“Termodinamika”
DISUSUN
OLEH :
Haikal 2011040003
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berkat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Termodinamika” tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta
berharap agar makalah ini dapa bermanfaat bagi semua kalangan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan 22
3.2 Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Termodinamika ?
2. Apa hubungan makroskopik dengan mikroskopik?
3. Bagaimana hukum pertama termodinamika ?
4. Bagaimana hukum pertama termodinamika ?
1. Definisi termodinamika
2. Hubungan makroskopik dengan mikroskopik
3. Hukum pertama dan kedua termodinamika
2
BAB II
PEMBAHASAN
- Komposisi
- Volume system
- Tekanan gas
- Temperature
3
Sebagai system, isi sebuah silinder mesin mobil. Analisis kimia
menunjukkan bahwa sebelum pembakaran silinder berisi campuran
hidrokarbon dan udara, dan setelah campuran terbakar terdapat hasil bakar
yang dapat diberikan dengan berbagai senyawa kimia tertentu. Pernyataan
mengenai jumlah isi zat ini merupakan pemberian komposisi system itu. Pada
setiap saat, system yang komposisinya baru saja diberikan menempaiti volum
yang ditentukan oleh kedudukan piston. Volumnya dengan mudah dapat
diukur di laboratorium, volumnya secara otomatis dicatat dengan peranti yang
digandengkan dengan piston. Kuantitas lain yang tidak bias disingkirkan
dalam pemberian system ialah tekanan gas dalam silinder. Setelah campuran
terbakar tekanan menjadi sangat besar; setelah pembuangan hasil bakar,
tekanan menjadi kecil. Di dalam laboratorium, perubahan tekanan diukur
dengan sukat tekanan yang mencatatnya secara otomatis keteka mesin bekerja.
Akhirnya ada satu kuantitas yang diperlukan, tanpa ini kita tidak memiliki ide
yang cukup mengenai operasi mesin itu. Kuantitas ini adalah temperature.
Dalam banyak keadaan, temperature dapat diukur sesederhana kuantitas lain.
4
sejumlah besar ciri khas mikroskopik. Contohnya kuantitas makroskopik
tekanan adalah perubahan momentum rata-rata yang ditimbulkan oleh
tumbukan molekuler pada bidang yang luasnya satu satuan. Namun, tekanan
adalah sifat yang dapat dirasakan oleh indra kita. Kita merasakan efek dari
tekanan. Tekanan dialami, diukur, dan dipakai lama sebelum fisikawan
mempunyai alas an untuk percaya adanya dampak molecular. Jika teori
molekolar diubah, konsep tekanan akan tetap bertahan dan akan tetap berarti
sama untuk setiap orang yang normal. Disinilah letak perbedaan yang penting
antara pandangan makroskopik dan mikroskopik. Beberapa sifat makroskopik
yang terukur, sama meyakinkan seperti indra kita sendiri. Sifat ini tidak
berubah selama indra kita tetap sama.
5
Gambar 1.2 Sistem terbuka, tertutup dan terisolasi
6
2.5 Hukum Pertama Termodinamika
F=m.a
Perubahan energi didalam suatu sistem merupakan hal yang menjadi topik
utama dalam hukum pertama termodinamika. Prinsip termodinamika ini disebut juga
sebagai hukum konservasi energi yakni energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan namun hanya dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lain. Sebagai
contoh, kipas angin bekerja secara mekanis. Adanya energi yangmenggerakkan
baling-baling kipas bersumber dari energi listrik, dan energi listrik yang digunakan
berasal dari pembagkit listrik. Artinya gerakan mekanis merupakan bentuk lain dari
energi yang diambil dari sumber energy listrik.
Energi dapat berada dalam bentuk termal, mekanis, kinetik, potensial, elektri,
kimia, nuklir dan jenis lain yang dalam konservasinya dapat dinyatakan dalam bentuk
energi total sistem. Dalam analisis termodinamika sering kali energi dikalsifikasikan
kedalam dua kelompok yakni kelompok makroskopis dan kelompok mikroskopis.
Bentuk makrokopis dari energi berkaitan dengan energy kinetic dan potensial,
sedangkan bentuk mikrokopis dari energi berkaitan dengan struktur molekul, aktivitas
ion dan aspek-aspek lain yang mempengaruhi energi. Jumlah dari keseluruhan bentuk
mikrokopis dari energi dalam suatu sistem disebut sebagai energi internal dan diberi
notasi U.
7
Gambar 1.4 Ilustrasi energy potensial (EP) dan energy kinetic (EK)
Terminologi energi dinyatakan pertama kali oleh Loar Kevin pada 1852.
