Disusun Oleh :
Rachmawati Irvan
Stb. F221 18 007
Dibimbing Oleh :
Nur Rahmanina B, S.T., M.T
NIP. 19710625 200003 2 001
i
PROPOSAL TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR
Diajukan sebagai
Usulan Proposal Tugas Akhir Program S-1
Teknik Arsitektur
Disusun Oleh :
Rachmawati Irvan
Stb. F221 18 007
Dibimbing Oleh :
Nur Rahmanina B, S.T., M.T
NIP. 19710625 200003 2 001
ii
PERSETUJUAN
Oleh :
Rachmawati Irvan
Stb. F221 18 007
Palu,
Menyetujui,
Pembimbing
Palu,
Mengetahui,
Ketua KDK
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia yang terdiri dari beragam budaya dan adat istiadat,
juga mempunyai bermacam-macam kesenian tradisional, kerajinan
tradisional serta makanan tradisional yang berkembang sesuai
dengan budaya yang ada pada masyarakat tersebut. Makanan
tradisional merupakan makanan yang telah lama berkembang secara
spesifik di suatu daerah atau masyarakat indonesia. Makanan
tradisional dapat dijadikan sebagai suatu wisata yang dapat
mengangkat citra dari suatu daerah. Wisata tersebut dikenal dengan
Wisata Kuliner. Wisata kuliner pada masa kini berkembang sangat
pesat. Tidak dapat dipungkiri, pada dasarnya makan dan minum
merupakan kebutuhan pokok manusia. Dengan perkembangan
jaman, makan dan minum tidak hanya sebagai kebutuhan pokok tapi
juga menjadi menjadi salah satu tujuan dalam kegiatan pariwisata.
Indonesia
1
sagu, kue buroncong, wempoy, tinutuan, rue tetu, dan putu.
Pemerintah kota Palu perlu membuat tempat wisata kuliner agar
masyarakat dan wisatawan yang berkunjung tidak merasa bingung
mencari lokasi pusat kuliner yang menyediakan makanan khas kota
Palu.
2. Perumusan Masalah
Bagaimana merancang pusat wisata kuliner agar menjadi
tempat memenuhi kebutuhan wisata kuliner serta dapat
melestrarikan makanan dan minuman khas Sulawesi Tengah dan
juga bisa menjandi edukasi kesenian Sulawesi Tengah bagi para
pengunjung
2
3. Manfaat Penelitian
4. Data Awal
Makanan khas Palu tidak hanya berasal dari Palu itu sendiri,
namun perpaduan dari satu provinsi yakni budaya dari seluruh
penjuru Sulawesi Tengah bercampur dan menjadikan suatu cita rasa
yang khas dan istimewa. Berikut adalah jenis makanan khas Palu :
3
4.1.1 Kaledo
(sumber : geogle)
Kaledo adalah singkatan dari Kaki Lembu Donggala, dan
merupakan makanan khas Palu. Pembuatan-nya dilakukan dengan
perebusan yang lama sehingga tekstur dagingnya empuk. Kuah-
nya terbuat dari kaldu sup dan tidak menggunakan santan
sehingga cukup segar. Bumbu yang digunakan juga cukup
sederhana yaitu garam, asam, dan cabai segar. Salah satu yang
membuatnya unik juga adalah penggunaan sedotan untuk
menikmati sumsum tulang dan penggunaan tambahan singkong
atau ubi rebus. Dulunya Kaledo adalah sajian kehormatan
bangsawan, namun saat ini bisa dinikmati siapa saja dengan harga
mulai dari Rp. 25.000/porsi.
4.1.2 Kapurung
(sumber : geogle)
Kapurung adalah sajian khas Sulawesi Tengah,
khususnya Palu. Kapurung terbagi menjadi tiga variasi
berdasarkan lauk-nya yaitu Kapurung ikan palumara, Kapurung
ayam, dan Kapurung udang. Kapurung sendiri adalah sajian
yang terdiri dari sayuran yang direbus, utamanya yakni
cacahan jantung pisang, dan sayuran lain seperti bayam,
kangkung, pakis, kacang panjang dan sebagainya. Selain itu
4
Kapurung juga biasa dinikmati bersama dengan sagu dan
cacahan ikan, ayam, atau udang dengan kuah asam.Kapurung
bercita-rasa segar dan lezat dengan haraga mulai dari Rp.
