NAMA MAHASISWA :
NI LUH PUTU SUARTINI (1813031012)
NI PUTU ARINKA RISKY CHRISNA DEWI (1813031005)
KELOMPOK :I
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2020
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas Telaah Kimia SMA II yang berjudul:
“ENERGITIKA”
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Tanpa bimbingan Tuhan dan orang-orang di sekitar kami, mungkin
makalah ini tidak akan selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, mohon
dimaklumi, dan harapan kami semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN MUKA
PRAKATA..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Energitika Kimia....................................................................................3
2.2 Reaksi Eksoterm dan Endoterm..............................................................................4
2.3 Hukum I Termodinamika Kimia.............................................................................8
2.4 Jenis-jenis Entalpi Standar.......................................................................................11
2.5 Penentuan Perubahan Entalpi..................................................................................14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................26
3.2 Saran........................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
LIST PERTANYAAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3 1 Menjelaskan dan mendeskripsikan energitika kimia
1.3 2 Menjelaskan dan mendeskripsikan terjadinya reaksi eksoterm dan
endoterm
1.3 3 Menjelaskan dan mendeskripsikan penerapan Hukum I
Termodinamika Kimia
1.3 4 Menjelaskan dan mendeskripsikan jenis-jenis entalpi standar
1.3 5 Menjelaskan dan mendeskripsikan besarnya perubahan entalpi
1.4 Manfaat
1.4 1 Bagi Penulis
Adapun manfaat yang didapat oleh Penulis dari makalah ini yaitu
untuk dapat menambah pengetahuan sekaligus
menjelaskan/mendeskripsikan tentang energitika, reaksi eksoterm
dan endoterm, Hukum I termodinamika kimia, jenis-jenis entalpi
standar dan cara penentuan besarnya perubahan entalpi.
1.4 2 Bagi Pembaca
Adapun manfaat yang didapat oleh Pembaca setelah membaca
makalah ini yaitu Pembaca dapat menambah pengetahuannya
tentang energitika, reaksi eksoterm dan endoterm, Hukum I
termodinamika kimia, jenis-jenis entalpi standar dan cara
penentuan besarnya perubahan entalpi.
BAB II
2
PEMBAHASAN
3
2.2 Reaksi Eksoterm dan Endoterm
4
Contoh:
Air panas dalam gelas terbuka. Jika air tersebut didiamkan
beberapa saat maka air tersebut menjadi dingin, dapat mengalami
pertukaran materi dan energi.
b. Sistem tertutup
Adalah suatu sistem yang dapat mengalami pertukaran energi atau
kalor dengan lingkungan sekitarnya, tetapi tidak dapat mengalami
pertukaran materi.
Contoh:
Mengamati perubahan panas pada gelas yang tertutup. Pada
keadaan itu materi tidak dapat keluar atau masuk gelas, karena
gelas dalam keadaan tertutup, tetapi energi atau panasnya tetap
dilepas ke lingkungan. Hal ini ditandai dengan panas yang
menempel pada dinding gelas saat di pegang atau sebaliknya energi
panas dapat dialirkan ke dalam sistem tersebut dengan cara
dipanaskan di atas nyala api.
c. Sitem tersekat atau terisolasi
Adalah suatu sistem yang tidak mengalami pertukaran baik materi
maupun kalor dengan lingkungan sekitarnya.
Contoh:
Air dalam botol termos yang ideal. Air panas yang disimpan dalam
termos diharapkan tidak mengalamin perubahan panas dan volume
air tidak berkurang. Dengan demikian, baik benda maupun energi
panas tidak mengalami perubahan.
5
Gambar sistem termodinamika
6
CH 4 ( g) +2 O2 (g ) → CO2 ( g) +2 H 2 O+ panas
Menyalakan api unggun
Reaksi antara kalsium (CaO) dan air
CaO+ H 2 O →Ca(OH )2 + panas
2) Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi kimia yang menyerap kalor
(menerima kalor). Perpindahan kalor terjadi dari lingkungan
menuju sistem sehingga entalpi bertambah. Oleh karena iru
entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpri reaktan (HR).
Akibatnya perubahan entalpi (ΔH) yaitu selisih antara entalpi
produk dengan entalpi reaktan bertanda positif.
