DAN STUDI
OLEH :
TAHUN 2022
LAPORAN
DAN STUDI
WISATA DI YOGYAKARTA
OLEH :
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan hasil Studi Kampus Politeknik ATK dan Studi Wisata di Yogyakarta
Hari/ tanggal :
Di :
Pembimbing II Pembimbing I
NIP
Mengetahui,
NIP
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T, atas limpahan taufik serta hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Laporan Hasil Studi Kampus Politeknik
Penulis menyadari, bahwa selesainya karya tulis ini bukan hanya atas kemampuan penulis
saja, melainkan juga berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
1. Bapak Drs. Supriadi, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Pakel
5. Pihak lain yang telah memberikan bantuan serta dukungan yang sangat berarti
bagi penulis.
Karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala saran serta kritik yang
bersifat membangun dari berbagai pihak, sangat penulis harapkan demi sempurnanya karya tulis
ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Penulis,
DAFTAR ISI
D. Tujuan .........................................................................
E. Pelaksanaan .................................................................
A. Kesimpulan ...........................................................
B. Saran ......................................................................
LAMPIRAN ..................................................................................viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yogyakarta adalah salah satu kota yang dianggap istimewa karena kota ini memiliki
banyak tempat wisata yang luar biasa. Selain itu, kota ini memiliki objek-objek study lapangan
yang menarik seperti karakteristik lingkungannya. Proses belajar bagi siswa tidak hanya
dilakukan di dalam kelas tapi dapat juga di luar kelas. Sebagai pelaksanaan proses belajar,
menuangkan salah satu program study lapangan ke Yogyakarta di SMA Negeri 1 PAKEL
menjadi program sekolah yang dapat menambah wawasan dan pengalaman siswa.
Gunung Merapi yang berada di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta sudah lama menjadi ikon Jogja. Gunung Merapi merupakan salah satu gunung
berapi teraktif yang ada di Indonesia, bahkan dunia. Letusannya bahkan sempat memendam
Candi Borobudur di masa silam. Terakhir, Gunung Merapi erupsi pada 3 Maret 2020 dan sempat
mengeluarkan kolom abu setinggi 6 km. Hujan abu pun turun di Kawasan sekitar seperti Klaten,
Boyolali, hingga Solo.Di saat tidak erupsi, Gunung Merapi memiliki kecantikan yang
mempesona. Gunung Merapi menjadi salah satu alasan kenapa banyak orang yang berwisata ke
Jogja.
Geografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atau mengkaji bumi dan
segala sesuatu yang ada di atasnya, seperti penduduk, fauna, flora, iklim, udara, dan segala
interaksinya. Dari dasar itulah penulis menyusun salah satu laporan study kampus ke Yogyakarta
dengan dasar ilmu yang telah kita dapat dari sana yang harus kita kembangkan dan sampaikan
kepada yang belum mengetahui lebih dalam serta berbagi ilmu yang berguna.
B. Rumusan Masalah
Dari latarbelakang tersebut maka t rumusan masalah yang kami ambil adalah
sebagai berikut :
1. Studi kampus:
2. Studi Wisata :
C. Tujuan
Berisi rincian tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan studi kampus dan wisata.
Tujuan disusun berorientasi pada latar belakang. Agar lebih spesifik, antara studi
Tujuan :
A. Studi Kampus :
B. Studi Wisata :
Merapi.
D. Pelaksanaan
Studi Kampus :
Hari : Kamis
Hari : Jum’at
BAB II
A. Studi Kampus
Politeknik ATK Yogyakarta merupakan sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta yang berada
1958. Alamat Politeknik ATK Yogyakarta yaituTarudan, Bangunharjo, Kec. Sewon, Bantul,
sebut Kursus C, merupakan Kursus Lanjut setingkat Akademi. Tujuan Pendidikan/Kursus ini
semula hanya untuk memenuhi tenaga teknis dalam menunjang kegiatan Balai Penelitian Kulit,
disamping untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknis Industri Perkulitan di bawah pengelolaan
Pemerintah dan Swasta yang dikoordinasi oleh Pemerintah sebagai sarana penyuluhan.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Rakyat Nomor. 489/TU tanggal 15 Januari
1959, Kursus C kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Sekolah Kulit Tinggi (SKT), yang
berkedudukan di Jl. Sukonandi No. 3 Yogyakarta, menjadi satu dengan Balai Penelitian Kulit.
