Anda di halaman 1dari 14

PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK PENINGKATAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Utilization of Audiovisual Media for Increasing Learning Activities


and Outcomes of Islamic Religion Education

Caswita
SDN Saguling, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat
Jl. Saguling, Kel. Cilamajang, Kec. Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia
caswitamaulana@gmail.com

ABSTRAK:Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan


menggunakan media audio visual untuk pembelajaran ini
adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PAI
(Pendidikan Agama Islam) tentang Hari Akhir pada peserta didik
Kelas VI SD. Tempat penelitian adalah di SD 1 Pengadilan
Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.Waktu penelitian adalah
selama 2 bulan, mulai September sampai dengan Oktober
tahun 2016.Subyek penelitian ini adalah peserta didik Kelas VI
pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari
24 anak. Data dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar dan
hasil belajar. Alat pengumpulan data menggunakan lembar
pengamatan dan tes tertulis. Prosedur penelitian menggunakan
Model Siklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu Perencanaan,
Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi. Hasil penelitian ini adalah
(1) pembelajaran menjadi kongkret dan menarik; (2) peserta
didik belajar secara aktif dan efektif dengan mendengar, melihat,
menganalisis, mencatat, mengerjakan tugas individual,
bertanya-jawab dan berpendapat;serta (3) peserta didik
mencapai hasil belajar yang lebih baik denganpeningkatan nilai
rata-rata dan ketuntasan. Pada kondisi awal, ketuntasan belajar
hanya 29,17%. Kemudian pada siklus pertama setelah
penerapan media audiovisual, ketuntasan naik menjadi 58,34%;
dan pada siklus terakhir, ketuntasannya mencapai 87,5%.
Sarannya adalah agar guru: (1) memberikan tugas individual
kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan secara
tertulis setelah menonton film sehingga peserta didik tidak
hanya tertarik dengan tampilan film, tetapi benar-benar
mencermati dan menganalisis kandungan isi film; (2)
memperhatikan kandungan isi film, mencatat dan bertanya-
jawab, sehingga penguasaan materi semakin meningkat;dan
(3) mengoptimalkan fungsi ruang audio visual dan kelengkapan
fasilitas yang tersedia sebagai media pembelajaran yang
menarik dan efektif, sehingga pembelajaran lebih bermakna.

Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam (PAI), media


pembelajaran, audio visual

ABSTRACT:The objective of this classroom action research


which applies audio visual media for the learning process is to
improve 6th grade of Elementary School (SD) students’ learning
activities as well as outcomes for Islamic Religion Subject

Caswita: Pemanfaatan Media Audiovisual untuk Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam 149
especially on “The End of the Days”. The research is conducted in
SD 1 Pengadilan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. It is
carried out for two months, from September through October 2016.
The subject of this research is the 24 6th-grade Elementary School
students in Semester I of Academic Year 2016/2017. The data
source of this research is the students’ learning activities and
outcomes. Data collecting is carried out through observation form
and written test. Research applies cycle model procedure which
consists of 4 steps, namely Plan, Action, Observation, and
Reflection. The research result are that (1) learning beomes more
concrete and interesting; (2) the students learn actively and
effectively by listening to, watching, analyzing, writing, doing some
individual assignment, asking-answering questions, giving opinions,
and (3) the students get better learning outcomes, average as well
as completion score increase. In the beginning, learning completion
score is only 29,17%. Then, at the first cycle after the audio visual
application, the learning completion score increases to be 58,34%;
and at the last cycle, the learning completion reaches 87,5%. The
recommendation is that the teachers should: (1) give the students
individual assignment to answer questions in written form after they
watch the film so that they do not only wath the film but also pay
attention to and analyse the content of the film; (2) pay attention to
the film, take notes, give ask and answer session so that material
mastery improves; and (3) optimize the utilization of multimedia
room and its facilities to create interesting and effective learning
process which is meaningful.