Simbol U untuk energi internal dikemukana oleh Rudolph Clausius dan William
Rankine pada pertengahan abad 19. Ilustrasi yang mudah digunakan untuk
menggambarkan konserversi energi adalah perubahan energi kinetik dan energi
potensial sebagimana diilustrasikan pada gambar 1.4.
Gambar 1.5 merupakan gambar skema didalam sebuah termos air. Jika
yang menjadi perhatian kita adalah air dan uapnya yang berada didalam
termos, maka seluruh komponen didalam wilayah didalam termos merupakan
sistem. Seluruh bagian termos adalah semesta ( universe ). Batas sistem
dinyataakan dengan garis hitam putus-putus, dan yang dimaksud dengan
lingkungan adalah seluruh bagian selain sistem didalam semesta.
8
Hukum pertama termodinamika dinyatakan sebagai hukum kekekalan
energi, energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan hanya dapat
diubah dari satu bentuk ke bentuk lainya. Dalam persamaan matematis, dalam
sistem tertutup perubahan energi internal (dU) dapat dinyatakan sebagai
perubahan kerja (dw) dan perubahan kalor (dq).
dU = dq + dw
contoh serupa adalah perubahan energi internal, perubahan fungsi Gibls dan
perubahan entalpi :
d (huruf kecil) dapat digunakan untuk menyatakan perubahan yang revensibel (tak
terhingga pelan) dan simbol delta ( ∆ ¿ dapat digunakan untuk menyatakan perubahan
yang tidak revensibel. Sebaliknya fungsi jalan adalah fungsi yang tergantung
bagaimana dia diproses atau bagaimana mencapai suatau keadaan akhir. Seagai
contoh kerja adalah fungsi jalan sehingga secara matematis:
dW ≠ Wakhir ̶ Wawal
dq ≠ qakhir ̶ qawal
9
untuk suatu fungsi jalan, simbol delta ( ∆ ¿ yang umumnya digunakan untuk
menyatakn selisih keadaan awal dan akhir atau perubahan inversibel tidak dapat
digunakan.
Gambar 1.6 Proses dapat balik (1-2) dan tidak dapat balik (3-4)
dU = dq + dw
10
Jika dari suatu sistem terjadi perubahan energy internal, maka perubahan itu
dapat diwujudkan dalam perubahan kalor (dq) dan perubahan kerja (dw) atau salah
satu diantara. Dimulai dari perubahan kerja (dw) :
dw = -pdV (1.5)
v2
∫ − pdV
dw = v 2 (1.6)
Sebagai contoh jika di dalam suatu tabung dengan tekanan dan volume tertentu
mengalami ekspansi (pemuaian) sehingga volumenya meningkat dengan kondisi
tekanan konstan (tetap) sebagaimana diilustrasikan pada gambar 1.7
11
keluar atau yang diserap oleh masing-masing benda tergantung pada suatu
konstanta yang kita sebut sebagai kapasitas panas atau kapasitas panas
spesifik, c1 dan c2 untuk masing-masing benda. Oleh karena itu T2 >T1 maka
panas mengalir dari benda 2 ke benda 1 dan besarnya adalah:
besarnya kalor yang dilepaskan oleh benda 2 sama dengan kalor yang diterima oleh
benda 1 untuk mencapai kondisi akhir/kesetimbangan.
Jika suatu benda diketahui kapasitas panasnya dan perubahan temperaturnya, maka
perubahan kalor yang dialami oleh benda dapat dinyatakan sebagai :
dq = m CP. ΔT (1.7)
dengan CP adalah suatu kapasitas panas yang bernilai konstan, m dan ΔT berturut-
∫
dq = m CP(T)dT (1.8)
Jika perubahan berlangsung di dalam sistem tertutup dari temperatur T 1 menuju T2,
maka besarnya perubahan kalor adalah :
T2
∫ C p (T )dT
dq = m T 1 (1.9)
12
Dengan menggunakan prinsip ini pada kondisi sistem tertutup, perubahan kalor
merupakan perubahan fisik atau perubahan kimia dapat digunakan untuk menentukan
perubahan entalpi berdasarkan pendekatan :
dU = dq + dw (1.10)
dU = dq –d(pV) (1.11)
dq = dU + d(pV) (1.12)
Jika suatu reaksi atau suatu perubahan fisik berlangsung didalam termostat,
maka panas yang dilepaskan atau yang diserap oleh perubahan akan diserap pula oleh
seluruh zat didalam kalorimeter itu sendiri.