20.000/porsi.
(sumber : geogle)
Sambal khas Sulawesi Tengah atau lebih tepatnya
Palu bernama Duo Sale. Terbuat dari olahan ikan teri kering
yang dimasak bersama dengan bumbu sambal, selain
berfungsi sebagai sambal Duo Sale juga bisa digunakan
menjadi lauk. Bumbu yang digunakan dalam pembuatan Duo
Sale adalah cabai, tomat, dan bawang merah. Pembuatan-nya
pun lumayan sederhana dengan mencampur bumbu dengan
teri kering yang sudah matang, kemudian dimasak sampai
beraroma harum. Duo Sale memiliki citarasa yang gurih dan
tidak terlalu pedas, harganya berkisar mulai dari Rp.
30.000/pack.
(sumber : geogle)
Uta Kelo adalah makanan khas Suku Kaili di Sulawesi
Tengah tidak terkecuali Palu. Uta Kelo terbuat dari daun kelor
sebagai bahan utamanya, yang dimasak bersama santan.
Sekilashidangan ini mirip dengan gulai daun singkong, Uta Kelo
5
juga biasa disajikan dengan menambahkan bahan
pendamping seperti pisang kapok, udang, atau pun terong dan
juga cabai rawit. Citarasa yang dihasilkan dari Uta Kelo ini
adalah campuran rasa gurih santan dengan rasa pedas dari
cabai rawit. Selain itu penggunaan daun kelor juga memiliki
khasiat khusus,Uta Kelo dijual dari mulai Rp. 5.000/porsi.
(sumber : geogle)
Salah satu makanan khas Suku Kaili yang juga cukup
populer di Palu adalah Uta Dada. Ada dua macam varian dari
Uta Dada yaitu, Uta Dada ayam dan Uta Dada ikan cakalang.
Hidangan ini disajikan dengan kuah santan agak pedas dan
memiliki aroma yang khasa antara ayam atau ikan dengan
bumbu yang digunakan.Aroma yang khas dari Uta Dada
berasal dari proses pembuatan-nya yaitu dengan pembakaran
atau pengasapan, teknik memasak inilah yang membuatnya
digemari oleh pecinta kuliner di Palu. Uta Dada dijual dengan
harga yangterjangkau yakni Rp. 5.000/porsi.
(sumber : geogle)
Pondi pondi adalah makanan ringan manis yang
terbuat dari parutan kelapa yang diolah bersama tepung beras
6
atau tepung sagu dan gula pasir. Pondi pondi dibungkus
dengan kemasan yang menarik dengan menggunakan kertas
warna- warni sehingga cukup digemari oleh anak-anak bahkan
segala usia. Makanan ini juga bisa dijadikan nostalgia makanan
favorit masa kecil terlebih bagi masyarakat Palu dan
sekitarnya, walaupun mungkin saat ini mungkin lumayan susah
ditemukan. Pondi pondi dijual dengan harga yang murah yaitu
Rp. 2.500/satuan.
4.1.7 Onyop
(sumber : geogle)
Onyop adalah bubur sagu, atau bisa dikatakan sebagai
Papeda khas masyarakat Sulawesi Tengah dan Palu.Onyop
juga terkenal sebagai makanan khas Suku Saluan. Berbeda dari
Papeda, Onyop disajikan bersama ikan menyegarkan bersama
kuah asam yang enak. Kuah asamnya begitu khas, berasal dari
perasan air jeruk lemon dan belimbing asam. Selain itu
perbedaan Onyop dengan Papeda yang lain terletak dalam
fungsi hidangannya, jika Papeda biasa disajikan sebagai
makanan pokok, Onyop biasa disajikan sebagai makanan
pendamping. Onyop dijual mulai dari Rp. 5.000/porsi.
