Anda di halaman 1dari 8

Item Pekerjaan Penjelasan rincian Metode Kerja

A. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Pesiapan akan dilaksanakan dengan metode


sebagai berikut :

1. Dalam pelaksanaan Pekerjaan Pesiapan


membutuhkan rincian tenaga kerja sebagai berikut :
 Pengurusan ijin, She plan, APD, Protokol Covid -19 ,
Asuransi dan lainnya. Sebelum kegiatan pekerjaan di
mulai kontraktor wajib mempersiapkan persyaratan
ijin kendaraan , ijin masuk untuk para karyawan ,
perlengkapan ADP yang lengkap, juga dilakukan
kegiatan protokol covid – 19 secara berkala, asuransi
yang dapat mengcover keselamatan para pekerja dan
peralatan rambu – rambu keselamatan yang wajib di
patuhi.
 Mobilisasi dan Demobilasasi
Setelah pekerjaan pembersihan lokasi dan pengukuran
selesai kontraktor harus melaksanakan Mobilisasi
peralatan yang dibutuhkan serta menyediakan tenaga
kerja dan alat bantu lainnya. Setelah pekerjaan-
pekerjaan tersebut selesai maka alat-alat di
demobilisasi kembali.
 Air dan Listrik Kerja
Air dan listrik disiapkan untuk pelaksanaan pekerjaan sampai
selesai.
 Direksi Keet Min uk. 400 x 400 cm
Pembuatan direksi untuk tempat melaksanakan
pengawasan , pengendalian pekerjaan , pekerjaan
adminitrasi proyek . direksi keet dapat berupa
bangunan darurat yang terbuat dari tiang kaso, dinding
papan susun ataupun bangunan permanent sesuai
kebutuhan tersebut.
 Pasang Perancah ( scaffloding )
Semua sistem perancah (Scaffolding) harus diperiksa
oleh HSE inspektur sebelum digunakan di tempat
kerja untuk memastikan kepatuhan dengan persyaratan
keselamatan. Dia harus melakukan pemeriksaan
mingguan di tempat semua perancah, dan ia juga harus
mencatat hasil pemeriksaan, menempatkan label
(sistem penandaan) setiap perancah untuk
mengidentifikasi perancah yang aman dan tidak aman
HSE (Scaffolding) Inspektur harus melaporkan
kepada Yard Supervisor/Manager dan HSE
Coordinator mengenai perancah aman.
2. Dalam Pelaksanaan pekerjaan Persiapan membutuhkan
rincian Fasilitas tenaga kerja sebagai : surat antigen covid
19, scafloding, pick up , jack hammer cutting mixer ,
cutting concrete, genset , body harness, dumptruck , crane
3. Pekerja yang digunakan meliputi :spv, tukang dan helper.

B. Pekerjaan Pembongkaran 1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja peralatan dan


alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini.
2. Melaporkan terlebih dahulu kepada pengawas tentang
bagian – bagian yang akan di bongkar untuk mendapat
persetujuan , seperti permbongkaran atap, dan keramik.
3. Pekerjaan pembersihan , pengamaan area dan
pengbongkaran sisa – sisa pekerjaan struktur /konstruksi
yang sudah tidak diperlukan dan yang dapat menganggu
kelancaran proses pekerjaan lainnya.
4. Melindungi bagian – bagian tertentu bangunan yang tidak
di bongkar dan barang – barag yang ada di di dalam
bangunan yang di bongkar.
5. Merapikan kembali apabila dalam melaksanakan
pembongkaran terjadi kerusakan yang diakibatkannya
6. Memilah – milah material sisi pembongkaran berdasarkan
fungsi dan tingkat kerusakan , kemudian dibuat laporan
tertulis yang disampaikan kepada pengawas untuk
ditentukan langkah selanjutnya.
 Peralatan yang digunakan meliputi : palu, scafloding,
linggis, gerobak, pick up , jack hammer , cutting mixer,
cutting concrete, genset , body harness.
 Pekerja yang digunakan meliputi : spv, tukang dan
helper.

