BPPRM Revisi VI New 18 Nov Docx
BPPRM Revisi VI New 18 Nov Docx
PENDAHULUAN
Didalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan dikemukan arti
dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis diartikan sebagai “keterangan , baik tertulis
maupu yang terekam tentang identitas ,anamnesa, hasil pemeriksaan laboratorium,
diagnosa semua pelayanan, tindakan medis dan pengobatan yang diberikan kepada
pasien, baik pada pelayanan rawat inap, rawat jalan, rawat darurat”.
Sesuai dengan penjelasan pasal 46 ayat (1) UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran disebutkan bahwa, yang dimaksud “Rekam Medis adalah berkas yang
berikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, peneriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lainyang telah diberikan kepada pasien ‘’. Yang dimaksud dengan
“petugas” adalah dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehtan lain yang memberikan
pelayanan kesehatan langsung kepada pasien.
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
a. Aspek Administratif
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga
medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
dalam bidang teknologi informasi yang sudah memasuki bidang kesehatan, maka
penggunaanya di dalam rekam medis saat ini sangat diperlukan, karena dilihat
dari proses pengobatan dan tindakan yang diberikan atas diriseorang pasien dapat
diakses secara langsung oleh bagian yang berwewenang atas pemeriksaan
tersebut.
b. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatanya
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/ perawatan yang
diberikan kepada seorang pasien dan dalam rangka mempertahankan serta
meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan audit medis , manajemen resiko
klinis serta keamanan /keselamatan pasien dan kendali biaya.
c. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka
usaha menegakkan keadilan, dala rangka usaha menegakkan hukum serta
penyedian bahan sebagai tanda bukti unutk menegakkan keadilan. Rekam Medis
adalah milik dokter dan rumah sakit , sedangkan isinya yang terdiri dari identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang tekah
diberikan kepada pasien adalah sebagai informasi yang dapat dimiliki oleh pasien
sesuai peraturandan perundang- undangan yang berlaku (UU Praktik Kedokteran
RI No. 29 tahun 2004, pasal 46 ayat (1), Penjelasan).
d. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung
dat/ informasi yang dapat dipergunakan sebagai dasar penetapan biaya pelayanan
kesehatan dan aspek keuangan lainnya. Kaitan rekam medis denganaspek
keuangan sangat erat sekali dalam hal pengobatan, terapi serta tindakan- tindakan
apa saja uang diberikan kepada seorang pasien selam menjalani perawatan di
rumah sakit.Oleh karena itu penggunaan system teknologi computer di dalam
proses penyelenggaraan rekam medis sangat diharapkan sekali untuk diterapkan
pada setiap instansi pelayanan kesehatan.
e. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data/ informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek pendukung
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
f. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data/ informasi tentang perkembangan dan kronologis kegiatan
pelayanan medis/ kesehatan yang diberikan kepada pasien, yang dapat
dipergunakan sebagai bahan.referensi pengajaran di bidang profesi pendidikan
kesehatan.
g. Aspek Dokumentatif
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dapat diaplikasikan
penerapannya di dalam penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis yang
cukup efektif dan efisien. Pendokmentasian data medis seorang pasien dapat
dilaksanakan dengan mudah dan efektif sesuai aturan serta prosedur yang telah
ditetapkan.
Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut diatas, rekam medis mempunyai
kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan
pemberi pelayanan kesehatan saja. Kegunaan rekam medis secara umum adalah :
a. Sebagai alat komunikasi antara dokter, antara tenaga ahli lainya uang ikut
ambil bagian di dalam proses pemberi pelayanan, pengobatan dan perawatan
kepada pasien.
b. Sebagai dasar untuk merencakanan pengobatan / perawatan yang harus
deberikan kepda seorang pasien.
c. Sebagai bukti tertulis maupun terekam atas segala tindakan pelayanan,
pengobatan dan perkembangan penyakit selama pasien berkunjung/ dirawat
dirumah sakit.
d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.
e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan
tenaga kesehatan lainya.
f. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan.
g. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan kesehatan
yang diterima oleh pasien.
h. Menjadi sumber ingatan uang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan
pertanggungjawabkan dan laporan.
1.3 Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/ Menkes/ Per /III/2008 tentang Rekam
Medis
Organisasi RSU diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi RSU . Khusus rekam medis di
dalam organisasi rumah sakit sesuai klarifikasi Kelas A, B, C dan D terdapat kegiatan
rekam medis masing-masing pada pasal 16 ayat 3, pasal 25 ayat 3 dan pasal 40 ayat 32.
Misi Instalasi Rekam Medis, RSUP Dr. M. Djamil Padand adalah menyelenggarakan
pengelolaan rekam medis dan pelaporan data rekam medis dalam rangka menunjang
kegiatan adminstrasi, hukum, keuangan, penelitian, pendidikan dan dokumentasi.
Visi Instalasi Rekam Medis, RSUP. Dr. M. Djamil Padang adalah memberikan
pelayanan rekam medis yang mengutamakan kepuasan pelanggan ( Satisfaction custumer)
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Instalasi Rekam Medis serta memperhatikan kode
etik profesi dan aspek hukum.
Motto Instalasi Rekam Medis, RSUP . Dr. M. Djamil Padang adalah mengutamakan
kepuasan pelanggan adalah harapan kami.
Instalasi Rekam Medis dipimpin oleh seorang tenaga yang mempunyai kualifikasi dan
pengalaman dibidang rekam medis dan dibantu oleh staf rekam medis yang cukup dan
mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan standard prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
Dalam menjalankan fungsi dan perannya sampai November 2016, Instalasi Rekam
Medis RSUP Dr. M. Djamil Padang di dukung oleh 90 Orang pimpinan dan staf rekam
medis.
Panitia / Sub Komite rekam medis adalah kelompok kerja rekam medis yang terdiri
dari dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang terlibat di dalam pelayanan
kesehatan dalam rangka membantu komite medik, agar penyelenggaraan rekam medis
bermutu, dan langsung berada dibawah Panitia Rekam Medis.
Tugas pokok Panitia/Sub Komite Rekam Medis diatur di dalam Keputusan Direktur
Utama RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2005 tentang Penunjukan /Pembentukan
Panitia/ Sub Komite Rekam Medis.
Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat
rekam medis. Hal ini tercantum didalam pasal 46 ayat (1), Dokter atau dokter gigi dan
tenaga kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan baik langsung maupun tidak
langsung kepada seorang pasien bertanggung jawab terhadap mutu yang mereka
berikan.Rekam medis yang baik akan mencerminkan mutu pelayanan medis yang
diberikan kepada seorang pasien di dalam suatu instansi pelayanan kesehatan.
Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut para dokter atau dokter gigi serta tenaga
kesehatan lainnya harus ambil bagian sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya di
dalam pemberian pelayanan kepada pasien. Mereka melaksanakan tanggung jawabnya
melalui badan yang disebut “ Panitia Rekam Medis”.
Peran Panitia Rekam Medis di dalam pemyelenggaraan pengelolaan rekam medis,
agar memenuhi standard-standar yang telah ditetapkan meliputi :
Keanggotaan Panitia Rekam Medis terdiri dari kepala instalasi rekam medis , dokter
atau sokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pengisian lembaran-
lembaran rekam medis. Sebaiknya yang ditunjuk sebagai ketua panitia adalah seorang
dokter senior, sedang sebagai sekretaris ditunjuk kepala Instalasi Rekam Medis.
