Anda di halaman 1dari 18

Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4.

Juni 2022

Npm : 2122.090.1

KONSEP TOLONG MENOLONG DALAM ASURANSI SYARIAH

Dosen : Ulih Muslihuddin. M.M., M.H

Nama : Wina

Fakultas Syari'ah. Prodi Ekonomi Syariah


Institut Agama Islam Cipasung (IAIC)
Email : winaseftya@gmail.com

Abstract

The paper on the concept of Helping in Sharia Insurance is the result of the author's
observations of insurance when viewed from an Islamic point of view. The writing of this paper
is to answer the question of how the concept of insurance is viewed from an Islamic point of
view. This writing data was collected through reading literature, and supporting articles from
the internet. The results are then analyzed with a descriptive mindset to draw conclusions that
are specific in relation to sharia insurance. please help which is the advantage of sharia
insurance

Keywords: Draft, Mutual help, dan Sharia Insurance

Abstrak

Konsep Tolong Menolong Dalam Asuransi Syariah adalah hasil dari pengamatan penulis
terhadap asuransi jika dilihat dari sudut pandang Islam. Penulisan makalah ini untuk
menjawab persoalan bagaimana konsep asuransi jika dipandang dari sudut pandang Islam.
Data penulisan ini dihimpun melalui pembacaan literatur, dan artikel pendukung dari internet.
Hasil selanjutnya dianalisis dengan pola pikir diskriptif untuk kemudian ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus dalam kaitannya dengan asuransi syariah.Dari kesimpulan
yang telah diuraikan di atas, maka diharapkan setiap Umat Muslim pengguna lembaga
asuransi untuk mampu membedakan antara asuransi konvensional dan asuransi
syariah serta mampu untuk memahami konsep tolong menolong yang merupakan kelebihan
dari asuransi syariah.

Kata Kunci : Konsep, tolong menolong dan Asuransi Syariah


Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

Pendahuluan keuntungan bagi pihak pemilik dana


investasi.Secara umum pengertian
Asuransi sebagai salah satu lembaga
asuransi adalah perjanjian antara
keuangan yang bergerak dalam bidang
penanggung (perusahaan asuransi)
pertanggungan merupakan sebuah
dengan tertanggung (peserta asuransi)
institusi modern hasil temuan baru dunia
yang dengan menerima premi dari
barat yang lahir bersamaan dengan
tertanggung, penanggung berjanji akan
adanya semangat pencerahan. Institusi ini
membayar sejumlah pertanggungan
bersama dengan lembaga keuangan bank
manakala tertanggung :
menjadi motor penggerak ekonomi pada
era modern dan berlanjut pada masa a. Mengalami kerugian, kerusakan atau
sekarang. Dasar yang menjadi kehilangan atas barang/kepentingan yang
semangat operasional asuransi modern diasuransikan karena peristiwa tidak pasti
adalah berorientasikan pada sistem dan tanpa kesengajaan, dan
kapitalis yangintinya hanya bermain
b. Didasarkan atas hidup atau matinya
dalam pengumpulan modal untuk
seseorang.
kepentingan pribadi atau golongan
tertentu dan kurang atau tidak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun
mempunyai akar untuk pengembangan 1992 tentang usaha asuransi adalah
ekonomi pada tataran yang lebih sebagai berikut:
komprehensif.1Fungsi asuransi tidak
Asuransi atau pertanggungan adalah
terbatas pada perlindungan
perjanjian antara dua pihak atau lebih,
terhadapharta dan keluarga namun fungsi
dengan mana pihak penanggung
asuransi sendiri lebih luas yaitu
mengikatkan diri kepada tertanggung,
mengandung nilai investasi. Dimana dana
dengan memerima premi asuransi, untuk
asuransi akan diinvestasikan kepada
memberikan penggantian kepada
sektor-sektor yang dapat mendatangkan
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

tertanggung karena kerugian, kerusakan 3.Terhindar dari risiko kerugian atau


atau kehilangan keuntungan yang kehilangan
diharapkan, atau tanggung jawab hukum
4.Memperoleh penghasilan dimasa yang
kepada pihak ketiga yang mungkin
akan datang
akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, 5.Memperoleh penggantian akibat
atau untuk memberikan suatu kerusakan atau kehilangan
pembayaran yang didasarkan atas
2.Rumusan Masalah
meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan. a. Bagaimana konsep asuransi Syariah?