∆ H =H p−H R >0 ( bertanda positif )
Contoh:
Reaksi mencairnya es dalam suatu wadah
H 2 O (s) → H 2 O(l) ∆ H =+6,02 kJ
Proses fotosintesis tumbuhan
7
Hukum I termodinamika ini merupakan bentuk lain dari kekekalan
energi. Hukum ini menggambarkan percobaan yang menghubungkan usaha
yang dilakukan pada sistem (W), panas yang ditambahkan atau dikurangi
pada sistem (Q) dan energi dalam pada sistem (U). Hukum I Termodinamika
berbunyi:
“Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi
hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk energi yang lain.”
Dinyatakan dalam persamaan sebagai:
∆U = Q - W
Q = Kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sistem
∆U = Perubahan energi dalam sistem
W = Kerja yang dilakukan sistem
Persamaan ini menyatakan bahwa energi dalam sistem berubah sebesar ∆U
jika sistem menyerap atau mengeluarkan sejumlah kalor (Q) dan melakukan
atau menerima sejumlah kerja (W).
Perjanjian tanda yang berlaku untuk persamaan di atas tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Jika sistem melakukan kerja maka nilai W berharga positif
b. Jika sistem menerima kerja maka nilai W berharga negatif
c. Jika sistem melepas kalor maka nilai Q berharga negatif
d. Jika sistem menerima kalor maka nilai Q berharga positif
∆U = Q - W
Konversi tanda untuk besaran termodinamika
8
Energi dalam (U) adalah keseluruhan energi potensial dan energi
kinetik zat-zat dalam suatu sistem. Energi dalam merupakan fungsi keadaan
besarnya hanya bergantung pada keadaan sistem. Jika sistem berubah dari
keadaan I (Energi dalam U1) ke keadaan II ((Energi dalam U2), maka
perubahan energi dalam sistem (∆U) adalah:
∆U = U2 – U1
Bila perubahan energi dalam sistem sangat kecil, maka ∆U ditulis
dalam bentuk diferensial dU. Besarnya energi dalam sistem tidak diketahui,
tetapi yang dapat ditentukan melalui eksperimen hanya perubahannya. Sistem
mengalami perubahan energi dalam melalui kalor (panas) dan kerja.
Panas (Q) adalah energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem
sebagai akibat adanya perbedaan suhu antara sistem dan lingkungan. Panas
selalu berpindah dari sistem panas ke sistem dingin. Panas (Q) adalah besaran
aljabar yang dapat berharga positif atau negatif. Panas (Q) positif jika sistem
menyerap panas, dan panas (Q) negatif jika panas keluar sistem. Jumlah
panas yang dipertukarkan antara sistem dan lingkungan bergantung pada
proses. Oleh karena itu, Q bukan fungsi keadaan. Kalor atau panas berbeda
dengan pengertian suhu. Panas merupakan besaran ekstensif, artinya
bergantung pada jumlah zat. Sedangkan suhi adalah besaran intensif, artinya
besarnya tidak tergantung pada jumlah zat.
Kerja (W) adalah bentuk energi bukan kalor/panas, yang
dipertukarkan antara sistem dan lingkungan. Kerja juga merupakan besarkan
aljabar yang dapat berharga positif atau negatif. Kerja (W) positif jika sistem
menerima kerja dari lingkungan (lingkungan melakukan kerja terhadap
sistem) dan kerja (W) negatif bila sistem melakukan kerja terhadap
lingkungan. Kerja yang dilakukan oleh sistem dan lingkungan bergantung
pada proses. Jadi kerja bukan merupakan fungsi keadaan.
Contoh soal:
9
Suatu sistem mengalami proses isobarik. Pada sistem dilakukan usaha
sebesar 200 J. Jika perubahan energi dalam sistem ∆U dan kalor yang
diserap sistem 300 J, berapa besar ∆U?
Diketahui:
W = -200 J(dilakukan usaha)
Q = 300 J (menyerap panas)
∆U =……………………….?
Jawab:
∆U = Q – W
∆U = 300 – (-200)
∆U = 500 J
Jadi besarnya perubahan energi dalam sistem adalah 500 J
c. Proses Isobarik
10
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan
tetap konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Hal ini
disebabkan karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan
usaha (W = p∆V). Kalor ini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada
tekanan konstan Qp. Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan
energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas pada volume
konstan (QV =∆U).