Keywords: Islamic Religion Subject, learning media, audio visual

PENDAHULUAN Kemudian pada Bab V tentang peserta didik


pasal 12 ayat 1, disebutkan bahwa setiap
Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peserta didik pada setiap satuan pendidikan
peran strategis dalam sistem pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama
nasional.Peran tersebut terletak pada sesuai dengan agama yang dianutnya dan
pencapaian tujuan pendidikan nasional yaitu diajarkan oleh pendidik yang seagama,
mengembangkan manusia Indonesia yang mendapatkan layanan pendidikan sesuai
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Secara umum, Pendidkan Agama Islam di
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah diatur melalui Undang-Undang, baik
sekolah mengacu pada UU No 20 tahun 2003 yang berkaitan dengan sarana dan prasarana,
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada biaya pendidikan, tenaga pengajar, kurikulum,
pasal 37 ayat 1, disebutkan bahwa kurikulum dan komponen-komponen pendidikan
pendidikan dasar dan menengah wajib lainnya. Aspek materi yang dipelajari dalam
memuat pendidikan agama, pendidikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu (PAI)meliputi al-Quran dan Hadits,sejarah
pengetahuan sosial, seni dan budaya, kebudayaan Islam, akidah, akhlak, dan fiqih.
pendidikan jasmani dan olahraga, Selama ini realitanya Pendidikan Agama Islam
keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal. di sekolah masih belum menjadi mata
Lebih lanjut pada pasal 37, dijelaskan bahwa pelajaran yang dianggap menarik oleh peserta
pendidikan agama dimaksudkan untuk didik. Beberapa di antaranya adalah dengan
membentuk peserta didik menjadi manusia alasan bahwa (1) pendidikan agama masih
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan belum kontekstual dalam pembelajarannya;
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. (2) pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Jurnal TEKNODIK Vol. 23 - Nomor 2, Desember 2019 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
150
masih abstrak dan verbal sehingga diperlukan memungkinkan mereka memiliki pribadi yang
media pembelajaran yang lebih menarik, utuh yaitu pribadi yang di samping berilmu
misalnya, media audiovisual; dan (3) guru pengetahuan juga berakhlak mulia
Pendidikan Agama Islam (GPAI) masih belum (Chamaeng, 2017).
maksimal dalam memanfaatkan berbagai Keberhasilan tujuan pembelajaran banyak
media dan sumber belajar yang ada, ditentukan oleh faktor guru dalam
khususnya yang berbasis digital atau melaksanakan proses pembelajaran. Guru
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). secara langsung dapat memengaruhi,
Hal tersebut seperti kritik yang membina, dan meningkatkan kecerdasan
disampaikan oleh Muhaimin (2009) yang serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi
menjelaskan beberapa kelemahan permasalahan di atas dan guna mencapai
Pendidikan Agama Islam di sekolah. Pertama, tujuan pendidikan secara maksimal, peran
kurang bisa mengubah pengetahuan agama guru sangat penting dan diharapkan guru
yang kognitif menjadi makna dan nilai, atau mampu menyampaikan semua mata
kurang mendorong penjiwaan terhadap nilai- pelajaran yang tercantum di dalam kurikulum
nilai yang perlu diinternalisasikan kedalam diri secara tepat dan sesuai dengan konsep-
peserta didik. Kedua, PAI kurang bisa konsep mata pelajaran yang akan
bersinergi dengan program-program non disampaikan. Guru PAI harus bisa meramu
keagamaan lainnya. Ketiga, materi PAI kurang rancangan atau skenario pembelajaran yang
mempunyai relevansi terhadap perubahan menarik terutama pada materi-materi
sosial yang terjadi di masyarakat sehingga pelajaran yang bersifat abstrak yang
berakibat peserta didik kurang menghayati cenderung membosankan sehingga menjadi
nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup pembelajaran yang lebih menyenangkan
dalam keseharian. (joyful learning). Selain itu, guru juga harus
Ada beberapa solusi yang ditawarkan mampu menjadikan materi pendidikan agama
untuk mengatasi permasalahan tersebut. menjadi materi yang menarik untuk dipelajari.
Salah satunya adalah yang ditawarkan oleh Salah satu materi yang perlu dilakukan
Abudin Nata seperti yang dikutip oleh kotekstualisasi adalah materi pelajaran
Chamaeng (2017), yaitu pentingnya upaya tentang hari akhir. Materi pelajaran ini
strategis agar Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu materi yang dianggap
mampu menjawab tantangan perubahan membosankan dan bahkan menakutkan
zaman, sehingga pembelajaran PAI lebih sehingga dibutuhkan desain pembelajaran
relevan dengan kondisi saat ini. Beberapa di yang menarik.
antara upaya strategis tersebut, yaitu: (1) Proses pembelajaran akan menarik dan
tujuan pendidikan sekarang tidak cukup hanya menyenangkan apabila guru mampu
memberikan bekal pengetahuan, memanfaatkan berbagai media pembelajaran.
keterampilan, keimanan, dan ketakwaan Menurut Association of Education and
tetapi harus diarahkan pada upaya mencetak Communications Technology (AECT), media
manusia yang kreatif, inovatif, mandiri, dan adalah segala bentuk dan saluran yang
produktif, mengingat persaingan dunia yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau
semakin kompetetif; (2) guru di masa yang informasi (Arsyad, 2009). Selanjutnya, ada
akan datang adalah guru yang selain memiliki empat domain bidang garapan teknologi
informasi dan berakhlak baik, juga harus pembelajaran berlandaskan definisi AECT
mampu menyampaikan pesan secara 1994 yaitu desain, pengembangan,
metodologis serta mendayagunakan berbagai pemanfaatan, dan penilaian tentang proses
sumber informasi yang ada di masyarakat ke untuk belajar. Domain pengembangan
dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mencakup pengembangan teknologi cetak,
menciptakan masyarakat pemelajar (learning teknologi audiovisual, teknologi berbasis
society); dan 3) bahan pelajaran umum dan komputer dan multimedia. Media audiovisual
agama perlu diintegrasikan dan diberikan yang disebut video mempunyai potensi tinggi
kepada siswa sebagai bekal yang dalam penyampaian pesan, termasuk

Caswita: Pemanfaatan Media Audiovisual untuk Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam 151
kemampuannya menarik minat dan perhatian memanfaatkan TIK untuk pembelajaran, dan
peserta didik (Warsita, 2008). pelatihan terhadap guru di bidang
Apabila dikaitkan dengan kegiatan penggunaan TIK dalam pembelajaran
pembelajaran, media dapat diartikan sebagai (Siahaan, 2014).
alat komunikasi yang digunakan dalam proses Selama ini, pembelajaran PAI di sekolah
pembelajaran untuk membawa informasi dari masih abstrak dan teoretis dengan hanya
pendidik kepada peserta didik. Saat itu, media terfokus pada sumber materi yang ada pada
yang banyak diminati oleh siswa adalah media buku pelajaran atau buku paket. Dalam proses
yang berbasis Teknologi Informasi dan pembelajarannya, masih terpusat pada guru
Komunikasi (TIK). Media pembelajaran sehingga fungsi dan peran guru sangat
berbasis TIK adalah alat yang digunakan dominan di dalam kelas. Peserta didik menjadi
dalam proses pembelajaran dengan pasif, hanya mendengarkan dan
memanfaatkan TIK, misalnya pemanfaatan memperhatikan, serta sesekali mencatat.
media blog, web edukasi sumber belajar, Padahal materi Pendidikan Agama Islam
pemanfaatan media audiovisual, media cukup kompleks dan memerlukan
powerpoint, media flash, video scribe, dan pemahaman dan penghayatan yang
lain-lain. mendalam. Hal tersebut dibutuhkan untuk
Dewasa ini, sejalan dengan pesatnya meningkatkan keimanan peserta didik.
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, Selama ini, peserta didik hanya hafal materi
begitu banyak media pembelajaran berbasis saja, tanpa adanya pemahaman dan
TIK. Oleh karena itu, guru dituntut untuk lebih penghayatan yang mendalam. Akibatnya,
selektif dalam menentukan media prestasi belajar atau hasil belajarnya kurang
pembelajaran yang akan digunakan. Guru optimal.
harus memperhatikan prinsip-prinsip media Pembelajaran seperti di atas masih sering
pembelajaran yang akan digunakan agar dipraktikkan oleh guru PAI dengan berbagai
media tersebut menjadi lebih efektif dalam pertimbangan yang salah satu di antaranya
penggunaannya. Prinsip-prinsip pemilihan adalah karena mudah dan cepat. Namun, hal
media pembelajaran antara lain adalah: (1) ini tidak efektif dan tidak menarik, bahkan
kesesuaian media dengan tujuan cenderung membosankan. Hal ini terbukti
pembelajaran; (2) kesesuaian media dengan dengan hasil belajar yang dicapai kurang baik.
lingkungan belajar; (3) kesesuaian media Hasil nilai ulangan harian di SDN 1 Pengadilan
dengan karakteristik pembelajaran; (4) Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya kelas
kemudahan dan keterlaksanaan pemanfaatan VI semester ganjil pada materi pembelajaran
media; (5) efisiensi media dalam kaitannya tentang hari akhir masih rendah. Hasil belajar
dengan waktu, tenaga; dan (6) kemampuan diperoleh dengan nilai rata-rata sebesar 5,65
media dalam mengaktifkan siswa (Suryati, dengan ketuntasan sebesar 29,17%. Nilai
2018). rata-rata masih di bawah KKM sebesar 6,4.
Selain itu, guru dituntut memahami media Ketuntasan belum memenuhi 75%.
pembelajaran berbasis TIK. Ada dua faktor Sesuai dengan permasalahan tersebut,
utama yang memengaruhi guru dalam guru menggunakan media audiovisual dalam
memanfaatkan TIK. Pertama adalah faktor pembelajaran. Guru mempersiapkan film
internal guru sendiri, yaitu persepsi dan tentang “Hari Akhir”. Peserta didik menonton
sikapnya terhadap TIK, pengetahuan dan film tersebut dan menganalisis kandungan
keterampilan guru memanfaatkan TIK, serta isinya. Selanjutnya, dilakukan pembahasan
kepemilikan akan perangkat TIK. Kedua kandungan isi film dengan diskusi kelas.
adalah faktor eksternal, yaitu adanya Dengan menggunakan media audiovisual,
dukungan kebijakan dari dinas pendidikan, pembelajaran menjadi aktif, kongkret, menarik
kepala sekolah untuk mendukung/memotivasi dan efektif. Aktivitas belajar tersebut
guru memanfaatkan media TIK dalam diharapkan juga meningkatkan hasil belajar
pembelajaran, pengadaaan perangat TIK di dengan peningkatan nilai rata-rata dan
sekolah, apresiasi terhadap guru yang ketuntasan, di mana nilai rata-rata melebihi