Dalam perjanjian asuransi, pihak b.Bagaimana konsep tolong menolong

tertanggung akan mengikatkan perjanjian dalam asuransi Syariah?

dengan penanggung dimana pihak


Metode penelitian
tertanggung harus membayar sejumlah
premi kepada pihak penanggung dengan Penelitian ini adalah penelitian bersifat

pemberian manfaat asuransi untuk kualitatif yang menitikberatkan pada kajian

pihak tertanggung. Semakin besar resiko kepustakaan. Kajian kepustakaan dilakukan

yang akan di tanggung maka semakin besar dengan mengumpulkan data-data yang

pula jumlah premi yang harus dibayar oleh memiliki relevasi dengan masalah yang

pihak penanggung. dibahas, baik yang bersumber dari buku


maupun sumber tertulis lainnya, seperti
Asuransi pada dasarnya memberi manfaat
jurnal-jurnal ilmiah, laporan penelitian dan
bagi para peserta asuransi antara lain,
sejenisnya. Penelitian ini, dalam ungkapan
sebagai berikut:
lain, berupaya mengumpulkan data dan

1.Memberikan rasa aman informasi dengan bantuan macam-macam


buku-buku representatif dan berbagai
2.Merupakan simpanan yang pada saat
dokumen lainnya. Karena itu, eksplorasi
jatuh tempo dapat ditarik kembali
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

terhadap sejumlah data, baik primer umumnya, alasan-alasan para ulama


maupun sekunder, menjadi sesuatu yang menentang praktek asuransiantara lain:
tidak terelakkan.
a. Asuransi adalah perjanjian
pertaruhan dan merupakan
perjudian semata-mata (maysir)
b. Asuransi melibatkan unsur yang
Pembahasan tidak pasti
c. Asuransi jiwa merupakan suatu
1.Konsep Asuransi Syariah
usaha yang dirancang untuk
Lahirnya asuransi Syariah dilatarbelakangi merendahkan iradatAllah
oleh adanya keraguan umat Islam d. Dalam asuransi jiwa, jumlah
terhadap produk asuransi konvensional premitidak tetap karena
yang selama ini disinyalir mengandung tertanggung tidak mengetahui
unsur gharar, maysir, dan riba yang berapa kali bayaran angsuran yang
bertentangan dengan syariat Islam. dapat dilakukan olehnya dampai ia
Asuransi syariah berbeda dengan asuransi mati
konvensional. Pada asuransi syariah e. Perusahaan asuransi
setiap peserta sejak awal bermaksud menginvestasikan uang yang telah
saling tolong menolong dan melindungi dibayar oleh tertanggung dalam
antara satu peserta dengan peserta lainnya. bentuk jaminan berbunga. Dalam
asuransi jiwa apabila tertanggung
Karena asuransi berbicara tentang
mati, dia akan mendapat bayaran
sesuatu yang tidak pasti, sebagian
yang lebih dari jumlah uang yang
melihat bahwa praktik asuransi tidak
telah dibayar. Ini adalah riba (faedah
dibenarkan dalam Islam karena
atau bunga)
mengandung 41unsur-unsur gharar,
maysir, dan riba didalamnya. Pada
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

