Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“Termodinamika”

DISUSUN

OLEH :

Haikal 2011040003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

BANDA ACEH

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berkat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah  yang berjudul “Termodinamika” tepat pada waktunya.

            Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

          Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta
berharap agar makalah ini dapa bermanfaat bagi semua kalangan.

Banda Aceh, 28 oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Makalah 2

1.4 Metode Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Termodinamika 3

2.2 Pandangan Dan Hubungan Makroskopik Dengan Mikroskopik 3

2.3 Sistem Termodinamik 5

2.4 Kesetimbangan Termal 6

2.5 Hukum Pertama Termodinamika 7

2.6 Hukum Kedua Termodinamik 14

2.7 Perumusan Matematis Termodinamika 16

2.8 Latihan Soal 19

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 22

3.2 Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Termodinamika adalah ilmu tenyang energy yang secara spesifik membahas


tentang hubungan antara energy panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa
energy didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energy panas dan
kerja, yaitu energy kimia, energy listrik, energy nuklir, energy gelombang
electromagnet, energy akibat gaya magnet, dan lain-lain. Energy dapat berubah dari
satu bentuk ke bentuk yang lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi.
Selain itu energy di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau
dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energy dari satu bentuk menjadi bentuk
yang laintanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip
konservasi atau kekekalan energy.
Prinsip termodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam
kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energy gelombang elektromagnetik
dari matahari, dan dibumi energy tersebut berubah menjad energy panas, energy
angin, gelombang laut, peroses pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak
proses alam lainnya. Proses didalam diri manusia juga merupakan proses konversi
energy yang kompleks, dari input energy kimia dalam makanan menjadi energy gerak
berupa segala kegiatan fisik manusia, dan energy yang sangat bernilai yaitu energy
pikiran kita.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah
dalam berbagai proses termodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk
mekanisme untuk membantu manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin
transportasi darat, laut maupun udara merupakan contoh yang sangat kita kenal dari
mesin konversi energy, yang merubah energy kimia dalam bahan bakar atau sumber
energy lain menjadi energy mekanis dalam bentuk gerak atau perpindahan diatas
permukaan bumi, bahkan sampai di luar angkasa. Pabrik-pabrik dapat memperoduksi
berbagai jenis barang, digerakkan oleh mesin pembangkit energy listrik yang
menggunakan prinsip konversi energy panas dan kerja. Untuk kenyamanan hidup, kita
memanfaatkan mesin air conditioning, mesin pemanas, dan refrigerators yang
menggunakan prinsip dasar termodinamika.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Termodinamika ?
2. Apa hubungan makroskopik dengan mikroskopik?
3. Bagaimana hukum pertama termodinamika ?
4. Bagaimana hukum pertama termodinamika ?

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini untuk memahami :

1. Definisi termodinamika
2. Hubungan makroskopik dengan mikroskopik
3. Hukum pertama dan kedua termodinamika

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Termodinamika

Kajian termodinamika secara formal dimulai sejak awal abad ke-19


walaupun berbagai aspek termodinamika telah dipelajari sejak dulu kala. Kata
termodinamika berasal dari bahasa Yunani therme berarti kalor dan dymanics
berarti kakas. Jadi termodinamika berarti kemampuan benda panas
menghasilkan usaha/kerja. Namun sekarang ini pengertian termodinamika
telah berkembang, termodinamika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
energy beserta perubahannya dan hubungan antara sifat-sifat (properties) fisis
materi. Energy muncul dalam berbagai bentuk seperti energy listrik, energy
magnet, energy yang digunakan untuk memanaskan air, energy untuk
memindahkan objek, dan lain sebagainya. Dalam termodinamika, kalor dan
usaha merupakan dua bentuk energy yang paling banyak dan paling utama
dipelajari.

Seiring dengan persetujuan internasional tentang penggunaan SI


ditetapkan pula suatu standar untuk setiap besaran dasar yaitu massa, panjang,
dan waktu. Terdapat satuan khusus dalam termodinamika yaitu satuan termal,
British Thermal Unit (Btu) dan Kalori (kal).
1 Btu adalah energy yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 lbm air sebesar
1oF.
1 kal adalah energy yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar
1oC.

2.2 Pandangan Dan Hubungan Makroskopik Dengan Mikroskopik


2.1.1 Pandangan Makroskopik

Uraian suatu system dengan menggunakan beberapa sifat yang dapat


diukur sebagai koordinat makroskopik, misalnya :