Ijasah Sekolah Kulit Tinggi setingkat dengan Ijasah Akademik, berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Perindustrian Rakyat No. 193 /PMR/64 tanggal 22 April 1964. Selanjutnya berdasarkan
Surat Keputusan Direktur Utama PNPR Nupiksa Yasa Nomor: 579/1.2/N.Y, tanggal 27 Maret
1962, maka sejak 1 September 1958 Sekolah Tinggi Kulit di ubah statusnya menjadi Akademi,
dengan nama: Akademi Kulit. Perubahan ini berdasarkan pada tuntutan adanya Pendidikan
setingkat Akademi yang mampu mencetak kader bidang perkulitan/teknologi kulit, untuk
meningkatkan kualitas industri Perkulitan untuk keperluan ekspor. Berdasarkan Surat Keputusan
Direktur Utama PNPR Nupiksa Yasa Nomor: 36/4.3.1/NY/1967 tanggal 15 Februari 1967, nama
Akademi Kulit diubah menjadi Akademi Teknologi Kulit, dan selanjutnya dikukuhkan dengan
Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 311/M/SK/8/1976 tanggal 6 Agustus 1976, kepada
mahasiswa ATK yang telah lulus diberikan ijasah Sarjana Muda bidang Teknologi Kulit dan
Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 15 Tahun 1974, maka
pembinaan dan pengembangan aspek Akademi dari semua pendidikan formal di Indonesia
merupakan tugas, tanggung jawab, dan wewenang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Atas dasar Kepres 15 Tahun 1974 tersebut di atas, kemudian ditindak lanjuti dengan
Keputusan Bersama antara Menteri Perindustrian dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Lembaga Perguruan Tinggi Kedinasan yang menyelenggarakan Program Diploma Tiga (D.III)
bidang Teknologi Kulit. Pembinaan lebih lanjut terhadap Akademi Teknologi Kulit dilimpahkan
pada Perguruan Tinggi Pembina setempat yaitu Univeritas Gajah Mada Yogyakarta.
Sampai dengan tahun Akademik 1998/1999 Akademi Teknologi Kulit mempunyai 3 (tiga)
pengarahan dari Kepala Pusbinlat Departemen Perindustrian dan Perdagangan, maka pada tahun
Kuliah 1999/2000 ATK kembali ke "Core Education" semula yaitu peninjauan kembali jurusan,
penyempurnaan kurikulum serta menetapkan bahwa mulai tahun akademik 1999/2000, Akademi
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi, maka mahasiswa yang telah lulus pendidikan di ATK berhak mendapat
Kemudian menjawab kebutuhan spesifikasi unggulan yang akan menentukan kualitas lulusan,
mulai tahun 2004 diterapkan Kurikulum Baru Berbasis Kopetensi yang mengacu pada
Keputusan Mendiknas Nomor: 232/U/2000 dan 045/U/2002, serta untuk memenuhi kebutuhan
industri dilakukan perubahan dan pengembangan program studi menjadi empat (4), yaitu:
Untuk ATK spesialisasi dan kompetensi di fokuskan pada bidang Teknologi Kulit dan Produk
Kulit / Alas kaki, sehingga pada tahun ajaran 2013/2014 Program Studi di ATK menjadi 2
Sesuai dengan Program Studi tersebut, maka ATK melakukan penyempurnaan kurikulum
A. BIAYA PENDAFTARAN
yang dilakukan selain via teller (ATM, M-Banking, SMS Banking dll) diwajibkan menuliskan
B. PERSYARATAN PENDAFTARAN
a. Calon mahasiswa baru merupakan siswa kelas XII SMA/SMK/MA/sederajat (akan lulus
tahun 2022).
b. Fotokopi raport semester I – IV dengan nilai rata-rata semester minimal 75.00 (tujuh
puluh lima) dan/atau sertifikat prestasi ekstrakurikuler minimal juara 3 tingkat kabupaten.
e. Scan pasfoto terbaru ukuran 4x6 dengan background merah (maksimal 500 Kb).
JARVIS Mandiri
terakhir (2017-2022).
c. Scan pasfoto terbaru ukuran 4x6 dengan background merah (maksimal 500 Kb).
d. Scan kartu tanda pelajar (lulusan tahun 2022) atau scan ijazah (lulusan tahun
2021/sebelumnya).
e. Surat keterangan tidak buta warna.
Pendaftaran
Februari 2022
2022
2022 WIB
Gelombang III JARVIS Mandiri 1 Mei – 5 Agustus Setiap hari Selasa pukul 10.00
2022 WIB
D. PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN TES SELEKSI
Pendaftaran dan tes seleksi (peserta jalur JARVIS Mandiri) calon mahasiswa baru Politeknik
berupa:
E. BIAYA PENDIDIKAN
Biaya pendidikan mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 54 Tahun 2021 tentang Jenis
dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Yang Berlaku Pada Kementerian
Perindustrian, yaitu:
sehingga total biaya sampai dengan lulus (6 semester) adalah Rp 15.000.000,- (Lima belas
juta rupiah).
b. Biaya sidang tugas akhir sebesar Rp 580.000,- (Lima ratus delapan puluh ribu rupiah)
c. Biaya wisuda sebesar Rp 975.000,- (Sembilan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah).