f. Bahwa semua perniagaan asuransi investasi dananya. Dewan


berdasarkan riba dilarang dalam Pengawas Syariah ini tidak
Islam. diteukan dalam asuransi
konvensional
Menurut fatwa No. 21/DSN-MUI/X/2001
b. Akad pada asuransi syariah
tentang Pedoman Umum Asuransi
adalah akad tabarru’(hibah) untuk
Syariah pengertian Asuransi Syariah
hubungan sesama peserta dimana
(ta’min, takaful, tadhamun) adalah usaha
pada dasarnya akad dilakukan
saling melindungi dan tolong-menolong
atas dasar tolong menolong
di antara sejumlah orang/pihak melalui
(taawun). Untuk hubungan
investasi dalam bentuk aset dan/atau
antara peserta dengan
tabarru’yang memberikan pola
perusahaan asuransi digunakan
pengembalian untuk menghadapi resiko
akad tijarah (ujrah/fee),
tertentu melalui akad (perikatan) yang
mudharabah (bagi hasil),
sesuai dengan syariah. Dalam hal ini yang
mudharabah musyarakah, wakalah
dimaksud “akad yang sesuai syariah” adalah
bil ujrah (perwakilan), wadiah
akad yang terbebas dari unsur gharar
(titipan), syirkah(berserikat).
(ketidakjelasan), maisir(judi), riba (bunga),
Sedangkan asuransi konvensional
zulmu(penganiayaan), riswah(suap), barang
akad berdasarkan lebih mirip jual
haram, dan maksiat.
beli (tabadduli)
Beberapa perbedaan asuransi syariah c. Investasi dana pada asuransi
dengan asuransi konvensional sebagai syariah berdasarkan bagi hasil
berikut: (mudharabah), bersih dari gharar,
maysir, dan riba. Sedangkan pada
a. Asuransi syariah memiliki Dewan
42asuransi konvensional
pengawas Syariah (DPS) yang
memakai bunga (riba) sebagai
bertugas mengawasi produk yang
landasan perhitungan investasinya.
dipasarkan dan pengelolaan
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

d. Kepemilikan dana pada asuransi dipakai sebagai dana tolong


syariah merupakan hak peserta. menolong diantara peserta bila
Perusahaan hanya sebagai terjadi musibah. Sedangkan pada
pemegang amanah untuk asuransi konvensional pembayaran
mengelolanya secara syariah. Pada klaim diambilkan dari rekening
asuransi konvensional, dana yang dana perusahaan.
terkumpul dari nasabah (premi) g. Pembagian keuntungan pada
menjadi milik perusahaan. Sehingga, asuransi dibagi antara perusahaan
perusahaan bebas menentukan dengan peserta sesuai prinsip bagi
alokasi investasinya. hasil dengan proporsi yang telah
e. Dalam mekanismenya, asuransi ditentukan. Sedangkan pada
syariah tidak mengenal dana asuransi konvensional seluruh
hangus yang terdapat pada keuntungan menjadi hak milik
asuransi konvensional. Jika pada perusahaan.
masa kontrak peserta tidak h. Asuransi syariah menggunakan
dapat melanjutkan pembayaran sistem sharing of riskdimana
premi dan ingin mengundurkan terjadi proses saling menanggung
diri sebelum masa reversing antara satu peserta dengan
period, maka dana yang peserta lainnya (ta’awun)
dimasukkan dapat diambil sedangkan pada asransi
kembali, kecuali sebagian dana konvensional yang dilakukan
kecil yang telah diniatkan untuk adalah transfer of risk, dimana
tabarru’(dihibahkan) terjadi pengalihan risiko dari
f. Pembayaran klaim pada asuransi tertanggung (klien) kepada
syariah diambil dari dana tabarru’ penanggung (perusahaan)
(dana kebajikan) seluruh peserta i. Asuransi syariah menggunakan
sejak awal telah diikhlaskan bahwa konsep akuntansi cash basisyang
ada penyisihan dana yang akan mengakui apa yang telah ada
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

sedangkan asuransi konvensional tabadduli (pertukaran). Secara


menggunakan sistem akuntansi syariah, dalam akad pertukaran
accrual basisyang mengakui asset, harus jelas berapa 43yang
biaya, kewajiban yang sebenarnya dibayarkan dan berapa yang
belum ada (padahal belum tentu diterima. Keadaan ini menjadi
terealisasikan). rancu (gharar). Misalnya, si pemilik
j. Asuransi syariah dibebani polis tahu berapa yang akan
kewajiban membayar zakat dari diterima (sejumlah uang
keuntungan yang diperoleh pertanggungan) jika meninggal
sedangkan asuransi konvensional dunia, tetapi tidak tahu berapa
tidak. yang akan dibayarkan (jumlah
seluruh premi), karena hanya Allah
Asuransi syariah menghilangkan unsur
yang tahu kapan seseorang akan
gharar, maysir, dan riba dengan cara
meninggal.
menerapkan akad yang sesuai dengan
b. Maysir
syariat Islam. Akad yang digunakan dalam
Maysir(untung-untungan) pada
asuransi syariah adalah akad tijarahdan
akhirnya timbul sebagai efek
akad tabarru’.
dari ketidakpastian. Dalam asuransi,
Haramnya praktik asuransi konvensional terdapat 3 kemungkinan ending-
dalam islam sudah banyak digaungkan nya:
oleh para ulama di Indonesia maupun 1) Jika pemegang polis terkena
manca negara. Hal ini dikarenakan musibah padahal baru sedikit
adanya : membayar premi, maka
perusahaan harus menanggung
a. Gharar Terlihat dari bentuk akad
selisih antara jumlah yang dibayar
syariah yang melandasi penutupan
dengan uang pertanggungan.
polis. Dalam asuransi jiwa
Dalam hal ini, nasabah
konvensional, digunakan akan
diuntungkan.
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

