara bebas adalah
Oksigen (O2). fungsi O2: untuk respirasi. tetapi untuk respirasi yang tidak menggunakan O2
dinamakanRespirasi anaerob.
5. Tanah: sebagai substrat bagi tumbuhan dan sebagai tempat tinggal bagi hewan.
6. Suhu: mempengaruhi reaksi kimia. jika suhu tinggi, zat/unsur yang direaksikan lebih cepat
bereaksi karena dalam suhu yang tinggi terdapat zat katalis yang berfungsi untuk
mempercepat reaksi kimia. dalam tubuh manusia, terdapat zat katalis
yang disebutbiokatalisator yang berbentuk enzim. suhu yang tinggi juga
dapat mengakibatkan enzim rusak. sedangkan suhu rendah menyebabkan
melambatnya kinerja enzim.
7. Mineral: membantu proses reaksi kimia
8. Kelembaban udara: kandungan air di udara
9. PH: derajat keasaman suatu zat. ukuran PH: 0-14. PH 0-7 mengindikasikan zat tersebut asam.
PH 7 mengindikasikan zat tersebut normal. PH 7-14 mengindikasikan zat tersebut basa.
a. Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon
jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis
dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis.Misalnya, seekor hewan harus
mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara
anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti :
duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti
membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan
tingkah laku demikian disebut adaptasi
b. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu disebut populasi
c. Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat
keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
d. Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi.Interaksi ini menciptakan kesatuan
ekologi yang disebut ekosistem.Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan
hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai
(mikroorganisme).Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan
antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
e. Biosfer
Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer.Dalam biosfer, setiap makhluk hidup menempati
lingkungan yang cocok untuk hidupnya.Lingkungan atau tempat yang cocok untuk
kehidupannya disebut habitat.Dalam biologi kita sering membedakan istilah habitat untuk
makhluk hidup mikro, seperti jamur dan bakteri, yaitu disebut substrat.
Dua spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung
(nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme dalam ekosistem. Dalam
nisianya, organisme tersebut dapat berperan aktif, sedangkan organisme lain yang sama
habitatnya tidak dapat berperan aktif. Sebagai contoh marilah kita lihat pembagian nisia di hutan
hujan tropis.
C. Aliran Energi
Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut :
a. Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat
digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari
rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme
fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi
makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energi yang
diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga
sebagai keluaran dari sistem.
b. Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui rantai
makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora. Seperti telah
diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara tingkatan
trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah tahapan berikutnya dari
rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung
tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung
mangsanya.
1. Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem, diteruskan
ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik.
2. Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat pengurai
memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas
keluar dari system
3. Dikarenakan ekosistem adalah suatu
sistem terbuka, maka beberapa
materi organik mungkin dikeluarkan
menyeberang batas dari sistem.
Misalnya akibat pergerakan sejumlah
hewan ke wilayah, ekosistem lain,
atau akibat aliran air sejumlah gulma
air keluar dari sistem terbawa arus.
Gambar 10. 1. Aliran energi dalam ekosistem
3. Piramida Energi
Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada saat
perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem
tertentu.Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam
waktu yang lama.Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran
energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan
sejumlah energi berturut-turut yang tersedia
di tiap tingkat trofik.Berkurang-nya energi
yang terjadi di setiap trofik terjadi karena
hal-hal berikut.
1) Hanya sejumlah makanan tertentu
yang ditangkap dan dimakan oleh
tingkat trofik selanjutnya.
2) Beberapa makanan yang dimakan
tidak bisa dicemakan dan dikeluarkan
sebagai sampah.
3) Hanya sebagian makanan yang
dicerna menjadi bagian dari tubuh
organisme, sedangkan sisanya
digunakan sebagai sumber energi. Gambar 10. 5. Piramida
Energi
4. Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer
energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida biomassa setiap
tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik yang
dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah
puncak, karena perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida
biomassa dapat berbentuk terbalik.