(sumber : geogle)
7
Milu Siram atau yang juga populer dengan nama Binte
Biluhuta berarti jagung yang disiram atau sup jagung. Pada
Milu Siram bahan tambahan yang juga digunakan di dalamnya
yaitu ikan dan udang yang sudah diolah. Milu Siram umumnya
memiliki rasa manis, pedas, dan asin, namun saat ini terdapat
juga varian rasa yang lain. Di Palu, jagung yang digunakan juga
mengalami modifikasi yaitu yang tadinya menggunakan jagung
biasa menjadi jagung pulut atau ketan manis. Milu Siram dapat
dibeli dengan harga yang terjangkau yaitu mulai dari Rp.
10.000/porsi.
(sumber : geogle)
Olahan sagu yang cukup populer juga di Palu adalah
Labia Dange atau Sagu Dange. Makanan ini dibuat dengan cara
tradisional yaitu memasak diatas wajan dan tungku tanah liat.
Sagu dange memiliki citarasa yang gurih dan bertekstur
renyah, selain itu juga bisa disajikan bersama gula merah
sebagai makanan manis atau bersama ikan menyerupai
makanan olahan nasi. Selain itu saat ini juga banyak tersedia
variasi rasa topping Labia Dange seperti topping yang sering
ditemukan pada martabak. Harga dari Labia Dange juga
terbilang murah yakni Rp. 5.000/porsi.
8
4.1.10 Lalampa
(sumber : geogle)
Lalampa adalah semacam kue yang berbentuk mirip
lemper atau lontong, namun ukuran dan bentuknya lebih
panjang dan ramping. Bahan utama yang digunakan untuk
membuat Lalampa adalah beras ketan putih, santan, dan ikan
bakar yang digiling halus bersama bumbu tertentu sebagai
isian- nya. Proses pengolahan Lalampa yakni dengan
pembakaran diatas arang, dan juga dibungkus menggunakan
daun pisang yang ujungnya ditusuk menggunakan lidi, sekilas
mirip dengan lemper. Lalampa memiliki citarasa yang gurih
dan sedikit pedasdengan harga mulai dari Rp. 1.500/satuan.
(sumber : geogle)
Makanan khas Suku Kaili yang juga cukup terkenal
adalah Palumara.Nama Palumara di palu bermula dari kisah
seorang yang menyantap sajian ikan berkuah, dan karena
rasanya yang begitu padas, wajah orang itu pun memerah
seperti sedang marah, maka lahirlah istilah Palumara. Terlepas
dari kisah yang ada di baliknya Palumara memiliki citarasa
yang enak, disajikan bersama kuah kental asam dan pedas,
dengan potongan ikan di dalamnya. Palumara paling cocok
9
dinikmati bersama nasi jagung khas Suku Kaili, dan biasa dijual
dengan harga mulai dari Rp. 20.000/porsi.
(sumber : geogle)
Kacang Goyang mendapatkan namanya dari proses
pembuatan-nya yang harus digoyang-goyang di atas bara api.
Kacang yang digunakan adalah jenis kacang tanah yang
sebelumnya disangrai setelah kulitnya dilepaskan, selanjutnya
kemudian kacang ditempatkan di bawah lelehan gula
berwarna- warni yang juga membuat tampilan-nya menarik.
Kacang goyang memiliki lapisan tekstur gula yang keras namun
rasanya manis dan gurih sehingga cocok untuk dijadikan
camilan maupun oleh-oleh khas Palu. Kacang Goyang dijual
denganharga mulai dari Rp. 20.000/pack.
(sumber : geogle)
Sambal Ikan Roa adalah sambal yang terbuat dari jenis
ikan Roa atau ikan julung-julung yang banyak ditemukan di
perairan Sulawesi. Pembuatan-nya adalah dengan
menghaluskan daging ikan Roa yang kemudian dicampur
dengan cabai dan bumbu pelengkap lain. Awalnya sambal ini
adalah menu sajian pribadi masing-masing warga di Sulawesi
Tengah, namun kemudian seiring berjalannya waktu Sambal
10
Ikan Roa pun diproduksi secara luas dan menjadi salah satu
oleh-oleh khas Palu. Sambal Ikan Roa memiliki rasa pedas yang
menggoyang lidah, harganya mulai dari Rp. 30.000/pack.