2) Jika sampai akhir perjanjian tidak (riba), padahal dalam Islam hal
terjadi sesuatu sedangkan nasabah tersebut dilarang.
telah membayar lunas, maka
Akad tijarah adalah semua bentuk akad
perusahan yang diuntungkan.
yang dilakukan untuk tujuan komersial.
3) Jika nasabah berhenti sebelum
Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad
batas maktu tertentu (istilahnya
yang dilakukan dengan tujuan kebajikan
reversing period), nasabah akan
dan tolong-menolong, bukan semata untuk
menerima pengembalian dalam
tujuan komersial.
jumlah yang sangat kecil, bahkan
pada sebagian perusahaan dianggap 2.Konsep Tolong Menolong Dalam
hangus. Asuransi Syariah
c. Riba
Akad tabarru’(gratuitos contract) adalah
Riba muncul dari investasi yang segala macam perjanjian yang
dijalankan perusahaan asuransi. menyangkut non profit transaction
Pada dasarnya, perusahaan asuransi (transaksi nirlaba). Transaksi ini pada
mirip dengan perbankan, yakni hakikatnya bukan transaksi bisnis untuk
sama-sama menghipun dana mencari keuntungan komersil. Akad
masyarakat. Dana ini nantinya tabarru’dilakukan dengan tujuan tolong
akan diinvestasikan, sehingga akan menolong dalam rangka berbuat
didapat keuntungan. Namun, kebaikan.
masalahnya instrumen investasi
Dalam Akad tabarru’, pihak yang berbuat
yang dipraktikkan asuransi
kebaikan tersebut tidak berhak
konvensional tidak memperhatikan
mensyaratkan imbalan apapun kepada
kehalalan dan keharaman jenis
pihak lainnya. Imbalan dari akad
investasi yang dilakukan. Sehingga
tabarru’adalah dari Allah Swt bukan dari
dikhawatirkan terjerumus pada
manusia. Namun demikian, pihak yang
investasi yang berbasis bunga
berbuat kebaikan tersebut boleh meminta
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

kepada counter part-nya untuk sekadar Akad tabarru’ini adalah akad-akad yang
menutupi biaya (cover the cost) yang mencari keuntungan akhirat, karena itu
dikeluarkannya untuk dapat melakukan bukan akad bisnis. Jadi, akad ini tidak
akad tabarru’tersebut. Namun ia tidak dapat digunakan untuk tujuan-tujuan
boleh sedikitpun mengambil laba dari komersial. Bank syariah sebagai lembaga
akad tabarru. keuangan yang bertujuan untuk
mendapatkan laba tidak dapat
Firman Allah tentang perintah untuk
mengandalkan akad-akad tabarru’untuk
saling tolong menolong dalam perbuatan
mendapatkan laba. Bila tujuan kita
positif.
adalah mendapatkan laba, gunakan akad-
“Dan tolong-menolonglah kamu akad yang bersifat komersil, yakni akad
dalam (mengerjakan) kebajikan dan tijarah. Namun demikian, bukan berarti
takwa, dan jangan tolong-menolong akad tabarru’sama sekali tidak dapat
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. digunakan dalam kegiatan komersil. Bahkan
Dan bertakwalah kamu kepada Allah, pada kenyataannya, penggunaan akad
sesungguhnya Allah amat berat siksa- tabarru’sering sangat vital dalam
Nya” (QS. al-Maidah [5]: 2) transaksi komersil, karena akad tabarru’
ini dapat digunakan untuk menjebatani
Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi
atau memperlancar akad-akad tijarah.
wasallamtentang beberapa prinsip
bermu’amalah, antara lain: Dengan demikian kita mempunyai 3
(tiga) bentuk umumakad tabarru’yakni :
“Barang siapa melepaskan dari seorang
muslim suatu kesulitan di dunia, Allah a. Dalam bentuk meminjamkan uang
akan melepaskan kesulitan darinya
Ada tiga jenis akad dalam bentuk
pada hari kiamat; dan Allah
meminjamkan uang yakni :
senantiasa menolong hamba-Nya
selama ia (suka) menolong saudaranya” 1. Qard, merupakan pinjaman yang
(HR. Muslim dari AbuHurairah). diberikan tanpa adanya syarat
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

