THERMODINAMIKA
Disusun Oleh:
Gilang Prasojo
NIPD:21.09.03.012
KELAS:SKK 1 A
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
dan hidayah Allah swt kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
1
bentuk maupun isinya. Makalah ini berisikan tentang Ruang Lingkup
Termodinamika.
Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah untuk junjungan kita Nabi
besar Muhammad saw, beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman,
dengan diiringi upaya meneladani akhlaknya yang mulia.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Tangerang,Januari 2022
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Makalah 2
1.4 Metode Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Termodinamika 3
2.2 Pandangan Dan Hubungan Makroskopik Dengan Mikroskopik 3
2.3 Sistem Termodinamik 5
2.4 Kesetimbangan Termal 7
2.5 Hukum Pertama Termodinamika 7
2.6 Hukum Kedua Termodinamika 16
2.7 Perumusan Matematis Termodinamika 19
2.8 Latihan Soal 23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 26
3.2 Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 28
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan penulisan makalah ini untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah
Termodinamika. Dan untuk lebih memahami :
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sudjito, Saifuddin Baedoewie dan Agung Sugeng. “Diktat Termodinamika Dasar”. Hal 1-2
2.1 Definisi Termodinamika
- Komposisi
- Volume system
- Tekanan gas
- Temperature
Sebagai system, isi sebuah silinder mesin mobil. Analisis kimia
menunjukkan bahwa sebelum pembakaran silinder berisi campuran
hidrokarbon dan udara, dan setelah campuran terbakar terdapat hasil bakar
yang dapat diberikan dengan berbagai senyawa kimia tertentu. Pernyataan
mengenai jumlah isi zat ini merupakan pemberian komposisi system itu.
Pada setiap saat, system yang komposisinya baru saja diberikan
menempaiti volum yang ditentukan oleh kedudukan piston. Volumnya
dengan mudah dapat diukur di laboratorium, volumnya secara otomatis
dicatat dengan peranti yang digandengkan dengan piston. Kuantitas lain
yang tidak bias disingkirkan dalam pemberian system ialah tekanan gas
dalam silinder. Setelah campuran terbakar tekanan menjadi sangat besar;
setelah pembuangan hasil bakar, tekanan menjadi kecil. Di dalam
laboratorium, perubahan tekanan diukur dengan sukat tekanan yang
mencatatnya secara otomatis keteka mesin bekerja. Akhirnya ada satu
kuantitas yang diperlukan, tanpa ini kita tidak memiliki ide yang cukup
mengenai operasi mesin itu. Kuantitas ini adalah temperature. Dalam
banyak keadaan, temperature dapat diukur sesederhana kuantitas lain. 2
2
Mark W. Zemansky dan Richard H. Dittman. 1986. “Kalor dan Termodinamika”. Bandung. Hal
3-4
c. Kuantitas yang diperincitidak berdasarkan penerimaan indera kita
d. Kuantitas ini tidak bisa diukur.
3
Sulistiati, Ainie Khuriati Riza.2013. “Termodinamika”. Graha Ilmu; Yogyakarta. Hal 6-8
Keadaan system yang memiliki harga Y dan X tertentu yang tetap
selama kondisi eksternal tidak berubah disebut keadaan setimbang.
Kesetimbangan termal adalah keadaan yang dicapai oleh dua (atau lebih)
system yang dicirikan oleh keterbatasan harga koordinat system itu
setelah system salaing berantaraksi melalui dinding diaterm.
F=m.a
4
Ibid. hal 6-7
besaran skalar yang hanya memiliki bobot, oleh karena percepatan adalah vektor
dan percepatan berkaitan dengan perubahan kecepatan ( v ) maka kecepatan
adalah vector.
Perubahan energi didalam suatu sistem merupakan hal yang menjadi topik
utama dalam hukum pertama termodinamika. Prinsip termodinamika ini disebut
juga sebagai hukum konservasi energi yakni energi tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dimusnahkan namun hanya dapat diubah dari satu bentuk kebentuk
lain. Sebagai contoh, kipas angin bekerja secara mekanis. Adanya energi
yangmenggerakkan baling-baling kipas bersumber dari energi listrik, dan energi
listrik yang digunakan berasal dari pembagkit listrik. Artinya gerakan mekanis
merupakan bentuk lain dari energi yang diambil dari sumber energy listrik.