Keanggotaan panitia tersebut ditetapkan dengan surat keputusan direktur rumah sakit,
untuk jangka waktu 3 tahun. Tahun ke- 2 dan ke -3 baru dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik. Pada saat penggantian keanggotaan komite, ketua komite harus benar- benar
memahami lebih dahulu semua prosedur yang berlaku.
a. Panitia Rekam Medis harus mengadakan pertemuan minimal satu kali dalam
sebulan.Dan mereka harus menitik- beratkan perhatian kepada perbaikan mutu
pelayanan. Idealnya panitia rekam medis harus mempelajari masalah- masalah yang
sering terjadi di dalam proses pengisian rekam medis tanpa diagnosa, perbedaan antara
pengisian diagnosa dan sebab- sebab kematian.
b. Dibawah pengawasan panitia rekam medis, petugas rekam medis melakukan analisa
terhadap pengisian berkas rekam medis setelah pasien pulang.
c. Jika didapati berkas rekam medis yang tidak memenuhi standar, maka petugas rekam
medis melaporkan berkas rekam mdis yang tidak memenuhi standard, maka petugas
rekam medis melaporkan berkas tersebut ke komite medik, selanjutnya panitia rekam
medis akan berkoordinasi dangan dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain
untuk melengkapi berkas rekam medis tersebut.
d. Panitia rekam medis juga harus melakukan pengawasan secara teratur terhadap
pengisian berkas rekam medis di instalasi gawat darurat guna menilai mutu pelayanan
medis yang diberikan. Bagi pasien yang meninggal diinstalasi gawat darurat (Death
On Arriaval/DOA),maka berkas rekam medisnya tetap diisi oleh dokter dan harus
disimpan di instalasi rekam medis secara terpisah.
e. Tanggung jawab komite medis tidak hanya untuk mengawasi petugas rekam medis
dalam menganalisa rekam medis pasien rawat inap dan rawat jalan tetapi juga
melakukan pengawasan terhadap mutu pelayanan terhadap pasien rawat jalan dan
rawat jalan.
g. Setiap tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan lainya yang ikut serta di dalam
pemberian pelayanan kesehatan kepda pasien berkewajban melengkapi pengisian
rekam medisdan harus menyetujui ketentuan-ketentuan yang berlaku dan jika menolak
akan dikenakan sanksi.
Hubungan Kerja:
a. Instalasi Rekam Medis, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat
darurat dan instalasi lainyang terkait, serta bertanggung jawab atas terlaksananya
kegiatan rekam medis, sesuai dengan batas wewenang dan tanggung jawabnya.
c. Kepala Instalasi Rekam Medis dan instalasi lain yang terkait dengan pelaksanaan
kegiatan rekam medis bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta
memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada stafnya masing – masing.
d. Kepala Instalasi Rekam Medis dan unit lain yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan
rekam medis,wajib mengikuti dan memenuhi petunjuk dan bertanggung kepada atasan
masing – masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.
e. Dalam melaksanakan tugasnya,Kepala Instalasi Rekam Medis dan instalasi lain yang
terkait dengan pelaksanaan kegiatan rekam medis melakukan pembinaan pemberian
bimbingan dan wajib mengadakan rapat berkala ( briefing) baik antar petugas rekam
medis, maupun antara Kepala Instalasi Rekam Medis dengan instalasi yang terkait
dengan pelaksanaan kegiatan rekam medis di rumah sakit.
f. Instalasi Rekam Medis mempunyai hubungan koordinatif dengan instalasi lain seperti
Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darutat, serta instalasi
penunjang medis yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan rekam medis di rumah
sakit.
BAB III
PROSEDUR PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS
c. Petunjuk Silang
Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) adalah salah satu cara untuk
menunjang kelancaran pelayanan terhadap pasien, karena apabila seorang
pasien lupa membawa kartu kunjungan berobat, maka KIUP akan
membantu untuk mencarikan data pasien yang diperlukan.
Pada saat petugas registrasi pasien meng- entrydata base pasien pasien
baru, maka secara otomatis KUIP terisi datanya antara lain :
1. Nama lengkap pasien,
2. Nomor rekam medis,
3. Tanggal lahir,
4. Umur,
5. Pekerjaan,
6. Pendidikan,
7. Agama,
8. Jenis kelamin
9. Alamat,
10. Contact,
11. Tanggal registrasi
12. Diagnosa masuk,
13. SMF/Poli.
a. Dilihat dari segi pelayanan rumah sakit pasien datang dapat dibedakan
menjadi :
1) Pasien yang dapat menunggu :
Pasien berobat rawat jalan yang datang langsung / tanpa rujukan
dan tidak dalam keadaan gawat darurat.
Pasien berobat rawat jalan yang datang dengan rujukan dan tidak
dalam keadaan gawat darurat.
2) Pasien yang segera ditolong (pasien gawat darurat).
Pasien baru mengisi formulir pendaftaran seperti data identitas sosial dalam
formulir pendaftaran pasien baru, dan diserahkan kepada petugas registrasi.
Selanjutnya petugas registrasi meng-entry data pasien tersebut ke dalam sistem
komputer SIRS, kemudian print-out lembar bukti registrasi rawat jalan dan
ringkasan poliklinik ( diruang penyimpanan berkas rekam medis) untuk pasien
umum dan print – out Surat Eligibilitas Peserta (SEP) dan formulir Inacbgs untuk
pasien JKN.
Dengan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Kartu Jaminan (jika pasien peserta jaminan kesehatan)
2. Paket Jaminan Berobat (jika pasien peserta jaminan kesehatan)
3. Dokumen pengantar (jika pasien rujukan)
Sarana :
1. Terminal computer PC lengkap
2. Jaringan Sistem Informasi Manajemen RS / Local Area Network System.
3. Printer lengkap.
4. Formulir pendaftaran pasien baru.
5. Berkas rekam medis rawat jalan.
Resume poliklinik.
Pengkajian awal medis.
Dokumen edukasi terintegrasi.
Formulir konsultasi.
Pengkajian Keperawatan rawat jalan.
Asuhan keperawatan rawat jalan.
Catatan integrasi rawat jalan.
Hasil Laboratorium.
6. Kartu identitas pasien (KIP) atau kartu berobat.
7. Stiker Label Nama ditempel di KIP dan map rekam medis,dst
8. Bukti pendaftaran pasien baru.
9. Kartu petunjuk berkas keluar dari rak/treser.
10.Buku Registrasi dan Ekspedisi.
11.Indeks utama pasien elektronik (Data Base Pasien Elektronik).
12.Rujukan dan Paket jaminan berobat jalan.
13.Bukti pembayaran
14.Loket pendaftaran pasien baru rawat jalan.
15.Loket kasir rawat jalan.
16.Kereta Troly
Prasarana :
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269 tahun 2008 tentang rekam medis
2. Pedoman Prosedur dan Penyelenggaraan Rekam Medis, Revisi II, tahun 2006,
3. Pedoman Prosedur dan Penyelenggaraan Rekam Medis, Edisi IV, tahun 2011,
Instalasi Rekam Medis, Rumah Sakit Umum Pusat Dr.M.Djamil Padang.
4. Standar Operasional Pendaftaran Pasien Baru Rawat Jalan.
Prosedur :
1. Khusus untuk pasien dengan cara bayar jaminan (BPJS) harus melaporkan ke
loket 1-6 dan untuk pasien dengan cara bayar tunai prosenya langsung ke loket
7.
2. Pasien mengisi data identitas sosialnya pada formulir pendaftarn pasien baru,
setelah itu formulir tersebut diletakkan pada kotak yang telah disediakan
diloket Pendaftaran Pasien Baru Rawat Jalan, kemudian menunggu atau antri
untuk dipanggil petugas pendaftaran tersebut.
3. Petugas pendaftaran pasien baru rawat jalan memanggil pasien tersebut
computer SIM-RS (MIRSA Registrasi Pasien Rawat Jalan), jika ada data
pasien yang kurang jelas, maka petugas tersebut akan mewawancarai pasien
untuk mendapatkan kejelasannya seperti apa ada surat rujukan atau tidak.
4. Petugas pendaftaran pasien baru rawatjalan mencetak Bukti Registrasi Pasien
Rawat Jalan, kemudian diserahkan kepada pasien yang bersangkutan,
selanjutnya pasien dipersilahkan ke Loket Kasir untuk proses pembayaran.
Sementara itu secara otomatis Indek Utama Pasien dibuat dan disimpan dalam
computer SIM-RS (database dan tidak dicetak), dan treser dicetak otomatis di
ruang penyimpanan rekam medis.
5. Petugas penyimpanan rekam medis mengambil treser dan mencetak Ringkasan
Riwayat Klinik atas nama pasien yang bersangkutan. Ringkasan Riwayat
Klinik tersebut digabung dengan lembaran rekam medis rawat jalan lainnya
dalam satu map, kemudian diletakkan pada arak sotir.
