Anda di halaman 1dari 48

Pertemuan 7:

Motivasi dan Pengambilan


Keputusan

MI SW A N G UMA NTI , M. B . A . , M. M.
Tujuan Pembelajaran

Setelah memperoleh materi perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa


mampu:
1. Menjelaskan definisi teori motivasi
2. Menjelaskan urgensi pengambilan keputusan
3. Menjelaskan motivasi pengambilan keputusan dan elemen-
elemen dasarnya
4. Mengidentifikasi jenis keputusan terkait dengan masalah yang
dihadapi
Apa Motivasi
 Motivasi
 Bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi
bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif
berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah
ditentukan.
 Pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang agar mereka mau
bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan
segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
Pentingnya Motivasi
 Motivasi penting dikarenakan :
 Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil optimal.
• Orang mau bekerja dikarenakan:
 The Desire to Live (Keinginan Untuk hidup)

 The Desire for Position (Keinginan akan suatu posisi)

 The Desire for Power (Keinginan akan Kekuasaan)

 The Desire for Recognation (Keinginan akan pengakuan)


Tujuan Motivasi

 Beberapa tujuan motivasi


 Meningkatkan moral dan kepuasaan kerja karyawan
 Meningkatkan produktifitas kerja karyawan
 Meningkatkan kedisiplinan
 Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi
 Meningkatkan kesejahteraan karyawan
 Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas
Asas-asas Motivasi

 Asas Mengikutsertakan
 Memberikan kesempatan bawahan untuk
berpartisipasi mengajukan ide/saran dalam
pengambilan keputusan.
 Asas Komunikasi
 Menginformasikan tentang tujuan yang ingin
dicapai, cara mengerjakannya dan kendala yang
dihadapi.
Asas-asas Motivasi
 Asas Pengakuan
 Memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat serta
wajar kepada bawahan atas prestasi yang dicapainya
 Asas Wewenang yang didelegasikan
 Mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan
karyawan untuk mengambil keputusan dan berkreativitas dan
melaksanakan tugas-tugas atasan
Asas-asas Motivasi

 Asas Perhatian Timbal Balik


 Memotivasi bawahan dengan mengemukakan keinginan atau
harapan perusahaan disamping berusaha memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan bawahan dari
perusahaan.
Motivasi

 Proses Motivasi 1. Kebutuhan yang


tidak terpenuhi

6. Kebutuhan yang tidak


2. Mencari jalan untuk
dipenuhi dinilai kembali oleh
memenuhi kebutuhan
karyawan

KARYAWAN

3. Perilaku yang
5. Imbalan atau
berorientasi pada
hukuman
tujuan

4. Hasil karya
(evaluasi dari tujuan
yang tercapai
Model-model Motivasi

 Model Tradisional
 Untuk memotivasi bawahan agar bergairah dalam bekerja
perlu diterapkan sistem insentif. Motivasi bawahan hanya
untuk mendapatkan insentif saja.
 Model Hubungan Manusiawi
 Memotivasi bawahan dengan mengakui kebutuhan sosial
disamping kebutuhan materiil.
 Model Sumberdaya Manusia
 Memotivasi bawahan dengan memberikan tanggung jawab
dan kesempatan yang luas dalam menyelesaikan pekerjaan
dan mengambil keputusan.
Pandangan Motivasi Dalam Organisasi
MODEL
TRADISIONAL

MEMBERIKAN
INSENTIF

MODEL
HUBUNGAN
MANUSIA

MEMPERTIMBANGKAN
KEBUTUHAN SOSIAL
KARYAWAN

MODEL
SUMBERDAYA
MANUSIA

MENAWARKAN
TANGGUNG JAWAB
YANG BERTAMBAH
Jenis-jenis Motivasi
 Motivasi Positif
 Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan
hadiah/imbalan kepada mereka yang berprestasi di atas
prestasi standar.
 Motivasi Negatif
 Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan
hukuman kepada mereka yang tidak mampu mencapai
prestasi standar tertentu.
Teori-teori Motivasi

 Teori Kepuasan (Content Theory)


 Teori Maslow’s

 Teori Dua Faktor (Herzberg)

 Teori Mc Clelland

 Teori ERG (Alderfer)


Teori Kepuasan (Content Theory)

