Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTI PADA MAHASISWA JURUSAN

KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES MAKASSAR

NURHAENI

ABSTRAK

Perkataan ortodonti yang berasal dari bahasa Yunani, dapat diuraikan menjadi orthos
yang berarti betul dan dentos berarti gigi, sehingga ortodonti dapat diterjemahkan menjadi letak gigi
yang betul atau disebut ilmu yang membetulkan letak gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah
diperolehnya gambaran kebutuhan perawatan ortodonti pada mahasiswa jurusan keperawatan gigi
poltekkes Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional deskriptif
dengan pendekatan cross sectional. Dimana populasinya adalah semua mahasiswa jurusan
keperawatan gigi dan sampelnya sebanyak 30 orang dengan metode pemilihan sampel secara
purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan perawatan ortodonti
bedasarkan indikator IKPO pada responden yang mengalami maloklusi pada mahasiswa-
mahasiswi Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Makassar tahun 2015 sangat tinggi yaitu sebesar
93% yang membutuhkan perawatan ortodonti dan hanya 7% yang tidak membutuhkan perawatan
ortodonti. Tingginya angka kebutuhan perawatan ortodonti ini menggambarkan bahwa
pengetahuan dan kesadaran mahasiswa akan perawatan ortodonti sudah cukup baik sehingga
tingkat kesediaan untuk menjalani perawatan ortodonti begitu tinggi.

Kata Kunci : Kebutuhan, Perawatan Ortodonti, IKPO

PENDAHULUAN Selain untuk tujuan estetis, susunan


Gigi merupakan salah satu organ gigi yang teratur rapi juga dapat mencegah
tubuh manusia yang terpenting. Tanpa gigi berbagai kelainan, seperti kelainan
manusia tidak akan enak mencerna pergerakan mandibula, TMJ, kelainan sistem
makanan dalam mulut, selain itu juga akan pengunyahan, penelanan, maupun bicara.
mempengaruhi penampilan seseorang. Saat Susunan gigi yang tidak teratur karena
ini meningkatnya kesadaran remaja awal berbagai sebab sehingga anak tersebut
untuk tampil prima, terlihat pada beberapa memerlukan perawatan ortodonti (Pertiwi,
dekade terakhir ini, sebagai hasil 2008).
pembangunan di segala bidang. Dengan Perkataan ortodonti yang berasal
perkembangan teknik elektronika keseluruh dari bahasa Yunani, dapat diuraikan menjadi
plosok tanah air, anak-anak terangsang orthos yang berarti betul dan dentos berarti
menjadi cepat matang secara biologis, walau gigi, sehingga ortodonti dapat diterjemahkan
secara psikis mereka kebanyakan belum menjadi letak gigi yang betul atau disebut
siap. ilmu yang membetulkan letak gigi (Mokhtar,
Saat sekarang ini, keharmonisan 2002).
fisik, mental, intelektual dan keterampilan Ortodonti kini secara formal
menjadi tuntutan, agar tidak terdesak sumber didefinisikan sebagai bidang kedokteran gigi
daya manusia dari luar negeri. Agar mampu yang mengawasi, memandu, serta
bersaing dalam pasar seperti ini, maka mengoreksi struktur dentofasial yang sedang
sumber daya manusia harus bersiap diri atau tumbuh dan matang, termaksud keadaan
dipersiapkan sedini mungkin (Hartati, 2003). yang memerlukan pergerakan gigi atau

