Juni 2022
Npm : 2122.090.1
Nama : Wina
Abstract
The paper on the concept of Helping in Sharia Insurance is the result of the author's
observations of insurance when viewed from an Islamic point of view. The writing of this paper
is to answer the question of how the concept of insurance is viewed from an Islamic point of
view. This writing data was collected through reading literature, and supporting articles from
the internet. The results are then analyzed with a descriptive mindset to draw conclusions that
are specific in relation to sharia insurance. please help which is the advantage of sharia
insurance
Abstrak
Konsep Tolong Menolong Dalam Asuransi Syariah adalah hasil dari pengamatan penulis
terhadap asuransi jika dilihat dari sudut pandang Islam. Penulisan makalah ini untuk
menjawab persoalan bagaimana konsep asuransi jika dipandang dari sudut pandang Islam.
Data penulisan ini dihimpun melalui pembacaan literatur, dan artikel pendukung dari internet.
Hasil selanjutnya dianalisis dengan pola pikir diskriptif untuk kemudian ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus dalam kaitannya dengan asuransi syariah.Dari kesimpulan
yang telah diuraikan di atas, maka diharapkan setiap Umat Muslim pengguna lembaga
asuransi untuk mampu membedakan antara asuransi konvensional dan asuransi
syariah serta mampu untuk memahami konsep tolong menolong yang merupakan kelebihan
dari asuransi syariah.
Npm : 2122.090.1
Npm : 2122.090.1
yang akan di tanggung maka semakin besar dengan mengumpulkan data-data yang
pula jumlah premi yang harus dibayar oleh memiliki relevasi dengan masalah yang
Npm : 2122.090.1
Npm : 2122.090.1
Npm : 2122.090.1
Npm : 2122.090.1
Npm : 2122.090.1
2) Jika sampai akhir perjanjian tidak (riba), padahal dalam Islam hal
terjadi sesuatu sedangkan nasabah tersebut dilarang.
telah membayar lunas, maka
Akad tijarah adalah semua bentuk akad
perusahan yang diuntungkan.
yang dilakukan untuk tujuan komersial.
3) Jika nasabah berhenti sebelum
Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad
batas maktu tertentu (istilahnya
yang dilakukan dengan tujuan kebajikan
reversing period), nasabah akan
dan tolong-menolong, bukan semata untuk
menerima pengembalian dalam
tujuan komersial.
jumlah yang sangat kecil, bahkan
pada sebagian perusahaan dianggap 2.Konsep Tolong Menolong Dalam
hangus. Asuransi Syariah
c. Riba
Akad tabarru’(gratuitos contract) adalah
Riba muncul dari investasi yang segala macam perjanjian yang
dijalankan perusahaan asuransi. menyangkut non profit transaction
Pada dasarnya, perusahaan asuransi (transaksi nirlaba). Transaksi ini pada
mirip dengan perbankan, yakni hakikatnya bukan transaksi bisnis untuk
sama-sama menghipun dana mencari keuntungan komersil. Akad
masyarakat. Dana ini nantinya tabarru’dilakukan dengan tujuan tolong
akan diinvestasikan, sehingga akan menolong dalam rangka berbuat
didapat keuntungan. Namun, kebaikan.
masalahnya instrumen investasi
Dalam Akad tabarru’, pihak yang berbuat
yang dipraktikkan asuransi
kebaikan tersebut tidak berhak
konvensional tidak memperhatikan
mensyaratkan imbalan apapun kepada
kehalalan dan keharaman jenis
pihak lainnya. Imbalan dari akad
investasi yang dilakukan. Sehingga
tabarru’adalah dari Allah Swt bukan dari
dikhawatirkan terjerumus pada
manusia. Namun demikian, pihak yang
investasi yang berbasis bunga
berbuat kebaikan tersebut boleh meminta
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022
Npm : 2122.090.1
kepada counter part-nya untuk sekadar Akad tabarru’ini adalah akad-akad yang
menutupi biaya (cover the cost) yang mencari keuntungan akhirat, karena itu
dikeluarkannya untuk dapat melakukan bukan akad bisnis. Jadi, akad ini tidak
akad tabarru’tersebut. Namun ia tidak dapat digunakan untuk tujuan-tujuan
boleh sedikitpun mengambil laba dari komersial. Bank syariah sebagai lembaga
akad tabarru. keuangan yang bertujuan untuk
mendapatkan laba tidak dapat
Firman Allah tentang perintah untuk
mengandalkan akad-akad tabarru’untuk
saling tolong menolong dalam perbuatan
mendapatkan laba. Bila tujuan kita
positif.
adalah mendapatkan laba, gunakan akad-
“Dan tolong-menolonglah kamu akad yang bersifat komersil, yakni akad
dalam (mengerjakan) kebajikan dan tijarah. Namun demikian, bukan berarti
takwa, dan jangan tolong-menolong akad tabarru’sama sekali tidak dapat
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. digunakan dalam kegiatan komersil. Bahkan
Dan bertakwalah kamu kepada Allah, pada kenyataannya, penggunaan akad
sesungguhnya Allah amat berat siksa- tabarru’sering sangat vital dalam
Nya” (QS. al-Maidah [5]: 2) transaksi komersil, karena akad tabarru’
ini dapat digunakan untuk menjebatani
Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi
atau memperlancar akad-akad tijarah.