 Teori Kebutuhan Maslow’s


 Kebutuhan dikategorikan lima tingkatan dari kebutuhan yang
paling rendah sampai kebutuhan yang paling tinggi.
 Individu harus memuaskan kebutuhan tingkat bawah
sebelum mereka dapat memuaskan kebutuhan yang lebih
tinggi.
 Kebutuhan yang terpuaskan tidak lagi memotivasi.
 Motivasi individu tergantung pada dimana tingkat hirarki ia
berada.
 Hirarki Kebutuhan
 Kebutuhan Tingkat Rendah (eksernal): fisik, keamanan.
 Kebutuhan Tingkat Tinggi (internal): sosial, harga diri,
aktualisasi diri.
Teori Kebutuhan Maslow’s

KEBUTUHAN
AKTUALISASI DIRI

KEBUTUHAN HARGA
DIRI

KEBUTUHAN SOSIAL

KEBUTUHAN KEAMANAN

KEBUTUHAN FISIOLOGI
Teori Kepuasan (Content Theory)

Teori ERG
 Teori Alderfer yang mengatakan bahwa orang berusaha keras
untuk memenuhi hirarki kebutuhan tentang keberadaan,
hubungan, dan pertumbuhan; bila usaha untuk salah satu
tingkat kebutuhan mengalami frustasi, orang tersebut akan
merosot ketingkat yang lebih bawah.
Perbedaan Teori ERG & Maslow’s
 Teori ERG menyatakan kebutuhan menjadi 3
kategori; eksistensi, keterkaitan, dan
pertumbuhan.
 Kalau kebutuhan yang lebih tinggi gagal,
kebutuhan yang lebih rendah akan kembali
walaupun sudah terpuaskan.
Teori Kepuasan (Content Theory)
 Teori Dua Faktor Herzberg’s
 Terdapat dua macam faktor kebutuhan
 Kebutuhan akan kesehatan atau pemeliharaan.
Kebutuhan ini akan kembali nol apabila setelah
dipenuhi.
 Faktor pemeliharaan yang menyangkut kebutuhan
psikologis seseorang. Meliputi kondisi intrinsik yang
dapat menggerakkan motivasi kuat untuk
menghasilkan prestasi yang baik.
Teori Kepuasan (Content Theory)
 Teori Motivasi Higienis Herzberg’s
 Kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja diciptakan oleh
faktor-faktor yang berbeda.
 Faktor Higienis: faktor ekstrinsik (Lingkungan) yang
menciptakan ketidakpuasan kerja.
 Motivator: faktor intrinsik (psikologi) yang
menciptakan kepuasan kerja dan memotivasi.
 Adanya temuan untuk menjelaskan mengapa kepuasan
kerja tidak menghasilkan peningkatan kinerja.
 Lawan dari kepuasan adalah ketidak puasan, dan lawan
ketidak puasan adalah tidak ada ketidakpuasan.
Teori Kontemporer Motivasi

 Teori Kebutuhan Mc Clelland


 Kebutuhan akan pencapaian prestasi
 Dorongan untuk unggul, berprestasi, dan berusaha keras
supaya berhasil.
 Kebutuhan akan kekuasaan
 Kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dengan
cara yang sebenarnya tidak akan mereka lakukan jika tidak
dipaksa.
 Kebutuhan akan afiliasi
 Keinginan untuk hubungan antar-pribadi yang bersahabat dan
erat.
Hakekat Keputusan
 Contoh keputusan 
1. Manajer Puncak Menentukan tujuan2 organisasi, produk atau jasa
apa yang akan dijual dan bagaimana cara terbaik untuk membiayai
berbagai operasi serta dimana tempat yang tepat untuk pabrik yang
baru.
2. Manajer Tingkat Menengah menentukan jadwal produksi,
menyeleksi karyawan baru, dan mengevaluasi karyawan untuk
kebutuhan pelatihan, pengembangan dan pembayaran.
3. Karyawan/pekerja menentukan hal2 yang berkaitan dengan
pekerjaannya seperti, apakah akan datang tepat waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan, apakah harus memenuhi permintaan yang
dibuat oleh atasan secara jelas.
Keputusan ( Decision )
adalah pilihan – pilihan yang
dibuat dari dua alternatif
atau lebih
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah
suatu proses memilih alternatif terbaik dari
serangkaian alternatif keputusan untuk mencapai
hasil yang diinginkan .
Atau
Serangkaian tahapan yang dilakukan dalam
mengidentifikasi masalah, memilih suatu
alternatif dan mengevaluasi keputusan dari
informasi atau data yang diperoleh dari sumber
Definisi pengambilan keputusan dan urgensinya