Vol. 16 No. 1 Tahun 2017 62


koreksi malrelasi dan malformasi dari apalagi yang berat akan memberikan
struktur yang berkaitan (Pertiwi, 2008) kerjasama yang baik kepada dokter gigi yang
merawatnya (Mokhtar, 2002).
Tujuan utama ortodonti adalah
Maloklusi sebagai suatu variasi
untuk memperoleh oklusi yang optimal
biologik dari hubungan normal antara gigi
harmonis, baik letak maupun fungsinya. Hal
geligi dirahang atas dan bawah, bukanlah
ini terutama diperoleh dengan
merupakan suatu penyakit, karena itu
menggerakkan gigi-gigi ke posisi yang lebih
maloklusi dapat dikoreksi melalui
bagus dengan mengadakan stimulasi
serangkaian tindakan dan perawatan
terhadap tulang alveolar. Perubahan tulang
ortodonti yang baik dan benar serta
alveolar akan diikuti dengan perubahan
dikerjakan oleh dokter gigi yang memiliki
posisi gigi-gigi (Mokhtar, 2002).
kompetensi (Hoesin, 2010).
Alasan terbesar mengapa
The World Health Organization
seseorang mencari perawatan ortodonti,
(1962) memasukkan topik maloklusi dibawah
kebanyakan para penyandang maloklusi
judul Anomali Dento-fasial yang
berkehendak menaggulangi masalah
mengganggu fungsi, yang didefinisikan
psikologi yang berhubungan dengan
sebagai suatu anomali yang menyebabkan
masalah gigi dan penampilan wajah. Wajah
cacat atau mengganggu fungsi, dan
termaksud gigi dan mulut adalah salah satu
memerlukan perawatan jika cacat atau
bagian yang penting dari keseluruhan tubuh
gangguan fungsi menyebabkan atau
seseorang, apalagi ketika seseorang
kemungkinan akan bisa menyebabkan
berhadapan dengan orang lain (Hoesin,
rintangan bagi kesehatan fisik maupun
2010). Jean Cocteau mengatakan “if there is
emosional dari pasien. Salzmann (1968)
a defect on the soul, it can not be corrected
mendefinisikan maloklusi yang berdampak
on the face, but if there is a defect on the
merugikan sebagai suatu maloklusi yang
face and one corrects it, it can correct a
memberikan pengaruh merugikan terhadap
soul”.
estetik, fungsi maupun bicara. Definisi yang
Motivasi pasien dalam mencari
umum seperti ini terutama digunakan dalam
perawatan ortoddonti, selain yang
menilai kebutuhan perawatan bagi pasien
diungkapkan untuk memperoleh posisi wajah
secara individual, dan melibatkan sejumlah
yang menarik, tujuan lain yang membonceng
besar ukuran penilaian subyektif (Foster,
dan mendasari sangat bervariasi, berbeda
1997).
dari satu pasien dengan pasien yang lain.
Di Indonesia, prevalensi maloklusi
Tujuan penampilan wajah menurut Jabarak
masih tinggi yaitu sekitar 80% dan
(1956, cit Goldstein 1976) ada yang
merupakan salah satu masalah kesehatan
menginginkan agar mereka tidak
gigi dan mulut yang cukup besar setelah
disepelekan. Kebanyakan masyarakat
karies gigi dan penyakit periodontal. Data
memberikan kesempatan maju kepada orang
epidemiologi tentang prevalensi maloklusi
yang mempunyai penampilan wajah yang
penting dalam menentukan rencana
bagus dari pada yang kurang. Untuk tujuan
perawatan ortodontik yang sesuai
nilai sosial ini, bagi mereka yang mempunyai
(Achmad,2012).
problem penampilan wajah yang ringan

Vol. 16 No. 1 Tahun 2017 63


METODOLOGI PENELITIAN cross sectional yaitu untuk menilai
Penelitian ini merupakan penelitian kebutuhan perawatan respondent terhadap
observasional deskriptif dengan pendekatan ortodonti berdasarkan IKPO.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan judul Gambaran Kebutuhan


Perawatan Ortodonti Pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Makassar tahun 2015,
Hasil penelitian dapat dilihat pada uraian di dibawah ini.

Tabel 1 Distribusi Presentase Kebutuhan Perawatan Ortodonti berdasarkan IKPO

Kriteria penelitian Jumlah presentase

Butuh perawatan 28 93 %
Tidak butuh perawatan 2 7%
Total 30 100 %

Skor kebutuhan perawatan ortodonti ortodonti adalah responden yang memiliki


yang diukur dengan IKPO dikelompokkan skor 14-23. Berdasarkan tabel di atas bahwa
menjadi 2 kriteria. Kriteria yang 93% dari responden penelitian
membutuhkan perawatan ortotodonti adalah membutuhkan perawatan ortodonti dan
responden yang memiliki skor 0-13 dan hanya 7% yang tidak membutuhkan
kriteria yang tidak membutuhkan perawatan perawatan ortodonti.

Tabel 2 Distribusi skor responden yang membutuhkan perawatan ortodonti

Skor IKPO Jumlah Persentase


0 12 40.00%
1 0 0,00 %
2 0 0,00 %
3 7 23,00%
4 6 20,00%
5 0 0,00 %
6 0 0,00 %
7 3 10,00%
8 0 0,00 %
9 0 0,00 %
10 0 0,00 %
11 0 0,00 %
12 0 0,00 %
13 0 0,00 %
Total 28 93,00%

Vol. 16 No. 1 Tahun 2017 64


Berdasarkan tabel 2 didapatkan sebanyak 7 orang (23,00%), skor 4 yaitu
jumlah responden yang membutuhkan sebanyak 6 orang (20,00%) dan skor 7 yaitu
perawatan ortodonti adalah sebanyak 28 sebanyak 3 orang (10,00%) dengan jumlah
orang. Yang mendapat skor 0 yaitu persentase yaitu 93,00%.
sebanyak 12 orang (40,00%), skor 3 yaitu