(sumber : geogle)
Kue Paranggi adalah salah satu makanan atau ke khas
Sulawesi Tengah yang memiliki rasa legit dan manis. Kue
Paranggi atau disebut juga bolu gula merah, memang
berbahan dasar gula merah. Kue Paranggi berbentuk setengah
lingkaran sekilas mirip dengan kue apem jawa. Bahan lain
yang digunakan di dalamnya yaitu, tepung terigu, minyak, dan
soda kue. Kue ini diolah dengan cara dipanggang dalam oven
sehingga mampu bertahan selama 1 minggu. Kue Paranggi
biasa dijual di pasar tradisional, dan cocok dijadikan camilan
atau oleh-oleh khas Palu, harganya pun murah yakni Rp.
500/biji.
4.1.15 Coklat
(sumber : geogle)
Banua Coklat adalah nama produk dagang dari sebuah
produsen di Palu yang mengenalkan produk olahan coklat
lokal. Berbeda dari coklat lainnya, coklat lokal khas Palu yang
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan Banua Coklat ini
11
memiliki rasa yang unik, yakni manis namun sedikit pahit.
Banua coklat dikemas dengan modern dan premium, mulai
dari berbentuk bar sampai lolypop. Terdapat juga beberapa
varian rasa seperti coklat cabai, coklat isi made, coklat kelor,
coklat mint, coklat green tea, dan sebagainya. Banua Coklat
dijual mulai dari Rp. 10.000/biji.
(sumber : geogle)
Tabaro Dange adalah kudapan khas Palu yang
berbahan dasar sagu. Masyarakat Palu juga kadang menyebut
tabaro Dange dengan julukan Jepa. Kudapan ini sangat khas
karena juga dibuat secara tradisional menggunakan tungku
dan belanga yang terbuat dari tanah liat. Bahan dasarnya
sendiri merupakan campuran dari sagu dan kelapa parut serta
tambahan isi di dalamnya, seperti ikan dan gula merah.
Kombinasi dari bahan- bahan tersebut serta pembuatannya
yang khas membuat citarasanya unik dan enak. Tabaro Dange
biasa dijual sebagai street food dengan harga mulai dari Rp.
5.000/porsi
(sumber : geogle)
12
Kerak Sagu adalah jajanan khas Palu yang juga
berbahan dasar sagu. Kerak Sagu biasanya dibuat dengan
dimasak dalam wajan tanah liat. Sekilas pengolahan-nya mirip
dengan kuliner khas Betawi yakni, kerak telur. Untuk
campuran-nya sendiri Kerak Sagu bisa ditambahkan suiran
ikan, udang, atau teri yang sudah dibumbui. Selain itu
penambahan telur juga bisa untuk menambah citarasa. Kerak
Sagu memiliki tekstur yang renyah dengan rasa yang gurih,
dan biasa dijual sebagai jajanan streetfood dengan harga yang
terjangkau yakni sekitar Rp. 5.000/satuan.
(sumber : geogle)
Nasi Jagung khas Suku Kaili beawal dari kisah bertahan
hidup suku Kaili, sewaktu menghadapi musim paceklik tanam
padi. Budaya tersebut kemudian diturunkan antar generasi
dan sekarang menjadi salah satu menu kuliner khas di Palu
dan Sulawesi Tengah. Pembuatan Nasi Jagung cukup mudah
yaitu dengan terlebih dahulu menumbuk jagung sampai halus
lalu kemudian dicampur beras, dan dikukus menggunakan
kukusan dari bambu. Nasi jagung memiliki citarasa manis dan
sangat cocok dijadikan teman makan sayur, seperti syur daun
kelor. Harganya yakni Rp. 5.000/porsi.
13
4.1.19 Kue Buroncong
(sumber : geogle)
Kue Buroncong adalah kue khas Suku Bugis, yang
juga cukup menjadi favorit di Palu. Kue yang terbuat dari
tepung terigu bercampur parutan kelapa muda, soda kue,
gula, dan juga santan ini diproses dengan memanggang
dalam cetakan menggunakan bara api dari kayu bakar. Kue
Buroncong memiliki citarasa yang manis dan gurih serta
sangat cocok disantap sewaktu masih hangat bersama
dengan teh atau kopi. Kue Buroncong cukup legendaris
dan biasa dijual di pasar-pasar tradisional yang ada di Palu
dan sekitarnya, harganya cukup murah yaitu sekitar Rp.