Gambar 1.4 Ilustrasi energy potensial (EP) dan energy kinetic (EK)
Terminologi energi dinyatakan pertama kali oleh Loar Kevin pada 1852.
Simbol U untuk energi internal dikemukana oleh Rudolph Clausius dan William
Rankine pada pertengahan abad 19. Ilustrasi yang mudah digunakan untuk
menggambarkan konserversi energi adalah perubahan energi kinetik dan energi
potensial sebagimana diilustrasikan pada gambar 1.4.
dU = dq + dw
terdapat perbedaan karakteristik dari ketiga fungsi perubahan energy tersebut.
Perubahan kerja dan perubahan kalor adalah fungsi jalan sedangkan perubahan
energi internal merupakan fungsi keadaan. Fungsi jalan tergantung bagaimana dia
dicapai, sedangkan fungsi keadaan hanya tergantung pada kondisi awal dan
kondisi akhir saja. Sebagaimana contoh fungsi keadaan adalah perubahan entalpi
(dH atau ∆ H ¿. Suatau fungsi keadaan perubahan entalpi dari suatu proses
perubahan dari keadaan awal ke keadaan akhirdapat dinyatakan sebagai :
contoh serupa adalah perubahan energi internal, perubahan fungsi Gibls dan
perubahan entalpi :
d (huruf kecil) dapat digunakan untuk menyatakan perubahan yang revensibel (tak
terhingga pelan) dan simbol delta ( ∆ ¿ dapat digunakan untuk menyatakan
perubahan yang tidak revensibel. Sebaliknya fungsi jalan adalah fungsi yang
tergantung bagaimana dia diproses atau bagaimana mencapai suatau keadaan
akhir. Seagai contoh kerja adalah fungsi jalan sehingga secara matematis:
dW ≠ Wakhir ̶ Wawal
dq ≠ qakhir ̶ qawal
untuk suatu fungsi jalan, simbol delta ( ∆ ¿ yang umumnya digunakan untuk
menyatakn selisih keadaan awal dan akhir atau perubahan inversibel tidak dapat
digunakan.
Gambar 1.6 Proses dapat balik (1-2) dan tidak dapat balik (3-4)
dU = dq + dw
Jika dari suatu sistem terjadi perubahan energy internal, maka perubahan
itu dapat diwujudkan dalam perubahan kalor (dq) dan perubahan kerja (dw) atau
salah satu diantara. Dimulai dari perubahan kerja (dw) :
dw = -pdV (1.5)
v2
dw =
∫v − pdV
2 (1.6)
Sebagai contoh jika di dalam suatu tabung dengan tekanan dan volume tertentu
mengalami ekspansi (pemuaian) sehingga volumenya meningkat dengan kondisi
tekanan konstan (tetap) sebagaimana diilustrasikan pada gambar 1.7
besarnya kalor yang dilepaskan oleh benda 2 sama dengan kalor yang diterima
oleh benda 1 untuk mencapai kondisi akhir/kesetimbangan.
dq = m CP. ΔT (1.7)
dq = m ∫ CP(T)dT (1.8)
dq = m
∫T C p (T )dT
1 (1.9)
Dengan menggunakan prinsip ini pada kondisi sistem tertutup, perubahan kalor
merupakan perubahan fisik atau perubahan kimia dapat digunakan untuk
menentukan perubahan entalpi berdasarkan pendekatan :
dU = dq + dw
(1.10)
dU = dq –d(pV)
(1.11)
dq = dU + d(pV)
(1.12)
Jika perubahan berlangsung pada suatu gas pada tekanan konstan, maka besarnya
perubahan kalor:
dp = CpdT
(1.13)
Untuk suatu gas ideal,besarnya kedua kapasitas panas tersebut saling berkaitan.