6. Petugas kurir mengambil berkas rekam medis tersebut secara kolektif per
poliklinik untuk dibawa / diantar ke masing-masing poliklinik yang
bersangkutan.
7. Sesampai dipoliklinik, petugas kurir menyerahkan berkas rekam medis kepada
masing-masing petugas poliklinik yang bersangkutan dengan bukti serah
terima tertulis yakni buku ekspedisi.
8. Pada akhir jam pelayanan poliklinik, petugas kurir mengambil kembali berkas
rekam medis disemua poliklinik dengan bukti serah terima tertulis yakni buku
ekspedisi (setelah pasien rawat jalan selesai berobat).
9. Untuk pasien rawat jalan yang berobat pada dua poliklinik atau konsul,
petugas poliklinik menyerahkan berkas rekam medis pasien yang bersangkutan
dengan bukti serah terima tertulis. Selanjutnya pasien mendaftar kembali
diloket pendaftaran pasien lama (selanjutnya lihat prosedur pendaftaran pasien
lama atau pendaftaran pasien konsul rawat jalan).
10.Petugas poliklinik yang berwewenang wajib menjaga atau menyimpan berkas
rekam medis selama di poliklinik sampai diambil kembali oleh petugas kurir
rekam medis, sehingga kemungkinan hilang, diambil oleh pihak yang tidak
berwewenang.
Setiap berkas rekam medis pindah tangan di jam pelayanan, harus ada bukti serah
terima tertulis antara pemegang pertama dengan si peminjam, sehingga mudah
diketahui keberadaan berkas tersebut bila dicari.
Ringkasan riwayat klinik ini juga dipakai sebagai dasar pembuatan kartu
indeks utama pasien (KIUP) dan data di atas yang disimpan sebagai database bagi
rumah sakit yang telah menggunakan sistem komputer rumah sakit.
Semua berkas rekam medis pasien poliklinik yang telah selesai berobat
rawat jalan akan diambil / dijemput oleh petugas kurir untuk dibawa ke Instalasi
Rekam Medis, kecuali berkas rekam medis pasien yang akan dirawat inap atau
dirujuk ke rumah sakit lain.
Sarana :
1. Terminal Komputer PC lengkap.
2. Jaringan Sistem Informasi Manajemen RDS / Local Area Network System.
3. Printer Lengkap
4. Berkas Lama, rekam medis rawat jalan
Ringkasan Riwayat Klinik
Catatan Poliklinik (catatan dokter)
Penempelan Hasil-hasil penunjang medis.
Map Rekam Medis
5. Kartu Identitas pasien (KIP) atau kartu berobat
6. Bukti pendaftaran pasien baru
7. Kartu petunjuk berkas keluar rak / treser.
8. Buku register dan ekspedisi
9. Indek utama pasien elektronik (Data Base Pasien Elektronik)
10.Rujukan dan Paket jaminan berobat rawat jalan.
11.Bukti pembayaran / kuitansi
12.Loket Pendaftaran pasien lama rawat jalan.
13.Loket pengurusan jaminan
14.Loket Kasir rawat jalan.
15.Kereta troly.
Prasarana:
1. Peraturan Menteri Kwsehatan RI No. 269 tahun 2008 tentang rekam medis
2. Pedoman Prosedur dan Penyelenggaraan Rekam Medis, Revisi II, tahun
2006,Dirjen Bina Upaya Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI.
3. Standara Operasional Pendaftaran Pasien Baru Rawat Jalan.
Prosedur :
1. Khusus untuk pasien dengan cara bayar jaminan BPJS harus melaporkan ke
loket pengurusan jaminan berobatnya. Untuk pasien dengan cara bayar tunai
proses langsung ke poin (2) dibawah ini.
2. Pasien meletakkan kartu berobat / kartu identitas pasien, surat pengantar
(surat rujukan dan paket jaminan berobat) ke dalam kotak yang telah
disediakan di Loket Pendaftaran pasien lama rawat jalan, dan kemudian
menunggu untuk dipanggil oleh petugas tersebut sesuai dengan nomor urut
antriannya.
3. Petugas pendaftaran pasien lama rawat jalan memanggil pasien yang
bersangkutan, kemudian membuka database pasien yang ada di dalam system
computer SIM-RS, selanjutnya menginputkan dan menyimpan data pasien
yang dibutuhkan ke computer SIM-RS (MIRSA Registrasi Pasien Rawat
Jalan), jika ada data pasien yang kurang jelas, maka petugas akan
mewawancarai pasien untuk mendapatkan kejelasannya, seperti apakah
pasien punya surat rujukan atau tidak dan sebagainya.
4. Petugas tersebut mencetak : Bukti Registrasi Pasien Rawat Jalan dan SEP,
Kemudian diserahkan kepada pasien yang bersangkutan, selanjutnya pasien
dipersilahkan ke Loket Kasir untuk proses pembayaran. Sementara itu secara
otomatis kartu petunjuk berkas rekam medis keluar dari rak/treser di cetak
otomatis di ruang penyimpanan rekam medis.
5. Petugas penyimpanan rekam medis mengambil treser tersebut dan
mencarikan berkas rekam medis tersebut dan mencarikan berkas rekam
medis tersebut di rak penyimpanan dan dicatat tanggal kunjungan,poliklinik
tujuan pada ringkasan riwayat klinik, kemudian di letakkan pad arak sortir.
6. Petugas kurir mengambil berkas rekam medis tersebut di rak sortir secara
kolektif per poliklinik untuk dibawa / diantar ke masing – masing poliklinik
yang bersangkutan.
7. Sesampai di poliklinik, petugas kurir menyerahkan berkas rekam medis
kepada masing-masing petugas poliklinik yang bersangkutan dengan bukti
serah terima tertulis yakni buku ekspedisi.
8. Pada akhir jam pelayanan poliklinik, petugas kurir mengambil kembali
berkas rekam medis disemua poliklinik dengan bukti serah terima tertulis
yakni buku ekspedisi.
9. Untuk pasien rawat jalan yang berobat pada dua poliklinik atau konsul,
petugas poliklinik menyerahkan berkas rekam medis pasien yang
bersangkutan dengan bukti serah terima tertulis. Selanjutnya pasien yang
berobat yang kedua mendaftar kembali di tempat pendaftaran paasien rawat
jalan di poliklinik yang dituju (Ikut Prosedur diatas).
10. Petugas poliklinik yang berwewenang wajib menjaga atau menyimpan berkas
rekam medis selama dipoliklinik sampai diambil kembali oleh petugas kurir
rekam medis, sehingga kemungkinan hilang, diambil oleh pihak yang tidak
berwewenang dapat dihindari.
11. Setiap berkas rekam medis pindah tangan selam jam pelayanan, harus ada
bukti serah terima tertulis antara pemegang pertama dengan sipeminjam,
sehingga mudah diketahui keberadaan berkas tersebut bila dicari.
12. Pelaksanaan pendaftaran pasien lama rawat jalan dilakukan di Loket
Pendaftaran Pasien Lama Rawat Jalan dengan jadwal sebagai berikut :
Hari Senin s/d Kamis : 07.00 wib s/d 14.00 wib
Hari Jumat : 07.00 wib s/d 12.00 wib
13.0 wib s/d 13.30 wib istirahat
13.30 wib s/d 14.30 wib
Hari Sabtu, Minggu, Libur Nasional : Tidak ada pelayanan.
Pasien Lama :
a) Pasien menyerahkan kartu kunjungan berobat beserta surat pengantar
dari dokter pengirim (jika ada) kepada petugas pendaftaran pasien
IGD untuk dibuka filenya pasien dan untuk validasi datanya.
Kemudian dicetak rekam medis IGD atas nama pasien tersebut dan
diserahkan kepada pasien yang bersangkutan beserta kartu
kunjungannya ( proses selanjutnya sama dengan item b dan c ) di atas.
Untuk Kelancaran proses penerimaan pasien 4 (empat) hal berikut ini perlu diperhatikan:
a. Petugas yang kompeten
b. Cara penerimaan pasien yang tegas dan jelas ( clear cut)
c. Ruang kerja yang nyaman
d. Lokasi yang tepat dari bagan peneriamaan pasien.
a. Semua pasien dengan segala macam penyakit dapat diterima di RSUP . Dr.