1.000/satuan.
4.1.20 Sarabba
(sumber : geogle)
Sarabba merupakan minuman jahe khas Sulawesi
Tengah tak terkecuali Palu.Minuman ini mirip dengan
wedang jahe khas Jawa, terbuat dari sari jahe yang
ditambah dengan gula aren, perbedaannya yaitu Sarabba
juga menggunakan susu di dalamnya. Sarabba biasa
14
disajikan dalam dua varian rasa yaitu Sarabba original atau
Sarabba plus telur ayam, pembuatan-nya sendiri adalah
dengan cara merebus untuk mengekstrak sari jahe
kemudian menambahkan bahan lainnya. Jahe yang
digunakan biasanya adalah jahe merah, cita-rasanya
hangat dan harum dengan harga mulai dari Rp.
5.000/gelas.
15
Indonesia ketika Perang Dunia II. Tarian in adalah tarian
tradisional Sulawesi Tengah.
16
Lumense dan Peule Cinde, adalah jenis tarian untuk
menyambut tamu-tamu terhormat, yang diakhiri
dengan menaburkan bunga kepada para tamu
tersebut.
Mamosa, merupakan tarian perang yang dibawakan
oleh seorang penari pria dengan membawa parang dan
perisai kayu, yang ditarikan dengan gerakan melompat-
lompat seperti menangkis serangan. Tarian ini diiringi
alat musik gendang dan gong.
Morego, sejenis tarian untuk menyambut kepulangan
para pahlawan dari medan pertempuran dengan
membawa kemenangan. Sebelum tarian ini ditarikan,
harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu
seperti meminta restu kepada pemangku adat,
kemudian mencari wanita pasangan menari yang
belum menikah.
Pajoge, merupakan tarian yang berasal dari lingkungan
istana, dan biasanya ditarikan pada waktu ada pesta
pelantikan raja. Tarian ini merupakan hasil pengaruh
unsur kesenian dari kebudayaan yang berkembang di
Sulawesi Selatan. Para penarinya terdiri dari tujuh
penari wanita dan seorang penari pria.
Balia, merupakan sejenis tarian yang berkaitan dengan
kepercayaan animisme, yaitu pemujaan terhadap
benda-benda keramat, khususnya yang berhubungan
dengan pengobatan tradisional terhadap seseorang
yang terkena pengaruh roh jahat.
17
B. TINJAUN PUSTAKA
1. Defenisi
1.1 Pusat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pusat adalah
pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai urusan,
hal, dan sebagainya). Menurut Poerwadarminto, W.J.S pusat
adalah sebuah tempat yang terdapat aktivitas yang tinggi dan
memiliki daya Tarik dari suatu daerah, dan bersifat
mengumpulkan.
1.2 Wisata
Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga 2003,
wisata adalah bepergian bersama-sama (untuk memperluas
pengetahuan, bersenang-senang, bertamasya, dan sebagainya).
Pengertian Wisata adalah kegiatan yang membuat pelaku
merasakan kesenangan (leisure) dengan mengeluarkan uang atau
melakukan kegiatan yang bersifat konsumtif. (Heriawan, 2004)
Menurut Undang-undang Kepariwisataan Nomor 9, tahun 1990,
Bab I Pasal 1: Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian
dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta
bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
1.3 Kuliner
Kuliner adalah suatu hal yang berhubungan dengan dapur,
memasak. Echols dan Shadily (1976;75). Kuliner adalah seni
tentang makanan dan minuman yang memiliki ciri khas yang
spesifik dari hidangan tradisional diseluruh pelosok Nusantara
(Fadiati dalam Ariani, 1994:5)
18
1.4 Pusat Wisata Kuliner
Pusat wisata kuliner adalah perjalanan yang meliputi
kegiatan mengonsumsi makanan lokal dari suatu daerah;
perjalanan yang tujuan utamanya adalah menikmati makanan dan
minuman, untuk mendapatkan pengalaman yang berbeda ketika
mengonsumsi makanan dan minuman.