dV
Cv = ( dT )V
(1.14)
dH
Cp = ( dT )p
(3.15)
Dengan mengambil definisi enthalpi yang telah diuraikan pada sub bab perubahan
kalor :
H = U + pV
Maka
dH = dU+ d(pV)
dengan mensubsitusikan : pV = nRT dan dan menguraikan perubahan masing-
masing parameter pada perubahan temperature dapat dinyatakan sebagai :
( dH
dT )
p=(
dV
dT )
v + nR
Sehingga
Cp-Cv = nR
Bahwa hubungan ini berlaku untuk gas ideal.5
5
Fatimah,Is. 2015. “Kimia Fisika” Yogyakarta: Deepublish. Hal 23-30
Pernyataan Clausius tidak mengesampingkan adanya kemungkinan
memindahkan energy kalor dari satu benda yang lebih dingin ke benda
yang lebih panas, dimana hal ini dapat secara tepat dilakukan
menggunakan refrijerator (mesin pendingin) dan pompa kalor. Walaupun
demikian, sebagaimana kata-kata “hasil tunggalnya” dalam pernyataan
menunjukkan, bila suatu perpindahan kalor dari satu benda yang lebih
dingin ke benda yang lebih panas terjadi, maka harus ada suatu pengaruh
lain di dalam system yang menangani perpindahan kalor, sekelilingnya,
atau keduanya. Bila system tersebut beroperasi menurut siklus
termodinamika, keadaan awalnya akan kembali setelah setiap akhir siklus,
sehingga dengan demikian satu-satunya tenpat yang harus diperiksa untuk
pengaruh lain tersebut diatas adalah sekelilingnya. Sebagai contoh,
pendingin di dalam rumah ditangani oleh mesin pendingin yang
digerakkan oleh motor listrik yang membutuhkan kerja dari sekelilingnya
untuk dapat beroperasi. Pernyataan Clausius bias diartikan bahwa tidak
mungkin untuk membuat suatu siklus pendingin yang beroperasi tanpa
adanya masukan kerja.
6
Ibid hal 90-91
murni memungkinkan penurunan sejumlah besar persamaan yang
menghubungkan fungsi-fungsi keadaan tersebut.
Y =Y (X 1 , X 2 ,… , X n)
maka pernyataan diferensial (3.1) dikatakan menjadi eksak, dan dapat menulis
∂Y ∂Y ∂y
C 1= ( ) ∂ X1
… , C n=( )
∂ Xn
atau C 1= ( )
∂ xi
Dalam (3.2), setiap C, dan X, yang bersesuaian dengannya dikatakan konjugat
satu sama lain.
Jika Y dan turunannya kontiniyu, maka untuk sembarang pasangan
variabel bebas Xk dan Xl punya persyaratan matematis yaitu
∂2 y ∂2 y
=
∂ Xk ∂ Xl ∂ Xl ∂ Xk
Atau
∂C l ∂ Ck
( )( )
∂ Xk
=
∂ Xl
( ∂∂TV )=( ∂∂ PS )
Beberapa diferensial-diferensial tertentu dalam termodinamika tidak eksak.
Contoh persamaan
δQ πy =dU +Pdv
Menyatakan hukum pertama untuk sistem PVT yang menjalani proses reversibel.
∂U ∂U
dU = ( ) ( ) dT
∂V T
dV +
∂T V
2 2
∂M ∂U ∂P ∂N ∂U
( ) = +
∂ T V ∂ T ∂V ∂ T ( ) V
( ) =
∂ V T ∂V ∂T
(𝛛P/𝛛T)v dikenal dari eksperimen secara umum tidak sama dengan nol, maka
∂Q πv Qπv
(3.4) tidak terpenuhi jadi bukan sebuah diferensial eksak, dan
bukan sebuah fungsi keadaan, tanda δ digunakan oleh Q secara khusus untuk
7
menegaskan kenyataan ini.
7
Michael M.Abbot dan Hendrick C. Van Ness. 1994.”Teori dan Soal-soal Termodinamika Edisi
Kedua”. Penerbit Erlangga; Jakarta. Hal 65-67
1. Kapasitas kalor molar suatu logam pada suhu rendah bervariasi terhadap
suhu menurut persamaan :
a 3
c= θ +bθ
Θ3
Dengan a, b, Ө tetapan. Berapakah banyaknya kalor per mol dipindahkan
selama berlangsungnya proses sehingga suhunya berubah dari 0,01 Ө
menjadi 0,02 Ө ?