Tabel 3 Distribusi skor responden yang tidak membutuhkan perawatan ortodonti

Skor IKPO Jumlah Persentase


14 1 3,33%
15 0 0,00 %
16 1 3,33 %
17 0 0,00%
18 0 0,00%
19 0 0,00 %
20 0 0,00 %
21 0 0,00%
22 0 0,00 %
23 0 0,00 %

6,66 % dibulatkan
Total 2
menjadi 7,00%

Berdasarkan tabel 3 didapatkan sebanyak 1 orang (3,33%), skor 16 yaitu


jumlah responden yang tidak membutuhkan sebanyak 1 orang (3,33%) dengan jumlah
perawatan ortodonti adalah sebanyak 2 persentase yaitu 7,00%.
orang. Yang mendapat skor 14 yaitu

Tabel 4 distribusi jawaban responden dari 7 pertanyaan dalam kuesioner IKPO

Kuesioner IKPO Jawab YA Jawab TIDAK

Pertanyaan 1 29 orang 1
Pertanyaan 2 24 6
Pertanyaan 3 21 9
Pertanyaan 4 27 3
Pertanyaan 5 28 2
Pertanyaan 6 27 3
Pertanyaan 7 26 4

Vol. 16 No. 1 Tahun 2017 lxv


Berdasarkan tabel 4 kuesioner dan yang menjawab Tidak 3 orang,
IKPO pada pertanyaan 1 yang menjawab Ya pertanyaan 5 yang menjawab Ya 28 orang
29 orang dan yang menjawab Tidak 1 orang, dan yang menjawab Tidak 2 orang,
pertanyaan 2 yang menjawab Ya 24 orang pertanyaan 6 yang menjawab Ya 27 orang
dan yang menjawab Tidak 6 orang, dan yang menjawab Tidak 3 orang,
pertanyaan 3 yang menjawab Ya 21 orang pertanyaan 7 yang menjawab Ya 26 orang
dan yang menjawab Tidak 9 orang, dan yang menjawab Tidak 4 orang.
pertanyaan 4 yang menjawab Ya 27 orang

Grafik 1 presentase jawaban responden dari 7 pertanyaan dalam kuesioner IKPO

35
30
25
20
15
Ya
10 Tidak
5
0

Keterangan :
Kompenen kesadaran
Pertanyaan 1 : Apakah anda tahu mengenai susunan gigi yang tidak rapi?
Pertanyaan 2 : Menurut anda susunan gigi anda termaksud normal atau tonggos/cameuh?
Pertanyaan 3 : Tahukah anda susunan gigi yang tidak rapi dapat menyebabkan gangguan
kesehatan gigi dan mulut?
Kompenen pengetahuan
Pertanyaan 4 : Apakah anda mengetahui tentang perawatan gigi yang dapat merapikan
susunan gigi?
Pertanyaan 5 :Pernahkah anda melihat seseorang menggunakan alat untuk merapikan
susunan giginya?
Pertanyaan 6 : Pernahkan anda mendengar adanya keluhan pada orang yang sedang
dalam perawatan merapikan gigi?
Kompenen kesediaan
Pertanyaan 7 : Apakah anda bersedia menjalani perawatan memperbaiki susunan gigi?