4. Studi Kasus
(sumber : geogle)
Pondok daun Semarang diresmikan pada tanggal 18
19
Agustus 2008. Lokasi menuju ke pondok daun yaitu arah
menuju ke pantai Marina. Pondok daun merupakan tempat
berkumpulnya kuliner terkenal sekota Semarang, ada 60
kuliner top Semarang. Suasana semakin semarak dengan
hadirnya kuliner pondok daun yang berlokasi didepan gereja
JKI Marina dan perumahan Grand Royal.
Di tempat ini menediakan berbagai jenis makanan terbaik
Semarang, tempat wisata kuliner yang bernuansa pantai.
Dengan dibukannya pondok daun tersebut bakal dijadikan
asset kuliner Semarang bahkan jadi daya tarik wisatawan
a. Bentuk
Ciri khas pondok daun terdiri dari beberapa masa
bangunan yang menjadi satu kesatuan dalam satu
kawasan. Pondok daun yang bernuansa pantai ini
memiliki makna tersendiri, selain itu pondok daun yang
juga akrab dengan alam yakni material bahan bangunan
tersebut terbhat dari bahan-bahan seperti bamboo,
ayaman daun kelapa kering dan sejenisnnya. Selain
tersusun dari masa-masa bangunan, pondok daun juga
mempunyai ruangan untuk menampung pengunjung lebih
banyak
(sumber : geogle)
b. Ruang
20
Ruang pendukung yang menyusun pondok daun
hamper menyerupai ruang-ruang pada restoran atau
rumah makan pada umumnya yaitu :
1) Area makan
2) Ruang display makanan dan minuman
3) Area kasir
4) Ruang pengelolah
5) Ruang karyawan
6) Area dapur
7) Area pramusaji
8) Area hiburan
9) Toilet
10) Gudang
11) Area penurunan bahan baku
c. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan
a) Pemakaian bahan-bahan alam sebagia bahan
material bangunan seperti atap menggunakan
ayaman daun kelapa kering, kolom menggunakan
bamboo dan lain-lain, sehingga kawasan terkesan
alami
b) Pola tatanan masa yang sesuai dengan konsep
radial yang tanggap terhadap pergerakan angina
yang dominan pada kawasan pantai
c) Masa dibuat memanjang arah sumbu timur barat
dan desin site terdapat pada kolam-kolam ikan
yang dapat mereduksi panas pada permukaan
site
d) Sirkulasi yang tercipta didasarkan pada
21
keterkaitan antar fungsi ruang-ruang, sifat ruang
dan juga organisasi fungsi ruang
e) Konsep keterbukaan pada bangunan
meminimalisir pengunaan AC atau sejenisnya
sehingga menghemat pengunaan listrik
2) Kekurangan
a) Penggunaan material alam seperti ayaman daun
kering dan kolom menggunakan bamboo sangat
rentan terhadap bahaya kebakaran
b) Kurannya vegetasi pada site sehingga terasa
panas dan gersang
c) Kurang memperhitungkan adanya view yang
maksimal sehingga pengunjung cepat merasa
bosan
(sumber : geogle)
22
impian. Bangunan dan arsitektur restoran ini dirancang bergaya
Bali oleh I Nyoman Surjana bekerja sama dengan PT
Pembangunan Jaya Ancol. Ketika masuk pada bangunan ini
akan disambut dengan gapura taman mungil menambah
kesejukan bagi pengunjung. Terdapat patung hanoman, lampu-
lampu, kain yang menutupi batang pohon palem untuk
menciptakan pulau Dewata. Tanaman khas seperti tanaman
bunga kamboja. Para pelayan baik pria maupun wanita
mengunakan pakaian adat Bali dan berasal dari Bali.
a. Bentuk
Bangunan kayu dua lantai yang dapat dipilih apakah
ingin makan di lantai bawah , lantai atas, atau suasana
outdoor di lantai atas. Sedangkan di lantai bawah juga
dapat memilih apakah ingin makan di dalam bangunan
yang berpendingin ruangan, di luar ruangan yang beratap,
di pinggir pantai, atau di bawah naungan pohon palem dan
beralas pasir.