wasallamtentang beberapa prinsip
bermu’amalah, antara lain: Dengan demikian kita mempunyai 3
(tiga) bentuk umumakad tabarru’yakni :
“Barang siapa melepaskan dari seorang
muslim suatu kesulitan di dunia, Allah a. Dalam bentuk meminjamkan uang
akan melepaskan kesulitan darinya
Ada tiga jenis akad dalam bentuk
pada hari kiamat; dan Allah
meminjamkan uang yakni :
senantiasa menolong hamba-Nya
selama ia (suka) menolong saudaranya” 1. Qard, merupakan pinjaman yang
(HR. Muslim dari AbuHurairah). diberikan tanpa adanya syarat
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022
Npm : 2122.090.1
Npm : 2122.090.1
3. Kafalah, merupakan akad tetapi lain halnya dengan akad tijarah yang
pemberian jaminan yang diberikan sudah disepakati, akad ini boleh diubah
satupihak kepada pihak lain kedalam akad tabarrubila pihak yang
dimana pemberi jaminan tertahan haknya merelakan haknya,
bertanggung jawab atas sehingga menggugurkan kewajiban yang
pembayaran kembali suatu hutang belum melaksanakan kewajibannya.
yang menjadi hak penerima
Adapun fungsi dari akad tabarru’ini selain
jaminan.
orientasi akad ini bertujuan mencari
c.Memberikan Sesuatu keuntungan akhirat, bukan untuk
keperluan komersil. Akan tetapi dalam
Yang termasuk ke dalam bentuk akad
perkembangannya akad ini sering
memberikan sesuatu adalah akad-akad :
berkaitan dengan kegiatan transaksi
hibah, wakaf, shadaqah, hadiah, dll.
komersil, karena akad tabarru’ini bisa
Dalam semua akad-akad tersebut, si
berfungsi sebagai perantara yang
pelaku memberikan sesuatu kepada
menjembatani dan memperlancar akad
orang lain. Bila penggunaannya untuk
tijarah.
kepentingan umum dan agama, maka
akadnyadinamakan wakaf. Objek wakaf ini Dewan Syariah Nasional mengeluarkan
tidak boleh diperjual belikan begitu sebagai fatwa tentang akad tabarru’pada asurasi
aset wakaf. Sedangkan hibah dan hadiah syariah. Berdasarkan akad tersebut
adalah pemberian sesuatu secara sukarela dicantumkan dibagian empat, bahwa:
kepada orang lain.
a. Dalam akad tabarru’peserta
Ketika akad tabarru’telah disepakati maka memberikan dana hibah yang
tidak boleh dirubah menjadi akad tijarah akan digunakan untuk menolong
yang tujuannya mendapatkan peserta atau peserta lain yang
keuntungan, kecuali atas persetujuan tertimpa musibah
antar kedua belah pihakyang berakad. Akan
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022
Npm : 2122.090.1
Npm : 2122.090.1
Npm : 2122.090.1
Npm : 2122.090.1
Npm : 2122.090.1
tambang, perang dan tanggung gugat dari 1.Akad Tabarru’ pada asuransi adalah akad
pihak ketiga akan dikenakan tambahan yang dilakukan dalam bentuk hibah dengan
premi. tujuan kebajikan dan tolong-menolong
antar peserta, bukan untuk tujuan
f. Asuransi Takaful Aneka Merupakan suatu
komersial.
perlindungan terhadap kerugian maupun
kerusakan sebagai akibat dari resiko 2.Dalam akad Tabarru’, harus disebutkan
yang tidak terduga, tidak dapat sekurang-kurangnya:
diperhitungkan pada polis-polis yang ada.
a. hak & kewajiban masing-masing
5. Fatwa DSN 53/DSN-MUI/III/2006: peserta secara individu;
Akad Tabarru' Pada Asuransi & b. hak & kewajiban antara peserta
Reasuransi Syari'ah secara individu dalam akun tabarru’
selaku peserta dalam arti
Pertama: Ketentuan Hukum
badan/kelompok;
1.Akad Tabarru’ merupakan akad yang c. cara dan waktu pembayaran premi
harus melekat pada semua produk asuransi. dan klaim;d.syarat-syarat lain yang
disepakati, sesuai dengan jenis
2.Akad Tabarru’ pada asuransi adalah
asuransi yang diakadkan.
semua bentuk akad yang dilakukan antar
peserta pemegang polis.
3.Asuransi syariah yang dimaksud pada Ketiga: Kedudukan Para Pihak dalam Akad
point 1 adalah asuransi jiwa, asuransi Tabarru’
kerugian dan reasuransi.
1.Dalam akad Tabarru’, peserta
memberikan dana hibah yang akan
digunakan untuk menolong peserta atau
Kedua: Ketentuan Akad
peserta lain yang tertimpa musibah.
Jurnal ( pengantar perbankan syariah ). Vol. 4. Juni 2022
Npm : 2122.090.1
Npm : 2122.090.1
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hasan, Asuransi Dalam Persfektif Kasmir, Bank dan lembaga Keuangan
Hukum Islam. Jakarta: Kencana, 2004Fatwa Lainnya. Jakarta: T. raja Grafindo Persada,
Dewan Syariah Nasional No: 21/DSN- 2008
MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Nasution, Mangaraja Palianja, Basic
Asuransi
Training Modul 2002. Jakarta: PT.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Asuransi Takaful Keluarga, 2002
No:53/DSN/MUI/X/2006 Tentang Akad
Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga
tabrru’ Pada Asuransi Syariah
Keuangan