Oleh
KELOMPOK 5
NAMA NIM
Aldo Rumbiak 20150611044042
Alius Osu 201506110440
Dennis M Wali Kalembulu 20150611044018
Yafet F Yoweni 20150611044012
Wella Novasari 20150611044094
JUDUL
Di setujui
NIP: 198101042008012009
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karuniaNyalah sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan laporan
praktek lapangan Pengolahan Bahan Galian ini dengan baik. Laporan ini berisi hasil-
hasil praktikum baik berupa data, ataupun gambar yang didapat dari lapangan.
Tersajinya laporan kamo ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain, baik
berupa nasehat, bimbingan, dan kritikan. Sehingga dengan kerendahan hati, saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Tidak lupa
pula kami berterima kasih kepada Ibu Lia Medi Tandy, ST.MT selaku dosen mata
kuliah Pengolahan Bahan Gailian.
Demikian pengantar laporan ini, kurang dan lebihnya kami mohon maaf, serta
kami juga berharap semoga laporan yang kami tulis ini dapat bermanfaat.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................25
LAMPIRAN...........................................................................................................................26
DAFTAR GAMBAR
1
kering, dan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu Prymary crushing, secondary crushing,
dan fine crushing.
1.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Melakukan kegiatan lapangan untuk mengetahui proses dari alat
pengolahan bahan galian baik AMP (Asphalt mixing plant) maupun Crusher.
1.2.2. Tujuan
Adapun tujuan untuk kegiatan praktek lapangan ini adalah :
2
BAB II DASAR TEORI
3
temperatur aspal akan menyebabkan jumlah aspal yang diberikan tidak sesuai
dengan kadar aspal optimum pada JMF.
4. Temperatur campuran kadang-kadang terjadi penyimpangan
5. Kelebihan AMP tipe drum adalah pengoperasiannya lebih sederhana dan
mudah, item pengontrolan lebih sedikit.
2.1.1. AMP jenis takaran (batch plant)
Pada AMP jenis takaran agregat digabungkan, dipanaskan dan dikeringkan
serta secara proporsional dicampur dengan aspal untuk memproduksi campuran
beraspal panas.AMP dapat berukuran kecil atau besar tergantung dari kuantitas
campuran yang dihasilkannya, disamping itu ditinjau dari mobilitasnya, pada
umumnya AMP jenis takaran dapat digolongkan atas:
1. AMP yang permanen
2. AMP yang mudah di pindah-pindah dan dapat dipasang di dekat lokasi
proyek
Kapasitas AMP bervariasi dan umumnya berkisar dari 500 kg sampai 1200 kg
per batch atau lebih besar. Proses pencampuran untuk masing-masing batch sekitar 40
menit. Untuk jalan-jalan dengan lalu-lintas padat dan berat disarankan menggunakan
kapasitas AMP yang lebih besar dari 800 kg per batch.
Proses produksi campuran beraspal panas dengan menggunakan AMP jenis
takaran dimulai dari memasok agregat dingin dari bin dingin dengan jumlah
terkontrol, kemudian dipanaskan dan dikeringkan melalui pengering (dryer).
Selanjutnya agregat disaring dengan unit saringan panas (hot screen) yang akan
memisahkan agregat berdasarkan ukuran fraksinya lalu dimasukkan ke dalam bin
panas. Masing-masing agregat dari bin panas ditimbang sesuai proporsi yang
diinginkan. Bila diperlukan, bahan pengisi (filler) ditambahkan melalui pemasok
bahan pengisi.Selanjutnya dicampur kering dalam pencampur.Aspal dengan jumlah
terkontrol ditambahkan setelah pencampuran kering.Bila pencampuran agregat
4
dengan aspal telah homogen, campuran selanjutnya dituangkan ke dalam truk
pengangkut dan dibawa ke tempat penghamparan.
5
pengikat dan agregat yang memenuhi semua persyaratan spesifikasi. Proses
pencampuran campuran beraspal
Pencampur pugmill terdiri dari suatu ruang (chamber) dan poros kembar
(twin shaft) untuk mencampur corong dengan rotasi (counter rotating shafts)
dengan kayuh atau pedal (paddles) pada ujung setiap tangkai pedal dan batang
penyemprot aspal.Pedal dibentuk untuk menghasilkan efisiensi maksimum
dalam pencampuran dan harus dalam posisi yang sedemikian rupa agar supaya
ruang bebas (clearance) antara ujung (tip) pedal dan dinding ruang
pencampuran kurang dari 1,5 kali ukuran maksinum agregat karena kalau
tidak,daerah sumbatan dapat bertambah sehingga material tidak tercampur dan
terselimuti oleh aspal secara merata.
6
Gambar 2. 3. AMP jenis pencampur drum (drum mix)
2.1.3. AMP jenis menerus (continuous plant)
Pada AMP tipe menerus maka gradasi campuran didapat dengan pengaturan
keluaran agregat bin panas yang dicampur dengan kadar aspal yang diatur melalui
pengaturan kecepatan pompa aspal.
2.2. Definisi Crusher
Crusher merupakan mesin yang dirancang untuk mengurangi besar batu ke batu
yang lebih kecil seperti kerikil atau debu batu. Crusher dapat digunakan untuk
mengurangi ukuran atau mengubah bentuk bahan tambang sehingga dapat diolah
lebih lanjut. Crushing merupakan proses yang bertujuan untuk meliberasi mineral
yang diinginkan dari mineral pengotornya. Crushing biasanya dilakukan dengan
proses kering, dan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu Prymary crushing, secondary
crushing, dan fine crushing.
7
antara 30 mm sampai 100 mm. Ukuran terbesar dari produk peremukan tahap
pertama biasanya kurang dari 200 mm.
2. Secondary Cruher merupakan peremukan tahap kedua, alat peremuk yang
digunakan adalah Jaw Crusher ukuran kecil, Gyratory Crusher ukuran
kecil, Cone Crusher, Hammer Mill dan Rolls. Umpan yang digunakan berkisar
150 mm, dengan ukuran antara 12,5 mm sampai 25,4 mm. Produk terbesar
yang dihasilkan adalah 75 mm.
3. Fine crushing merupakan peremukan tahap lanjut dari secondary crushing, alat
yang digunakan adalah Rolls, Dry Ball Mills, Disc Mills dan Ring Mills.
Umpan yang biasanya digunakan kurang dari 25,4 mm.untuk memperkecil
material hasil penambangan yang umumnya masih berukuran bongkah
digunakan alat peremuk. Material hasil dari peremukan kemudian dilakukan
pengayakan atau screening yang akan menghasilkan dua macam produk yaitu
produk yang lolos ayakan yang disebut undersize yang merupakan produk yang
akan diolah lebih lanjut atau sebagai produk akhir, dan material yang tidak lolos
ayakan yang disebut oversize yang merupakan produk yang harus dilakukan
peremukan lagi.
8
85% minus ukuran bukaan maksimum, sedangkan ukuran umpan masuk adalah 85%
x gape.
9
dipindah-pindahkan yang berupa plat penghancur,berbentuk sperti kerutan/
berombak-ombak dan tetap pada posisi yang vertikal dengan sudut yang tepat pula,
terikat pada suatu rahang terayun yang terhubung dengan tangkai yang diam didalam
sisi bingkai/kerangka. Pergerakannya akan sempurna dengan suatu kerja dari sendi
engsel yang bergerak naik turun dari tangkai kedua yang dibawa oleh tangkai
eksentrik serta pergerakan yang vertikal pula yang dihubungkan secara horizontal
oleh rahang dengan dua plat atau toggle. Dengan kata lain suatu eksentrik
menggerakkan batang yang dihubungkan dengan 2 toggle, toggle yang satu
dipakukan pada kerangka dan satu lagi ke rahang ayun, titik pivot terletak pada
bagian atas rahang gerak/ diatas kedua rahang pada garis tengah bukaan rahang.
10
horizontal. Umpan besar yang terjepit antara bagian atas rahang dipecah dan jatuh
keruang bawahnya yang lebih sempit dan dipecah lagi.
Pada mesin ini terdapat baut pecah yang berfungsi sebagai penahan apabila
terdapat material solid dengan ukuran yang lebih besar dan keras maka baut pecah ini
akan pecah dengan sendirinya tetapi tidak akan merusak keseluruhan dari pada alat
Jaw Crusher System blake ini. Serta Jaw Crusher System Blake ini memiliki standar
minimum sudut rahang yaitu 27 derajat,dengan perbandingan pengurangan dan
penambahan pengaturan sudut minimum yang direkomendasikan dan dengan pelat
cekung perengkah yang lurus.
Jaw Crusher System Dodge ini juga memiliki sistem penghancuran dengan
rahang eksentrik yang memiliki mesin tunggal dengan rahang ayunan yang terletak di
posisi pelat yang strategis untuk penghancuran bongkahan/ umpan oleh suatu tangkai
dengan tegangan pengausan lebih besar yang disebabkan oleh gerakan ini dan
mengarahkan pergerakan berupa goncangan kapada batas bantalan poros/bearing
11
dengan penggunaan untuk material yang mudah patah/pecah namun perbandingan
pengurangan dan penambahan besarnya material juga mungkin diperhatikan yang
bermanfaat untuk menyederhanakan sirkuit tonase yang rendah dengan
menggerakkan langkah-langkah kerja yang lebih sedikit. Hambatan yang mungkin
dialami ketika kerusakan rahang terjadi selama proses kerja berlangsung. Supaya
rahang tidak cepat rusak maka rahang ini biasannya dilapisi oleh bahan yang tahan
getaran dan kompresi. Misalnya manganese stell. Untuk mendapatkan usaha dan
pergerakan yang teratur maka digunakan sebuah roda penggerak yang terbuat dari
besi tuang pejal.
Dodge Jaw Crusher ini memiliki sistem kerja yang pada umumnya sama
dengan Blake Jaw Crusher dengan titik engsel yang berada dibawah sedangkan
bagian atasnya yang bergerak maju mundur.
12
2. Keuntungan Dodge Jaw Crusher:
Titik engsel yang berada dibawah dan bagian atasnya yang bergerak maju
mundur menghasilkan output yang seragam/ uniform,namun proses kerjanya lebih
lamban dari pada Blake System Jaw Crusher serta berkapasiatas rendah
13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.2.2. Bahan
1. Alat tulis menulis
2. Kertas A4
14
4. Sampai di perusahaan kita menyiapkan alat dan bahan yang akan di pakai
dalam pengambilan data.
5. Menuju ke tempat alat yang sedang beroprasi untuk pengambilan data
6. Melakukan wawancana ke pada pihak perusahaan tentang alat yang telah
diamati
15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
16
Gambar 4. 1. Pengangkut agregat dingin ke dryer
4. Dari bin dingin agregat dibawa melalui (cold elevator) dinaikkan ke dalam
pengering (dryer) untuk dipanaskan dan dikeringkan pada temperatur yang
diinginkan.
5. Setelah agregat dipanaskan dan dikeringkan dalam dryer, agregat diayak pada
unit ayakan panas (hot screening unit). Proses ini bertujuan untuk menyaring
dan memisahkan dalam beberapa ukuran yang selanjutnya akan dikirim ke bin
panas.agregat yang sudah disaring pada unit ayakan panas kemudian berada
17
pada ruangan bin panas (hot bin) yang fraksi-fraksinya akan mengisi dengan
sendirinya.
18
memperoleh tingkat keenceran yang cukup saat melakukan penyemprotan
dilakukan. Waktu yang diperlukan dalam proses ini sangat singkat untuk
mencegah oksidasi yang berlebih. Selain itu juga harus diperoleh
penyelimutan yang seragam pada semua butiran agregat oleh aspal. Umumnya
waktu yang diperlukan untuk pencampuran sekitar 1 menit pada alat AMP.
Temperature dari agregat panas yang berada di dalam pugmill sekitar 175°C,
sedangkan untuk aspal 170°C. Kondisi ini diperlukan untuk memperoleh
temperature campuran beraspal panas (hot mix) ±150°C, maksimal 165°C.
Apabila menggunakan bahan pengisi dapat langsung dituangakan saat proses
pencampuran terjadi.
7. Pada saat proses AMP berjalan merupakan komponen yang selalu harus ada
untuk menjaga kebersihan udara dan lingkungan dari debu-debu halus yang
ditimbulkan saat proses berlangsung adalah pengumpul debu (dust collector).
19
Gambar 4. 3. skema pengumpulan debu
8. Setelah proses pencampuran dan pemanasan agegrat dengan aspal kemudian
aspal yang telah jadi tersebut kemudian di angkut menggunakan truk ke
tempat penampungan yang kemudian akan segera dipasarkan.
20
2. Material yang sudah berada di coldbin crusher kemudian dikerahkan ke
feeder untuk kemudian masuk ke jaw primer.
3. Jaw primer yang sering dinyatakan dengan PE, berfungsi untuk memecah
batu dengan ukuran besar yang berasal dari unit feeder, yang memiliki
bentuk mulut persegi karena panjang dan lebar mulut hanya berselisih
sedikit. Jaw primer memiliki ukuran mulut sekitar 400 - 600 mm.
21
4. Kemudian material yang sudah di hancurkan di jaw primer diantar oleh
conveyor menuju ke screen.
Gambar 4. 5. conveyor
5. Screen merupakan alat yang digunakan untuk pemilahan ukuran butir
material dengan cara melewatkan material dari atas ayakan, material yang
lebih kecil dari lubang ayakan dan dapat lolos kebawah ayakan sebagai
produk halus (undersize) sedangkan partikel yang lebih kasar dari ukuran
ayakan tertahan di atas ayakan sebagai produk kasar (oversize). Proses
screen yang di terapkan di PT Buma Kumawa sendiri terbagi menjadi 3
ukuran yaitu :
a. Material berukuran 10 mili.
b. Material berukuran 20 mili.
c. Material berukuran 30 mili.
6. Kemudian overflue diantarkan masuk ke jaw sekunder menggunakan
conveyor.
7. Jaw sekunder sendiri berfungsi untuk memecah batu yang sudah dipecah
oleh jaw primer yang mengalami overflue atau belum memenuhi ukuaran
22
pada ayakan, Bentuk mulutnya persegi panjang dan memiliki ukuran
mulut 250 mm dan 1000 mm.
23
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat dari praktikum ini adalah :
1. Asphalt mixing plant/AMP (unit produksi campuran beraspal) adalah
seperangkat peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan,
dikeringkan dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal
panas yang memenuhi persyaratan tertentu.
2. Jaw crusher merupakan crusher primer yang digunakan untuk memecahkan
batuan dengan ukuran setting antara 30 mm dan 100 mm. Jaw crusher terdiri
dari dua tipe yaitu blake dan dodge.
3. Maksimal jam kerja alat jaw crusher di perusahaan adalah 30 ton/jam dengan
tipe mesin sangbaow cina.
5.2. Saran
Praktikum pengambilan data yang dilakukan sudah cukup baik namun waktu
pelaksanaan praktikum sebaiknya dilakukan pada awal tahap proses AMP maupun
Crushing agar data yang di dapatkan bisa lebih akurat.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/236553504/Jaw-Crusher
http://agoessetiawan.blogspot.com/2013/03
25
LAMPIRAN
26
27
28
29
ALAT CRUSHER
30
BAGIAN – BAGIAN CRUSHER
31
32
33