apapun dengan adanya batas b. Dalam bentuk meminjamkan Jasa


jangka waktu untuk
Ada tiga jenis akad dalam meminjamkan
mengembalikan pinjaman uang
jasa yakni :
tersebut.
2. Rahn adalah menahan salah satu 1. Wakalah, merupakan akad
harta milik sipeminjam sebagai pemberian kuasa (muwakkil)
jaminan atas pinjaman yang kepada penerima kuasa (wakil)
diterimanya. Barang yang ditahan untuk melaksanakan suatu tugas
tersebut memiliki nilai ekonomis, (taukil) atas nama pemberi kuasa.
dengan demikian pihak yang Dapatdilakukan dengan cara kita
menahan memperoleh jaminan melakukan sesuatu baik itu
untuk dapat mengambil kembali bentuknya jasa , keahlian,
seluruh atau sebagian piutangnya ketrampilan atau lainya yang kita
3. Hiwalah, merupakan bentuk lakukan atas nama orang lain.
pemberian pinjaman uang yang 2. Wadi’ah, dapat dilakukan dengan
bertujuan mengambil alih piutang cara kita memberikan sebuah jasa
dari pihak lain atau dengan kata untuk sebuah penitipan atau
lain adalah pemindahan hak pemeliharaan yang kita lakukan
atau kewajiban yang dilakukan sebagai ganti orang lain yang
seseorang (pihak pertama) yang mempunyai tanggungan. Wadi’ah
sudah tidak sanggup lagi untuk adalah akad penitipan barang atau
membayarnya kepada pihak jasa antara pihak yang
kedua yang memiliki kemampuan mempunyai barang atau uang
untuk mengambil alih atau untuk dengan pihak yang diberi
menuntut pembayaran utang kepercayaan dengan tujuan
dari/atau membayar utang kepada menjaga keselamatan, keamanan,
pihak ketiga: serta keutuhan barang atau uang
tersebut
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

3. Kafalah, merupakan akad tetapi lain halnya dengan akad tijarah yang
pemberian jaminan yang diberikan sudah disepakati, akad ini boleh diubah
satupihak kepada pihak lain kedalam akad tabarrubila pihak yang
dimana pemberi jaminan tertahan haknya merelakan haknya,
bertanggung jawab atas sehingga menggugurkan kewajiban yang
pembayaran kembali suatu hutang belum melaksanakan kewajibannya.
yang menjadi hak penerima
Adapun fungsi dari akad tabarru’ini selain
jaminan.
orientasi akad ini bertujuan mencari
c.Memberikan Sesuatu keuntungan akhirat, bukan untuk
keperluan komersil. Akan tetapi dalam
Yang termasuk ke dalam bentuk akad
perkembangannya akad ini sering
memberikan sesuatu adalah akad-akad :
berkaitan dengan kegiatan transaksi
hibah, wakaf, shadaqah, hadiah, dll.
komersil, karena akad tabarru’ini bisa
Dalam semua akad-akad tersebut, si
berfungsi sebagai perantara yang
pelaku memberikan sesuatu kepada
menjembatani dan memperlancar akad
orang lain. Bila penggunaannya untuk
tijarah.
kepentingan umum dan agama, maka
akadnyadinamakan wakaf. Objek wakaf ini Dewan Syariah Nasional mengeluarkan
tidak boleh diperjual belikan begitu sebagai fatwa tentang akad tabarru’pada asurasi
aset wakaf. Sedangkan hibah dan hadiah syariah. Berdasarkan akad tersebut
adalah pemberian sesuatu secara sukarela dicantumkan dibagian empat, bahwa:
kepada orang lain.
a. Dalam akad tabarru’peserta
Ketika akad tabarru’telah disepakati maka memberikan dana hibah yang
tidak boleh dirubah menjadi akad tijarah akan digunakan untuk menolong
yang tujuannya mendapatkan peserta atau peserta lain yang
keuntungan, kecuali atas persetujuan tertimpa musibah
antar kedua belah pihakyang berakad. Akan
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