Jurnal TEKNODIK Vol. 23 - Nomor 2, Desember 2019 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
152
KKM dan ketuntasan memenuhi 75%. Pendidikan agama bukan hanya sekadar
Berdasarkan latar belakang tersebut, menjadikan peserta didik memahami
rumusan masalah di dalam penelitian ini pengetahuan agama, akan tetapi lebih jauh
adalah (1) bagaimana pembelajaran PAI dari itu, peserta didik mampu menghayati dan
tentang “Hari Akhir” bagi peserta didik kelas mengamalkannya. Pendidikan Agama Islam
VI di SD 1 Pengadilan Kecamatan Tawang menjadi landasan utama dalam pendidikan
Kota Tasikmalaya pada Semester 1 Tahun karakter. Pendidikan Agama Islam memiliki
Pelajaran 2016/2017 dengan media peran yang sangat strategis dalam
audiovisual; dan (2) Bagaimana aktivitas dan pembentukan karakter peserta didik.
hasil belajar PAI tentang hari akhir pada Ada dua tujuan utama dari Pendidikan
peserta didik kelas VI di SD 1 Pengadilan Agama Islam,yaitu: (1) menjadikan peserta
Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya pada didik taat dan saleh dalam menjalankan
Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 agama Islam; dan (2) menyiapkan peserta
dengan media audiovisual. didik yang toleran dan menghargai serta
Dengan demikian, tujuan penelitian ini menghormati keragaman dengan orang lain
adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil (Kamarudin, 2014). Tujuan Pendidikan Agama
belajar PAI tentang Hari Akhir pada peserta Islam yang telah banyak dirumuskan memiliki
didik kelas VI di SDN 1 Pengadilan posisi strategis dalam sistem pendidikan
Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya pada nasional, namun pada tataran operasional,
Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 posisi tersebut masih belum efektif dalam
dengan media audiovisual. Pendidikan agama mencapai tujuan ideal.Terutama terkait
secara umum adalah upaya menjadikan dengan pembentukan kepribadian dan
manusia untuk mewujudkan tujuan karakter anak bangsa. Hal tersebut menjadi
penciptaannya agar mereka mengetahui perhatian para ahli Pendidikan Agama Islam
hakikat Tuhannya, meng-Esa-kan, dengan memberikan masukan terhadap
memurnikan ibadah kepada-Nya dan mau pelaksanaan pendidikan agama Islam di
menghambakan diri dengan menjalankan sekolah.
seluruh perintah dan menjauhi semua Secara umum, Pendidikan Agama Islam
larangan-Nya. di sekolah masih belum sesuai harapan yang
Selanjutnya, Ahmad Tafsir (2013) diinginkan yaitu menjadi benteng moral
mendefinisikan Pendidikan Islam sebagai bangsa. Kondisi ini dipengaruhi sekurang-
bimbingan yang diberikan oleh seseorang kurangnya oleh tiga faktor, yaitu: (1) sumber
agar ia berkembang secara maksimal sesuai daya guru; (2) pelaksanaan pendidikan
dengan ajaran Islam. Sedangkan Pendidikan agama Islam; dan (3) terkait dengan kegiatan
Agama Islam adalah upaya sadar dan evaluasi dan pengujian tentang pendidikan
terencana dalam menyiapkan anak didik agama Islam di sekolah. Guru memegang
untuk mengenal, memahami, menghayati peran penting dalam proses pembelajaran.
hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak Oleh karena itu, guru dituntut harus mampu
mulia dalam mengamalkan ajaran agama membuat desain pembelajaran yang
Islam dari sumber utamanya kitab suci al- menyenangkan dan sesuai dengan tujuan
Qur’an dan al-Hadits melalui bimbingan, pembelajaran, terutama pada pembelajaran
pengajaran, latihan, serta penggunaan Pendidikan Agama Islam yang tidak hanya
pengalaman (Muhaimin, 2009). Pendidikan bertujuan menjadikan peserta didik yang
Agama Islam adalah pendidikan yang memahami ajaran agamanya tetapi juga
berkaitan dengan keimanan serta tujuan mengamalkannya.
utamanya adalah pembentukan karakter, budi Bagian yang paling penting dalam
pekerti, serta akhlak yang mulia. Oleh karena pendidikan agama adalah mendidik murid
itu, faktor keteladanan adalah hal paling agar beragama, memahami agama, dan
penting dalam mengajarkan PAI (Caswita, terampil melaksanakan ajaran agama. Hal ini
2013). memerlukan pendekatan-pendekatan naql,
akal, dan kalbu, disertai sarana yang memadai