- Komposisi
- Volume system
- Tekanan gas
- Temperature

3
Sebagai system, isi sebuah silinder mesin mobil. Analisis kimia
menunjukkan bahwa sebelum pembakaran silinder berisi campuran
hidrokarbon dan udara, dan setelah campuran terbakar terdapat hasil bakar
yang dapat diberikan dengan berbagai senyawa kimia tertentu. Pernyataan
mengenai jumlah isi zat ini merupakan pemberian komposisi system itu. Pada
setiap saat, system yang komposisinya baru saja diberikan menempaiti volum
yang ditentukan oleh kedudukan piston. Volumnya dengan mudah dapat
diukur di laboratorium, volumnya secara otomatis dicatat dengan peranti yang
digandengkan dengan piston. Kuantitas lain yang tidak bias disingkirkan
dalam pemberian system ialah tekanan gas dalam silinder. Setelah campuran
terbakar tekanan menjadi sangat besar; setelah pembuangan hasil bakar,
tekanan menjadi kecil. Di dalam laboratorium, perubahan tekanan diukur
dengan sukat tekanan yang mencatatnya secara otomatis keteka mesin bekerja.
Akhirnya ada satu kuantitas yang diperlukan, tanpa ini kita tidak memiliki ide
yang cukup mengenai operasi mesin itu. Kuantitas ini adalah temperature.
Dalam banyak keadaan, temperature dapat diukur sesederhana kuantitas lain.

Ciri khas koordinat Makroskopik :

a. Koordinat ini tidak menyangkut pengandaian khusus mengenai struktur materi.


b. Jumlah koordinatnya sedikit.
c. Koordinat ini dipilih melalui daya terima indara kita secara langsuang.
d. Pada umumnya koordinat ini dapat diukur secara langsung.
2.1.2 Pandangan Mikroskopik

Ciri khas mikroskopik :


a. Terdapat pengandaian secara struktur materi, yaitu molekul dianggap ada.
b. Banyak kuantitas yang harus diperinci.
c. Kuantitas yang diperincitidak berdasarkan penerimaan indera kita
d. Kuantitas ini tidak bisa diukur.

2.1.3 Hubungan Makroskopik terhadap Mikroskopik

Hubungan antara kedua pandangan itu terletak pada kenyataan bahwa


beberapa sifat yang terukur langsung, yang perinciannya meliputi pemerian
makroskopik, sebenarnya rata-rata terhadap selang waktu tertentu dari

4
sejumlah besar ciri khas mikroskopik. Contohnya kuantitas makroskopik
tekanan adalah perubahan momentum rata-rata yang ditimbulkan oleh
tumbukan molekuler pada bidang yang luasnya satu satuan. Namun, tekanan
adalah sifat yang dapat dirasakan oleh indra kita. Kita merasakan efek dari
tekanan. Tekanan dialami, diukur, dan dipakai lama sebelum fisikawan
mempunyai alas an untuk percaya adanya dampak molecular. Jika teori
molekolar diubah, konsep tekanan akan tetap bertahan dan akan tetap berarti
sama untuk setiap orang yang normal. Disinilah letak perbedaan yang penting
antara pandangan makroskopik dan mikroskopik. Beberapa sifat makroskopik
yang terukur, sama meyakinkan seperti indra kita sendiri. Sifat ini tidak
berubah selama indra kita tetap sama.

2.3 Sistem Termodinamika

Besaran makroskopik yang dikaitkan dengan bagian dalam dari system


disebut koordinat termodinamik. System yang diperikan oleh koordinat
termodinamik disebut system termodinamik.

Gambar 1.1 (a)Sistem dan Lingkungan (b)Permukaan batas volum atur


(c)Permukaan batas massa atur

Berdasarkan gambar 1.1(a) interaksi dengan lingkungannya, system


dibedakan menjadi tiga macam, yaitu system terbuka, tertutup, dan terisolasi.
Gambar 1.1(b) memperlihatkan daerah yang ditetapkan ini disebut volume
atur. Permukaan batas volume atur disebut permukaan atur yang ditunjukkan
pada garis putus-putus. Permukaan dalam pipa dapat diambil sebagai bagian
dari permukaan batas system yang nyata. System seperti ini disebut system
terbuka. Gambar 1.1(c) memperlihatkan silindernya yang dilengkapi dengan
piston berisi zat alir. Zat alir dalam silinder dipilih sebagai system.

5
Gambar 1.2 Sistem terbuka, tertutup dan terisolasi

Gambar 1.2 memperlihatkan sebuah contoh system terbuka. Kalor


sebagai hasil pembakaran digunakan oleh ketel uap untuk memanaskan air
yang mengalir masuk dan hasilnya adalah uap air bertekanan tinggi.contoh
system tertutup biasanya digunakan pada termos untuk menyimpan air panas.
Meskipun diisolasi namun kalor masih tetap mengalir keluar permukaan batas
sehingga lama kelamaan air mendingin karena suhunya turun.

2.4 Kesetimbangan Termal

Keadaan system yang memiliki harga Y dan X tertentu yang tetap


selama kondisi eksternal tidak berubah disebut keadaan setimbang.
Kesetimbangan termal adalah keadaan yang dicapai oleh dua (atau lebih)
system yang dicirikan oleh keterbatasan harga koordinat system itu setelah
system salaing berantaraksi melalui dinding diaterm.