F. BEASISWA
a. Tersedia beasiswa institusi dengan skema pembayaran biaya pendidikan per semester
sendiri (berwirausaha). Sedangkan sisanya masih dalam tahap seleksi kerja dan ada juga yang
merupakan salah satu bentuk tanggung jawab Politeknik ATK kepada bangsa dan Negara
Indonesia, dan sekaligus merupakan karya utama Politeknik ATK. Sehingga sampai saat ini, para
alumni Politeknik ATK banyak dibutuhkan di berbagai sektor, baik itu sektor industri, instansi
pemerintah, maupun berwirausaha dengan menciptakan peluang usaha industri kreatif bidang
Daya dukung sebuah perguruan tinggi vokasional seperti halnya Politeknik ATK sangat
penting dalam melakukan pengembangan industri menuju negara industri maju tahun 2025.
Daya dukung tersebut salah satunya adalah dalam hal transfer teknologi, baik melalui pembinaan
dan pendampingan untuk meningkatkan nilai tambah industri, serta peningkatan daya saing
industri kulit berupa peningkatan kualitas, penurunan biaya produksi, dan perbaikan sistem
layanan industri Indonesia. Proses transfer teknologi terutama dilakukan oleh para alumni
Politeknik ATK yang telah berkarya di masyarakat, selain juga dapat berupa penerapan hasil-
Peranan lulusan Politeknik ATK yang sangat penting adalah meningkatkan porsi teknologi
dalam nilai tambah industri yaitu pada proses transformasi bahan baku menjadi produk.
Teknologi merupakan komponen pokok dalam kompetensi inti industri, sehingga alumni
Politeknik ATK akan berperan dalam mengarahkan daya saing industri lebih kepada core
B. Studi Wisata
1. Sejarah Gunung Merapi
Gunung Merapi adalah sebuah gunung yang memiliki ketinggian puncak kurang lebih 2.930
meter dari permukaan laut. Gunung berapi yang berada di bagian tengah Pulau Jawa ini tercatat
sebagai salah satu gunung teraktif yang ada di Indonesia. Selain menyandang status sebagai
salah satu gunung berapi teraktif, ternyata Gunung Merapi juga merupakan salah satu gunung di
dunia yang berdiri kokoh di antara 4 wilayah kota di Indonesia. Lereng sisi selatan gunung
berada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, di sisi sebalah barat gunung berada
di Provinsi Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Magelang, sedangkan sisi utara dan timur
gunung terletak di Kabputen Boyolali, terakhir sisi tenggara gunung berada di Kabupaten Klaten.
Sejak tahun 1548 Gunung Merapi tercatat pernah meletus sebanyak 68 kali, sehingga
menjadikan gunung ini sebagai salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk
Gunung Merapi adalah gunung termuda dalam rangkaian gunung berapi yang mengarah ke
selatan dari Gunung Ungaran . Salah satu gunung paling aktif di dunia tersebut terbentuk karena
aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia
menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang bagian tengah Pulau Jawa. Puncak
yang sekarang terbentuk tidak ditumbuhi vegetasi karena aktivitas vulkanik tinggi. Puncak
tersebut tumbuh di sisi barat daya puncak Gunung Batulawang yang lebih tua.
"Merapi tak pernah ingkar janji", begitulah kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi Surono. Katanya, setelah peningkatan aktivitas, pasti diakhiri dengan letusan
Sleman, Boyolali itu akhirnya melunaskan janjinya. Merapi tak henti-hentinya memuntahkan
awan panas (wedhus gembel) sejak 17.02 WIB, Selasa 26 Oktober 2010.
Sejak saat itu, gunung dengan tinggi 2.930 meter tersebut mengalami serangkaian erupsi
diiringi awan panas dan banjir lahar dingin yang terjadi sampai beberapa bulan. Awan panas itu
Tak terkecuali, kediaman Mbah Maridjan di Dusun Kinahrejo, Cangkringan Sleman yang
berjarak sekitar empat kilometer dari puncak Merapi. Pria bernama asli Mas Penewu
Suraksohargo sendiri merupakan kuncen atau juru kunci Merapi sejak 1982. Setiap Gunung
Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando dari beliau untuk mengungsi.
Sejak status Merapi ditingkatkan, sudah ada 40.000 warga yang tinggal di radius 10 kilometer
dievakuasi. Namun, Mbah Maridjan kekeuh terhadap pendiriannya. Ia tetap berdiam diri di
"Asih kamu mau ke mana? Saya jawab, saya tidak mau kemana-mana. Kalau kamu mau turun
Merapi. Turun sekarang. Kalau saya tidak akan turun. Kalau turun, saya nanti ditertawakan oleh
ayam," kisah Putra Mbah Mardijan, Asih mengenang obrolannya dengan ayahnya yang tercinta,
Keganasan Merapi akhirnya merenggut nyawa Mbah Maridjan. Dia tewas dihantam awan
panas 600 derajat celcius dan ditemukan tak bernyawa dalam posisi bersujud di rumahnya.