b. Peserta secara individu merupakan dicantumkan dibagian keempat poin ke


pihak yang berhak menerima dana enam, disebutkan bahwa, perusahaan
tabarru’(mu’amman/mutabarra’lahu asuransi sebagai wakil tidak berhak
) dan secara kolektif selaku memperoleh bagian dari hasil investasi,
penanggung (mu’ammin/mutabarri’) karenaakad yang digunakan adalahakad
c. Perusahaan asuransi bertindak wakalah. Dan dibagian kelima poin kedua
sebagai pengelola dana hibah, atas disebutkan bahwa, dalam pengelolaan
dasar akad wakalah dari para dana/investasi, baik dana tabarru’ maupun
peserta selain pengelolaan investasi. saving, dapat digunakan akad wakalah bil
ujrah dengan mengikuti ketentuan fatwa
Dan dibagian kelima dicantumkan bahwa:
akad tersebut, akad mudharabah dengan
a. Pembukuan dana tabarru’harus mengikuti ketentuan fatwa mudharabah,
terpisah dari dana lainnya. atau akad mudharabah musytarakah
b. Hasil investasi dari dana dengan mengikuti ketentuan fatwa
tabarru’menjadi hak kolektif mudharabah musytarakah.
peserta dan dibukukan dalam akun
Namun sepertinya ketentuan yang
tabarru’
tercantum pada bagian 4 (empat) dari
c. Dari hasil investasi, perusahaan
Fatwa Dewan Syariah Nasional tersebut
asuransi dapat memperoleh bagi
menjadi kontraproduktif apabila ditelusuri
hasil berdasarkan akad mudharabah
bagian selanjutnya, yaitu pada bagian 5
atau akad mudharabah
(lima) yang mengatur tentang investasi.
musytarakah, atau memperoleh
Dipoin 2 (dua) bagian 5 (lima) dijelaskan
ujrah (fee) berdasarkan akad
sebagai berikut:
wakalah bil ujrah.
“Dalam pengelolaan dana/investasi,
Dewan Syariah Nasional juga
baik dana tabarru’maupun saving,
mengeluarkan fatwa tentang akad
dapat digunakan akad wakalah bil
wakalah bil ujrah, diantaranya
ujrahdengan mengikuti ketentuan
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

seperti di atas, akad mudharabah membantu dan dibayarkan bila


dengan mengikutidengan mengikuti terjadi hal-hal sebagai berikut:
fatwa mudharabah, atau akad
1. Perjanjian berakhir, jika ada surplus dana
mudharabah musytarakah dengan
mengikuti ketentuan fatwa 2.Peserta meninggal dunia Kumpulan dana
mudharabah musytarakah.” peserta diinvestasikan sesuai dengan
prinsip syariah dan dibagikan menurut
3. Mekanisme Pengelolaan Dana
sistem bagi hasil misalnya 60% peserta
Berdasarkan kontrak Mudharabah, ada dan 40% perusahaan.
dua cara pengelolaan dana (premi
b. Pengelolaan dana yang tidak memiliki
takaful) :
unsur tabungan
a. Pengelolaan dana yang memiliki
1). Setiap premi yang dibayar oleh
unsur tabungan
peserta setelah dikurangi biaya
1). Rekening dipisahkan menjadi
pengelolaan dimasukkan ke dalam
dua, yaitu:
rekening khusus (semuanya dimasukkan
a) Rekening Tabungan, adalah
ke rekening tabarru’)
kumpulan dana yang merupakan
milik peserta dan dibayarkan bila 2). Kumpulan dana peserta diinvestasikan
terjadi hal-hal sebagai berikut: sesuai dengan prinsip syariah
1. Perjanjian berakhir
3). Hasil investasi dimasukkan ke
2. Peserta mengundurkan diri
dalam kumpulan dana peserta,
3. Peserta meninggal dunia
kemudian dikurangi dengan beban
b). Rekening Khusus (Tabarru’), asuransi (klaim dan premi reasuransi)
adalah kumpulan dana yang
4). Surplus kumpulan dana peserta
diniatkan oleh peserta sebagai
dibagikan dengan sistem bagi hasil
derma dengan tujuan saling
misalnya 40% peserta dan 60% perusahaan
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