M. Djamil Padang sesuai dengan kemampuan layanan yang ada serta selama
ruangan dan fasilitas yang memadai tersedia.
b. Pendaftaran pasien rawat inap dilakukan di Admission 2 dan di TPP –RI
IGD ( buka 24 jam ).
c. Tanpa diagnosa yang tercantum dalam suat masuk rawat inap, pasien tidak
dapat diterima.
d. Untuk tindakan operasi ( apabila dilakukan) dilaksanakan di Instalasi Rawat
Inap dan ada surat persetujuan / penolakan tindakan operasi yang ditanda
tangani oleh semuapihak yang terkait ( lihat prosedur pengisian informed
consent).
e. Pasien dapat diterima apabila :
1. Ada surat rekomendasi dari dokter yang mempunyai wewenang.
2. Untuk merawat pasien di rumah sakit
3. Dikirim oleh dokter polikinik dan atau dokter IGD
1. Anaesthesi
Status Anestesia RM. 13
Dokumen Pemberian Informasi Anestesia RM. 13.1
Edukasi Pasien Pra Anestesia Informasi Tentang
Anestesia dan Sedasi Dalam Dan Menengah RM. 13.2
Formulir perawatan paska Bedah (Alderete Scoring
System) RM. 13.3
Formulir perwatan RR/Pacu (Lockhart Scoring System) RM. 13.5
Formulir perawatan paska Bedah (BROMAGE SCORE) RM. 13.6
Asesment Pra Anestesi RM. 13.7
Asesment Pra Sedasi RM. 13.8
Formulir Perawatan Paska Bedah
PASTANESTHETIC DISCHARGE SCORING
SYSTEM (PADDS) RM. 13.9
Formulir Pembatalan Pembedahan RM. 13.10
Penolakan Tindakan Kedokteran Anestesi RM. 13.11
Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran Anestesi RM.13.12
Perencanaan Anestesi dan Sedasi RM. 13.13
2. Bedah
a. Data Dasar (Bedah Umum) RM.3.1aIV
b. Data Dasar (Bedah Syaraf ) RM.3.1aIV
c. Laporan Operasi RM. 14
3. Penyakit Dalam
a. Metabolik – Endokrin, Status Diabetes RM. 3k. I
b. Metabolik – Endokrin, Status Diabetes (Follow up) RM. 3k.Is1
c. Catatan Perawatan Khusus Penderita Diabetes RM. 3kI s2
4. Penyakit jantung
a. Data Dasar RM. 3.1
b. Data Penyadapan Jantung RM. 2.1
c. Laporan LV Grafi – Koroner Angiografi RM. 2.2
d. Pemeriksaan Echocardiografi RM. 3.2
e. Hasil Treadmil RM. 2.4
f. Tindakan dan Instruksi Perawatan Pasca Tindakan RM. 4
6. Penyakit Anak
a. Data Dasar (Status Gynaecologie) RM.3.VII
b. Data Dasar ( Penilaian Usia Kehamilan) RM.3.1VIIb
c. Data Dasar Sambungan (Pemeriksaan Fisik) RM.3.1aVII
d. Daftar Kontrol RM.12.VII
e. Resume RM.2.VIIB
7. Penyakit Mata
a. Lembar Khusus Mata RM.2.VIII
b. Lembar Khusus Mata RM.3.VIII
Formulir Rekam Medis Rawat jalan di RSIP DR. Mdjamil Padang terdiri
dari:
a. Ringkasan Riwayat Klinik
b. Resume Poliklinik RM.2 IRJ
c. Asesmen Awal Medis RM.3 IRJ
d. Dokumen Edukasi Terintegrasi RM.4 IRJ
e. Formulir Konsultasi RM.5 IRJ
f. Asesmen Keperawatan Rawat jalan RM.6 IRJ
g. Asuhan Keperawatan Rawat Jalan RM.7 IRJ
h. Catatan Integrasi Rawat Jalan RM.8 IRJ
i. Hasil Laboatorium/X-Ray/E.E.G/E.C.G dll RM.9 IRJ
j. Formulir Skrining Pasien Rawat Jalan RM.10 IRJ
b. Riwayat Kelahiran
Dokter yang menolong melahirkan bayi bertanggung jawab untuk
mencatat riwayat kelahiran bayi secara lengkap mencakup :
1. Riwayat Ibu :
Mencakup umur ibu, jumlah kehamilan sebelunya, jumlah bayi yang
dilahirkan hidup, jumlah kelahiran yang memerlukan tindakan
abortus, jumlah bayi yang dilahirkan mati, jumlah anak yang
meninggal, golongan darah ibu, faktor RH, penyakit ibu, komplikasi
kehamilan, tanggal dan hasil dari test serologi dan photo thorax.
2. Riwayat Kelahiran :
Mencakup keterangan mengenai lamanya kehamilan pengawasan
prenatal, umur bayi, tanggal perkiraan persalinan, lamanya kala I dari
persalinan, kal II, pecah ketuban, (bagaimana dan berapa lamanya
sebelumnya). Robekan perineum, letak, posisi cara kelahiran,analgetik
yang diberikan, anestesi dan kompilasi kelahiaran.
3. Catatan bayi :
Mencakup keadan bayi, tanggal dan jam kelahiran bayi, jenis kelamin,
berat badan, panjang badan, medikasi mata, pernafasan, apgar score,
tanda tangan perawat yang bertanggung jawab terhadap identitas bayi
dan kelainan yang ada.
3.7 PROSES PENGOLAHAN REKAM MEDIS
Indexing adalah kegiatan membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah
dibuat dalam indeks-indeks secara manual dan komputerisasi. Dalam indeks tidak
boleh mencatntumkan nama pasien.
Jenis indeks yang dibuat adalah :
1. Indeks pasien
2. Indeks Penyakit dan Operasi
3. Indeks Obat - Obatan
4. Indeks Dokter
5. Indeks Kematian
Indeks Pasien
Indeks pasien adalah satu tabulasi katalog berisi nama semua pasien yang
pernah berobat ke RSUP. Dr. M.Djamil Padang.
Informasi yang ada di didalam indeks adalah :
Nama lengkap pasien.
Jenis kelamin.
Alamat.
Tempat & Tgl. Lahir.
Pekerjaan .
Tanggal Masuk
Tanggal Keluar
Hasil Penunjang medis
Nama dokter penanggung jawab/merawat
Nomor rekam medis
Kegunaan indeks pasien adalah sebagai kunci untuk menemukan berkas rekam
medis seorang pasien.
Penyimpanan indeks dilakukan dalam sistem komputerisasi terpadu pada Pusat
Data Eletronik.
Indeks Dokter
Indeks dokter adalah satu tabulasi data yang berisi nama- nama dokter yang
memberikan pelayanan medis kepada pasien.
Kegunaan indeks dokter adalah :
a. Untuk menilai kinerja dokter.
b. Alat bukti pengadilan.
Indek Kematian
Dalam indeks kematian terdapat data :
Nama Pasien.
Nomor Rekam Medis.
Jenis Kelamin.
Umur.
Kematian : < 1 jam post operasi
Nama dokter yang merawat
Hari perawatan
Wilayah tempat tinggal pasien.
Kegunaan indeks kematian adalah statistic menilai mutu pelayanan dasar,
menambah dan meningkatkan peralatan / tenaga, dsb.
c. Periode Laporan
1. Data Kegiatan RS (RL.1)
Laporan tersebut dibuat setiao Triwulan berdasarkan catatan harian yang
dikompilasi setiap bulan, dan dilaporkan setiao tanggal 15 pada bulan ke 4
, ke tujuh, dan bulan pertama awal tahun kepada Direksi terkait, Kabag
Perencanaan, Kabag/Kabid terkait RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Kemudian Kabag Perencanaan RSUP. Dr. M. Djamil Padang melaporkan
kepada Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan RI , Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat, Dinas Kesehatan Kota Padang.
9. Data Individual Morbiditas Pasien Rawat Inap untuk Pasien Bayi Baru
lahir/ Lahir Mati (RL.2.2)
Laporan tersebut dibuat setiap Triwulan dengan pengambilan sampling 10
hari (setiap 1 s/d 10 setiap bulan Februari, Mei, Agustus, dan November ),
serta dilaporkan setiap tanggal 25 bulan sampling kepada Direksi terkait ,
Kabag Perencanaaan, Kabag/Kabid terkait RSUP. Dr. M. Djamil Padang.