Gambar 1.3 Sifat dinding adiabat dan diaterm

6
2.5 Hukum Pertama Termodinamika

Dalam termodinamika terdapat dua konsep pentimg yakni kerja dan


energi. Konsep ini dimunculkan sejak era mekanika klasik yang pertama kali
dirumuskan oleh alkemis. teolog, ahli fisika, dan matematika Isaac Newton
berkaitan dengan hukum gerak tubuh makroskopik kecepatan cahaya c. Sistem
termodinamika adalah ukuran makroskopik. Dalam mekanika klasik, salah
satu persamaan dasar yang populer adalah persamaan kedua Newton
menggenai gaya :

F=m.a

Dengan m adalah massa benda, dan a adalah percepatan. F dan a merupakan


vektor yakni besaran yang memuliki bobot dan arah, dan m adalah besaran skalar
yang hanya memiliki bobot, oleh karena percepatan adalah vektor dan percepatan
berkaitan dengan perubahan kecepatan ( v ) maka kecepatan adalah vector.

Perubahan energi didalam suatu sistem merupakan hal yang menjadi topik
utama dalam hukum pertama termodinamika. Prinsip termodinamika ini disebut juga
sebagai hukum konservasi energi yakni energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan namun hanya dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lain. Sebagai
contoh, kipas angin bekerja secara mekanis. Adanya energi yangmenggerakkan
baling-baling kipas bersumber dari energi listrik, dan energi listrik yang digunakan
berasal dari pembagkit listrik. Artinya gerakan mekanis merupakan bentuk lain dari
energi yang diambil dari sumber energy listrik.

Energi dapat berada dalam bentuk termal, mekanis, kinetik, potensial, elektri,
kimia, nuklir dan jenis lain yang dalam konservasinya dapat dinyatakan dalam bentuk
energi total sistem. Dalam analisis termodinamika sering kali energi dikalsifikasikan
kedalam dua kelompok yakni kelompok makroskopis dan kelompok mikroskopis.
Bentuk makrokopis dari energi berkaitan dengan energy kinetic dan potensial,
sedangkan bentuk mikrokopis dari energi berkaitan dengan struktur molekul, aktivitas
ion dan aspek-aspek lain yang mempengaruhi energi. Jumlah dari keseluruhan bentuk
mikrokopis dari energi dalam suatu sistem disebut sebagai energi internal dan diberi
notasi U.

7
Gambar 1.4 Ilustrasi energy potensial (EP) dan energy kinetic (EK)

Terminologi energi dinyatakan pertama kali oleh Loar Kevin pada 1852.
Simbol U untuk energi internal dikemukana oleh Rudolph Clausius dan William
Rankine pada pertengahan abad 19. Ilustrasi yang mudah digunakan untuk
menggambarkan konserversi energi adalah perubahan energi kinetik dan energi
potensial sebagimana diilustrasikan pada gambar 1.4.

Gambar 1.5 Deskripsi pengertian system, semesta dan batas sistem

Gambar 1.5 merupakan gambar skema didalam sebuah termos air. Jika
yang menjadi perhatian kita adalah air dan uapnya yang berada didalam
termos, maka seluruh komponen didalam wilayah didalam termos merupakan
sistem. Seluruh bagian termos adalah semesta ( universe ). Batas sistem
dinyataakan dengan garis hitam putus-putus, dan yang dimaksud dengan
lingkungan adalah seluruh bagian selain sistem didalam semesta.

8
Hukum pertama termodinamika dinyatakan sebagai hukum kekekalan
energi, energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan hanya dapat
diubah dari satu bentuk ke bentuk lainya. Dalam persamaan matematis, dalam
sistem tertutup perubahan energi internal (dU) dapat dinyatakan sebagai
perubahan kerja (dw) dan perubahan kalor (dq).

dU = dq + dw

terdapat perbedaan karakteristik dari ketiga fungsi perubahan energy tersebut.


Perubahan kerja dan perubahan kalor adalah fungsi jalan sedangkan perubahan energi
internal merupakan fungsi keadaan. Fungsi jalan tergantung bagaimana dia dicapai,
sedangkan fungsi keadaan hanya tergantung pada kondisi awal dan kondisi akhir
saja. Sebagaimana contoh fungsi keadaan adalah perubahan entalpi (dH atau ∆ H ¿.
Suatau fungsi keadaan perubahan entalpi dari suatu proses perubahan dari keadaan
awal ke keadaan akhirdapat dinyatakan sebagai :

dU = ∆ H =¿ Hakhir ̶ Hawal (1.1)

contoh serupa adalah perubahan energi internal, perubahan fungsi Gibls dan
perubahan entalpi :

dU = ∆ U =¿ Uakhir ̶ Uawal (1.2)

dG = ∆ G=¿ Gakhir ̶ Gawal (1.3)

dS = ∆ S=¿ Sakhir ̶ Sawal (1.4)

d (huruf kecil) dapat digunakan untuk menyatakan perubahan yang revensibel (tak
terhingga pelan) dan simbol delta ( ∆ ¿ dapat digunakan untuk menyatakan perubahan
yang tidak revensibel. Sebaliknya fungsi jalan adalah fungsi yang tergantung
bagaimana dia diproses atau bagaimana mencapai suatau keadaan akhir. Seagai
contoh kerja adalah fungsi jalan sehingga secara matematis:

dW ≠ Wakhir ̶ Wawal

demikian halnya dengan perubahan kalor :

dq ≠ qakhir ̶ qawal

9
untuk suatu fungsi jalan, simbol delta ( ∆ ¿ yang umumnya digunakan untuk
menyatakn selisih keadaan awal dan akhir atau perubahan inversibel tidak dapat
digunakan.