Misalnya di lautan
terbuka
produsennya adalah
fitoplankton
mikroskopik,
sedangkan
konsumennya
adalah makhluk
mikroskopik
sampai makhluk
besar seperti paus
biru dimana
biomassa paus biru
melebihi
5. Piramida Jumlah
Yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah
individu pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas.
Organisme piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah
sampai puncak adalah sama seperti piramida yang lain yaitu
produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan
konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf
trofik pertama lebih banyak dari pada hewan (konsumen
primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen
sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah
organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme
konsumen sekunder.
a. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang
bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral.
Contohnya : antara capung dan sapi.
b. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).Hubungan ini sangat
erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup.Sebaliknya, predator juga berfungsi
sebagai pengontrol populasi mangsa.Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang,
rusa,dan burung hantu dengan tikus.
c. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu
organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya
sehingga bersifat merugikan inangnya.contoh :Plasmodiumdengan manusia,
Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
d. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam
bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies
diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan.Contohnya anggrek dengan pohon
yang ditumpanginya.
e. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak.Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil
akar kacang-kacangan.
a. Alelopati
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat
menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
b. Kompetisi
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga
terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi
kambing dengan populasi sapi di padang rumput
E. Keseimbangan Ekosistem
Ekosistem terbentuk dari komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang
berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.Keteraturan itu terjadi oleh adanya siklus materi
dan aliran energi yang terkendalikan oleh arus informasi antar komponen dalam ekosistem. Masing-
masing komponen memiliki fungsi yang berbeda- berbeda. Selama masing-masing komponen itu
melakukan fungsinya dan bekerja sama dengan baik, keteraturan ekosistem itupun terjaga.
Keteraturan itu menunjukkan bahwa ekosistem berada dalam keseimbangan tertentu. Dapatkah kamu
memberi contoh ekosistem yang seimbang ? Untuk lebih memahami ekosistem yang
seimbang perhatikan grafik dinamika populasi dibawah ini !
Jumlah individu
. Waktu
Gambar 10. 8. Dinamika Populasi harimau dengan rusa (mangsanya)
Diskusikan dengan teman sebangkumu, apa makna grafik tersebut ?Jika grafik tersebut adalah
gambaran suatu ekosistem yang seimbang, dapatkah kamu mengidentifikasi, bagaimana karakteristik
suatu ekosistem yang seimbang ?
Dalam suatu ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang dinamakan homeostasis, yaitu
kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Dengan
kemampuan seperti ini ekosistem mampu mendukung manusia dan makhluk hidup yang lainnya
untuk hidup secara normal dan wajar. Kemampuan seperti ini akan memberikan dukungan secara
maksimum terhadap populasi dalam habitat tertentu, tanpa berdampak
mengganggu produktivitas habitat tersebut. Kemampuan lingkungan untuk mendukung manusia dan
perikehidupan yang lainnya, bukanlah terfokus pada maksimum populasi, tetapi maksimum “beban”
lingkungan yang dapat terjaga. .
Meskipun suatu ekosistem mempunyai daya tahan yang besar terhadap suatu perubahan, namun
biasanya batas mekanisme homeostasis, dengan mudah dapat diterobos oleh kegiatan manusia.
Misalnya sebuah sungai yang dikotori oleh pembuangan sampah yang terlalu banyak, sungai itu dapat
dijernihkan kembali airnya secara alami, sehingga secara keseluruhan sungai itu dianggap tidak
tercemar. Tetapi apabila sampah yang masuk terlalu banyak, apalagi mengandung bahan beracun
berbahaya, maka batas homeostasis alami sungai itu terlampaui dan bahkan menyebabkan kerusakan
ekosistem. Kemampuan suatu ekosistem untuk pulih kembali seperti semula (kondisi seimbang),
setelah mengalami kerusakan sering dinamakan Daya lenting / (resiliensi). Sebutkan salah satu
contoh gejala kerusakan ekosistem di sekitar tempat tinggalmu ! Kenalilah penyebab terjadinya
gejala itu ! Apakah upaya yang dapat kamu lakukan untuk mengatasinya ? Diskusikan dengan teman
sebangkumu!