Di bawah ini, usaha gas dapat dinyatakan sebagai:
W = Qp – QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai
selisih energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp)
dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume konstan (QV).
d. Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap)
ataupun keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian,
usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan energi dalamnya
(W = ∆U).
2.4 Jenis-jenis Entalpi Standar
Entalpi adalah banyaknya energi yang dimiliki sistem (U) dan kerja
(PV) sehingga dapat dituliskan:
H = U + PV
Perubahan entalpi adalah kalor reaksi dari suatu reaksi pada tekanan tetap.
Dalam pengukuran harus dilakukan pada suhu serta tekanan tertentu. Menurut
para kimiawan, suhu 25oC (298K) dan tekanan 1 atm adalah ukuran yang
tepat untuk menilai entalpi.
Suatu perubahan entalpi yang diukur dengan ukuran standar akan
disebut perubahan entalpi standar. Satuannya adalah kilo Joule (kJ) dalam
Sistem Internasional (SI). Entalpi molar = perubahan entalpi tiap mol zat
(kJ/mol). Ada beberapa jenis perubahan entalpi standar , yaitu:
1. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( ∆ H ¿ ¿ f o )¿
Panas pembentukan atau entalpi pembentukan ( ∆ H f ) adalah
banyaknya panas yang diserap atau dilepaskan untuk membentuk 1
11
mol senyawa dari unsur-unsurnya. Panas pembentuk standar atau
entalpi pembentukan standar ¿ ¿) adalah perubahan panas
pembentukan yang diserap atau dilepaskan pada pembentukan 1 mol
senyawa dari unsur-unsurnya pada suhu dan keadaan standar. Jika
dilakukan pengukuran pada keadaan standar (tekanan 1 atm dan suhu
25oC (298K)).
Contoh:
Pada panas pembentukan standar Natrium Klorida (NaCl)
membebaskan panas sebesar 401,9 kJ/mol.
1
Na( s ) + Cl → NaCl(s) ( ∆ H ¿ ¿ f o )¿ = -401,9 kJ/mol
2 2( g )
12
keadaan standar. Jika dilakukan pengukuran pada keadaan standar
(tekanan 1 atm dan suhu 25oC (298K)).
Contoh:
Pada panas pembakaran unsur karbon
C (s ) + O 2 ( g) → CO 2(s) ( ∆ H ¿ ¿ co ) ¿= -393,5 kJ/mol
( ∆ H ¿ ¿ co ) ¿= -12 kJ/mol
13
Contoh:
Pada penguapan air
H 2 O (l)→ H 2 O (g) ( ∆ H ¿ ¿ vapo ) ¿= +44
kJ/mol
14
dan kapasitas kalor, penentuan ΔH reaksi menggunakan kalorimeter tekanan
tetap dan penentuan ΔH reaksi menggunakan kalorimeter bom), perhitungan
ΔH reaksi menggunakan Hukum Hess, perhitungan ΔH reaksi berdasarkan
data ΔH pembentukan standar dan perhitungan ΔH reaksi menggunakan data
energi ikatan.
15
sistem ke lingkungan dan sebaliknya. Kalorimeter dilengkapi
dengan termometer untuk mengukur perubahan suhu sistem.
16
Angka tersebut menunjukan kalor reaksi untuk 0,05 mol nikel.
Perubahan entalpi untuk 1 mol nikel adalah:
∆ H =−20 kJ =400 kJ mol−1
0,05 mol
Jadi, kalor reaksi dari
¿(s) +CuSO 4 → NiSO4 (aq) +Cu(s) adalah−400 kJ mol−1
Dalam penentuan entalpi reaksi dengan metode
kalorimetri, perlu diketahui istilah “harga air kalorimeter”. Yang
dimaksud dengan harga air kalorimeter adalah banyaknya panas
yang diperlukan untuk menaikkan satu satuan derajat suhu
kalorimeter tersebut. Jika bahan dari kalorimeter diketahui, yang
dimaksudkan dengan harga air tersebut sama dengan kapasitas
panas dari kalormeter tersebut.