Sebagai ilustrasi perubahan kalor, dalam memanaskan suatu benda untuk


mengubahnya menjadi berunbah fasa, ada banyak usaha yang dapat dilakuakan.
Sebagai contoh memanaskan cairan untuk menguapkannya, dapat dilakukan
pemanasan menggunakan kalor dari sumber listrik, pemanasan denngan sumber api
dari kompur atau juga dengan memanfaatkan energi panas dari gesekan benda
dengan benda lainnya. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah fasa ini
tergantung mekanisme dan cara kalor dialiri kedalam sistem. Inilah yang
menyebabkan perubahan kalor tidak hanya dapat ditentukan dari besarnya kalor awal
dan akhir saja.

Didalam termodinamika perubahan energi dapat berlangsung secara dapat


balik (reversible) dan tidak dapat balik (irreversible). Proses termodinamika yang
dapat menuju keadaan semula dikatakan sebagai proses dapat balik sebaliknya proses
tidak dapat balik adalah proses yang tidak dapat menuju ke keadaan semula. Di dalam
prosesnya proses dapat balik terjadi dengan kesetimbangan pada setiap tahap dan
berlangsung tak terhingga pelan. Sebagai ilustrasi perubahan volume berkaitan
dengan perubahan tekanan sebagaiman yang terdapat pada gambar 1.6.

Gambar 1.6 Proses dapat balik (1-2) dan tidak dapat balik (3-4)

Kembali kepersamaan (1.1) hukum pertama termodinamika :

dU = dq + dw

10
Jika dari suatu sistem terjadi perubahan energy internal, maka perubahan itu
dapat diwujudkan dalam perubahan kalor (dq) dan perubahan kerja (dw) atau salah
satu diantara. Dimulai dari perubahan kerja (dw) :

2.5.1 Kerja Kalor Dan Energi Internal

Perubahan suatu sistem dapat terjadi jika terjadi perubahan volume.


Besarnya perubahan kerja (dw) dapat dinyatakan sebagai :

dw = -pdV (1.5)

dengan p adalah tekanan sistem dan dv adalah perubahan volume.

Pada suatu besaran konstan, besarnya perubahan kerja ;

v2
∫ − pdV
dw = v 2 (1.6)

Sebagai contoh jika di dalam suatu tabung dengan tekanan dan volume tertentu
mengalami ekspansi (pemuaian) sehingga volumenya meningkat dengan kondisi
tekanan konstan (tetap) sebagaimana diilustrasikan pada gambar 1.7

Gambar 1.7 Ilustrasi perubahan volume pada tekanan konstan

2.5.2 Perubahan Kalor (dq)

Perubahan kalor adalah fungsi dari perubahan temperatur dan


tergantung pada kapasitas panas. Contoh dua buah benda yang masing-masing
memiliki massa m1 dan m2 dan memiliki temperatur awal T1 dan T2 dengan T2
lebih tinggi dibanding T1. Jika kedua benda dapat melebur menjadi satu secara
fisika dan tidak ada interaksi/reaksi kimia di dalam maka temperatur kedua
benda pada kesetimbangan sama besar, katakanlah sebesar Tf. panas yang

11
keluar atau yang diserap oleh masing-masing benda tergantung pada suatu
konstanta yang kita sebut sebagai kapasitas panas atau kapasitas panas
spesifik, c1 dan c2 untuk masing-masing benda. Oleh karena itu T2 >T1 maka
panas mengalir dari benda 2 ke benda 1 dan besarnya adalah:

m2.c2( T2 –Tf ) = m1.c1( Tf –T1) = dq

besarnya kalor yang dilepaskan oleh benda 2 sama dengan kalor yang diterima oleh
benda 1 untuk mencapai kondisi akhir/kesetimbangan.

Satuan kalor adalah kalori (calorie/cal), yang didefenisikan sebagai jumlah


atau kuantitas panas yang diperlukan untuk untuk menaikan suhu 1 gram air dari 14,5
°C ke 15,5°C pada tekanan 1 atm. Jadi panas yang dibutuhkan untuk menaikan suhu
air sebasar 1 derajat celcius pada tekanan 1 atm.

Jika suatu benda diketahui kapasitas panasnya dan perubahan temperaturnya, maka
perubahan kalor yang dialami oleh benda dapat dinyatakan sebagai :

dq = m CP. ΔT (1.7)

dengan CP adalah suatu kapasitas panas yang bernilai konstan, m dan ΔT berturut-

turut adalah massa dan perubahan temperatur.

