OLEH :
NAMA : MAULIZA DEWI
NIM : 2115302091
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puji dan puja syukur atas kehadhirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang
berjudul tentang “GIZI BURUK”.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal mungkin dengan bantuan arahan dari
dosen pegampu mata kuliah. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah saya. Akhir kata saya berharap semoga
makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Keadaan gizi yang baik merupakan syarat utama kesehatan dan berdampak terhadap
kualitas sumber daya manusia. Gizi buruk menurut World Health Organization (WHO)
ditentukan berdasarkan indikator antropometri berat badan menurut tinggi atau panjang badan
(BB/TB) dengan z-skor BB/TB <-3 SD dan ada atau tidaknya odema.1,2 Faktor penyebab
gizi buruk dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak
langsung. Penyebab langsung gizi buruk meliputi kurangnya jumlah dan kualitas makanan
yang dikonsumsi dan menderita penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung gizi
buruk yaitu ketersediaan pangan rumah tangga, kemiskinan, pola asuh yang kurang memadai
dan pendidikan yang rendah.
Faktor konsumsi makanan merupakan penyebab langsung dari kejadian gizi buruk pada
balita. Hal ini disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan
komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuai kebutuhan,
bersih dan aman sehingga akan berakibat secara langsung terhadap pertumbuhan dan
perkembangan balita. Faktor penyakit infeksi berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit
menular terutama diare, cacingan dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor kemiskinan
sering disebut sebagai akar dari kekurangan gizi, yang mana faktor ini erat kaitannya
terhadap daya beli pangan di rumah tangga sehingga berdampak terhadap pemenuhan zat
gizi.
Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) juga merupakan faktor yang dapat
berpengaruh terhadap kejadian gizi buruk. Hal ini dikarenakan bayi yang mengalami BBLR
akan mengalami komplikasi penyakit karena kurang matangnya organ, menyebabkan
gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan gizi saat balita. Faktor pendidikan Ibu erat
kaitannya dengan pengetahuan Ibu mengenai gizi sehingga akan berakibat terhadap buruknya
pola asuh balita.
Status gizi buruk pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang dapat menghambat
pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir. Balita yang menderita gizi buruk
dapat mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga sepuluh persen. Dampak paling buruk
dari gizi buruk yaitu kematian pada umur yang sangat dini.
1.2 Tujuan
1.3Manfaat
Faktor resiko ini terbukti berpengaruh terhadap kejadian gizi kurang dan
gizi buruk adalah sikap ibu terhadap makanan yang buruk dengan OR 6,98,
artinya ibu yang mempunyai balita 12-59 bulan mempunyai risiko menderita
gizi kurang dan gizi buruk sebesar 6,98 kali lebih besar bila dibandingkan
dengan ibu yang mempunyai balita gizi baik. Kejadian gizi kurang dan gizi
buruk berkaitan dengan sikap ibu terhadap makanan. Sikap terhadap makanan
berarti juga berkaitan dengan kebiasaan makan, kebudayaan masyarakat,
kepercayaan dan pemilihan makanan. Budaya adalah daya dari budi yang
berupa cipta, karya dan karsa. Budaya berisi norma-norma sosial yakni sendi-
sendi masyarakat yang berisi sanksi dan hukuman-hukumannya yang
dijatuhkan kepada golongan bilamana yang dianggap baik untuk menjaga
kebutuhan dan keselamatan masyarakat itu dilanggar. Norma-norma itu
mengenai kebiasaan hidup, adat istiadat, atau tradisi-tradisi hidup yang 9
dipakai secara turun temurun.
b.Sanitasi lingkungan
d.Pendidikan Ibu
Menyimpulkan bahwa Ada hubungan antara pengetahuan gizi Ibu dengan tingkat
kecukupan energi dan protein balita dan anak dengan asupan energi ‘kurang’ mempunyai
resiko terjadinya status gizi kurang sebesar 2.439 kali dibandingkan dengan anak yang
asupan energinya ‘cukup’. Pendidikan ibu yang rendah mempunyai resiko terjadinya status
gizi kurang pada anak sebesar 2.386 kali dibandingkan dengan ibu yang mempunyai
Pendidikan tingii.
3.2Saran
Diharapkan Ibu lebih memperhatikan konsumsi makanan balita dengan akan berlanjut
sampai usia selanjutnya, dan bayi BBLR juga mengalami gangguan pencernanaan seperti
kurang menyerap lemak dan protein sehingga mengakibatkan kurangnya cadangan zat gizi
dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
World Health Organization. WHO Child Growth Standards and The Identification of Severe
Acute Malnutrition in Infants and Children. 2010 2.
Sanchez pedro et all. Halving Hunger: It Can Be Done. USA: Earthscan;
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKMUI. Gizi Dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2007.
Rahma Faiza S. 2007. Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk pada Balita (12-59 bulan) di Wilayah
Kerja Puskesmas Andalas Timur Kota Padang.
Yetty Nency M, DSA, Muhamad Thohar Arifin,MD.2005.Gizi Buruk, Ancaman Generasi yang
Hilang;5 (17).pp.1-4.