Desain dari suatu contoh kalorimeter yang biasa
digunakan untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi
pembakaran ditunjukkan pada gambar. Kalorimeter seperti itu
biasa juga disebut kalorimeter bom. Kalorimeter sederhana
dapat disusun dari dua buah gelas plastik. Plastik merupakan
bahan non-konduktor, sehingga jumlah kalor yang diserap atau
yang berpindah ke lingkungan dapat diabaikan. Jika suatu reaksi
berlangsung secara eksoterm maka kalor sepenuhnya akan
diserap oleh larutan di dalam gelas. Sebaliknya, jika reaksi yang
berlangsung tergolong endoterm, maka kalor itu diserap dari
larutan di dalam gelas. Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah
kalor yang diserap atau yang dilepakan larutan, sedangkan kalor
yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.
q reaksi=−qlarutan
Contoh:
Sebanyak 7,5 garam kristal LiOH ditambahkan ke dalam
kalorimeter yang berisi 120 gram air. Setelah kristal LiOH itu
larut, ternyata suhu kalorimeter beserta isinya naik dari 23,25℃.
Tentukanlah entalpi pelarutan LiOH dalam air!
17
−¿¿
Diketahui:
Kalor jenis larutan = 4,2 J . g−1 . ℃−1
Kapasitas kalor kalorimeter = 1 1,7 J . ℃−1 ; Mr LiOH = 24.
Ditanya:
Entalpi pelarutan LiOH dalam air = …?
Jawab :
q reaksi=−qlarutan
q larutan=m. c . ∆ T
= (120 + 7,5) g x 4,2 J . g−1 . ℃−1 x (34,9 – 23,25)℃
= 6238,6 J
q kalorimeter=C . ∆ T
= 11,7 J .℃ −1 x (34,9 – 23,25)℃
= 136,3 J
Jadi, q reaksi = -(6238,6 + 136,3)J = -6374,9 J.
18
ΔT = perubahan suhu (℃atau K)
Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan
rumus:
qbom = Cbom x ΔT
Keterangan:
Cbom = kapasitas kalor bom (J /℃) atau (J / K)
ΔT = perubahan suhu (℃ atau K)
Reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung
pada volume tetap (ΔV = nol). Oleh karena itu, perubahan kalor
yang terjadi di dalam sistem = perubahan energi dalamnya.
ΔE = q + w dimana w = – P. ΔV (jika ΔV = nol maka w = nol)
maka:
ΔE = qv
Contoh:
Suatu kalorimeter bom berisi 250 mL air yang suhunya 25℃,
kemudian dibakar 200 mg gas metana. Suhu tertinggi yang
dicapai air dalam kalorimeter = 35℃. Jika kapasitas kalor
kalorimeter = 75 J / ℃ dan kalor jenis air = 4,2 J / g.℃,
berapakah ΔHc gas metana?
Jawab:
qair = m x c x ΔT
= (250) x (4,2) x (35 – 25)
= 10.500 J
qbom = Cbom x ΔT
= (75) x (35 – 25)
= 750 J
qreaksi = – (qair + qbom)
qreaksi = – (10.500 J + 750 J)
= – 11.250 J = – 11,25 kJ
200 mg CH4 = 0,2 g CH4 = ( 0,2 / 16 ) mol = 0,0125 mol
ΔHc CH4 = (–11,25 kJ / 0,0125 mol) = – 900 kJ / mol (reaksi
eksoterm)
19
2) Perhitungan ΔH reaksi menggunakan Hukum Hess
Perhitungan perubahan entalpi pada suatu reaksi dari data
entalpi reaksi yang berhubungan dilakukan menggunakan Hukum
Hess. Hukum Hess dikemukakan oleh Germain Henry Hess (1802-
1850), seorang ahli kimia berkebangsaan Swiss. Hukum ini sangat
berguna karena kenyataannya tidak semua reaksi ditentukan dengan
eksperimen. Menurut Hukum Hess:
“Kalor reaksi yang dibebaskan atau diperlukan dalam suatu
reaksi tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya
bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi”
20
bertingkat nilai entalpi reakis dinyatakan dalam skala, sedangkan
tanda entalpi reaksi dinyatakan dengan arah panah. Panah arah ke atas
diberi tanda positif sedangkan ke bawah negatif.
Contoh soal:
Jawab:
Reaksi peleburan es: H2O(s) H2O(l) ; ΔHr = …?