Namuan demikian kapasitas panas CP tidak selalu bernilai konstan melainkan


dapat berupa fungsi dari temperatur atau tekanan. Jika CP adalah fungsi dari
temperatur, maka besarnya perubahan dapat dinyatakan sebagai :


dq = m CP(T)dT (1.8)

Jika perubahan berlangsung di dalam sistem tertutup dari temperatur T 1 menuju T2,
maka besarnya perubahan kalor adalah :

T2
∫ C p (T )dT
dq = m T 1 (1.9)

Prinsip tersebut digunakan dalam termokimia untuk menentukan perubahan kalor


suatu reaksi atau perubahan fisika.

12
Dengan menggunakan prinsip ini pada kondisi sistem tertutup, perubahan kalor
merupakan perubahan fisik atau perubahan kimia dapat digunakan untuk menentukan
perubahan entalpi berdasarkan pendekatan :

dU = dq + dw (1.10)

dU = dq –d(pV) (1.11)

dq = dU + d(pV) (1.12)

Karena enntalpi adalah, H = U + pV, maka perubahan kalor suatu reaksi/perubahan


fisik dalam sistem tertutup adalah perubahan entalpi.

Pengukuran termokimia dilakuakan menggunakan suatu alat yang kita sebut


sebagai kalormeter. Alat terdiri dari suatu termostat bertemperatur yang memiliki
suatu kapasitas panas tertentu.

Jika suatu reaksi atau suatu perubahan fisik berlangsung didalam termostat,
maka panas yang dilepaskan atau yang diserap oleh perubahan akan diserap pula oleh
seluruh zat didalam kalorimeter itu sendiri.

Gambar 1.8 Kalorimeter

Jika perubahan berlangsung pada suatu gas pada tekanan konstan, maka besarnya
perubahan kalor:

dp = CpdT (1.13)

Untuk suatu gas ideal,besarnya kedua kapasitas panas tersebut saling berkaitan.

Kapasitas panas pada volume konstan (Cv) diperoleh dari perubahan energi
internal pada perubahan temperatur, sementara definisi kapasitas panas pada tekanan
konstan (Cp) diperoleh dari definisi perubahan enthalpy pada perubahan temperatur:

13
dV
Cv = ( dT )V (1.14)
dH
Cp = ( dT )p (3.15)
Dengan mengambil definisi enthalpi yang telah diuraikan pada sub bab perubahan
kalor :
H = U + pV
Maka
dH = dU+ d(pV)
dengan mensubsitusikan : pV = nRT dan dan menguraikan perubahan masing-masing
parameter pada perubahan temperature dapat dinyatakan sebagai :

( dH
dT )
p=(
dT )
dV
v + nR

Sehingga
Cp-Cv = nR
Bahwa hubungan ini berlaku untuk gas ideal.

2.6 Hukum Kedua Termodinamika

Diantara banyaknya pernyataan alternative dari hukum kedua, dua


pernyataan yang sering dipergunakan dalam termodinamika teknik adalah
pernyataan Clausius dan Kelvin-Planck. Pernyataan Clausius dipilih sebagai
titik tolak dalam pembelajaran hukum kedua beserta konsekuensinya karena
sesuai dengan pengalaman sehingga mudah diterima. Pernyataan Kelvin-
Planck mempunyai kelebihan yaitu memberikan suatu jalan yang efektif untuk
memberikan turunan penting dari hukum kedua, yang berhubungan dengan
system yang menjalani siklus termodinamika. Salah satu dari turunan ini
adalah ketidaksamaan Clausius yang mengarahkan secara langsung kepada
sifat entropi dan perumusan hukum kedua yang memudahkan analisis terhadap
system tertutup dan volume atur yang menjalani proses yang tidak harus
berupa sebuah siklus.

2.6.1 Pernyataan Hukum Kedua Clausius

14
Pernyataan Clausius untuk hukum kedua menegaskan bahwa: adalah
tidak mungkin bagi system apapun untuk beroperasi sedemikian rupa
sehingga hasil tunggalnya akan berupa suatu perpindaha kalor benda yang
lebih dingin ke benda yang lebih panas.

Pernyataan Clausius tidak mengesampingkan adanya kemungkinan


memindahkan energy kalor dari satu benda yang lebih dingin ke benda yang
lebih panas, dimana hal ini dapat secara tepat dilakukan menggunakan
refrijerator (mesin pendingin) dan pompa kalor. Walaupun demikian,
sebagaimana kata-kata “hasil tunggalnya” dalam pernyataan menunjukkan,
bila suatu perpindahan kalor dari satu benda yang lebih dingin ke benda yang
lebih panas terjadi, maka harus ada suatu pengaruh lain di dalam system yang
menangani perpindahan kalor, sekelilingnya, atau keduanya. Bila system
tersebut beroperasi menurut siklus termodinamika, keadaan awalnya akan
kembali setelah setiap akhir siklus, sehingga dengan demikian satu-satunya
tenpat yang harus diperiksa untuk pengaruh lain tersebut diatas adalah
sekelilingnya. Sebagai contoh, pendingin di dalam rumah ditangani oleh mesin
pendingin yang digerakkan oleh motor listrik yang membutuhkan kerja dari
sekelilingnya untuk dapat beroperasi. Pernyataan Clausius bias diartikan
bahwa tidak mungkin untuk membuat suatu siklus pendingin yang beroperasi
tanpa adanya masukan kerja.