Vol. 16 No. 1 Tahun 2017 66


PEMBAHASAN yang menjawab TIDAK dari setiap
Berdasarkan tabel 4.1 jumlah pertanyaan yang ada. Hal ini menunjukkan
responden penelitian yang membutuhkan bahwa tingkat pengetahuan dan kesadaran
perawatan ortodonti sebesar 93% dan hanya mahasiswa-mahasiswi Jurusan Keperawatan
7% dari responden penelitian yang tidak Gigi Poltekkes Makassar akan perawatan
membutuhkan perawatan ortodonti. gigi sudah cukup baik oleh karena itu nilai
Tingginya nilai kebutuhan perawatan kebutuhan perawatan ortodonti begitu tinggi.
ortodonti tersebut sejalan dengan penelitian Tingginya nilai kebutuhan perawatan
yang dilakukan Sinulingga (2010) dimana ortodonti juga dipengaruhi oleh usia dan
91,7% dari subjek penelitian membutuhkan biasanya juga sangat dipengaruhi oleh
perawatan ortodonti dan hanya 8,3% dari orang-orang disekitarnya dalam kata-kata
subyek penelitian yang tidak membutuhkan dan prilaku. Penelitian ini menggunakan
perawatan ortodonti. subjek mahasiswa-mahasiswi Jurusan
Berdasarkan tabel 4.2 jumlah Keperawatan Gigi. Perawatan ortodonti yang
responden yang membutuhkan perawatan menjadi tren pada masa kini mendorong
ortodonti yaitu yang memiliki skor 0-13 mereka untuk melakukan perawatan
berdasarkan IKPO adalah 28 orang. Ini ortodonti karena sudah adanya
menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan pengetahuan dan kesadaran untuk
perawatan ortodonti pada mahasiswa memelihara dan memperbaiki susunan gigi
Keperawatan Gigi Poltekkes Makassar sehingga nilai kebutuhan perawatan
begitu tinggi. Hal ini sedikit banyaknya ortodonti begitu tinggi seperti yang terlihat
dipengaruhi oleh pengetahuan, kesadaran pada penelitian ini.
maupun lingkungan di sekitarnya. Letak geografis suatu daerah
Berdasarkan tabel 4.3 jumlah mempengaruhi nilai kebutuhan perawatan
responden yang tidak membutuhkan ortodonti, hal ini sesuai Jarvien (2001)
perawatan ortodonti yaitu yang memiliki skor mengatakan bahwa letak geografis suatu
14-23 berdasarkan IKPO adalah 2 orang. masyarakat yang berbeda akan
Responden yang tidak membutuhkan mempengaruhi persepsi atau penilaian
perawatan ortodonti dalam penelitian ini terhadap kebutuhan perawatan ortodonti.
dapat dipengaruhi karena beberapa faktor. Penelitian ini menggunakan indeks IKPO,
Faktor tersebut diantaranya yaitu belum menurut Hoesin (2007) IKPO merupakan
adanya kesadaran akan pentingnya menjaga model dan alat ukur yang sangat mudah
kesehatan gigi dan mulut dalam hal ini untuk mengukur tingkat kebutuhan
adalah akibat dari susunan gigi yang perawatan ortodonti bagi masyarakat
menyimpang dari oklusi normal dan salah Indonesia, karena indeks ini dikembangkan
satu faktor lainnya kemungkinan besar sesuai kondisi masyarakat Indonesia
karena keadaan ekonomi atau biaya Tingginya nilai kebutuhan
perawatan. perawatan ortodonti dengan IKPO tidak
Berdasarkan tabel 4.4 dan grafik sejalan dengan penelitian indeks lain yang
4.1 menunjukkan bahwa rata-rata responden pernah digunakan untuk penelitian di
menjawab YA dan hanya sebagian kecil Indonesia, salah satunya indeks IOTN. IOTN

Vol. 16 No. 1 Tahun 2017 67


atau Indeks of Orthodontic Treatment Need manusia yang baik ketika dewasa. Kegiatan
digunakan untuk menilai kebutuhan dan tersebut tidak dilakukan pada wilayah lain
kelayakan untuk dilakukannya perawatan karena wilayah lain memiliki pandangan
ortodonti pada anak dibawah 18 tahun untuk yang berbeda terhadap pengasahan gigi.
pengobatan dengan alasan kesehatan gigi. Perbedaan pandangan tersebut
Indeks of Orthodontic Treatment Need menyebabkan perbedaan penilaian terhadap
memiliki dua bagian yaitu Aesthetic nilai kebutuhan perawatan ortodonti.
Compenent (AC) dan Dental Health
Compenent (DHC). Aesthetic Compenent KESIMPULAN
digunakan untuk menilai pendapat Tingkat kebutuhan perawatan
seseorang mengenai penampilan gigi geligi ortodonti bedasarkan indikator IKPO pada
pasien melalui skala fotograf. Dental Health responden yang mengalami maloklusi pada
Compenent digunakan untuk menilai mahasiswa-mahasiswi Jurusan Keperawatan
beberapa maloklusi dengan menggunakan Gigi Poltekkes Makassar tahun 2015 sangat
alat ukur missing teeth, overjet, crossbite, tinggi yaitu sebesar 93% yang membutuhkan
displacement of the teeth, dan overbite. perawatan ortodonti dan hanya 7% yang
Walaupun indeks IKPO dan IOTN sama- tidak membutuhkan perawatan ortodonti.
sama menilai kebutuhan perawatan ortodonti Tingginya angka kebutuhan perawatan
tetapi latar belakang pengembangan kedua ortodonti ini menggambarkan bahwa
indeks tersebut berbeda, dimana IKPO pengetahuan dan kesadaran mahasiswa
dikembangkan berdasarkan geografis dan akan perawatan ortodonti sudah cukup baik
kondisi masyarakat Indonesia, sedangkan sehingga tingkat kesediaan untuk menjalani
IOTN hanya berdasarkan kebutuhan perawatan ortodonti begitu tinggi.
perawatan ortodonti tanpa pertimbangan
kondisi suatu masyarakat. Hal tersebut SARAN
terbukti dengan penelitian Hansu (2013) di 1. Perlu memberikan pengetahuan dan
Manado yang menggunakan IOTN pemahaman mengenai pentingnya
menunjukkan 4,9% dari subyek penelitian perawatan ortodonti pada mahasiswa
membutuhkan perawatan ortodonti yang yang mengalami maloklusi.
dilihat dari AC dan 14,7% dari subyek 2. Mahasiswa yang membutuhkan
penelitian membutuhkan perawatan ortodonti perawatan ortodonti disarankan untuk
yang dilihat dari DHC. datang pada dokter gigi spesialis
Perbedaan nilai antara IKPO ortodonti.
dengan IOTN serta perbedaan nilai IOTN
DAFTAR PUSTAKA
dari setiap wilayah di Indonesia disebabkan
Achmad MH, dkk. 2012. Maloklusi Pada
karena Indonesia memiliki ragam budaya
Anak, Etiologi Dan Penanganannya.
dari setiap wilayah, contohnya wilayah Bali
Makassar: Penerbit Bimer.
yang memiliki budaya mengasah gigi.
Bakar Abu. 2012. Kedokteran Gigi Klinis.
Pengasahan gigi dilakukan pada usia remaja
Yogyakarta: Quantum Sinergis
yang bertujuan untuk mengusir aura negatif
Media.
yang ada pada diri remaja sehingga menjadi