4.Produk-Produk Asuransi Syariah Adalah suatu bentuk perlindungan


untuk perorangan yang menginginkan
Produk-produk asuransi syariah terdiri dari
dan merencanakan pengumpulan dana
atas :
dalam mata uang rupiah dan US dollar
1. Produk-produk asuransi jiwa (life untuk biaya menjalankan ibadah haji.
insurance)
4. Takaful Dana Jabatan
a. Produk takaful individu dengan unsur
Adalah suatu bentuk perlindungan
tabungan adalah :
untuk perorangan yang menginginkan
1. Takaful Dana Investasi dan merencanakan pengumpulan dana
dalam mata uang rupiah dan US
Adalah suatu bentuk perlindungan
dollar sebagai dana santunan yang
untuk perorangan yang menginginkan
diperuntukkan bagi ahli warisnya jika
dan merencanakan pengumpulan dana
ditakdirkan meninggal lebih awal atau
dalam mata uang rupiah dan US
sebagai santunan/investasi pada saat
dollar sebagai dana investasi yang
tidak aktif lagi di tempat kerja.
diperuntukkan bagi ahli warisnya jika
ditakdirkan meninggal lebih awal atau 5. Takaful Dana Hasanah
sebagai bekal untuk hari tuanya.
Adalah suatu bentuk perlindungan
2. Takaful Dana Siswa Adalah suatu untuk perorangan yang menginginkan
bentuk perlindungan untuk dan merencanakan pengumpulan dana
perorangan yang bermaksud untuk sebagai modal usaha atau diperuntukkan
menyediakan dana pendidikan bagi bagi ahli warisnya jika ditakdirkan
putra-putrinya sampai sarjana, baik dalam meninggal lebih awal.
mata uang rupiah maupun US dollar.
b. Produk takaful individu tanpa unsur
3. Takaful Dana Haji tabungan adalah :
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

1. Takaful Kesehatan Individu Program ini b. Takaful Kendaraan Bermotor Merupakan


diperuntukkan bagi perorangan yang suatu perlindungan sebagian atau
bermaksud menyediakan dana santunan seluruh kendaraan terhadap kerugian
rawat inap dan operasi bila peserta sakit maupun kerusakan akibat dari
dan kecelakaandalam masa perjanjian. kecelakaan, pencurian serta tanggung
jawab hukum pihak ketiga. Untuk
2. Takaful Kecelakaan Diri Individu Program
kerugian akibat huru-hara, pemogokan
ini diperuntukkan bagi perorangan
umum, serta kecelakaan diri pengemudi
yang bermaksud menyediakan dana
dan penumpang akan dikenakan tambahan
santunan untuk ahli waris bila peserta
premi.
mengalami musibah kematian karena
kecelakaan dalam masa perjanjian. c. Takaful Rekayasa Merupakan suatu
perlindungan terhadap kerugian maupun
3. Takaful Al-Khairat Individu Program ini
kerusakan pada pekerjaankonstruksi.
diperuntukkan bagi perorangan yang
Perlindungan ini meliputi alat-alat
bermaksud menyediakan dana santunan
konstruksi, mesin/baja, serta
untuk ahli waris bila peserta mengalami
tanggungjawab pihak ketiga.
musibah kematian dalam masa perjanjian.
d. Takaful Pengangkutan Merupakan suatu
2. Produk-produk asuransi kerugian
perlindungan terhadap kerugian maupun
(general insurance)
kerusakan barang, pengiriman uang pada
a. Takaful Kebakaran Merupakan suatu pengangkutan baik melalui darat, laut
perlindungan terhadap kerugian maupun dan udara.
kerusakan pada kebakaran dari sumber
e. Takaful Rangka Kapal Merupakan suatu
percikan api, sambaran petir, ledakan,
perlindungan terhadap kerugian maupun
dan kejatuhan pesawat, maupun bencana
kerusakan pada mesin maupun rangka
alam.
kapal sebagai akibat darikecelakaan dan
musibah lainnya. Untuk kerugian uang
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