Kemudian Kabag Perencanaan RSUP. Dr. M. Djamil Padang melaporkan
kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Dinas Kesehatan Kota
Padang.
b) Dalam UU No. 29 tentang Praktik Kedokteran tahun 2004, pasal 46, ayat
(2) dijelaskan bahwa “ Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan
pencatatan pada rekam medis, berkas dan catatan tidak boleh dihilangkan
atau dihapus dengan cara apapun.
Perubahan catatan atau kesalahan penulisan dalam rekam medis hanya
dapat dilakukan dengan pencoretan dan dibubuhi paraf petugas kesehatan
yang bersangkutan.
Rumus :
K = 100
K = 100
Rumus :
Rumus :
K = 100
Rumus :
K = 100
K = 100
Rumus :
3. Analisa Morbiditas
1. Analisa Kuantitatif
Adalah analisa yang difokuskan pada jumlah lembaran – lembaran rekam
medis sesuai dengan lamanya hari perawatan yang meliputi ; kelengkapan
lembaran catatan medis, kelengkapan lembaran catatan paramedis,
kelengkapan lembaran hasil pemeriksaan penunjang medis yang sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2. Analisa Kualitatif
Adalah analisa yang difokuskan pada mutu setiap berkas rekam medis
pasien. Petugas rekam medis akan mengambil dan menganalisa kualitas
rekam medis pasien sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
A. Sistem Sentralisasi
Sistem penyimpanan berkas rekam medis yang dipakai di RSUP Dr. M.
Djamil padang adalah sistem sentralisasi. Sistem sentralisasi adalah penyimpanan
berkas / file rekam medis dalam satu ruang penyimpanan baik berkas rekam medis
rawat jalan, rawat inap maupun berkas rekam medis gawat darurat.Dan berka
rekam medis (rawat jalan, rawat inap, rawat darurat) seorang pasien disimpan
dalam satu map / foldersecara terpadu ( integrated records).
Kebaikannya:
a. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaaan dan penyimpanan
berkas rekam medis seorang pasien.
b. Mengurangi jumlah biaya untuk peralatan dan ruangan.
c. Tata kerja dan peraturan kegiatan pengelolaan rekam medis mudah
distandarisasikan.
d. Memungkinkan dilakukan peningkatan efisiensi kerja petugas
penyimpanan berkas rekam medis.
e. Mudah untuk menerpakan sistem pemberian nomor secara “unit
numbering record”
Kekurangannya :
a. Petugas penyimpanan berkas rekam medis menjadi lebih sibuk, karena
harus menangani unit rawat jalan dan unit rawat inap.
b. Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 24 jam.
00 00 01
Kelompok Angka I Kelompok Angka II Kelompok Angka III
( Tertiery Digits) ( Secondary Digits) ( Primary Digits)
Contoh :
01-00-00 01-01-00 01-98-00
02-00-00 02-01-00 s/d
s/d s/d 99-98-00
99-00-00 99-01-00 00-99-00
00-01-00 00-02-00 01-99-00
00-01-00 00-02-00 01-99-00
01-01-00 01-02-00 02-99-00
02-01-00 02-02-00 s/d
03-01-00 03-02-00 99-99-00
04-01-00 04-02-00 00-00-01
05-01-00 05-02-00 01-00-01
06-01-00 06-02-00 02-00-01
Dari contoh di atas tampak bahwa kelompok 100 map / folder rekam medis ( 12-
32-99 s/ d 12-32-99) berada dalam urutan langsung.
Jarak antar satu rak dengan rak lain untuk jalan ( lalu lalang ) petugas
penyimpanan selebar 70 cm.
Contoh :
Petunjuk untuk section 52 ditulis sebagai berikut :
00 01 02 03 04
52 52 52 52 52
Angka-angka di atas adalah kelompok angka II, dan angka-angka di bawah adalah
kelompok angka I.
Dalam sistem angka akhir (terminal digit ), map-map pertama rekam medis
diletakkan di belakang tanda petunjuk adalah map- map rekam medis dengan
nomor :
00-00-52
01-00-52
02-00-52
03-00-52
04-00-52, dan seterusnya.
Dibagian depan map rekam medis tertulis (warna hitam) Logo RSUP. Dr.
M. Djamil Padang, alamat lengkap, nomor telepon dan fax, kalimat perhatian
brwarna merah, kemudian kolom untuk penulisan nama pasien sendiri dan nama
keluarga, juga ada kolom untuk tanda Allergi (stiker buat merah yang ditempel jika
pasien menderita allergi), serta kolom untuk penulisan dan penempelan stiker
warna-warni nomor rekam medis.
1. Jumlah berkas rekam medis yang keluar setiap hari untuk keperluan
pasien yang berobat ke poliklinik.
2. Jumlah permintaan berkas rekam medis untuk keperluan pasien yang
berobat di Instalasi Gawat Darurat dan pasien yang dirawat di ruang
rawat inap.
3. Jumlah berkas rekam medis salah simpan.
4. Jumlah berkas rekam medis yang tidak dapat ditemukan, data tersebut
berguna untuk rencana pengelolaan dan pengawasan penyimpanan
berkas rekam medis.
Map rekam medis tersebut pada kolom nomor rekam medis juga
diberi kode warna berupa stiker sebagai berikut :
1 merah
2 hijau muda
3 hijau tua
4 biru
5 coklat
6 kuning
7 Ungu
8 Putih
9 Hitam
0 orange
Petugas rekam medis tidak dapat mengirim satu persatu berkas rekam
medis secara rutin pada saat diminta mendadak (darurat).
Batasan umum berkas rekam medis dinyatakan aktif adalah liam tahun
dihitung dari tanggal terakhir pasien berobat jalan atau dirawat ( Keputusan
Dirjend Yanmed No. YM.00.03.2.2.1296 tanggal 27 November 1996)
BAB IV
ASPEK HUKUM REKAM MEDIS
4.1 PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP REKAM MEDIS
Fungsi utama rumah sakit adalah memberikan perawatan dan pengobatan yang
sempurna kepada pasien, baik di rawat jalan, rawat inap, rawat inap maupun gawat
darurat. Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab atas mutu pelayanan medis di rumah
sakit yang dipimpinnya.
Peranan rekam medis sangat penting dalam mengemban mutu pelayanan medis yang
diberikan oleh rumah sakit beserta staf medisnya. Rumah sakit bertanggung jawab
untuk melindungi informasi yang ada di dalam berkas rekam medis pasien terhadap
kemungkinan hilangnya keterangan atau pemalsuan data yang ada di dalam berkas
rekam medis, digunakan oleh orang yang tidak berwenang.
4.1.1 Tanggung Jawab Dokter, Dokter Gigi dan Tenaga Kesehatan Yang
Merawat.
Dalam UU Praktik Kedokteran No. 29, Pasal 46, ayat (1) dijelaskan bahwa
“setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis”. Tanggung jawab utama atas kelengkapan pengisian
rekam medis terletak pada dokter yang merawat pasien bertanggung jawab
terhadap kelengkapan dan kebenaran isi rekam medis.
Nilai ilmiah dari satu berkas rekam medis adalah sesuai dengan standard
pelayanan medis dan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien oleh
dokter atau dokter gigi yang merawat pasien. Oleh karena itu ditinjau dari
beberapa segi rekam medis sangat bernilai penting karena :
a) Isi rekam medis berguna bagi pasien untuk kepentingan riwayat
perkembangan penyakitnya di masa sekarang maupun yang akan datang.
b) Berkas rekam medis sebagai bukti tertulis dapat melindungi rumah sakit
maupun dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lainya yang secara
langsung memberikan pelayanan kepada pasien dari segi hukum
(medicolegal ). Jika terdapat berkas rekam medis yang tidak lengkap dan
tidak benar, maka kemungkinan akan merugikan pasien, dokter maupun
rumah sakit.
c) Berkas rekam medis merupakan sumber data atau informasi yang berguna
untuk kepentingan penelitian rekaman kegiatan pelayanan medis dan
administrative atas diri seorang pasien. Petugas rekam medis hanya dapat
mempergunakan yang tertera dalam berkas rekam medis sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku.
d) Jika terdapat diagnosa yang tidak benar ataupun tidak lengkap, maka
secara otomatis kode penyakitnya pun tidak tepat. Hal tersebut dapat
mempengaruhi pengisian indeks penyakit dan laporan rumah sakit. Data
statistic dan laporan rumah sakit yang akan disampaikan kepada pihak
interen maupun eksteren rumah sakit yang terkait, harus berisi data-data
atau informasi yang akurat dan lengkap.