Vol. 16 No. 1 Tahun 2017 68


Day NF. 2014. Kebutuhan Perawatan La mente NH. 2012. Gambaran Kebutuhan
Ortodonti Pada Remaja Usia 15-17 Perawatan Ortodonti Murid Sekolah
Tahun Menggunakan Indikator Dasar Di Kecamatan Tamalanrea
Kebutuhan Perawatan Ortodonti Makassar. [Skipsi]. Makassar:
(IKPO). [Skripsi]. Darussalam Fakultas Kedokteran Gigi,
Banda Aceh: Departemen Universitas Hasanuddin.
Ortodonti, Fakultas Kedokteran Mokhtar Mundiyah. 2002. Dasar-Dasar
Gigi, Universitas Syiah Kuala. Ortodonti Pertumbuhan Dan
Foster T.D. 1993. Ortodonsi. Edisi ke-III. Perkembangan Kraniodentofasial.
Jakarta:EGC. Makassar: Bina Insani Pustaka.
Hartati Ratna, dkk. 2003. Kebutuhan Mokhtar Mundiyah. 1997. Ortodonti Dan
Perawatan Protrusi Untuk Menjaga Ortopedi Fasial. Majalah
Kesehatan Mulut Pada Remaja Kedokteran Gigi 2: 2-3.
Awal. Jurnal Of Dentistry 15:227. Nurlitasari DF. 2012. Faktor Yang Berperan
Hoesin Faruk. 2010. Faktor Prediksi Indikator Terhadap Permintaan Gigi Tiruan
Kebutuhan Perawatan Ortodonti Pada Lansia. [Tesis]. Jakarta:
Sebagai Kompenen Penting Bagi Departemen Prostodonsia, Fakultas
Konsep Ortodonti Masa Mendatang Kedokteran Gigi, Universitas
(Future Ortodontic). Jurnal Ilmiah Indonesia.
Dan Teknologi Kedokteran gigi Pertiwi ASP, dkk. 2008. Gambaran
7:56. Kebutuhan Perawatan Ortodonti
Hoesin Faruk. 2008. Membangun Model Pada Siswa Kelas 4 Dan 5 Al-
IKPO Pada Sistem Telemedika Mabrur Primary School Kecamatan
Berbasis ICT Dalam Bidang Baleendah Kabupaten Bandung.
Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak. E- Dentika Dental Jurnal 13:112.
Indonesia:2. Wilar LA, dkk. 2014. Kebutuhan perawatan
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan orthodonsi berdasarkan index of
(diakses hari rabu, 07 april 2015 orthodontic treatment need pada
12:24PM) siswa smp negeri 1 tareran. Jurnal
e-GiGi (eG) 2:2.

Vol. 16 No. 1 Tahun 2017 69

Anda mungkin juga menyukai