Caswita: Pemanfaatan Media Audiovisual untuk Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam 153
sehingga terwujud pembelajaran yang sesuai keras meliputi LCD/proyektor, CD/
dengan karakter pendidikan agama. Oleh kasetpembelajaran, dan lain-lain. Sedangkan
karena itu, dibutuhkan kemampuan guru PAI perangkat lunak meliputi program
untuk mengembangkan pendekatan- pembelajaran, aplikasi pembelajaran,
pendekatan dalam pembelajaran. Namun program komputer, seperti: flash, video scribe,
demikian, masih banyak kelemahan dari PowerPoint, dan lain sebagainya.
faktor internal guru. Di antara beberapa Penggunaaan media audiovisual
kelemahan tersebut, adalah (1) guru kurang diharapkan dapat membantu pembelajaran
kompeten untuk menjadi tenaga profesional PAI menjadi lebih menarik sehingga
pendidikan atau jabatan guru yang meningkatkan minat peserta didik dalam
disandangnya hanya merupakan pekerjaan belajar Pendidikan Agam Islam. Keberadaan
alternatif terakhir, tanpa ada rasa dedikasi media video dalam pembelajaran mempunyai
sesuai tuntutan pendidikan; (2) hubungan potensi meningkatkan pengetahuan,
guru agama dengan peserta didik hanya menumbuhkan keinginan untuk memperoleh
bersifat formal, tanpa berlanjut dalam situasi informasi lanjut, meningkatkan kemampuan
informal di luar kelas; (3) pendekatan berbahasa, meningkatkan kreativitas/
metodologi guru masih terpaku pada orientasi imajinasi, meningkatkan berpikir kritis, dan
tradisional sehingga tidak mampu menarik memicu minat baca (Warsita, 2008). Asnawir
minat murid pada pelajaran agama; (4) belum (dalam Sutini: 2012), menjelaskan bahwa ada
mantapnya landasan perundang-undangan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
yang menjadi dasar berpijaknya pengelolaan penggunaan media audiovisual untuk
pendidikan agama dalam sistem pendidikan pembelajaran, yaitu: (1) guru harus
nasional, termasuk pengelolaan lembaga- mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu,
lembaga pendidikan Islam. kemudian baru memilih media audiovisual
Mengingat pentingnya penggunaan media yang tepat untuk mencapai tujuan
dalam pembelajaran, saat ini guru dituntut pembelajaran yang diharapkan; (2) guru juga
untuk menggunakan media pembelajaran, harus mengetahui durasi media audiovisual
terutama yang berbasis TIK. Hal tersebut misalnya dalam bentuk film ataupun video, di
bertujuan agar pembelajaran PAI lebih mana keduanya yang harus disesuaikan
menarik sehingga diminati siswa. Media dengan jam pelajaran; (3) mempersiapkan
merupakan alat yang digunakan untuk kelas, yang meliputi persiapan siswa dengan
mengomunkasikan informasi antara sumber memberikan penjelasan global tentang isi film,
(guru/pendidik) kepada penerima (peserta video, atau televisi yang akan diputar dan
didik) atau sebaliknya. Salah satu jenis media persiapan peralatan yang akan digunakan
yang dapat digunakan untuk menyampaikan demi kelancaran pembelajaran; dan (4)
informasi adalah media audio visual. Apabila aktivitas lanjutan, setelah pemutaran film atau
sebuah media digunakan dalam mencapai video selesai, sebaiknya guru melakukan
tujuan pembelajaran,media ini disebut media refleksi dan tanya jawab dengan siswa untuk
pembelajaran (Suparti, 2016). mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
Sedangkan pengertian media audiovisual terhadap materi tersebut. Oleh karena itu,
adalah seperangkat alat yang dapat guru perlu memperhatikan pola pemanfaatan
memproyeksikan gambar bergerak dan media audiovisual mulai dari persiapan,
bersuara. Paduan antara gambar dan suara pelaksanaan, dan tindak lanjut setelah proses
membentuk karakter yang sama dengan pembelajaran.
objek aslinya. Adapun yang termasuk media
audiovisual adalah TV, video (VCD, DVD), METODA
sound slide, dan film (Sanaky, 2009).Dalam
penggunaannya, media pembelajaran Penelitian ini merupakan Penelitian
berbasis TIK selalu menggunakan dua Tindakan Kelas atau PTK (classroom action
perangkat, yaitu perangkat keras (hardware) research) dalam pembelajaran Pendidikan
dan perangkat lunak (software). Perangkat Agama Islam dengan materi pelajaran tentang

Jurnal TEKNODIK Vol. 23 - Nomor 2, Desember 2019 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
154
“Hari Akhir”. Penelitian ini dilaksanakan dalam berkaitan dengan nilai ulangan harian.Alat
2 siklus. Ada empat tahapan penelitian pengumpulan data menggunakan lembar
tindakan kelas, yaitu: (1) perencanaan; (2) pengamatan dan tes tertulis. Lembar
pelaksanaan; (3) pengamatan; dan (4) refleksi pengamatan digunakan untuk mengamati
(Arikunto,2009). Pada tahap perencanaan, aktivitas belajar peserta didik dalam
penulis menguraikan tentang apa, mengapa, pembelajaran, yaitu menganalisis tugas
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana individual dan pembahasan.Tes tertulis
tindakan tersebut dilakukan. Secara ideal, digunakan untuk mengukur hasil belajar
penelitian tindakan kelas seharusnya peserta didik dengan ulangan harian yang
dilakukan dengan cara berpasangan antara terdiri dari 8 soal isian dan 1 soal uraian.
pihak yang melakukan tindakan/peneliti dan Prosedur penelitian menggunakan model
pihak yang mengamati proses jalannya siklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu
tindakan (observer). Tahap pelaksanaan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
merupakan tahap inti, yaitu implementasi atau refleksi. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, yaitu
penerapan isi rancangan dengan siklus-I dan siklus-II. Analisis keberhasilan
melaksanakan tindakan di kelas. Pada tahap pembelajaran yang menjadi tolok ukurnya
ini, penulis harus berusaha melaksanakan adalah jika hasil posttest siswa selama siklus-
secara detail apa yang telah dirumuskan di I meningkat dibandingkan dengan hasil pre-
dalam rancangan, bertindak sewajarnya dan tes dengan nilai di atas 64. Hasil siklus-II telah
tidak dibuat-buat. Selanjutnya, tahap mengalami peningkatan dibandingkan
pengamatan merupakan kegiatan dengan hasil siklus-I. Apabila telah terjadi
pengamatan yang dilakukan oleh pengamat peningkatan, pelaksanaan dihentikan dan
(Arikunto, 2009). Pengamatan berlangsung dinyatakan tindakan tersebut telah berhasil.
bersamaan dengan proses pelaksanaan. Saat
proses pembelajaran berlangsung, guru HASIL DAN PEMBAHASAN
mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi
agar memperoleh data yang akurat untuk Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
perbaikan siklus berikutnya. Selanjutnya, harus dibuat semenarik mungkin agar peserta
tahap refleksi yaitu kegiatan untuk didik mendapatkan suasana pembelajaran
mengemukakan kembali apa yang sudah yang menyenangkan. Dibutuhkan kreativitas
dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru PAI untuk meramu pembelajaran yang
guru sudah selesai melakukan tindakan, menarik, di antaranya dengan memanfaatkan
kemudian berhadapan dengan peneliti untuk berbagai media yang ada, terutama yang
mendiskusikan implementasi rancangan berbasis TIK. Pada materi pelajaran tentang
tindakan. “Hari Akhir”, peserta didik tidak hanya dituntut
Tindakan dalam pembelajaran ini adalah mengetahui pengertian dan ciri-ciri hari kiamat
penggunaan media audiovisual yaitu video semata. Guru dituntut untuk mampu
atau film untuk meningkatkan hasil belajar PAI membangkitkan penghayatan peserta didik
pada tema “Hari Akhir”.Tempat penelitian terhadap materi pelajaran tersebut sehingga
adalah di SDN 1 Pengadilan Kecamatan diharapkan dapat meningkatkan keimanan.
Tawang Kota Tasikmalaya pada Semester 1 Pembelajaran yang dirancang tidak
Tahun Pelajaran 2016/2017. Waktu penelitian menggunakan media pembelajaran akan
selama 2 bulan, yaitu dimulai dari September menyebabkan materi menjadi tidak menarik,
sampai dengan Oktober tahun 2016. Subjek juga tidak efektif karena penguasaan materi
penelitian ini adalah peserta didik kelas VI yang masih lemah. Hal ini terbukti dengan
yang terdiri dari 24 anak. Sumber data di hasil belajar yang kurang baik. Nilai ulangan
dalam penelitian ini adalah peserta didik, yang harian, hasil belajar dengan nilai rata-rata
dikaitkan dengan aktivitas belajar dan hasil sebesar 5,65 dengan ketuntasan sebesar
belajarnya. Aktivitas belajar berkaitan dengan 29,17%. Nilai rata-rata masih di bawah KKM
tindakan dalam pembelajaran, yaitu menonton sebesar 6,4. Ketuntasan belum memenuhi
video dan pembahasan.Hasil belajar 75%.