C. Pekerjaan Penutup Lantai dan 1. Pekerjaan Waterprooting sebagai berikut :


Dinding  Pelaksanaan pekerjaan waterproofing coating
dilakukan sebelum permukaan struktur bangunan
diberikan finishing.
 Sebelumnya, buatlah pinggulan pada bagian
pertemuan antara lantai dan dinding. Jangan lupa
untuk menerapkan plester dan acian di bagian dinding
yang naik sekitar 20 cm.
 Tutuplah bagian permukaan struktur yang berlubang.
Kemudian buatlah langsam di bagian yang tidak sama
tinggi. Disarankan lokasi lantai di-trowel supaya
permukaannya rata.
 Periksa kembali permukaan lantai dan dinding secara
menyeluruh. Pastikan seluruh permukaan tersebut
bersih dari debu, lumpur, tanah, minyak, oli, dan
kotoran-kotoran lainnya.
 Cek ulang seluruh instalasi pipa pada struktur
bangunan tersebut. Anda harus memastikan jika pipa-
pipa tersebut sudah terpasang dengan dan rapi, serta
terlindungi dengan grouting.
 Dengan menggunakan pahat beton atau kape scrabe,
kikislah permukaan lantai serta dinding yang sudah
keropos. Kerjakan secara hati-hati.
 Anda mesti membersihkan permukaan lantai dan
dinding dengan mencucinya memakai sikat kawat dan
air bersih supaya bebas dari partikel-partikel debu dan
kotoran.
 Pengaplikasian waterproofing membrant sebaiknya
dimulai dari sudut pertemuan antara permukaan lantai
dan dinding menggunakan kuas atau roll.
 Berikan lapisan kain kasa pada permukaan
waterproofing. Setelah itu, lapisi kembali memakai
waterproofing coating di sepanjang pertemuan sudut
antara lantai dan dinding.
 Anda bisa memperkuat lapisannya dengan
memanfaatkan serat fiberglass. Pasanglah serat ini di
sepanjang sudut pertemuan lantai dengan dinding.
 Penerapan waterproofing coating untuk area
permukaan dinding paling tidak adalah 20 cm atau
dapat disesuaikan menurut gambar kerja dari
permukaan lantai.
 Dibutuhkan waktu setidaknya sehari semalam untuk
membuat lapisan waterproofing coating ini mengering
dengan sempurna.
 Sebelum benar-benar digunakan, lakukan ujicoba
terlebih dahulu dengan merendam bidang tadi
memakai air selama 24 jam penuh dan perhatikan
hasilnya.

2. Pekerjaan Pemasangan Keramik sebagai berikut :


 Langkah pertama dalam pemasangan mozaik kolam
renang adalah mempersiapkan alat dan bahan. Alat
yang perlu disiapkan adalah kape, ember semen, kain
lap, benang nilon dan sikat berbahan nilon.
Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah mozaik,
semen, semen aditif atau semen putih, sika, perekat
dan air. Sedangkan banyaknya alat dan bahan yang
disiapkan harus disesuaikan dengan yang banyaknya
pekerja dan ukuran kolam.
 Langkah kedua, pastikan dinding dan lantai kolam
rata. Untuk itu, dinding dan lantai kolam yang akan
dipasang mozaik harus diaci atau diplester rata dengan
semen. Sebelum pemsangan mozaik dimulai, lapisi
terlebih dahulu dengan sika. Lapisan sika ini bertujuan
sebagai pelapis antibocor. Kemudian tarik benang
nilon supaya pemasang mozaik bisa lurus dan rapi.
 Selanjutnya, lapisi dinding dan lantai dengan
campuran semen, air dan perekat. Untuk hasil yang
maksimal, buat lapisan ini kira-kira setebal 2 cm.
Perekat ini tujuannya agar mozaik menempel kuat dan
tidak mudah lepas. Letakkan mozaik di atasnya selagi
lapisan masih basah tekan dengan perlahan supaya
permukaan mozaik rata. Diamkan kira-kira 6 jam
supaya kering dan mozaik menempel dengan
sempurna.
 Kemudian, kita sampai pada bagian pengisian nat.
Pengisian nat ini menggunakan semen aditif atau
semen putih yang sudah dicampur dengan air. Isi nat
menggunakan campuran ini hingga penuh dan agak
sedikit lengkung kedalam supaya hasilnya lebih indah.
Kemudian, setelah 30 menit, lap bagian mozaik
dengan lap setengah basah supaya bersih.
 Langkah terakhir dalam pemasangan mozaik yaitu
pembersihan mozaik. Setelah nat kering, kira-kira
setelah 2 jam, bersihkan mozaik. Pembersihan ini bisa
dilakukan dengan cara menyikat mozaik dengan sikat
berbahan nilon untuk menghilangkan kotoran pada
mozaik. Jika masih ada semen yang menempel gosok
menggunakan kape untuk membersihkannya. Dan jika
semua langkah sudah dijalankan kolam renang siap
untuk diisi air.