Jasadnya ditemukan beberapa jam kemudian oleh tim SAR bersama dengan 16 orang lainnya
yang juga telah meninggal dunia. Kondisi para korban saat ditemukan mengalami luka bakar
serius.
Desa yang menjadi tempat tinggal Mbah Marijan itu luluh lantak, tidak ada lagi tanda-tanda
hangus. Udara terasa panas. Debu di jalanan setebal 10 cm yang terinjak kakipun masih terasa
hangat.
Dikutip dari Majalah Tempo (2010), pada 26 dan 27 Oktober 2010, aktivitas di perut Merapi
melonjak berlipat. Laju deformasi atau penggelembungan volume puncak Merapi yang sebelum
21 Oktober masih 10,5 sentimeter per hari, sejak 24 Oktober menjadi 42,3 sentimeter. Ini
awan panasnya, Merapi seperti tertidur kembali. Frekuensi gempa dan guguran material menurun
drastis.
Namun, Kepala Pusat Vulkanologi Surono memperingatkan agar warga jangan terlalu tenang
dahulu. "Jangan main-main. Aktivitas Merapi turun, bukan berarti behenti," kata Surono
Tak butuh lama untuk membuktikannya, pada 28 dan 29 Oktober 2010, kepundan Merapi
kembali menyemburkan awan panas. Menurut Tempo, diamnya Merapi bisa diartikan dua
kemungkinan yakni, sedang mengumpulkan energi atau di dalam dapur magmanya sudah
berkurang.
Kata Volcano (gunung api) berasal dari nama Vulcano, sebuah pulau vulkanik di Kepulauan
Aeolian Italia yang namanya berasal dari Vulcan, nama dewa api dalam mitologi Romawi
(Douglas, 2001). Studi tentang gunung api disebut Volcanology, namun lebih sering di eja
dengan Vulcanology. Gunung api adalah gunung yang terbentuk jika magma dari perut bumi
naik ke permukaan.
Gunung api dapat dikelompokkan menurut tingkat kedahsyatan letusan apakah itu dahsyat
ataupun tenang, dan tipe bahan yang dimuntahkan sewaktu meletus. Di kala meletus, gunung api
mengeluarkan lava, bom gunung api, kerak, abu, gas panas dan uap. Bahan yang disemburkan
oleh letusan gunung api mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki batuan lain.
Gunung api terbentuk hasil daripada batu-batan cair yang terkumpul di bawah kerak bumi.
Keadaan suhu yang sangat panas di bawah kerak bumi menyebabkan batu-batan menjadi cair.
Batu-batuan cair ini dikenali sebagai magma. Kebanyakan magma terbentuk kira-kira 80 km
Magma yang panas akan naik ke permukaan bumi karena tekanan dan kurang padat daripada
batu disekitarnya. Magma mengalir keluar ke permukaan bumi melalui rekahan gunung api dan
dikenali sebagai lava. Kebanyakan gunung api terbentuk di kawasan sempadan plat. Ahli sains
telah mengemukakan teori lempeng tektonik untuk menjelaskan proses pembentukan gunung
api.
Gunung api terbentuk apabila bertemunya dua lempeng. Pertemuan ini menyebabkan salah
satu lempeng terhujam ke bawah lempeng yang lain. Zona yang terbenam ini akan menjadi cair
karena suhu yang sangat panas di bawah kerak bumi. Bagian cair ini menambah magma di
mantel dan seterusnya mengalir keluar ke permukaan bumi menjadi gunung api. Gunung api
juga terdapat di zona tengah lautan. Perebakan dasar laut terjadi apabila magma naik menolak
litosfer ke arah yang berlawanan. Lava ini akan membentuk dasar laut sebagai permatang tengah
laut. Gunung api di Iceland merupakan jenis pembentukan ini. Sebagian gunung api terbentuk di
tengah lempeng, jauh dari perbatasan lempeng seperti Kepulauan Hawaii. Ahli sains
menjelaskan bahwa tonggak batuan mantel yang dipanaskan dan naik secara perlahan ke
setahun. Apabila semburan magma naik sampai ke permukaan bumi, gunung api akan terbentuk.
Erupsi 2006
Di bulan April dan Mei 2006, mulai muncul tanda-tanda bahwa Merapi akan meletus kembali,
ditandai dengan gempa-gempa dan deformasi. Pemerintah daerah Jawa Tengah dan DI
Yogyakarta sudah mempersiapkan upaya-upaya evakuasi. Instruksi juga sudah dikeluarkan oleh
kedua pemda tersebut agar penduduk yang tinggal di dekat Merapi segera mengungsi ke tempat-
Pada tanggal 15 Mei 2006 akhirnya Merapi meletus. Lalu pada 4 Juni, dilaporkan bahwa
aktivitas Gunung Merapi telah melampaui status awas. Kepala BPPTK Daerah Istimewa
Yogyakarta, Ratdomo Purbo menjelaskan bahwa sekitar 2-4 Juni volume lava di kubah Merapi
sudah mencapai 4 juta meter kubik - artinya lava telah memenuhi seluruh kapasitas kubah Merapi
sehingga tambahan semburan lava terbaru akan langsung keluar dari kubah Merapi.