Caswita: Pemanfaatan Media Audiovisual untuk Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam 155
Deskripsi Siklus-I Deskripsi Siklus-II
Pembelajaran pada Siklus-I Pembelajaran pada Siklus-II merupakan
menggunakan media audiovisual, yaitu video kelanjutan penggunaan media audiovisual.
atau film. Proses pembelajaran diawali Dalam pembelajaran, peserta didik menonton
dengan peserta didik menyaksikan secara bersama film tentang “Hari Akhir”. Pada
bersama-sama sebuah film tentang kejadian pertemuan pertama, penulis memutar kembali
“Hari Akhir” di dalam kelas. Peserta didik 2 film terdahulu dan memutar 1 film baru.
terlihat bersemangat dan riang gembira Bahkan penulis memutar seluruh film tersebut
menyaksikan tayangan, penuh perhatian, dan hingga 2 kali sehingga peserta didik
tenang.Tayangan tersebut diputar hingga 2 memahami kandungan isi film dan mencatat
kali supaya peserta didik tidak lupa, dan dapat informasi penting sesuai dengan materi yang
lebih menghayati dan memahami kandungan disampaikan. Pada pertemuan kedua, penulis
ceritanya. hanya memutar 1 film baru dan tidak memutar
Pada Siklus-I, pembelajaran dengan kembali film tersebut karena film tersebut
menggunakan media audiovisual, materi berdurasi sangat lama, yaitu sekitar 40 menit.
menjadi lebih kongkret, kontekstual dan Pembelajaran pada Siklus-II dengan
sangat menarik. Peserta didik memperoleh menggunakan media audiovisual tidak hanya
pengalaman belajar yang bermakna melalui menonton film bersama, tetapi juga mencatat
penghayatan. Selain itu, peserta didik juga informasi penting dan menjawab pertanyaan.
terlihat merasa senang dalam proses Sesuai dengan pemutaran film, peserta didik
pembelajaran. Mereka tidak lagi hanya diam dapat memperhatikan film dan mencatat
pasif tetapi lebih aktif dan sibuk menanyakan informasi penting yang terkandung di
apa yang ada dalam tayangan. Materi tidak dalamnya. Mereka juga menjawab pertanyaan
terfokus hanya mengacu pada apa yang ada sesuai dengan kandungan isi film sebagai
dalam buku, tetapi peserta didik mendapat tugas individual. Hasilnya adalah mereka tidak
keterangan alternatif dengan memperhatikan hanya menonton bersama film dengan
gambar dan suara yang terdapat dalam film. tampilan yang menarik, tetapi juga
Hasilnya adalah bahwa mereka dapat mencermati kandungan isinya dengan
menceritakan kembali kandungan isi film dan mencatat dan menjawab pertanyaan. Mereka
bertanya-jawab dalam pembahasan dan lebih paham dengan materi. Pembahasan
diskusi kelas. berlangsung aktif, lancar, dan menarik, baik
Pembelajaran pada Siklus-I dengan dalam tanya-jawab, berpendapat maupun
menggunakan media audiovisual memberikan penarikan kesimpulan.
hasil terhadap peningkatan aktivitas dan hasil Pembelajaran pada Siklus-II dengan
belajar, yaitu: (1) peserta didik belajar secara menggunakan media audiovisual memberikan
aktif dengan melihat, mendengarkan, dan hasil terhadap peningkatan aktivitas dan hasil
memperhatikan kandungan isi film dengan belajar, yaitu diantaranya bahwa peserta didik:
menonton bersama; (2) peserta didik (1) belajar secara aktif dengan menonton film,
menguasai materi; dan (3) peserta didik mencatat informasi penting, dan mengerjakan
mencapai hasil belajar yang lebih baik dengan tugas individual; (2) memperoleh pengalaman
peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan. belajar yang lebih kongkret dan menarik
Pembelajaran dengan menggunakan sesuai dengan materi yang disampaikan
media audiovisual bukan berarti tanpa sehingga meningkatkan penguasaan materi;
kendala. Kendala yang dihadapi di antaranya dan (3) mencapai hasil belajar yang lebih baik
adalah: (1) peserta didik lebih tertarik dengan dengan peningkatan nilai rata-rata dan
tampilan film daripada kandungan isi film, ketuntasan.
sehingga kurang terampil menceritakan Kendala dalam pembelajaran pada Siklus-
kembali; dan (2) peserta didik tidak banyak II dengan menggunakan media audiovisual
mencatat informasi penting yang terdapat di adalah keterbatasan waktu untuk menonton
dalam video. film dan pembahasan sehingga harus cermat
dalam penggunaan waktu. Untuk