Jika perubahan berlangsung pada suatu gas pada tekanan konstan, maka besarnya
perubahan kalor:
dp = CpdT (1.13)
Untuk suatu gas ideal,besarnya kedua kapasitas panas tersebut saling berkaitan.
Kapasitas panas pada volume konstan (Cv) diperoleh dari perubahan energi
internal pada perubahan temperatur, sementara definisi kapasitas panas pada tekanan
konstan (Cp) diperoleh dari definisi perubahan enthalpy pada perubahan temperatur:
13
dV
Cv = ( dT )V (1.14)
dH
Cp = ( dT )p (3.15)
Dengan mengambil definisi enthalpi yang telah diuraikan pada sub bab perubahan
kalor :
H = U + pV
Maka
dH = dU+ d(pV)
dengan mensubsitusikan : pV = nRT dan dan menguraikan perubahan masing-masing
parameter pada perubahan temperature dapat dinyatakan sebagai :
( dH
dT )
p=(
dT )
dV
v + nR
Sehingga
Cp-Cv = nR
Bahwa hubungan ini berlaku untuk gas ideal.
14
Pernyataan Clausius untuk hukum kedua menegaskan bahwa: adalah
tidak mungkin bagi system apapun untuk beroperasi sedemikian rupa
sehingga hasil tunggalnya akan berupa suatu perpindaha kalor benda yang
lebih dingin ke benda yang lebih panas.
15
tetap akan konstan selama kedua fasa tersebut ada bersamaan. Sifat ekstensif
suatu reservoir termal seperti energy dalam, dapat berubah pada interaksi
dengan system lainnya walaupun temperature reservoir tersebut tetap konstan.
16
suatu reservoir termal tunggal. Pernyataan ini hanya menolak kemungkinan
tersebut, apabila sistemnya menjalani sebuah siklus termidinamika.
17
Y =Y (X 1 , X 2 ,… , X n)
maka pernyataan diferensial (3.1) dikatakan menjadi eksak, dan dapat menulis
dY =
( ) ( )
∂Y
∂ X1
dX 1 +
∂Y
∂X2
dX 2+ …+
∂Y
∂ Xn ( )
dX n ≡ ∑
∂Y
∂ Xj
dX i
( )
dengan subskrip X, pada turunan parsial menunjukkan bahwa semua X, dijaga
konstan. Karena X, bebas, persamaan terakhir ini (3.2) dapat kita samakan suku untuk
memberikan
C 1=
( ∂∂XY ) … , C =( ∂∂XY )
1
n
n
atau ( ∂∂ xy )
C 1=
i
Dalam (3.2), setiap C, dan X, yang bersesuaian dengannya dikatakan konjugat satu
sama lain.
Jika Y dan turunannya kontiniyu, maka untuk sembarang pasangan variabel
bebas Xk dan Xl punya persyaratan matematis yaitu
∂2 y ∂2 y
=
∂ Xk ∂ Xl ∂ Xl ∂ Xk
Atau
( )( )
∂C l
∂ Xk
=
∂ Ck
∂ Xl
18
(3.4) digunakan tidak untuk menguji keeksakan tapi untuk menyediakan hubungan-
hubungan termodinamika tambahan. Jadi dari (2.6) kita berkesimpulan
( ∂∂TV )=( ∂∂ PS )
Beberapa diferensial-diferensial tertentu dalam termodinamika tidak eksak. Contoh
persamaan
δQ πy =dU +Pdv
Menyatakan hukum pertama untuk sistem PVT yang menjalani proses reversibel.
Qπv
diperlihatkan bahwa bukan merupakan fungsi keadaan. Bila U dianggap sebagai
dU = ( ∂U
∂V ) dV +(
T ∂T )
∂U
dT
V
( ) ( ) ( )
2 2
∂M ∂U ∂P ∂N ∂U
= + =
∂ T V ∂ T ∂V ∂ T V ∂V T ∂V ∂T
(𝛛P/𝛛T)v dikenal dari eksperimen secara umum tidak sama dengan nol, maka (3.4)
19
∂Q πv Qπv
tidak terpenuhi jadi bukan sebuah diferensial eksak, dan bukan sebuah
fungsi keadaan, tanda δ digunakan oleh Q secara khusus untuk menegaskan kenyataan
ini.
1. Kapasitas kalor molar suatu logam pada suhu rendah bervariasi terhadap suhu
menurut persamaan :
a 3
c= θ +bθ
Θ3
Dengan a, b, Ө tetapan. Berapakah banyaknya kalor per mol dipindahkan
selama berlangsungnya proses sehingga suhunya berubah dari 0,01 Ө menjadi
0,02 Ө ?