2.6.2 Pernyataan Hukum Kedua Kelvin-Planck

Sebelum membahas pernyataan Kelvin-Planck untuk hukum kedua,


maka konsep reservoir termal akan diperkenalkan. Suatu reservoir termal,
atau singkatannya reservoir (penampungan), adalah suatu bentuk system
khusus yang selalu tetap pada suatu temperature konstan walaupun energy
ditambahkan ataupun dikurangi melalui perpindahan kalor. Sebuah reservoir
tentu saja merupakan suatu idealisasi, tetapi system semacam ini dapat
diserupakan dengan berbagai cara sebagai atmosfer bumi, jumlah air yang
sangat besar (danau, samudra), satu balok besar tembaga dan sebagainya.
Contoh lainnya diberikan oleh suatu system yang terdiri dari dua fasa:
walaupun perbandngan massa dari kedua fasa berubah dengan dipanaskannya
atau didinginkannya system tersebut pada tekanan konstan, temperaturnya

15
tetap akan konstan selama kedua fasa tersebut ada bersamaan. Sifat ekstensif
suatu reservoir termal seperti energy dalam, dapat berubah pada interaksi
dengan system lainnya walaupun temperature reservoir tersebut tetap konstan.

Pernyataan Kelvin-Planck untuk hukum kedua: adalah tidak mungkin


untuk system apapun dapat beroperasi dalam siklus termodinamika dan
memberikan sejumlah kerja neto ke sekelilingnya sementara menerima energy
melalui perpindahan kalor dari suatu reservoir termal tunggal. Prnyataan ini
mengesampingkan suatu kemungkinan dari suatu system untuk
membangkitkan sejumlah kerja neto dari perpindahan kalor yang diambil dari
suatu reservoir termal tunggal. Pernyataan ini hanya menolak kemungkinan
tersebut, apabila sistemnya menjalani sebuah siklus termidinamika.

2.6.3 Kesepadanan Pernyataan Clausius Dan Kelvin-Planck

Sebelum membahas pernyataan Kelvin-Planck untuk hukum kedua,


maka konsep reservoir termal akan diperkenalkan. Suatu reservoir termal,
atau singkatannya reservoir (penampungan), adalah suatu bentuk system
khusus yang selalu tetap pada suatu temperature konstan walaupun energy
ditambahkan ataupun dikurangi melalui perpindahan kalor. Sebuah reservoir
tentu saja merupakan suatu idealisasi, tetapi system semacam ini dapat
diserupakan dengan berbagai cara sebagai atmosfer bumi, jumlah air yang
sangat besar (danau, samudra), satu balok besar tembaga dan sebagainya.
Contoh lainnya diberikan oleh suatu system yang terdiri dari dua fasa:
walaupun perbandngan massa dari kedua fasa berubah dengan dipanaskannya
atau didinginkannya system tersebut pada tekanan konstan, temperaturnya
tetap akan konstan selama kedua fasa tersebut ada bersamaan. Sifat ekstensif
suatu reservoir termal seperti energy dalam, dapat berubah pada interaksi
dengan system lainnya walaupun temperature reservoir tersebut tetap konstan.

Pernyataan Kelvin-Planck untuk hukum kedua: adalah tidak mungkin


untuk system apapun dapat beroperasi dalam siklus termodinamika dan
memberikan sejumlah kerja neto ke sekelilingnya sementara menerima energy
melalui perpindahan kalor dari suatu reservoir termal tunggal. Prnyataan ini
mengesampingkan suatu kemungkinan dari suatu system untuk
membangkitkan sejumlah kerja neto dari perpindahan kalor yang diambil dari

16
suatu reservoir termal tunggal. Pernyataan ini hanya menolak kemungkinan
tersebut, apabila sistemnya menjalani sebuah siklus termidinamika.

2.7 Perumusan Matematis Termodinamika

Hubungan-hubungan kuantitatif yang disediakan oleh hukum-hukum


termodinamika berguna bagi penyelesaian dua jenis masalah yang benar-benar
berbeda. Yang pertama berkenaan dengan proses, dan persamaan-persamaan
yang digunakan berkenaan dengan hubungan antara perubahan-perubahan
sifat sebuah sistem dan besaran energi yang dipindahkan antara sistem tersebut
dan lingkungannya.
Manfaat termodinamika yang kedua dan sama pentingnya yaitu dalam
penjelasan mengenai hubungan-hubungan antara sifat-sifat kesetimbangan
sebuah sistem. Penurunan persamaan-persamaan ini dimulai dengan suatu
pertimbangan mengenai proses-proses, karena hukum-hukum termodinamika
menyertakan besaran-besaran Q dan W, yang bukan merupakan sifat-sifat
melainkan perwujudan proses-proses itu. Meskipun demikian, untuk proses-
proses yang reversibel, Q dan W dapat digantikan oleh pernyataan-pernyataan
yang hanya melibatkan sifat-sifat, dan persamaan-persamaan yang dihasilkan
kemudian menjadi hubungan antara sifat-sifat kesetimbangan, tidak lagi
dibatasi oleh proses jenis tertentu yang pada mulanya dipilih untuk penurunan
tersebut. Sifat ini sering disebut fungsi-fungsi keadaan. Pertimbangan
matematis secara murni memungkinkan penurunan sejumlah besar persamaan
yang menghubungkan fungsi-fungsi keadaan tersebut.