Tanggal 1 Juni, Hujan abu vulkanik dari luncuran awan panas Gunung Merapi yang lebat, tiga
hari belakangan ini terjadi di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Muntilan
sekitar 14 kilometer dari Puncak Merapi, paling merasakan hujan abu ini.[17]
Tanggal 8 Juni, Gunung Merapi pada pukul 09.03 WIB meletus dengan semburan awan panas
yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri
ke tempat aman. Tercatat terjadi dua letusan, letusan kedua terjadi sekitar pukul 09.40 WIB.
Semburan awan panas sejauh 5 km lebih mengarah ke hulu Kali Gendol (lereng selatan) dan
Letusan Merapi pada tahun 2006 ini menelan setidaknya 151 orang korban jiwa.
Erupsi 2010
Peningkatan status dari "normal aktif" menjadi "waspada" pada tanggal 20 September 2010
Yogyakarta. Setelah sekitar satu bulan, pada tanggal 21 Oktober status berubah menjadi "siaga"
sejak pukul 18.00 WIB. Pada tingkat ini kegiatan pengungsian sudah harus dipersiapkan. Karena
aktivitas yang semakin meningkat, ditunjukkan dengan tingginya frekuensi gempa multifase dan
gempa vulkanik, sejak pukul 06.00 WIB tangggal 25 Oktober BPPTK Yogyakarta
merekomendasi peningkatan status Gunung Merapi menjadi "awas" dan semua penghuni
wilayah dalam radius 10 km dari puncak harus dievakuasi dan diungsikan ke wilayah aman.
Erupsi pertama terjadi sekitar pukul 17.02 WIB tanggal 26 Oktober. Sedikitnya terjadi hingga
tiga kali letusan. Letusan menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km dan
disertai keluarnya awan panas yang menerjang Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan
Cangkringan, Sleman.[20] dan menelan korban 43 orang, ditambah seorang bayi dari Magelang
Sejak saat itu mulai terjadi muntahan awan panas secara tidak teratur. Mulai 28 Oktober,
Gunung Merapi memuntahkan lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya
awan panas pada pukul 19.54 WIB.[21] Selanjutnya mulai teramati titik api diam di puncak pada
tanggal 1 November, menandai fase baru bahwa magma telah mencapai lubang kawah.
Namun, berbeda dari karakter Merapi biasanya, bukannya terjadi pembentukan kubah lava
baru, malah yang terjadi adalah peningkatan aktivitas semburan lava dan awan panas sejak 3
November. Erupsi eksplosif berupa letusan besar diawali pada pagi hari Kamis, 4 November
2010, menghasilkan kolom awan setinggi 4 km dan semburan awan panas ke berbagai arah di
kaki Merapi. Selanjutnya, sejak sekitar pukul tiga siang hari terjadi letusan yang tidak henti-
hentinya hingga malam hari dan mencapai puncaknya pada dini hari Jumat 5 November 2010.
Menjelang tengah malam, radius bahaya untuk semua tempat diperbesar menjadi 20 km dari
puncak. Rangkaian letusan ini serta suara gemuruh terdengar hingga Kota Yogyakarta (jarak
sekitar 27 km dari puncak), Kota Magelang, dan pusat Kabupaten Wonosobo (jarak 50 km).