 Pengambilan keputusan muncul sebagai reaksi atas


sebuah masalah (problems) artinya ada ketidaksesuaian
antara perkara saat ini dan keadaan yang diinginkan.
 Tetapi dalam menetapkan sebuah masalah dan sebuah
keputusan tergantung cara menginterprestasikan
misalnya  terjadinya penurunan penjualan sebesar 2%,
PT. A Menganggap bahwa prosentase penurunan
tersebut masih bisa diterima sehingga tidak perlu
mengambil satu tindakan tertentu, sedangkan PT.B
menganggap bahwa prosentase penurunan tersebut
merupakan satu permasalahan yang serius sehingga
perlu ada tindakan perbaikan untuk mengatasi hal
tersebut.
Jenis Keputusan Terkait
dengan Masalah yang Dihadapi

1. Keputusan terprogram, yaitu suatu


keputusan yang terstruktur dan
berulang yang dapat ditangani dengan
pendekatan rutin.
2. Keputusan tidak terprogram, yaitu
suatu keputusan yang memerlukan
suatu pemecahan yang dibuat sesuai
kebutuhan.
Definisi Masalah

 Masalah dan Kesempatan


 Masalah adalah : suatu perbedaan antara keadaan pekerjaan
yang ada dan keadaan pekerjaan yang dikehendaki
 Kesempatan merupakan : suatu kondisi dimana kondisi
tersebut memberi kesempatan bagi organisasi untuk
memanfaatkannya agar diperoleh hasil melebihi dari hasil
diharapkan.
 Jenis Masalah

1. Masalah yang terstruktur dengan baik yaitu masalah –


masalah yang bersifat lugas, tidak asing dan mudah
dirumuskan.
2. Masalah yang tidak terstruktur dengan baik yaitu masalah
–masalah baru yang informasinya bersifat ambigu atau
tidak lengkap.
Faktor yang berpengaruh
dalam pengambilan keputusan
1. Kondisi Kepastian adalah suatu kondisi dimana pengambil
keputusan mempunyai informasi sepenuhnya tentang
masalah yang dihadapi, alternatif – alternatif pemecahan
masalah yang tepat karena hasil – hasil dari setiap
alternatif – alternatif pemecahan tersebut telah diketahui.
2. Resiko adalah suatu kondisi yang dapat diidentifikasi,
diprediksi kemungkinan terjadi dan kemungkinan –
kemungkinan dari setiap pemecahan yang sesuai dengan
hasil yang diinginkan atau dicapai
3. Ketidakpastian adalah suatu kondisi dimana pengambil
keputusan tidak memiliki kepastian atau tidak dapat
menentukan sesuatu yang subyektif kedalam
kemungkinan yang bersifat obyektif
Proses pengambilan keputusan dan
elemen-elemen dasarnya
1. Model Rasional
 Rasional adalah Membuat pilihan yang konsisten dan
memaksimalkan nilai dalam batasan – batasan
tertentu.
 Batasan – batasan tertentu adalah (1) kejelasan
masalah, (2) Pilihan – pilihan yang diketahui (3) Pilihan
– pilihan yang jelas (4) Pilihan – pilihan yang konsisten
(5) tidak ada batasan waktu dan biaya (6) Hasil
Maksimum .
 Keputusan yang rasional adalah model pembuatan
keputusan yang mendeskripsikan bagaimana individu
seharusnya berprilaku untuk memaksimalkan hasil .
Ada 6 langkah prilaku individu
untuk memaksimalkan hasil
dengan model rasional
1. Mendefinisikan Masalah
Untuk mendefinisikan masalah harus secara jelas karena
seringkali terjadi kesalahan dalam hal ini seperti masalah
tidak terlihat atau tidak terdefinisikan secara jelas maka
manajer perlu membedakan masalah dengan gejala yang
tampak.
2. Mengidentifikasikan kreteria keputusan
Artinya Mengembangkan Alternatif Pemecahan masalah
secara kreatif, walaupun ada batasan ( constraint) sehingga
pengembil keputusan dapat menentukan apa yang relevan
dalam membuat keputusan.
3. Menimbang Kreteria yang telah diidentifikasi sebelumnya
artinya melakukan evaluasi dan memilih alternatif terbaik
melalui serangkaian kreteria. Misalnya dengan menggunakan
sistem “skoring”.
4. Membuat berbagai alternatif
Artinya setelah melalui berbagai pertimbangan tadi maka
diambil satu keputusan misalnya Alternatif yang diambil
adalah alternatif dengan “skor” paling tinggi untuk setiap
kreterianya merupakan alternatif terbaik.
5. Implementasi
Hal ini merupakan tahapan yang paling sulit dalam proses
pengambilan keputusan.
6. Follow Up dan Evaluasi
Monitor dan evaluasi dilakukan untuk memastikan
pelaksanaan keputusan mengenai sasaran atau tujuan yang
dituju.
2. Model Kreativitas
 Kreativitas adalah kemampuan menciptakan ide – ide
baru dan bermanfaat.
 Tujuannya adalah membantu mengidentifikasikan dan
memahami masalah yang belum jelas.
 Ada 3 komponen model kreativitas :