1. Suksesi Ekologi
Tidak satupun yang bersifat tetap di dunia ini, semuanya berubah seiring dengan perjalanan
waktu. Bagian-bagian kecil suatu komunitas di alam juga berubah, begitu pula komunitas secara
keseluruhan. Perubahan yang terjadi dalam komunitas dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang
terdapat dalam komunitas tadi. Jadi komunitas apa yang akan terbentuk di kemudian hari
dipengaruhi oleh apa yang terjadi sekarang dengan komunitas ini. Pernahkah kamu
memperhatikan perubahan komunitas gulma pada Ekosistem sawah pada fase vegetatif tanaman
padi ? Perubahan-perubahan yang terjadi dalam komunitas dapat dengan mudah diamati, dan
seringkali perubahan itu berupa pergantian satu komunitas oleh komunitas lain. Bila diamati dalam
kurun waktu tertentu akan terlihat bahwa komunitas yang terbentuk pada akhir kurun waktu
tertentu sangat berbeda, baik dalam komposisi jenis maupun strukturnya dengan komunitas yang
terbentuk pada awal pengamatan. Hanya sedikit sekali komunitas yang dapat bertahan tanpa
perubahan untuk jangka waktu yang lama.Semua komunitas memperlihatkan suatu pola
perubahan. Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara
teratur dinamakan suksesi ekologi
Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau
ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas klimaks. Sekurang-kurangnya ada
enam gradasi perubahan dalam peristiwa suksesi. Pertama nudasi yang ditandai adanya pembentuk
substrat baru. Diikuti migrasi berupa kehadiran alat-alat pembiakan, yang ditandai oleh invasi (
serbuan suatu organisme dari luar wilayah). Dilanjutkan dengan exceses yang ditandai oleh
perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksi.Kolonisasi (tumbuh dan berkembangnya sekelompok
organisme) merupakan sebagian proses yang terjadi pada tahap eksesis .
Peristiwa selanjutnya adalah terjadinya kompetisi yang akan mengakibatkan pergantian populasi.
Dengan adanya pergantian populasi maka akan terjadi reaksi yang diikuti perubahan habitat dari
spesies yang ada, dan akhirnya terbentuk komunitas klimaks sebagai final stabilisasi.
Ahli ekologi umumnya membedakan suksesi menjadi suksesi primer dan suksesi sekunder.
Perbedaan suksesi ini terletak pada kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi. Suksesi primer
terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal
tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal tersebut terbentuk habitat baru atau
substrat baru. Pada habitat baru ini tidak ada lagi organisme yang membentuk komunitas asal
yang tertinggal. Gangguan seperti ini dapat terjadi secara alami ( misalnya tanah longsor, letusan
gunung berapi, endapan Lumpur baru di muara sungai dan endapan pasir di pantai) atau di buat
oleh manusia ( penambangan timah dan batu bara, tepi jalan yang dipapas bersih, dan sebagainya).
Berikut diagram suksesi khas di darat
2. Ekosistem Suksesi
Merupakan ekosistem yang berkembang setelah terjadin perusakan terhadap ekosistem alami. Ada
dua macam ekosistem suksesi, yaitu ekosistem suksesi primer dan ekosistem suksesi sekunder.
Bila suatu komunitas atau ekosistem alami terganggu, baik secara alami atau buatan ( misal oleh
perbuatan manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme
sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada, maka pada substrat
tersebut akan terjadi suksesi sekunder. Banjir, kebakaran secara alami, angin kencang dan
gelombang laut (tsunami) merupakan gangguan alami, sedangkan penebangan hutan secara
selektif (misalnya sistem tebang pilih), dan pembakaran padang rumput secara sengaja merupakan
gangguan buatan.