Hujan kerikil dan pasir mencapai Kota Yogyakarta bagian utara, sedangkan hujan abu vulkanik
pekat melanda hingga Purwokerto dan Cilacap. Pada siang harinya, debu vulkanik diketahui
Bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin juga mengancam kawasan lebih rendah setelah
pada tanggal 4 November terjadi hujan deras di sekitar puncak Merapi. Pada tanggal 5
November Kali Code di kawasan Kota Yogyakarta dinyatakan berstatus "awas" (red alert).[24]
[butuh rujukan]
Letusan kuat 5 November diikuti oleh aktivitas tinggi selama sekitar seminggu, sebelum
kemudian terjadi sedikit penurunan aktivitas, namun status keamanan tetap "Awas". Pada
tanggal 15 November 2010 batas radius bahaya untuk Kabupaten Magelang dikurangi menjadi
15 km dan untuk dua kabupaten Jawa Tengah lainnya menjadi 10 km. Hanya bagi Kab. Sleman
Aktivitas 2018-2021
Peningkatan aktivitas vulkanik kembali ditunjukan gunung ini sejak Jumat, 11 Mei 2018,
pukul 07.30 WIB. Meski berstatus normal, Gunung Merapi mengeluarkan suara gemuruh
disertai asap membumbung tinggi.[26] Letusan tipe freatik (hembusan) ini memunculkan asap
setinggi hingga 5.500 meter vertikal. Erupsi ini disaksikan dalam jarak dekat oleh pendaki yang
masih berada di areal Pasarbubrah dan terdokumentasi dalam video di media sosial. Tak ada
laporan pendaki yang meninggal dunia. Kawasan Pasarbubrah adalah tempat para pendaki
Merapi biasa menginap dan memasang tenda sebelum mendaki ke puncak. Hujan abu tipis jatuh
Sejak peristiwa itu, PPGM mulai memantau aktivitas Merapi yang terus meningkat, sehingga
pada tanggal 21 Mei 2018, pukul 23.00 WIB status Merapi dinaikkan dari normal aktif menjadi
waspada.[27] Status ini tidak pernah diturunkan setelahnya, yang berakibat ditutupnya akses
Kamis, 24 Mei 2018, gunung Merapi kembali erupsi dengan menyemburkan asap setinggi
6.000 meter. Hujan abu mengguyur wilayah barat gunung yaitu Kabupaten Magelang bahkan
sampi ke Kabupaten Kebumen yang berjarak lebih dari 40 kilometer.[28] Gunung Merapi
kembali erupsi pada Jumat, 1 Juni 2018 pada pukul 08.20 WIB dengan durasi 2 menit. Menurut
BPPTKG, kolom letusan gunung Merapi sekitar 6.000 meter dari puncak, atau sekitar 8.968
meter di atas permukaan laut arah barat laut dan teramati dari Pos Pengamatan Jrakah. Letusan
tersebut menyebabkan hujan abu di Pos Pengamatan Gunung Merapi Jrakah dan Selo. Bahkan
laporan hujan abu hingga ke Salatiga dan Kabupaten Semarang.[29] Masyarakat diimbau tetap
tenang dan waspada atas hujan abu dan selalu mengenakan alat pelindung diri (APD), seperti
gunung Merapi meletus.Pada erupsi ini, karakter letusan mulai bercampur dengan letusan
eksplosif (disertai ledakan dan lontaran material besar). Pada hari Minggu, 29 Maret 2020, pukul
00.15 WIB, gunung Merapi meletus dengan tinggi kolom erupsi terukur 1500 meter di atas
puncak atau 4.468 meter di atas permukaan laut. Erupsi terekam di seismogram dengan
Pada 10 April 2020, pukul 09.10 WIB, gunung Merapi meletus dengan tinggi kolom erupsi
terukur 3000 meter dari atas kawah puncak gunung. Erupsi tercatat di seismogram dengan
amplitudo 75 mm dan durasi 103 detik. Arah angin saat erupsi ke Barat Laut.[9]
Pada 21 Juni 2020, pukul 09.13 WIB, gunung Merapi kembali meletus dengan tinggi kolom
erupsi 6000 meter dari atas kawah puncak gunung. Erupsi tercatat di seismogram dengan
amplitudo 75 mm dan durasi 328 detik. Saat erupsi pertama terjadi, BPPTKG memonitor arah
angin menuju barat. Pada erupsi kedua, amplitudo termonitor 75 mm dan durasi 100 detik.
Tinggi kolom saat erupsi kedua ini tidak teramati. Pusat Pengendali Operasi BNPB mendapatkan
laporan dari BPBD setempat mengenai sebaran abu. Sebaran hujan abu vulkanik erupsi Gunung
Merapi yang terpantau pada 09.56 terjadi di wilayah beberapa desa pada dua Kecamatan
Srumbung (Desa Kaliurang, Kemiren, Srumbung, Banyuadem, Kalibening dan Ngargosoko) dan
Pada hari Kamis, 5 November 2020, pukul 12.00 WIB, BPPTKG meningkatkan status
gunung Merapi dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III)[33] karena aktivitas vulkanik
di Gunung Merapi diduga dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan masyarakat. Ini
didasarkan pada kronologi data hasil pemantauan aktivitas vulkanik, yaitu pertama setelah
letusan eksplosif 21 Juni 2020, kegempaan internal yaitu VA, vulkanik dangkal (VB) dan fase
banyak (MP) mulai meningkat. Sejak bulan Oktober 2020 kegempaan meningkat semakin
intensif.
Pada 4 November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali/hari, MP 272 kali/hari, guguran (RF) 57
pembentukan kubah lava yang baru. Gempa dan deformasi masih meningkat dan BPPTKG
memperingatkan bahaya luncuran awan panas sejauh 5 kilometer dari puncak gunung.