Jurnal TEKNODIK Vol. 23 - Nomor 2, Desember 2019 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
156
menanggulangi keterbatasan waktu di dalam Film diputar 2 kali, sehingga peserta didik
kelas, peserta didik terlebih dahulu diberikan tidak lupa dan lebih memahami kandungan
tugas untuk menonton film bahan materi isi film tersebut. Mereka memperoleh
pembelajaran tentang hari kiamat di pengalaman belajar yang bermakna.Namun
rumahnya didampingi oleh orang tua masing- demikian, peserta didik lebih tertarik dengan
masing. tampilan film daripada informasi yang
disampaikan.
Hasil Tindakan dan Pembahasan Pada Siklus-II, peserta didik menonton
Tindakan dalam pembelajaran adalah kembali film-film terdahulu. Pembelajaran
dengan menggunakan media audiovisual. dilanjutkan dengan menonton film terbaru.
Peserta didik menonton bersama film tentang Video berjudul “Tanda-tanda Kiamat” dan
“Hari Akhir” di dalam kelas dengan ”Akhir Zaman” (Khazanah Trans7) diputar 2
menggunakan LCD. Pada Siklus-I, ada 2 film kali karena durasi yang lebih singkat.
yang berjudul ”Dahsyatnya Kejadian Hari Sedangkan film berjudul “Tanda-tanda
Kiamat” dengan durasi cukup singkat. Pada Kiamat” karya Harun Yahya versi Bahasa
Siklus-II, ada 2 film yang berjudul ”Tanda- Indonesia hanya diputar 1 kali karena
tanda Kiamat” dan ”Akhir Zaman” dengan durasinya mencapai 40 menit.
durasi yang lebih lama. Setelah selesai,
pembelajaran dilanjutkan dengan
pembahasan kandungan isi film dengan
diskusi kelas. Peserta didik menjadi lebih
paham materi pembelajaran karena
pengalaman belajar yang menarik dan tidak
membosankan.
Dengan menggunakan media audiovisual,
pembelajaran menjadi aktif, kongkret,
menarik, dan efektif sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar. Dengan
menggunakan media audiovisualterjadi
peingkatan aktivitas dan hasil belajar PAI
tentang “Hari Akhir” pada peserta didik kelas Gambar 2 : Kejadian Bencana Alam
VI di SDN 1 Pengadilan Kecamatan Tawang Salah Satu Contoh Kiamat
Kota Tasikmalaya pada Semester 1 Tahun
Pelajaran 2016/2017 dapat meningkat. Selama menonton film, peserta didik
Pada Siklus-I, peserta didik menonton mencatat informasi penting sehingga
bersama video dari film ”Dashyatnya Kejadian memahami kandungan isinya. Kemudian,
Hari Kiamat” dan yang berjudul “Kabar Kiamat mereka mengerjakan tugas individual dengan
dalam Al Qur’an” (Khazanah Trans7). menjawab pertanyaan.Terakhir adalah
pembahasan yang berlangsung aktif, lancar,
dan menarik. Peserta didik berani dan percaya
diri menceritakan dan berpendapat tentang
kandungan isi film secara lisan. Hasil kerja
dalam tugas individual juga sedikit kesalahan.
Pada siklus-II ini, terjadi peningkatan aktivitas
pembelajaran pada materi Hari Akhir, dimana
yang semula pada kondisi awal peran guru
lebih dominan (teacher centris) telah berubah
menjadi hanya sebagai fasilitator.
Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan
siswa sebagai pusatnya (student centris).
Gambar 1. Salah Satu Contoh
Tayangan Film Hari Kiamat Kemudian pendekatan yang pada awalnya

Caswita: Pemanfaatan Media Audiovisual untuk Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam 157
menggunakan pendekatan klasikal menjadi Tabel 2. Analisis Hasil Belajar
pendekatan mandiri. Selanjutnya,
pembahasan yang semula hanya terbatas No Analisis K. Awal Siklus I Siklus II
pada materi yang ada dalam buku menjadi 1. Nilai terendah 3,125 5 5,625
lebih mendalam karena adanya sumber 2. Nilai rata-rata 5,65 7,03 8,09
belajar lain. Secara ringkas, aktivitas 3. Nilai tertinggi 7,5 8,75 10
pembelajaran digambarkan pada tabel di 4. Ketuntasan 29,17% 58,34% 87,5%
bawah ini.
Penggunaan media audiovisual dalam
Tabel 1. Analisis Pembelajaran
pembelajaran PAI materi hari akhir
Aspek dalam Kondisi Kondisi menghasilkan pembelajaran yang lebih baik
No Akhir dibandingkan tanpa menggunakan media.
pembelajaran Awal
Peserta didik belajar dengan aktif dengan
1 Peran guru Dominan Fasilitator
2 Pendekatan Klasikal Mandiri melihat, mendengar, dan mencermati
pembelajaran kandungan isi film.Tampilan film yang menarik
3 Peran peserta Pasif Aktif adalah daya tarik dalam pembelajaran.
didik Selanjutnya adalah pembahasan dengan
4 Tugas dan Soal latihan Tugas diskusi kelas, tidak hanya tanya-jawab dan
soal latihan dalam buku individual berpendapat tetapi juga mengerjakan dan
dalam mengoreksi tugas individual. Pembelajaran
Kartu
diakhiri dengan penarikan simpulan dan
Responden
catatan akhir sehingga menjadi efektif.
5 Pembahasan Terbatas Mendalam
Keberhasilan penggunaan media
audiovisual dalam pembelajaran seperti hasil
Penggunaan Media Audiovisual dalam penelitian oleh Rohmah (2012) dengan judul
pembelajaran memberikan pengalaman yang Upaya Meningkatkan Minat Belajar
bermakna dan menarik sehingga Pendidikan Agama Islam Melalui Media
pembelajaran menjadi lebih kontestual sesuai Audio Visual Pada Siswa Kelompok A TK
dengan kondisi saat ini. Peserta didik Masyithoh Al Amin Sama Bangunharjo Sewon
menonton film yang menampilkan materi Bantul. Dalam penelitian tersebut, dijelaskan
secara audio dan visual secara kongkret dan bahwa untuk meningkatkan minat belajar
menarik. Mereka juga mencatat dan siswa dalam pembelajaran PAI, penyampaian
menjawab pertanyaan, sehingga terfokus materi pelajaran dilakukan dengan
dengan kandungan isi film dan tidak sekadar menggunakan media audiovisual dengan dua
tertarik dengan tampilannya saja. Sebagai kali pemutaran; setiap putaran diselingi
hasilnya, mereka menjadilebih memahami dengan penjelasan dan pemberian motivasi
dan menghayati materi tentang hari akhir. Hal kepada anak dengan melakukan tepuk
ini menjadikan hasil belajar peserta didik juga tangan, nyanyian, dan dilakukan pemberian
semakin baik. reward kepada siswa di akhir pembelajaran.
Hasil pemahaman materi pembelajaran Kemudian, hasil penelitian oleh Hikmasari
tentang hari akhir pada siklus-II mengalami (2016), dengan judul penelitian Peran Media
peningkatan hasil belajar siswa. Hal tersebut AudioVisual dalam Meningkatkan Minat
terlihat dari hasil evaluasi belajar, yang pada Belajar PAI Siswa Kelas III SD
kondisi awal nilai terendah 5 menjadi 5,6. Nilai Muhammadiyah Cepitsari Cangkringan. Hasil
rata-rata yang semula 7.03 menjadi 8,09, penelitiannya mengungkapkan bahwa
sedangkan nilai tertinggi yang semula 8,75 penggunaan media audiovisual membantu
pada siklus ke-II menjadi 10. Secara ringkas, siswa dalam belajar dan mengingat materi
hasil belajar siswa digambarkan pada Tabel pelajaran. Hasilnya adalah “cukup efektif” di
2. mana 71.42% siswa menyatakan bahwa
media dapat membantu mereka mengingat
materi pelajaran. Selain itu, 100% siswa