Pada diagram, ΔHf H2O(s) = -584 kJ
ΔHf H2O(l) = -572 kJ
Jadi, untuk reaksi 2H2O(s) 2H2O(l)
ΔH = (-572) – (-584) = 12 kJ
ΔH reaksi untuk melebur 2 mol H2O adalah 12 kJ
Untuk melebur 1 mol H2O, ΔH = 6 kJ
21
(Tanda positif karena arah panah ke atas). Jadi kalor peleburan es
6 kJ/mol.
Contoh soal:
22
Diketahui kalor pembakaran CH3OH(l) = - 638 kJ/mol, kalor
pembentukan CO2(g) dan H2O(l) berturut-turut -394 kJ/mol dan
-286 kJ/mol. Tentukan kalor pembentukan CH3OH(l)
Jawab:
Reaksi pembentukan CH3OH(l)
CH3OH(l) + 3/2 O2(g) CO2(g) + 2H2O(l) ΔHr = -638 kJ
ΔHr = ΔH0f CO2 + 2 ΔH0f H2O – (ΔH0f CH3OH)
-638 kJ/mol = {(-394) + (2 x - 286) kJ/mol} – (ΔH0f CH3OH)
ΔH0f CH3OH = (-966) + (638) kJ/mol = -328 kJ/mol
Jadi, kalor pembentukan CH3OH = -328 kJ/mol
23
penguraian pereaksi) membentuk zat-zat hasil reaksi melalui
pembentukan ikatan baru. Peristiwa pembentukan ikatan
membebaskan sejumlah energi sehingga perubahan entalpi bertanda
negatif. Perhatikan reaksi berikut.
CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(l) ; ΔHr = …?
Reaksi pemutusan ikatan pada CH4 dan 2O2(g) adalah:
Reaksi (1)
H
→ C+ 4 H ; ∆ H 1=4 × E❑ H C H
Reaksi (2)
2 O O 4O ; ΔH2 = 2 × E❑
Reaksi pembentukan ikatan pada senyawa CO2(g) dan 2H2O(l)
adalah:
Reaksi (3)
C + 2O O C O ; ΔH3 = -(2 E❑)
Reaksi (4) : 4H + 2O 2(H O H) ; ΔH4 = -(4 E❑ ¿
24
Secara umum, perhitungan ΔH reaksi menggunakan data energi ikatan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Energi total Energi total
ΔH reaksi= ( pemutu san ikatan )−(
pembentukan ikatan )
Contoh soal:
Diketahui energi ikatan:
C–C = 348 kJ/mol
C=C = 614 kJ/mol
C–H = 413 kJ/mol
C – Cl = 328 kJ/mol
H – Cl = 431 kJ/mol
Tentukan ΔHreaksi C2H4 + HCl C2H5Cl
Jawab:
Struktur ikatan:
Energi total pemutusan ikatan (pereaksi)
4 x EC – H = 4 x 413 kJ/mol = 1652 kJ/mol
1 x EC = C = 1 x 614 kJ/mol = 614 kJ/mol
1 x EH – Cl = 1 x 431 kJ/mol = 431 kJ/mol
Energi total = 2697 kJ/mol
Energi total pemutusan ikatan (hasil reaksi)
5 x EC – H = 5 x 413 kJ/mol = 2065 kJ/mol
1 x EC – C = 1 x 348 kJ/mol = 348 kJ/mol
1 x EC – Cl = 1 x 328 kJ/mol = 328 kJ/mol
Energi total = 2741 kJ/mol
Jadi, ΔH reaksi = energi pemutusan ikatan – energi pembentukan
ikatan
= (2697 - 2741) kJ/mol
= - 44 kJ/mol
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi tentang energitika yang sudah
dijelaskan di atas, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut.
Energitika kimia adalah ilmu yang mempelajari perubahan energi
yang terjadi dalam suatu proses atau reaksi. Energi tersebut dapat mengalami
perubahan sehingga ada yang disebut dengan sistem dan lingkungan. Sistem
adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian sedangkan lingkungan
adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem dan dapat berinteraksi
dengan sistem. Berdasarkan pertukaran energi dan materi yang terjadi, sistem
dibedakan menjadi tiga yakni sistem terbuka, tertutup dan tersekat
Berdasarkan adanya perpindahan energi antara sistem dan lingkungan,
reaksi termokimia dikelompokan menjadi reaksi eksoterm dan reaksi
endoterm. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepas panas sedangkan
reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap panas.