(sumber : geogle)
23
(sumber : geogle)
b. Ruang
Menikmati makanan di tepi pantai tentu merupakan
pengalaman yang menyenangkan dan dapat menciptakan
suasana romantis, merasakan halusnya pasir, suara
deburan ombah, atau memandang lautan luas dan
matahari terbenam
Adapun ruang yang terdapat pada kawsan wisata
kuliner ini adalah area makan, ruang display makanan dan
minuman, area kasir, ruang pengelola, ruang karyawan,
area dapur, area pramu saji, area hiburan, toilet, dan
gudang
c. Kelebihan dan kekurangan
1) Kelebihan
a) Dapat merasakan halusnya pasir, suara ombak, atau
memandang lautan luas dan matahari terbenam
b) Kawasan hemat energy karena minim menggunakan AC
atau sejenisnnya
c) Dapat berasakan suasana seperti di Bali tanpa harus
pergi ke Bali
2) Kekurangan
a) Tidak terdapat pedestrian pada kawsan wisata sehingga
diwaktu hujan tempat menjadi becek
b) Kurang memperhitungkan cuaca seperti panas, hujan
24
pada area pengunjung yang terdapat di ruang luar
bangunan
5.1 kesimpulan objek studi banding
a. Konsep ruang dan sirkulasi site yang ideal adalah dapat
memberikan kenyamanan bagi pengunjung
b. Konsep pengelolah menempatkan objek yang terkait
dengan kemampuan kawsan tersendiri
c. Rangkaian unsur-unsur dalam ruang harus tertata baik yang
dapat memudahkan pengunjung terkait fungsi site harus
sesuai dengan kemampuan kawasan
d. Dasar suatu konsep wisata kuliner meliputi beberapa poin
yaitu : lokasi yang stategis, view, pola tata masa, sirkulasi,
keunikan alam, fasilitas dan aktivitas pendukung serta
kekhasan seni budaya dan karakteristik budaya setempat
e. Ruang-ruang yang harus ada pada bangunan wisata kuliner
yaitu : area makan, area kasir, ruang pengelola, ruang
karyawan, ruang rapat, area dapur, area peramusaji, toilet,
tempat ibadah, gudang barang dan alat, gudang makanan,
area teknisi, area penurusan bahan baku, area hiburan, area
parker, pos jaga, dan area bermain untuk anak-anak
f. Memanfaatkan material local yang ada di sekitar site
C. METODE PENELITIAN
1. Jenis Perancangan
Proses perencanaan dan perancangan Pusat Wisata Kuliner
adalah metode apresiatif atau deskriptif kualitatif, yang meliputi 3
aspek, yaitu tahap ide/konsep, tahap transformasi dan tahap
fisik/produk (Lestari, 2013).
25
Pada tahap ide/konsep merupakan tahap awal dalam
metode apresiatif yang merupakan pemberangkatan ide awal
dengan menggali potensi hingga menentukan gagasan awal.
Ide/konsep Pusat Wisata Kuliner berawal dari penggalian potensi
kuliner yangsemakin berkembang dan memiliki potensi tersendiri
di Sulawesi Tengah. Dari penggalian potensi dan penentuan
gagasan awal tersebut menjadi latar belakang desain yang
kemudian menentukan tujuan dan sasaran desain. Dari penentuan
tujuan dan sasaran, dilakukan tahap selanjutnya kajian pustaka
dan kajian preseden sebagai dasar perancangan arsitektural.
Kajian pustaka dan kajian preseden dilakukan melalui penggalian
teori dari buku dan artikel terkait Wisata Kuliner dan Arsitektur
Tradisional.
Tahap transformasi merupakan tahap yang diawali dengan
penggalian data terkait Pusat Wisata Kuliner, Arsitektur
Tradisional dan Sulawsi Tengah. Penggalian data ini dilakukan
dengan melakukan survey lapangan. Selain untuk penggalian data,
survey lapangan juga dilakukan untuk penentuan lokasi tapak dan
mengumpulkan data mengenai keadaan lingkungan dan potensi
sekitar tapak atau lokasi terpilih. Dari data yang didapat,
dilanjutkan dengan penentuan kriteria desain serta merumuskan
konsep desain. Dalam tahap analisa dilakukan melalui proses
penguraian data-data dan pembuatan gambaran sebagai media
analisa.