Dalam membantu dokter, petugas rekam medis melakukan analisa kuantitaf untuk
mengetahui kekurangan dari kelengkapan data rekam medis pasien.
Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab menyediakan sarana dan fasilitas untuk
kegiatan Instalasi Rekam Medis yang meliputi ruangan kegiatan, rak file,
komputer, peralatan penunjang kegiatan dan petugas rekam medis. Dengan
demikian petugas rekam medis dapat bekerja dengan efektif dan efisien.
Staf medis memiliki peranan penting di suatu rumah sakit, karena secara langsung
staf medis tersebut dapat menentukan kualitas pelayanan yang diberikan kepada
pasien.
Direktur Pelayanan Medis yang merupakan atasan dari semua staf medis. Komite
staf medis melaksanakan beberapa tanggung jawab khusus yang
dipertanggungjawabkan langsung kepada Direktur Pelayanan Medis, salah
satunya bertanggung jawab terhadap efektifitas kegiatan pelayanan medis di
rumah sakitnya. Tanggung jawab Direktur Pelayanan Medis, salah satunya
bertanggung jawab terhadap efektifitas kegiatan pelayanan medis di rumah
sakitnya. Tanggung jawab Direktur Pelayanan Medis tersebut disesuaikan dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Kelas A,B dan C.
Penentuan pemilikan rekam medis telah tercantum dalam UU No. 29 tentang Praktik
Kedokteran, pasal 46, ayat (1) dijelaskan bahwa “ Dokumen rekam medis sebagaimana
dimaksud dalam pasal 46 merupakan milik dokter,dokter gigi, atau sarana pelayanan
kesehatan,sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.”
Dalam UU No. 29 tentang Praktik Kedokteran , pasal 47, ayat (2) dijelaskan “ Rekam
medis sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga
kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.”
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh petugas pelayanan kesehatan yang
terlibat dalam proses pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien yaitu :
1) Tidak dibenarkan membawa berkas rekam medis keluar dari RSUP. Dr. M. Djamil
Padang, kecuali atas izin Direktur Utama serta dengan sepengetahuan Kepala
Instalasi Rekam Medis yang peraturannya telah digariskan oleh rumah sakit.
2) Petugas Instalasi Rekam Medis bertanggung jawab penuh terhadap kelengkapan
berkas rekam medis yang sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pasien.
3) Petugas rekam medis harus menjaga agar berkas rekam medis disimpan dan ditata
dengan baik, sehingga terilindung dari kemungkinan pencurian , rusak, hilang, atau
diakses datanya oleh pihak yang tidsk berwewenang.
4) Petugas rekam medis harus mengerti dan memahami bagaimana prosedur
penyelesaian dan pengisian berkas rekam medis yang dilaksankan oleh dokter,
dokter gigi, tenaga kesehatan lainnya serta tata cara pengelolaan berkas rekam
medis, sehingga berkas rekam medis dapat dijadikan alat bukti untuk perlindungan
hukum bagi tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan rumah sakit dan bagi pasien.
Boleh atau tidaknya pasien mengerti terhadap isi dari rekam medisnya tergantung pada
kesanggupan untuk mengetahui informasi mengenai penyakitnya yang dijelaskan oleh
dokter yang merawatnya. Hal tersebut tidak berarti pasien diperkenakan umtuk
membawa berkas rekam medisnya pulang.
Jika pasien akan dirujuk ke rumah sakit lain, maka rumah sakit yang merujuk hanya
mengeluarkan resume akhir yang dibuat oleh dokter yang merawat pasien tersebut
untuk diteruskan kepada dokter / rumah sakit rujukan yang dianggap akan lebih
membantu proses penyembuhan pasien. Apabila dokter /rumah sakit rujukan
menghendaki informasi mengenai penyakit pasien yang lebih terperinci, maka pihak
rumah sakit diperkenakan untuk mem-photo copy dan melegalisir halaman-halaman
yang diperlukan dan diteruskan kepada dokter / rumah sakit rujukannya.
Perlu diingat bahwa rumah sakit wajib memegang berkas rekam medis asli, kecuali
untuk resep obat pasien. Dengan adanya kepentingan dari pihak ke- tiga seperti badan-
badan asuransi, polisi, pengadilan dan lainya terhadap isi rekam medis telah menjadi
milik umum. Pengertian umum tersebut bukanlah dalam arti bebas dibaca oleh
masyarakat, karena hanya dapat dikeluarkan untuk kepentingan yang berdasarkan
otoritas pemerintah / badan yang berwewenang secara hukum dan dapat dipertanggung
jawabkan.
Jika belum terdapat peraturan khusus, maka pengumuman atau penerusan informasi
kepada pasien, dokter , orang lain yang ditunjuk hanya bersifat administratif . Rumah
Sakit harus memperhatikan berbagai kemungkinan faktor sebelum menjawab
permohonan pasien atau pihak lain yang berkepentingan untuk melihat isi berkas
rekam medis.
Dalam ini rumah sakit bertanggung jawab secara moral dan hukum serta berupaya agar
informasi rekam medis seorang pasien tidak diakses atau diambil oleh orang yang tidak
berwewenang. Sistem pengamanan terhadap informasi medis seorang pasien harus
dimulai sejak pasien masuk rumah sakit sampai dengan pasien pulang serta sesudah
pasien pulang.
Secara umum informasi rekam medis bersifat rahasia, namun jika dianalisa konsep
kerahasiaan tersebut akan banyak ditemui pengecualian. Sekarang yang menjadi
masalah adalah kepada siapa dan dalam keadaan bagaimana isi rekam medis
dirahasiakan. Isi rekam medis dirahasiakan karena menjelaskan hubungan yang khusus
antara pasien dan dokter, yang wajib dilindungi dari pembocoran sesuai dengan kode
etik kedokteran dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pada dasarnya ada dua kategori informasi yang bersumber dari berkas rekam medis :
Oleh karena itu, dimana dan kapanpun petugas kesehatan bertugas tetap harus
memiliki kewaspadaan yang tinggi, agar terhindar dari kemungkinan tuntutan
kepengadilan.
Sumber hukum yang dapat dijadikan acuan di dalam masalah kerahasiaan suatu
informasi medis yang menyangkut rekam medis dapat dilihat pada uu no . 29
tentang Praktik Kedokteran , pasal 48 yaitu mengenai “Rahasia Kedokteran “ pada
ayat (1) dijelaskan bahwa “Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan
praktek kedokteran, wajib menyimpan rahasia kedokteran. “ Kemudian pada ayat
(2) dijelaskan bahwa “ Rahasia Kedokteran “ dapat dibuka hanya untuk
kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum
dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan perundang-undangan”.
Dengan adanya Undang- Undang tersebut diatas, maka siapapun yang bekerja di
rumah sakit , khususnya bagi mereka yang berhubungan dengan data rekam medis ,
wajib memperhatikan ketentuan tersebut.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh petugas rekam medis dalam membuka
inforamsi medis pasien sebagai berikut :
a. Memastikan informasi apa saja yang boleh dibuka, dan kepada siap saja yang
boleh diberikan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
b. Jika ada yang bertanya tentang kebenaran atau syah tidaknya tanda tangan pada
surat kuasa pasien pada surat izinnya, maka lakukanlah pengecekan dan
pencocokan dengan tanda tangan lain pada saat pasien dirawat atau surat izin
lainnya yang ada dalam berkas rekam medis pasien tersebut.
c. Jika tidak ada tanda tangan sebagai pembanding dan ada keraguan tentang syah
tidaknya tanda tangan tersebut, maka orang tersebut mensyahkan tanda
tangannya di notaris terlebih dahulu. Demikian pula bila terjadi perubahan
tanda tangan dari masa gadis kemasa nikah ( nona menjadi nyonya).
d. Resume akhir pasien cukup digunakan sebagai penjelasan informasi yang
dinginkan, kecuali apabila telah ditentukan lebih dari pada itu (misalnya
seluruh berkas rekam medis).