Pada Laporan Aktivitas Gunung Merapi Periode Bulan November 2020 yang diterbitkan oleh
BPPTKG pada 30 November 2020, mendapat kesimpulan bahwa terdapat peningkatan aktivitas
vulkanik G. Merapi berupa aktivitas kegempaan internal yang mencapai 400 kali/hari, laju
meningkat dengan nilai maksimal 675 ppm setelah sebelumnya pada awal bulan november
hingga tanggal 20 November cukup konstan berada pada 525 ppm, serta perubahan morfologi
puncak akibat intensifnya aktivitas guguran. Data pemantauan ini menunjukkan proses desakan
Memasuki tahun 2021, aktivitas vulkanik semakin meningkat. Setelah semakin sering
teramati runtuhan batuan lava sisa letusan terdahulu semakin tebalnya asap/uap putih dari
puncak, pada hari Senin malam tanggal 4 Januari 2021 mulai teramati adanya titik api dan
guguran material vulkanik (batu dan lava) yang berlanjut pada hari berikutnya. Pihak BPPTKG
menyatakan bahwa fase erupsi telah dimulai.[35][36] Sejak itu leleran material awan panas dan
runtuhan batuan semakin sering teramati dengan jarak yang semakin jauh. Pada tanggal 7 Januari
2021, Gunung Merapi mengeluarkan guguran awan panas (aliran piroklastik) dan memunculkan
kolom asap setinggi 200 meter dari puncak.[37][38][39] Guguran awan panas tersebut terjadi
pada pukul 8:02 WIB menimbulkan gempa vulkanik dengan amplitudo maksimum 28 mm dan
berdurasi 154 detik,[37] dan pada pukul 12:50 WIB dengan amplitudo maksimum 21 mm dan
berdurasi 139 detik.[39] Arah pergerakan material ke barat daya (hulu Kali Kuning sampai hulu
Kali Krasak)
Letusan gunung berapi membawa material-material baik dalam bentuk padat, cair, ataupun
gas.Erupsi gunung berapi akan mengeluarkan material yang beragam, mulai dari material yang
berwujud padat/eflata, cair, dan gas. Erupsi tersebut dapat berasal dari dalam dapur magma atau
Dirangkum dalam konten edukasi Kemdikbud RI dengan judul Material Letusan Gunung Api,
1. Material padat/eflata
Material padat atau eflata adalah material letusan gunung api berwujud padat. Ada dua
Gunung berapi adalah peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas bertekanan tinggi. Gunung berapi berpotensi mengalami erupsi atau
Mengutip dalam modul Pengenalan Gunung Api yang diterbitkan oleh Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral, gunung berapi diklasifikasikan ke dalam empat sumber erupsi, di
antaranya adalah:
c. Erupsi celah, yaitu erupsi yang muncul pada retakan atau sesar, yang dapat memanjang
d. Erupsi eksentrik, yang sejenis dengan erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan
dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping, melainkan langsung dari dapur
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah gunung berapi sekitar 13 sampai 17
persen dari total jumlah gunung api aktif di seluruh dunia. Bahkan, beberapa gunung berapi di
Letusan gunung berapi membawa material-material baik dalam bentuk padat, cair, ataupun
gas. Lantas, apa saja material-material yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi?
Material-Material yang Dikeluarkan Saat Terjadi Letusan Gunung Berapi (1)Material erupsi
gunung berapi, salah satunya dalam wujud padat adalah abu vulkanik. Material-Material yang
Erupsi gunung berapi akan mengeluarkan material yang beragam, mulai dari material yang
berwujud padat/eflata, cair, dan gas. Erupsi tersebut dapat berasal dari dalam dapur magma atau
Eflata autogen merupakan material padat yang berasal dari dapur magma yang terbawa
bersama lava yang keluar saat letusan terjadi. Sementara itu, eflata alogen adalah material padat
yang berasal dari material di sekitar kawah yang ikut terlontar saat letusan.
Bom, merupakan material padat yang berbentuk bongkahan batu-batu besar. Material seperti
Tuff adalah butiran halus hasil letusan gunung berapi yang banyak mengandung silika. Tuff
lebih sering disebut dengan istilah ash atau abu vulkanik, serta memiliki sifat berbahaya yang
2. Material cair/efusifa
Material cair atau efusifa adalah material hasil letusan gunung api, yang berbentuk material
cair meliputi lava dan lahar, baik lahar dingin maupun lahar panas. Berikut adalah
penjelasannya.
Lava, adalah magma yang meleleh. Lava yang mengalami pendinginan karena telah terlalu
lama berada di udara luar, akan mengeras dan berubah menjadi bantuan beku/basaltis.
Lahar, merupakan lava yang sudah bercampur dengan material lain yang ada disekitar
kawah gunung api. Lahar panas terbentuk saat gunung sedang erupsi, sedangkan lahar dingin
3. Material gas/ekshalasi
Seperti namanya, material gas atau ekshalasi adalah salah satu dari material-material yang
dikeluarkan saat terjdi letusan gunung merapi. Berikut adalah jenis-jenis hasil letusannya.
Mofet (CO2), adalah gas hasil letusan gunung berapi yang berbahaya karena bersifat racun.
Gas ini sangat dianjurkan untuk dihindari karena bisa membahayakan nyawa siapa pun yang
menghirupnya. Fumarol (H2O), berupa uap air yang panas. Solfatar (H2S), merupakan gas
belerang yang berbahaya jika terlalu pekat karena dapat menimbulkan keracunan.
Awan panas, merupakan asap yang keluar saat gunung berapi meletus dengan temperatur
yang tinggi, dan mengalami daya luncur menuruni lereng hingga mencapai 200 km/jam.
4. Karakteristik tanah merapi
Lahan pertanian yang terkena abu merapi terdiri dari lahan sayuran, lahan pekarangan dan
tegalan. Dari hasil pengamatan lapang komoditas sayuran yang cepat beradaptasi adalah
bawang daun. Sedangkan pada lahan pekarangan, jenis tanaman yang dapat menembus
lapisan abu merapi adalah jenis umbi-umbian dan yang memiliki akar tinggal, seperti tanaman
pisang dan talas. Pada lahan tegalan, tanaman yang cepat cepat menyesuaikan diri adalah
rumput pakan ternak. Tanaman-tanaman ini dapat tumbuh baik akibat abu merapi yang
Dengan kondisi sifat fisik tanah pasca erupsi merapi, menyebabkan lahan pertanian perlu
pengolahan lahan yang teratur. Pengolahan tanah diperlukan untuk memecahkan lapisan atas
yang banyak mengandung kadar air. Cara ini sangat efektif apabila dilakukan sampai
kedalaman > 30 cm (Gambar 2). Hal ini untuk memperbaiki permeabilitas dan pori aerasi
tanah. Kaidah konservasi tanah dengan sistim pengolahan tanah inilah yang harus dilakukan
Lahan yang terkena abu dan lahar merapi merupakan lahan berlereng, sehingga dilapangan
terlihat adanya alur-alur bekas aliran permukaan dan bahkan banyak terjadi erosi parit sampai
tebing. Abu merapi yang bertekstur pasir dan dengan lapisan tanah yang memiliki indek
kemantapan agregat rendah (27-37), menyebabkan mudah terjadi erosi dan aliran permukaan.
Penanggulangan erosi dan aliran permukaan dapat dilakukan dengan cara menanam
rumput pakan ternak dan tanaman pisang. Hal ini karena sudah beradaptasi pada lahan
tersebut dan mudah ditemukan. Jenis tanaman introduksi yang mudah ditanam dan dapat
beradaptasi pada tekstur berpasir dan liat adalah rumput akar wangi (Vetiveria zizanioides).
Rumput ditanam searah kontur dan rapat agar dapat digunakan sebagai penahan erosi dan
aliran permukaan. Sedangkan untuk tanaman pisang ditanam pada bidang olah dengan cara
zigzag, hal ini bermanfaat untuk mengurangi kehilangan tanah dan hara yang terangkut akibat
aliran permukaan dan erosi. Untuk penanggulangan bahaya erosi dan aliran permukaan pada
erosi parit/tebing diperlukan penanaman tanaman bambu. Bambu ditanam pada pinggiran
parit/tebing dengan jarak 50 cm secara zigzag (Gambar 6). Perlakuan ini sangat efektif,
karena bambu mudah tumbuh, memiliki perakaran serabut yang dapat menembus lapisan
A. Kesimpulan
September 1958. Alamat Politeknik ATK Yogyakarta yaitu Tarudan, Bangunharjo, Kec.
B. Saran
Penyampaian atau penjelasan pihak kampus ATK Yogyakarta terlalu panjang dan
menjadikan siswa-siswi kelas XI SMAN 1 PAKEL merasa bosan dan jenuh. Sebaiknya pihak
kampus ATK Yogyakarta bisa menyampaikan penjelasan dengan lebih singkat dan mudah di
pahami oleh siswa-siwi kelas XI SMAN 1 PAKEL sehingga tidak membuat bosan dan jenuh,
agar penyampaian pihak kampus ATK Yogyakarta terlihat lebih berkesan dan menarik
Karena banyak tempat yang tidak sesuai dengan waktu. Contohnya di Candi Prambanan saat
DAFTAR PUSTAKA
http://www.atk.ac.id/about-atk-polytechnic/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gunung_Merapi
http://bencanapedia.id/Gunung_Merapi - :~:text=Salah%20satu%20gunung%20paling
%20aktif,sepanjang%20bagian%20tengah%20Pulau%20Jawa
https://kumparan.com/kabar-harian/material-material-yang-dikeluarkan-saat-terjadi-
letusan-gunung-berapi-1wd0xQnO3w3
https://tekno.tempo.co/read/1539407/studi-tanah-hasil-letusan-gunung-api-lebih-subur-di-
indonesia-timur
LAMPIRAN