tambang, perang dan tanggung gugat dari 1.Akad Tabarru’ pada asuransi adalah akad
pihak ketiga akan dikenakan tambahan yang dilakukan dalam bentuk hibah dengan
premi. tujuan kebajikan dan tolong-menolong
antar peserta, bukan untuk tujuan
f. Asuransi Takaful Aneka Merupakan suatu
komersial.
perlindungan terhadap kerugian maupun
kerusakan sebagai akibat dari resiko 2.Dalam akad Tabarru’, harus disebutkan
yang tidak terduga, tidak dapat sekurang-kurangnya:
diperhitungkan pada polis-polis yang ada.
a. hak & kewajiban masing-masing
5. Fatwa DSN 53/DSN-MUI/III/2006: peserta secara individu;
Akad Tabarru' Pada Asuransi & b. hak & kewajiban antara peserta
Reasuransi Syari'ah secara individu dalam akun tabarru’
selaku peserta dalam arti
Pertama: Ketentuan Hukum
badan/kelompok;
1.Akad Tabarru’ merupakan akad yang c. cara dan waktu pembayaran premi
harus melekat pada semua produk asuransi. dan klaim;d.syarat-syarat lain yang
disepakati, sesuai dengan jenis
2.Akad Tabarru’ pada asuransi adalah
asuransi yang diakadkan.
semua bentuk akad yang dilakukan antar
peserta pemegang polis.

3.Asuransi syariah yang dimaksud pada Ketiga: Kedudukan Para Pihak dalam Akad
point 1 adalah asuransi jiwa, asuransi Tabarru’
kerugian dan reasuransi.
1.Dalam akad Tabarru’, peserta
memberikan dana hibah yang akan
digunakan untuk menolong peserta atau
Kedua: Ketentuan Akad
peserta lain yang tertimpa musibah.
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

2.Peserta secara individu merupakan 1.Jika terdapat surplus underwriting atas


pihak yang berhak menerima dana dana tabarru’, maka boleh dilakukan
tabarru’ (mu’amman/mutabarra’ lahu) beberapa alternatif sebagai berikut:
dan secara kolektif selaku penanggung
a.Diperlakukan seluruhnya sebagai dana
(mu’ammin/mutabarri’).
cadangan dalam akun tabarru’.
3.Perusahaan asuransi bertindak sebagai
b.Disimpan sebagian sebagai dana
pengelola dana hibah, atas dasar akad
cadangan dan dibagikan sebagian lainnya
Wakalah dari para peserta selain
kepada para peserta yang memenuhi syarat
pengelolaan investasi.
aktuaria/manajemen risiko.

c.Disimpan sebagian sebagai dana


Keempat: Pengelolaan cadangan dan dapat dibagikan sebagian
lainnya kepada perusahaan asuransi
1.Pembukuan dana Tabarru’ harus terpisah
dan para peserta sepanjang disepakati
dari dana lainnya.
oleh para peserta.
2.Hasil investasi dari dana tabarru’
2.Pilihan terhadap salah satu alternatif
menjadi hak kolektif peserta dan
tersebut di atas harus disetujui terlebih
dibukukan dalam akun tabarru’.
dahulu oleh peserta dan dituangkan dalam
3.Dari hasil investasi, perusahaan akad.
asuransi dapat memperoleh bagi hasil
berdasarkan akad Mudharabah atau akad
Mudharabah Musytarakah, atau Keenam: Defisit Underwriting
memperoleh ujrah (fee) berdasarkan akad
1.Jika terjadi defisit underwriting atas
Wakalah bil Ujrah.
dana tabarru’ (defisit tabarru’), maka
perusahaan asuransi wajib menanggulangi

Kelima: Surplus Underwriting


Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022

Npm : 2122.090.1

kekurangan tersebut dalam bentuk Qardh


(pinjaman).

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hasan, Asuransi Dalam Persfektif Kasmir, Bank dan lembaga Keuangan
Hukum Islam. Jakarta: Kencana, 2004Fatwa Lainnya. Jakarta: T. raja Grafindo Persada,
Dewan Syariah Nasional No: 21/DSN- 2008
MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Nasution, Mangaraja Palianja, Basic
Asuransi
Training Modul 2002. Jakarta: PT.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Asuransi Takaful Keluarga, 2002
No:53/DSN/MUI/X/2006 Tentang Akad
Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga
tabrru’ Pada Asuransi Syariah
Keuangan

Anda mungkin juga menyukai