a) Keahlian
 yaitu dasar untuk setiap pekerjaan kreatif yang
bisa diperoleh dari kemampuan, pengetahuan,
kecakapan dan potensi diri.
 Misalnya untuk menjadi seorang ahli maka
individu tersebut harus memiliki pengetahuan
yang luas tentang keahliannya tersebut.
b) Keterampilan – keterampilan kreativitas atau
berpikir kreatif
yaitu karakteristik pribadi yang berhubungan
dengan krativitas serta kemampuan untuk
menggunakan analogi serta bakat untuk melihat
sesuatu yang lazim dari sudut padang yang
berbeda.
 misalnya seorang peneliti akan menjadi lebih
kreatif jika berada dalam suasana hati yang baik,
jadi untuk mendapatkan hal tersebut banyak hal
yang menyenangkan bisa dilakukan seperti
mendegarkan musik, makan makanan favorit
atau bersosialisasi dengan individu yang lain.
c) Motivasi Tugas Intrinsik
 yaitu keinginan untuk mengerjakan sesuatu
karena adanya dorongan dalam diri individu
dan pengaruh dari lingkungan kerja.
 misalnya hal tersebut dilakukan karena
manarik, rumit, mengasyikkan, memuaskan
atau menantang secara pribadi. Serta
lingkungan kerja memberikan support dalam
bentuk konstruktif seperti memberikan
penghargaan dan pengakuan atas kreatifitas
individu ybs.
3. Model Intuisi /firasat
 Yaitu Sebuah proses tidak sadar sebagai hasil dari
pengalaman yang disaring atau kekuatan yang
muncul dengan cepat tanpa intervensi dari berbagai
proses yang masuk akal /sadar
 Contoh pada saat bawahan anda memberikan
laporan anda merasa bahwa ada ketidaksesuaian
dalam laporan tersebut
Pada kondisi bagaimana
individu cenderung menggunakan intuitifnya

1. Ketika terdapat tingkat ketidakpastian yang tinggi


2. Ketika hanya sedikit teladan yang bisa digunakan
3. Ketika variabel – variabelnya kurang bisa diprediksi secara ilmiah
4. Ketika fakta – fakta dibatasi
5. Ketika fakta – fakta tersebut tidak menunjukan titik terang
6. Ketika hanya sedikit menggunakan data analitis
7. Ketika terdapat beberapa solusi alternatif masuk akal yang bisa
dipilih
8. Ketika waktu sangat terbatas
9. Ketika adanya tekanan untuk membuat keputusan yang tepat
Implikasi Manajerial
dalam
Pengambilan Keputusan
Gaya Pengambilan Keputusan
1. Gaya Direktif (Pengarahan)
adalah suatu gaya pengambilan keputusan
dengan ambiguitas/ketidakjelasan yang
rendah dan cara berpikirnya yang rasional.
2. Gaya Analitis
adalah suatu gaya pengambilan keputusan
dengan toleransi yang tinggi terhadap
ambiguitas/ketidakjelasan dan cara
berpikirnya rasional.
3. Gaya Konseptual
adalah suatu gaya pengambilan keputusan
dengan toleransi yang tinggi untuk
ambiquitas /ketidakjelasan dan cara berpikir
intuitif yang tinggi juga.
4. Gaya Perilaku
adalah suatu gaya pengambilan keputusan
dengan toleransi yang rendah untuk
ambiquitas/ketidakjelasan dengan cara
berpikir intuitif yang tinggi.
Etika Pembuat Keputusan