2.7.1 Diferensial Eksak Dan Fungsi Keadaan


Penggambaran matematis perubahan-perubahan yang terjadi didalam
sistem fisika sering membawa kita ke pernyataan-pernyataan diferensial yang
berbentuk:

C 1 dX 1 +C 2 dX 2+ …+Cn dX n =∑C1 dX 1 (3.1)

Dengan X, variabel bebas, dan C, fungsi dari X, apabila mungkin membuat


pernyataan diferensial (3.1) menjadi sama dengan dY, diferensial fungsi Y menjadi

17
Y =Y (X 1 , X 2 ,… , X n)

maka pernyataan diferensial (3.1) dikatakan menjadi eksak, dan dapat menulis

dX +C 1 dX 1+ …+C n dX n=∑Ci dX i (3.2)

Matematik menyediakan sebuah defenisi untuk diferensial sebuah fungsi multivariasi:

dY =
( ) ( )
∂Y
∂ X1
dX 1 +
∂Y
∂X2
dX 2+ …+
∂Y
∂ Xn ( )
dX n ≡ ∑
∂Y
∂ Xj
dX i
( )
dengan subskrip X, pada turunan parsial menunjukkan bahwa semua X, dijaga
konstan. Karena X, bebas, persamaan terakhir ini (3.2) dapat kita samakan suku untuk
memberikan

C 1=
( ∂∂XY ) … , C =( ∂∂XY )
1
n
n
atau ( ∂∂ xy )
C 1=
i

Dalam (3.2), setiap C, dan X, yang bersesuaian dengannya dikatakan konjugat satu
sama lain.
Jika Y dan turunannya kontiniyu, maka untuk sembarang pasangan variabel
bebas Xk dan Xl punya persyaratan matematis yaitu
∂2 y ∂2 y
=
∂ Xk ∂ Xl ∂ Xl ∂ Xk

Atau

( )( )
∂C l
∂ Xk
=
∂ Ck
∂ Xl

Persamaan ini berlaku untuk dua pasangan konjugat apapun (C l, Xl)


dan (Ck, Xk) dalam sebuah pernyataan diferensial eksak. Sekimpulan n(n-1)/2
persamaan (3.4) mewakili sebuah kondisi yang penting dan cukup untuk
keeksakan (3.1)
Dalam hubungan sifat (2.6), dU = T Ds – P dV, U diketahui sebagai fungsi S
dan V supaya T dS- P dV pasti eksak. Untuk hubungan-hubungan sifat yang demikian

18
(3.4) digunakan tidak untuk menguji keeksakan tapi untuk menyediakan hubungan-
hubungan termodinamika tambahan. Jadi dari (2.6) kita berkesimpulan

( ∂∂TV )=( ∂∂ PS )
Beberapa diferensial-diferensial tertentu dalam termodinamika tidak eksak. Contoh
persamaan
δQ πy =dU +Pdv

Menyatakan hukum pertama untuk sistem PVT yang menjalani proses reversibel.

Meskipun variabel-variabel disebelah kanan merupakan fungsi-fungsi keadaan, akan

Qπv
diperlihatkan bahwa bukan merupakan fungsi keadaan. Bila U dianggap sebagai

sebuah fungsi keadaan dari T dan V, maka

dU = ( ∂U
∂V ) dV +(
T ∂T )
∂U
dT
V

Gabungan (3.5) dan (3.6) memberikan

∂Q πv = ([ ∂∂VU ) + P ] dV +( ∂∂TU ) dT =MdV +NdT


r V

Diferensiasi M terhadap T dan diferensiasi N terhadap V menghasilkan

( ) ( ) ( )
2 2
∂M ∂U ∂P ∂N ∂U
= + =
∂ T V ∂ T ∂V ∂ T V ∂V T ∂V ∂T

Karena U fungsi T dan V, turunan keduannya harus sama. Meskipun demikian

(𝛛P/𝛛T)v dikenal dari eksperimen secara umum tidak sama dengan nol, maka (3.4)

19
∂Q πv Qπv
tidak terpenuhi jadi bukan sebuah diferensial eksak, dan bukan sebuah

fungsi keadaan, tanda δ digunakan oleh Q secara khusus untuk menegaskan kenyataan

ini.

2.8 Latihan soal :

1. Kapasitas kalor molar suatu logam pada suhu rendah bervariasi terhadap suhu
menurut persamaan :
a 3
c= θ +bθ
Θ3
Dengan a, b, Ө tetapan. Berapakah banyaknya kalor per mol dipindahkan
selama berlangsungnya proses sehingga suhunya berubah dari 0,01 Ө menjadi
0,02 Ө ?