Jawab :
a 3
c= θ +bθ
Diketahui : Θ3
θ2 θ2
Karena
Q=∫ cd θ=∫
θ1 θ1
( Θa θ + bθ )dθ
3
3
( ) ( )
θ2 0, 02 Θ
a 4 b 2 a 4 b 2
Q= θ + θ ⇒ Q= θ + θ
4 Θ3 2 θ1 4 Θ 3 2 0, 01 Θ
Q=
( a
4Θ 3
[ ( 0 , 02Θ ) 4
− ( 0 , 01Θ ) 4
] +
b
2
[ ( 0 , 02Θ )2 −( 0 , 01 Θ )2 ]
)
Q=( 3 , 75×10−8 aΘ+1,5×10−4 bΘ 2 )
( )
∂P
∂V T
=0
dan
( ) ∂2 P
∂V 2 T
=0
Diketahui persamaan van der waals dirumuskan dalam persamaan (2.2) bab 2
yang terdahulu:
20
( p+ va )( v−b )=RΘ
2
Tentukanlah:
a. Volume titik kritik nya (vc)
b. Suhu titik kritik nya (θc)?
c. Tekanan titik kritik nya (Pc)?
PC v c
Rθc
d. Nilai : ?
Jawab:
( P+ va )( v−b )=Rθ
2
P=
( v−b
Rθ
−
v )
a
2
a. Karena , maka :
Lalu :
∂P
∂V ( )
T
=0
dan
∂2 P
∂V 2
=0
( )
( )
∂P
∂V T
=−
Rθ
2
( v−b ) v
2a
+ 3 =0
Rθ
lalu ( v−b )
(2
2a
= 3
v )
( )
∂2 P
2
=
2 Rθ 6 a
∂ v T ( v−b ) 2
− 4 =0
v
Rθ
lalu ( v−b )
2
=
3a
v3
Pada titik kritis berarti :
v=vc ; θ=θc; P=PC,
maka pemecahan di atas dibagi saja menjadi :
Rθ 3a 1 3
= ⇒ = ⇒2 v =3 v−3 b
( v−b )3 v 4 v−b 2 v
Rθ 2a
( v−b )2 v3
v =v c =3 b
b. Mencari nilai θc; hasil vc disulihkan ke dalam persamaan
2 2
R 2a 2 a ( v−b ) 2 a ( 3−b )
= ⇒θ= =
( v−b )2 v 3 v3 R ( 3 b )3 R
8a
θ=θ c=
27 Rb
c. Mencari nilai Pc; hasil vc dan θc disulihkan kedalam persamaan
21
PC =
RθC a
− =
R
27
8a
bR
−
( a ) =
8a
27 b a
− 2=
8a a
− 2=
2a
v c −b v 2 3 b−b ( 3 b) 2 2 b 9b 54 b 2
9 b 54 b2
c
a
Pc =
27 b2
Pc vc
RT
C
d. Mencari nilai ; hasil vc, θc, Pc disulihkan
a a
3b
PC 27 b2 9b
= = =
RθC 8a 8a
R
27 bR 27 b
Pc vc 3
=
Rθc 8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kata termodinamika berasal dari bahasa Yunani therme berarti kalor dan
dymanics berarti kakas. Jadi termodinamika berarti kemampuan benda panas
menghasilkan usaha/kerja. Namun sekarang ini pengertian termodinamika telah
berkembang, termodinamika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari energy beserta
perubahannya dan hubungan antara sifat-sifat (properties) fisis materi. Hubungan
antara kedua pandangan itu terletak pada kenyataan bahwa beberapa sifat yang
terukur langsung, yang perinciannya meliputi pemerian makroskopik, sebenarnya
rata-rata terhadap selang waktu tertentu dari sejumlah besar ciri khas mikroskopik.
Hukum yang memiliki dua konsep dimunculkan sejak era mekanika klasik
yang pertama kali dirumuskan oleh alkemis. teolog, ahli fisika dan matematika Isaac
Newton berkaitan dengan hukum gerak tubuh makroskopik kecepatan cahaya c.
22
Hukum termodinamika kedua terdapat dua pernyataan yang sering
dipergunakan dalam termodinamika teknik adalah pernyataan Clausius dan Kelvin-
Planck. Pernyataan Clausius dipilih sebagai titik tolak dalam pembelajaran hukum
kedua beserta konsekuensinya karena sesuai dengan pengalaman sehingga mudah
diterima.
3.2 SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok pembahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
24