 Pengantar
Etika berasal dari bahasa Yunani,
yaitu ethos yang berarti karakter,
watak kesusilaan atau adat.
Ilmu yang membahas perbuatan
baik dan perbuatan buruk manusia
sejauh yang dapat dipahami oleh
pikiran manusia
Nilai
Ukuran untuk menentukan apakah sesuatu hal
baik atau buruk, benar atau salah, sesuai
atau tidak sesuai dsb.
 Norma
Aturan yang diberlakukan untuk mengatur
tingkah laku seseorang dalam kehidupannya.
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut
dengan “Self Control” karena segala sesuatu
dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan sosial (Profesi) itu sendiri.
 Etika bisnis merupakan standart nilai yang
digunakan sebagai pedoman bagi manajer dan
karyawan dalam pengambilan keputusan dan
mengoperasikan bisnis yang etik (benar ).

 Secara sederhana etika dapat diartikan sebagai


suatu aturan main yang tidak mengikat karena
bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam
praktek bisnis sehari-hari etika dapat menjadi
batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan.
Tiga Pandangan atau
kriteria keputusan etis
1. Utilitarian ( utilitarianisme )
 Yaitu keputusan dibuat semata – mata
berdasarkan hasil atau konsekuensinya
misalnya dengan mempertimbangkan
efesiensi, produktivitas dan laba yang
tinggi.
Contoh kasus
pelanggaran etika bisnis

 Kasus lumpur lapindo bencana memaksa


penduduknya kehilangan tempat tinggal,
sementara perusahaan terkesan hanya
menyelamatan aset aset perusahaannya saja
daripada mengatasi kerusakan lingkungan
dan sosial yang ditimbulkan.
 Kasus obat anti nyamuk HIT yang diketahui
memakai bahan pestisida berbahaya yang dilarang
pengunaannya sejak tahun 2004, dalam kasus ini
perusahaan sudah meminta maaf dan berjanji akan
menarik produknya , kesan menarik produknya
yang menyababkan kanker itu terkesan tidak
sungguh – sungguh dilakukan karena sampai
sekarang produk berbahaya itu masih beredar di
pasaran.
 Dari kedua kasus tersebut bagaimana perusahaan
mau melakukan apa saja demi laba.
2. Hak
 Yaitu pembuat keputusan dengan penekanan
pada penghormatan dan perlindungan
terhadap hak – hak asasi manusia misalnya
hak pribadi, berbicara dengan bebas dsb.
 Contoh individu/pekerja/karyawan yang
melaporkan kepada pihak luar tentang
perlakuan atau perbuatan tidak etis yang
sudah dilakukan perusahaan kepadanya.
3. Keadilan
 Artinya mengharuskan individu untuk
menentukan dan menjalankan
peraturan – peraturan dengan baik dan
adil.
 Misalnya dalam hal pemberian bayaran
yang sama untuk setiap individu tanpa
melihat perbedaan2 kinerja, pengunaan
sistem senioritas dalam membuat
keputusan.
Kesimpulan
Dalam setiap motivasi pengambilan keputusan
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Fokus pada utilitarianisme akan meningkatkan efesiensi dan
produktivas, tetapi dapat mengakibatkan pengabaian hak –
hak individu khususnya individu yang tidak memeliki
pengaruh dalam pengambilan keputusan, fokus pada hak
akan menghambat produktivas dan efesiensi dari
perusahaan sedangkan fokus pada keadilan menurunkan
motivasi dari para individu karna apapun yang mereka
lakukan dan bagaimana hasil kerja mereka maka mereka
mendapatkan sesuatu yang sama.
THANK YOU..


Anda mungkin juga menyukai