Jawab :
a 3
c= θ +bθ
Diketahui : Θ3
θ2 θ2

Karena
Q=∫ cd θ=∫
θ1 θ1
( Θa θ + bθ )dθ
3
3

( ) ( )
θ2 0, 02 Θ
a 4 b 2 a 4 b 2
Q= θ + θ ⇒ Q= θ + θ
4 Θ3 2 θ1 4 Θ 3 2 0, 01 Θ

Q=
( a
4Θ 3
[ ( 0 , 02Θ ) 4
− ( 0 , 01Θ ) 4
] +
b
2
[ ( 0 , 02Θ )2 −( 0 , 01 Θ )2 ]
)
Q=( 3 , 75×10−8 aΘ+1,5×10−4 bΘ 2 )

2. Pada suhu kritis diketahui bahwa :

( )
∂P
∂V T
=0
dan
( ) ∂2 P
∂V 2 T
=0

Diketahui persamaan van der waals dirumuskan dalam persamaan (2.2) bab 2
yang terdahulu:

20
( p+ va )( v−b )=RΘ
2

Tentukanlah:
a. Volume titik kritik nya (vc)
b. Suhu titik kritik nya (θc)?
c. Tekanan titik kritik nya (Pc)?
PC v c
Rθc
d. Nilai : ?
Jawab:

( P+ va )( v−b )=Rθ
2
P=
( v−b


v )
a
2

a. Karena , maka :

Lalu :
∂P
∂V ( )
T
=0
dan
∂2 P
∂V 2
=0
( )
( )
∂P
∂V T
=−

2
( v−b ) v
2a
+ 3 =0

lalu ( v−b )
(2
2a
= 3
v )
( )
∂2 P
2
=
2 Rθ 6 a
∂ v T ( v−b ) 2
− 4 =0
v

lalu ( v−b )
2
=
3a
v3
Pada titik kritis berarti :
v=vc ; θ=θc; P=PC,
maka pemecahan di atas dibagi saja menjadi :
Rθ 3a 1 3
= ⇒ = ⇒2 v =3 v−3 b
( v−b )3 v 4 v−b 2 v
Rθ 2a
( v−b )2 v3
v =v c =3 b
b. Mencari nilai θc; hasil vc disulihkan ke dalam persamaan
2 2
R 2a 2 a ( v−b ) 2 a ( 3−b )
= ⇒θ= =
( v−b )2 v 3 v3 R ( 3 b )3 R
8a
θ=θ c=
27 Rb
c. Mencari nilai Pc; hasil vc dan θc disulihkan kedalam persamaan

21
PC =
RθC a
− =
R
27
8a
bR

( a ) =
8a
27 b a
− 2=
8a a
− 2=
2a
v c −b v 2 3 b−b ( 3 b) 2 2 b 9b 54 b 2
9 b 54 b2
c

a
Pc =
27 b2
Pc vc
RT
C
d. Mencari nilai ; hasil vc, θc, Pc disulihkan
a a
3b
PC 27 b2 9b
= = =
RθC 8a 8a
R
27 bR 27 b
Pc vc 3
=
Rθc 8

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kata termodinamika berasal dari bahasa Yunani therme berarti kalor dan
dymanics berarti kakas. Jadi termodinamika berarti kemampuan benda panas
menghasilkan usaha/kerja. Namun sekarang ini pengertian termodinamika telah
berkembang, termodinamika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari energy beserta
perubahannya dan hubungan antara sifat-sifat (properties) fisis materi. Hubungan
antara kedua pandangan itu terletak pada kenyataan bahwa beberapa sifat yang
terukur langsung, yang perinciannya meliputi pemerian makroskopik, sebenarnya
rata-rata terhadap selang waktu tertentu dari sejumlah besar ciri khas mikroskopik.
Hukum yang memiliki dua konsep dimunculkan sejak era mekanika klasik
yang pertama kali dirumuskan oleh alkemis. teolog, ahli fisika dan matematika Isaac
Newton berkaitan dengan hukum gerak tubuh makroskopik kecepatan cahaya c.

22
Hukum termodinamika kedua terdapat dua pernyataan yang sering
dipergunakan dalam termodinamika teknik adalah pernyataan Clausius dan Kelvin-
Planck. Pernyataan Clausius dipilih sebagai titik tolak dalam pembelajaran hukum
kedua beserta konsekuensinya karena sesuai dengan pengalaman sehingga mudah
diterima.
3.2 SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok pembahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah,Is. 2015. Kimia Fisika. Yogyakarta: Deepublish.


Michael M.Abbot dan Hendrick C. Van Ness. 1994. Teori dan Soal-soal
Termodinamika Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sudjito, Saifuddin Baedoewie dan Agung Sugeng. Diktat Termodinamika Dasar.
Jakarta: Graha Ilmu.
Sulistiati, Ainie Khuriati Riza. 2013. Termodinamika. Graha Ilmu; Yogyakarta.
Zemansky Mark W. dan Richard H. Dittman. 1986. Kalor dan Termodinamika.
Bandung: ITB Bandung.

24

Anda mungkin juga menyukai