Contoh klasik suksesi primer adalah pembentukan dan perkembangan komunitas di kepulauan
krakatau setelah gunung krakatau meletus tahun 1883. Selama seratus tahun sejak letusan
tersebut, perubahan komunitas banyak ditelaah oleh para ahli ekologi. Perubahan vegetasi yang
terjadi dapat disarikan pada gambar di bawah ini.
Sampai saat ini belum banyak diketahui penelitian tentang suksesi sekunder yang terperinci dan
dimonitor dalam jangka panjang pada tempat yang sama seperti pada suksesi primer di
Krakatau. Meskipun demikian dari data yang berasal dari berbagai tempat dan diambil pada
waktu yang berbeda mengenai proses suksesi setelah hutan alam tanah rendah di daerah iklim
basah setelah ditebang habis dapat digambarkan sebagai berikut
Proses dan faktor yang berperan pada suksesi sekunder sama dengan yang berlaku pada suksesi
primer. Diantara factor yang mempengaruhi macam komunitas yang terbentuk dan kecepatan
suksesi adalah luasnya komunitas asal yang rusak, jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar
komunitas yang terganggu, kehadiran pemencar biji dan benih, iklim (terutama arah dan kecepatan
angina serta curah hujan), macam substrat baru yang terbentuk, dan sifat-sifat jenis tumbuhan yang
ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
Berdasarkan pengaruh musim terhadap pembentukan komunitas klimaks, ada dua hipotesis yang
banyak diajukan oleh para ahli ekologi. Hipotesis pertama adalah Hipotesis Monoklimaks yang
menyatakan bahwa pada daerah bermusim tetentu hanya terdapat satu komunitas klimaks.
Hipotesis kedua mengatakan bahwa klimaks dipengaruhi oleh berbagai factor abiotik seperti
keadaan tanah, drainase, dan topografi dengan salah satu factor yang bersifat dominan. Hipotesis
ini dikenal dengan namaHipotesis Poliklimaks.
Berdasarkan tingkat klimaks yang dicapai karena lingkungan tempat suksesi itu terjadi, maka
dikenal beberapa tipe klimaks, yaitu hidrosere (Klimaks pada lingkungan air), halosera ( klimaks
pada lingkungan payau), dan xerosere ( klimaks pada lingkungan kering).
LAMPIRAN 2 : LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
Judul : EKOSISTEM
Cara Kerja:
1. Amatilah gambar halaman sekolah atau langsung menuju halaman sekolah yang menurut
kamu merupakan sebuah ekosistem.
2. Amati dan catat komponen biotik dan abiotic yang kamu jumpai.
3. Amati dan catat interaksi yang terjadi antar komponen biotik dengan abiotic, serta antar
komponen biotik. Serta amati aliran energy dalam ekosistem
Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan Komponen ekosistem
NO Komponen ekosistem Peran dalam Ekosistem
1 Komponen abiotic
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
2 Komponen Biotik
a. Produsen
1. ……….. 1.
2. ……….. 2.
b. Konsumen
1. ………
2. ………
c. Dekomposer
1……………..
2……………..
Pertanyaan
1. Ada berapa macam benda/mahluk tak hidup yang kamu temukan? (2)
2. Berdasarkan hasil pengamatanmu terhadap komponen biotik, berikan contoh, individu,
Populasi dan komunitas pada ekosistem yang kamu amati :( 3 )
a. Individu .
b. Populasi
c. komunitas
3. Tuliskan aliran energy dari interaksi tersebut sehingga membentuk sebuah rantai makanan.
Kaitkanlah hubungan interaksi dengan ketidakseimbangan lingkungan(3)
4. Buatlah prediksi kemungkinan yang akan terjadi akibat adanya ketidakseimbangan
lingkungan (2)
5. Tuliskan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan berkaitan dengan pemulihan
ketidakseimbangan lingkungan (2)
Simpulan : (5)
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
........................................................................
Lampiran 3. : Penilaian sikap : Pengamatan
Tanggungjaw
Kepedulian
Kejujuran
Disiplin
Jumlah
ab
No. Nama Nilai
Skor