Sebelum pekerjaan waterproofing dilaksanakan, maka perlu


dilakukan persiapan dengan baik terlebih dahulu. Berikut ini
hal-hal yang harus Anda siapkan untuk mendukung
keberhasilan dalam melakukan pekerjaan waterproofing,
antara lain :

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing


pekerjaan waterproofing coating.
 Penyetujuan (approval) material yang akan digunakan
dalam pekerjaan ini.
 Persiapan lahan kerja, di mana pekerjaan
waterproofing akan dilaksanakan.
 Persiapan material kerja yang meliputi bahan
waterproofing coating dan kain kasa.
 Persiapan alat bantu kerja seperti sikat kawat, pahat
beton, kape, kuas/roll, ember, dan lain-lain.

 Pekerja yang digunakan meliputi : spv, tukang dan


helper.

D. Pekerjaan Penutup Atap  Pengerjaan Pemasangan Geotextilte Non


Wonen
 Tahap pertama adalah pekerjaan pemasangan
geotextile yang benar, setiap pelaksana harus
menggelar terlebih dahulu geotextile secara bebas
tanpa adanya kerutan sama sekali pada permukaan
geotextile. Lakukan hal ini sacara bersamaan dengan
cara setiap orang memegang ujung atas bawah dan
kanan kiri. Selanjutnya geotextile yang akan dipasang
harus di kaitkan pada mesin tegak lurus agar sejajar
dengan timbunan  yang sudah direncanakan sejak
awal. Analisa pemasangan geotextile ini harus
diperencanakan dengan baik dan matang, sehingga
pada saat proses pekerjaan penutupan pada timbunan
benar-benar sesuai dengan lebar geotextile yang
digunakan.
 Tahap kedua setelah proses pengelaran geotextile
sudah selesai, Geotextile tidak boleh di seret melalui
permukaan tanah yang berlumpur karena bisa
berpotensi terkena benda tajam atau keras, akibatnya
berdampak buruk, bisa merusak bagian dari lembar
geotextine yang akan digunakan. Selain itu juga, lapis
timbunan yang akan digunakan harus ditempatkan di
atas geotextile dengan ketebalan sekitar 200 antara
geotextile dan roda rantai baja. Ukuran dari
pemasangan ini juga harus dibatasi agar tidak terjadi
berat sebelah. Alat berat yang digunakan tidak boleh
berbelok pada hamparan timbunan karena bisa
mengurangi pemadatan pada geotextile yang bisa
membuat pergesaran yang tidak di inginkan.
 Pada tahap selanjutnya, mengenai gundukan tanah
ataupun metode harus berdasarkan dari pabrik yang
biasa dipakai untuk menahan geotextile, jadi harus
mengerti mengenai pemasangan dengan gundukan
tanah yang dipakai. Hal ini berfungsi supaya bahan
timbunan benar-benar ditempatkan dengan tepat pada
lapisan geotextile.
 Apabila terjadi bagian pada geotextile yang robek,
berlubang ataupun ada sambungan yang rusak baik
yang kasat mata atau tidak, Ini bisa memungkinkan
geotextile harus dibongkar dan kemudian diperbaiki
oleh pelaksana tanpa ada tambahan biaya pada direksi
pekerjaan. Perbaikan yang bisa dilakukan biasanya
dengan proses tambalan geotextile dengan jenis yang
sama dan ditempatkan pada bagian atas atau area yang
rusak / robek. Tambahan ini harus dilakukan dengan
serapi mungkin dan selanjutnya dijahit sampai semua
tepi dan rapi.
 Selanjutnya, agar proses pekerjaan pemasangan
geotextile ini dapat berjalan dengan lancar, pada
konstruksi timbunan harus dilakukan dengan simetris
setiap waktu, hal ini di harapkan supaya tidak terjadi
yang namanya keruntuhan akibat kapasitas daya yang
dukung lokal dibawah timbunan. Setiap urugan yang
dipakai harus ditempatkan pada atas Geotextile yang
kemudian diratakan secara merata. Gundukan
persediaan tanah urugan diatas geotextile sama sekali
tidak disyaratkan.
 Setelah proses pekerjaan penimbunan dengan urugan,
langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah
pemadatan timbunan sampai 0.5 timbunan. Intinya
timbunan sekurang-kurangnya 0.3 m telah menutupi
lapisan geotextile paling bawah.
 Secara sederhananya, geotextile yang akan digunakan
pada proses lapisan ini harus dilakukan dengan cara
pratarik terlebih dahulu seperti metode 1 dan 2 yang
sudah dijelaskan. Pemilihan metode tersebut juga
tergantung dari jenis gelombang lumpur pada lokasi
tersebut. Jika gelombang lumpur  kemudain timbul
ketika timbunan di dorong pada lapisan geotextile
yang pertama, maka harus memakai metode yang
pertama. Metode pertama ini memungkinkan
gelombang lumpur bisa menghilang ketika timbunan
mulai disebarkan diatas geotextile, Nah, pada saat
gelombang lumpur sudah tidak terbentuk lagi dan bisa
menggunakan metode kedua untuk lapis geotextile
paling atas agar tertutup timbunan dengan minimum
ketebalan 0.3 m. Intinya, kalau gelombang lumpur
tidak ada bentuk ketika timbunan sudah di dorong
maka metode kedua harus dipakai diawal lapis teratas,
namun kalau gelombang lumpur terbentuk harus
memakai metode 1 dan dilanjutkan ke metode ke 2.
 Metode 1 : Pemasangan geotextile yang benar
adalah menghamparkan terlebih dahulu dengan
arah melintang timbunan dan dijahit
bersamaan, kemudian digelar secara manual
agar tidak terjadi kerutan pada geotextile.
 Metode 2 : Lapisan pertama geotextile harus
dihamparkan secara melintang dan dijahit
bersamaan seperti pada metode pertama.
Kemudian penghamparan ini harus disebarkan
dari tepi geotextile.
 Cara Waterproofing Membrane
 Dengan alat kerja yang sudah disiapkan sebelumnya,
bersihkan lokasi struktur beton yang akan dilapisi
waterproofing. Bersihkan hingga permukaan benar –
benar bersih.
 Labur permukaan atau bidang yang akan dipasang
dengan primer coating secara merata serta pada bidang
dinding naik sekitar 20 cm dari lantai rencana.
 Pastikan laburan primer coating sudah benar – benar
rapi dan menutup semua permukaan dengan mengecek
setiap bagian.
 Dengan sambungan overlap kurang lebih 10
centimeter, pasang waterproofing membrane secara
merata keseluruh permukaan beton.
 Lakukan pengecekan pada waterproofing membrane
yang sudah terpasang sebelumnya, dan pastikan tidak
ada retakan.
 Jika tekhnik pekerjaan waterproofing beton sudah
dirasa sempurna, maka Anda bisa melakukan test uji
penggenangan dengan air selama satu hari atau 1×24
jam
 Dan keesokan harinya, cek apakah air berkurang atau
tidak. Jika tidak, maka pekerjaan
waterproofing selesai, tapi jika terlihat tanda tanda
kebocoran maka perlu adanya evaluasi kerja
waterproofing kembali.
 Melaksanakan pekerjaan screed penutup
waterproofing, untuk toilet langsung saja ditutup
dengan screed setinggi 2 s/d 5 cm, sedangkan untuk
wilayang gutter atau saluran air sebaiknya dilapisi
terlebih dahulu dengan kawat ayam kemudian baru
screed 2 s/d 3 cm dilanjutkan finish acian.

Tahapan Persiapan : Alat Dan Bahan


 Geotextile
 Bahan primer coating
 Waterproofing membrane
 Screed beton
 Acian halus
 Kawat ayam
 Dan alat-alat bantu pekerjaan waterproofing lainya
menyesuaikan kebutuhan kerja dan kondisi lapangan.
 Pekerja yang digunakan meliputi : spv, tukang dan
helper.
A. Pekerjaan Pembersihan / Sebelum serah terima pekerjaan terlebih dahulu harus
finishing dilakukan pemberihan lokasi agar terlihat rapi dan bersih
kontraktor juga diwajibkan membuat As Built Drawing
sebagai laporan akhir dari pelaksana kegiatan yang merupakan
bagian dari laporan pekerjaan

Peralatan yang akan digunakan meliputi :


Scafolding,linggris,gerobak,pick up,sapu, body harness.
 Pekerja yang digunakan meliputi :
Spv,tukang,helper, dan pengawas Pkt

Anda mungkin juga menyukai