Hukum I termodinamika merupakan bentuk lain dari kekekalan
energi. Hukum ini menggambarkan percobaan yang menghubungkan usaha
yang dilakukan pada sistem (W), panas yang ditambahkan atau dikurangi
pada sistem (Q) dan energi dalam pada sistem (U). Hukum I Termodinamika
berbunyi, Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi
hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk energi yang lain.
Jenis-jenis entalpi standar ada delapan diantaranya, Perubahan Entalpi
Pembentukan Standar ( ∆ H ¿ ¿ f o )¿ , Perubahan Entalpi Penguraian Standar
26
Adapun untuk menghitung besarnya perubahan entalpi dapat
dilakukan dengan beberapa cara seperti, penentuan nilai ΔH reaksi melalui
eksperimen sederhana (kalor jenis air dan kapasitas kalor, penentuan ΔH
reaksi menggunakan kalorimeter tekanan tetap dan penentuan ΔH reaksi
menggunakan kalorimeter bom), perhitungan ΔH reaksi menggunakan
Hukum Hess, perhitungan ΔH reaksi berdasarkan data ΔH pembentukan
standar dan perhitungan ΔH reaksi menggunakan data energi ikatan.
3.2 Saran
3.2 1 Untuk Penulis
Saran yang dapat diberikan untuk penulis yaitu lebih memperbanyak
sumber-sumber pengetahuan agar pengetahuan yang dibangun bersifat
relavan dan dapat dipercaya oleh para pembaca.
3.2 2 Untuk Pembaca
Saran yang dapat diberikan untuk pembaca yaitu lebih berhati-hati
dalam membaca dan memahami setiap pengetahuan yang ada, jika
nantinya terdapat kesalahan agar bisa mengirimkan kritik kepada
penulis.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
LIST PERTANYAAN MATERI ENERGITIKA KIMIA
TELAAH KIMIA SMA II
29
Jawab:
Entalpi adalah banyaknya energi yang dimiliki oleh sistem dan kerja
sedangkan perubahan entalpi adalah kalor reaksi dari suatu reaksi pada
tekanan tetap. Perubahan entalpi terjadi karena adanya perpindahan
energi antara sistem dan lingkungan. Semua senyawa kimia dapat
menyebabkan perubahan entalpi yang bergantung pada jumlah zat yang
direaksikan. Jika pereaksinya semakin banyak, maka perubahan
entalpinya semakin besar.
4. Kadek Dwi Septianingtyas (1813031017)
Jika satu objek menabrak objek lainnya hingga objek tersebut bergerak lalu
melambat atau berhenti secara perlahan, objek manakah yang melakukan
kerja?
Jawab:
Kerja (usaha) adalah sejumlah gaya yang bekera pada benda yang
menyebabkan benda tersebut berpindah sepanjang garis lurus dan searah
dengan arah gaya. Suatu benda dikatakan melakukan kerja apabila benda
tersebut melakukan gaya pada benda lain dan benda lain yang dikenai
berpindah tempat. Jadi, pada pertanyaan ini, objek yang melakukan kerja
adalah objek awal (objek yang menabrak).
5. Dewa Ayu Komang Widi Adnyani (1813031009)
Menurut Hukum Hess perubahan entalpi suatu reaksi tetap sama baik
berlangsung dalam satu tahap maupun dua tahap. Mengapa hal itu bisa
terjadi?
Jawab:
Hal ini disebabkan karena perubahan entalpi suatu reaksi tidak
bergantung pada berapa banyak banyak tahap yang dijalani suatu reaksi
tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir saja. Jika pada
suatu reaksi dan perubahan entalpinya dijumlahkan hasilnya sama, maka
hasil pada suatu tahap sama dengan reaksi pada beberapa tahap.
6. Ni Putu Arinka Risky Chrisna Dewi (1813031005)
Apa yang membedakan antara penentuan perubahan entalpi reaksi
menggunakan kalorimeter tekanan tetap dengan penentuan perubahan entalpi
30
reaksi menggunakan kalorimeter bom, dan mana yang lebih berbahaya
digunakan pada saat penentuan perubahan entalpi reaksi?