Tahapan analisa dikelompokkan menjadi analisa
programatik dan analisa pemrograman arsitektur. Tahap terakhir
adalah tahap fisik produk yang dibagi menjadi tahap sintesa dan
apresiasi berdasar konsep. Tahap sintesa bentuk adalah
26
penyatuan keseluruhan data dan hasil analisa untuk mencapai
tujuan dan sasaran yang sesuai
2. Lokasi Perancangan
27
untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan objek
rancangan serta standar yang harus di penuhi padarancangan. Dari
pengumpulan data tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam
merancang. Terdapat berbagai cara dalam pengumpulan data,
baik secara langsung maupun tidak langsung atau yang lebih
dikenal dengan pengumpulan data primer dan data skunder.
a. Data Primer.
Data primer di dapat melalui proses pengambilan data
secara langsung dari sumbernya, seperti:
2) Observasi.
Observasi dilakukan untuk mengetahui hal-hal
yang berhubungan dengan tapak seperti kondisi tapak,
ukuran tapak, kondisi iklim pada tapak, dan batas-batas
tapak. Tidak hanya berupa kondisi fisik pada tapak,
kondisi social dan lingkungan juga perlu diperhatikan,
terutama kondisi social budaya yang sangat erat dengan
rancangan Pusat Kuliner Khas Palu.
3) Wawancara.
Wawancara di butuhkan untuk mendapatkan
informasi yang lebih akurat. Wawancara dilakukan
untuk mendapatkan informasi mengenai ketentuan-
ketentuan yang ada pada lokasi, dan wawancara
dilkuakan untuk mengetahui kondisi social dan budaya
masyarakat
4) Dokumentasi.
28
d. Data Skunder.
Data skunder merupakan data yang didapat secara
tidak langsung. Data tersebut dapat memberikan informasi
mengenaiobjek rancangan sehingga dapat dijadikan acuan
dalam merancang, seperti:
1) Studi Pustaka.
Studi pustaka didapatkan dari buku-buku yang
berhubungandengan Kuliner dan arsitektur Palu, serta buku-
buku yang berhubungan dengan objek rancangan. Data
didapat dari e- book, jurnal serta gambar-gambar pendukung
dari web maupun jurnal.
2) Studi Komparasi
Studi komparasi dibutuhkan sebagai acuan dalam
merancang. Studi yang dilakukan yaitu dengan mencari
bangunan sejenis yang telah ada sebelumnya
4. Analisis Perancangan
Analisis perancangan merupakan meode yang paling
penting dalam rancangan. Pada tahap ini dilakukan kajian
mengenai objek dan tapak. Dari kajian ini di temukan banyak
aspek yang mencakup kesluruhan rancangan. Ada beberapa
aspek analisis, diantaranya:
1) Analisis Tapak.
Analisis tapak dilakukan untuk mengetahui kondisi
tapakseperti, Batasan tapak, keadaan iklim, dimensi tapak
yangberhubungan erat dengan besaran ruang, pencapaian
mennuju tapak.
2) Analisis Kebutuhan Ruang.
a) Analisis Fungsi.
29
Analisis fungsi dilakukan untuk mengetahui fungsi
bangunan secara primer, skunder serta fungsi
penunjang pada rancangan. Dari fungsi ini dapat di
temukan ruang- ruang yang dibutuhkan pada
rancangan.
b) Analisis Pengguna dan Aktifitas.
Analisis pengguna dan aktifitas bertujuan untuk
mengetahui aktifitas yang dapat dilakukan pengguna pada
rancangan Pusat Kuliner Khas Palu dan kapasitas pengguna
yang ditargetkan. Sehingga di dapat besaran setiap ruang
30
Analisis utilitas meliputi penyediaan air bersih,
pengolahan drainase, pembuangan sampah,keamana,
elektrikal, dan sistem komunikasi pada rancangan.
5. Kerangka Pikir
31
DAFTAR PUSTAKA
Ajeng, Ambo. 2015. Pusat Wisata Kuliner di Kota Palu, Skripsi, Palu : Fakultas
Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako
https://www.google.com/search?q=foto+pondok+daun+semarang .diunduh
pada tanggal 14 Desemeber 2021
Putri, A. A., Suroto, W., & Nugroho, R. (2016). Culinary Tourist Park with
Architecture Approach. Arsitektura, 14(2), 1–5.
32