Berdasarkan UU NO. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran , pasal 45 ayat (1)
dijelaskan bahwa “Setiap tindakan kedokteran atau kedoktearn gigi yang akan
dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan”.
Pada prinsipnya yang berhak memberikan persetujuan atau penolakan tindakan medis
adalah pasien yang bersangkutan . Namun jika pasie yang bersangkutan berada
dibawah pengampunan (under curatele) persetujuan atau penolakan tindakan medis
dapat diberikan oleh keluarga terdekat antara lain suami / isteri, ayah/ ibu kandung,anak
kandung, atau saudara kandungnya.
Dalam keadaan darurat, untuk mng sudah menyelamatkan jiwa pasien tidak perlu
persetujuan, namun setelah pasien sadar atau dalam kondisi yang memungkinkan,
segera diberikan penjelasan dan dibuat persetujuan.
Untuk pasien anak-anak atau pasien yang tidak sadar, penjelasan diberikan kepada
keluarganya atau yang mengantar. Namun jika tidak ada yang mengantarkannya atau
tidak ada keluarganya, sedangkan tindakan medis harus dilakukan, maka penjelasan
diberikan kepada pasien anak yang bersangkutan atau pasien yang tidak sadar pada saat
pasien sudah sadar kembali.
Dalam hai ini rumah sakit harus benar-benar terjamin keselamatannya melalui bukti
tanda tangan bagi orang yang berhak. Berkas dari pada pasien yang akan diotpsi
harus memiliki lembaran perintah otopsi.
Dalam kaitan ini selain Instalasi Pemulasaran Jenazah, maka dalam berkas rekam
medis pun juga harus memiliki dasar penguat dalam bentuk formulir persetujuan
yang telah ditandatangani oleh pihak-pihak yang bersangkuatan tersebut. Dalam
hal ini ,kasus adopsi pihak-pihak yang bersangkutan harus benar-benar
bertanggung jawab untuk segera menandatangani formulir atau keterangan otopsi.
Informasi medis seorang pasien dapat diberikan kepada pihak – pihak terkait antara lain
:
a. Asuransi
b. Pasien/ keluarga pasien
c. Rumah Sakit yang menjadi tempat rujukan
d. Dokter lain yang merawat pasien
e. Kepolisian
f. Untuk keperluan pengadilan
Pemberian informasi medis harus mengikuti proseur dan ketentua yang berlaku, dan
informasi medis dapat diberikan jika pasien menandatangani serta memberikan kuasa
kepada pihak ke-tiga untuk mendapatkan informasi medis mengenai dirinya. Hal
tersebut bertujuan untuk melindungi rumah sakit dari tuntutan yang lebih jauh.
Orang atau pihak yang membawa surat kuasa ini harus menunjukkan tanda pengenak
(identitas) yang syah keadaan pimpinan rumah sakit, sebelum mereka diizinkan
meneliti isi rekam medis yang diminta. Badan-badan pemerinyah sering kali meminta
informasi tentang pasien. Dalam hal tersebut, apabila tidak ada undang-undangg yang
menetapkan hak suatu badan pemerintah untuk menerima infomasi tentang pasien,
mereka dapat memperoleh informasi atas persetujuan ( persetujuan dari pihak yang
bersangkutan) sebagaiman yang berlaku bagi badan-badan swasta. Jadi patokan yang
perlu dan harus senantiasa diingat oleh petugas rekam medis adalah “ Surat Persetujuan
untuk memberikan informasi yang ditandatangani oleh pasien atau pihak yang
bertanggung jawab” selalu diperlukan untuk setiap pemeberian informasi dari rekam
medis.
Pada saat ini makin banyak usaha-usaha yang bergerak di bidangn asuransi, diantaranya
ada asuransi sakit, kecelakaan, pengobatan, asuransi tenaga kerja, aseunasi pendidikan
dan lain-lain. Untuk dapat membayar klaim asuransi dari pemegang polisnya,
perusahaan asuransi terlebih dahulu memperoleh informasi tertentu yang terdapat
dalam rekam medis seorang pasien selama mendapat pertolongan, perawatan di rumah
sakit. Informasi banyak dapat diberikan apabila surat kuasa /persetujuan tertulis yang
ditanda tangani oleh pasienyang bersangkutan.
Untuk melengkapi persyaratan bahwa surat kuasa / persetujuan tindakan medis harus
ditanda tangani oleh otang yang bersangkutan, rumah sakit menyediakan formulir surat
kuasa. Dengan demikian tanda tangan dapat memperoleh pada saat pasien tersebut
masuk dirawat.
Jika ada ketentuan-ketentuan khusus yang ditetapkan oleh peraturan perundangan yang
berlaku, maka ketentuan-ketentuan berikut secara umum dapat dijadikan pedoman bagi
rumah sakit :
1. Setiap informasi yang bersifat medis yang dimiliki oleh rumah sakit tidak
disebarluaskan oleh pegawai rumah sakit , kecuali bila ada izin dari pimpina rumah
sakit.
2. Rumah sakit menggunakan rekam medis dengan cara yang dapat membahayakan
kepentingan pasien, kecuali jika rumah sakit menggunakan rekam medis untuk
melindungi dirinya atau mewakilinya.
3. Para asisten dan dokter yang bertanggung jawab dapat dapat berkonsultasi dengan
Instalasi Rekam Medis sesuai dengan catatn yang ada hubungannya dengan
pekerjaannya. Jika ada keraguan di pihak staf rekam medis, maka persetujuan
masuk ketempat rekam medis b oleh ditolak, dan persoalan tersebut hendaknya
diserahkan kepada keputusan pimpinan rumah sakit. Salinan rekam medis tidak
boleh dibuat tanpa persetujuan khusus dari pimpinan rumah sakit jika ada keragu-
raguan. Tidak seorangpun boleh memberikan informasi lisan dan tertulis kepada
seorang di luar organisasi rumah sakit tanpa persetujuan tertulis dari pihak
pimpinan rumah sakit ( perkecualian : mengadakan diskusi mengenai kemajuan
kasus dengan keluarga atau wali pasien yang mempunyai kepentingan yang syah).
4. Dokter tidak boleh memberikan persetujuan kepada perusahaan asuransi atau badan
lain untuk memperoleh rekam medis.
5. Badan-badan sosial boleh mengatahui isi data rekam medis, apabila mempunyai
alasan-alasana yang syah untuk memperoleh informasi, namun untuk data medisnya
tetap diperlukan surat persetujuan dari pasien yang bersangkutan.
6. Permohonan pasien untuk memperoleh informasi mengenai catatan dirinya
diserahkan kepada dokter yang merawatnya.
7. Permohonan permintaan informasi harus secara tertulis , permohonan infomasi
secara lisan sebaiknya ditolak.
8. Informasi rekam medis hanya dikeluarakan dengan surat kuasa yang ditandatangani
dan diberi tanggal oleh pasien ( walinya jika pasien tersebut secara tidak
berkompeten) atau keluarga terdekat, kecuali jika ada ketentuan lain dalam
peraturan. Surat Kuasa hendaklah juga ditandatangani dan diberi tanggal oelh yang
mengeluarkan informasi medis seorang pasien dan disimpan di dalam berkas rekam
medisnya.
9. Informasi di dalam rekam medis boleh doperlihatkan kepada perwalian rumah sakit
yang syah untuk melindungi kepentingan rumah sakit dalam hal yang bersangkutan
dengan pertanggungjawaban.
10. Informasi boleh diberikan kepada rumah sakit lain, tanpa surat kuasa yang
ditandatangani oleh pasien berdasarkan permintaan dari rumah sakit yang
bersangkutan, yang menerangkan bahwa si pasien sekarang dalam perawatan
mereka.