Jurnal TEKNODIK Vol. 23 - Nomor 2, Desember 2019 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
158
menyatakan tidak mengalami kesulitan saat Aspek Kemampuan Guru dalam Mengelola
belajar dengan menggunakan media Pembelajaran.
audiovisual. Penggunaan media tersebut Selama pembelajaran, guru telah
menghasilkan nilai kognitif siswa yang melaksanakan langkah-langkah kegiatan
sebagian besar telah melampaui KKM. Siswa pembelajaran yang telah direncanakan. Hal
menunjukkan indikator memiliki minat belajar ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di
PAI, yaitu rasa senang, keterlibatan dalam antaranya aktivitas membimbing,
belajar, ketertarikan, dan perhatian siswa mendampingi, dan mengamati siswa selama
pada saat belajar PAI. menyimak tayangan audiovisual. Kemudian,
Keberhasilan pembelajaran dengan media guru mendiskusikan materi tayangan,
menggunakan media audiovisual pada materi melakukan tanya jawab, dan memberikan
pelajaran “Hari Akhir”, dapat diklasifikasikan umpan balik. Terakhir, guru melakukan
menjadi tiga aspek, yaitu: evaluasi keseluruhan proses pembelajaran
Aspek Ketuntasan Hasil Belajar Siswa termasuk menilai hasil lembar kerja siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan Terlihat persentase untuk aktivitas di atas
media audiovisual memiliki dampak positif cukup besar.
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Sesuai dengan uraian di atas,
Hal ini dapat dilihat dari semakin tingginya keberhasilan dalam pembelajaran PAI
tingkat pemahaman dan penghayatan siswa dengan menggunakan media audiovisual
terhadap materi pelajaran “Hari Akhir”. diantaranya adalah: (1) pembelajaran menjadi
Ketuntasan belajar meningkat dari kondisi lebih kongkret dan menarik; (2) peserta didik
awal ke siklus-I dan ke siklus-II, yaitu masing- belajar secara aktif dan efektif; dan (3) peserta
masing 29,17%; 58,34%; dan 87,5%. Pada didik mencapai hasil belajar yang lebih baik
siklus ke-II, ketuntasan belajar siswa secara dengan peningkatan nilai rata-rata dan
klasikal telah tercapai sehingga penelitian ketuntasan dalam belajar. Penelitian ini, di
tidak dilanjutkan ke siklus ke-III. Berdasarkan samping sesusai dengan pendapat Danim
analisis data, aktivitas siswa dalam yang mengatakan bahwa sarana dan fasilitas
pembelajaran dengan menggunakan media merupakan salah satu faktor yang dapat
audiovisual dalam setiap siklus mengalami mempengaruhi proses dan hasil belajar, juga
peningkatan. Hal ini berdampak positif sesuai dengan hasil penelitian Abdilah (2011)
terhadap prestasi hasil belajar siswa. Hal ini yang mengatakan bahwa penggunaan media
terlihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa audiovisual mempunyai tingkat efektivitas
pada setiap siklus yang terus mengalami yang signifikan terhadap keberhasilan belajar
peningkatan. siswa. Hal ini diketahui dari hasil jawaban
siswa kelas X AP2 sebagai kelas eksperimen
Aspek Aktivitas Siswa Dalam dengan nilai rata-rata 77,90. Demikian juga
Pembelajaran dengan hasil wawancara yang menunjukkan
Berdasarkan hasil analisis data, aktivitas bahwa siswa menyukai dan termotivasi ketika
siswa dalam proses pembelajaran PAI pada proses pembelajaran dilakukan dengan
materi pelajaran “Hari Akhir” dengan menggunakan media audiovisual berbentuk
menggunakan media audiovisual terlihat lebih VCD, dan membantu mempermudah mereka
aktif. Berdasarkan pengamatan, aktivitas memahami materi pelajaran. Sedangkan
belajar siswa yang paling dominan kendala dalam pembelajaran PAI dengan
diantaranya adalah menyimak tayangan menggunakan media audiovisual di antaranya
video, fokus mendengarkan/memperhatikan adalah: (1) keterbatasan waktu sehingga
tayangan, diskusi antarsiswa dan antara siswa pembahasan kurang mendalam; dan (2)
dengan guru tentang tayangan yang telah peserta didik lebih fokus pada tampilan film
dilihat. Dengan demikian, dapat disimpulkan yang menarik sehingga kurang
bahwa aktivitas siswa masuk kategori aktif. memperhatikan kandungan isi film sesuai
dengan materi pelajaran.