Jawab:
Yang membedakan antara penentuan entalpi reaksi menggunakan
kalorimeter tekanan tetap dengan penentuan perubahan entalpi reaksi
menggunakan kalorimeter bom adalah jenis reaksi yang terjadi. Pada
kalorimeter tekanan tetap reaksi yang terjadi adalah reaksi penetralan,
pelarutan dan pengendapan sedangkan pada kalorimeter bom reaksi yang
terjadi adalah reaksi pembakaran. Antara kalorimeter tekanan tetap dan
kalorimeter bom, keduanya tidak ada yang berbahaya karena keduanya
sudah mempunyai reaksi masing-masing dalam pengkuran perubahan
entalpi.
7. Khairun Nissa (1813031013)
Berdasarkan kesepakatan bahwa Entalpi pembentukan standar setiap unsur
dalam bentuknya yang paling stabil adalah nol. Contohnya pada oksigen.
Entalpi pembentukan standar molekul oksigen (O2) dalam suhu 25℃ 1 atm
lebih stabil (ΔHf = 0, dibandingkan dengan alotropi oksigen oksigen yakni
ozon (ΔHf ≠ 0). Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Jawab:
Hal ini dapat terjadi karena molekul oksigen ternasuk unsur bebas
sehingga entalpi pembentukan standarnya sama dengan nol sedangkan
pada alotropi oksigen yaitu ozon termasuk senyawa sehingga entalpi
pembentukan standarnya tidak sama dengan nol.
8. Anak Agung Istri Pradnyawati Semari (1813031014)
Mengapa dalam proses isokhorik gas harus berada dalam volume konstan dan
tidak melakukan usaha?
Jawab:
Pada proses isokhorik atau volume konstan, tidak ada kerja yang
diberikan atau dihasilkan oleh sistem karena volume awal dan akhir
proses sama, sehingga perubahan volume (dV) adalah nol. Pada proses
isokhorik semua kalor yang diberikan diubah menjadi energi dalam
sistem.
31
9. Ni Ketut Devi Puspasari (1813031016)
Mengapa hanya kalorimeter bom yang dikhususkan untuk menentukan kalor
dari reaksi-reaksi pembakaran? Apakah ada kalorimeter lain selain itu?
Jawab:
Khusus untuk reaksi pembakaran hanya digunakan kalorimeter bom
karena pada prinsipnya kalorimeter bom bekerja pada sistem terisolasi,
dimana tidak ada perpindahan baik energi maupun massa. Reaksi yang
terjadi di dalam calorimeter bom akan menghasilkan kalor dan akan
diserap oleh air dan bom pada suhu yang sama yang ditunjukan dengan
adanya kenaikan suhu air yang terbaca oleh termometer. Oleh karena itu,
tidak ada kalor yang terbang ke lingkungan sehingga kalor reaksi sama
dengan kalor yang diserap oleh air dan bom.
10. Idawati (1813031015)
Jelaskan bagaimana manfaat hukum termodinamika III dalam perhitungan
nilai entropi?
Jawab:
Pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut (hukum
termodinamika III), semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan
mendekati nilai minimum karena pada keadaan nol absolut setiap atom
berada pada posisis yang pasti dan memiliki energi dalam yang terendah.
Suatu kristal sempurna pada nol mutlak mempunyai keteraturan
sempurna, jadi entropinya adalah nol.
11. Ingrit Lumban Batu (1813031006)
Tolong sebutkan dan jelaskan satu contoh pengaplikasian hukum lll
termodinamika!
Jawab:
Hukum Termodinamika III jarang ditemui dalam kehidupan sehari-hari,
karena kita jarang menemui situasi suhu -273,15℃ atau 0 K. Namun
suhu ini berperan penting sebagai acuan perhitungan, seperti:
1. Penggunaan skala Kelvin
2. Perhitungan termodinamika pada gas ideal
32
3. Penyelidikan superkonduktivitas dan superfluiditas di
laboratorium
33
Mengapa hasil perhitungan energi bebas dapat mempengaruhi spontan atau
tidaknya suatu reaksi kimia?
Jawab:
Hasil perhitungan energi bebas dapat mempengaruhi spontan atau
tidaknya suatu reaksi kimia karena jika hasil perhitungan diperoleh nilai
energi bebas bernilai negatif atau kurang dari nol, maka proses reaksi
kimia terjadi secara spontan, jika perubahan energi bebasnya sama
dengan nol, maka terjadi proses reaksi kesetimbangan, dan jika energi
bebas bernilai positif atau lebih dari nol maka reaksi kimia terjadi secara
tidak spontan.