11. Dokter dari rumah sakit yang mencari keterangan mengenai pasien pada suatu
rumah sakit , harus memiliki surat kuasa dari pasie yang bersangkutan. Tidak boleh
seorang beranggapan bahwa karena pemohon seorang dokter, ia seolah-olah berhak
untuk mem[eroleh informasi dari pemohon yang bukan dokter. Rumah sakit dalam
hal tersebut akan berusaha memberikan segala pelayanan yang pantas kepada
dokter luar rumah sakit, tetapi selalu berusaha lebih memperhatikan kepentingan
pasien dan rumah sakit.
12. Ketentuan ini tidak saja berlaku bagi Instalasi Rekam Medis, tetapi juga berlaku
bagi semua orang yang menangani rekam medis dibagian perawatan, bangsal-
bangsal dan lain-lain.
13. Berkas rekam medis yang asli tidak boleh dibawa keluar rumah sakit, kecuali bila
atas permintaan pengadilan, dengan surat kuasa khusus tertulis dari pimpina rumah
sakit.
14. Berkas rekam medis tidak boleh diambil dari tempat penyimpanan di Instalasi
Rekam Medis untuk dibawa ke bagian lain dilingkungan rumah sakit yang
bersangkutan, kecuali jika diperlukan untuk transaksi dalam kegiatan rumah sakit
tersebut. Apabila mungkin, berkas rekam medis tersebut hendaknya diperiksa di
bagian setiap waktu dapat dikeluarkan untuk mereka yang memerlukan.
15. Dengan persetujuan pimpinan rumah sakit, pemakaian rekam medis untuk
keperluan riset diperbolehkan. Mereka yang bukan dari staf medis rumah sakit,
apabila ingin melakukan riset harus memperoleh persetujuan tertulis dari pimpinan
rumah sakit.
16. Bila suatu berkas rekam medis diminta untuk dibawa ke pengadilan, segala ikhtiar
hendaklah dilakukan supaya pengadilan menerima salinan photo static rekam meis
yang dimaksud. Apabila hakim meminta berkas rekam medis yang asli, maka tanda
tanda terima harus diminta dan disimpan di folder sampai berkas rekam medis yang
asli tersebut kembali.
17. Fakta bahwa seorang majikan telah membayar atau telah menyetujui untuk
membayar ongkos rumah sakit bagi seorang pegawainya, tidak dapat dijadikan
alasan bagi rumah sakit untuk memberikan informasi medis pegawainya tersebut
kepada majikanya tanpa surat kuasa / persetujuan tertulis dari pasien atau walinya
yang syah.
18. Pengesahan untuk memberikan informasi hendaklah berisi indikasi mengenai
periode-periode perawatan tertentu. Surat kuasa / persetujuan tersebut hanya
berlaku untuk informasi medis termasuk dalam jangka waktu /tanggal yang ditulis
didalamnya.
Informasi medis yang diambil dari berkas sebagai bukti dalam siding di penagdilan ,
atau didepan satu badan resmi lainya, senantiasa merupakan proses yang wajar.
Rekam medis adalah catatn kronologi yang tidak disangsikan kebenarannya tentang
pertolongan, perawatan, pengobatan, seorang pasien selama mendapat pelayanan di
rumah sakit. Penyimpanan dan Pemeliharaan berkas rekam medis merupakan satu
bagian dari keseluruhan kegiatan rumah sakit.
Sebagai satu dalil yang umum dapat dikatakan setiap informasi di dalam rekam medis
dapat dipakai sebagai bukti, karena rekam medis adalah dokumen resmi dalam kegiatan
rumah sakit. Jika pengadilan dapat memastikan bahwa rekam medis tidak dapat
disangkal kebenarannya dan dapat dipercaya, maka keseluruhan atau sebagian dari
informasinya dapat dijadikan bukti yang memenuhi persyaratan.
Apabila salah satu pihak bersengketa dalam satu acara pengadilan yang menghendaki
pengungkapan isi rekam medis ia meminta perintah dari pengadilan kepada rumah sakit
yang menyimpan rekam medis tersebut. Rumah sakit yang menerima perintah tersebut
wajib mematuhi dan melaksanakannya. Apabila keragu-raguan tentang isi perintah
tersebut diminta seorang saksi untuk dating dan membawa rekam medis yang
dimintanya atau memberikan kesaksian di depan sidang.
Apabila diminta rekam medisnya saja pihak rumah sakit dapat membuat salinannya /
photo copy dari rekam medis yang diminta dan mengirimkan kepada Bagian Tata
Usaha Pengadilan setelah dilegalisasi oleh pejabat yang berwewenang (dalam hal ini
pimpinan rumah sakit). Namun harus ditekankan bahwa rekam medis tersebut benar-
benar hanya dipergunakan untuk keperluan pengaduan. Dalam suatu kasus mengkin
sebagian dari rekam medis atau mungkin seluruh informasi dari rekam medis
dipergunakan. Hakim dan pembela bertanggung jawab untuk mengatasi setiap
perbedaan ketentuan perundangan dalam hal pembuktian.
Tanggung jawab seorang ahli rekam medis adalah berperan sebagai saksi yang objektif.
Pihak rumah sakit tidak dapat memperkirakan setiap saat rekam medis yang mana akan
diminta oleh pengadilan. Oleh karena itu setiap rekam medis dianggap sewaktu-waktu
dilihat / diperlukan untuk keperluan pemeriksaan oleh hakim di pengadilan.
Konsekuensinya terhadap semua rekam medis pasien yang telah keluar dari rumah sakit
harus dilakukan analisa kuantitatif secara seksama.
Selain isian / tulisan di dalam rekam medis yang dihapus tanpa paraf dan setiap isi yang
ditanda tangani ataupun tidak sesuai dengan ketentuan rumah sakit harus ditolak dan
dikembalikan kepada pihak yang bersangkutan atau diperbaiki/dilengkapi.
Pedoman rekam medis menghadapi rekam medis dengan kasus adopsi sebagai berikut :
a) Adopsi telah mengakibatkan orang tua kandung melepaskan hak mereka untuk
memeriksa berkas rekam medis anak kandungnya yang telah diangkat karena
dengan pengangkatan tersebut seluruh hak orang tua kandung telah berakhir.
b) Adopsi telah mengakibatkan orang tua baru / orang tua angkat menerima hak
sebagai orang tua asli yang berarti berhak untuk memeriksa berkas rekam medis
anak angkatnya sebagai anak angkatnya tersebut mencapai usia dewasa. Namun
orang tua baru / orang tua angkatnya tidak boleh melihat berkas rekam medis
masa lampau si anak angkatnya (rekam medis sebelum anak tersebut
diadopsinya). Dalam hal ini petugas rekam medis wajib mengeluarkan semua
identitas masa lampaunya yang berkaitan dengan orang tua kandungnya (dari
berkas rekam medis si anak tersebut) sewaktu orang tua angkatnya memeriksa
berkas rekam medis anak angkatnya tersebut.
c) Anak angkat mempunyai hak untuk membaca berkas rekam medis dirinya pada
saat mencapai usia dewasa namun petugas rekam medis harus menutup identitas
orang tua aslinya (orang tua kandungnya) seperti pada keterangan di atas.
LAMPIRAN
A. FORMULIR REKAM MEDIS RAWAT JALAN
Formulir rekam medis rawat jalan di RSUP DR.M.Djamil Padang terdiri dari :
1. Ringkasan Riwayat Klinik RM 1 IRJ
2. Resume poliklinik (Summary List) RM 2 IRJ
3. Asesmen Awal Medis RM 3 IRJ
4. Asesmen Awal Pasien Gigi dan Mulut RM 3.1 IRJ
5. Dokumentasi Edukasi Terintegrasi RM 4 IRJ
6. Formulir konsultasi RM 5 IRJ
7. Asesmen Keperawatan Rawat Jalan RM 6 IRJ
8. Asuhan Keperawatan Rawat Jalan RM 7 IRJ
9. Catatan Terintegrasi Rawat Jalan RM 8 IRJ
10. Hasil Laboratorium X-Ray/E.E.G/E.C.G dll RM 9 IRJ
11. Formulir Skrining Rawat Jalan RM 10 IRJ
a. Dokumen Utama
b. Dokumen Tambahan/Khusus
4.8
4.8.1 Hkkk
4.8.2 Gjjj
4.8.3 Hjk
4.8.4 jhhhh
3.7.8 jjllk
3.7.9
3.8
C.
3.7
3.7.1