Caswita: Pemanfaatan Media Audiovisual untuk Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam 159
Kondisi tersebut di atas sama halnya Pembelajaran PAI tentang Hari Akhir dengan
dengan hasil penelitian Mutallib (2014) yang menggunakan media audiovisual
mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran meningkatkan hasil belajar dengan nilai rata-
untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus rata mencapai 8,09 dan ketuntasan sebesar
pada mata pelajaran PAI di Sekolah Dasar, 87,5%. Kendala dalam pembelajaran PAI
khususnya di SDN Pinggir Papas 1 tentang Hari Akhir dengan menggunakan
Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep media audiovisual adalah: (1) keterbatasan
masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini waktu, sehingga pembahasan kurang
terlihat dari masih rendahnya nilai mata mendalam; dan (2) peserta didik yang terfokus
pelajaran PAI pada materi pelajaran dengan tampilan film yang menarik, sehingga
“Menghindari Perilaku Dengki” dengan rata- kurang memperhatikan kandungan isi film
rata ulangan yang masih di bawah KKM. Pada sesuai dengan materi.
dua tahun terakhir, nilai rata-rata ulangan pada
tahun 2011 adalah 56 dan pada tahun 2012 Saran
adalah 60; sedangkan KKM yang harus Bagi guru, agar memberikan tugas
dicapai adalah 65. Berdasarkan hasil individual dengan menjawab pertanyaan
penelitian awal, penyebab rendahnya nilai secara tertulis setelah menonton film,
ulangan siswa adalah dikarenakan guru tidak sehingga peserta didik tidak hanya tertarik
menggunakan metode dan model dengan tampilan film, tetapi benar-benar
pembelajaran inovatif dalam membelajarkan mencermati dan menganalisis kandungan isi
PAI sehingga tidak dapat membantu film. Bagi peserta didik, agar memperhatikan
mempermudah pemahaman siswa dan tidak kandungan isi film, mencatat dan bertanya-
mendukung penjelasan materi pelajaran yang jawab sehingga penguasaan materi semakin
disampaikan. meningkat. Bagi sekolah, agar
Hal yang sama juga diungkapkan oleh mengoptimalkan fungsi ruang audiovisual
hasil penelitian Jamilah (2017) yaitu bahwa dan kelengkapan fasilitas yang tersedia
manfaat yang dicari dalam menggunakan sebagai media pembelajaran yang menarik
audiovisual untuk pelajaran Pendidikan dan efektif sehingga pembelajaran lebih
Agama Islam adalah membantu bermakna.
mempermudah siswa menangkap atau
memahami materi pelajaran dengan baik, PUSTAKA ACUAN
karena materi pelajaran yang didapat siswa
tidak hanya teori tetapi juga dalam bentuk Buku
video dan suara yang bisa mengajak siswa Amin, K. (2014). Pengelolaan Pendidikan
untuk berkreativitas. Islam.Majalah Pendidikan Islam. Jakarta:
Kemenag RI
SIMPULAN DAN SARAN Arikunto. S.,dkk. (2009). Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Simpulan Arsyad, A. (2009).Media Pembelajaran. Jakarta:
Pembelajaran PAI tentang Hari Akhir Rajawali Pers.
dengan menggunakan media audiovisual Caswita.(2013). The Hidden Curriculum: Studi
merupakan pembelajaran kongkret dan Pembelajaran PAI di Sekolah. Yogyakarta:
menarik dengan menonton bersama film Leutikaprio.
tentang “Hari Akhir” sehingga memberikan Indriana, D. (2009).Ragam Alat Bantu Media
pengalaman belajar yang bermakna dan Pengajaran. Yogyakarta: DIVA Press.
menarik. Pembelajaran PAI tentang “Hari Muhaimin, (2009). Rekonstruksi Pendidikan Islam.
Akhir” dengan menggunakan media Jakarta: Rajawali Pers.
audiovisual meningkatkan aktivitas belajar Muhaimin, (2009).Wacana Pengembangan
dengan mendengar, melihat, menganalisis,
Pendidikan Islam. Surabaya: PSAPM.
mengerjakan tugas individual, tanya-jawab,
dan berpendapat.

Jurnal TEKNODIK Vol. 23 - Nomor 2, Desember 2019 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
160
S. Nasution. (2010). Berbagai Pendekatandalam Sutini, (2012) Peningkatan Kemampuan Berhitung
Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Operasi Pembagian Menggunakan
Aksara. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Sanaky, H. (2009).Media Pembelajaran, Buku Indonesia (PMRI) Kelas III MI Nurul Huda
Pegangan Wajib Guru dan Dosen. Sedenganmijen Krian Sidoarjo, Jurnal PGMI
Yogyakarta: Kaukaba. Madrasatuna Volume 04, Nomor 01,
Warsita, B. (2008).Teknologi Pembelajaran September 2012 (Hal. 98-126)
Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Siahaan, S. (2014). Pemanfaatan Teknologi
Cipta. Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk
Tafsir, A. (2013). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif pembelajaran: Sebuah Kajian, Jurnal Teknodik
Islam. Bandung: Ramaja Rosdakarya. Vol. 18 No. 3, Desember 2004.Jakarta:
Pustekkom-Kemendikbud.
Jurnal/Prosiding/Disertasi/Tesis/Skripsi Zainudin, F. A. (2009). Pemanfaatan Media Audio
Abdilah, E. J.(2011). Efektifitas Penggunaan Visual Dalam Pembelajaran Al Qur‘an Di
Media Audio Visual Terhadap Keberhasilan Ma’had Umar Bin Khattab. Skripsi.
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Surabaya:Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan
Pendidikan Agama Islam.Skripsi. Jakarta: UIN Ampel.
Syarif Hidayatullah. Chamaeng, M. B. (2017). Problematika
Jamilah, N. U. (2017). Efektifitas Pemanfaatan Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam)
Media Pembelajaran Audio Visual Dalam Di Sekolah Samaerdee Wittaya Provinsi
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Patani Selatan Thailand.Skripsi, UIN
Pelajaran PAI Kelas VII di SMP Negeri 3 Walisongo Semarang.
Tulang Bawang Tengah.Skripsi. Lampung:
UIN Raden Intan. Lainnya
Mutallib, Abd. (2014). Imlementasi Pembelajaran Kholid, Imron.Media Audio Visual dalam
Berbasis Masalah Untuk Meningkatan Pendidikan. Sumber: http://www.albdoo. com/
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam. vb/t4679.html (Diakses pada tanggal 15
Pedagogia Vol. 3, No. 1, Februari 2014: 1-9. Februari 2017).
Suparti.(2016).Evaluasi Model Media Audio Suryati, A. Pemanfaatan Teknologi dalam
‘Permata Nusantara’ untuk Pembelajaran Pembelajaran PAI, Sumber: http://
Anak Usia Dini (PAUD), Jurnal Teknodik Vol. anongsuryati.com (Diakses dari pada tanggal
20 No. 1, Juni 2016.Jakarta: Pustekkom- 9 September 2018).
Kemendikbud. ___

Caswita: Pemanfaatan Media Audiovisual untuk Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam 161
Jurnal TEKNODIK Vol. 23 - Nomor 2, Desember 2019 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
162

Anda mungkin juga menyukai