14. Ni Luh Putu Suartini (1813031012)
Bagaimana hubungan antara Hukum I Termodinamika dengan hukum
kekekalan energi?
Jawab:
Hukum Termodinamika I berbunyi, energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, tetapi energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke
bentuk energi yang lain, hubungannya dengan hukum kekekalan energi
yaitu jumlah energi dalam suatu sistem adalah tetap. Walaupun energi
berada dalam berbagai bentuk, jumlah energi total adalah tetap. Apabila
suatu energi hilang dari suatu bentuk maka pada waktu yang bersamaan
energi itu berubah menjadi bentuk lain.
15. Ni Wayan Dinda Puspa Widnyani Serongga (1813031002)
Untuk reaksi endoterm, dimana reaksi yang menyerap energi. Apakah bisa
kita menggunakan permisalan seseorang yang sedang mengonsumsi makanan
yang dimana seseorang tersebut membutuhkan energi dari makanan itu?
Namun diketahui bahwa reaksi endoterm yang membutuhkan energi tersebut,
pada reaksinya energi tersebut berupa kalor atau panas, sedangkan seseorang
yang sedang makan tidak perlu menyerap panas untuk mencerna makanan
tersebut?
Jawab:
Permisalan seseorang yang sedang mengonsumsi makanan dapat
dikatakan sebagai contoh dari reaksi endoterm dimana anak tersebut
34
membutuhkan energi untuk bisa mengubah makanan yang dia makan
menjadi energi yang dapat membantu metabolisme dan menggerakan
proses-proses biokimia di dalam tubuh. Sementara itu, energi tidak hanya
berupa panas atau kalor saja, namun energi dapat berupa gaya atau
gerakan yang membantu anak tersebut mengunyah makanannya sehingga
anak tersebut dapat menerima energi dari makanan yang ia makan.
16. Burma Michael Sipayung (1813031003)
Bagaimana perubahan entalpi suatu reaksi bisa tetap sama pada satu tahap
maupun beberapa tahap?
Jawab:
Perubahan entalpi bisa tetap sama karena jika pada suatu reaksi dan
perubahan entalpinya dijumlahkan hasilnya sama, maka hasil pada suatu
tahap sama dengan reaksi pada beberapa tahap. Maka perubahan entalpi
suatu reaksi tidak bergantung pada berapa banyak banyak tahap yang
dijalani suatu reaksi tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan
akhir saja.
17. Yudi Putra Sidabutar (1813031019)
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi jenis entalpi?
Jawab:
Faktor yang mempengerahi jenis entalpi:
1. Konsentrasi
Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung
partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer.
Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak molekul-
molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya tumbukan
antar molekul makin sering terjadi dan reaksi berlangsung
semakin cepat. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, makin
besar laju reaksinya.
2. Luas permukaan sentuh
Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan.
Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih,
tumbukan berlangsung pada bagian permukaan zat. Padatan
35
berbentuk serbuk halus memiliki luas permukaan bidang sentuh
yang lebih besar daripada padatan berbentuk lempeng atau
butiran. Semakin luas permukaan partikel, maka frekuensi
tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi sehingga reaksi
dapat berlangsung lebih cepat.
Laju reaksi berbanding lurus dengan luas permukaan reaktan.
3. Temperatur
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan naiknya suhu, energi
gerak (kinetik) partikel ikut meningkat sehingga makin banyak
partikel yang memiliki energi kinetik di atas harga energi aktivasi
(Ea). Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah jika suhunya
berubah.
Kenaikan suhu akan memperbesar laju reaksi.
4. Katalisator
Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi
tidak mengalami perubahan kimia secara permanen, sehingga
pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali. Katalis
mempercepat reaksi dengan cara menurunkan harga energi
aktivasi (Ea). Katalisis adalah peristiwa peningkatan laju reaksi
sebagai akibat penambahan suatu katalis. Meskipun katalis
menurunkan energi aktivasi reaksi, tetapi tidak mempengaruhi
perbedaan energi antara produk dan pereaksi. Dengan kata lain,
penggunaan katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi.
36
37