Jawab :
a 3
c= θ +bθ
Diketahui : Θ3
θ2 θ2
Karena
Q=∫ cd θ=∫
θ1 θ1
( Θa θ +bθ) dθ
3
3
θ2 0 , 02 Θ
a 4 b 2 a 4 b 2
Q=
(
4 Θ3
θ + θ
2 )θ1
⇒Q=
4 Θ 3(θ + θ
2 )0 , 01 Θ
a b
Q= ( 4 Θ3
[ ( 0 , 02Θ ) 4
− ( 0 , 01Θ ) 4
] +
2
[ ( 0 , 02Θ ) 2
− ( 0 , 01Θ ) 2
] )
Q=( 3 , 75×10−8 aΘ+1,5×10−4 bΘ 2 )
∂P ∂2 P
( )
∂V T
=0
dan
( ) ∂V 2 T
=0
( p+ va )( v−b )=RΘ
2
Tentukanlah:
a. Volume titik kritik nya (vc)
b. Suhu titik kritik nya (θc)?
c. Tekanan titik kritik nya (Pc)?
PC v c
d. Nilai : Rθc ?
Jawab:
a Rθ a
a. Karena
( P+
v2 )
( v−b )=Rθ
, maka :
P=
( − 2
v−b v )
∂P ∂2 P
Lalu :
( )
∂V T
=0
dan
( )
∂V 2
=0
∂P Rθ 2a Rθ 2a
( )
∂V T
=− 2
( v−b ) v
+ 3 =0
lalu
(( =
v−b )2 v 3 )
∂2 P 2 Rθ 6 a Rθ 3a
( ) 2
=
∂ v T ( v−b ) 2
− 4 =0
v lalu ( v−b )
2
= 3
v
Pada titik kritis berarti :
v=vc ; θ=θc; P=PC,
maka pemecahan di atas dibagi saja menjadi :
Rθ 3a 1 3
= ⇒ = ⇒2 v=3 v−3 b
( v−b )3 v4 v−b 2 v
Rθ 2a
( v−b )2 v3
v =v c =3 b
b. Mencari nilai θc; hasil vc disulihkan ke dalam persamaan
2 2
R 2a 2a ( v−b ) 2a ( 3−b )
= ⇒θ= 3 =
( v−b )2 v 3 v R ( 3 b )3 R
8a
θ=θ c=
27 Rb
c. Mencari nilai Pc; hasil vc dan θc disulihkan kedalam persamaan
PC =
Rθ C a
− =
R (278bRa ) − a
=
8a
27 b a
− 2=
8a a
− 2=
2a
v c −b v 2 3 b−b 2 2 b 9b 54 b 2 2
c
(3 b) 9 b 54 b
a
Pc =
27 b2
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kata termodinamika berasal dari bahasa Yunani therme berarti kalor dan
dymanics berarti kakas. Jadi termodinamika berarti kemampuan benda panas
menghasilkan usaha/kerja. Namun sekarang ini pengertian termodinamika telah
berkembang, termodinamika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari energy
beserta perubahannya dan hubungan antara sifat-sifat (properties) fisis materi.
Hubungan antara kedua pandangan itu terletak pada kenyataan bahwa
beberapa sifat yang terukur langsung, yang perinciannya meliputi pemerian
makroskopik, sebenarnya rata-rata terhadap selang waktu tertentu dari sejumlah
besar ciri khas mikroskopik.
Hukum yang memiliki dua konsep dimunculkan sejak era mekanika klasik
yang pertama kali dirumuskan oleh alkemis. teolog, ahli fisika dan matematika
Isaac Newton berkaitan dengan hukum gerak tubuh makroskopik kecepatan
cahaya c.
Hukum termodinamika kedua terdapat dua pernyataan yang sering
dipergunakan dalam termodinamika teknik adalah pernyataan Clausius dan
Kelvin-Planck. Pernyataan Clausius dipilih sebagai titik tolak dalam pembelajaran
hukum kedua beserta konsekuensinya karena sesuai dengan pengalaman sehingga
mudah diterima.
3.2 SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Kami berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA