Figur adalah unit konstruksi terkecil dalam musik. Setidaknya terdiri dari
satu ritme yang berkarakter dan satu interval yang berkarakter, sebuah figur dapat
terdiri dari minimal dua nada dan maksimum duabelas. Namun demikian,
biasanya naluri kita cenderung membagi unit-unit tersebut kurang lebih di atas
delapan nada. Contoh bagian berikut ini (dari bagian pertama Sonata, Op. 31, No.
khususnya dalam hal ini karena birama dan temponya sedang, dan karena yang
ketiga dari ketiga kelompok empat nada terjadi dalam gerak yang berlawanan dari
kelompok yang kedua, maka terdapat kecenderungan seperti dibagi ke dalam tiga
figur:
1
Seksi pertama yang terdiri dari 6 bab pertama ini adalah prasyarat untuk memahami analisis dan
gaya. Namun demikian pada keadaan tertentu seseorang mungkin berkeinginan lebih cepat menuju
ke pembahasan bentuk-bentuk lagu (Seksi II). Jika demikian maka materi-materi pada unit-unit
struktur sebaiknya tetap disampaikan dalam bentuk ringkasan
Istilah motive pada keadaan tertentu digunakan sebagai sinonim dari
figure sebagai suatu unit pola atau pengiring (seperti pada etude atau karya-karya
motif daripada, atau sebagai sinonim dari, figur adalah: (a) motif sebagai sebuah
porsi tematik dapat terdiri dari dua atau tiga figur, dan (b) istilah “motive” banyak
dalam membedakan pengertian “figure” sebagai unit tunggal yang terkecil. Istilah
development atau coda) didasarkan atas sebuah motif tematik. Sama halnya
dengan beberapa kombinasi nada dalam membentuk figur, demikian pula figur-
figur membentuk motif, sederetan motif menjadi semi frase, dan sederetan semi
1. Repetisi
Pada contoh di atas (ex.4) tampak bahwa figur pertama (a) diulang persis
namun dengan posisi ritmis yang bergeser, sementara motif kedua (b) diulang
dengan modifikasi.
Pola ritmis sebagaimana tampak pada contoh di atas (ex. 5) diulang, tapi
2. Sekuen
3. Alternation
5. Retrograde
Nada-nada pada semi frase kedua adalah seperti yang pertama namun
8. Kelompok figur
9. Figure ganda/ rangkap
Dua figur atau lebih yang digunakan serempak pada alur-alur suara yang
berbeda
divisi-divisi oleh baris-baris teks. Setiap seksi menggunakan sebuah figur yang
khas yang kemudian bergantian muncul di berbagai alur suara. Kondisi seperti ini
terilustrasikan dalam motet karya Palestrina, Dies Sanctificatus (AMF, No. 27)
terdahulu, yaitu No. 3, 4, 5, dan 6. Dalam musik polifoni figur atau motif adalah
kebenarab tematis yang esensial dalam dirinya sendiri. Subjek-subjek dari karya
bach, Two-Voice Invntion No. 1, 3, 4, 7, 8, dan 13, adalah contoh tipikal motif-
poa-pola yang reiterative dan berurutan dapat dijumpai pada karya-karya berikut:
Chopin, etudes: C mayor, Op. 10, No. 1; Ges mayor, Op. 10, No. 5; Ges
mayor, Op. 25, No. 9; A minor, Op/ 25, No. 4.
sebuah atau beberapa interval dari pola tertentu. Pada contoh beikut ini polanya
ialah sekon minor dan ters minor digunakan dalam pergantian yang konsisten.
15. Permutasi
Termasuk ke dalam kategori permutasi ialah juga penggantian oktaf dari satu nada
atau lebih. Dengan demikian dalam Three-Voice Invention, No. 9, karya Bach,
atas beberapa skema konstruktif di luar sistem tonal tradisional, permutasi adalah
dari pemisahan frase-frase oleh nada-nada dan tanda istirahat yang panjang.
misalnya, Organ-Grinder atau The Trout karya Schubert; Dalam figur rangkap/
ganda pada karya Bach, Cantata No. 28 (Ex. 18) figur ini muncul lebih dari 100
dapat dibagi ke dalam berbagai figur yang digunakan secara berurutan atau
TUGAS:
b. Schumann, Album for the Young, Op. 68, No. 6, 11, 16.
d. Bartók, Mikrokosmos, Vol. II, No. 38, 43, 44, 45, 55.